BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
e. Pemusnahan
Sediaan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat sesuai
standar yang ditetapkan harus dimusnahkan. Prosedur pemusnahan
obat hendaklah dibuat yanng mencakup pencegahan pencemaran di
lingkungan dan mencegah jatuhnya obat tersebut di kalangan orang
15
b) Psikotropik Golongan II
Psikotropik yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Terdiri dari 3 macam. Contoh amfetamin,
metilfenidat,dan sekobarbital.
c) Psikotropik Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta berpotensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Terdiri dari 9 macam. Contoh amobarbital, buprenofrina,
butalbita, flinitrazepam, glutetimida, katina, pentazozinza,
penobarbital, dan siklobarbital.
d) Psikotropika Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Terdiri dari 62 macam. Contoh alprazolam,
diazepam, estazolam, klobazam, klordiazepoksida, dll.
d. Obat Narkotika
Menurut Undang –Undang Nomor 35 tahun 2009, yang
dimaksud dengan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanamam atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan
1. Narkotika dibagi kedalam 3 golongan, yaitu :
1) Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi yang
26
4. Pelaporan Narkotika
Apotek berkewajiban membuat dan mengirimkan laporan
mutasi narkotika berdasarkan penerimaan dan pengeluarannya
sebelum tanggal 10 setiap bulan.Laporan narkotika harus
ditanda tangani oleh APA, dibuat rangkap 4, ditujukan kepada
Dinas Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Balai
Besar POM, Dinas Kesehatan Provinsi dan 1 salinan untuk
arsip.
5. Pemusnahan Narkotika
APA dapat memusnahkan narkotika yang rusak, kadaluarsa atau
tidak memenuhi syarat lagi digunakan dalam pelayanan
kesehatan. Apoteker Pengelola Apotek dan dokter yang
memusnahkan narkotika harus membuat Berita Acara
Pemusnahan Narkotika yang sekurang-kurangnya memuat :
1). Nama, jenis, sifat dan jumlah narkotika yang
dimusnahkan.
2). Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun
dilakukan pemusnahan.
3). Tanda tangan dan identitas lengkap pelaksanaan dan
pejabat yang menyaksikan pemusnahan.
4). Cara pemusnahan dibuat berita Acara Pemusnahan
Narkotika dikirim kepada Dinas Pelayanan Kesehatan,
Dinas Kesehatan Dati II/Kodya dengan tembusan kepada
Balai POM.
Pelanggaran terhadap ketentuan mengenai penyimpanan
dan pelaporan narkotika dapat dikenai sanksi administratif oleh
Mentri Kesehatan yang berupa : teguran, peringatan, denda
administratif, penghentian sementara kegiatan atau pencabutan
izin.
30
f. Obat Generik
Obat generik adalah obat dengan nama resmi Internasional Non
Proprietary Name (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia
atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
g. Perkursor Farmasi
Prekursor adalah zat atau bahan pemula yang dapat digunakan
untuk pembuatan narkotika dan psikropika. Dalam permenkes Nomor
3 Tahun 2015, dijelaskan bahwa prekursor farmasi adalah zat atau
bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan
baku/penolong untuk keperluan proses produksi industri farmasi atau
produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung
ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine/phenylpropanolamine,
ergotamin, ergometrin, atau potasium permanganat.
Prekursor digolongkan dalam Tabel 1 dan Tabel II, yaitu
1) Daftar Obat Tabel 1
Merupakam bahan awal dan pelarut yang sering
digunakan dan diawasi lebih ketat dibandingkan prekursor Tabel
II. Terdiri dari 15 macam. Contoh anhidrida asetat, asam fenil
asetat, asam lisergat, asam N asetil antranilat, ephedrin,
ergometrin, ergotamin, I-fenil 2-propanon, norefedrin,
piperonal, psudoefedrin, dan safrol.
2) Dafat Obat Tabel II
Terdiri dari 8 macam obat. Contoh asam antranilat, asam
klorida, asam sulfat, aseton, etil ester, metil etil keton, piperidin,
dan toluen.
32
c. Penyimpanan
Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi di fasilitas pelayanan kefarmasian harus mampu menjaga
keamanan, khasiat, dan mutu Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi.Penyimpanan narkotika dan Psikotropika harus disimpan
pada tempat khusus yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Terbuat dari bahan yang kuat
2) Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci
yang berbeda
3) Harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk
Instalasi Farmasi Pemerintah
4) Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum,
untuk Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas,
Instalasi Farmasi Klinik, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan
5) Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang
dikuasakan
d. Pemusnahan
Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
hanya dilakukan dalam hal:
1) Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang
berlaku dan/atau tidak dapat diolah kembali
2) Telah kadaluarsa
3) Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan
kesehatan dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan,
termasuk sisa penggunaan
4) Dibatalkan izin edarnya
5) Berhubungan dengan tindak pidana.
Pemusnahan dilakukan oleh Apotek dengan membuat berita
acara pemusnahan rangkap 3 (tiga) dan tembusannya disampaikan
kepada Direktur Jenderal dan Kepala Badan/Kepala Balai.
34
e. Pelaporan
Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi
Klinik, Lembaga Ilmu Pengetahuan, dan dokter praktik perorangan
wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan laporan pemasukan
dan penyerahan/penggunaan Narkotika dan Psikotropika, setiap bulan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan
Kepala Balai setempat. Pelaporan paling sedikit terdiri atas:
1) nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika,
dan/atau Prekursor Farmasi
2) jumlah persediaan awal dan akhir bulan
3) jumlah yang diterima
4) jumlah yang diserahkan
Pelaporan narkotika, psikotropika dilakukan secara
elektronik.Dan dilaporkan paling lambat setiap tanggal 10 bulan
berikutnya.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
13. Apotek Kimia Farma Fatahilah, Jalan Raya Fatahilah No. 12, Kab.
Cirebon
14. Apotek Kimia Farma Majalengka, Kab. Majalengka
15. Apotek Kimia Farma Jatiwangi, Kab. Majalengka
16. Apotek Kimia Farma Cilimus, Kab. Kuningan
17. Apotek Kimia Farma Sudirman, Kab. Kuningan
18. Apotek Kimia Farma Martadinata, Kab. Kuningan
19. Apotek Kimia Farma Jati Barang
20. Apotek Kimia Farma Karang Ampel
21. Apotek Kimia Farma Arjawinangun
22. Apotek Kimia Farma Juanda
23. Apotek Kimia Farma Sindang Laut
24. Apotek Kimia Farma Ciledug
25. Apotek Kimia Farma Raja Galuh
26. Apotek Kimia Farma Karangturi
Manajer Bisnis secara struktur organisasi langsung membawahi para
manajer apotek pelayanan. Selain itu, Manajer Bisnis juga membawahi
supervisor akuntasi dan keuangan serta supervisor inventory. Masing-
masing dari bagian tersebut terdiri dari fungsi-fungsi yang menjalankan
perannya masing-masing.
.
40
Gambar 2.2 Peta Lokasi Apotek Kimia Farma 422 sumber Cirebon
Apotek Kimia Farma 422 Sumber terletak di Jalan Dewi Sartika No.
36 Sumber. Lokasi apotek KF 422 Sumber ini sangat strategis karena
berdekatan dengan Rumah Sakit Sumber dan berada di Pusat perkantoran
Cirebon. Apotek kimia Farma 422 Sumber Cirebon merupakan salah satu
apotek yang berada di bawah otoritas PT. Kimia Farma Apotek unit
Business Manager (BM) wilayah Cirebon, dan diresmikan pertama kali
pada tahun 2012. Pada awalnya perhitungan BEP proposal pendirian apotek
KF 422 tidaklah mmenuhi syarat kelayakan, tetapai karena target lokasi
baru maka pembukaan tetap dilaksanakan, pada tahun pertama omset yang
didapat tidaklah mencapai target, tetapi karena kegigihan para karyawan
dalam mengolah apotek maka perlahan omset apotek mengalami
peningkatan, hingga saat ini apotek KF 422 Sumber menjadi spotek
percontohan bagi apotek KF yang baru. Apotek KF 422 Sumber merupakan
outlet yang memberikan pelayanan 24 jam dengan tingkat kesibukan pasien
di pagi dan sore hari. Terdapat 3 ruang praktik dokter di dalam komplek
apotek, antara lain dokter umum, dokter THT, dokter kandugan dan dokter
gigi.
41
APOTEKER
NUNUNG NURJANAH S Farm., Apt
APOTEKER PENDAMPING
TTK
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma 422 Sumber, Cirebon
3.7 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai berdasrkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.Pengelolaan tersebut
meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pengendalian, serta pencatatan dan pelaporan.
A. Perencanaan
Perencanaan barang di Apotek KF 422 Sumber Cirebon
ditentukan berdasarkan pola konsumsi, pola penyakit, dan pareto yang
dilakukan secara komputerisasi dengan sistem DC (Distribution
Center).
Pengelompokan barang menggunakan analisis pareto dikenal
juga sebagai ”Klasifikasi ABC”, dimana:
1. 5 % dari nilai persediaan. Klasifikasi A, 15-20 % dari jumlah
jenis barang bernilai 80 % dari nilai persediaan.
48
C. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian
jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang
tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
Pada proses penerimaan, dilakukan kesesuaian faktur yang
mencakup tujuan faktur (apakah faktur benar ditujukan pada apotek
yang bersangkutan), tanggal penerimaan, nama distributor atau PBF,
dan barang yang dipesan. Perlu diperhatikan kesesuaian antara surat
pesanan, faktur dan fisik barang, meliputi nama barang, bentuk
sediaan, ukuran, jumlah, kekuatan, kondisi fisik, expired date, dan
nomor bets. Apabila barang yang diterima tidak sesuai pesanan atau
terdapat kerusakan fisik maka dapat dibuat nota pengembalian barang
(retur) dan barang tersebut dikembalikan ke distributor yang
bersangkutan untuk kemudian ditukar dengan barang yang sesuai.
D. Penyimpanan
Penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
menggunakan sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired First
Out (FEFO). Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 422
berdasarkan pada:
a. Golongan obat
- Penyimpanan narkotika dan psikotropika di tempat khusus
dalam lemari kayu dan terletak di tempat yang tidak
diketahui umum. Lemari tersebut terletak di lantai. Lemari
mempunyai kunci dipegang oleh penanggung jawab yang
diberi kuasa oleh apoteker.
- Obat bebas dan obat bebas terbatas disebut sebagai obat
OTC (over the counter) disimpan di rak penyimpanan dan
swalayan. Disimpan secara alfabetis, diberi warna, sesuai
efek farmakologinya, dan sesuai bentuk sediaan.
51
BAB IV
PEMBAHASAN
apotek sesuai dengan ketentuan diatas Apotek ini dipimpin oleh seorang Apoteker
Pengelola Apotek (APA) yang bertugas memimpin dan mengkoordinasi setiap
kegiatan dan personalia di apotek selain itu apoteker juga bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan operasional di apotek baik kegiatan teknis (kegiatan
pelayanan atau penjualan) maupun non teknis (akuntansi, manajerial, maupun
akuntansi keuangan). Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari tersebut apoteker
dibantu oleh asisten apoteker dan kasir.
Kegiatan administrasi Apotek Kimia Farma 422 Sumber Cirebon dilakukan
melalui kegiatan atau transaksi penjualan resep, UPDS, penjualan obat bebas dan
lainnya, juga transaksi penerimaan barang dari distributor yang dilanjutkan
dengan input data barang masuk. Administrasi atau pencatatan dilakukan
menggunakan sistem komputerisasi.
Perencanaan pengadaan obat di Apotek Kimia Farma 422 Sumber Cirebon
dilakukan berdasarkan metode konsumsi, pola penyakit dan anlisis pareto dari
bagian pelayanan resep dan penjualan bebas. Untuk menghindari kekosongan
barang, apotek dapat melakukan permintaan barang (biasanya untuk barang-
barang fast moving) kepada BM dengan membuat BPBA (Bon Permintaan
Barang Apotek).Adanya sistem komputerisasi berguna untuk memudahkan apotek
dalam hal pengadaan dan administrasi sekaligus sebagai penyimpanan data pasien
berupa nama, alamat, nomer telpon serta nama obat-obatan yang dibeli.
Khusus untuk pengadaan narkotika dan psikotropika, pemesanan dilakukan
oleh apotek pelayanan melalui surat pemesanan (SP) yang telah ditandatangani
oleh apoteker pengelola apotek.
Penyimpanan persediaan obat dilakukan dalam kotak yang tertata rapih di
tiap rak secara alfabetis berdasarkan bentuk sediaan, dan aktivitas farmakologi.
Penyimpanan narkotik dan psikotropik disimpan di lemari terkunci yang terpisah.
Pemisahan penyimpanan narkotik dan psikotropik ini dimaksudkan untuk
memudahkan pengawasan dan menjamin keamanan obat-obat tersebut dari
kehilangan dan penyalahgunaan. Penyimpanan persediaan obat juga
memperhatikan kondisi yang dapat menjamin kestabilan dari obat, oleh karena itu
disediakan lemari es untuk menyimpan obat-obat termolabil seperti vaksin, serum,
57
dan suppositoria yang perlu disimpan pada suhu rendah. Sistem yang digunakan
dalam penyimpanan barang adalah dengan menerapkan FIFO (First In First Out)
dan FEFO (First Expired First Out).
Sistem pelayanan yang diberikan Apotek Kimia Farma 422 selalu bertujuan
untuk menyenangkan dan memuaskan pelanggan, salah satu caranya adalah
dengan cara memenuhi segala kebutuhan pelanggan dengan menyediakannya
dalam bagian swalayan. Dalam mengelola apotek, Apotek Kimia Farma 422
menyadari bahwa mutu pelayanan adalah hal yang utama, oleh karena itu Apotek
Kimia Farma 422 selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada konsumen,
sehingga dapat diharapkan konsumen akan menjadi pelanggan, namun pada
pelaksanaan pharmaceutical care belum disediakan ruang khusus, jadi pelayanan
dilakukan langsung pada saat transaksi .
Adapun rata-rata jumlah resep perhari di Apotek Kimia Farma 422 sekitar
25 resep, untuk alur pelayanan resep baik resep racikan atau non racikan, secara
tunai ataupun kredit dilakukan secara efisien. Ketika resep dari pasien diterima
oleh bagian kasir, resep tersebut diserahkan ke bagian peracikan untuk diperiksa
oleh bagian peracikan ada/tidaknya persediaan obatnya. Jika lengkap, diberi harga
dan dikonfirmasikan kepada pasien. Dalam setiap nota penjualan yang menyertai
setiap transaksi, terdapat kotak kontrol yang harus ditandatangani oleh setiap
asisten apoteker yang melakukan setiap tahap pengerjaan. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi apabila terjadi kesalahan dan memudahkan melakukan
penelusuran tanggung jawab. Selain itu, digunakan juga untuk melakukan
pengecekan ulang sebelum obat diserahkan kepada pasien sehingga pelayanan
resep dapat lebih efektif,.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia
Farma 422 Sumber Cirebon pada periode 2-25Agustus 2019, maka dapat
disimpulkan:
a. Program PKPA di apotek dapat meningkatkan pemahaman calon
apoteker mengenai peran, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
pelayanan kefarmasian di apotek. Peran apoteker di apotek yaitu
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai; serta pelayanan farmasi klinis.
b. Program PKPA di apotek dapat memberikan kesempatan bagi calon
apoteker untuk menggali kemampuan, wawasan, dan pengalaman
praktis dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek. Pekerjaan
kefarmasian di apotek antara lain melakukan pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengadaan, penyimpanan, pengelolaan obat, dan
pelayanan informasi obat.
59
5.2 Saran
a. Apotek perlu meningkatkan pengadaan perbekalan farmasi yang
belum tersedia bertujuan untuk mencegah adanya penolakan resep dan
meningkatkan keuntungan apotek.
b. Apotek perlu penambahan tempat kerja apoteker agar apoteker bekerja
secara maksimal dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
c. Apotek perlu lagi penambahan karyawan sebagai TTK yang
mempunyai sertifikat yang berlaku
60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
STRUKTUR ORGANISASI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk.
76
LAMPIRAN 2
ALUR PENGADAAN BARANG/OBAT
77
LAMPIRAN 3
REKAPITULASI PEMAKAIAN PSIKOTROPIKA
78
LAMPIRAN 4
REKAPITULASI PEMAKAIAN NARKOTIKA
79
LAMPIRAN 5
SURAT PESANAN PREKURSOR
80
LAMPIRAN 6
ETIKET DAN BUNGKUS SERBUK
(a) (b)
Keterangan: Etiket resep tunai (a), etiket resep (obat dalam) (b), etiket obat luar
81
LAMPIRAN 7
SALINAN RESEP
82
LAMPIRAN 8
KWITANSI PEMBAYARAN
83
LAMPIRAN 9
KARTU BARANG
84
LAMPIRAN 10
FAKTUR DARI PBF
85
LAMPIRAN 11
BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT (FORMULIR 1)
86
LAMPIRAN 12
BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT (FORMULIR 1)
87
LAMPIRAN 13
BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEP (FORMULIR 2)