1. Latar Belakang
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalamnya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient
oriented) dan unit bisnis (profit oriented). Dalam institusi pelayanan kesehatan, fungsi apotek adalah menyediakan obat-obatan yang
dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan sebagai institusi bisnis, apotek bertujuan untuk
memperoleh keuntungan karena investasi yang ditanam pada apotek dan oprasionalnya tidak sedikit. Pada saat ini kegiatan pelayanan
kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Sehingga peran apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek kefarmasian
dan aspek ekonomi demi kepentingan pasien.
Berdasarkan keputusan mentri kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003, Apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi
apotek yaitu (a) tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker, (b) sarana yang digunakan
untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian, (c) sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara lain obat,
bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika, serta (d) sarana pembuatan dan pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Dalam peraturan ini seorang apoteker bertanggungjawab atas pengelolaan
apotek, sehingga pelayanan obat kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya.
2. Visi Apotek
1
Menjadi Apotek pilihan utama masyarakat Rembang pada umumnya dan Losari pada khususnya.
3. Misi Apotek
Melalui praktek kefarmasian yang bertanggung jawab, Digitalis layanan dan berfokus pada produk yang rasional serta berkualitas dan
terjamin mutunya, kami mempertemukan pelanggan dengan produk terbaiknya.
4. Strategi
1. Menjamin seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan terapi obat yang tepat, efektif, nyaman dan aman bagi pasien.
2. Mengatasi masalah baru yang timbul dalam terapi obat dan mencegah timbulnya masalah lain di masa yang akan datang
3. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin melakukan pegobatan mandiri
4. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat
5. Memberikan informasi dan konsultasi obat
6. Melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat
7. Merancang SOP (standart operating procedure) dan standar organisasi kerja
8. Memberlakukan sistam reward dan punishment bagi seluruh karyawan.
2
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat pada umumnya.
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional dalam praktek pengobatan sendiri (swamedikasi).
3
BAB II APOTEK DAN RENCANA PENDIRIAN
AHULUAN
A. PENGERTIAN APOTEK
Berdasarkan keputusan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2016, Apotek adalah tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Menurut PP 51 tahun
2009, apotek adalah tempat distribusi obat, perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker sesuai standar dan etika kefarmasian.
Pekerjaan kefarmasian yaitu meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu kesediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan
obat tradisional yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan kesehatan No. 36 tahun 2009.
4
5
C. PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DI APOTEK
Pengelolaan sedian farmasi di apotek meliputi:
1. Perencanaan
Adalah prediksi kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan. Adapun ketentuan-ketentuan perencanaan adalah:
i. Pengadaan persediaan berupa perbekalan farmasi dan alkes yang harus sesuai dengan tujuan atau perencanaan sebelumnya.
ii. Pengadaan persediaan yang harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
iii. Pengadaan persediaan yang harus sesuai dengan hak atau kemampuan.
2. Pengadaan
Pengadaan adalah obat-obat yang persediaannya sudah mulai habis atau menipis kemudian dituliskan dalam buku defecta yang
merupakan catatan sediaan yang akan dipesan pada PBF.
3. Penerimaan
Penerimaan obat adalah salah satu tanggungjawab apoteker dan karyawan yang bertujuan untuk menghindari kesalahan pemesanan.
Penerimaan obat harus di sesuaikan dengan surat pesanan (SP) dengan menyamakan segala hal yang terdapat dalam obat yang telah
dipesan.
4. Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi diatur berdasarkan:
i. Penggolongan obat, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat tradisional, kosmetika dan alkes.
ii. Bentuk sediaan :
1. Liquida: potio, tetes mata, inhaler.
2. Semi solid: salep, krim, gel, ointment.
6
3. Solid: tablet, kaplet, kapsul.
iii. Alphabetis
0bat-obat yang tersedia disusun berdasarkan alphabet dari huruf A sampai Z
iv. Kelas terapi
Tujuan penyimpanan ini adalah untuk menghindari kesalahan pengambilan obat-obatan LASA (Look Alike Sound Alike) karena nama
dan kemasan yang hampir sama.
v. Berdasarkan suhu
7
catatan semua pengeluaran obat. Pengeluaran obat narkotika dan psikotropika dengan mencatatkan nama serta alamat pasien, nama obat,
jumlah obat yang keluar, tanggal keluar obat dan dokter yang memberikan resep.
7. Pelaporan
Pelaporan obat narkotika dan psikotropika dilaporkan setiap 1 bulan sekali secara online oleh apoteker dengan tembusan ke Dinas
kesehatan.
8. Pemesanan
Pemesanan obat bebas dan obat bebas terbatas dilakukan menggunakan surat pesanan (SP) yang ditandatangani oleh APA yang terdiri
dari dua rangkap SP.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
3. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek.
8
• Nama apotek adalah “Manglongsari Farma” yang terletak di Jln. Manglongsari rt 004 rw 004 Kel. Wonosobo Timur Kec. Wonosobo
Kab. Wonosobo
9
2. Perlengkapan dan Perbekalan Farmasi
ALAT PEMBUATAN, PENGELOLAAN DAN PERACIKAN
NO NAMA JUMLAH KET
1 Gelas Ukur 100 ml @ 1 buah Ada
2 Mortir 16 cm @ 1 buah Ada
10
4 Kertas perkamen @ 1 pax Ada
5 Etiket warna putih dan biru @ 1 lembar Ada
6 Sendok obat @ 10 buah Ada
PERLENGKAPAN ADMINISTRASI
NO NAMA JUMLAH KET
1 Blanko surat pesanan obat Secukupnya Ada
2 Blanko surat pesanan narkotika Secukupnya Ada
3 Blanko surat pesanan psikotropika Secukupnya Ada
4 Blanko surat pesanan precursor Secukupnya Ada
5 Blanko surat pesanan OOT Secukupnya Ada
6 Blanko salinan resep Secukupnya Ada
7 Blanko kartu stok obat Secukupnya Ada
11
8 Blanko nota penjualan Secukupnya Ada
9 Kwitansi 1 buah Ada
10 Form laporan narkotika Secukupnya Ada
11 Form laporan psikotropika Secukupnya Ada
12 Form laporan precursor Secukupnya Ada
13 Stempel apotek 1 buah Ada
14 Buku penerimaan resep 1 buah Ada
15 Buku catatan resep narkotika dan psikotropika 1 buah Ada
16 Buku catatan precursor 1 buah Ada
17 Buku catatan keuangan 1 buah Ada
18 Buku inkaso 1 buah Ada
19 Buku defekta 1 buah Ada
20 Buku catatan pembelian atau barang datang 1 buah Ada
21 Buku catatan penjualan 1 buah Ada
22 Alat hitung 1 buah Ada
12
H. BANGUNAN APOTEK
1. Status Bangunan : Tanah dan bangunan kontrak
2. Luas Bangunan : 48 m2
TTK ATTK
13
1. Apotek
a. Apotek : Apotek Sari Medika
Alamat : Jl. Raya Losari, Dusun 2, Losari,
Rembang, Wonosobo
APA : Apt. Ika Yuni Astuti, S.Farm
b. Apotek : Kensaras
Alamat : Jl. Raya Sumampir, Dusun 1, Sumampir, Rembang, Wonosobo
APA : Apt.Zulfianisa Aisyah Farid, S.Farm
2. Puskesmas Rawat Inap Rembang
Alamat : Jl. Raya Losari, Dusun 2, Losari, Rembang, Wonosobo
3. Pustu Gunung Wuled
Alamat : Desa Gunung Wuled Rt 5 Rw 1, Rembang, Wonosobo
4. Praktek Bidan Mandiri
a. Junaenah, Amd. Keb : Losari Rt 2 Rw 3 Rembang, Wonosobo
b. Prapti Hidayati, A.Md.Keb : Losari Rt 7 Rw 5 Rembang,Wonosobo
c. Wanti Probohening, A.Md.Keb : Losari Rt 1 Rw 1 Rembang, Wonosobo
d. Siti Zakiyah, A.Md.Keb : Losari Rt 1 Rw 1 Rembang, Wonosobo
e. Titik Nurhandayani, A.Md.Keb : Losari Rt 2 Rw 3 Rembang, Wonosobo
f. Siti Nurhaeti, A.Md.Keb : Losari Rt 1 Rw 1 Rembang, Wonosobo
g. Siti Mulyati, Amd.Keb : Gunung Wuled Rt 5 Rw 1 Rembang, Wonosobo
14
h. Yani Purwaningsih, A.Md.Keb : Sumampir Rt 3 Rw 3 Rembang, Wonosobo
5. Bidan Desa
a. Sugiasih, A.Md.Keb : Bodaskarangjati Rt 1 Rw 4 Rembang, Wonosobo
L. FASILITAS PENDIRIAN APOTEK “MANGLONGSARI FARMA”
Epidemilogi 10 besar penyakit yang ada di Kecamatan Rembang pada Bulan Januari-Mei Tahun 2020 dari data pendukung
Puskesmas Rembang adalah:
No Nama Penyakit Jumlah
1 Essential (primary) hipertensi 270
2 Supervision of normal pregnancy 169
3 Common cold 163
4 Congestive Heart Failure 88
5 Myalgia 73
6 Gigi berlubang 71
7 Luka terbuka 66
8 Dyspepsia 62
9 Typhoid fever 59
10 Headache 58
Sumber: laporan 10 besar penyakit puskesmas Rembang
1. Jumlah penduduk Kecamatan Rembang 67.841 jiwa yang tersebar di 12 Desa.
2. Desa sasaran Apotek Manglongsari Farma adalah:
15
a. Desa Karangbawang dengan jumlah penduduk 2.972 jiwa
b. Desa Gunungwuled dengan jumlah penduduk 5.299 jiwa
c. Desa Losari dengan jumlah penduduk 8.866 jiwa
d. Desa Bodaskarangjati dengan jumlah penduduk 3.973 jiwa
e. Desa Sumampir dengan jumlah penduduk 9.426 jiwa
Total 21.986 jiwa (BPS Wonosobo kec. Rembang 2019)
3. Angka kesakitan Kabupaten Wonosobo 17,13 % (BPS Jawa Tengah 2019)
4. Penduduk menderita sakit diperkirakan 17,13 % X 30.536 jiwa = 5.320 jiwa
5. Berdasarkan system pengobatan nasional, penderita yang mencari pengobatan sendiri di kabupaten Wonosobo sebesar 48,83 % (BPS
Jawa Tengah 2019) sehingga dari 5.320 jiwa penderita di lima desa sasaran Kecamatan Rembang yang diobati secara medis adalah
48,83 % X 5.320 jiwa = 2.597 jiwa. Jumlah tersebut dilayani oleh sarana kesehatan di Kecamatan Rembang yang tersedia, khususnya di
dekat desa sasaran yang masih terjangkau, yaitu:
a. Apotek Sari Medika
b. Apotek Kensaras
c. Puskesmas Rawat Inap Rembang
d. Pustu Gunung Wuled
e. Praktek Bidan Mandiri
f. Praktek Bidan Desa
6. Jumlah peserta/ kunjungan yang dilayani sarana kesehatan di Kecamatan Rembang adalah sebagai berikut:
No Nama sarana kesehatan Kunjungan Jarak dari Apotek
16
1 Apotek Sari Medika ±150 jiwa ± 500 m
2 Apotek Kensaras ±100 jiwa ± 1,5 km
3 Puskesmas Rawat Inap Rembang ±50 jiwa ± 800 m
4 Pustu Gunung Wuled ±35 jiwa ± 3 km
5 Praktek Bidan Mandiri ± 100jiwa ± 1,5 km
6 Bidan Desa ± 25jiwa ± 3 km
JUMLAH ±460
Jumlah penderita yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan atau obat adalah : 5.038 jiwa – 460 jiwa = 4.578 jiwa
Berdasarkan jumlah penduduk di Kecamatan Rembang yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan/obat maka calon Apotek
Manglongsari Farma layak didirikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam kesehatan/obat.
17
BAB III ANALISIS SWOT
Analisa SWOT yang digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan dan peluang bagi Apotek Manglongsari Farma serta dalam menentukan
setrategi untuk mengatasi kelemahan, menggunakan peluang dan kekuatan semaksimal mungki.
1. Strength (Kekuatan)
a. Lokasi Apotek setrategis yaitu terletak di daerah pemukiman sehingga mudah di jangkau masyarakat sekitar, letaknya di pinggir jalan
raya dan dekat dengan komplek jual beli, pasar, sekolah, perkantoran serta dekat dengan Puskesmas.
b. Pengelolaan apotek di lakukan sepenuhnya oleh apoteker
c. Adanya fasilitas pelayanaan konsultasi dengan apoteker
d. Apotek dengan konsep pelayanan patient oriented yang berbasis layanan kefarmasian pharmaceutical care
2. Weaknes (Kelemahan)
a. Merupakan apotek baru, belum di kenal masyarakat dan belum mempunyai pelanggan.
b. Belum ada data tentang pengunaan obat, sehingga jumlah sediaan belum lengkap dan ada kemungkinaan ada permintaan obat atau resep
yang tidak terlayani.
3. Opportunity (Peluang)
a. Akses ke apotek mudah terjangkau, dekat dengan jalan raya
b. Jarak dengan apotek kompetitor cukup jauh sehingga memberi peluang besar bagi Apotek Manglongsari Farma untuk berkembang.
c. Jumlah penduduk cukup padat, sehingga menjadi sumber pelanggan apotek yang potensial
4. Threaths (Ancaman)
a. Masyarakat sekitar belum mengenal fungsi apotek dan peran apoteker.
18
b. Kepercayaan yang kurang terhadap Apotek Manglongsari Farma karena Apotek ini masih baru di banding dengan apotek yang sudah
lama
c. Apotek kompetitor di sekitar “Apotek Manglongsari Farma”
5. Strategi
a. Melakukan pelayanan kefarmasian dengan ramah, cepat dan teliti.
b. Melaksanakan pelayanan kefarmasian oleh apoteker
c. Ruang tunggu yang nyaman dan bersih
d. Menyediakan obat-obatan yang lengkap dan terjangkau masyarakat
19
BAB IV RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BIAYA
Modal terdiri dari modal tetap, modal oprasional, dan cadangan modal. Adapun secara lengkapnya adalah sebagai berikut:
A. Permodalan
1. Modal Tetap
2. Modal Operasional
20
TOTAL 100.000.000
B. Rencana anggaran tahun 1
1. Biaya rutin per bulan
a. Gaji Karyawan
21
b. Biaya lain.0
22
30 x 12 x Rp. 500.000
3 Penjualan obat bebas (keuntungan 15%) 252.000.000
30 x 12 x Rp. 700.000
5 Penjualan produk lain (keuntungan 15%) 108.000.000
30 x 12 x Rp. 300.000
TOTAL 555.000.000
23
Laba kotor 84.530.000
Pajak final (0.5 X 558.000.000) 2.775.000
Laba Bersih 81.755.000
24
1
× biayatetap
BEP tahun 1 = biaya variabel
1−( )
pendapatan
1
×123.500 .000
= 460.47 0.000
1−( )
555.000 .000
= Rp. 617.500.000/ Tahun = 51.458.300/Bulan
= 1.715.300/Hari
d. Menghitung Prosentase BEP
PROSENTASE BEP TAHUN PERTAMA
Biaya Tetap
% BEP Tahun 1 = ×100 %
( Pendapatan−Biaya Variabel )
123.500 .000
¿ × 100 %
(555.000 .000−460.470.000)
= 130,6 %
25
30 x 12 x Rp. 550.000
3 Penjualan obat bebas (keuntungan 15%) 270.000.000
30 x 12 x Rp. 750.000
5 Penjualan produk lain (keuntungan 15%) 108.000.000
30 x 12 x Rp. 300.000
TOTAL 606.000.000
26
Laba kotor 104.800.000
Pajak final (0.5 X 606.000.000) 3.030.000
Laba Bersih 101.770.000
27
1
× biayatetap
BEP tahun 2 = biaya variabel
1−( )
pendapatan
1
× 123.500.000
= 502.800 .000
1−( )
606.000 .000
= Rp. 686.100.000/ Tahun = 57.175.900/Bulan
= 1.905.800/Hari
h. Menghitung Prosentase BEP
PROSENTASE BEP TAHUN KEDUA
Biaya Tetap
% BEP Tahun 2 = ×100 %
( Pendapatan−Biaya Variabel )
123.500.000
¿ ×100 %
(606.000 .000−502.800 .000)
= 119,7 %
7. Proyeksi pendapatan tahun III
28
3 Penjualan obat bebas (keuntungan 15%) 288.000.000
30 x 12 x Rp. 800.000
5 Penjualan produk lain (keuntungan 15%) 126.000.000
30 x 12 x Rp. 350.000
TOTAL 678.000.000
29
1 Pemasukan tahun ke-3 678.000.000
2 Pengeluaran tahun 3 550.580.000
Laba kotor 127.420.000
Pajak final (0.5 X 678.000.000) 3.390.000
Laba Bersih 124.030.000
30
k. Menghitung Break Event Point (BEP)
BEP TAHUN KETIGA
1
× biayatetap
BEP tahun 3 = biaya variabel
1−( )
pendapatan
1
× 123.500.000
= 550.58 0.000
1−( )
678.000 .000
= Rp. 617.500.000/ Tahun = 51.458.300/Bulan= 1.715.200/Hari
l. Menghitung Prosentase BEP
PROSENTASE BEP TAHUN KETIGA
Biaya Tetap
% BEP Tahun 3 = ×100 %
( Pendapatan−Biaya Variabel )
123.500.000
¿ ×100 %
(678.000 .000−550.580 .000)
= 96,9 %
9. Proyeksi pendapatan tahun IV
31
30 x 12 x Rp. 750.000
3 Penjualan obat bebas (keuntungan 15%) 306.000.000
30 x 12 x Rp. 850.000
5 Penjualan produk lain (keuntungan 15%) 144.000.000
30 x 12 x Rp. 400.000
TOTAL 765.000.000
32
Laba kotor 135.090.000
Pajak final (0.5 X 765.000.000) 3.825.000
Laba Bersih 131.265.000
33
1
× biayatetap
BEP tahun 4 = biaya variabel
1−( )
pendapatan
1
× 123.500.000
= 629.910 .000
1−( )
765.000 .000
= Rp. 686.000.000/ Tahun = 57.175.900/Bulan = 1.905.000/Hari
p. Menghitung Prosentase BEP
PROSENTASE BEP TAHUN KEEMPAT
Biaya Tetap
% BEP Tahun 4 = ×100 %
( Pendapatan−Biaya Variabel )
123.500.000
¿ ×100 %
(765.000 .000−629.910 .000)
= 91,48 %
11. Proyeksi pendapatan tahun V
34
30 x 12 x Rp. 950.000
5 Penjualan produk lain (keuntungan 15%) 162.000.000
30 x 12 x Rp. 450.000
TOTAL 855.000.000
12. Pengeluaran rutin tahun V
35
q. Menghitung Pay Back Period (PBP)
PBP TAHUN V
Total Investasi
= ×1 Tahun
Laba Bersih
223.500.000
= ×1 Tahun
146.655.000
= 1,5 tahun
r. Menghitung Return of Investment (ROI)
ROI TAHUN V
Laba Bersih
= ×100 %
Total Investasi
146.655.000
= ×100 %
223.500.000
= 65,61 %
s. Menghitung Break Event Point (BEP)
BEP TAHUN KEEMPAT
1
× biayatetap
BEP tahun 5 = biaya variabel
1−( )
pendapatan
1
× 123.500.000
= 704.07 0.000
1−( )
855 . 0 00.000
36
= Rp. 686.111.111Tahun = 57.175.000/Bulan
= 1.900.800/Hari
t. Menghitung Prosentase BEP
PROSENTASE BEP TAHUN KEEMPAT
Biaya Tetap
% BEP Tahun 5 = ×100 %
( Pendapatan−Biaya Variabel )
123.500.000
¿ ×100 %
(855.000 .000−704.070 .000)
= 81,82 %
2. Rancangan pendapatan untuk 5 tahun kedepan
Tahun ke 1 555.000.000
37
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan analisa studi kelayakan mulai dari jumlah penduduk, jumlah pelayanan kesehatan, serta perhitungan rencana anggaran
pendapatan biaya apotek maka rencana pendirian Apotek Manglongsari Farma yang beralamat di Jalan Raya Losari RT 01 RW 01 Desa Losari
Kecamatan Rembang Kabupaten Wonosobo layak untuk didirikan. Demikian Proposal Pendirian Apotek Manglongsari Farma semoga dapat
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kefarmasian oleh farmasis sehingga derajat kesehatan
masyarakat di sekitar apotek dapat terus meningkat.
38
39
DAFTARPUSTAKA
Anonim. 2009. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Departemen
Anonim,2009. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Anonim, 2014. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah 2013. Badan Pusat Statistik, Jawa Tengah
Anonim, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Anonim, 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek.
Anonim, 2019. Statistik Daerah Kecamatan Rembang 2019. Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo.
Departemen Kesehatan RI 2002. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Ketentuan Tata Cara Pemberian
Izin Apotek. Depkes RI. Jakarta
40
Lampiran-Lampiran
Apotek Manglongsari Farma
41
Lampiran 1.
DENAH LOKASI
42
Apotek manglongsari farma
43
Lampiran 5.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
APOTEK PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MANGLONGSA
Halaman 2 dari 18
RI FARMA No. Dokumen: A01 No. Revisi: 0
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
44
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan perbekalan
Pengertian kesehatan untuk menentukan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan
jumlah, jenis dan waktu yang tepat.
Melakukan pengawasan kegiatan perencanaan sediaan farmasi dan alat kesehatan sehingga
Tujuan mendpatkan jumlah dan jenis yang sesuai kebutuhan dan menjamin ketersedian sediaan
farmasi dan alat kesehatan disarana pelayanan.
Kebijakan Permenkes No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan di Apotek
1. Melakukan review terhadap : pola penyakit, kemampuan daya beli masyarakat serta
kebiasaan masyrakat setempat.
2. Melakukan kompilasi penggunaan sediaan farmasi-alat kesehatan setiap bulan.
3. Melakukan analisa untuk menetapkan prioritas dan jumlah sediaan yang akan diadakan.
4. Melakukan monitoring distributor sediaan farmasi-alat kesehatan untuk menjamin
Prosedur
keabsahan distributor dan menjamin bahwa sediaan farmasi-alat kesehatan yang
diadakan memenuhi persyaratan mutu.
5. Menyusun prakiraan kebutuhan sediaan farmasi-alat kesehatan dan prakiraan pembeliaan
ke masing-masing distributor serta frekuensi pengadaan sediaan farmasi-alat kesehatan.
45
APOTEK PENGADAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MANGLONGSARI
Halaman 2 dari 18
FARMA No. Dokumen: A02 No. Revisi: 0
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
Pengadaan perbekalan farmasi adalah proses / kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
Pengertian
telah direncanakan dan disetujui.
Tujuan Untuk pelaksanaan dan pengawasan pengadaan sediaan Farmasi-Alat Kesehatan.
Kebijakan Permenkes No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan di Apotek
46
1. Memeriksa Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan yang sudah habis atau hampir habis
(diketahui melalui pengamatan visual atau dari kartu stok pada setiap obat), dicatat di
buku daftar obat habis (defecta).
2. Pemesanan Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan yang habis pada PBF dilakukan perminggu
atau sesuai dengan kebiasaan datangnya PBF.
3. Menentukan pesanan Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan yang meliputi jenis (termasuk di
dalamnya bentuk sediaan dan kekuatan), jumlah, dan PBF yang dipilih.
4. Menulis di blanko Surat Pesanan (SP) :
a. Surat Pesanan Obat dan Alat Kesehatan
b. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip apotek)
c. Ditulis Nomor urut lembar SP, nama dan alamat PBF, jenis dn jumlah obat yang
Prosedur dipesan, -Surat Pesanan Narkotika
d. Ditunjukkan pada PBF Kimia farma, dibuat rngkap empat (tiga untuk PBF Kimia
Farma dan satu arsip apotek)
e. Ditulis Nomor urut lembar SP, nama, alamat, dan jabatan APA sebagai pemesan,
jenis dan jumlah yang dipesan serta tujuan penggunaan.
f. Satu lembar SP hanya dapat digunakan untuk memesan satu jenis Narkotika. – Surat
Pesanan Psikotropika.
g. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip apotek)
h. Ditulis Nomor urut lembar SP, nama, alamat, dan jabatan APA sebagai pemesan,
nama dan alamat PBF, jenis dan jumlah obat yang dipesan.
i. Satu lembar SP dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu jenis Psiktropika. SP
ditandatangani oleh APA dan diberi stempel apotek.
47
APOTEK PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN DARI PBF
MANGLONGSARI
Halaman 3 dari 18
FARMA No. Dokumen: A03 No. Revisi: 0
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
Penerimaan perbekalan farmasi adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang
Pengertian telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung atau
sumbangan.
Tujuan Untuk pelaksanaan dan pengawasan penerimaan sediaan Farmasi-Alat Kesehatan.
Kebijakan Permenkes No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan di Apotek
1. Dicocokkan antara SP dengan faktur meliputi
a. Nama PBF
b. Jenis sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
Prosedur
c. Kekuatan sediaan farmasi-Alat Kesehatan dan bentuk sediaan yang dipesan jumlah
yang dipesan
d. Harga bila tidak sesuai dikonfirmasi dengan PBF
48
2. Dicocokkan antara isi faktur dan sediaan farmasi-alat kesehatan yang datang meliputi:
a. Jenis sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
b. Jumlah sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
c. Nomor batch bila jenis dan jumlah sediaan farmasi-alat kesehatan tidak sama,
dikembalikan dan ditukar dengan yang tertera pada faktur dan SP, bila nomor batch
tidak sesuai dengan yang tertera maka pada faktur dituliskan nomor batch barang
yang diterima dan harus dimintakan tanda tangan pengirim sebagai bukti sediaan
farmasi-alat kesehatanbahwa batch yang dikirim tidak sesuai dan sudah disesuaikan
dengan sepengetahuan si pengirim.
3. Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan diperiksa kondisi fisiknya antara lain :
a. Wadahnya harus baik dan tertutup rapat
b. Kondisi sediaan tidak rusak (bentuk, warna, bau)
c. Tanggal kadaluarsa masih jauh bila rusak atau tanggal kadaluarsa sudah dekat,
direktur kepada PBF, setelah pemeriksaan dan pencocokan selesai, faktur
ditandatangai pihak apotek dan diberi stempel apotek. Faktur asli diberikan kepada
PBF da salinannya disimpan sebagai arsip apotek.
49
Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
Penyimpanan perbekalan farmasi adalah kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut
Pengertian
persyaratan yang ditetapkan.
Tujuan Untuk pelaksanaan dan pengawasan penyimpanan sediaan Farmasi-Alat Kesehatan.
Kebijakan Permenkes No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan di Apotek
1. Setelah obat sesuai dengan pesanan, obat dilakukan penyimpanan sesuai dengan
spesifikasi obat tersebut (suhu, dan kelembabannya) untuk menjamin stabilitas obat
2. Obat disimpan dengan susunan sedemikian rupa sehingga memudahkan pengambilan
3. Penataan obat dapat dilakukan dengan penggolongan antara lain :
a. Berdasarkan kelas terapi
b. Bentuk sediaan
c. Alfa betis
Prosedur d. Gabungan antara ketiganya
4. Penyimpanan khusus (di lemari pendingin) Ada beberapa setiaan yang tidak stabil/rusak
jika disimpan pada suhu kamar, antara lain : suppositoria, ovula, tablet salut gula dan
selaput, sirup, beberapa sediaan injeksi, albumin, serum, insulin, dan lain-lain.
5. Metode FIFO dan FEFO Metode First In First Out (FIFO) yaitu obat yang datang lebih
dulu dikeluarkan lebih dahulu,hal ini untuk menghindari obat kadaluarsa. Penataan juga
berdasarkan metode First Expired First Out (FEFO) yaitu obat yang mempunyai
kadluarsa lebih awal dikeluarkan lebih dulu.
50
APOTEK PEMBAYARAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MANGLONGSARI
Halaman 5 dari 18
FARMA No. Dokumen: A05 No. Revisi: 0
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
Pembayaran adalah transaksi melakukan pelunasan atas sediaan farmasi dan alat kesehatan
Pengertian
yang telah dipesan sesuai dengan jatuh tempo.
Tujuan Untuk pelaksanaan dan pengawasan pembayaran sediaan Farmasi-Alat Kesehatan.
Kebijakan Permenkes No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan di Apotek
Prosedur 1. Pembayaran secara tunai
51
a. Pihak PBF mengiri barang ke Apotek dan dilakukan pemeriksaan barang sesuai
prosedur penerimaan barang ;
b. Jika barang sudah sesuai pesanan, dapat dilakukkan pembayaran
c. Setelah pembayaran, faktur asli yang ditandatangani pihak PBF dan salinnannya akan
langsung diberikan kepada penerima barang di apotek.
2. Pembayaran secara kredit.
a. Pihak PBF mengirim barang ke apotek dan dilakukkan pemeriksaan barang sesuai
prosedur penerimaan barang ;
b. Jika barang sudah sesuai pesanan, faktur ditandatangani petugas penerima dan diberi
stempel apotek. Faktur asli dibawa oleh PBF, apotek membawa faktur copyan jika
tidak sesuai pesanan, dikonfirmasi ke pengirim atau retur.
c. Seblum waktu jatuh tempo pembayaran, sales akan datang ke apotek membawa
faktur asli dan faktur pajak.
d. Faktur asli ditanda tangani oleh salesman, nama terang sales dan stempel lunas untuk
menyatakan pihak apotek sudah melunasi tagihan faktur tersebut dan diberi stempel
apotek.
e. Kemudian pihak apotek membuat kuitansi bukti pembayaran atas pelunasan faktur
tersebut yang ditandatangani oleh salesman PBF tesebut dan nama terang.
f. Faktur asli dan faktur pajak diserahkan kepada apotek dan disimpan sebagai arsip
apotek.
52
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
APOTEK
MANGLONGSARI KADALUARSA/RUSAK
FARMA Halaman 6 dari 18
No. Dokumen: A06 No. Revisi: 0
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan kadaluarsa/ rusak adalah kegiatan pemisahan
Pengertian dan pengelolaan sediaan farmasi yang sudah tidak layak lagi untuk digunakan atau
53
4. Untuk obat-obat yang tidak bisa diretur maka obat-obat ED dikumpulkan tersendiri dan
54
APOTEK PEMUSNAHAN SEDIAAN FARMASI – ALKES
MANGLONGSARI
Halaman 7 dari 18
FARMA No. Dokumen: A07 No. Revisi: 0
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nuning Rizki Pertiwi.S.Farm
Pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah kegiatan pembuangan sediaan farmasi
Pengertian dan alat kesehatan yang sudah tidak dapat digunakan lagi dikarenakan kadaluarsa/ rusak dan
Farmasi-Alat Kesehatan )
Kesehatan nama dan jumlah Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan yang dimusnahkan , nama
55
pelaksanaan pemusnahan Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan.
terlampir)
Pengertian Retur dari pasien adalah pengembalian obat oleh pasien atas dasar alasan tertentu
56
1. Memastikan Sediaan farmasi yang dikembalikan berasal dari pasien / pembeli dengan
telah dibeli
Prosedur
3. Memeriksa apakah sediaan farmasi-alat kesehatan yang dikembalikan kondisinya masih
57
APOTEK PENERIMAAN RESEP
MANGLONGSARI
Halaman 9 dari 18
FARMA No. Dokumen: A09 No. Revisi: 0
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
Pengertian Penerimaan resep adalah kegiatan pelayanan resep untuk pasien atas permintaan dokter penulis resep
Untuk pelaksanaan dan pengawasan terhadap pelayanan sediaan Farmasi-Alat Kesehatan dengan
Tujuan
Resep Dokter
Kebijakan Permenkes No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan di Apotek
1. Resep dterima
2. Melakukan skrining administratif dan farmasetis jika tidak sesuai dengan pasien yang dimaksud
dikonfirmasikan pada penulis resep atau ditolak.
3. Memastikan Sediaan Farmasi-Alat kesehatan sesuai dengan tujuan terapi pasien, jika tidak sesuai
diperbaiki atau dikonfirmasi pada penulis resep/ditolak tergantung dari situasi dan besar kecilnya
ketidak sesuaian tersebut.
4. Mengecek ketersediaan Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan di apotek dengan yang tertulis di resep.
Prosedur a. Jika sediaan farmasi-alat kesehatan tidak tersedia atau habis stoknya maka sediaan farmasi-
alat kesehatanpada resep tidak diberi harga dan diberi tanda (*)
b. Sediaan farmasi-alat kesehatanyang ditulis diresep tersedia stoknya di apotek maka sediaan
farmasi alkes tersebut dicek harganya di catatan list harga.
5. Jika ada sediaan farmasi-alat kesehatan yang tidak tersedia di apotik, pasien dan atau dokter
diberitahu termasuk alternatif pengganti jika ada
6. Memberitahukan harga yang harus dibayar
a. Pasien diminta membayar jika ia setuju dengan harga yang harus dibayar
58
b. Jika pasien tidak membawa uang yang cukup, apoteker harus bertindak terutama untuk
antibiotik,
c. Jika harga obat terlalu mahal bagi pasien maka apoteker menghubungi dokter dan
mengkonsultasikan dengan dokter penulis resep utuk mengganti antibiotik tersebut dengan
nama dagang yang harganya mampu dibayar oleh pasien atau ditawarkan pada Pasien secara
langsung untuk diganti dengan merk lain yang lebih murah.
d. Ketika harga sudah sesuai terjadi pembayaran
59
Tujuan Untuk pelaksanaan dan pengawasan obat racikan puyer atau yang dimasukkan kapsul.
Kebijakan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
1. Memastikan bahwa semua obat bisa diracik (digerus)
2. Untuk obat-obat yang tidak bisa digerus seperti lepas lambat, obat salut, dll. Tidak boleh
digerus, dilakukan konfirmasi pada dokter penulis resep.
3. Menyiapkan obat-obat yang akan diracik berdasarkan resep yang diterima
4. Menulis etiket meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien dan aturan penggunaan obat
5. Etiket langsung ditempatkan di wadah pengemas (Plastik clip) agar tidak tertukar dengan
resep lain
6. Sebelum dipakai, mortir dan stamper harus dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan
Prosedur 7. Obat-obat yang akan diracik dikeluarkan dari kemasannya, setelah semua obat terbuka
dari kemasannya digerus sesuai dengan prosedur yang baik sampai halus dan homogen
8. Kemudian membagi serbuk-serbuk tersebut sama banyak sesuai dengan jumlah puyer
yang akan dibuat
9. Mengemas puyer dengan menggunakan kertas puyer kemudian diproses dengan
menggunakan sealing machine
10. Menghitung kembali jumlah puyer yang dibuat berdasarkan resep.
11. Masukkan pada plastik klip yang sudah diberi etiket.
12. setelah proses penyiapan selesai.
60
APOTEK PERACIKAN OBAT MENJADI KAPSUL
MANGLONGSARI
Halaman 11 dari 18
FARMA No. Dokumen: A11 No. Revisi: 0
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
Peracikan obat menjadi kapsul adalah kegiatan peracikan, pencampuran satu atau
lebih jenis obat dengan dosis yang dibutuhkan sesuai dengan resep untuk kemudian
Pengertian
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul sehingga pasien lebih nyaman dalam
mengkonsumsi obat
Tujuan Untuk pelaksanaan dan pengawasan obat racikan puyer atau yang dimasukkan kapsul.
Kebijakan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
61
penggunaan obat
4. Etiket langsung ditempatkan di wadah pengemas (Plastik clip) agar tidak tertukar
dengan resep lain
5. Sebelum dipakai, mortir dan stamper harus dicuci terlebih dahulu dan
dikeringkan
6. Obat-obat yang akan diracik dikeluarkan dari kemasannya, setelah semua obat
terbuka dari kemasannya digerus sesuai dengan prosedur yang baik sampai halus
dan homogen
7. Kemudian membagi serbuk-serbuk tersebut sama banyak sesuai dengan jumlah
puyer yang akan dibuat
8. Kemudian serbuk tersebut dimasukkan pada cangkang kapsul sama banyak
9. Setelah semua serbuk masuk pada cangkang kapsul tutup kembali dengan tutup
kapsul bagian atasnya sambil ditekan-tekan agar kapsul tertutup dengan rapat
kemudian dibersihkan dengan tisu
10. Menghitung kembali jumlah kapsul yang dibuat berdasarkan resep.
11. Masukkan pada plastik klip yang sudah diberi etiket.
62
FARMA
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
Penyiapan dan penyerahan sirup kering adalah kegiatan melakukan persiapan
Pengertian sediaan sirup yang tadinya berupa serbuk sirup kering menjadi sediaan sirup
5. Mengencerkan sirup kering dengan air yang layak minum sesuai takaran
63
6. Menyiapkan etiket warna putih dan label kocok dahulu
7. Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai
64
1. Sediaan Farmasi – Alat kesehatan diambil dari rak.
2. Item, jumlah dan kekuatan Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan yang diambil harus sesuai
dengan resep
3. Setiap pengambilan Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan harus mencatat pada masing-masing
kartu stok.
4. Setelah semua Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan pada resep disiapkan, ditulis etiket pada
masing-masing Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan.
5. Untuk sediaan Farmasi yang penggunaannya secara per oral, etiket yang digunakan
Prosedur adalah etiket berwarna putih, sedangkan sediaan farmasi yang digunakan non oral dan alat
kesehatan menggunakan etiket berwarna biru.
6. Penulisan etiket harus jelas dan mudah dipahami oleh orang lain
7. Penulisan etiket meliputi : tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama pasien, aturan
penggunaan, dan waktu penggunaan.
8. Pada saat pemberian etiket juga dilakukan pengecekan ulang pada nama, jumlah, jenis,
dan kekuatan Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan.
9. Kemudian etiket yang sudah dituliskan aturan pakai ditempelkan sesuai dengan Sediaan
farmasi-Alat Kesehatan.
65
APOTEK STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN
MANGLONGSARI
Halaman 14 dari 18
FARMA No. Dokumen: A14 No. Revisi: 0
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
Penyerahan obat kepada pasien adalah kegiatan memberikan obat kepada pasien sesuai
Pengertian dengan yang tertulis pada resep atau permintaan pasien dengan disertai penjelasan mengenai
Untuk pelaksanaan dan pengawasan penyerahan sediaan farmasi-alat kesehatan obat pada
Tujuan
pasien.
66
4. Mencocokkan nomor antrian dengan nomor resep, setelah nomor antrian dan omor resep
cara pemakaian, aturan pakai dan waktu penggunaan dan cara penyimpanan (KIE)
6. Pastikan bahwa sediaan farmasi/alkes yang diterima oleh pasien digunakan secara benar,
67
APOTEK PENGELOLAAN RESEP
MANGLONGSARI
Halaman 15 dari 18
FARMA No. Dokumen: A15 No. Revisi: 0
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
Pengelolaan resep adalah kegiatan pencatatan hingga penyimpanan arsip lembar
Pengertian
resep
nomor resep
2. Resep yang berisi Narkotika dipisahkan atau digaris bawah dengan tinta biru
68
6. Resep yang diambil dari bendel pada saat penelusuran harus dikembalikan pada
7. Resep yang telah disimpan selama 5 (tiga) tahun atau lebih, dimusnahkan sesuai
Tujuan Untuk pelaksanaan kegiatan pemusnahan resep yang telah disimpan 5 (tiga) tahun atau lebih
69
dan pengawasan penyiapan obat yang harus dipuyer.
Farmasi-Alat Kesehatan).
dan tempat pelaksanaan pemusnahan resep, jumlah resep narkotika dan berat
70
APOTEK PELAYANAN SWAMEDIKASI
MANGLONGSARI
Halaman 17 dari 18
FARMA No. Dokumen: A17 No. Revisi: 0
Dokumen Induk
Disahkan oleh:
STANDAR
Tanggal Terbit: Apoteker Pengelola Apotek,
PROSEDUR
9 maret 2023
OPERASIONAL
Apt. Nadya Faradani, S.Farm
Pelayanan swamedikasi adalah pelayanan obat yang diberikan kepada pasien yang melakukan
pengobatan sendiri tanpa periksa dokter oleh seaorang apoteker dengan memberikan obat
Pengertian
yang tergolong OWA disertai dengan informasi lengkap mengenai penggunaan obat yang
diberikan
71
b. Bila obat ada maka ditanyakan jumlahnya.
c. Bila menurut ilmu kefarmasian sudah tepat obat yang diberikan
d. Bila menurut ilmu kefarmasian kurang tepat, perlu dilakukan patient assesment
untuk membantu memilihkan obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien / klien.
e. Bila obat tidak ada maka ditawarkan obat dengan bahan aktif sama dari pabrik lain.
3. Bila pasien setuju dilakukan pengemasan sesuai dengan permintaan pasien (jenis dan
jumlahnya)
4. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan informasi lain yang
72
mengenai obat yang dibutuhkan pasien dan obat yang dibrikan kepada pasien mengenai
aturan penggunaan, efek samping yang mungkin terjadi, lama penggunaan, cara penyimpanan
dan cara pembuangan obat apabila sudah tidak dapat digunakan lagi karena rusak atau
kadaluarsa
Untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan
Tujuan informasi dan konsultasi secara akurat, tidak bias, faktual, terkini, mudah dimengerti, etis, dan
bijaksana
Kebijakan Permenkes No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan di Apotek
Prosedur 1. Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep atau kartu pengobatan pasien
(medication record) atau kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis.
2. Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis untuk memberikan
informasi.
3. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis dan
bijaksana baik secara lisan maupun tertulis.
4. Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien : Jumlah, jenis, dan kegunaan masing-
masing obat.
5. Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang meliputi : bagaimana cara
memakai obat, kapan harus mengkonsumsi / memakai obat, seberapa banyaknya / dosis
dikonsumsi sebelumnya, waktu sebelum atau sesudah makan, frekuensi penggunaan
obat/rentang jam penggunaan. Bagaimana cara menggunakan peralatan kesehatan.
Peringatan atau efek samping obat. Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek
samping obat. Tata cara penyimpanan obat (sediaan farmasi /alkes) Pentingnya
kepatuhan penggunaan obat.
6. Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet dll)
73
7. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat.
8. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan informasi lain yang
mendukung pengobatan pasien / klien berkenaan dengan keluhannya.
9. Pencatatan ke dalam buku pelayanan swamedikasi untuk monitoring penggunaan obat.
Lampiran 6.
RENCANA PAPAN NAMA APOTEK MANGLONGSARI FARMA
74
PRAKTIK APOTEKER
apt. Nadya Faradani,S.Farm
SIPA: SIPA 19960671/SIPA_33.07/II/2023/2010
STRA: 19960717/STRA-UMP/2020/268103
Hari dan jam praktik
Senin s/d Sabtu pukul 15.00 - 21.00 WIB
75
APOTEK
APOTEK MANGLONGSARI FARMA
SIA:......................................
BUKA
Senin s/d Sabtu pukul 06.00 - 22.00 WIB
Lampiran 7.
SURAT PESANAN
76
APOTEK MANGLONGSARI FARMA
APA: Apt. Nadya Faradani, S.Farm
SIA: ………………………………..
Alamat : Jln. Manglongsari rt 004 rw 004 Kel. Wonosobo Timur Kec.
Wonosobo Kab. Wonosobo
SURAT PESANAN
Kepada
Yth. …………………………………….
No. SP:
Mohon dikirim obat-obatan untuk keperluan apotek
NO NAMA OBAT JUMLAH
77
Wonosobo ,……………..
Apoteker Penanggungjawab Apotek
Lampiran 8.
COPY RESEP
78
Wonosobo
Rembang, …………………….
COPY RESEP
Tanggal R :
Dokter :
Nama :
Pasien
Umur :
Alamat :
79
PCC
Lampiran 9.
ETIKET
80
No. S.I.P.A : /SIPA/ /2023
Tgl. : No.R/ :
(………Th) Pagi
Siang
…… X Sehari …... Tablet / Capsul / Bungkus Sore
Sebelum / Sesudah Makan Malam
(Jauhkan Obat Dari Jangkauan Anak - Anak)
Nama / Jumlah Obat :
Tgl. Kadaluarsa :
(Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker Bila Membutuhkan
Informasi Obat)
Lampiran 10.
81
KARTU STOK APOTEK MANGLONGSARI FARMA
NO. No.
TGL PBF HARGA MASUK KELUAR SISA ED
Faktur Batch
82
83
Lampiran 11.
KARTU STOK HARIAN OBAT
Satuan : ………………………………………………
84
85
Lampiran 12.
FAKTUR PENJUALAN
JUMLAH Rp
Barang-barang yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan
Penerima Penanggung jawab
86
Lampiran 13.
NOTA PENJUALAN
87
APOTEK MANGLONGSARI FARMA
APA: Apt. Nadya Faradani, S.Farm
SIA: ……………………………..
SIPA:19960671/SIPA_33.07/II/2023/2010
Kepada Yth,
88
JUMLAH Rp.
Lampiran 14.
SURAT PESANAN
89
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
Wonosobo, ……………………………
Penanggung Jawab
90
91
Lampiran 15.
SURAT PESANAN PREKURSOR
Alamat : Jln. Manglongsari rt 004 rw 004 Kel. Wonosobo Timur Kec. Wonosobo Kab.
Wonosobo
SURAT PESANAN OBAT MENGANDUNG PREKURSOR FARMASI
Nomor SP: ………………
92
Obat mengandung precursor farmasi tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan:
Nama Apotek : Manglongsari Farma
Alamat Apotek : Jln. Manglongsari rt 004 rw 004 Kel. Wonosobo Timur Kec. Wonosobo
Kab. Wonosobo
Surat Ijin Apotek:
Wonosobo, ………………………
Apoteker penanggung Jawab Apotek
Lampiran 16.
LEMBAR SWAMEDIKASI
Nama : ……………………………..
93
Umur : …………………………….. Bln/Th
Alamat : ……………………………..
No Telp : ……………………………..
Alergi Obat : ……………………………..
TERAPI ATURAN
TGL KELUHAN KET
SWAMEDIKASI PAKAI
94
Lampiran 17.
FORMAT BUKU PENJUALAN UMUM
95
96
Lampiran 18.
FORMAT BUKU PENJUALAN PREKURSOR
Tgl Jumlah Nama Nama Harga Jumlah Nama Pasien Alamat Pasien
Penjualan Barang Obat Sediaan Barang Total
97
Lampiran 19.
FORMAT PENCATATAN PENGOBATAN PASIEN
98
Alamat ; …………………………………………..
No Telp : …………………………………………..
NAMA CATATAN
NO TANGGAL NAMA DOKTER OBAT/DOSIS/CARA PELAYANAN
PEMBERIAN APOTEKER
99
Lampiran 20.
FORMAT DOKUMENTASI INFORMASI OBAT
1. Identitas penanya
Nama: ………………………………………………………… Status:…………………………………………
No.telp:………………………………………………………..
2. Data Pasien
Umur:………………………… Berat:………………kg
Jenis Kelamin: L/P
Kehamilan: Ya/Tidak………………. Minggu
3. Pertanyaan
Uraian permohonan/pertanyaan :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Jenis permohonan :
100
Antiseptik Interaksi obat
Stabilitas Farmakodinamik/Farmakokinetik
Kontraindikasi Keracunan
ESO Lain-lain………………………
4. Jawaban
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………
5. Referensi
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Penyampaian Jawaban: Segera dalam 24 jam, >24 jam
Petugas yang menjawab:……………………………………………………………………………………………………………..
Tgl……………………………………………….. waktu:………………………………………………..
Metode jawaban: lisan/tertulis/pertelepon
Lampiran 21.
FORMAT DOKUMENTASI KONSELING
101
DOKUMENTASI KONSELING
Nama Pasien : ……………………………………………..
Jenis Kelamin : ……………………………………………..
Tanggal lahir : ……………………………………………..
Alamat : ……………………………………………..
Tanggal Konseling : ……………………………………………..
Nama dokter : ……………………………………………..
Nama obat, Dosis, cara : ……………………………………………..
pemakaian
Riwayat alergi : ……………………………………………..
Keluhan : ……………………………………………..
Pasien pernah dating : Ya / tidak
konseling sebelumnya
Tindak lanjut : ……………………………………………..
Pasien Apoteker
…………………… ……………………
102
Lampiran 22.
LAPORAN SEMESTER OGB
103
Alamat : Jln. Manglongsari rt 004 rw 004 Kel. Wonosobo Timur Kec. Wonosobo Kab. Wonosbo
Telphone :
SEMESTER : ………….
TAHUN : ………….
JML RESEP JML RESEP PERSENTAS
No BULAN KET
GENERIK TOTAL E
JUMLAH
% RATA-RATA
Wonosobo, ……………………….
Apoteker pengelola Apotek
104
Lampiran 23.
JADWAL KERJA
(Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan TTK)
1. Apt. Nadiya Faradini, S. Farm (APOTEKER)
Senin 15.00 sampai dengan 21.00 WIB
Selasa 15.00 sampai dengan 21.00 WIB
Rabu 15.00 sampai dengan 21.00 WIB
Kamis 15.00 sampai dengan 21.00 WIB
Jum’at 15.00 sampai dengan 21.00 WIB
Sabtu 15.00 sampai dengan 21.00 WIB
Minggu : LIBUR
2. TTK I
Senin 08.00 sampai dengan 15.00 WIB
Selasa 08.00 sampai dengan 15.00 WIB
Rabu 08.00 sampai dengan 15.00 WIB
Kamis 08.00 sampai dengan 15.00 WIB
105
Jum’at LIBUR
Sabtu 08.00 sampai dengan 15.00 WIB
Minggu 08.00 sampai dengan 15.00 WIB
3. TTK II
Senin : 15.00 sampai dengan 22.00 WIB
Selasa : LIBUR
Rabu : 15.00 sampai dengan 22.00 WIB
Kamis : 15.00 sampai dengan 22.00 WIB
Jum’at : 15.00 sampai dengan 22.00 WIB
Sabtu : 15.00 sampai dengan 22.00 WIB
Minggu : 15.00 sampai dengan 22.00 WIB
4. Karyawan
Senin : 06.00 sampai dengan 13.00 WIB/ 15.00 sampai dengan 22.00 WIB
Selasa : 06.00 sampai dengan 13.00 WIB/ 15.00 sampai dengan 22.00 WIB
Rabu : 06.00 sampai dengan 13.00 WIB/ 15.00 sampai dengan 22.00 WIB
Kamis : 06.00 sampai dengan 13.00 WIB/ 15.00 sampai dengan 22.00 WIB
Jum’at : LIBUR / 15.00 sampai dengan 22.00 WIB
Sabtu : 06.00 sampai dengan 13.00 WIB/ LIBUR
106
Minggu : 06.00 sampai dengan 13.00 WIB / 15.00 sampai dengan 22.00WIB
Lampiran 24.
FORMAT BUKU PEMBELIAN UMUM
Tgl
Nama Tgl No No
No terima ED Jml Harga Diskon Total
PBF Faktur Faktur Batch
Barang
107
Lampiran 25.
FORMAT BUKU PEMBELIAN PREKURSOR
Tgl
Nama Tgl No No
No terima ED Jml Harga Diskon Total
PBF Faktur Faktur Batch
Barang
108
109
110
Lampiran 26.
FORMAT BUKU PENCATATAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
111
112
Lampiran 27.
LAPORAN PENGADAAN DAN PENYERAHAN OBAT MENGANDUNG PREKURSOR FARMASI
BENTUK PEMASUKAN
N NAMA KANDUNGAN STOK
SEDIAA NO
O OBAT OBAT TGL JML AKHIR
N BATCH
113
114
Lampiran 28.
FORMAT LAPORAN PIO DAN KONSELING
Pendokumentasian pelayanan
Tenaga kefarmasian
kefarmasian
no Kab/kota Nama apotek Jml Pencatatan Nama
lembur PIO Konseling pengobatan Nama apoteker + SIPA TTk+ Lain2
R/bln pasien SKTTK
1 2 3 6 7 8 9 10 11 12
Apt. Nadya Faradani,S.Farm
1 Wonosobo Manglongsari Farma
JUMLAH
Wonosobo, .......................
Apoteker Pengelola Apotek
115