Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam
mewujudkan perkembangan di bidang kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya
dalam pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Pendidikan kesehatan diselenggarakan
untuk memperoleh tenaga yang mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan
perubahan, pertumbuhan, dan pembeharuan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Proses belajar mengajar perlu ditingkatkan
baik secara kualitas maupun kuantitas untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang
berkualitas.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan untuk memberikan pengalaman kerja kepada peserta didik melalui latihan
kerja. Mahasiswa yang telah melakukan PKL diharapkan memiliki wawasan pengetahuan
keterampilan dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan kefarmasian sehingga siap
memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang professional.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002, definisi
apotek adalah tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek Galenica merupakan salah satu
Apotek yang terletak di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen dan merupakan salah satu
apotek yang memenuhi persyaratan dari berbagai prosedur sehingga dapat digunakan
sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Prodi Farmasi Program
Sarja STIKES Muhammadiyah Gombong.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapngan (PKL) bertujuan untuk membekali mahasiswa sarjana
farmasi dengan pengetahuan dan kemampuan tentang peran, fungsi dan tanggung jawab
sebagai sarjana farmasi.
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1. Menghasilkan farmasi yang handal dan professional
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
3. Menambah wawasan dan pengetahuan
1.4 Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 02 Desember 2019- 07
Desember 2019 dengan pembagian 2 shift. Shift pagi jam 08.00-14.00 sedangkan shift
siang dimulai jam 14.00-20.00. Apotek Galenica beralamat di Jalan Raya Logending,
Rt.04/Rw.01 Ayah, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Apotek Secara Umum
Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek
kefarmasian oleh apoteker (Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 Pasal 1 Ayat 13).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MenKes/SK/X/2004,
bahwa penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya. Sediaan farmasi yang
dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah
semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
2.2 Tugas dan Fungsi Apotek
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan
apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara lain obat,
bahan baku obat, obat tradisionaldan kosmetik.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan distribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter,p elayanan informai obat, pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
2.3 Undang-Undang tentang Apotek
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang diatur dalam :
1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah Nomor 51
tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 889 tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktek dan
Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332 tahun 2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberi Izin Apotek.
5. Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
6. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.
7. Undang-undang No. 419tahun 1949 tentang Obat Keras.
8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tahun 1975
tentang Obat Bebas Terbatas.
9. Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2.4 Profil Apotek Galenica
2.4.1 Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi apotek yang menerapkan pelayanan kefarmasian yang bermutu, berkualitas dan
terpercaya
2. Misi
a. menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian lainnya yang bermutu,
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
b. melaksanakan pelayanan kefarmasian yang cepat, tepat, ramah dan inovatif
2.4.2 Tujuan Pendirian Apotek
1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker
2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi
lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan berorientasi kepada
kepentingan dan kepuasan pasien sebagai implementasi kompetensi profesi farmasis
3. Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi, dan konsultasi kesehatan,
khususnya obat dan cara pengobatan yang tepat
4. Tercapainya pengobatan yang rasional dari aspek farmasi berdasarkan bukti ilmiah
yang dapat dipertanggung jawabkan.
5. Membuat peluang kerja bagi masyarakat
2.4.3 Aspek Lokasi
Pelayanan kesehatan dibagi menjadi enam yaitu: Puskesmas Ayah I (8 km sebelah utara),
Puskesmas Ayah II (9 km sebelah selatan), Praktek dokter di desa Demangsari (1 dokter)
8 km sebelah utara apotek Galenica, Praktek dokter di desa Jatijajar, Praktek dokter di
calon apotek Galenica, dan Praktek bidan swasta di setiap desa di wilayah Kecamatan
Ayah.
2.4.4 Sumber Daya Manusia Dan Jam Kerja
Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan tenaga kerja yang sesuai dengan
bidangnya. Apotek Galenica merekrut 3 karyawan dengan struktur organisasi sebagai
berikut:
1. Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
2. Asisten Apoteker : 1 orang
3. Administrasi : 1 orang
Apotek Galenica direncanakan membuka pelayanan kefarmasian mulai pukul 08.00
WIB sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat.
Tabel Struktur Organisasi

Apoteker Penanggung Jawab (APJ)


Endang Sri Subekti, S, Si., Apt

Asisten Apoteker (AA)


Ratri Faedah

Administrasi
Andre Rizfan I.S

2.4.5 Alat dan Perbekalan Farmasi


Alat dan perbekalan farmasi yang diperlukan yaitu:
1. Bangunan (denah bangunan terlampir)
A. Alat Pembantu, Pengolahan Dan Peracikan
1. Gelas Ukur
2. Beaker Glass
3. Mortir
4. Batang Pengaduk
5. Pipet
6. Timbangan
B. Wadah Pengemasan, Pembungkus, Dan Perlengkapannya
1. Botol
2. Kertas Puyer
3. Pot Salep
4. Kapsul Kosong
5. Wadah Pengemas dan Pembungkus Untuk Penyerahan Obat (tas plastic)
C. Alat Administrasi
1. Blangko Pesanan Obat
2. Blangko Salinan Resep
3. Kartu Stok Obat
4. Nota Penjualan Obat
5. Buku Pembelian
6. Buku Penjualan
7. Buku Hutang
8. Buku Kas
9. Buku Pencatatan Narkotika dan Psikotropika
10. Buku Pencatatan Resep
11. Buku Pencatatan OWA
12. Buku KIE
13. Kwitansi
14. Alat Tulis Kantor
D. Buku Standar Wajib Dan Penunjang
1. Farmakope Indonesia Edisi IV
2. Peraturan Perundang-undangan
3. ISO
4. MIMS
E. Inventaris Apotek
1. Alat Pemadam Kebakaran
2. Almari Pendingin
3. Almari Narkotika dan Psikotropika
4. Etalase Obat
5. Meja
6. Kursi
7. Kalkulator
2. Perbekalan Farmasi
a. Obat Keras (obat dengan resep OWA)
b. Obat Bebas (OTC) dan Obat Bebas Terbatas
c. Alat-Alat Kesehatan : masker, thermometer, verban, sarung tangan, dll.
d. Makanan dan Minuman ringan
e. Perlengkapan Bayi
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sumber Daya Manusia


Pelayanan Kefarmasian di Apotek diselenggarakan oleh Apoteker, dapat
dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang
memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik Dalam melakukan Pelayanan
Kefarmasian Apoteker harus memenuhi kriteria:
1. Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi
2. Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
3. Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku 4. Memiliki Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA)
Sumber daya manusia yang ada di Apotek Galenica terdiri dari 3 orang yaitu
apoteker pengelola apotek, asiste apoteker dengan lulusan SMK Farmasi dan
Administrasi dengan lulusan SMA Apotek Galenica membuka pelayanan
kefarmasian mulai dari pukul 08.00 samapi dengan pukul 20.00. terdapat tempat
praktik dokter yang melayani dari jam 16.00 sampai dengan 20.00.
3.2 Pengelolaan Obat di Apotek
Jenis-jenis Obat di Apotek Galenica
a. Obat bebas
b. Obat bebas terbatas
c. Obat wajib apotek
d. Obat prekursor
e. Obat psikotropika
3.3 Perencanaan Obat
Perencanaan merupakan dasar tindakan manajer untuk dapat menyelesaikan
tugas pekerjaannya dengan baik. Sebelum perencanaan ditetapkan, umumnya
didahului oleh prediksi tentang peristiwa yang akan datang (Seto, 2015).
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga
perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, sehingga untuk
menghindari ketidaksesuaian kekosongan obat dapat digunakan metode yang tepat.
Dalam perencanaan pengadaan obat secara umum terdapat 3 metode yang sering
dipakai yaitu :
a. Metode Epidemiologi, yaitu perencanaan yang didasarkan atas kejadian penyakit
terbanyak didaerah tersebut. Metode ini membutuhkan data jumlah penduduk
dan pola penyakit daerah tersebut.
Metode Konsumsi, yaitu perencanaan dibuat berdasarkan data pengeluaran
periode sebelumnya dalam menentukan obat apa yang akan diadakan di periode
sekarang. Sehingga kita perlu melakukan pngelompokan barang menjadi 2 yaitu
fast moving dan slow moving.
b. Metode Kombinasi, yaitu gabungan dari metode epidemiologi dan metode
konsumsi. Perencanaan dan pengadaan barang di apotek menggunakan metode
kombinasi didasarkan pada jumlah barang yang menipis, hal ini dapat dilihat
dalam buku defecta.
Penerapan pelaksanaan perencanaan obat di Apotek Galenica memakai metode
konsumsi yaitu dengan melihat obat yaag sering keluar dalam resep dokter dan
dengan mempertimbangkan penyakit yang sering terjadi.
3.4 Pengadaan Obat
Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan mulai dari pemilihan,
penentuan jumlah yang dibutuhkan, juga penyesuaian antara kebutuhan dan dana
Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan operasional yang telah ditetapkan didalam fungsi perencanaan, penentuan
kebutuhan, maupun penganggaran. Pengadaan merupakan kegiatan yang
dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif
harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
terjangkau dan sesuai standar. Pengadaan merupakan kegiatan yang
berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan,
penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan
pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan, dan
pembayaran.
Kegiatan pengadaan di Apotek Galenica dilakukan oleh Apoteker dan dibantu
oleh 2 karyawan dengan cara mengecek stock minimum, kemudian dituliskan di
buku defecta yang merupakan catatan sediaan yang akan dipesan ke PBF. Jumlah
PBF yang masuk ke Apotik Galenica kurang lebih 25 PBF.
Mekanisme order dilakukan dengan 2 cara yaitu langsung (lewat sales) dan
tidak langsung (lewat aplikasi). Order secara langsung (lewat sales) dilakukan
tergantung dari masing-masing PBF, sedangkan secara tidak langsung (lewat
aplikasi) dilakukan apabila stok di gudang hampir habis. Kelengkapan administrasi
dalam pengadaan meliputi surat pesanan. Obat dipesan dari PBF dengan disertai SP
(surat pesanan) yang ditandatangani oleh apoteker sehingga ada tanggung jawab
penuh terhadap obat yang akan dibeli. Surat pesanan yang digunakan di Apotek
Galenica yaitu SP obat bebas, SP obat bebas tertentu, SP obat prekursor dan SP obat
psokotropika.
Minimal faktur atau minimal order di Apotek Galenica tergantung PBFnya
tersendiri . Untuk PBF PT. PRIMA minimal order lima ratus ribu rupiah. Untuk PBF
lainnya tidak ada minimal order ketika dilakukan pemesanan.
3.5 Penerimaan Obat
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan
kondisi fisik yang diterima. Penerimaan obat merupakan salah satu tanggung jawab
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang bertujuan untuk menghindari
kesalahan pemesanan. Penerimaan obat harus disesuaikan dengan surat pesanan.
Penerimaan obat biasaanya dilakukan oleh apoteker ataupun oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK) yang berada di apotek, termasuk obat psikotropika.
Pengiriman barang disertai faktur (memuat nama PBF, tanggal, jenis dan jumlah
barang), kemudian dicocokkan/pengecekan (ED, keadaan fisik obat, sesuai dengan
permintaan jenis dan jumlah obat). Faktur dikenakan pajak sebesar 10%, dan faktur
memiliki 3 lembar rangkap yaitu rangkap pertama (faktur asli) untuk PBF, rangkap
kedua dan ketiga untuk arsip Apotik. Jika faktur sesuai dengan barang yang datang
maka faktur ditandatangani Apoteker /TTK (nama terang, SK, cap apotek), dan
faktur asli akan diperoleh jika sudah melunasi pembayaran obat. Obat yang
diperoleh dicatat di buku penerimaan/ED, menyangkut nama PBF yang mengirim
barang, harga barang, dan No.batch. No.batch penting karena sewaktu-waktu BPOM
bisa menarik obat tertentu dengan No.batch tertentu.
3.6 Penyimpanan Obat
Obat atau bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah
baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya, khususnya obat psiktropika disimpan
dalam lemari narkotik (dua pintu). Sistem penyimpanan perbekalan farmasi di
Apotek Galenica dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan disusun
secara alfabetis dan penggolongan obat (obat bebas, obat bebas terbatas,obat
psikotropika, kosmetik dan alat kesehatan). Pengeluaran Obat memakai sistem
FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out).
Manjemen obat kadaluarsa di Apotik Galenica dilakukan dengan cara
pengecekan tanggal kadaluarsa. Obat dengan tanggal kadaluarsa yang paling awal
dikeluarkan atau dijual terlebih dahulu, sehingga tidak ada kasus obat yang
kadaluarsa.
Return dilakukan apabila barang yang datang atau diterima tidak sesuai dengan
pesanan, hampir expaired date, dan rusak. Contoh kasus retur barang yang ada di
apotek Galenica yaitu barang yang dipesan berupa byebye fever anak sedangkan
barang yang datang byebye fever bayi
3.7 Penjualan Obat
Penjualan obat resep (umum/bpjs) dan non resep dilakukan secara manual
dengan menulis tiap item obat yang dibeli oleh konsumen. Harga penjualan obat di
apotek Galenica berbeda untuk medis dan ecer. Penjualan obat untuk resep diambil
berdasarkan jumlah item obat tersebut.
3.8 Pencatatan Obat
Pencatatan adalah suatu kegiatan dimana setiap obat yang masuk atau keluar
harus dicatat dalam buku pembelian atau buku pendapatan. Dalam buku pembelian
berisi semua catatan pembelian obat yang sudah dipesankan dan disesuaikan dengan
faktur. Dalam buku pendapatan berisi semua catatan pengeluaran obat.
3.9 Pelaporan Obat
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan terdiri dari pelaporan
internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan
untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan
lainnya. Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi
pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya. Pelaporan eksternal yaitu
pelaporan obat psikotropika di Apotik Galenica dilakukan sebulan sekali dengan 2
cara yaitu secara online dan pelaporan langsung ke Dinas Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai