Tujuan Belajar :
SUMMARY
Pada skenario 1 ini terdapat kasus, seorang suami istri kedapatan memiliki obat
dengan merek dagang Dumolid yang dibeli di Apotek tanpan resep dokter. Dimana
kandungan zat aktif Dumolid adalah nitrazepam yang termasuk psikotropika golongan
IV(1). Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA) di Apotek tersebut, yang juga sebagai
pemilik Apotek sedang berlibur ke Eropa sejak satu bulan yang lalu. Asisten Apoteker
juga manuturkan kalau APA hanya sebulan sekali mendatangi Apotek, dan juga tidak
memiliki Apoteker Pendamping (Aping). Menurut salah seorang mantan Aping di Apotek
tersebut, APA selalu memerintahkan untuk tetap melayani pasien yang ingin menebus
obat tanpa resep dokter karena untuk menambah keuntungan penjualan obat di
Apotek. Undang-undang No. 5 Tahun 1997, pada pasal 14 yaitu penyerahan
psikotropika oleh apotek, RS, puskesmas, balai pengobatan dilaksanakan berdasarkan
resep dokter(1).
Kode etik yang dilanggar yaitu, pasal 5 yaitu seorang Apoteker harus
menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan dan pasal 9 yaitu seorang Apoteker
harus mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi pasien dan
melindungi makhluk hidup insani(2). Kode Etik Apoteker Indonesia sendiri terdiri dari 8
pasal tentang kewajiban umum, 1 pasal tentang kewajiban terhadap pasien, 2 pasal
terhadap petugas kesehatan lain, 3 pasal tentang kewajiban terhadap teman sejawat
dan penutup(2).
Apoteker juga melanggar PP 51 tahun 2009, pasal 1 yaitu pekerjaan kefarmasian adalah
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional, pasal 24 yaitu apoteker dapat menyerahkan obat keras,
narkotika dan psikotropika kepada masyarakat atas resep dokter sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan(3).
Permenkes No 73 Tahun 2016 yang mengatur tentang standar pelayanan di
Apotek, yaitu pada pasal 2 yaitu melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan
Obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety)(4). Apoteker
tersebut telah lalai dengan melayani pembeli obat psikotropik tanpa resep dokter yang
dapat membahayakan pasien.
Dalam melaksanakan keahlian kefarmasiannya Apoteker telah lalai dengan tidak
mampu memenuhi dua poin dari sembilan Standar Kompetensi Apoteker yaitu
melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan etik, menyelesaikan masalah
BLOK 1 / PROFESIONALISME
FAJAR HANDAYANI / KELOMPOK C / 17811207