0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
79 tayangan11 halaman
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa farmasi di Apotek Galenica. PKL bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa sehingga siap memasuki dunia kerja. Apotek Galenica memiliki visi menjadi apotek dengan pelayanan berkualitas dan terpercaya, serta memiliki sumber daya manusia berupa apoteker, asisten apoteker dan administrasi.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa farmasi di Apotek Galenica. PKL bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa sehingga siap memasuki dunia kerja. Apotek Galenica memiliki visi menjadi apotek dengan pelayanan berkualitas dan terpercaya, serta memiliki sumber daya manusia berupa apoteker, asisten apoteker dan administrasi.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa farmasi di Apotek Galenica. PKL bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa sehingga siap memasuki dunia kerja. Apotek Galenica memiliki visi menjadi apotek dengan pelayanan berkualitas dan terpercaya, serta memiliki sumber daya manusia berupa apoteker, asisten apoteker dan administrasi.
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam mewujudkan perkembangan di bidang kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya dalam pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Pendidikan kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga yang mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan, dan pembeharuan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Proses belajar mengajar perlu ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas. Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memberikan pengalaman kerja kepada peserta didik melalui latihan kerja. Mahasiswa yang telah melakukan PKL diharapkan memiliki wawasan pengetahuan keterampilan dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan kefarmasian sehingga siap memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang professional. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002, definisi apotek adalah tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek Galenica merupakan salah satu Apotek yang terletak di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen dan merupakan salah satu apotek yang memenuhi persyaratan dari berbagai prosedur sehingga dapat digunakan sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Prodi Farmasi Program Sarja STIKES Muhammadiyah Gombong. 1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan Praktek Kerja Lapngan (PKL) bertujuan untuk membekali mahasiswa sarjana farmasi dengan pengetahuan dan kemampuan tentang peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai sarjana farmasi. 1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan 1. Menghasilkan farmasi yang handal dan professional 2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat 3. Menambah wawasan dan pengetahuan 1.4 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 02 Desember 2019- 07 Desember 2019 dengan pembagian 2 shift. Shift pagi jam 08.00-14.00 sedangkan shift siang dimulai jam 14.00-20.00. Apotek Galenica beralamat di Jalan Raya Logending, Rt.04/Rw.01 Ayah, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Apotek Secara Umum Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh apoteker (Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 Pasal 1 Ayat 13). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MenKes/SK/X/2004, bahwa penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 2.2 Tugas dan Fungsi Apotek Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah: 1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. 2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian. 3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisionaldan kosmetik. 4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,p elayanan informai obat, pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional 2.3 Undang-Undang tentang Apotek Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang diatur dalam : 1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 889 tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332 tahun 2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberi Izin Apotek. 5. Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. 6. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. 7. Undang-undang No. 419tahun 1949 tentang Obat Keras. 8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tahun 1975 tentang Obat Bebas Terbatas. 9. Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 2.4 Profil Apotek Galenica 2.4.1 Visi dan Misi 1. Visi Menjadi apotek yang menerapkan pelayanan kefarmasian yang bermutu, berkualitas dan terpercaya 2. Misi a. menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian lainnya yang bermutu, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. b. melaksanakan pelayanan kefarmasian yang cepat, tepat, ramah dan inovatif 2.4.2 Tujuan Pendirian Apotek 1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker 2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pasien sebagai implementasi kompetensi profesi farmasis 3. Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi, dan konsultasi kesehatan, khususnya obat dan cara pengobatan yang tepat 4. Tercapainya pengobatan yang rasional dari aspek farmasi berdasarkan bukti ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. 5. Membuat peluang kerja bagi masyarakat 2.4.3 Aspek Lokasi Pelayanan kesehatan dibagi menjadi enam yaitu: Puskesmas Ayah I (8 km sebelah utara), Puskesmas Ayah II (9 km sebelah selatan), Praktek dokter di desa Demangsari (1 dokter) 8 km sebelah utara apotek Galenica, Praktek dokter di desa Jatijajar, Praktek dokter di calon apotek Galenica, dan Praktek bidan swasta di setiap desa di wilayah Kecamatan Ayah. 2.4.4 Sumber Daya Manusia Dan Jam Kerja Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya. Apotek Galenica merekrut 3 karyawan dengan struktur organisasi sebagai berikut: 1. Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang 2. Asisten Apoteker : 1 orang 3. Administrasi : 1 orang Apotek Galenica direncanakan membuka pelayanan kefarmasian mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat. Tabel Struktur Organisasi
Apoteker Penanggung Jawab (APJ)
Endang Sri Subekti, S, Si., Apt
Asisten Apoteker (AA)
Ratri Faedah
Administrasi Andre Rizfan I.S
2.4.5 Alat dan Perbekalan Farmasi
Alat dan perbekalan farmasi yang diperlukan yaitu: 1. Bangunan (denah bangunan terlampir) A. Alat Pembantu, Pengolahan Dan Peracikan 1. Gelas Ukur 2. Beaker Glass 3. Mortir 4. Batang Pengaduk 5. Pipet 6. Timbangan B. Wadah Pengemasan, Pembungkus, Dan Perlengkapannya 1. Botol 2. Kertas Puyer 3. Pot Salep 4. Kapsul Kosong 5. Wadah Pengemas dan Pembungkus Untuk Penyerahan Obat (tas plastic) C. Alat Administrasi 1. Blangko Pesanan Obat 2. Blangko Salinan Resep 3. Kartu Stok Obat 4. Nota Penjualan Obat 5. Buku Pembelian 6. Buku Penjualan 7. Buku Hutang 8. Buku Kas 9. Buku Pencatatan Narkotika dan Psikotropika 10. Buku Pencatatan Resep 11. Buku Pencatatan OWA 12. Buku KIE 13. Kwitansi 14. Alat Tulis Kantor D. Buku Standar Wajib Dan Penunjang 1. Farmakope Indonesia Edisi IV 2. Peraturan Perundang-undangan 3. ISO 4. MIMS E. Inventaris Apotek 1. Alat Pemadam Kebakaran 2. Almari Pendingin 3. Almari Narkotika dan Psikotropika 4. Etalase Obat 5. Meja 6. Kursi 7. Kalkulator 2. Perbekalan Farmasi a. Obat Keras (obat dengan resep OWA) b. Obat Bebas (OTC) dan Obat Bebas Terbatas c. Alat-Alat Kesehatan : masker, thermometer, verban, sarung tangan, dll. d. Makanan dan Minuman ringan e. Perlengkapan Bayi BAB III PEMBAHASAN
3.1 Sumber Daya Manusia
Pelayanan Kefarmasian di Apotek diselenggarakan oleh Apoteker, dapat dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik Dalam melakukan Pelayanan Kefarmasian Apoteker harus memenuhi kriteria: 1. Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi 2. Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) 3. Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku 4. Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) Sumber daya manusia yang ada di Apotek Galenica terdiri dari 3 orang yaitu apoteker pengelola apotek, asiste apoteker dengan lulusan SMK Farmasi dan Administrasi dengan lulusan SMA Apotek Galenica membuka pelayanan kefarmasian mulai dari pukul 08.00 samapi dengan pukul 20.00. terdapat tempat praktik dokter yang melayani dari jam 16.00 sampai dengan 20.00. 3.2 Pengelolaan Obat di Apotek Jenis-jenis Obat di Apotek Galenica a. Obat bebas b. Obat bebas terbatas c. Obat wajib apotek d. Obat prekursor e. Obat psikotropika 3.3 Perencanaan Obat Perencanaan merupakan dasar tindakan manajer untuk dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan baik. Sebelum perencanaan ditetapkan, umumnya didahului oleh prediksi tentang peristiwa yang akan datang (Seto, 2015). Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, sehingga untuk menghindari ketidaksesuaian kekosongan obat dapat digunakan metode yang tepat. Dalam perencanaan pengadaan obat secara umum terdapat 3 metode yang sering dipakai yaitu : a. Metode Epidemiologi, yaitu perencanaan yang didasarkan atas kejadian penyakit terbanyak didaerah tersebut. Metode ini membutuhkan data jumlah penduduk dan pola penyakit daerah tersebut. Metode Konsumsi, yaitu perencanaan dibuat berdasarkan data pengeluaran periode sebelumnya dalam menentukan obat apa yang akan diadakan di periode sekarang. Sehingga kita perlu melakukan pngelompokan barang menjadi 2 yaitu fast moving dan slow moving. b. Metode Kombinasi, yaitu gabungan dari metode epidemiologi dan metode konsumsi. Perencanaan dan pengadaan barang di apotek menggunakan metode kombinasi didasarkan pada jumlah barang yang menipis, hal ini dapat dilihat dalam buku defecta. Penerapan pelaksanaan perencanaan obat di Apotek Galenica memakai metode konsumsi yaitu dengan melihat obat yaag sering keluar dalam resep dokter dan dengan mempertimbangkan penyakit yang sering terjadi. 3.4 Pengadaan Obat Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan mulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan, juga penyesuaian antara kebutuhan dan dana Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah ditetapkan didalam fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan, maupun penganggaran. Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar. Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan, dan pembayaran. Kegiatan pengadaan di Apotek Galenica dilakukan oleh Apoteker dan dibantu oleh 2 karyawan dengan cara mengecek stock minimum, kemudian dituliskan di buku defecta yang merupakan catatan sediaan yang akan dipesan ke PBF. Jumlah PBF yang masuk ke Apotik Galenica kurang lebih 25 PBF. Mekanisme order dilakukan dengan 2 cara yaitu langsung (lewat sales) dan tidak langsung (lewat aplikasi). Order secara langsung (lewat sales) dilakukan tergantung dari masing-masing PBF, sedangkan secara tidak langsung (lewat aplikasi) dilakukan apabila stok di gudang hampir habis. Kelengkapan administrasi dalam pengadaan meliputi surat pesanan. Obat dipesan dari PBF dengan disertai SP (surat pesanan) yang ditandatangani oleh apoteker sehingga ada tanggung jawab penuh terhadap obat yang akan dibeli. Surat pesanan yang digunakan di Apotek Galenica yaitu SP obat bebas, SP obat bebas tertentu, SP obat prekursor dan SP obat psokotropika. Minimal faktur atau minimal order di Apotek Galenica tergantung PBFnya tersendiri . Untuk PBF PT. PRIMA minimal order lima ratus ribu rupiah. Untuk PBF lainnya tidak ada minimal order ketika dilakukan pemesanan. 3.5 Penerimaan Obat Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan obat merupakan salah satu tanggung jawab Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang bertujuan untuk menghindari kesalahan pemesanan. Penerimaan obat harus disesuaikan dengan surat pesanan. Penerimaan obat biasaanya dilakukan oleh apoteker ataupun oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang berada di apotek, termasuk obat psikotropika. Pengiriman barang disertai faktur (memuat nama PBF, tanggal, jenis dan jumlah barang), kemudian dicocokkan/pengecekan (ED, keadaan fisik obat, sesuai dengan permintaan jenis dan jumlah obat). Faktur dikenakan pajak sebesar 10%, dan faktur memiliki 3 lembar rangkap yaitu rangkap pertama (faktur asli) untuk PBF, rangkap kedua dan ketiga untuk arsip Apotik. Jika faktur sesuai dengan barang yang datang maka faktur ditandatangani Apoteker /TTK (nama terang, SK, cap apotek), dan faktur asli akan diperoleh jika sudah melunasi pembayaran obat. Obat yang diperoleh dicatat di buku penerimaan/ED, menyangkut nama PBF yang mengirim barang, harga barang, dan No.batch. No.batch penting karena sewaktu-waktu BPOM bisa menarik obat tertentu dengan No.batch tertentu. 3.6 Penyimpanan Obat Obat atau bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya, khususnya obat psiktropika disimpan dalam lemari narkotik (dua pintu). Sistem penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Galenica dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan disusun secara alfabetis dan penggolongan obat (obat bebas, obat bebas terbatas,obat psikotropika, kosmetik dan alat kesehatan). Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out). Manjemen obat kadaluarsa di Apotik Galenica dilakukan dengan cara pengecekan tanggal kadaluarsa. Obat dengan tanggal kadaluarsa yang paling awal dikeluarkan atau dijual terlebih dahulu, sehingga tidak ada kasus obat yang kadaluarsa. Return dilakukan apabila barang yang datang atau diterima tidak sesuai dengan pesanan, hampir expaired date, dan rusak. Contoh kasus retur barang yang ada di apotek Galenica yaitu barang yang dipesan berupa byebye fever anak sedangkan barang yang datang byebye fever bayi 3.7 Penjualan Obat Penjualan obat resep (umum/bpjs) dan non resep dilakukan secara manual dengan menulis tiap item obat yang dibeli oleh konsumen. Harga penjualan obat di apotek Galenica berbeda untuk medis dan ecer. Penjualan obat untuk resep diambil berdasarkan jumlah item obat tersebut. 3.8 Pencatatan Obat Pencatatan adalah suatu kegiatan dimana setiap obat yang masuk atau keluar harus dicatat dalam buku pembelian atau buku pendapatan. Dalam buku pembelian berisi semua catatan pembelian obat yang sudah dipesankan dan disesuaikan dengan faktur. Dalam buku pendapatan berisi semua catatan pengeluaran obat. 3.9 Pelaporan Obat Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya. Pelaporan eksternal yaitu pelaporan obat psikotropika di Apotik Galenica dilakukan sebulan sekali dengan 2 cara yaitu secara online dan pelaporan langsung ke Dinas Kesehatan.