Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organism : bakteri, protozoa, virus, serta algae dan cendawan mikroskopis.

Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, ada yang bermanfaat dan ada yang merugikan. Mikrobiologi merupakan organism yang dapat dilihat hanya dengan bantuan perbesaran mikroskop berdaya tinggi. Untuk pertama kalinya dilihat dan di gambarkan kurang lebih 300 tahun lalu. Massa mikroorganisme di bumi melebihi massa semua organism lain. mikroorganisme terdapat paling banyak di tempat yang mengandung nutrient, kelembapan, dan suhu yang sesuai untuk pertumbuhan dan

perkembangbiakannya. Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak penyakit yang telah melanda peradaban manusia selama berabad-abad. Sejarah perkembangan mikrobiologi dapat dibagi tiga periode. Periode pertama dimulai dengan terbukanya rahasia suatu dunia mikroorganisme melalui pengamatan mikroskopis oleh Leeuwenhoek pada 1675. Pertengahan tahun 1860-an, pengetahuan ikroorganisme tidak lagi bersifat spekulatif semata-mata. Antara 1860 dan 1990, banyak dilakukan penemuan dasar yang penting. Perkembangan teori nutfah fermentasi diikuti dengan perkembangan teori nutfah penyakit pada tahun 1876. Dalam periode ini ditemukan banyak mikroorganisme penyebab penyakit serta metode untuk mencegah dan mendiagnosis serta mengobati penyakit tersebut. Sejak 1900, juga telah terjadi persekutuan yang dekat antara mikroiologi, kedokteran, dan bidang-bidang mikrobiologi terapan lainnya. Mikrobiologi maju dengan pesatnya hal-hal sebagai berikut : a. b. Penemuan serta penyempurnaan mikroskop Jatuhnya teori abiogenesis

c.

Keyakinan orang

bahwa pembusukan disebabkan oleh

mikroorganisme d. bibit penyakit. Bukti yang menunjukkan bahwa penyakit disebabkan oleh

II.

TINJAUAN PUSTAKA Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beriburibu mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat

meminimalisirnya seperti pengisolasian (Pelczar & Chan, 1986). Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo, 1993). Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa: a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat bejana/ruang panas (oven dengan temperatur 170o 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).

b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005) Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1.000 X atau lebih (Waluyo, 2004). Sel bakteri memiliki panjang yang beragam, sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1 sampai 0,3 m. Bentuk bakteri bermacam macam yaitu elips, bulat, batang dan spiral. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan jelas dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur internal dan butiran. Sel sel individu bakteri dapat berbentuk seperti bola/elips, batang (silindris), atau spiral (heliks) (Pelczar & Chan, 2007). Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan

yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar & Chan, 2007). Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam pewarna dan bertujuan mewarnai seluruh sel mikroorganisme sehingga bentuk seluler dan struktur dasarnya dapat terlihat. Biasanya suatu bahan kimia ditambahkan ke dalam larutan pewarna untuk mengintensifkan warna dengan cara

meningkatkan afinitas pewarna pada specimen biologi. Bahan kimia ini disebut mordant (penajam). Contoh pewarna sederhana adalah carbol fucshin dan safranin. (slyia,) Pewarnaan diferensial menggunakan lebih dari satu pewarna dan memiliki reaksi yang berbeda untuk setiap bakteri, sehingga digunakan untuk membedakan bakteri. Pewarna diferensial yang sering digunakan adalah pewarnaan gram, yang diciptakan oleh Hans Christian Gram pada tahun 1884. Pewarnaan gram ini mampu membedakan dua kelompok besar bakteri, yaitu Gram positif dan Gram negative. (Sylvia) Pada pewarnaan Gram ini, bakteri yang telah difiksasi dengan panas sehingga membentuk noda pada kaca objek diwarnai dengan pewarna basa yaitu crystal violet. Karena warna ungu mewarnai seluruh sel, maka pewarna ini disebut pewarna primer. Selanjutnya pewarna dicuci dan pada noda specimen ditetesi iodine yang merupakan mordant (penajam). Setelah iodine dicuci, baik bakteri Gram positif maupun Gram negative tampak berwarna ungu. Selanjutnya noda specimen dicuci dengan alcohol yang merupakan decolorizing agent (senyawa peluntur warna) yang pada spesies bakteri tertentu dapat menghilangkan warna ungu dari sel. Setelah alcohol dicuci, noda specimen diwarnai kembali dengan safranin yang merupakan pewarna basa berwarna merah. Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram positif, sedangkan bakteri yang berwarna merah digolongkan ke dalam Gram negative. (Sylvia).

III.

ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Petridish/cawan petri 2. Tabung reaksi 3. Labu erlenmeyer 4. Gelas piala/gelas beker 5. Lampu spiritus/bunsen 6. Ose bulat dan ose runcing 7. Autoclave 8. Laminar Air Flow (LAF) Bahan : 1. 2. 3. Media cair (nutrient broth) Media padat (nutrient agar) Biakan bakteri dalam media cair dan agar miring

IV.

CARA KERJA 1. Teknik Aseptis Pembuatan Media

Pemindahan Bakteri Cair ke Cair

Pemindahan Bakteri Agar Miring ke Agar Miring

Pemindahan Dari Cair ke Padat

Pembuatan Preparat

Cara Pengecatan

V.

HASIL PERCOBAAN A. Bagian 1a Teknik Aseptis Jenis/jumlah sampel: Bakteri Eschericia Colli dan Staphylococcus Aureus dalam : -Nutrient broth -Nutrient slant -Cawan petri Hasil percobaan : 1. Gambar / foto hasil percobaan

2. Deskripsi hasil percobaan Pada nutrient broth SA, terdapat pertumbuhan bakteri ditandai dengan kekeruhan media tanpa ada lapisan putih yang mengapung. Hal ini berarti bakteri berhasil dipindahkan ke media cair tanpa

terkontaminasi Pada nutrient broth EC terdapat sedikit kontaminan, tapi secara keseluruhan bakteri berhasil dipindahkan

Pada nutrient slant, terjadi blocking, yaitu seluruh permukaan agar slant tertutup oleh kontaminan, namun bakteri tetap berhasil dipindahkan Pada cawan petri SA, bakteri staphylococcus aureus berhasil dipindahkan, terjadi kontaminan dapat dilihat dari koloni besar berwarna putih diluar garis quadrant. Namun koloni staphylococcus aureus masih dapat dibedakan, dan dapat diambil, walaupun hanya terjadi pada satu sisi quadrant. Pada cawan petri EC, terjadi kontaminasi yang cukup besar, sehingga koloni bakteri Eschericia Colli sulit dibedakan, dan tak terlihat 3. Pertanyaan : a. Sebutkan ciri-ciri yang menunjukkan bahwa hasil percobaan anda dikatakan gagal atau berhasil! Ciri-ciri berhasilnya bakteri dipindahkan, jika pada nutrient broth adalah, adanya kekeruhan pada media tanpa ada lapisan putih yang mengambang. Pada nutrient slant, adalah bertambahnya kekeruhan media agar tanpa adanya lapisan putih yang menutupi permukaan agar slant. Pada cawan petri, adalah terlihatnya koloni bakteri yang dipindahkan membentuk pola quadrant sesuai yang telah digoreskan saat pemindahan, tanpa adanya kontaminasi berupa koloni lain yang besar diluar quadrant dan mengganggu. b. Mengapa mulut tabung selalu dipanaskan sebelum dan setelah dibuka? untuk menghindari keluarnya bakteri dari dalam biakan ke lingkungan, serta meghindari masuknya bakteri kontaminan dari udara luar kedalam tabung.

B. Bagian 1b. Pengecatan Gram Jenis/jumlah sampel : Bakteri Staphylococcus Aureus dan Eschericia Colli yang dibuat preparat Hasil percobaan : 1. Gambar/foto hasil percobaan

2. Deskripsi hasil percobaan Pada preparat Staphylococcus aureus terlihat berwarna keunguan, karena bakteri ini termasuk golongan gram positif, namun bentuk nya tak terlihat

Pada preparat Eschericia Colli, terlihat warnanya adalah merah karena bakteri ini adalah gram negatif, namun bentuk bakterinya tak terlihat jelas 3. Pertanyaan a. Bagian manakah dari sel bakteri yang berperan dalam membedakan gram positif dan gram negatif? Bagian yang berperan dalam membedakannya adalah bagian dinding sel bakteri b. Apapbila safranin pada cat gram D diganti dengan methylen blue , apa yang akan terjadi?

Yang akan terjadi adalah, bakteri akan menyerap zat warna metilen blue tersebut karena sebelumnya ia telah kehilangan zat warna VI. PEMBAHASAN Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat

memindahkan bakteri dari satu media ke media lain secara aseptis. Selain itu agar dapat memahami pentingnya teknik aseptis apabila bekerja dalam laboratorium mikrobiologi farmasi. Teknik aseptis merupakan suatu upaya yang dilakukan agar terjaga dari kontaminasi yang ada dalam laboratoium, baik dari kultur bakteri ke dalam lingkungan, maupun sebaliknya. Dengan adanya teknik aseptis maka akan diperoleh suatu kultur yang baik. Pada praktikum ini dilakukan pemindahan bakteri secara aseptis dari y y y media cair ke media cair (broth to broth), media agar miring ke agar miring (slant to slant) media cair ke media padat

Sebelum dilakukan pemindahan bakteri langkah pertama adalah dilakukan pembuatan media. Cara pembuatanya adalah membuat kelompok media, setiap kelompok terdiri dari dua tabung nutrient broth, dua cawan petri agar plate, dan dua tabung nutrient agar slant. Untuk tabung reaksi berisi 5 ml media dan setiap cawan pentri berisi 20 ml. penimbangan nutrient broth dan nutrient slant sebagai berikut : Perhitungan nutrient broth     Perhitungan nutrient agar     

Di kemasan nutrient broth tertera ukuran 13 g/ 1L selanjutnya akan dibuat media cair di 2 tabung, satu tabung berisi 5 ml oleh karena itu dibuat per 10 ml. Untuk nutrient agar tertera ukuran 20 g/ 1L akan dibuat media berupa dua cawan petri dan dua tabung untuk slant, satu cawan petri berisi 20 ml dan slant sebanyak 5ml, oleh karena itu dibuat per 50 ml Setelah semua bahan ditimbang maka di ad dengan aquades. Dan dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121o C, setelah autoklaf mencapai suhu 121o C dimatikan setelah 15 menit. Autoklaf merupakan salah satu metode pengendalian mikroba dengan metode fisik dimana efektif terhadap sel-sel vegetatif namun tidak efektif terhadap endospora bakteri .Autoklaf memiliki tekanan 1 atm, dimana panas akan naik, mengalir menuju tempat beradanya alat-alat yang akan disterilkan, setelah semua alat terkena panas bertekanan tinggi, maka udara tersebut akan keluar melewati selang yang berada di samping. Proses sterilisasi menggunakan autoklaf ini dapat membunuh mikroorganisme dengan cara mendenaturasi atau mengkoagulasi protein pada enzim dan membran sel mikroorganisme. Untuk metode fisik

yang lain meliputi pemanasan basah, filtrasi, pendinginan, tekanan osmose, dan radiasi. Metode sterilisasi tidak hanya menggunakan metode fisik, namun juga dapat menggunakan metode kimiawi yakni dengan penggunaan antiseptik, dan desinfektan. Setelah proses sterilisasi dalam autoklaf telah selesai maka media segera dipindahkan dalam LAF. Untuk menunjang pengerjaan teknik aseptik pada LAF maka diperhatikan beberapa hal antara lain: sebelum digunakan, area kerja dalam LAF disemprotkan dengan suatu desinfektan yakni menggunakan etanol 70%, dibersihkan dengan kain bersih, dinyalakan lampu UV selama minimal 2 jam, sinar uv ini akan bereaksi dengan asam nukleat sel mikroorganisme dan menyebabkan ikatan antara molekul molekul timin yang bersebelahan sehingga menyebabkan

terbentuknya dimer timin. Dimer timin dapat menghalangi replikasi DNA normal dengan menutup jalan enzim replikasi. Namun endospora bakteri resisten terhadap sinar UV, setelah 2 jam matikan lampu UV dan nyalakan

lampu biasa serta blower. Susun area kerja dalam LAF menjadi 3 area, yaitu area tempat membuang sampah dan meletakkan alat-alat yang sudah tak terpakai, area kerja tempat memindahkan bakteri, serta area bersih untuk menempatkan alat alat bersih serta biakan bakteri yang telah dipindahkan. Bekerja dengan cepat untuk meminimalisir kontaminan yang ada. Etanol 70% efektif membunuh bakteri dan fungi namun tdak dapat membunuh endospora dan virus non-enveloped. Etanol ini akan mendenaturasi protein

mikroorganisme, melarutkan lipid dari membrane miroorganisme termasuk lipid pada virus bersampul.Etanol murni memiliki aktivitas antimikroba lebih rendah dibandingakan dengan etanol yang terlarut dalam air. Hal ini disebabkan karena pada proses denaturasi protein diperlukan air. Sedangkan untuk prinsip kerja dari LAF (laminar air flow) adalah yakni terdiri suatu filter dimana akan menyaring udara sehingga bebas debu dan bakteri dan filter ini terdiri dari lipatan selulosa asetat. Udara bersih akan masuk atau mengalir dari bagian atas LAF(laminar air flow) , dan udara lama akan terdorong ke luar. Tekanan dalam LAF(laminar air flow) dilakukan pemindahan bakteri: 1. Pemindahan bakteri dari media cair ke media cair Ose dipanaskan lalu buka tabung yang berisi kultur kemudian mulut tabung dipanaskan pada nyala api. Setelah itu ose dalam biakan baru, kemudian keluarkan ose dan dipanaskan terlebih dahulu. Ose yang digunakan dalam pemindahan bakteri dari media cair ke dalam media cair adalah ose bulat. Pada saat proses pengambilan bakteri, ose dimasukkan pada dasar tabung reaksi dan diaduk-aduk , sehingga diharapkan bakteri yang terambil juga banyak. Namun pemindahan bakteri dengan model ini belum didapatkan hasil yang optimal. Masih terdapat kontaminan yang terbentuk, yang berada pada bagian atas, yang mengumpul berwarna putih. 2. Pemindahan bakteri dari media agar miring ke media agar miring(slant to slant) lebih tinggi dibandingkan

tekanan yang berada disekitar lingkungan. Setelah LAF siap digunakan, maka

Proses pengerjaanya sama seperti pemindahan bakteri dari media cair ke media cair, yang membedakan adalah jenis goresan. Gorean pada

pemindahan bakteri dari agar miring ke agar miring menggunakan ose yang berbentuk bulat, dan teknik pengoresanya zigzag. Pengoresan zigzag

bertujuan agar bakteri dapat tumbuh pada media yang miring. Namun pada praktikum kami juga didapatkan hasil yang tidak baik. Terjadi blocking kontaminasi pada permukaan slant 3. Pemindahan bakteri dari media cair ke media padat(broth to plate) Ose yang digunakan adalah ose yang berbentuk bulat, dan media yang digunakan adalah plate. Teknik pengoresannya menggunakan quadrant streak.Pertama-tama panaskan ose, buka cawan petri dengan mulut mengarah api, ambil satu koloni bakteri dengan ose yang telah disterilkan kemudian panaskan mulut petri dan tutup, pindahkan bakteri dengan cepat pada cawan petri yang baru dengan penggoresan quadrant, panaskan ose, goreskan pada sisi lain cawan petri dengan menarik goresan pertama untuk pengoresan selanjutnya, seperti itu sampai 4 goresan. Namun pada praktikum ini huga tidak baik, 1 plate berisi kontaminan semua dan plate yang lain hanya tumbuh sedikit bakteri. Bakteri tumbuh dapat dilihat apabila suatu bakteri tersebut berkoloni, bergerumpul, dan disebut kontaminan apabila ada bagian yang menyendiri, terpisah dari yang lain. Hasil dari pemindahan bakteri ini belum mendapatkan hasil yang diharapkan, hal ini dapat dipengruhi oleh beberapa hal antara lain: y Teknik pengoresan yang salah, dimana dipengaruh oleh penggunaan ose yang tidak benar. Mungkin saja pada saat praktikum ose yang digunakan masih dalam keadaan panas, sehingga merusak protein dari bakteri sehingga bakteri tidak dapat tumbuh. y Belum maksimalnya teknik aseptis yang dilakukan sehingga masih terkontaminasinya bakteri yang ingin kita pindahkan dengan factor lingkungan yang lain.

Lama paparan Semakin lama mikroorganisme terpapar agen antimikroba maka semakin banyak mikroorganisme yang mati.

y Lingkungan sekitar Lingkungan yang tidak mendukung, dapat menghalangi maupun dapat mempercepat destruksi dari mikroorganisme.

Proses pengecatan bakteri merupakan proses yang penting, dimana proses ini akan mempengaruhi hasil dari percobaan. Pengecatan yang baik akan memberikan hasil yang bias. Sebelum pengecatan dimulai, maka dilakukan proses fiksasi, yakni dengan cara mengambil bakteri kemuadian dioleskan pada gelas obyek, dan dipanaskan. Proses pemasan yang baik adalah dengan mendekatkan gelas obyek yang berisi bakteri tidak terlalu jauh maupun terlalu dekat dengan nyala api. Apabila gelas obyek terlalu dekat dengan nyala api akan mengakibatkan bakteri tersebut akan mengalami denaturasi, sehingga tidak terbentuk kompleks warna. Namun apabila terlalu jauh dari nyala api, maka bakteri tersebut tidak melekat kuat pada gelas obyek, sm ehingga ketika dilakukan pengecatan, justru bakteri tersebut akan hilang. Pengecatan pertama, diberikan dengan Gram A yang mengenangi gelas obym A mengandung Kristal violet, alcohol 96% dan ammonium oksalat. Pemberian dengan Gram A akan menghasilkan warna biru. Setelah proses pengenangan selama 3 menit, maka akan segera dilanjutkan dengan pemberian Gram B. Sebelum pemberian gram B, gelas obyek yang digenangi Gram A dituang dalam wadah tertentu, tanpa dibilas, kemudian tambahkan Gram B. Fungsi penambahan Gram B pada bakteri , untuk memperjelas warna yang terbentuk. Cat Gramn B berisi Iodium, Kalium Iodida, dan aqudes. Iodium inilah yang akan berikatan kovalen koordinasi dengan bakteri sehingga akan terbentuk warna yang jelas.. Gram B diberikan dengan cara mengenangi gelas obyek yang berisi bakteri selama 1 menit, setelah d iberikan

pengecatan maka warna akn berubahna coklat. rmenjadi warna coklat. Setelah it genangan dicuci dengan air biasa. Setelah pemberian Gram B, maka dilakukan dengan pengecatan Grm c. Gram c ini terdiri dari aceton, alcohol. Zat gram C inilah yang melakuka destruksi terhadap dinding bakteri, apabila bakteri gram positif maka membrane plasma nya akan rusak dengan adanya asam ,sehingga terjadi perubahan warna. Dinding sel bakteri gram positif tersusun atas polisakarida, protein serta substansi peptodoglikan, Namun pada bakteri ini lapisan yang tebal adalah lapisan peptidoglikan. Sedangkan dinding sel bakteri gram negative liposakarida dan lipoprotein, lapisan lipitlah yang paling banyak dalam menyusun dinding bakteri ini. Membran plasma pada bakteri digunakan sekat selektif material yang ada di luar, selain itu juga digunakan sebagai pemecahan terhadap nutrient dan memproduksi

energy.Pada membrane plasma juga terdapat 2 pergerkan:proses aktif atau proses pasif. Setelah gram c, maka dilanjutkan dengan gram d, yang berisi safranin, alkohol 96/% dan aquades. Apabila bakteri berwarna merah maka menunjukan bakteri tersebut berbentuk garam negative. Pada praktikum ini seharusnya bakteri negatifnya adalah E colly, dan bakteri positifnya adalah streptococcus aureus. Namun pada praktikum kami tidak terdapat satupun bakteri yang dapat dilihat dibawah mikroskop.E.Colly gram positif berbentuk batang, sedangkan S. aureus yang berbentuk gram negative berbentuk bulat seperti buah anggur. Alasan kegagalan dalam praktikum ini: 1.teknik aseptis kurang diperhatikan dalam pengerjaanya, sehingga

menjadikan hasil yang didapat adalah bias. 2. Belum mahirnya mahasiswa terhadap penggunaan mikroskop sehingga sulit untuk pentuan struktur bakteri. 3. Proses fiksasi yang tidak sesuai, kemungkinan bskteri tidak melekat pada gelas obyek. 4. Pengambilan bakteri kurang dalam, sehingga kemungkinan yang diambil bukanlah bakteri namun hal yang lain.

VII.

KESIMPULAN Berhasil atau tidaknya bakteri dipindahkan dapat dilihat dari kekeruhan media, jika kekeruhannya bertambah maka bakteri berhhasil dipindahkan dan jika ada apungan berwarna putih maka telah terjadi kontaminasi Kontaminasi biakan bakteri dapat dengan mudah terjadi jika tekhnik aseptis tidak dilakukan dengan benar Bakteri gram positif akan berwarna ungu sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah, untuk melihat warna ini maka yang dilakukan adalah mewarnai bakteri dengan cat gram A,B,C dan D Tekhnik aseptis dalam pembuatan preparat sangat berpengaruh pada hasil, jika terjadi kesalahan maka preparat bakteri tidak bisa dilihat.

VIII.

DAFTAR PUSTAKA 1. Press, Jakarta 2. Yrama Widya, bandung. 3. Hadioetomo, R.S, 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Irianto, Koes, 2006, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Pelczar, M. J. dan E. C. S Chan, 1986, Dasar-dasar Mikrobiologi, UI

Gramedia, Jakarta 4. 5. Suriawiria, U, 2005, Mikrobiologi Dasar, Papas Sinar Sinanti, Jakarta Pelczar, M. J., Chan, E.C.S, 2007, Elements of Microbiology, Mc

Graw Hill Book Company, New York 6. Pratiwi, Sylvia, 2008, Mikrobiologi Farmasi, Penerbit Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai