A. Seorang ibu bernama Mrs. M menjadi korban obat kedaluwarsa. Warga Kelurahan
Sudiang ini menuturkan, dia membeli obat seperti itu (kadaluarsa) di salah satu apotek
di Daya. Dia mencari obat diare. Saat itu, kata Mrs. M, dirinya hendak membeli Lacto
B, suplemen makanan. Namun, oleh penjaga apotek, jenis obat tersebut dinyatakan
habis. Penjaga apotek tersebut, kemudian menawarkan Dialac yang tersimpan di dalam
lemari pendingin. Menurut penjaga apotek tersebut, Dialac memiliki komposisi dan
kegunaan yang sama dengan Lacto B. Mrs. M mengatakan, setelah obat tersebut
diminumkan ke anaknya dengan cara mencampur ke susu, si buah hatinya mengalami
muntah hingga lima kali. Mrs. M mengaku panik. Dia pun kemudian membaca
seksama sampul Dialac tersebut. Hasinya, suplemen makanan dengan nomor registrasi
POM SI.044 216 731 tersebut memiliki masa kedaluwarsa 19 November 2008
sebagaimana yang tercantum di pembungkus obat.
Pembahasan :
a. Pada kasus tersebut tindakan Tn Y sebagai apoteker menyimpang dari kode etik
profesi apoteker karena :
C. Apotek Pelangi Farma berada di sebuah kota, buka setiap hari jam 10.00 - 21.00,
pasien setiap harinya cukup ramai, jumlah resep yang di layani rata-rata perhari
100 lembar, dan pasien yang melakukan swamedikasi juga cukup banyak. Apotek
tersebut memiliki 1 apoteker, 3 Asisten Apoteker dan 3 karyawan. Ketika
penyerahan obat mereka tidak sempat memberikan informasi yg cukup, karena
banyaknya pasien yg di layani. Apoteker datang setiap hari pada jam 17.00, karena
pegawai dinas kesehatan setempat.
a. Pembahasan
Sumpah Apoteker
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, terutama dalam
bidang kesehatan
2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat
dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Pada kasus tersebut Apoteker melanggar Sumpah Profesi terutama pada point 1
dan 4, karena Apoteker tersebut tidak menjalanakan tugas dengan sebaik-baiknya,
Apoteker datang terlambat dan tidak memberikan informasi kepada pasien
sehingga penggunaan obat oleh pasien tidak dilakukan dengan baik, hak pasien
juga tidak dipenuhi, akibatnya MESO tidak terlaksana,sehingga memungkinkan
terjadinya pelanggaran pada kepentingan perikemanusiaan.
Pelanggaran
Pembahasan :
Apoteker dalam kasus diatas telah melanggar kode etik apoteker pasal 1 yang
menyatakan bahwa apoteker harus menjunjung tinggi,menghayati dan
mengamalkan sumpah apoteker, sedangkan pada pembahasan sebelumnya
apoteker tersebut telah melanggar sumpah apoteker yaitu tidak menjalankan tugas
dengan sebaik - baiknya,apoteker datang terlambat dan tidak memberikan asuhan
kefarmasian kepada pasien.
Pembahasan : Pada kasus tersebut, seorang apoteker tidak menjalankan kode etik
pasal 7 dengan baik. Menurut pasal 7, seorang apoteker harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi penderita dan melindungi
makhluk hidup insani, namun apoteker tersebut tidak memberikan informasi yang
cukup kepada pasien. Sehingga dapat merugikan pasien.
Pasal 15 : Setiap apoteker bersungguh –sungguh menghayati dan mengamalkan
kode etik apoteker indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.
Jika seorang apoteker baik dengan sengaj maupun tidak sengaja melanggar atau
tidak mematuhi kode etik apoteker indonesia, maka dia wajib mengakui dan
menerima sangsi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang
menanganinya (ISFI) dan mempertanggung jawabkannya kepada Tuhan YME
Pembahasan :
Pada kasus tersebut Apoteker datang pada jam 19.00, sedangkan apotek dibuka
pada jam 16.00, yang memungkinkan pelayanan resep dari jam 16.00 sampai jam
19.00 tidak dilakukan oleh apoteker. Hal tersebut jelas bertentangan dengan Pasal
21 PP 51 tersebut diatas. Tidak disampaikannya informasi obat kepada pasien
menyebabkan berbagai efek yang merugikan bagi pasien seperti tidak membaiknya
kondisi pasien, penyakit bertambah parah, timbul efek samping yang dapat
membahayakan keselamatan pasien.