Anda di halaman 1dari 20

SAINTIFIKASI JAMU TRADISIONAL

SEBAGAI SARANA PERLINDUNGAN KONSUMEN

Oleh :
Saktya Rini Hastuti, S.TP
Dewan Pengurus
Lembaga Konsumen Yogyakarta
Perlindungan Konsumen :

Segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum


untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
(Pasal 1 ayat Undang-Undang Perlindungan
Konsumen, UU No. 8 Tahun 1999).
Pengertian Konsumen dalam Pasal 1 ayat 2
UUPK

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang


dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
Hak-hak konsumen UUPK pasal 4

1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam


mengkonsumsi barang dan jasa
2. Hak untuk memilih barang dan atau jasa sesuai dengan
nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang menjanjikan
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang
dan atau jasa yang digunakan.
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut
Hak Konsumen (lanjutan)

6. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan


konsumen
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar
dan jujur serta tidak diskriminatif
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi
dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa
yang diterima tidak sesuai dengan yg dijanjikan
atau tidak sebagaimana mestinya
Kewajiban Pelaku Usaha (Pasal 7 UUPK)
1. Beritikat baik dalam melakukan kegiatan usahanya
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi
penjelasan penggunaan
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur
serta tidak diskriminatif
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang
dan/atau jasa yang berlaku
Lanjutan Kewajiban Pelaku Usaha (Pasal 7 UUPK)

3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur


serta tidak diskriminatif
4. Menjamin mutu barang dan jasa yang diproduksi dan
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan
jasa yang berlaku
5. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas
kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang
dan/atau jasa yang diperdagangkan
6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau apabila barang dan/atau
jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan
perjanjian
Lanjutan Kewajiban Pelaku Usaha (Pasal 7 UUPK)

Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau apabila barang


dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai
dengan perjanjian
Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha (pasal 8 UUPK)
(1) Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang
dan/atau jasa yang :
a. tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan
d. tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran
sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang tersebut;
e. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, atau
penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan
barang
f. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama
barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal
pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta
keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang;
Lanjutan Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha

(2) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau
bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar
atas barang tersebut.

(3) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan


yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan aau tanpa memberikan
informasi secara lengkap dan benar.

(4) Pelaku uasaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2)
dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib
menariknya dari peredaran.
Dalam UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 104
(1) Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan
untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh
penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak
memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau
khasiat/kemanfaatan.

(2) Penggunaan obat dan obat tradisional harus dilakukan secara


rasional.
Lanjutan UU Kesehatan
Pasal 105
(1) Sediaan farmasi yang berupa obat dan bahan baku obat harus
memenuhi syarat farmakope Indonesia atau buku standar
lainnya.

(2) Sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika


serta alat kesehatan harus memenuhi standar dan/atau
persyaratan yang ditentukan.
Harapan Konsumen terhadap Saintifikasi Jamu
Mampu memberikan Jaminan Kepastian hukum kepada para konsumen pengguna
jamu sebagai sarana kesehatan mereka :
- Adanya keakuratan informasi yang diberikan dari pengrajin, pelaku usaha di
bidang penyedia jamu kepada para konsumen
- Keakuratan informasi ini menyangkut aspek bahan baku jamu, gambaran singkat
proses pembuatan, cara menggunakan, khasiat dari jamunya, cara menyimpan,
maupun efek samping yang bisa ditimbulkan oleh jamu tersebut.
- Dengan keakuratan informasi ini, hak-hak konsumen akan keamanan,
keselamatan dan kenyamanan dalam mengkonsumsi jamu juga akan lebih
terjamin.
- Hak memilih bagi konsumen juga lebih meluas, apakah dia akan menggunakan
obat kimia atau menggunakan jamu yang sudah melalui uji saintifikasi.
Lanjutan Harapan Konsumen
- Permasalahan-permasalahan yang melingkupi produk jamu, seperti
adanya bahan kimia pada jamu, pemalsuan jamu, dsb, bisa
dihilangkan secara tuntas dengan saintifikasi produk jamu yang ada
- Biaya pengobatan alternative yang lebih terjangkau bagi konsumen
dengan adanya produk jamu tradisional yang bisa
dipertanggungjawabkan oleh pelaku usaha jamu, dengan
pengawasan pemerintah.
Apa yang bisa dilakukan untuk konsumen Produk Jamu (obat herbal)

1. Bersikap kritis terhadap barang dan jasa yang ditawarkan, termasuk kritis
terhadap iklan Jamu yang ada di media massa/elektronik
2. Berani untuk menyatakan tidak terhadap tawaran yang diberikan ke kita
3. Teliti sebelum membeli sebuah produk, apalagi produk Jamu/obat herbal
: apa kandungannya, apa manfaatnya, apakah efek samping bagi kita
4. Baca label kemasan Produk Jamu/Herbal dengan baik dan cermat
5. Periksa kembali dengan cermat, apakah kita memang benar-benar
membutuhkan Produk Jamu/obat herbal yang akan kita beli, ataukah
sekedar berkeinginan karena terbujuk oleh iklan atau rayuan penjualnya
6. Rasional dalam penggunaan Produk Jamu/Obat herbal
Potensi usaha jamu
Lanjutan potensi jamu
Lanjutan potensi jamu
Catatan :

Angka yang akan ditunjukkan oleh (0-100) bukanlah


jumlah pengguna yang melakukan pencarian
menggunakan kata kunci tersebut. Itu merupakan
angka perkiraan pengguna yang melakukan pencarian
dalam menggunakan kata kunci “Madu”, “Obat
Herbal”
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai