5. Apoteker A harus memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) hal ini
berfungsi bahwa apoteker tersebut telah resmi sebagai seorang tenaga kefarmasian
yaitu Apoteker.disamping STRA apoteker juga harus memiliki Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) apabila bekerja difasilitas kesehatan. Dan harus memiliki Surat
Izin Kerja Apoteker (SIKA) ketika bekerja di fasilitas produksi atau distribusi atau
penyaluran kefarmasian. Dalam kasus ini Apoteker A tidak hanya bekerja di apotek
A tetapi juga bekerja di PBF A sehingga harus memiliki SIPA dan SIKA PJ PBF.
Penyelesaiannya Hal ini bertentangan dengan peraturan perundang undangan pasal
18 Permenkes 889/2011 yang menyatakan bahwa SIKA atau SIPA hanya oleh
digunakan untuk satu fasilitas kefarmasian artinya seorang apoteker dapat memiliki
SIPA dan SIKA untuk bekerja di dua tempat yang berbeda, hanya untuk satu
tempat dan satu profesi saja.
6. Pedagang Besar Farmasi Melanggar Aturan
Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika, Psikotropika,
Prekursor, dan Bahan Obat Hardaningsih mengatakan peraturan itu mewajibkan
pedagang obat memiliki sertifikasi CBOB. Sekitar 754 Pedagang Besar Farmasi
melanggar atau tidak memenuhi ketentuan (TMK). Bentuk pelanggarannya di
antaranya mengelola administrasi secara tidak tertib, gudang tidak memenuhi
persyaratan, dan menyalurkan obat secara panel atau penanggung jawab tidak
bekerja secara penuh, pengadaan obat dari jalur tidak resmi, menyalurkan obat
keras ke sarana tidak berwenang, tidak bertanggung jawab atas penyaluran obat
keras dalam jumlah besar, dan beroperasi di alamat yang tidak sesuai dengan izin.
Hardaningsih menjelaskan, jalur distribusi obat bermula dari pabrik, PBF,
kemudian masuk ke klinik dan rumah sakit. Sertifikasi itu dilakukan guna
menjamin keamanan obat. "Untuk penyaluran, penyimpanan, dan pengadaan, ada
petunjuk teknis yang harus diikuti supaya menjamin mutu sampai tangan terakhir,"
tutur Hardaningsih.
Penyelesaiannya seharusnya Pedagang Besar Farmasi wajib memiliki CPOB
dan dapat mengelola, mengolah bahan, menyimpan, mengadakan, mendistribusikan
obat sesuai dengan peratauran yang telah diberlakukan, serta melakukan kegiatan
distribusi atau pengolahan obat ditempat yang baik dari segi kesehatan terutama
kesehatan lingkungan disekitar tempat produksi.
5. Seorang pria di Surabaya memproduksi jamu oba kuat ilegal dirumah. Pria
tersebut mengatakan, ada 2 bahan yang digunakan tersangka, yakni tepung
herbal dan sildenafil. Bahan terakhir ini, diakuinya berkhasiat memberikan
kekuatan lebih dalam berhubungan seks. Namun, dala proses produksi dan
pengedaran tersangka tidak mempunyai izin. Sehingga obat ini dianggap illegal
oleh polisi. Terlebih penggunaan sildenafil dianggap berbahaya apabila tidak
sesuai resep dokter. Jamu kuat ini telah diedarkan di Jawa Timur selama 2 tahun
dan meraup omzet Rp10-15 juta per-bulannya.
Penyelesaiannya untuk konsumen Pastikan anda membeli obat di Apotek,
bukan di took obat, Perhatikan kemasan obat, dan Periksa tanggal kadaluwarsa
obat dan izin edar.