dapat memicu kerugian oleh konsumen itu sendiri. Istilah ini dalam bidang
dan teknologi.13
13
Janus Sidabolak, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2010), hlm. 9
12
diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya
konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
adalah suatu jaminan yang seharusnya didapatkan oleh para konsumen atas
setiap produk barang berupa bahan makanan dan produk berupa jasa yang
dibeli dari produsen atau pelaku usaha. Para produsen atau pelaku usaha saat
14
Rosmawati, Pokok-pokok Hukum Perlindungan Konsumen, (Depok: Prenada Media Group,
2018), hlm. 6
15
Ibid. hlm. 1-2
16
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, Op. Cit., Pasal 3
13
2) Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara
mendapatkan informasi;
mulia dan besar, maka dari itu tujuan perlindungan konsumen haruslah
mendapatkan dukungan dari para pihak yang bersangkutan dalam hal upaya
menciptakan ekonomi dan pasar yang kompetitif. Berkaitan dengan hal ini,
17
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, (Bandung: Mandar Maju, 2011), hlm.
27
14
senyatanya tidak ada pelaku usaha atau produsen tunggal yang mampu
dan/atau jasa mana yang menawarkan kualitas dan harga yang bernilai terbaik.
kepastian hukum.18 Hukum pada hakikatnya yaitu sesuatu yang abstrak, tapi
mengatur hubungan dan permasalahan antara berbagai pihak satu dengan yang
18
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum, (Jakarta: Gunung Agung, 2000), hlm. 85
19
Lili Rasidi dan I.B. Wyasa Putra, Hukum sebagai Suatu Sistem, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1993), hlm. 79.
20
Maman Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, (Ghalia Indonesia, 2002), hlm.
70
21
Rosmawati, Op.Cit, hlm. 6
15
Dalam hukum perlindungan konsumen terdapat pihak-pihak yang
a. Konsumen
Secara harfiah arti kata consumer adalah (lawan dari produsen) setiap
22
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 15.
23
Jhon M Echols dan Hasan Sadily, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
1995), hlm. 124.
24
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976),
hlm. 521.
16
yang memakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup
tersebut.26
b. Pelaku Usaha
25
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, Op. Cit, Pasal 1 butir 2.
26
Diakses melalui web : https://perpuskampus.com/pengertian-hak-kewajiban-dan-
batasankonsumen/ , diakses pada tanggal 10 November 2021.
17
Dalam Pasal 1 butir 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
yang menghasilkan produk saja, akan tetapi mereka yang terkait dengan
bukan hanya pelaku usaha melainkan hingga kepada pihak terakhir yang
c. Pemerintah
27
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, Op. Cit, Pasal 1 butir 3.
28
Abdul Atsar dan Rani Apriani, Op. Cit, hlm. 51
18
konsumen, pemerintah harus bertanggung jawab untuk menjamin
19
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
pelaku usaha;
masyrakat,
29
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, Op. Cit, Pasal 29
konsumen.
individu atau sesuatu, seorang individu dapat dikatakan memiliki hak apabila
dia memiliki klaim untuk melakukan tindakan dalam suatu cara tertentu atau
jika orang lain memiliki kewajiban melakukan tindakan dalam suatu cara
tertentu kepadanya. Hak dapat berasal dari sebuah sistem hukum yang
16
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3) Hak atas informasi yang benar yang benar, jelas dan jujur mengenai
yang digunakan
7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif;
lainnya.
suatu hal yang paling diutamakan. Maka dari itu, untuk menjamin
17
mendapatkan advokasi, pembinaan, perlakuan yang adil dan
kompensasi
dan/atau jasa;
diperdagangkan;
31
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum tentang Perlindungan Konsumen, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm. 30
32
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, Op. Cit, Pasal 6
18
konsumen yang tidak beritikad baik;
lainnya.
Konsumen, yaitu:33
19
dan/atau jasa yang berlaku;
pelaku
b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau neto dan jumlah
20
d. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau
tersebut;
tersebut;
21
2) Pelaku usaha dilarang menperdagangkan barang yang rusak, cacat atau
yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa
4) Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2)
menuntut kerugian berupa ganti rugi juga sudah tercantum berdasarkan Pasal
35
KBBI Daring, diakses pada web: https://kbbi.web.id/sengketa, diakses pada tanggal 5
Januari 2022
22
Konsumen, yaitu:36
berlaku;
5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
36
Ibid, Pasal 19.
37
KBBI Daring, Op.Cit.
23
pertentangan antara orang-orang, kelompok-kelompok, atau
24
huruf b, huruf c, atau huruf d diajukan kepada peradilan umum.38
para pihak itu sendiri konsumen dan pelaku usaha atau produsen; b)
atauar bitrase.39
Konsumen, yakni:40
38
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, Op. Cit, Pasal 46
39
Abdul Atsar dan Rani Apriani, Op. Cit., hlm. 88.
40
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, Op. Cit, Pasal 52.
25
konsumen tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan
konsumen;
konsumen;
Undangundang itu;
pihak konsumen;
26
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
oleh pemerintah yang diberi tugas dan wewenang seperti yang sudah
a. Mediasi
b. Konsoliasi
41
Abdul Atsar dan Rani Apriani, Op. Cit., hlm. 90-91.
42
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis:Hukum Arbitrase, (Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 2000), hlm. 106.
27
Pada prinsipnya dalam Black Law Dictionary memberikan
c. Arbitrase
43
Ajarotni Nasution, Masalah Hukum Arbitrase Online. (Jakarta: Badan Pembinaan Hukun
Nasional Kemenkumham RI), hlm.12
28
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan
upaya
sengketa.
44
Hendarmin Djarab, Rudi Rizki, dan Lili Irahali, Prospek Dan Pelaksanaan Arbitrase Di
Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001), hlm. 135.
29
agenda sidang serta kewajiban pelaku usaha memberikan
dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan
tambahan pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
food dalam kata Mandarin dituliskan dalam dua bagian, yang satu berarti
manusia atau human dan yang lain berarti baik atau good.47 Hal ini berarti
dikonsumsi oleh manusia sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai
tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan
45
Gusti Ayu Putu Rizky Putri Pratiwi dan Made Suksma Prijandhini Devi Salain,
“Pengaturan Arbitrase Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen”, (Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas Udayana).
46
Guru Pendidikan “Sifat Umum dan Ketahanan Pangan Serta Penjelasannya” ,
https://www.gurupendidikan.co.id/sifat-umum-bahan-pangan-serta-penjelasannya/ , diakses pada 14
November 2021
47
Ibid.
30
minuman.48
pada Pasal 1 butir 5, keamanan pangan kondisi dan upaya yang diperlukan
2012 Tentang Pangan pada Pasal 1 butir 36, bahwa mutu pangan adalah
nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan dan kandungan Gizi
Pangan.50
31
Jaminan keamanan pangan dan mutu pangan telah diatur dalam
disebutkan, bahwa:
Pangan;
wajib
sebagaimana
32
edarkan dan pengujian tersebut dilakukan di laboraturium yang ditunjuk
bahwa petani, nelayan, pembudi daya ikan, dan pelaku usaha pangan di
sesuai dengan jenis pangan segar serta jenis dan/atau skala usaha.54
Pangan
yang tidak sesuai dengan keamanan pangan dan mutu pangan yang
53
Ibid, Pasal 87.
54
Ibid, Pasal 88.
55
Ibid, Pasal 90
33
b. Mengandung cemaran yang melampaui ambang batas maksimal yang
ditetapkan;
dari bangkai;
f. Sudah kedaluwarsa.
diedarkan.
1. Pengertian Formalin
34
air dengan konsentrasi rata- rata 37% dan methanol 15%
kemudian sisanya adalah air. Bentuk fisik dari formalin adalah cair
35
c) Bila tersentuh mata dapat menimbulkan iritasi sehingga mata
hingga koma.58
serta
58
Feby Anggita Rachmadani Harahap, Op. Cit., hlm. 15.
36
dada.59
(BPOM)
Pengawasan Obat dan Makanan. Obat dan Makanan dimaksud terdiri atas
Makanan
makanan;
makanan;
beredar;
59
Ibid.
60
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2017, Op. Cit, Pasal 2 ayat (1)
61
Ibid, Pasal 3 ayat (1)
37
5. koordinasi pelaksanaan pengawasan obat dan malanan dengan
dan makanan;
jawab BPOM;
tindakan
38
Kemudian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
dan
undangan;
dan
perundang-undang.
63
Ibid, Pasal 4
39