DISUSUN OLEH:
NURMALIA (200420057)
DOSEN PENGAMPUH
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
T.A 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan kenyataan yang tidak dibantahkan bahwa bisnis merasuki seluruh kehidupan
sesama manusia, maka dari perspektif etis, bisnis diterapkan dan tuntut untuk menawarkan
sesuatu yang berguna bagi manusia dan tidak sekedar menawarkan sesuatu yang merugikan
hanya demi memperoleh keuntungan. Kondisi konsumen yang banyak dirugikan memerlukan
peningkatan upaya untuk melindunginya, sehingga hak-haknya dapat ditegakkan. Namun di
sisi lain, perlindungan tersebut harus juga melalui eksistensi produsen yang sangat esensial
dalam perekonomian negara. Oleh karena itu, diperlukan perundang-undangan yang dapat
melindungi kedua belah pihak.
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin untuk menjamin adanya
kepastian untuk memberikan perlindungan hukum kepada konsumen. Pengertian konsumen
sendiri adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan. Hak konsumen yang diabaikan oleh pelaku usaha perlu dicermati
secara seksama. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan
berbagai macam produk barang atau pelayanan jasa yang dipasarkan kepada konsumen di
tanah air, baik melalui promosi, iklan, maupun penawaran barang secara langsung. Jika tidak
berhati-hati dalam memilih produk barang atau jasa yang diinginkan, konsumen hanya akan
menjadi objek eksploitasi dari pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Tanpa disadari,
konsumen menerima begitu banyak barang atau jasa yang di konsumsinya. Oleh karena itu,
masalah Perlindungan Konsumen perlu diperhatikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Asas manfaat
mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan ini
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan
pelaku usaha secara keseluruhan.
Asas keadilan
partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan
kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya
dan melaksanakan kewajibannya secara adil.
Asas keseimbangan
memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen pelaku usaha, dan
pemerintah dalam arti materiil atau spiritual.
Asas keamanan dan keselamatan konsumen
memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam
penanggung, pemakaian dan pemanfaatan barang atau jasa yang dikonsumsi
atau digunakan.
Asas kepastian hukum
baik pelaku usaha maupun konsumen mentaati hukum dan memperoleh
keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen serta negara
menjamin kepastian hukum.
1. Dalam hubungan antara konsumen atau pelanggan di satu pihak atau pemasok,
produsen, dan penyalur barang atau jasa tertentu di pihak lain, konsumen atau
pelanggan terutama berada pada posisi yang lebih lemah dan rentan untuk
dirugikan.
2. Dalam kerangka bisnis sebagai profesi, konsumen sesungguhnya membayar
produsen untuk menyediakan barang kebutuhan hidupnya secara professional.
1. Produsen wajib memenuhi sebuah ketentuan yang melekat baik pada produk
yang ditawarkan maupun pada iklan tentang produk itu.
2. Produsen punya kewajiban untuk menyikapkan semua informasi yang perlu
diketahui oleh semua konsumen tentang sebuah produk.
3. Kewajiban untuk tidak mengatakan yang tidak benar tentang produk yang
ditawarkan. Dari ketiga aturan-aturan di atas terlihat bahwa jelas informasi
tentang produk memainkan peranan penting. Dalam banyak kasus informasi
adalah dasar bagi konsumen untuk memutuskan pembeli sebuah produk.
Di Prancis, konsumen adalah orang yang menggunakan barang atau jasa untuk
keperluan pribadi atau keluarganya. Di dalam ketentuan pasal 1 ayat 2 Undang-
undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen (UUPK) dinyatakan bahwa
konsumen adalah Setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Dari sudut pandang koperasi, relasi mereka dengan konsumen terjalin lebih
banyak karena faktor kepercayaan(trust). Salah satu pihak berbuat curang dapat
berakibat transaksi bisnis tidak dapat disebut baik dan adil. Hubungan saling
menguntungkan ini menjadi syarat hubungan jangka panjang dan terjalinnya
kepercayaan antara bisnis dan konsumen yang semakin kuat.
Hak atas kenyamanan dan keselamatan dalam konsumsi barang atau jasa.
Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan sesuai dengan nilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijaminkan.
Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
atau jasa.
Hak untuk mendapatkan dan keluhan barang atau jasa yang digunakan.
Hak untuk mendapatkan advikasi, perlindungan dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara pantas.
Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.
Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar, jujur dan tidak
diskriminatif.
Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi atau penggantian apabila
barang atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
merumuskan hak-hak konsumen sebagai berikut:
a. Hak keamanan dan keselamatan (the right to be safety) untuk menjamin
bahwa suatu barang dan jasa Dalam penggunaannya akan nyaman, aman
mau maupun tidak membahayakan konsumen, maka konsumen diberikan
hak untuk memilih barang atau jasa yang dikehendaki berdasarkan
keterbukaan informasi yang benar, jelas, dan jujur. Jika terdapat
penyimpangan yang merugikan, konsumen berhak untuk didengar,
memperoleh advokasi, pembinaan, perlakuan yang adil, hingga
kompensasi ganti rugi.
b. Hak mendapatkan informasi yang jelas (the right ti be be informed)
Konsumen berhak untuk mengetahui segala sesuatu produk yang mereka
beli dan konsumsi. Mereka berhak untuk memiliki kemudahan akses
kepada segala informasi tentang produk yang mereka konsumsi, baik
merupakan informasi tentang manfaat produk tersebut maupun informasi
tentang efek samping dan bahaya yang berkaitan pengkonsumsian produk
tersebut. Salah satu respon yang diberikan perusahaan adalah dengan
menyediakan informasi tertentu yang tercantum pada label produk
tersebut. Demonstrasi produk dan tanya jawab mengenai produk tertentu
dengan para ahli dari perusahaan tersebut merupakan cara lain yang dapat
dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan Konsumen akan
informasi produk.
c. Hak memilih (the right to choose) dalam membeli dan mengonsumsi
produk, konsumen berhak untuk memilih produk tertentu yang cocok
dengan kebutuhan yang mereka rasakan. Hak-hak semacam ini telah
diperkuat oleh adanya kebebasan dalam industri untuk memproduksi
produk yang sama dengan produksi perusahaan lain.
d. Hak Untuk didengar pendapatnya dengan keluhannya (the right to be
heard) selain ketiga hak di atas, konsumen masih memiliki hak untuk
mengeluarkan pendapat, baik itu berupa kritik maupun saran. Konsumen
bahkan memiliki hak untuk bertindak apabila hal itu perlu dirasa perlu. Di
Indonesia ada suatu yayasan yang dikenal sebagai Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) yang berfungsi sebagai pelindung hak-hak
konsumen. Lembaga ini bertugas untuk menampung suara-suara
konsumen yang kemudian disampaikan kepada perusahaan yang
bersangkutan dan kemudian disampaikan kepada perusahaan yang
bersangkutan menambahkan di publikasikan ke media massa apabila perlu.
Melalui lembaga seperti inilah kepentingan konsumen dapat diperhatikan
dan terpenuhi hak atas lingkungan hidup.
Stakeholder alliance
a. Keputusan bisnis dan keinginan pemangku kepentingan begitu suatu bisnis telah
mengidentifikasi para pemangku kepentingan yang dapat berguna untuk itu dalam
satu aliansi, bisnis itu kemudian perlu meneliti keinginan para pemangku
kepentingan dan bagaimana ia dapat memuaskan keinginan-keinginan yang sama.
Bisnis perlu memahami bagaimana mereka dapat memuaskan keinginan para
pemangku kepentingan mereka karena kedua belah pihak perlu mendapatkan
manfaat dari aliansi untuk aliansi yang akan dibuat dan tahan lama. Misalnya, jika
suatu bisnis memahami bahwa pemerintah lokal ingin menarik lebih banyak
pekerjaan, bisnis ini bisnis itu mungkin mengusulkan memulai pabrik manufaktur
di lokasi tersebut sebagai pertukaran untuk subsidi.
b. menciptakan aliansi bisnis dan pemangku kepentingan setelah bisnis memahami
keuntungannya sendiri, kebutuhan para pemangku kepentingan yang diinginkan
sebagai mitra, dan sarana yang melaluinya aliansi dapat membantu memuaskan
kedua aset hasrat itu, bisnis itu dapat menggunakan informasi tersebut untuk
menciptakan syarat-syarat proposal aliansi. Jika informasinya benar, maka aliansi
dapat dibangun berdasarkan persyaratan yang diajukan setelah negosiasi lebih
lanjut. Karena informasi satu partner sering tidak lengkap atau menghilangkan
informasi yang dipertimbangkan oleh yang lain. Proses ini tidak sempurna.
Sebagai contoh, suatu bisnis dapat mengusulkan kontrak lebih lanjut dengan
pemasoknya yang tidak dapat disetujui oleh pemasok karena tidak memiliki
sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi kewajibannya Berdasarkan
pernyataan yang diusulkan.
Consumer protection
Dalam yurisdiksi peraturan yang menyediakan (terdiri dari berbagai besar atau
semua negara maju dengan ekonomi pasar bebas), perlindungan konsumen adalah
sekelompok undang-undang dan organisasi yang dirancang untuk memastikan hak-
hak konsumen serta perdagangan yang adil, persaingan dan informasi yang akurat di
pasar. Undang-undang dirancang untuk menjaga bisnis yang terlibat dalam penipuan
atau praktik-praktik tidak adil yang ditentukan dari mendapatkan keuntungan lebih
dari pesaing. Mereka juga dapat memberikan perlindungan tambahan bagi mereka
yang paling rentan di masyarakat. Undang-undang perlindungan konsumen adalah
bentuk peraturan pemerintah yang bertujuan untuk melindungi hak-hak konsumen.
Contohnya, pemerintah mungkin mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan
informasi terperinci tentang produk khususnya di area di mana keselamatan atau
kesehatan masyarakat masalah, seperti makanan. Perlindungan Konsumen terkait
dengan gagasan hak-hak konsumen dan pembentukan organisasi konsumen, yang
membantu konsumen membuat pilihan yang lebih baik di pasar dan mendapatkan
bantuan dengan keluhan konsumen. Organisasi lain yang mempromosikan
perlindungan konsumen termasuk organisasi pemerintah dan organisasi bisnis yang
mengatur diri sendiri seperti lembaga dan organisasi perlindungan konsumen,
ombudsman, Federal Trade Commisson di Amerika dan Better Business Bureaus di
Amerika dan Kanada, dan lain-lain. Konsumen didefinisikan sebagai seorang yang
memperoleh barang atau jasa untuk penggunaan langsung atau kepemilikan daripada
dijual kembali atau sedangkan dalam produksi dan Manufaktur. Kepentingan
Konsumen juga dapat dilindungi dengan mempromosikan persaingan di pasar yang
secara langsung dan tidak langsung melayani konsumen, konsisten dengan efisien
ekonomi, tetapi ini diperlakukan dalam hukum persaingan. Perlindungan Konsumen
juga dapat ditegaskan melalui organisasi non pemerintah dan individual sebagai
aktivisme konsumen. Hukum perlindungan konsumen atau hukum konsumen
dianggap sebagai area hukum yang mengatur hubungan hukum pribadi antara
konsumen individu dan bisnis yang menjual barang atau jasa tersebut. Perlindungan
Konsumen mencakup berbagai topik, termasuk termasuk tetapi tidak selalu terbatas
pada kewajiban produk, hak pribadi, praktik bisnis yang tidak adil, penipuan, keliru
dan interaksi konsumen atau bisnis lainnya. Ini adalah cara untuk mencegah penipuan
dan penipuan dari kontrak layanan dan penjualan, penipuan yang memenuhi syarat,
peraturan penagihan kolektor, penetapan harga, penyerahan utilitas,konsolidasi,
pinjaman pribadi yang dapat menyebabkan kebangkrutan.
KESIMPULAN
konsumen adalah Setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup
lain yang tidak dan tidak untuk diperdagangkan. (UU No.8 Tahun 1999). Perlindungan
konsumen adalah perangkat hukum yang diciptakan untuk melindungi atau terpenuhinya hak
konsumen. Dengan kata lain, segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberi perlindungan kepada konsumen. Oleh karena itu, sebagai pemakai barang atau jasa,
konsumen memiliki sejumlah hak dan kewajiban. Pengetahuan tentang hak-hak konsumen
sangat penting agar orang tidak bertindak sebagai konsumen yang kritis dan mandiri.
Tujuannya, jika adanya tindakan yang tidak adil terhadap dirinya, ia secara spontan
menyadari akan hal itu. Konsumen kemudian bisa bertindak lebih lanjut untuk
memperjuangkan hak-haknya. Dengan kata lain, ia tidak dapat ia tidak hanya tinggal diam
saja ketika menyadari bahwa hanya telah dilanggar oleh pelaku usaha.
Contoh Kasus Perlindungan Hak-hak Konsumen pada Kasus BBM
Hal ini kasus kenaikan harga bakar minyak atau (BBM), masyarakat konsumen tetaplah
menjadi objek penderita meskipun akan diupayakan adanya subsidi dan kompensasi dengan
berbagai bentuk. Jika ini berarti bahwa produk-produk kebijakan pemerintah di bidang
ekonomi, yang ditandai dengan kenaikan elpiji sebesar 41,6% dengan harga BBM yang
besarnya direncanakan sebesar 40% semakin beban masyarakat sebagai konsumen akan
semakin berat.
Apa yang dilakukan pemeriksaan ini sama sekali bertentangan dengan ketentuan UU No. 8
tahun 1999 tentang perlindungan konsumen (UUPK). Sebagaimana yang diamanatkan pada
pasal 29 UUPK, bahwa pemerintah bertanggung jawab atas pembinaan penyelenggaraan
perlindungan konsumen yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha serta
dilaksanakannya kewajiban konsumen dan pelaku usaha. Secara teknis, kewajiban
pemerintah itu dilaksanakan oleh menteri, atau menteri teknis terkait.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mestinya memperjuangkan nasib rakyat, ternyata
sekedar stempel pemerintah agar kebijakan-kebijakan diambil dapat memperoleh legitimasi
dari masyarakat. Kalaupun terjadi perubahan dalam hal presentase kenaikannya, nilai
perubahan itu dapat dipastikan tidak sesuai dengan kondisi yang berkembang dan tuntutan
masyarakat. Rakyat menjerit karena harga-harga sudah terlanjur meningkat sebelum
kepastian kenaikan harga BBM diputuskan. Meskipun pemerintah secara aktif dan terus
menerus melakukan sosialisasi, kenyataannya upaya tersebut tidak akan mampu
mempengaruhi melengkungnya harga-harga.