Pada tanggal 22 Maret 2022, Penyidik PNS Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan di Jakarta bersama dengan Korwas PPNS Polda Metro Jaya dan Polres
dan Direktorat Siber Obat dan Makanan melakukan Operasi OPSON XI Tahun 2022
Tahun 2022 tersebut ditemukan pengusaha yang memproduksi mie kuning dengan
kandungan formalin dan boraks di sebuah bangunan 5 lantai pada wilayah Jatinegara,
yang dilarang ditambahkan pada makanan sesuai dengan ketentuan yang tertuang
pada Peraturan BPOM Nomor 7 tahun 2018 tentang Bahan Baku yang dilarang
dalam bahan pangan, yaitu untuk membuat tekstur mie kuning lebih kenyal sehingga
lebih disukai oleh konsumen. Oleh karena itu, terdapat hak-hak konsumen yang
40
diciderai pada kasus mie kuning yang mengandung formalin dan boraks adalah
sebagai berikut:
41
A. Hak-hak konsumen yang dilanggar pelaku usaha dalam kasus mie kuning
dengan konsumen. Keinginan itu akan terwujud jika kedua konsumen dan pelaku
usaha menjalankan hak dan kewajibannya dengan benar dan berlandaskan itikad
baik. Jika konsumen dan pelaku usaha tersebut tidak menjalankan kewajibannya
tentang Perlindungan Konsumen acuan untuk lebih pintar dan bijak sebelum
Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, formalin dan boraks adalahan
bahan tambahan pangan yang tidak boleh digunakan karena formalin pada
membersikan lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan berbagai
serangga lain, bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan
41
bahan peledak, pengawet mayat, sehingga benda apapun yang biasanya busuk,
menjadi tidak busuk, sedangkan boraks itu zat aktifnya Asam boraks yang
Seperti pada kasus mie kuning yang mengandung formalin dan boraks di
Jatinegara. Pada dasarnya Mie kuning dibuat dari tepung terigu dan telur, dimana
kedua komposisi utama ini kaya akan karbohidrat serta protein yang sangat
pada mie kuning yang tinggi serta pH mie kuning yang ada di range 4,5-5
(berasam rendah), oleh karena beberapa faktor diatas, mie kuning menjadi produk
berupa formalin dan boraks agar mie kuning tersebut tidak mudah rusak/busuk.
Hal ini tentu sangat bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
83
Fatmawati Maria, Op. Cit., Pasal 3
84
Wawancara dengan BPOM pada 29 Desember 2022.
42
pangan berupa boraks dan formalin pelaku usaha sudah melakukan perbuatan
yang dilarang bagi pelaku usaha sebagaimana tertuang pada Pasal 8 ayat (3)
pangan yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau memberikan
informasi secara lengkap dan benar”. Sejalan dengan perbuatan yang dilakukan
pelaku usaha atas dilanggarnya Pasal 8 ayat (3) UUPK tersebut artinya pelaku
usaha sudah tidak peduli akan kewajiban yang seharusnya dilakukannya sesuai
dengan UUPK.
tersebut, terdapat hak-hak konsumen yang diciderai yaitu mengenai hak atas
jasa sebagaimana tercantum pada Pasal 4 huruf a UUPK. Akibat Tindakan pelaku
usaha yang menambahkan bahan pangan berupa formalin dan boraks tersebut
mengkonsumsi mie kuning yang mengandung formalin dan boraks adalah bentuk
mengandung formalin dan boraks ini adalah sebagaimana tercantum pada Pasal 4
huruf c UUPK yang berbunyi ha katas informasi yang benar, jelas dan jujur
85
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, Op. Cit,, Pasal 7
43
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.86 Pelaku usaha cenderung
dirinya sendiri tanpa melihat dampak atau bahaya dari mengkonsumsi produk
memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
dan/atau penggantian, jika barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan
perjajian atau tidak sebagaimana mestinya. Hal tersebut tertuang pada Pasal 4
huruf h UUPK. Hak tersebut wajib dipenuhi oleh pelaku usaha, dilihat dari
dampak yang ditimbulkan dari efek formalin dan boraks yang dikonsumsi
sebagai manusia yang diberi akal dan pikiran. Pada kasus mie kuning yang
mengandung formalin dan boraks ini, pelaku usaha pun melanggar ketentuan
mengenai perbuatan yang dilarang pelaku usaha yang diatur pada Pasal 8 huruf a,
86
Ibid. Pasal 4.
87
Ibid. Pasal 7.
44
dengan tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
Perlindungan Konsumen ini memiliki tujuan yang mulia dan sudah seharusnya
kita sebagai warga negara yang baik untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut.
dalam kasus mie kuning yang mengandung formalin dan boraks terhadap
konsumen dan menghindari para pelaku usaha yang tidak memiliki itikad baik dan
88
Ibid. Pasal 8 huruf a
89
Ibid. Pasal 30.
45
obat dan makanan. BPOM dan Balai Besar Pengawasan Obat and Makanan
(BBPOM) adalah lembaga pemerintahan yang memiliki fungsi dan tugas yang
sama dalam hal pengawasan obat dan makanan. Tugas dan fungsi kedua lembaga
tersebut tertuang di dalam Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Makanan.
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Bahan Tambahan Pangan yang bertujuan agar Bahan Tambahan Pangan (BTP)
dapat mempunyai nilai gizi, yang sengaja ditambahkan ke dalam pangan untuk
tersebut, sudah jelas bahwa formalin bukan sebuah zat gizi yang dapat
pemeliharaan Kesehatan. Pada kasus mie kuning yang mengandung boraks dan
formalin ini artinya BPOM menyampaikan bahwa boraks dan formalin tidak
90
Indonesia, Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 11 Tahun 2019
Tentang Bahan Tambahan Pangan, BNRI. 723 Tahun 2019, Pasal 2 ayat (2)
46
menyatakan boraks dan formalin adalah bahan berbahaya dan dilarang untuk
jabarkan, terkait upaya pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
mengenai Bahan Tambahan Pangan telah disusun dan diatur sedemikian rupa di
dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 11 Tahun 2019
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 11 Tahun 2019 Tentang
bahwa temuan mie kuning mengandung formalin dan boraks di Jatinegara, BPOM
bekerja sama dengan Korwas PPNS Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Timur
berformalin dan boraks tersebut pada 22 Maret 2022, Dari hasil penindakan
tersebut, berhasil disita barang bukti berupa ratusan kilogram mie kuning
mengandung formalin dan boraks, serbuk boraks dan formalin serta peralatan
terkait yang digunakan dalam produksi mie tersebut. Selain, itu penyidik juga
menyita sisa cairan yang mengandung formalin. Mie mengandung formalin dan
Terhadap barang bukti mie kuning mengandung formalin dan boraks dilakukan
47
BPOM maupun kepolisian ; dan terhadap barang bukti formalin dan boraks yang
teknis terkait Cara-Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) termasuk
berbahaya seperti formalin dan boraks diatas, contohnya Palata yang terbuat dari
91
Wawancara dengan BPOM pada 29 Desember 2022.
92
Ibid.
48