PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Terwujudnya masyarakat
yang sehat merupakan salah satu faktor penunjang terbentuknya Negara Indonesia
yang sejahtera, makmur, dan tentram. Oleh karena itu, setiap masyarakat harus
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal dan merata. Kesehatan yang optimal dan merata
perbekalan farmasi kepada masyarakat yang dipimpin oleh seorang Apoteker yang
1
disebut Apoteker Pengelola Apotek (APA). Seorang Apoteker harus memiliki
memberikan informasi yang benar kepada masyarakat luas maupun tenaga kesehatan
lainnya. Selain dilakukan oleh apoteker pekerjaan kefarmasian juga dibantu oleh
menjalani pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari atas sarjana farmasi, alimadyah
farmasi, analis farmasi dan tenaga menengah farmasi. Tenaga teknik kefarmasian
harus memiliki keterampilan dan kemampuan yang baik dalam menjalankan tugas
kefarmasian yang optimal kepada pasien serta mempunyai sikap dan perilaku yang
tersebut, maka dari itu, program studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
(STIFARM) Padang melakukan suatu upaya berupa pengalaman kerja yang dikenal
sebagai Praktek Kerja Farmasi (PKF). Pada sisi lain PKF juga berguna sebagai sarana
2
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mapu memahami dan mengenal dunia kerja segala aspek yang
Apotek.
Apotek.
pelayanan kefarmasian.
perkuliahan.
sediaan farmasi yang aman, efektif, stabil dan bermutu sesuai prosedur.
3
4. Mahasiswa mampu mencari atau menelusuri kembali, menganalisis,
5. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran yang luas dan jelas mengenai seluruh
4
BAB II
oleh Apoteker.
2.1.1 Apoteker
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas apoteker dan tenaga
teknis kefarmasian.
Kefarmasian terdiri dari: Sarjana Farmasi, ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan
kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai
5
2.2 Fungsi Apotek
Salah satu sarana untuk menghasilkan laba dan menjaga kelangsungan usaha
serta untuk membayar biaya operasional apotek, juga untuk mencari nafkah bagi
Perbekalan farmasi yang disalurkan oleh apotek meliputi obat, bahan obat, obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
a. Obat Bebas
6
Obat bebas adalah obat lain yang boleh beredar dan tidak dinyatakan
Contoh :
Promag
Mylanta
Vitamin C
Antasid
Bodrexin
Entrostop
Penandaan :
Obat bebas terbatas atau obat yang termasuk dalam daftar “W”, menurut
Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada
berikut :
Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkus asli dari pabriknya.
7
Pada penyerahannya obat pembuat atau penjual harus mencantumkan
Obat bebas terbatas mempunyai tanda khusus lingkaran biru dengan garis
tepi berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm, dan menurut
Penandaan :
8
Contoh :
CTM
Vitamin E
Betadine
Mixagrip
Decolgen
Vicks Formula 44
c. Obat Keras
kesehatan manusia.
4. Semua obat yang tercantum dalam obat keras, obat itu sendiri dalam
9
apabila di belakang nama obat disebutkan ketentuan lain atau ada
Tanda khusus untuk obat keras daftar “G”, yaitu lingkaran bulat berwarna
merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh
garis tepi.
Penandaan :
Contoh :
Antalgin
Amoxan
Impugan
Myostatin
Corpamil
d. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari
tumbuhan atau hewan, hewan mineral, sediaan gelanik atau campuran dari
10
(2) TL : Obat tradisional produksi dalam negeri atau lisensi
Contoh :
Jamu kejibeling
Antangin JRG
Diapet
Sari temulawak
Kiranty
e. Obat Psikotropika
Menurut UU No. 5 tahun 1997 Obat psikotropika adalah zat atau obat,
Penandaan :
Contoh :
Diazepam
Alprazolam 0,5 mg
11
f. Obat Narkotika
atau bahan yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis
Penandaan :
Contoh :
Codein 10 mg
Morfin
Opium
Heroin
Apoteker (OWA). OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker
12
Disini terdapat daftar obat wajib apotek yang dikeluarkan berdasarkan keputusan
Menteri Kesehatan. Sampai saat ini sudah ada 3 daftar obat yang diperbolehkan
diserahkan tanpa resep dokter. Peraturan mengenai Daftar Obat Wajib Apotek
tercantum dalam :
dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dirasa perlu
ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat,
aman dan rasional. Peningkatan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional
dapat dicapai melalui peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan disertai dengan
informasi yang tepat sehingga menjamin penggunaan yang tepat dari obat tersebut.
Oleh karena itu, peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat kepada masyarakat perlu ditingkatkan
obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA.
13
1. Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama,
2. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan kepada
pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan
kontra-indikasi, cara pemakain, cara penyimpanan dan efek samping obat yang
mungkin timbul serta tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut
timbul.
maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat ang diperlukan bagi
kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam
mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep
diserahkan:
kelanjutan penyakit.
14
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
Indonesia.
dapat didefinisikan sebagai suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
a. Pemesanan Narkotika
(PBF) Kimia Farma. Pesanan narkotika bagi apotek ditandatangani oleh APA dengan
menggunakan surat pesanan rangkap empat, dimana tiap jenis pemesanan narkotika
15
menggunakan satu surat pesanan yang dilengkapi dengan nomor SIK apoteker dan
stempel apotek.
b. Penerimaan Narkotika
Penerimaan narkotika dari PBF harus diterima oleh APA atau dilakukan dengan
dilakukan pemeriksaan yang meliputi nama Apotek, nama obat, No.batch, tanggal
c. Penyimpanan Narkotika
Narkotika yang berada di apotek wajib disimpan secara khusus sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dalam UU No. 35 tahun 2009
pasal 14 ayat (1). Adapun tata cara penyimpanan narkotika diatur dalam Permenkes
2. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
3. Harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk Instalasi Farmasi
Pemerintah;
4. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk apotek,
instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, instalasi farmasi klinik, dan lembaga
ilmu pengetahuan;
16
5. Kunci lemari khusus dikuasai oleh apoteker penanggungjawab/ apoteker yang
dinyatakan:
Sesuai dengan bunyi pasal 7 ayat (2) undang-undang no. 9 tahun 1976 tentang
walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali.
Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama
sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut hanya
Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh dilayani sama
sekali. Oleh karena itu dokter tidak boleh menambah tulisan iter pada resep-resep
Resep narkotika yang masuk dipisahkan dari resep lainnya dan diberi garis merah
e. Pelaporan Narkotika
bahwa industri farmasi, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi
17
dokter, dan lembaga ilmu pengetahuan wajib membuat, menyampaikan, dan
Pemusnahan Narkotika
Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan atau
Kadaluarsa
Tidak memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan dan
narkotika dilaksanakan oleh pemerintah, orang atau badan usaha yang bertanggung
jawab atas produksi dan atau peredaran narkotika, sarana kesehatan tertentu serta
lembaga ilmu pengetahuan dengan disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri Kesehatan.
18
Pemegang izin khusus atau apoteker pengelola apotek yang memusnahkan
narkotika harus membuat berita acara pemusnahan paling sedikit 3 rangkap. Berita
Tempat pemusnahan
Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain badan/sarana
tersebut;
Cara pemusnahan.
narkotika dapat dikenai sanksi administratif oleh Menteri Kesehatan, yang berupa:
pencabutan izin.
19
2.3.3.2 Pengelolaan Psikotropika
zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
ilmu pengetahuan.
a. Pemesanan Psikotropika
lainnya yakni dengan surat pemesanan yang sudah ditandatangani oleh APA yang
Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 pasal 12 ayat (2) dinyatakan bahwa penyerahan
psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit,
puskesmas, balai pengobatan, dokter dan pelayanan resep. Satu lembar surat pesanan
psikotropika dapat terdiri dari lebih dari satu jenis obat psikotropika.
20
b. Penyimpanan Psikotropika
dalam suatu rak atau lemari khusus yang terpisah dengan obat-obat lain, tidak harus
c. Pelayanan Psikotropika
rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter dan kepada pasien berdasarkan
resep dokter.
d. Pelaporan Psikotropika
e. Pemusnahan Psikotropika
memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan atau tidak dapat digunakan
21
dalam proses psikotropika, kadaluarsa atau tidak memenuhi syarat untuk digunakan
Pemusnahan psikotropika wajib dibuat berita acara dan disaksikan oleh pejabat
yang ditunjuk dalam waktu 7 hari setelah mendapat kepastian. Berita acara
3. Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari apotek
5. Cara pemusnahan.
Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
Contoh :
Kasa pembalut
Hansaplast
Sterile Syringe
Alkohol
22
Kapas
sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk
tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
1.Lipstik
2.Parfum
3.Shamppo
4. Hair tonic
Auminium sulfat
Belerang
Asam borat
23
Hidrokinon
Formaida
Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
6. Lumpang dan stamfer serta perlengkapan untuk meracik obat dan lainnya.
7. Timbangan obat.
8. Meja kasir.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 pasal 3 apoteker dapat
mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari pemilik modal baik
24
perorangan maupun perusahaan. Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek
2.5.1 Lokasi
pelayanan kefarmasian.
2.5.2 Bangunan
terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah
1. penerimaan Resep
25
4. konseling
6. arsip.
2. instalasi listrik
2.5.4 Ketenagaan
(1) dan ayat (2) wajib memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Untuk mendirikan apotek para pemilik apotek harus memenuhi persyaratan yang
Kabupaten/Kota.
26
4. SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan.
disingkat STRTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Tenaga
Teknis Kefarmasian yang telah diregistrasi. Surat Izin Kerja Tenaga Teknis
Kefarmasian, yang selanjutnya disebut SIKTTK adalah surat izin praktik yang
wajib memiliki surat tanda registrasi. Surat tanda registrasi sebagaimana dimaksud
berupa:
Menteri. STRA dan STRTTK berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi
persyaratan:
27
2. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki
kefarmasian.
3. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima permohonan
28
menugaskan tim pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap
4. Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus melibatkan unsur
a. tenaga kefarmasian
5. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa ditugaskan,
6. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah Daerah
7. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dinyatakan
harus mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas)
29
8. Tehadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan
paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat penundaan diterima.
Formulir 6.
Penerbitan SIA bersamaan dengan penerbitan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)
untuk Apoteker pemegang SIA. Masa berlaku SIA mengikuti masa berlaku SIPA.
1. Setiap perubahan alamat di lokasi yang sama atau perubahan alamat dan
pindah lokasi, perubahan Apoteker pemegang SIA, atau nama Apotek harus
perubahan alamat dan pindah lokasi, perubahan Apoteker pemegang SIA, atau
30
3. Terhadap Apotek yang melakukan perubahan alamat di lokasi yang sama atau
perubahan nama Apotek sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak perlu
perubahan alamat dan pindah lokasi atau perubahan Apoteker pemegang SIA
harus menunjuk Apoteker lain untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga)
bulan.
31
2.11 Pencabutan Izin Apotek
a. Peringatan tertulis
c. Pencabutan SIA
(satu) bulan.
5) Dalam hal SIA dicabut selain oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, selain
32
2.12 Papan Nama Apotek
a. Papan nama apotek, yang memuat paling sedikit informasi mengenai nama
b. Papan nama praktik apoteker, yang memuat paling sedikit informasi mengenai
d. Jadwal praktik apoteker harus berbeda dengan jadwal praktik apoteker yang
33
BAB III
ini berdiri sejak tanggal 17 November 1997. Pemilik Sarana Apotek (PSA) ini yaitu
bapak Drs. Heppymen yang menjabat sekaligus sebagai direktur di Apotek Madya I
1958070722/SIPA-13.71/2016/1.96.
Apotek Madya I memiliki dua tenaga teknis kefarmasian dan dua bagian
administrasi. Apotek Madya I terketak di jalur lalu lintas yang ramai dan berada dekat
Sudarso Padang dan beberapa klinik swasta lainnya sehingga menjadikan apotek
Madya I sebagai salah satu tempat yang strategis. Apotek Madya I bekerja sama
dengan beberapa dokter salah satu nya dokter spesialis yaitu dr. Hj.Sri Lestari KS,
SpKK (K). Praktek dokter ini dibuka setiap hari senin sampai jumat dimulai pukul
34
3.3 Struktur Organisasi Apotek Madya I
organisasi :
Kasir Kasir
Selvi Hestia M. Ridwan
GUDANG
Warnik
35
3.4 Aspek Pengelolaan Sumber Daya
menyangkut kefarmasian
Melayani resep
menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya
36
Tenaga Teknis Kefarmasian bertanggungjawab dalam hal teknis di apotek.
Membuat kwitansi atau salinan resep untuk obat yang hanya ditebus
Apotek harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan prasarana Apotek
dapat menjamin mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian diapotek, sarana dan prasarana
37
a. Ruang penerimaan resep
resep, 1 (satu) set meja dan kursi serta 1 (satu) set komputer. Ruang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat
oleh pasien.
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas
meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan
minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat,
lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label
obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang
d. Ruang konseling
38
e. Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai.
2. Alat administrasi
- Blanko kwitansi
- Buku defecta
- Buku pengiriman
39
- Buku pemesanan obat narkotika
3.5.1 Perencanaan
dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
berdasarkan jumlah obat yang digunakan atau yang biasa dipakai dalam praktek
3.5.2 Pengadaan
40
Apotek Madya I melakukan pengadaan setiap barang atau stok yang ada hampir
habis dan dapat langsung dipesan Pemesanan barang dilakukan dengan mengamprah
semua barang yang diperlukan ke gudang Apotek Madya I, selain itu dapat juga
dengan jalan melakukan pemesanan ke PBF. Apotek Madya I memesan barang pada
prioritas utama, wajib dipesan dan tidak boleh datang terlambat. Barang klasifikasi
barang-barang ini yang membuat apotek memiliki dikenal sebagai apotek yang
lengkap.
atau defekta. Defekta merupakan buku yang berisi catatan atau data obat yang jumlah
41
3.5.3 Penerimaan
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan
Memeriksakan jumlah barang yang diterima, apakah sudah sesuai dengan jumlah
Bila ada yang rusak atau tidak sesuai dengan pesanan langsung dikembalikan
ke PBF yang bersangkutan. Jika sesuai dengan persyaratan maka faktur distempel dan
diparaf oleh Tenaga Teknis Kefarmasian yang bersangkutan. Setelah barang diterima
kemudian dicatat pada buku penerimaan barang, dicatat dibuku stok gudang dan
harian. Untuk penerimaan obat narkotika, psikotropika, dan prekursor dilakukan oleh
cara melayani pembeli obat, baik obat bebas maupun obat yang ditebus dengan resep dokter.
Untuk menjaga agar jumlah konsumen tidak mengalami penurunan, maka pelayanan
Bersikap ramah dan sopan santun kepada pembeli sehingga pembeli senang
42
Menginformasikan khasiat dan cara pemakaian efek sampingnya.
Menjaga kebersihan dan kerapian susunan barang berupa obat, alat kesehatan
3.5.4 Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
5. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
43
1. Kapsul, tablet dan kaplet dalam bentuk obat merk dagang disimpan dalam
3. Obat tetes mata, tetes telinga, salep, krim dan injeksi, disimpan dalam
kemasannya masing-masing dan disusun pada rak yang berbeda dan berdasarkan
abjad
6. Obat-obat narkotik dan obat psikotropika disimpan dalam lemari khusus yang
terkunci
8. Obat-obat bebas dan peralatan kesehatan disusun dalam etalase pada bagian
penerimaan resep
9. Perlengkapan lainnya seperti plastik, sendok sirup dan pipet tetes diletakkan
10. Kemudian ada obat yang disusun berdasarkan khasiat atau kegunaan.
3.5.5 Administrasi
a. Admninistrasi
44
Bagian administrasi bertugas membuat laporan harian, laporan bulanan,
laporan mengenai pajak-pajak yang dibebankan dan membuat laporan tahunan tutup
Besar Farmasi (PBF), pembayaran rekening listrik, air dan telepon. Bagian ini
menerima uang dari kasir yang berasal dari penjualan tunai setiap hari dan
b. Bagian Keuangan
Apotek Madya terdiri dari dua kasir yaitu kasir kecil dan kasir besar. Kasir kecil
bertugas menerima dan memasukan semua hasil penjualan tunai setiap hari ke dalam
buku kas dan menyetorkannya kepada kasir besar. Kasir besar merupakan
3. Menerima resep dan memberi nomor pada resep serta memberi nomor
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur),
45
penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan
Petunjuk teknis mengenai pencatatan dan pelaporan akan diatur lebih lanjut
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin
praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
menggunakan Formulir.
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain
46
sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan
Namun sudah tiga tahun apotek Madya I tidak melakukan pemusnahan dan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud
1. Persyaratan Administrasi
bukti legal terhadap resep yang telah dikeluarkan oleh dokter. Sehingga obat
maksimal. Persyaratan yang harus ada dalam resep saat diberikan kepada
pasien :
- Nama, SIP (surat izin Praktek), alamat dokter yang memberikan resep
47
- Memiliki tanggal yang sesuai dengan pemeriksaan
- Memiliki keterangan pasien seperti nama, alamat, jenis kelamin, usia dan
berat badan.
2. Kesesuaian Farmasetik
dari :
- stabilitas
- kesesuaian dosis
3. Kesesuaian Farmakologi
48
reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi
klinis lain
harus menghubungi dokter penulis Resep. Pelayanan Resep dimulai dari penerimaan,
pemberian informasi.
Petunjuk teknis mengenai pengkajian dan pelayanan Resep akan diatur lebih lanjut
Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam
pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan
dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain,
pasien atau masyarakat. Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan
herbal. Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda
penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas,
ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain.
49
1. menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan
(penyuluhan)
50
BAB IV
PEMBAHASAN
4. Ada pembeli yang menginginkan obat paten, tentu harga obat tersebut mahal
5. Ada beberapa Pasien menginginkan obat dengan merk dan bahkan PT yang
6. Tidak adanya obat tradisional dan terjadinya penghabisan stock narkotika dan
psikotropika.
tahunnya
51
4.2 Pembahasan Masalah
1. Pasien yang datang dengan berbagai keluhan harus dilayani dengan memberikan
informasi, edukasi kepada pasien atau lebih baik jika pengobatan tidak dapat
2. Untuk menghindari hilangnya omset maka stock / kelengkapan obat harus benar-
kekecewaan dari pasien untuk apotek dapat membeli obat tersebut ke apotek
setempat dengan harga yang lebih murah dan bisa di jankau oleh pasien dan
masyarakat setempat.
3. Sebaiknya apotek memilih Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang menawarkan harga
yang lebih murah tetapi tidak mempengaruhi mutu dan kualitas obat.
tersebut bahwasanya obat paten tersebut memang mahal, oleh karena itu dapat
dianjurkan dengan member obat generik yang harganya lebih murah dan
kegunaannya sama.
5. Sebaiknya apotek tersebut menjual obat lebih murah, tidak mengambil untung yang
banyak. Yang penting pasien bisa menjadi pelanggan setia di apotek tersebut.
6. Narkotika dan psikotropika sengaja tidak disediaan oleh Apotek Madya I , mengingat
konsumen memaksa untuk membeli obat dengan resep dokter yang ditebus sampai 3
kali dalam sehari. Jadi untuk menghindari penyalahgunaan obat golongan narkotika
52
7. Pemusnahan belum dilakukan selama tiga tahun terakhir. Sebaiknya apotek Madya I
53
BAB V
5.1 Kesimpulan
membaca resep.
4. Asisten Apoteker lebih sabar dalam menghadapi pembeli dan pelayanan yang
suatu apotek.
5. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) calon Asisten Apoteker dapat
menemukan masalah yang sering dihadapi dalam suatu apotek dan cara
terjun ke dunia kerja serta dapat mengetahui cara pemesanan dan penyimpanan
obat, alat kesehatan, obat tradisional dan perbekalan farmasi lainnya yang ada
di apotek.
54
7. Asisten Apoteker mampu mengetahui cara pemesanan dan penyimpanan obat,
alat kesehatan, obat tradisional di apotek, agar lebih mudah untuk mengetahui
persediaan atau alfabetis dengan prinsip FIFO (barang duluan masuk, duluan
keluar)
5.2 Saran
pelayanan dengan melengkapi sediaan obat dan stock obat sesuai dengan
kebutuhan.
2. Sebaiknya juga harus teliti dalam mengasih obat kepada pembeli dan juga
55
56