Anda di halaman 1dari 51

1

BAB I
(PENDAHULUAN)

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan adalah suatu upaya yang diselenggarakan secara
sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,untuk
mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan berbagai upaya kesehatan yang
banyak didukung oleh bagai sarana dan prasarana yang penting, salah satu
diantaranya yaitu Apotek.
Apotek merupakan salah satu sarana yang ikut berperan dalam bidang
kefarmasian. Oleh karena itu, Sekolah Menengah Kejuruan di bidang farmasi
mengadakan program Praktek Kerja Industri (Prakerin) di salah satu instansi yang
bergerak di bidang kefarmasian yang sesuai dengan kompetensi yang telah
diberikan di sekolah saat pelatihan. Pada dasarnya kegiatan ini merupakan
kegiatan pelatihan dilapangan yang dirancang untuk memberikan pengalaman,
pengetahuan dan keahlian praktis kepada siswa khususnya mengenai obat-obatan
bagi Sekolah Menengah Kejuruan di bidang Farmasi.
Harapan utama dari kegiatan praktek kerja industri yaitu dapat
menghasilkan lulusan yang handal dan kompeten serta memiliki etos kerja,
kemampuan, motivasi, disiplin, inisiatif dan kreatif.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari Praktek Kerja Industri diharapkan dapat
memberikan kesempatan pada siswa untuk:
1. Salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional.
2. Menerapkan pengetahuan akademis yang didapat dari Sekolah.
3. Belajar bersosialisasi dengan lingkungan baru.
4. Membangun mental kerja.
2

5. Melatih kedisiplilan siswa


6. Mengethui segala sesuatu yang berhubungan dengan Apotek mulai dari
pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan informasi Kesehatan serta
Obat-obatan.

1.3 Manfaat Prakerin


a. Memperoleh pengalaman untuk bekal pada saat bekerjanya nanti.
b. Menambah wawasan bagi siswa/siswi.
c. Hasil karya lebih bermanfaat sebagai bekal hidup dan pengembangan diri.
d. Mengetahui dan mengamalkan cara pengelolaan obat dan pelayanan yang
baik kepada masyarakat.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Prakerin


Kegiatan Praktek Kerja Industri dilaksanakan pada tanggal 4 September
2017 s/d 31 Oktober 2017 di Apotek Medika Utama Tasikmalaya, yang beralamat
di JL. Mesid Agung No. 34 Tasikmalaya. Adapun jadwal pelaksanaan Praktek
Kerja Industri di Apotek Medika Utama Tasikmalaya pada hari senin sampai
sabtu dan dibagi menjadi 2 shift, yaitu:
1. Shift pagi, 07.00-14.00 WIB
2. Shift siang, 14.00-21.00 WIB
Kecuali hari sabtu pagi jam 07.00-13.00 WIB dan shift siang jam 13.00-
20.00 WIB, pergantian shift dilakukan seminggu sekali pada setiap hari kamis.
3

BAB II
(TINJAUAN UMUM)

2.1 Pengertian Apotek


Menurut PP RI No. 51 Tahun 2009 Apotek merupakan suatu tempat
distribusi obat perbekalan farmasi yang dikelola oleh Apoteker sesuai standar dan
etika kefarmasian.
Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud adalah pengadaan sediaan farmasi,
penyimpanan obat, pendistribusian atau penyaluran obat,pembuatan obat luar
maupun dalam, pengolahan, peracikan, perubahan bentuk, pencampuran,
pelayanan obat atas resep maupun tanpa resep dokter dan penyerahan obat atau
bahan obat juga alkes dan perbekalan farmasi lainnya,yang dimaksud perbekalan
kesehatan/farmasi adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.

2.2 Tugas dan Fungsi Apotek


Menurut peraturan pemerintahan (PP) No. 51 tahun 2009 adalah sebagai
berikut :
a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker.
b. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
c. Sarana untuk melakukan pendistribusian sediaan farmasi, memproduksi
antara lain; Obat, bahan baku obat , obat tradisional dan kosmetik.
d. Sarana pembuatan sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pelayanan obat atau resep maupun tanpa
resep dokter, serta pelayanan informasi obat.
4

2.3 Tugas dan Fungsi Apoteker di Apotek


a. Pelayanan
Adapun tugas Apoteker dalam bidang pelayanan adalah :
a) Membaca resep dengan teliti, meracik obat, membungkus dan
menempatkan obat dalam wadah/bungkus dan memeriksa serta
memberi etiket.
b) Memberikan informasi tentang obat kepada pasien, tenaga kesehatan
masyarakat.
c) Skrinning/pembacaan resep : Nama dokter, alamat, SIP, tanggal
penulisan, paraf/tanda tangan dan lain lain.
b. Manager
Apoteker sebagai manager memiliki tugas :
a) Menyusun prosedur tetap
b) Mengelola obat, SDM, Peralatan dan uang di apotek.
c) Membuat prosedur tetap untuk masing masing pelayanan.

2.4 Tugas Tenaga Kefarmasian


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1332/Mankes/X/2002,
Tugas tenaga kefarmasian adalah sebagai berikut :
a. Melayani resep dokter sesuai dengan profesinya yang dilandasi pada
kepentingan masyarakat serta melayani penjualan obat yang dapat dibeli
tanpa resep dokter.
b. Memberi informasi yang berkaitan dengan :
a) Penggunaan/pemakaian obat secara tepat,
b) Cara pemakaian obat, penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan,
makanan/minuman/aktifitas yang hendaknya dihindari saat masa terapi.
c. Melakukan pengelolaan apotek meliputi :
a) Pengelolaan, pembuatan, peracikan, perubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan dan penyerahan obat dan bahan obat.
b) Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan farmasi
lainnya.
5

2.5 Perlengkapan Apotek


Permenkes RI No. 278 Tahun 1981 perlengkapan yang harus dimiliki oleh
sebuah apotek meliputi :
a. Farmakope Indonesia dan Farmakope edisi terbaru serta buku farmasi
lainnya.
b. Peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.
c. Alat dan perlengkapan laboratorium.
d. Alat pengolahan, peracikan, perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan
kesehatan dibidang farmasi.
e. Tempat penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika.
f. Tempat penyimpanan khusus bahan beracun.

2.6 Ciri – ciri Apotek


a. Memiliki Apoteker Pengelola Apotek.
b. Melayani Resep dab Non Resep.
c. Memiliki Izin Apotek.
d. Tempat informasi yang berkaitan dengan pemakaian obat dan kegunaanya.

2.7 Peraturan Perundangan – undangan


a. Undang – undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
b. Undang –undang No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika.
c. Undang – undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
d. Peraturan pemerintah No. 72 Tahun 1998 Tentang pengamanan sediaan
farmasi dan alat kesehatan.
e. Peraturan pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang pekerjaan kefarmasian.
6

2.8 Penggolongan Obat


Permenkes RI Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang kini telah mengalami
perbaikan dengan Permenkes RI Nomor 949/Per/VI/2000.
Penggolongan obat terdiri dari:
a. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum
tanpa resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika,
obat keras, obat bebas terbatas, dan sudah terdaftar di Depkes RI.
Contoh obat bebas antara lain : Minyak Kayu Putih, Tablet
Paracetamol, Microlax, Promag Fruity.
Penandaan obat bebas yaitu dengan bulatan berwarna hijau dengan
garis tepi berwarna hitam, seperti pada gambar dibawah:

Gambar 2.1 Penandaan Obat Bebas


b. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas atau yang termasuk dalam daftar “W” menurut
bahasa belanda “Waarschuwing” yang artinya peringatan. Jadi
maksudnya adalah obat yang dalam penjualannya disertai dengan tanda
peringatan yang terdapat dalam kemasan obat bebas terbatas tersebut.
Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, dan memuat pemberitahuan
berwarna putih sebagai berikut :

Gambar 2.2 Peringatan obat bebas terbatas


7

Penandaan OBT berdasarkan Kepmenkes RI Nomor


2380/A/SK/VI/83, tanda khusus OBT berupa lingkaran berwarna biru
dengan garis tepi berwarna hitam seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 2.3 Penandaan Obat Bebas Terbatas


Contoh OBT : Daktarin Diaper, Caladine lotion,
Tuzalos

c. Obat Keras
Obat keras atau obat daftar G menurut bahasa belanda “G”
singkatan dari “Gevaarlijk” yang artinya berbahaya, maksudnya obat
dalam golongan ini berbahay jika pemakaiannya tanpa resep dokter.
Tanda obat keras adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis
tepi berwarna hitam dengan hurup K yang menyentuh garis tepi. Seperti
yang terlihat pada gambar berikut :

Gambar 2.4 Penandaan Obat Keras


d. Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA)
DOWA adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di
apotek tanpa resep dokter. Pada penyerahan OWA ini terhadap apoteker
terdapat kewajiban-kewajiban sebagai berikut :
a) Memenuhi ketentuan dan batas tiap jenis obat perpasien yang
disebutkan dalam obat wajib apotek yang bersangkutan.
8

b) Membuat catatan pasien serta obat yang diserahkan.


c) Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakai kontra
indikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh
pasien yang bersangkutan.

Sesuai Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993,


kriteria obat yang dapat diserahkan :
 Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil,
anak dibawah umur 2 tahun dan orang tua diatas umur 65 tahun.
 Pengobatan sendiri dengan obat dimaksudkan tidak memberikan
resiko pada kelanjutan penyakit.
 Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
 Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya
tinggi di indonesia.
 Obat dimaksudkan untuk memiliki rasio khasiat keamanan yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Contoh DOWA :
No. 1 : Salbutamol
No. 2 : Flumetason Cream
No. 3 : Ranitidin
e. Obat Psikotropika
Menurut UU No.5 tahun 1997 adalah merupakan zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetris bukan narkotik yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku. Berdasarkan UU No. 5
tahun 1997.
9

Psikotropika dibagi menjadi 4 :


a) Golongan 1
Psikotropika yang hanya dapat di pergunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi amat kuat membuat sindroma
ketergantungan.
Contoh : MDMA (Metilin Dioksin Methampetamin), Katinona,
psilosibina.
b) Golongan 2
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan yang banyak
digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Amfetamina, Metakualon, Sebkobarbital.
c) Golongan 3
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi atau tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Contoh : Flunitrazepam, pentobarbital, Amobarbital.
d) Golongan 4
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi atau tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital, Triazolam.
Tanda obat psikotropika :

Gambar 2.5 Penandaan Psikotropika


10

f. Obat Narkotika
Menurut UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika adalah obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran dan menimbulkan ketergantungan yang dapat di bedakan ke
dalam golongan I, II, III.
a) Golongan 1
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Kokaina, Opium, Heroin
b) Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfina, Codeine, Pethidine.
c) Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Dihidrokodeina, Etilmorfina.

Tanda obat Narkotika adalah Palang Medali Medali :

Gambar 2.6 Penandaan Obat Narkotika


11

2.9 Pengelolaan Obat Narkotika dan Psikotropika di Apotek Medika Utama


a. Pengelolaan Obat Narkotika
a) Pemesanan Narkotika
Apotek memesan obat narkotika ke PBF Kimia Farma dengan
menggunakan surat pesanan (SP) yang di tanda tangani oleh APA dengan
dilengkapi nama jelas, nomor Surat Izin Kerja (SIK), dan stempel
apotek, dimana untuk 1 lembar SP hanya untuk 1 macam narkotika saja.
Untuk SP Narkotika dibuat 4 rangkap,1 lemba untuk apotek itu sendiri
sebagai arsip dan 3 lembar untuk PBF Kimia Farma, Dinas Kesehatan
Provinsi, dan Badan POM.
b) Penerimaan Narkotika
Penerimaan Narkotika harus diterima oleh APA yang mempunyai
SIPA. Lalu dilakukan pemeriksaan SP, barang, dan faktur, lalu ditanda
tangani oleh APA.
c) Penyimpanan Narkotika
Permenkes No. 28/Menkes/Per/1978 tentang penyimpanan
Narkotika pasal 5-6 menyebutkan bahwa apotek harus memiliki tempat
penyimpanan khusus yang memiliki persaratan yaitu:
 Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
 harus mempunyai kunci ganda yang berlainan, bagian 1 digunakan
untuk menyimpan morfina, petidin dan garam-garanya serta
persediaan Narkotika. Bagian 2 digunakan untuk menyimpan
narkotika yang digunakan sehari-hari.
 Lemari khusus tersebut berukuran 40x80x100 cm, jika ukurannya
lebih atau kurang dari yang telah ditentukan maka lemari tersebut
harus dibuat pada tembuk atau lantai.
 Lemari khusus tidak dapat digunakan untuk menyimpan bahan
selain narkotika, kecuali ditentukan oleh materi kesehatan.
12

 Anak kunci lemari khusus dipegang oleh pegawai yang di eri


kuasa, dan lemari khusus diletakan ditempat aman dan tidak
diketahui umum.
b. Pelayanan Resep yang mengandung Narkotika
Menurut undang-undang no. 22 tahun 1997tentang Narkotika
disebutkan bahwa :
a) Hanya digunakan untuk kepentingan pengobatan dan ilmu
pengetahuan.
b) Hanya dapat diserahkan kepada pasien untuk pengobatan penyakit
berdasarkan resep dokter.
c) Apotek dilarang mengulangi menyerahkan narkotika atas dasar
salinan resep dokter. Selain Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
no. 336/E/SE/1997 disebutkan :
 Sesuai dengan bunyi pasal 7 ayat 2 UU no. 9 tahun 1976tentang
narkotika, apotekn dilarang melayani salinan resep dari apotek lain
yang mengandung narkotika walaupun resep tersebut baru dilayani
sebgian/belum dilayani sama sekali.
 Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum
dilayani sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep, tetapi
hanya boleh dilayani apotek yang menyimpan resep aslinya.
 Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali.
c. Pelayanan Narkotika
UU no. 22 tahun 1997 pasal 11 ayat 2 menyatakan bahwa importir,
eksportir, pabrik obat, pabrik farmasi, PBF, apotek, rumah sakit, puskesmas,
balai pengobatan, dokter, lembaga ilmu pengetahuan wajib membuat,
menyampaikan, menyimpan pelaporan berkala setiap bulannya, dan paling
lambat dilaporkan tanggal 10 bulan berikutnya. Laporan ini dilaporkan
kepada DinKes / kota dengan tembusa ke Balai Besar POM Provinsi
setempat, DinKes provinsi dan sebagai arsip.
d. Pemusnahan Narkotika
13

Pada pasal 9 Permenkes RI No. 28/Menkes/Per/1978 disebutkan


bahwa APA dapat memusnahkan narkotika yang rusak, kadluarsa atau tidak
memenuhu syarat lagi untuk digunakan bagi pelayanan kesehatan atau untuk
pengembangan. Apoteker atau dokter yang memusnakhan narkotika harus
membuat berita acara pemusnahan yang memuat :
a) Tempat dan waktu (jam,hari,bulan,dan tahun)
b) Nama pemegang izin khusus, APA atau dokter pemilik narkotika.
c) Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan, dan cara
memusnahkan.
d) tanda tangan dan identitas lengkap penanggung jawab apotek dan
saksi-saksi pemusnahan, kemudian berita acara dikirimkan ke Dinas
Kesehatan RI.
e. Pengelolaan obat psikotropika
a) Pemesanan Psikotropika
Obat psikotropika dapat dipesan apotek dari PBF dengan
menggunakan SP yang ditandatangani oleh APA, dimana 1 lembar SP
bisa lebih dari satu macam obat , SP dibuat 2 rangkap, 1 lembar untuk
PBF dan 1 lagi untuk pihak apotek, kemudian diajukan ke PBF yang
memiliki izin mendistribusikan psikotropika.
b) Penerimaan psikotropika
Barang datang dari PBF disertai faktur, setelah dilakukan
pemeriksaan antara SP, barang dan faktur, lalu di tandatangani oleh APA
yang memiliki SIK, apabila APA sedang tidak ada dapat digantikan oleh
AA yang memiliki SI AA.
c) Penyimpanan Psikotropiksa
Sampai saat ini penyimpanan untuk obat psikotropika belum diatur
dengan suatu perundang-undangan. Namun karena obat psikotropika ini
cenderung disalah gunakan maka disarankan agar menyimpan obat dalam
suatu rak/lemari khusus dan membuat kartu stok psikotropika.
d) Pelayanan Psikotropika
 Hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan
14

 Hanya dapat diserahkan berdasarkan resep dokter, dan bisa


menggunakan salinan resep.
 Dokter menyerahkan psikotropika dalam menjalankan praktik terapi
dan diberikan melalui, menolong orang sakit dalam keadaan darurat,
menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
e) Pelaporan Psikotropika
Apotek wajib memintan dan membuat catatan kegiatan yang
berhubungan dengan psikotropika secara berkala sesuai dengan UU No.
5 tahun 1997 pasal 33 ayat 1 dan pasal 34 tentang psikotropika. Laporan
ini dilaporkan kepada Dinas Kesehatan kabupaten atau kota dengan
tembusan ke Balai Besai POM provinsi setempat, DinKes provinsi dan
sebagai arsip. Dilaporkan minimal tanggal 10 pada bulan berikutnya.
f) Pemusnahan Psikotropika
Menurut pasal 53 UU no. 5 tahun 1997 tentang psikotropika,
pemusnahan psiko tropika apabila :
 Berhubungan dengan tindak pidana.
 Sudah kadaluarsa dan tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada
pelayanan kesehatan atau pengembangan ilmu pengetahuan.
 Pemusnahan psikotropika dilakukan oleh orang atau badan yang
bertanggung jawab atas produksi dan predaran psikotropika yang
disaksikan oleh pejabat yang berwenang dan membut berita acara
pemusnahan yang memuat antara lain :
 Hari, tanggal, bulan dan tahun.
 Nama pemegang izin khusus (APA/Dokter).
 Nama saksi (1 orang dari pemerintah dan 1 lagi dari
badan/instansi yang bersangkutan).
 Nama dan jumlah psikotropika yang dimusnahkan.
 Cara pemusnahan dan tanda tangan penanggung jawab
apotek/pemegang izin khusus/dokter dan saksi-saksi.
15

f. Perbedaan narkotika dan psikotropika

Perbedaan Narkotika Psikotropika


Penurunan
Asal kesadaran, hilangnya Zat alamiah/sintetis
rasa nyeri
Penurunan Psikoaktif perubahan
Menyebabkan kesadaran, hilangnya aktifitas mental dan
rasa nyeri prilaku

Golongan 3 4

SP khusus narkotika SP khusus


Pemesanan
4 rangkap psikotropika 2
Yang melayani obat
PBF PT.Kimia Farma
psikotropika
APA, apoteker
Penerimaan barang APA pengganti,AA yang
punya SI AA

g. Contoh pelaporan narkotika dan psikotropika


a) Contoh pelaporan narkotika di Apotek Medika Utama
b) Contoh pelaporan psikotropika
h. Yang dimaksud dengan DOWA
DOWA adalah obat wajib yang diserahkan apotek dengan seizin
apoteker untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan
kemampuan untuk menolong dirinya sendiri.
a) Contoh DOWA No. 1:
 Obat kontrasepsi (linoatrenol 1 siklus)
 Obat saluran cerna (Antasida dan sedativ/spasmodik 20 tab)
16

 Obat mulut dan tenggorokan (salbutamol 20 tab)


b) Contoh DOWA No. 2:
 Bacitracin Cream 1 tube
 Flumetason Cream 1 tube
 Clindamicin Cream 1 tube
c) Contoh DOWA No. 3:
 Ranitidine 150 mg
 Asam Fusidat
 Allopurinol 100 mg
17

BAB III
(TINJAUAN KHUSUS)

3.1 Sejarah Apotek


Apotek Medika Utama berdiri sejak Tahun 2010 tepatnya pada tanggal 19
April di Jl. Mesjid Agung No. 34 Tasikmalaya dengan Pemilik Sarana Apotek
(PSA) yang bernama Ibu Mariam Ell Farikha Y.L., S.Si.,Apt dan Apoteker
Pengelola Apotek (APA) yang bernama Anggi Eriawan, S.Farm., Apt.
Medika Utama terletak dipusat kota yang sangat strategis bagi suatu usaha
dan masyarakat sekitar. selain itu bangunan yang besar dan luas terdiri dari
beberapa ruangan, yang akan sangat menarik bagi dokter untuk praktik bersama.
Ada 6 dokter spesialis yang bekerjasama dengan Apotek Medika Utama,
diantaranya ;
a. dr. H.Pandji Purnama K.,Sp.A sebagai dokter spesialis anak.
b. dr. H.Dadan Resmana, Sp.PD FINASIM sebagai dokter spesialis
penyakit dalam/interris.
c. dr.Rudy Suradi, Sp.S sebagai dokter spesialis saraf.
d. dr.Reiza Farza, Sp.B,MH.Kes sebagai dokter spesialis bedah.
e. dr. Deri Indirawati, Sp.OG sebagai dokter spesialis kandungan.
f. drg.Iwan Abdallah, Sp.Pros,MM sebagai dokter spesialis gigi.

Bangunan Apotek Medika Utama memiliki beberapa ruangan diantaranya:


ruangan tempat praktik dokter sebanyak 6 ruangan, labolatorium, ruang tunggu,
ruang ibu menyusui, ruang administrasi, mjushokla, gudang, ruang racik, WC,
kantin, dan fasilitas lainya seperti : AC, TV, CCTV, kipas angin, kursi, dispenser.
18

3.2 Pelayanan Apotek


Apotek Medika Utama Melayani :
a. Pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya.
b. Peracikan obat, pencampuran bahan obat, dan penyerahan obat atau
bahan obat.
c. Pengadaan sediaan farmasi, penyaluran dan penyerahan perbekalan
farmasi lainnya.

3.3 Tenaga Kesehatan


Apotek Medika Utama dipimpin oleh seorang APA dalam menjalankan
tugas kefarmasiannya dibantu oleh asisten apoteker dan juru resep dan karyawan
lain yang ada didalamnya.
Apotek Medika Utama memiliki 19 Orang Karyawan :
a. Apoteker pengelola apotek : 1 orang
b. Asisten apoteker : 2 orang
c. Bagian keuangan/kasir : 4 orang
d. Bagian administrasi : 2 orang
e. Juru racik : 4 orang
f. Juru resep : 2 orang
g. Pembantu umum : 2 orang
h. Security : 2 orang

Setiap hari karyawan yang bekerja dibagi menjadi dua shift, yaitu shift
pagi dan siang. Shift pagi dimulai dari pukul 07.00-14.00 WIB, dan shift siang
dimulai pukul 14.00-22.00 WIB, dengan masing-masing 1 orang AA, 1 orang juru
resep, 2 orang juru racik, 2 orang bagian keuangan, dan 1 pembantu umum dan 1
keamanan. Untuk bagian administrasinya 2 oarang, kerjanya mulai pukul 07.00-
15.00 WIB. Shift pagi dan siang jadwalnya tiap minggu di rolling.
Sebuah apotek juga tentunya memilki struktur organisasi, sama seperti
organisasi lainnya. Tujuan dibuatnya struktur organisasi di apotek adalah untuk
19

memperjelas alur kerja dan tugas masing-masing karyawan kerja dalam


pengelolaan yang baik.

3.4 Pengelolaan Apotek


secara umum, pengelola apotek di Medika Utama meliputi : seleksi,
perencanna, pengadaan, pemesanan, penerimaan, penyimpanan, penjualan,
pelaporan, dan pemusnahan.
a. Seleksi
Fungsinya untuk menentukan apakah obat, atau perbekalan farmasi
lainnya yang dibutuhkan benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan
dan anggaran. Meliputi :
a) Kebutuhan praktik dokter.
b) Kebutuhan masyarakat.
c) Menentukan kriteria seleksi obat.
d) Menentukan daftar obat yang disediakan di apotek.
e) Hasil tinjauan masalah-masalah yang sering terjadi di apotek atau di
lingkungan sekitar.
b. Perencanaan
Tujuannya adalah :
a) Menghindari kekosongan obat.
b) Untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
c) Untuk mendapatkan jumlah dan jenis obat yang tepat sesuai
kebutuhan
c. Pengadaan
Pengadaan barang di apotek Medika Utama dilakukan berdasarkan
data barang yang akan dipesan dari buku defecta, dimana data tersebut
berasal dari pemeriksaan barang setiap hari. Pengadaan barang
disesuaikan dengan kebutuhan dan seringnya obat tersebut diresepkan
oleh dokter ataupun barang yang dibeli oleh pasien.
a) Pengadaan barang atau obat dilakukan melalui :
 Pembelian tunai.
20

 Pembelian kredit.
 Konsinyasi (pembagian keuntungan berdasarkan persentase hasil
penjualan) .
b) Pedoman pembelian di apotek Medika Utama :
 Surat pesanan (SP) harus ditandatangani oleh apoteker.
 Barang harus didistribusikan dari perusahaan resmi.
 adanya perjanjian antara penerima dan pengirim barang.
 Kualitas barang terjamin.
d. Penyimpanan
a) Tujuan penyimpanan obat antara lain :
 Memelihara obat.
 Memudahkan dalam pencarian dan pengawasan obat.
b) Metode penyimpana obat di Apotek Medika Utama adalah :
 Berdasarkan abjad (alphabets).
 Berdasarkan bentuk sediaan, jenis obat dan suhu obat, karena ada
beberapa jenis obat yang harus disimpan dalam suhu tertentu
karena tidak stabil pada udara bebas.
 Penyimpanan berdasarkan FIFO (First In First Out) dan FEFO
(First Expired First Out) .
 Berdasarkan seringnya obat tersebut diresepkan oleh dokter dan
dibutuhkan oleh masyarakat, atau obat yang sering digunakan
dalam racikan.
 Berdasarkan golongan antara lain :
 Obat bebas.
 Obat bebas terbatas.
 Obat anti biotik.
 Obat paten.
 Obat generik.
 Obat narkotika dan psikotropika.
21

3.5 Struktur Organisasi Apotek

Administrasi
Pemilik Sarana
Apotek (PSA)

Keuangan (Kasir)

Pembantu Umum

Apoteker Pengelola
Apotek (APA)
Asisten Apoteker

Juru Racik

Bagan 1.3 Struktur Organisasi

3.6 Perbekalan Farmasi


Perbekalan farmasi yang disediakan di Apotek Medika Utama adalah:
a. Obat.
b. Obat asli indonesia.
c. Alat kesehatan.

3.7 Alur Pelayanan Resep


Alur pelayanan resep yang dilaksanakan di Apotek Medika Utama ada 2
metode, yaitu :
a. Pelayanan menggunakan resep dokter
a) Pasien konsultasi ke dokter.
22

b) Dokter memberikan resep obat untuk diserahkan kepada petugas


Apotek.
c) Pasien pembawa resep.
d) Resep dikontrol oleh apoteker, diberi harga.
e) Harga di informasikan ke pasien.
f) Resep diberi nomor, dan etiket.
g) Obat disiapkan, sebelum di serahkan ke pasien obat di kontrol lagi.
h) Pasien menerima obat.
b. Pelayanan tanpa resep
a) Pasien konsultasi ke pihak apotek tentang keluhan yang diderita nya.
b) APA/AA memberikan obat sesuai dengan yang dikeluhan.
c) Pasien menanyakan harga, APA/AA Menginformasikannya.
d) Pasien setuju dan obat diserahkan sambil dijelaskan informasi
pemakaiannya.
23

3.8 Pemesanan Barang


Alur pemesanan barang di Apotek Medika Utama adalah : Pertama,
dilakukan perencanaan oleh petugas, barang yang sudah kosong dicatat di
dalam buku Defecta. Selanjutnya, catatan dalam buku defecta di salin ke Surat
Pesanan(SP). SP di cek kesesuaiannya dengan buku defecta, kemudisn SP
ditanda tangani oleh APA, lalu diserahkan ke PBF resmi tujuan, bisa lewat
telepon/sms kecuali obat Narkotika dan Psikotropika. Barang diantar via sales.
Surat pesanan harus mencakup: nama obat,nama PBF,nomor SP, jenis obat
yang akan akan dipesan.

Panitia Pengadaan

Buku Defecta

Surat Pesanan

 Nama PBF
 Nama Obat
 Satuan Jumlah

 PBF Resmi
 Via Telepon
 Via Sales

Bagan 2.3 Alur Pemesanan Barang

3.9 Alur Penerimaan Barang


Penerimaan barang dilakukan oleh AA. Barang yang baru datang diterima
dengan baik, lalu dilakukan pengecekan tentang kesesuaiam obat, kualias obat,
mulai dari No Batch, nama barang, jumlah barang, tanggal kadaluwarsa. Apabila
24

barang yang diterima tidak memenuhi standar maka boleh dikembalikan. Lakukan
pencatatan pada blanko penerimaan barang dan bubuhkan tanda tangan dan
identitas jelas penerima dan pengirim barang. Bubuhkan tanda tangan dan stempel
Apotek pada 4 faktur, 2 lembar di simpan dan 2 lembar lagi diserahkan ke petugas
pengirim barang.

3.10 Penyimpanan Barang


Penyimpanan barang di Apotek Medika Utama menggunakan beberapa
metode :
a. Berdasarkan abjad (alphabets) A-Z
b. Berdasarkan bentuk sediaan seperti tablet, sirup, drop, krim, salep, dsb.
c. Berdasarkan FIFO (First In First Out) dimana barang yang pertama
datang harus pertama di keluarkan, dan FEFO (First Expired First Out)
dimana barang yang mendekati kadaluwarsa harus pertama dikeluarkan.
d. Berdasarkan seringnya obat tersebut dikeluarkan dan yang sering
digunakan dalam rascikan.
e. Berdasarkan golongan obat :
a) Obat keras
b) Obat bebas terbatas
c) Obat generik
d) Obat paten
e) Obat antibiotik
f) Obat narkotik dan
g) Psikotropika
Obat yang tidak tahan dengan udara bebas atau, suhu ruangan maka harus
disimpan di lemari es, seperti suppositoria, vaksin, ovula, karena mudah meleleh.
25

BAB IV
(PEMBAHASAN)

Apotek sebagai sarana penyalur perbekalan farmasi dan sebagai sarana


pelayanan kesehatan dalam hal pelayanan informasi obat semakin memegang
peranan penting dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Demikian makin
banyak orang yang ingin membuka apotek, salah satunya Apotek Medika Utama
yang beralamat di Jl. Mesjid Agung No. 34 Tasikmalaya.
Apotek Medika Utama merupakan apotek yang berdiri bersama dengan
tempat praktek beberapa dokter spesialis yang memberikan pelayanan
perbekalan farmasi yang meliputi penjualan obat bebas, penjualan obat bebas
terbatas, penjualan obat keras, penjualan obat narkotika dan psikotropika.
Pengelolaan perbekalan kefarmasian di Apotek Medika Utama sama halnya
dengan di apotek lainnya yaitu meliputi perencanaan, pengadaan, pemesanan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pelaporan.
Tujuan perencanaan perbekalan kefarmasian adalah untuk menentukan jenis
dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan
dasar.
Pengelolaan suatu apotek, pengadaan perbekalan kefarmasian adalah aspek
pegelolaan terpenting, dalam hal pengadaan perbekalan kefarmasian, dilakukan
dengan cara memesan barang ke Pedagang Besar Farmasi dengan melihat
kebutuhan obat yang sudah dicatat lebih dahulu di buku de fecta. Jumlah barang
yang di pesan tergantung pada tingkat pemakaian dan perbedaan barang.
Kemudian untuk pengadaan tersebut, apotek melakukan pemesanan melalui
Pedagang Besar Farmasi yang dilakukan oleh Asisten Apoteker di bawah
tanggung jawab Apoteker. Khusus untuk pemesanan obat narkotika dan
psikotropika surat pesanan langsung ditandatangani oleh Apoteker. Hal memilih
penyalur atau PBF, Apotek Medika Utama menggunakan kriteria pembelian yang
pengiriamnnya cepat.
26

Setelah barang yang dipesan datang, maka akan dilakukan pengecekan


dangan cara mencocokan barang yang datang dengan faktur pembeliannya lalu
diberi harga dengan cara memasukkan daftar faktur pembelian ke komputer yang
telah di program. Selanjutnya barang akan segera di simpan. Obat disimpan sesuai
dengan bentuk sediaan, suhu penyimpanan, golongan obat dirak obat secara
alphabet. Untuk golongan obat bebas disimpan di etalase obat didepan, sedangkan
untuk golongan obat keras disimpan dirak obat diruang peracikan. Untuk
golongan narkotika dan psikotropika disimpan ditempat khusus dan terpisah dari
obat lain yaitu dilemari khusus yang terbuat dari bahan yang kuat, berpintu dua
dan berkunci ganda. Lalu untuk obat yang tidak tahan terhadap suhu ruangan atau
suhu panas seperti suppositoria disimpan di lemari pendingin.
Sistem penyimpanan seperti ini dapat memudahkan saat pengambilan obat
sehingga dapat mempercepat pelayanan kepada pasien.
Pendistribusian obat, Apotek Medika Utama melakukan pendistribusian
obat tanpa resep dan juga pendistribusian obat dengan resep. Pendistribusian obat
tanpa resep diantaranya obat bebas, obat bebas terbatas, OWA, dan kosmetik.
Sedangkan pendistribusian obat dengan resep meliputi semua jenis obat dari mulai
obat bebas sampai obat narkotika dan psikotropika. Pendistribusian obat dengan
resep memiliki prosedur tersendiri yaitu dari mulai petugas yang ada didepan
menerima resep yang diserahkan pasien, kemudian petugas kasir memasukan data
resep ke komputer. Setelah dimasukan, obat diberi harga sesuai dengan komputer
lalu diberitahukan kepada pasien. Setelah dibayar, resep langsung diserahkan ke
bagian gudang untuk dikerjakan. Apabila resep telah dikerjakan dan diberi etiket,
obat diserahkan kembali kepetugas di depan untuk diberikan ke pasien. Petugas
yang memberikan obat, tidak begitu saja memberikan obatnya, namun
memberikan juga informasi tentang penggunaan dan khasiat obat tersebut. Setelah
obat diberikan, petugas menyimpan resep di tempat yang telah di tentukan.
Kemudian dalam hal pelaporan obat, di Apotek Medika Utama melakukan
pelaporan disetiap akhir bulan. Pelaporan biasanya memuat stock akhir barang
atau obat. Oleh karena itu, sebelum memuat stok akhir barang atau obat. Oleh
karena itu, sebelum membuat laporan dilakukan dahulu penyetokan obat. Di
27

Apotek Medika Utama selalu melakukan penyetokan obat setiap hari apabila ada
obat yang keluar dan masuk ke apotek dengan menggunakan kartu stok. Selain
itu, apotek juga melakukan penyetokan obat di setiap akhir bulan atau stock of
name untuk dilaporkan kepada pemilik sarana apotek.
28

BAB V
(PENUTUP)
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman kami selama melaksanakan
prakerin di Apotek Graha Medika, dapat disimpulkan bahwa :

a. Apotek Medika Utama merupakan apotek milik beberapa orang pemilik


saham yang diketahui oleh Ibu Mariam Ell Farikha Y.L., S.Si.,Apt
pengelolaaan perbekalan kefarmasian di Apotek Medika Utama meliputi
perencanaan, pengadaan, pemesanan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian dan pelaporan.
b. Perencanaan dilakukan setiap bulan, namun untuk pemesanan
disesuaikan dengan kebutuhan apotek.
c. Metode penyimpanan perbekalan kefarmasian adalah secara alfabetis,
bentuk sediaan, golongan obat, suhu penyimpanan, FIFO (First in First
out) dan FEFO (First Expire First Out).
d. Pendistribusian obat di Apotek Medika Utama terdiri dari dua macam
yaitu pendistribusian obat dengan resep dokter dan pendistribusian obat
tanpa resep dokter.Apotek Medika Utama memiliki 6 praktek dokter
spesialis,
a) dr. H.Pandji Purnama K.,Sp.A sebagai dokter spesialis anak.
b) dr. H.Dadan Resmana, Sp.PD FINASIM sebagai dokter spesialis
penyakit dalam/interris.
c) dr.Rudy Suradi, Sp.S sebagai dokter spesialis saraf.
d) dr.Reiza Farza, Sp.B,MH.Kes sebagai dokter spesialis bedah.
e) dr. Deri Indirawati, Sp.OG sebagai dokter spesialis kandungan.
f) drg.Iwan Abdallah, Sp.Pros,MM sebagai dokter spesialis gigi.
e. Dalam kenyataan, teori yang didapat disekolah berbeda dengan apa yang
didapat di lapangan.
29

5.2 SARAN
a. Bagi Apotek Medika Utama
Tentunya dalam segala sesuatu memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri. Maka dari itu kami menyampaikan saran secara umum setelah
mempelajari dan belajar dari hasil Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang
mudah-mudahan dapat membenah sedikit sisi yang kurang untuk kemajuan
kita bersama.
a) Perlunya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap seluruh lapisan
masyarakat.
b) Perlunya peningkatan kebersihan disetiap ruangan di Apotek.
c) Tetap mempertahankan rasa kekeluargaan yang terjalin baik antara
pegawai apotek maupun dengan siswa-siswi yang prakerin.
b. Bagi Sekolah
Semua hal di dunia ini tidak ada yang sempurna. Pastinya ada
kekurangan dan kelebihannya, begitu juga dengan SMK Kesehatan Parigi,
maka dari itu saya menyampaikan saran, diantaranya:
a) Diharapkan lebih memperhatikan siswa-siswi selama pelaksanaan
prakerin, dan perpanjangan lama waktu prakerin dan pembuatan
laporan.
b) Perlunya pembekalan yang lebih lama pada saat sebelum
pemberangkatan PKL.
c) Perbanyak waktu praktek di sekolah.
d) Pertambahan ruangan laboratorium.
c. Bagi Penulis
a) Mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk kehidupan yang
akan datang.
b) Mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam memasuki dunia
kerja yang sesungguhnya.
c) Mampu melakukan pekerjaan kefarmasian dengan professional.
30

DAFTAR PUSTAKA
31

LAMPIRAN

a. Tugas Minggu Pertama Prakerin


a) Contoh faktur yang ada di Apotek/instalasi farmasi (minimal 2 faktur).
b) Metode pencatatan dan pembukuan faktur yang dijalankan di Apotek.
c) Sebutkan daftar 5 PBF terbesar yang menjadi rekanan di tempat PRAKERIN.
d) Jelaskan alur metode pemesanan dan penyimpanan di tempat PRAKERIN.
e) Jelaskan mengenai HNA, HPP, HET, DAN PPN.
f) Bagaimana cara memberikan harga eceran suatu obat.
g) Mencatat dan membukukan faktur.Minimal 5 faktur.
b. Tugas Minggu Ke- 2 Ke- 3 PRAKERIN
a) Alur pelayanan kefarmasian di tempat PRAKERIN.
b) Contoh resep yang dilayani apotek/instalasi farmasi (minimal 2 resep)
c) Mengerjakan copy resep.
d) Metode pencatatan dan pembukuan resep yang dijalankan di Apotek.
e) Contoh kartu stock.
f) Aturan dan metode penulisan kartu stock.
g) Mencatat dan membukukan minimal 5 resep untuk dilaporkan.
c. Tugas Minggu Ke- 4 Ke- 5 PRAKERIN
a) Mendata 5 obat saluran pencernaan.
b) Mendata 5 obat saluran pernafasan.
c) Mendata 5 obat Bioregulator (vitamin, enzim, hormon).
d) Mendata obat analgetik.
e) Analisis resep berdasarkan farmakologi.
32

JAWABAN

Minggu Pertama Prakerin

1. Contoh Faktur di Apotek Medika Utama

2. Metode Pencatatan dan Pembukuan Faktur

Metode pencatatan dan pembukuan faktur yang dijalankan di apotek Medika


Utama adalah:
Barang datang dari PBF disertai dengan faktur, dilakukan pemeriksaan antara
SP, barang dan faktur, ditanda tangani oleh AA, faktur diberi nomor lalu di
input kekomputer. Terakhir dibukukan kedalam buku besar.
Tgl
Nomor Tanggal Tanggal Nama Nomor Nama No. Harga Jumlah Matera
User ED Jumlah % PPN Total jatuh ket
Buku Terima faktur PBF Faktur Barang Batch Satuan Harga i
tempo
33

3. Daftar 5 PBF besar yang menjadi rekan di Apotek Medika Utama:


a. PBF Bina San Prima.
b. PBF Enseval Putera Megatrading.
c. PBF Kimia Farma.
d. PBF Mensena Bina Sukses.
e. PBF Penta Valent.

4. Jelaskan alur metode pemesanan dan penyimpanan di Apotek medika Utama:


a. Metode Pemesanan
a) Panitia pengadaan.
b) Buku Defecta.
c) Surat Pesanan.
d) Nama PBF,nama obat, satuan, jumlah, tanda tangan, AA/APA.
e) PBF resmi, via telepon, via sales.
b. Metode penyimpanan
a) Barang datang dari PBF.
b) Tulis pada kartu Stok.
c) Alkes di simpan di tempat Alkes.
d) Narkotika dan Psikotroprika di simpan khusus Narkotika (OKT)
e) Obat keras/OB/OBT disimpan sesuai : bentuk sediaan , sistem
FIFO/FEFO, alphabet, suhu penyimpanan dan golongan obat.

5. Jelaskan mengenai HNA,HPP,HET,dan PPN


a. HNA (Harga Netto Apotek) adalah harga pembelian obat dari PBF.
b. HPP (Harga Pokok Penjualan) adalah harga jual asli dari PBF.
c. HET (Harga Eceran tertinggi) adalah harga yang telah ditetapkan oleh pabrik
obat dan apotek dan tidak boleh menjual dengan harga melebihi HET
d. PPN (Pajak Pertambahan Nilai) adalah pajak yang di berikan pada setiap obat
atau barang, yaitu 10% perbarang/obat.
34

6. Cara memberi harga eceran suatu obat


(Harga Distributor) + (PPN 10%) + ( Harga Jual Apotek) + (Uang Resep/Jasa
Dokter)

7. Mencatat dan Membukukan faktur

Tgl
Nomor Tanggal Tanggal Nama Nomor Nama Use No. Harga Jumlah Matera
ED Jumlah Diskon PPN Total jatuh ket
Buku Terima Faktur PBF Faktur Barang r Batch Satuan Harga i
tempo

Arkine
20170- 12/ LA034 2.50 25/01/
F.19525 05/12/17 04/01/17 SBF kaplet 10 62.500 625.000 60.937 _ 670.312
1700282 21 /12-21 15.625 17
100’s

Dores-1,5
20170- 10/ JA021/ 5 21/02/
F.19764 03/01/17 31/01/17 SBF Tablet 3 175.000 525.000 49.875 _ 548.625
1701680 21 10-21 26.250 17
100’s

Levazide
20170- 09/ JA016/ 5 137.37 09/03/
F.19869 29/02/17 16/02/17 SBF Tablet 10 142.500 1.425.000 _ 1.489.125
1702292 21 09-21 71.250 5 17
30’s

Osteor
HA14
20170- plus 08/ 5 16/03/
F.19937 25/02/17 23/02/17 SBF 3/08- 5 210.000 1.050.000 99.750 _ 1.097.250
1702618 kaplet 21 52.500 17
20
30’s

Fluimucil
21501
20170- Granule 10/ 5 06/04/
F.20112 21/03/17 16/03/17 SBF 5/10- 1 156.500 156.500 14.867 _ 167.542
1703265 200 mg 19 7.825 17
19
30’s
35

JAWABAN

Minggu Ke- 2 Ke- 3 PRAKERIN

1. Alur Pelayanan Kefarmasian di tempat PKL


a. Pelayanan dengan resep

Pasien Membawa Resep  Apoteker/Asisten Apoteker


 Resep dikontrol
 Resep dihitung dosis
 Resep diberi harga

Apoteker/Asisten Apoteker
Kasir
 Obat dilayani dan diberi
 Menerima uang
etiket
 Resep diberi nomor
 Dikontrol lagi,lalu
diserahkan kepada pasien.

b. Pelayanan tanpa resep

Pasien datang

Menceritakan keluhan penyakitnya

APA/AA memberikan obat yang sesuai

Pasien menanyakan harga


Pasien membayar Obat

dd

APA/AA menyerahkan obat serta informasi yang jelas


36

2. Contoh resep yang dilayani di Apotek Medika Utama


a. Contoh resep Dr.spesialis anak

b. Contoh resep Dr.spesialis kandungan


37

c. Contoh resep Dr.spesialis penyakit dalam

3. Mengerjakan copy resep dari resep sebelumnya


a. Contoh copy resep Dr.spesialis kandungan
38

b. Contoh copy resep Dr.spesialis kandungan

c. Contoh copy resep Dr.spesialis penyakit dalil


39

4. Metode pencatatan dan pembukuan resep yang di jalankan di Apotek Medika


Utama
Setelah resep diserahkan kepada pasien, resep disusun menurut nomor,
tanggal, bulan dan tahun resep, lalu dibundel dan disimpan ditempat tertentu.
Untuk resep yang mengandung narkotika dan psikotropika diberi tanda garis
warna merah dan disimpan terpisah dari resep lainnya.
Setelah resep terkumpul, maka resep tersebut dicatat dalam buku resep.
Berikut bagan-bagan yang ada dalam buku resep :

No Nama Nama Nama Jumlah yang


Dosis
Resep Pasien Dokter Obat diberikan
40

5. Contoh kartu stok di Apotek Medika Utama

6. Aturan dan metode penulisan kartu stok

a. Setiap item barang harus ditulis dalam kartu stok.


b. Setiap penambahan dan pengambilan barang ditulis sisanya berapa.
c. Setiap penambahan barang ditulis di kartu stok yang bertanda (+).
d. Setiap pengambilan barang ditulis dikartu stok yang bertanda (-).
e. Kartu stok diganti tiap habis kartu stoknya.
41

7. Mencatat dan membukukan minimal 5 resep untuk dilaporkan

Nama
No. Nama Pasien Nama Obat Jumlah Dosis
Dokter
Opixime 4 tab 4 x1
Sanmol 4 tab 4 x1
16 Tn.Encu Dr.Dadan
Lansoprazole 4 tab 1 x 1 ac
Propepsa 1 3x1
Vesitab 4 tab 4 x1
132 Ny.Ihat Dr.Dadan Gerdilium 4 tab 4 x1
Gastrolan 5 tab 1 x 1 ac
Bionemi 10 tab 1x1
47 Ny.Nurhasanah Dr.Deri Cal 95 10 tab 1x1
Alinamin F 10 tab 2x1
Cefat 225mg
Triamcinolone 15
4 x 1 Habiskan
4
Nairet ¼
4 x 1 Batuk
Epexol 1/3 10
12 Rian Dr.Pandji
Cerini 4,5 mg
1 x 1 Pilek
5
Sanmol 275
4 x 1 Panas
mg 10

45 Ny.Winda Dr.Deri Natavit 30 1 x1


42

JAWABAN

Minggu Ke- 4 Ke- 5 PRAKERIN

1. Mendata 5 obat saluran pencernaan


a. Dimethyl-poly-siloxane (polysilane)
b. Lansoprazole (lapraz)
c. Ranitidine (rantin)
d. Lactulose ( Sanmetidine)
e. Cimetidine (sanmetidine)
2. mendata 5 obat saluran pernapasan
a. Terbutaline sulfat 2,5 mg (Nairet)
b. Rifampicin 300, 450, 600 mg
c. Salbutamol 2 mg
d. Ambroxol HCl 10 mg (Epexol)
e. Cetirizine HCl 10 mg (Cerini)
3. Mendata 5 obat Biolegulator (Vitamin,Enzym,Hormon
a. Vitamin
a) Alinamin F
b) Neurobion
c) Promavit
d) Neuraxon
e) Likurmin
b. Enzym
a) Elsazym
b) Vitazym
c) Benozym
d) Enzyplex
c. Hormon
a) Regumen
43

b) Utrogestan
c) Cygest
d. Mendata 5 obat analgetik
a) Parasetamol (Sanmol)
b) Asam mefenamat (Mefinal)
c) Asetosal
d) Diklofenak (Cataflam)
e) Tramadol (Tramal)
4. Analisis Resep Berdasarkan Farmakologi (minimal 2 resep)
a. Analisis resep berdasarkan farmakologi

Resep yang diresepkan oleh Dr.H.Dadan Resmana,Sp.PD


FINASIM,spesialis penyakit dalam untuk pasien bernama Ny.H.Euis yang
berumur 69 tahun.

a) HCT 25 mg

Komposisi : Hidroklorotiazid
Indikasi : Diuretika,edema,terapi tambahan pada hipertensi
Kontra Indikasi : Anuria,terapi bersama litium dekompensasi ginjal
Dosis : Sehari 1 x 1

b) Cataflam Fast 50 mg
Komposisi : Diclopenac Pottasium
Indikasi : Untuk membantu mengurangi nyeri,gangguan
inflamasi (radang), disminore (nyeri haid),nyeri ringan
sampai sedang paska operasi khususnya ketika pasien
juga mengalami sakit gigi.
Kontra Indikasi : Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat
alergi terhadap diclopenac. Obat ini juga dikontra
44

indikasikan untuk pasien yang memiliki masalah


ginjal,hati atau radang atau tukak pada lambung atau
usus.
Dosis : Dewasa awal : 100-500mg sehari dalam 2-5 dosis
terbagi pengobatan nyeri dan osteoarthiritis dosis
maksimal 150mg/hari

c) Rosa Gen
Komposisi : Suplemen Makanan
Indikasi : Untuk memelihara kesehatan tulang sendi

b. Analisis Resep No 2
Resep yang diresepkan Dokter Pandji Purnama K.,SP.A untuk anak
pasien Rian R 8 bulan yaitu untuk antibiotik,obat pilek,obat panas.

a) Cefat
Komposisi : cefadroxil 200mg/500mg
Indikasi :Infeksi saluran nafas, kulit jaringan lunak, saluran cerna,
saluran kemih
Kontra Indikasi : -
Dosis : Dewasa 2x2 sehari
Anak 1x2 sehari

b) Nairet
Komposisi : Terbutalin Sulfat
Indikasi : Pengobatan asma bronkial
Kontra Indikasi : Lain dari paru,dimana bronkitis merupakan factor
penyakit
Dosis : Dewasa dan anak 12 tahun : sehari 2-3 x 1-2 tab
45

c) Sanmol
Komposisi : Paracetamol
Indikasi : Menurunkan panas dan meredakan nyeri
Dosis : Dewasa 1 tab 3x4 sehari atau sesuai petunjuk dokter
46

1. Obat Bebas

2. Obat Bebas Terbatas


47

3. Obat Keras

4. Obat Narkotika
48

5. Obat psikotropika

6. Kartu Stok
49

7. Resep dr.Dadan

8. Resep dr.Panji
50

9. Resep dr.Deri
51

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai