Anda di halaman 1dari 6

1. Apa saja pelanggaran kode etik profesi kefarmasian ?

A. Seorang ibu bernama Mrs. M menjadi korban obat kedaluwarsa. Warga Kelurahan
Sudiang ini menuturkan, dia membeli obat seperti itu (kadaluarsa) di salah satu apotek
di Daya. Dia mencari obat diare. Saat itu, kata Mrs. M, dirinya hendak membeli Lacto
B, suplemen makanan. Namun, oleh penjaga apotek, jenis obat tersebut dinyatakan
habis. Penjaga apotek tersebut, kemudian menawarkan Dialac yang tersimpan di dalam
lemari pendingin. Menurut penjaga apotek tersebut, Dialac memiliki komposisi dan
kegunaan yang sama dengan Lacto B. Mrs. M mengatakan, setelah obat tersebut
diminumkan ke anaknya dengan cara mencampur ke susu, si buah hatinya mengalami
muntah hingga lima kali. Mrs. M mengaku panik. Dia pun kemudian membaca
seksama sampul Dialac tersebut. Hasinya, suplemen makanan dengan nomor registrasi
POM SI.044 216 731 tersebut memiliki masa kedaluwarsa 19 November 2008
sebagaimana yang tercantum di pembungkus obat.

B. Tn Y 25 tahun adalah seorang apoteker yang mendirikan apotek dengan modal


sendiri. Apotek tersebut sudah berjalan selama 2 tahun tetapi omset perbulan tidak
lebih dari 10 juta. Dia mempunyai 3 karyawan untuk membantunya di Apotek. Pada
suatu hari ia didatangi petugas dari sebuah RS yang menawarkan beberapa obat, dan
obat tersebut dititipkan untuk dijualkan kembali karena sudah tidak terpakai. Petugas
RS juga menawarkan kerja sama yaitu apabila ada resep dari rumah sakitnya maka
pasien akan ditujukan ke apotek tersebut, dengan catatan beliau di beri jasa 15 %. Dan
akhirnya Tn Y menyetujui penawaran kerja sama tersebut.

Pembahasan :

a. Pada kasus tersebut tindakan Tn Y sebagai apoteker menyimpang dari kode etik
profesi apoteker karena :

1. Apoteker haruslah mampu memilah mana yang harus diutamakan. Mengingat


perannya yang penting dalam peredaran obat serta profesi ini sebagai satu-satunya
pihak yang berkompeten, maka ia harus bisa mengutamakan kepentingan
kesehatan masyarakat dibanding kepentingan perseorangan. Ia juga harus
menghormati hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kondisinya.

Pelanggaran Pasal 5 : Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus


menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan
dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian. Oleh karena Apoteker
merupakan orang yang mengerti bahaya penggunaan obat dan penyalahgunaan
obat disamping kemanfaatan obat, maka ia harus berusaha memilihkan obat yang
baik, aman, dan rasional, serta kemanfaatannya lebih besar daripada resikon Obat
yang diberikan ke apotek Tn Y dapat dikatakan sebagai “obat bekas” karena sudah
tidak dipakai oleh RS, sehingga obat tersebut tentunya tidak dapat dijamin
keutuhannya. Dikhawatirkan, obat tersebut telah rusak dan dapat merugikan
pasien.

Pelanggaran Pasal 9 : Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian


harus mengutamakan kepentingan masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan
melindungi makhluk hidup insani. Dengan demikian, secara tidak langsung
apoteker tersebut juga melanggar :

Pasal 1 : Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan


mengamalkan Sumpah / Janji Apoteker. Pasal 2 Seorang Apoteker harus berusaha
dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker
Indonesia. Pasal 15 Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan kode etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas
kefarmasiannya sehari-hari

C. Apotek Pelangi Farma berada di sebuah kota, buka setiap hari jam 10.00 - 21.00,
pasien setiap harinya cukup ramai, jumlah resep yang di layani rata-rata perhari
100 lembar, dan pasien yang melakukan swamedikasi juga cukup banyak. Apotek
tersebut memiliki 1 apoteker, 3 Asisten Apoteker dan 3 karyawan. Ketika
penyerahan obat mereka tidak sempat memberikan informasi yg cukup, karena
banyaknya pasien yg di layani. Apoteker datang setiap hari pada jam 17.00, karena
pegawai dinas kesehatan setempat.

a. Pembahasan

Sumpah Apoteker

1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, terutama dalam

bidang kesehatan

2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat
dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.

Pada kasus tersebut Apoteker melanggar Sumpah Profesi terutama pada point 1
dan 4, karena Apoteker tersebut tidak menjalanakan tugas dengan sebaik-baiknya,
Apoteker datang terlambat dan tidak memberikan informasi kepada pasien
sehingga penggunaan obat oleh pasien tidak dilakukan dengan baik, hak pasien
juga tidak dipenuhi, akibatnya MESO tidak terlaksana,sehingga memungkinkan
terjadinya pelanggaran pada kepentingan perikemanusiaan.

b. Kode Etik Apoteker

Pelanggaran

Pasal 1 : Sumpah/janji apoteker,setiap apoteker harus menjunjung tinggi,


menghayati dan mengamalkan sumpah apoteker

Pembahasan :

Apoteker dalam kasus diatas telah melanggar kode etik apoteker pasal 1 yang
menyatakan bahwa apoteker harus menjunjung tinggi,menghayati dan
mengamalkan sumpah apoteker, sedangkan pada pembahasan sebelumnya
apoteker tersebut telah melanggar sumpah apoteker yaitu tidak menjalankan tugas
dengan sebaik - baiknya,apoteker datang terlambat dan tidak memberikan asuhan
kefarmasian kepada pasien.

Pasal 3 : Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai


kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh
pada prinsip keman dalam melaksanakan kewajibannya

Pembahasan : Dari kasus diatas, apoteker tidak menjalankan profesinya sesuai


kompetensi apoteker indonesia karena apoteker tersebut tidak memberikan
informasi obat dan konseling kepada pasien, dimana apoteker berkewajiban untuk
memberikan informasi obat dan konseling kepada pasien.

Pasal 7 : Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan


profesinya

Pembahasan : Dari kasus di atas Apoteker tidak memberikan informasi kepada


pasien, sehingga Apoteker secara jelas melanggar Pasal 7 Kode Etik Apoteker.
Pelanggaran yang dilakukan oleh Apoteker jelas menunjukkan bahwa Apoteker
tidak mengutamakan dan tidak berpegang teguh pada Prinsip Kemanusiaan.
Dampak dari kurangnya informasi penggunaan obat dapat menyebabkan efek yang
merugikan bagi pasien.

Pasal 9 : Seorang apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus


mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi penderita dan
melindungi makhluk hidup insani

Pembahasan : Pada kasus tersebut, seorang apoteker tidak menjalankan kode etik
pasal 7 dengan baik. Menurut pasal 7, seorang apoteker harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi penderita dan melindungi
makhluk hidup insani, namun apoteker tersebut tidak memberikan informasi yang
cukup kepada pasien. Sehingga dapat merugikan pasien.
Pasal 15 : Setiap apoteker bersungguh –sungguh menghayati dan mengamalkan
kode etik apoteker indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.
Jika seorang apoteker baik dengan sengaj maupun tidak sengaja melanggar atau
tidak mematuhi kode etik apoteker indonesia, maka dia wajib mengakui dan
menerima sangsi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang
menanganinya (ISFI) dan mempertanggung jawabkannya kepada Tuhan YME

D. PP 51 TAHUN 2009 TTG PEKERJAAN KEFARMASIAN

Pasal 3 : Pekerjaan Kefarmasian dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah, keadilan,


kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan pasien atau
masyarakat yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi yang memenuhi standar dan
persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan

Pasal 21 : Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan


oleh Apoteker

Pembahasan :

Pada kasus tersebut Apoteker datang pada jam 19.00, sedangkan apotek dibuka
pada jam 16.00, yang memungkinkan pelayanan resep dari jam 16.00 sampai jam
19.00 tidak dilakukan oleh apoteker. Hal tersebut jelas bertentangan dengan Pasal
21 PP 51 tersebut diatas. Tidak disampaikannya informasi obat kepada pasien
menyebabkan berbagai efek yang merugikan bagi pasien seperti tidak membaiknya
kondisi pasien, penyakit bertambah parah, timbul efek samping yang dapat
membahayakan keselamatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai