Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

(Pelaksanaan Hak & Kewajiban Konsumen di Indonesia)

Nama :
Husnia Candra Pangesti 312012037

Universitas Kristen Satya Wacana


Salatiga
2016
BAB 1
PENDAHULUAN

perlindungan konsumen merupakan suatu hal yang ada keterkaitannya dengan


dunia usaha yang mengglobal. Hal ini jelas terlihat secara tekstual dalam salah satu
konsideran Undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang dalam
pertimbangan butir (c) menegaskan, bahwa semakin terbukanya pasar nasional sebagai akibat
globalisasi ekonomi harus tetap menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat serta
kepastian atas mutu, jumlah, dan keamanan barang dan atau jasa yang diperolehnya di pasar.
Selanjutnya, dalam butir (d) ditegaskan, bahwa untuk meningkatkan harkat dan martabat
konsumen perlu meningkatkan kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan dan
kemandirian konsumen untuk melindungi dirinya serta menumbuh-kembangkan sikap pelaku
usaha yang bertanggung jawab.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 juga mengatur hak-hak konsumen, dalam


hal ini tentunya menyangkut tentang hak-hak asasi konsumen. Penegakan Hak Asasi Manusia
yang bukan semata-mata untuk kepentingan manusia sendiri akan tetapi yang terpenting
adalah diakui dan dihormatinya martabat kemanusiaan setiap manusia, tanpa membedakan
strata sosial, status sosial, status politik, etnik, agama, keyakinan politik, budaya ras,
golongan dan sejenisnya1.Hal ini terlihat jelas dalam mukadimanya, yaitu 2: ”bahwa untuk
meningkatkan harkat dan martabat konsumen perlu meningkatkan kesadaran pengetahuan,
kepedulian,kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi dirinya serta
menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggung jawab.”Selanjutnya tujuan
perlindungan konsumen, adalah untuk mengangkat harkat hidup dan martabat konsumen,
yaitu dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan atau jasa.3

1
Wulanmas Frederik, AktualisasiHukum Perlindungan Konsumen, Penerbit Universitas Diponegoro Semarang,
2010; hal 14
2
ibid
3
Abdul Halim Barkatullah, Hak-Hak Konsumen, Nusa Media, Bandung, 2010; hal 48
BAB II
PEMBAHASAN
a. Hak- hak Konsumen
Konsumen telah diperkenalkan beberapa puluh tahun lalu di berbagai negara dan
sampai saat ini sudah puluhan negara memiliki undang-undang atau peraturan khusus yang
memberikan perlindungan kepada konsumen termasuk penyediaan sarana peradilannya.
Sejalan dengan perkembangan itu, berbagai negara telah pula menetapkan hak-hak konsumen
yang digunakan sebagai landasan pengaturan perlindungan kepada konsumen. Disamping itu,
telah pula berdiri organisasi konsumen Internasional, yaitu Internasional Organization of
Cunsumer Union (IOCU). Di Indonesia telah pula pula berdiri berbagai organisasi konsumen
seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di Jakarta, dan organisasi konsumen
lain di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan sebagainya.4
Pengertian “konsumen” di Amerika Serikat dan MEE kata “konsumen” yang berasal
dari consumer sebenarnya berarti “pemakai”. Namun, di Amerika Serikat kata ini dapat
diartikan lebih luas lagi sebagai korban pemakaian produk yang cacat , baik korban tersebut
pembeli, bukan pembeli tetap pemakai, bahkan juga korban yang bukan pemakai, karena
perlindungan hukum dapat dinikmati pula bahkan oleh korban yang bukan pemakai.5
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan. Unsur-unsur definisi konsumen:6
a. Setiap orang
b. Pemakai
c. Barang dn/atau Jasa
d. Yang tersedia dalam Masyarakat
e. Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, makhluk hidup lain
f. Barang dan/atau jasa itu tidak untuk diperdagangkan

4
Nurmadjito, 2000 “kesiapan Perangkat Peraturan Perundang-undangan tentang Perlindungan Konsumen
dalam Menghadapi Era Perdagangan Bebas’’: Hukum Perlindungan Konsumen , Bandung: Mandar Maju. Hlm.
12.
5
Agus Brotosusilo, makalah “ Aspek-Aspek Perlindungan terhadap konsumen dalam sistem hukum di
Indonesia’’, dalam percakapan tentang Pendidikan Konsumen dan Kurikulum Fakultas Hukum, Editor Yusuf
Shofie, (Jakarta: YLKI-USAID, 1998), hlm. 46.
6
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Grasindo, 2000), hlm. 4-9
Hak adalah kepentingan hukum yang dilindungi oleh hukum, sedangkan kepentingan
adalah tuntutan yang diharapkan untuk dipenuhi. Kepentingan pada hakikatnya mengandung
kekuasaan yang dijamin dan dilindungi oleh hukum dalam melaksanakannya. 7
Hak bersumber dari tiga hal. Pertama, dari kodrat manusia sebagai manusia yang
diciptakan oleh Allah. Sebagai makluk ciptaan Allah, manusia mempunyai sejumlah hak
sebagai manusia dan untuk mempertahankan kemanusiaannya, misalnya hak untuk hidup,
kebebasan dan sebagainya. Hak inilah yang disebut dengan hak asasi.
Kedua, hak yang lahir dari hukum, yaitu hak-hak yang diberikan oleh hukum negara
kepada manusia dalam kedudukanya sebagai warga negara/warga masyarakat. Hak inilah
yang disebut dengan hak hukum, hak dalam artian yuridis.
Ketiga, hak yang lahir dari hubungan hukum antara seseorang dan orang lain melalui
sebuah kontrak/perjanjian. Misalnya seseorang meminjamkan mobilnya kepada orang lain,
maka orang lain itu mempunyai hak pakai atas mobil tersebut. Meskipun hak ini berasal dari
hubungan kontraktual tetap mendapat perlindungan dari hukum jika kontrak yang dibuat
untuk melahirkan hak itu sah menurut hukum. Karena itu, hak ini juga masuk dalam
kelompok hak hukum.
Secara tradisional dikenal dua macam pembedaan hak, yaitu hak yang dianggap
melekat pada tiap-tiap manusia sebagai manusia dan hak yang ada pada manusia akibat
adanya peraturan, yaitu hak yang berdasarkan Undang-undang. 8 Hak-hak konsumen itu
terdiri dari hak konsumen sebagai manusia, hak konsumen sebagai subjek hukum dan warga
negara, dan hak konsumen sebagai pihak-pihak dalam kontrak.
Seiring dengan keinginan untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan
konsumen, maka mulailah dipikirkan kepentingan-kepentingan apa dari konsumen yang perlu
mendapat perlindungan. Kepentingan-kepentingan itu dapat dirumuskan dalam bentuk hak.
Dalam Pasal 4 Undnag-undnag Perlindungan Konsumen disebutkan sejumlah hak
konsumen yang mendapat jaminan dan perlindungan dari hukum yaitu:
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/ jasa;

7
Sudikno Mertokusumo, 1986, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hal.40.
8
Theo Huijbers, 1990, Filsafat Hukum, Kanisius, Jakarta, hal.94, 95.
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen;
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian/ apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Jika dibandingkan dengan hak-hak konsumen sebagaimana dimuat dalam Resolusi
PBB diatas, tampaknya tidak ada perbedaan mendasar. Penyebabnya, antara lain adalah
bahwa hak-hak konsumen yang disebut di dalam Resolusi PBB itu adalah rumusan tentang
hak-hak konsumen yang diperjuangkan oleh lembaga-lembaga konsumen di dunia, dan telah
sejak lama diperjuangkan di negara masing-masing.
Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan mengandung pengertian
bahwa konsumen berhak mendapatkan produk yang nyaman, aman dan yang memberi
keselamatan. Oleh karena itu, konsumen harus dilindugi dari segala bahaya yang mengancam
kesehatan, jiwa dan harta bendanya karena memakai atau mengkonsumsi produk. Dengan
demikian, setiap produk, baik dari segi komposisi bahannya, dari segi desain dan kontruksi,
maupun dari segi kualitasnya harus diarahkan untuk mempertinggi rasa kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan konsumen.
Tidak dikehendaki adanya produk yang dapat mencelakakan dan mencederai
konsumen. Karena itu, produsen wajib mencantumkan label produknya sehingga konsumen
dapat mengetahui adanya unsur-unsur yang dapat membahayakan keamanan dan keselamatan
dirinya atau menerangkan secara lengkap perihal produknya sehingga konsumen dapat
memutuskan apakah produk tersebut cocok baginnya. Termasuk dalam hal ini juga adalah
bahwa produsen harus memeriksa barang produknya sebelum diedarkan sehingga makanan
yang sudah daluwarsa dan tidak layak untuk dikonsumsi lagi tidak sampai ke tangan
konsumen. Dengan demikian, terpenuhi pulalah hak konsumen atas informasi dan hak untuk
memilih.
Konsumen yang telah menentukan/ menetapkan pilihannya atas suatu produk
berdasarkan informasi yang tersedia berhak untuk mendapatkan produk tersebut sesuai
dengan kondisi serta jaminan yang tertera di dalam informasi. Apabila setelah
mengkonsumsi, konsumen merasa dirugikan atau dikecewakan karena ternyata produk yang
dikonsumsinya tidak sesuai dengan informasi yang diterimanya, produsen seharusnya
mendengar keluhan itu dan memberikan penjelasan yang baik. Perlu ketulusan hati dari
produsen untuk mengakui kelemahannya dan senantiasa meningkatkan pelayananya kepada
konsumen. Termasuk dalam hal ini adalah hak konsumen untuk mendapatkan penggantian
atas kerugian yang diderita nya setelah mengkonsumsi produk tersebut atau jika produk tidak
sesuai dengan perjanjian atau jika produk tidak sebagaimana mestinya.
Hak-hak itu perlu ditegaskan dalam suatu perundang-undangan sehingga semua
pihak, baik konsumen itu sendiri, produsen, maupun pemerintah mempunyai persepsi yang
sama dalam mewujudkannya. Ini berkaitan dengan upaya hukum dalam mempertahankan
hak-hak konsumen. Artinya, hak-hak konsumen yang dilanggar dapat dipertahankan melalui
jalan hukum, dengan cara prosedur yang diatur di dalam suatu peraturan perundang-
undangan.

b. Kewajiban Konsumen

Selain memperoleh hak tersebut, sebagai balance, konsumen juga diwajibkan


untuk :
1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut 9

Itu dimaksudkan agar konsumen sendiri dapat memperoleh hasil yang optimum
atas perlindungan dan/ atau kepastian hukum bagi dirinnya.

9
Abdul Halim Barkatullah, 2010, hak-hak konsumen, Jakarta: Nusamedia, hlm 24-25.
c. Contoh Kasus Wiwi Siswanto dari PUTUSAN Nomor 74/PUU-IX/2011

Kasus Wiwi bermula saat ia membantu menjual iPad milik temannya. Penjualan
ditawarkan melalui forum jual beli www.kaskus.us, dan ada pembeli yang menawar lewat
telepon. Namun, saat barang diantarkan pada 7 Juni 2010, oleh Wiwi dan temannya,
Kenward Suwandi dalam pertemuan (cash on delivery) di Hotel Mulia, keduanya malah
ditangkap karena pembeli adalah polisi. Sang pembeli yang menyamar adalah penyidik
anggota Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya. Wiwi ditahan sejak Februari 2011 saat
berkas dilimpahkan ke Kejaksaan. Selanjutnya, kasus ini bergulir ke Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat. Wiwi divonis 6 (enam) bulan penjara pada akhir Mei 2011 lalu oleh ketua
majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Majelis hakim menyatakan Wiwi bersalah
atas dakwaan primair penuntut umum dikenai Pasal 62 ayat (1) juncto Pasal 8 ayat (1) Huruf j
UU 8/1999. Menurut hakim, Ipad yang dijual terbukti tidak memiliki manual berbahasa
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Frederik,Wulanmas. 2010. Aktualisasi Hukum Perlindungan Konsumen.


Semarang: Universitas Diponegoro

Nurmadjito. 2000. kesiapan Perangkat Peraturan Perundang-undangan tentang


Perlindungan Konsumen dalam Menghadapi Era Perdagangan Bebas. Hukum
Perlindungan Konsumen. Bandung: Mandar Maju.

Agus Brotosusilo, Agus. 1998. makalah “ Aspek-Aspek Perlindungan terhadap


konsumen dalam sistem hukum di Indonesia’’, dalam percakapan tentang
Pendidikan Konsumen dan Kurikulum Fakultas Hukum, Editor Yusuf Shofie,
Jakarta: YLKI-USAID

Shidarta. 2000. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Grasindo

Sudikno Mertokusumo.1986. Mengenal Hukum: Suatu Pengantar. Yogyakarta:


Liberty

Huijbers, Theo. 1990. Filsafat Hukum. Jakarta: Kanisius.

Barkatullah, Halim Abdul. 2010. hak-hak konsumen. Jakarta: Nusamedia.

Anda mungkin juga menyukai