Anda di halaman 1dari 7

pengertian apotek

Pengertian apotek menurut (Kepmenkes RI) No. 1332/MENKES/SK/X/2002, Apotek


adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan
farmasi kepada masyarakat. Yang di maksud pekerjaan kefarmasian diantaranya pengadaan
obat penyimpanan obat, pembuatan sediaan obat, peracikan, penyaluran dan penyerahan
perbekalan farmasi serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai perbekalan
kefarmasian yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional, alat kesehatan dan kosmetik.
Tidak hanya menjalankan pekerjaan kefarmasian tetapi tugas pokok dan fungsi apotek juga
harus dijalankan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan standard prosedur yang telah
ditetapkan.

4.2.1 Pengelolaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan


Pengelolaan yang biasa dilakukan di apotek akmal antara lain :
1. Pengadaan
Apotek menggunakan sistem pemesanan salesman yang datang langsung datang ke apotek
atau melalui pesawat telepon untuk memenuji pengadaan barang. Masalah yang sering dihadapi
di apotek dalam pengadaan yaitu, keterlambatan dalam pengadaan obat yang di sebabkan oleh
kekosongan pabrik, dalam mengatasi masalah ini dilakukan dengan cara memesan obat dari
jauh-jauh hari dan tidak menunggu stok obat tersebut kosong.
2. Penyimpanan
Untuk penyimpanan sediaan obat dan alat kesehatan di apotek disusun berdasarkan abjad,
bentuk sediaan dan stabilitas atau kesesuaian suhu pada penyimpanan obat.
1) Golongan obat
Penyimpanan obat berdasarkan golongan obat, seperti obat bebas, bebas terbatas obat keras dan
obat narkotik. Tidak mengalami masalah yang berarti dan sesuai dengan standar yang di
tetapkan.
2) Abjad
Penyimpanan obat berdasarkan abjad, seperi obat yang di beli bebas sampai obat yang harus di
sertai dengan resep dokter. Tidak mengalami masalah yang berarti dan sesuai dengan standar
yang di tetapkan.
3) Bentuk sediaan
Penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaannya, seperti sirup bebas, sirup ASKES, salep,
injeksi, cairan dan lain-lain. Tidak mengalami masalah yang berarti dan sesuai dengan standar
yang di tetapkan.
4) Suhu
Penyimpanan obat berdasarkan suhu penyimpanan agar obat tidak rusak, seperti suppositoria dan
insulin disimpan dalam lemari es, supaya tidak merusak bentuk dan khasiatnya. Dalam hal ini
Penulis tidak melakukan pengecekan terhadap penyimpanan berdasarkan suhu.
3. Penyaluran
Penyaluran obat di apotek di bagi menjadi 2 macam cara, diantaranya :
1) Resep
Resep yang dilayani ada 2 yaitu resep ASKES dan non ASKES
2) Non resep
Pembelian obat yang dilakukan tidak menggunakan resep atau penjualan obat bebas. Masalah
yang sering dihadapi adanya penyaluran obat Psikotropika yang disalurkan bebas tanpa
menggunakan resep dokter maupun petunjuk dokter, penyaluran itu tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Pelaporan
Pelaporan di apotek antara lain :
1) Laporan harian merupaka laporan yang berisikan tentang barang yang terjual, pengeluaran dan
pemasukan obat yang masuk. Laporan harian yang dilakukan telah sesuai dengan jumlah obat
yang masuk dan keluar setiap harinya.
2) Laporan bulanan biasanya berisi tentang laporan obat golongan Narkotika, Psikotropika yang
masuk dan keluar selama satu bulan.
Laporan harian yang biasanya dibuat di apotek sebelumnya obat dicatat pada pagi hari,
selanjutnya obat yang masuk dan keluar di catat dalam buku stok kemudian obat di catat kembali
pada sore hari.
Laporan narkotik dan psikotropika dilakukan oleh seorang asisten apoteker yang diserahkan
pada dinas kesehatan setempat dan BPOM, biasanya laporan narkotik dan psikotropika
diserahkan pada setiap bulan sebelum tanggal 10, dan disertai dengan surat pengantar dari
apoteker pengelola apotek ( APA ).
Dalam penulisan obat yang tergolong kedalam obat Narkotik dan Psikotropika harus
memenuhi syarat syarat, diantaranya :
1. Ditulis oleh dokter serta di beri garis merah di bawah obat.
2. Resep berlaku hanya satu kali / tidak boleh disalin.
3. Ada alamat dokter.
4. Ada alamat pasien.
Obat yang sudah diberikan pada pasien harus dicatat dalam buku pengeluaran obat,
supaya memudahkan dalam mencatat pelaporan akhir bulannya. Dalam pelaporan bulanan di
apotek ternyata ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan teori yang didapat dari sekolah tidak
sama dengan praktek yang ada di lapangan dikarnakan adanya perubahan ketentuan mengenai
pelaporan obat narkotika dan psikotropika yang dikeluarkan oleh pemerintah.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan Karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan Prakenn dengan baik hingga tersusunnya laporan ini sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti Ujian Nasional (UN).
Dengan selesainya laporan ini tentu disertai bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
terimakasih kepada
1. H. Mulyana, SH.M, Kes., Selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana
2. Sridana,S.Farm, Apt., Selaku Kepala Sekolah SMK Bhakti Kencana
3. Ir. Adrian, Selaku pemilik Apotek Bina Sehat
4. Elit Rimayanti, S.Farm., Selaku Ketua Program Keahlian Farmasi sekaligus
Pembimbing I
5. Yanto Risyanto, S.Farm, Apt., Selaku Apoteker Apotek Bina Sehat
6. Deris Marendra, S.Kom., Selaku Pembimbing II
7. Agus Darajat, S.Si, Apt., Selaku Pembimbing Akademik
8. Bapak/Ibu guru yang selalu memberi bimbingan
9. Seluruh karyawan dan karyawati Apotek Bina Sehat atas kerjasama dan bantuannya selama
pelaksanaan Prakerin
10. Orang tua yang selalu memberi dorongan
11. Teman-teman di SMK Bhakti Kencana atas dukungan dan sarannya Penyusun menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari kesempumaan, maka dari itu kritik dan saran sangat
diharapkan untuk kesempumaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Tasikmalaya, November 2014


Penyusun

(Riska Anggraeni)

BAB I
URAIANUMUM

2.1 Apotek

2.1.1 Pengertian Apotek


Menurut Kepmenkes RI No 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang ketentuan dan tata cara pemberian
izin Apotek dalam pasa) 1 ayat (a) : "Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan Farmasi, perbekalan kesehatan
Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud diatas adalah pembuatan, termasuk pengendalian mutu
sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan kepada Apoteker
pengelola Apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien. (\)llmuMeracik
Obat (Hal 10)

2.1.2 Perlengkapan Apotek


perlengkapan Apotek adalah yang dipergunakan untuk melaksanakan pengelolaan Apotek pada
Bab IV pasal 7 Kepmenkes RI No.278 tahun 1981 suatu Apotek harus memiliki kelengkapan
sebagai berikut:
Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan
Perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan kesehatan di bidang Farmasi
Tempat penyimpanan khusus untuk racun
Tempat penyimpanan khusus untuk narkotika
Alat dan perlengkapan labolatorium

2.1.3 Pengelolaan Apotek


Menurut Permenkes RI No.26 /MenKes/per/1/1981 dalam bab 2 pasal 3 pengelolaah Apotek
meliputi:
Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan
penyerahan obat atau bahan obat
Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan kesehatan di bidang Farmasi
lainnya
Informasi mengenai perbekalan kesehatan di bidang Farmasi

2.1.4 Pelayanan Apotek


potek wajib dibi ika untuk melayani \ 22.
dari pukul 08.00-
dokter, dokter gigi dan dokter hewan Apoteker wajib m jlayani resep sesuai dengan
tanggungjawab dan
kepentingan masyarakat . nemberikan informasi yang berkaitan dengan
am resep ada kekeliruan atau penulisan yang tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan
kepada dokter penulis resep
Salinan resep harus di tandatangani oleh Apoteker
Resep harus dirahasiakan dan disimpan di Apotek dengan baik dalam jangka waktU 3 tahun.
(2)ManajemenApotikQM 12)

2.2 Tugas dan Fungsi Apotek

Menurut Peraturan Pemerintah RI No.25 tahun 1980, Apotek memiliki tugas dan fungsi sebagai:
Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucap janji
Sarana Farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan
penyerahan obat atau bahan obat
Sasaran penyaluran perbekalan Farmasi yang harus menyebarkan obat
yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata (2) Manajemen Apotik (Hal 195)

2.3 Perbekalan Farmasi


Perbekalan Farmasi meliputi:
Obat
Bahan baku obat
Obat tradisional
Bahan obat tradisional
Alat kesehatan
Kosmetik (4)Manajeman Farmasi (Hal 8)

2.4 Struktur Organisasi Apotek Bina Sehat


Pengelolaan sebuah apotek yang baik akan membawa apotek tersebut pada tujuan yang telah
ditetapkan dan pengelolaan ini bisa berjalan dengan baik jika di dukung oleh organisasi yang
mapan yaitu garis wewenang dan tanggung jawab jelas dan saling mengisi serta pembagian kerja
yang jelas. Suatu organisasi juga merupakan penentu utama bagi maju mundurnya suatu apotek.

Apoteker Pengelola Apotek (APA)


Administrasi
Keuangan (Kasir)
Pemilik Sarana Apotek (PSA)
Pembantu Umum
Keterangan:

1. Pemilik Sarana Apotek (PSA ) :


Bekerjasama dengan Apoteker dalam menentukan anggaran biaya bagi keperluan Apotek serta
mengadakan kontrol terhadap jalannya Apotek.
2. Apoteker Pengelola Apotek (APA):
Memimpin seluruh kegiatan Apotek, termasuk mengelola kegiatan pelayanan kefarmasian dan
mengawasi jalannya kerja karyawan serta pembagian tugas sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku
3. Bagian Administrasi:
Membuat laporan harian, pencatatan, penjualan kredit, meneliti catatan pembelian, pencatatan
hasil penjualan serta tagihan dan pengeluaran harian juga membuat laporan bulanan, realisasi
data untuk pimpinan Apotek, daftar gaji, upah dan pajak serta membuat laporan tahunan (neraca
akhir tahun dan laporan laba rugi)
4. Bagian Keuangan (Kasir):
Mencatat penerimaan, pengeluaran uang yang haras di lengkapi kwitansi nota dan tanda setoran
yang sudah di paraf oleh Apoteker juga bertanggung jawab atas kebenaran uang yang
dipercayakan kepadanya dan bertanggung jawab lanngsung kepada Apoteker.
5. Pembantu Umum:
Membantu dalam segala bidang yang memerlukan bantuan dan membersihkan lingkungan di
Apotek.
6. Asisten Apoteker (AA ) :
Menyelesaikan tugas pelayanan kefarmasian sesuai dengan batas pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya juga bertanggung jawab kepada Apoteker atas kebenaran segala tugas yang
dikerjakan tidak boleh ada kesalahan, kekeliruan, kehilangan dan kerusakan.

10 Keterangan:
Pasien datang dengan membawa resep, diterima oleh bagian penerimaan resep tapi sebelumnya
ditanyakan nama dan alamat jelas pasien
Resep diberikan kepada Apoteker atau Asisten Apoteker untuk dihitung dosis dan diberi harga
Pasien dipanggil untuk konfirmasi mengenai harga, apabila pasien menyetujui harga resep
maka resep dibayar dikasir
Resep dikembalikan kepada Apoteker atau Asisten Apoteker diberi cap lunas dan nomor resep,
obat disiapkan dan diracik
Obat diberi etiket dan diperiksa kembali oleh Apoteker atau Asisten Apoteker yang
berbeda,disamakan dengan resep dari mulai bentuk sediaanjumlah dan aturan pakainnya serta
perlu tidaknya dibuat salinan resep (apabila pasien membeli obat separuhnya atau item obat yang
tidak dibeli dan apabila tertulis ITER/pengulangan pada resep)
Obat diberikan kepada pasien dan dijelaskan mengenai aturan pakainya agar tidak terjadi
kekliruan pada pemakaian obat
2. Pengelolaan Obat Tanpa Resep
Penjualan obat tanpa resep meliputi Obat Wajib Apotek (OWA), obat bebas, obat bebas terbatas,
kosmetik, alat kesehatan dan obat tradisional. Obat-obat bebas ditata dalam etalase dan disusun
berdasarkan farmakologis, dan untuk penjualan obat wajib apotek dicatat dalam buku penjualan
obat wajib apotek.
3. Pengelolaan Obat Narkotika dan Psikotropika
Obat-obatan jenis narkotika dan psikotropika harus ditangani sendiri di Apotek, hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan obat. Obat golongan narkotika dan psikotropika
hanya dapat diberikan atas resep dokter. Penggunaannya dilaporkan tiap bulan ke Dinas
Kesehatan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.

Baca Artikel Lainya:


-PENGERTIAN KARSINOGEN
-PENGERTIAN MUTASI GENETIK DAN POLIMORFISME
-PENGERTIAN METABOLISME SENYAWA -SENYAWA KARSINOGEN

BABV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan Prakerin di Apotek Bina Sehat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Secara umum Apotek Bina Sehat telah melaksanakan tugas dan fungsinya yaitu sebagai tempat
pengabdian profesi Apoteker dan sebagai fungsi bisnis kefarmasian
Pengadaan barang di Apotek Bina Sehat dilakukan sesuai kebutuhan
Waktu pemesanan barang dilakukan setiap hari selasa dan kamis
Sistem pengeluaran obat disana berdasarkan metode FIFO (First In First Out)

5.2 Saran

5.2.1 Untuk Diri Sendiri


Lebih mudah dalam beradaptasi di lingkungan Apotek
Meningkatkan kedisiplinan
Lebih inisiatif
5.2.2 Untuk Instansi Apotek
Pelayanan pada obat-obat yang diresepkan perlu ditingkatkan dengan meminimalkan waktu
tunggu
Sebaiknya obat narkotikjangan disatukan dengan obat psikotropik dan kunci lemarinya jangan di
biarkan tergantung
Perlu adanya penggantian kartu stock yang lebih lengkap agar lebih memudahkan dalam
pengontrolan
Lebih memperhatikan penyusunan barang-barang supaya lebih rapi dan tidak berantakan
Lebih ditingkatkan dalam member! pelayanan pada pasien atau pembeli dengan sikap ramah
tamah supaya mempunyai kesan yang baik

DAFTARPUSTAKA
1. Anief, Moh. Apt. 2005. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Cetakan ke -12. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
2. Hartono HDW, Drs. 1998 . Manaiemen Apotik. Depot Informasi Obat. Jakarta
3. Umar. Apt. M.M. 2004. Manaiemen Apotek Praktis. Caraka Nusantara. Jakarta
4. Hartanto, Dicki. MM. 2007. Manajemen Farmasi. Candra Naya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai