PENDAHULUAN
Masih banyak hak-hak konsumen dilanggar oleh pelaku usaha. Pelanggaran hak
konsumen tersebut harus disidang secara hukum. Selain itu, apabila pelaku usaha telah
melanggar UU perlindungan konsumen, maka izin usahanya harus dicabut.
1.2 Permasalahan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perlindungan konsumen adalah suatu hal yang sangat penting. Namun terkadang
masih sering disepelekan oleh para pelaku usaha. Padahal perlindungan konsumen itu sendiri
sudah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Th, 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Pada dasarnya menurut UU RI No. 8 Tahun 1999 Pasal 3, UU
Perlindungan konsumen ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
Sesuai dengan bunyi Pasal 1 ayat 1, secara jelas disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Namun, sejauh ini UU Perlindungan
konsumen tersebut belum sepenuhnya ditegakkan. Konsumen sebagai objek UU
Perlindungan Konsumen masih saja sering dirugikan oleh para produsen nakal. Masih banyak
saja pelanggaran UU Perlindungan konsumen yang terjadi di Indonesia.
Para pelaku usaha sering kali tidak memikirkan kepuasan konsumen. Tak jarang
banyak pelaku usaha yang tega berbuat curang kepada konsumen yang nantinya akan
merugikan konsumen demi tercapainya keuntungan yang maksimal atau untuk menekan
2
ongkos produksi mereka. Dan yang lebih parahnya lagi jika konsumen tersebut tidak
menyadari perbuatan curang para pelaku usaha tersebut. Terkadang bukan hanya pihak
pelaku usaha saja yang salah, tetapi tak jarang juga kerugian itu disebabkan oleh
ketidaktelitian konsumen dalam membeli produk-produk yang dijual oleh sang pelaku usaha.
1. Suatu toko menyebarkan brosur yang menyatakan bahwa produk yang dijual didiskon 30%
ternyata harga barang tersebut telah dinaikkan sebelumnya sebesar 30% berarti dalam hal ini
tidak pernah ada diskon sebesar 30%.
2. Ketika seorang pedagang asongan atau seles sedang mempromosikan produk barunya,
mereka senang menunjukan barang-barang yang bagus akan tetapi ketika dibeli oleh
konsumen produk tersebut tidak sesuai dengan yang dipromosikannya bias jadi barangnya
lebih sedikit atau rusak.
3. Membeli sembako di warung; contohnya: membeli beras satu kilogram dengan di timbang
di timbangan yang sudah tidak layak pakai sehingga hasilnya tidak sampai satu kilogram
3
dengan harga yang sama.
4. Usaha yang bergerak di bidang industri retail dalam urusan uang kembalian pecahan Rp.
25,00 dan Rp. 50,00. Yang ini malah lebih parah lagi perlakuannya, biasanya diganti dengan
permen dalam berbagai jenisnya (biasanya terjadi di supermarket) atau kalau tidak malah
dianggap sumbangan (ini biasanya di minimarket).
5. Dalam jasa angkutan umum; kelayakan angkutan umum sering kali menjadi permasalah
bagi pengguna jasa tersebut karena kendaraan yang ditumpangi biasanya sudah sangat tua
atau tidak layak pakai yang mengakibatkan konsumen menjadi tidak nyaman.
4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan