Anda di halaman 1dari 9

• Satuan Acara Pembelajaran

1. Lahirnya Hukum Perlindungan Konsumen (PK).


2. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen.
3. Pengertian Konsumen dan Produsen.
4. Hak dan kewajiban
5. Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha
6. Klausula baku
7. Tanggung Jawab Pelaku Usaha
8. Pembinaan dan pengawasan
9. Badan Perlindungan Konsumen Nasional
10. Lembaga Perlindungan Konsumen swadaya Masyarakat
11. Penyelesaian Sengketa
12. Badan Penyeleseaian Sengketa Konsumen (BPSK)
13. Penyidikan
14. sanksi
1. Lahirnya Hukum perlindungan Konsumen

• Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dipandang sebagai perintis


advokasi konsumen di Indonesia berdiri pada kurun waktu itu, yakni 11
Mei 1973.
• Gerakan di Indonesia ini cukup responsive terhadap keadaan, bahkan
mendahului Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) No. 2111
Tahun 1978 Tentang Perlindungan Konsumen.
• Setelah YLKI kemudian muncul organisasi-organisasi serupa, antara lain
Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) di Semarang
tahun 1985, Yayasan Bina Lembaga KonsumenIndonesia(YBLKI)diBandung
dan beberapa perwakilan di berbagai propinsi tanah air.
• Keberadaan YLKI sangat membantu dalam upaya peningkatan kesadaran
akan hak-hak konsumen karena lembaga ini tidak hanya sekedar
melakukan penelitian atau pengujian, penerbitan dan menerima
pengaduan, tapi juga sekaligus mengadakan upaya advokasi langsung
melalui jalur pengadilan.
• YLKI bersama dengan BPHN (Badan Pembinaan
Hukum Nasional) membentuk Rancangan
Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Namun
Rancangan Undang-Undang ini ternyata belum
dapat memberi hasil, sebab pemerintah
mengkhawatirkan bahwa dengan lahirnya
Undang-Undang Perlindungan Konsumen akan
menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
• Pada awal tahun 1990-an, kembali diusahakan
lahirnya Undang-undang yang mengatur
mengenai perlindungan konsumen.
• dua naskah Rancangan Undang-undang Perlindungan
Konsumen, yaitu yang pertama adalah hasil kerjasama
dengan fakultas Hukum Universitas Gajah Mada dan yang
kedua adalah hasil kerjasama dengan Lembaga Penelitian
Universitas Indonesia.kedua naskah Rancangan Undang-
Undang Perlindungan Konsumen tersebut tidak dibahas di
DPR.
• Pada akhir tahun 1990-an, Undang-Undang Perlindungan
Konsumen tidak hanya diperjuangkan oleh lembaga
konsumen dan Departemen Perdagangan, tetapi adanya
tekanan di lembaga keuangan internasional
(IMF/International Monetary Fund).
• Berdasarkan dari hasil-hasil perjuangan itulah maka
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen lahir dan mulai berlaku sejak
tanggal 20 April 2000
2. Azas dan Tujuan Perlindungan Konsumen
Dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 8 Tahun 1999 menjelakan bahwa Perlindungan
Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberi perlindungan kepada konsumen.

Tujuan dari UU PK adalah melindungi kepentingan konsumen, dan di satu sisi menjadi
pecut bagi pelaku usaha untuk meningkatkan kualitasnya. Lebih lengkapnya Pasal 3 UU
PK menyebutkan bahwa tujuan perlindungan konsumen adalah:
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk

melindungi diri;
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari
ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen;
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian
hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha;
6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan konsumen.
asas-asas yang dianut dalam hukum
perlindungan konsumen dalam Pasal 2 UU PK :

1. Asas manfaat
Asas ini mengandung makna bahwa penerapan UU PK harus memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya kepada kedua pihak, konsumen dan pelaku usaha. Sehingga tidak ada satu
pihak yang kedudukannya lebih tinggi dibanding pihak lainnya. Kedua belah pihak harus
memperoleh hak-haknya.
2. Asas keadilan
Penerapan asas ini dapat dilihat di Pasal 4 – 7 UU PK yang mengatur mengenai hak dan
kewajiban konsumen serta pelaku usaha. Diharapkan melalui asas ini konsumen dan pelaku
usaha dapat memperoleh haknya dan menunaikan kewajibannya secara seimbang.
3. Asas keseimbangan
Melalui penerapan asas ini, diharapkan kepentingan konsumen, pelaku usaha serta
pemerintah dapat terwujud secara seimbang, tidak ada pihak yang lebih dilindungi.
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen
Diharapkan penerapan UU PK akan memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan
konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
dikonsumsi atau digunakan.
5. Asas kepastian hukum
Dimaksudkan agar baik konsumen dan pelaku usaha mentaati hukum dan memperoleh
keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian
hukum.
3. PENGERTIAN KONSUMEN DAN PRODUSEN
Pengertian Konsumen :

Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “:


Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan.”
Tidak semua barang setelah melalui proses produksi akan langsung sampai ke tangan pengguna.
Terjadi beberapa kali pengalihan agar suatu barang dapat tiba di tangan konsumen. Biasanya jalur
yang dilalui oleh suatu barang adalah:
Produsen – Distributor – Agen – Pengecer – Pengguna
Lebih lanjut, di ilmu ekonomi ada dua jenis konumen, yakni konsumen antara dan konsumen
akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan
untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan Sedangkan pengguna barang adalah konsumen
akhir.
Yang dimaksud di dalam UU PK sebagai konsumen adalah konsumen akhir. Karena konsumen
akhir memperoleh barang dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan,
baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.

Pengertian Produsen
Produsen adalah setiap orang yang menciptakan atau membuat suatu barang
ataupun jasa untuk dijual kembali sehingga memperoleh keuntungan.
4. Hak dan Kewajiban

A. Hak dan kewajiban konsumen

dalam pasal 4 UUPK ada sembilan hak konsumen, yaitu :


1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/ jasa.
2. Hak untuk memilih barang dan/ jasa serta mendapatkan barang dan/ jasa tersebut sesuai
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/ jasa yang digunakann.
5. Hak untuk mendpaatkan advokasi, perlindunga, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut.
6. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan dispensasi, ganti rugi dan/ penggantian, jika barang dan/ jasa yang
diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang lain.
• Kewajiban Konsumen
Pasal 5 UUPK;
Kewajiban konsumen;
1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi
dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan
barang dan/atau jasa demi keamanan dan
keselamatan.
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi
pembelian barang dan/jasa.
3. Membayar sesuai nilai tukar yg disepakati
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa
pilkada secara patut.

Anda mungkin juga menyukai