1. DEFINISI
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. Obat
adalah bahan atau panduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi, untuk manusia.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi kepada apoteker untuk
menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien sesuai peraturan perundangan yang
berlaku. Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non
teknis yang harus dikerjakan mulai dari penerimaan resep, peracikan obat sampai dengan
penyerahan obat kepada pasien.
2. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan obat di UPT Puskesmas Mlandingan
diperlukan peraturan perundang – undangan pendukung ( legal aspect ). Beberapa
ketentuan perundang – undangan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Standar pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
2. UU Nomor 36 Tahun 2009,tentang Kesehatan;
- Bab I pasal 1
Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
- Bab V pasal 42
Pekerjaan kefarmasian dilakukan dalam rangka menjaga mutu sediaan farmasi yang
beredar.
- Bab VI pasal 63
Pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi dan pelayanan sediaan
farmasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
wewenang untuk itu.
- Bab X pasal 82
Barangsiapa yang tanpa keahlian dan kewenangan dengan sengaja melakukan
pekerjaan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam pasal 63 dipidana dengan
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp
100.000.000 (seratus juta rupiah).
3. UU Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;
4. UU Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
BAB II
RUANG LINGKUP PROGRAM PELAYANAN OBAT
Pelayan farmasi ditingkat puskesmas hanya melayani pelayanan resep dari unit pelayanan
puskesmas, antara lain :
1) Pelayanan pemeriksaan Umum
2) Pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut
3) Pelayanan KIA dan KB
4) Unit Gawat Darurat
5) Pelayanan TB-HIV
6) Pelayanan persalinan
7) Pelayanan Kesehatan Jiwa
8) Pustu/ polindes
1. KETENAGAAN
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib Puskesmas,
dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Pola
ketenagaan minimal harus dimiliki oleh Puskesmas yaitu Asisten Apoteker.
A. Sebagai petugas penanggung jawab Gudang Obat di UPT Puskesmas Bungatan bertugas:
1. Menerima obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo.
2. Memeriksa kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan.
3. Menyimpan dan mengatur obat dan perbekalan kesehatan.
4. Mendistribusikan obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit pelayanan kesehatan.
5. Mengendalikan penggunaan persediaan.
6. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
7. Menjaga mutu dan keamanan obat dan perbekalan kesehatan.
8. Menyusun persediaan obat dan perbekalan kesehatan.
9. Membuat permintaan obat dan perbekalan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Situbondo.
10.Menyusun laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo.
B. Sebagai petugas penanggung jawab Ruang farmasi di UPT Puskesmas Bungatan bertugas:
1. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang
dikeluarkan maupun yang diterima oleh Kamar Obat UPTD Puskesmas Bungatan dalam
bentuk buku catatan mutasi obat.
2. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan kesehatan.
3. Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Situbondo.
4. Menyerahkan obat sesuai resep kepada pasien.
5. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.
2. PERALATAN
Prasarana dan sarana yang harus dimiliki Puskesmas untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kefarmasian adalah sebagai berikut :
- Papan nama “pelayanan Farmasi” yang dapat terlihat jelas oleh pasien
- Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien
- Peralatan penunjang pelayanan kefarmasian, antara lain timbangan gram dan miligram,
mortir-stamper, gelas ukur, corong, rak alat-alat, dan lain-lain
- Tersedia tempat dan alat untuk mendisplai informasi obat bebas dalamupaya
penyuluhan pasien, misalnya untuk memasang poster, tempat brosur, leaflet, booklet dan majalah
kesehatan.
- Tersedia sumber informasi dan literatur obat yang memadai untuk pelayanan informasi
obat.
- Antara lain Farmakope Indonesia edisi terakhir, Informasi Spesialite Obat Indonesia
(ISO) dan Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI).
- Tersedia tempat dan alat untuk melakukan peracikan obat yang memadai.
- Tempat penyimpanan obat khusus seperti lemari es untuk supositoria, serum dan vaksin,
dan lemari terkunci untuk penyimpanan narkotika sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
- Tersedia kartu stok untuk masing-masing jenis obat atau komputer agar pemasukan dan
pengeluaran obat, termasuk tanggal kadaluarsa obat, dapat dipantau dengan baik.
- Tempat penyerahan obat yang memadai, yang memungkinkan untuk melakukan
6. ADMINISTRASI
Administrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan, pelaporan, pengarsipan dalam rangka
penatalaksanaan pelayanan kefarmasian yang tertib baik untuk sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan maupun pengelolaan resep supaya lebih mudah dimonitor dan
dievaluasi.
Administrasi untuk sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan meliputi semua tahap
pengelolaan dan pelayanan kefarmasian, yaitu :
- Perencanaan
- Permintaan obat ke instalasi farmasi kabupaten/ kota
- Penerimaan
- Penyimpanan mengunakan kartu stok atau komputer
- Pendistribusian dan pelaporan menggunakan form LP-LPO.
Administrasi untuk resep meliputi pencatatan jumlah resep berdasarkan pasien (umum,
miskin, asuransi), penyimpanan bendel resep harian secara teratur selama 3 tahun dan
pemusnahan resep yang dilengkapi dengan berita acara. Pengadministrasian termasuk
juga untuk:
- Kesalahan pengobatan (medication error)
- Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
- Medication Record
SO = SK + WK + WT + SP - SS
Keterangan :
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja ( stok pada periode berjalan )
WK = Waktu Kekosongan Obat
WT = Waktu Tunggu ( Lead Time )
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
3. Permintaan Obat rutin dilakukan dengan menggunakan formulir Laporan Pemakaian
dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang sudah diperiksa dan ditandatangani
oleh Kepala Puskesmas .
4. Permintaan obat rutin diajukan tiap 3( tiga ) bulan sekali sesuai dengan petunjuk dari
Unit Farmasi DKK .
B. Permintaan Khusus
1. Permintaan Khusus dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila :
- Kebutuhan meningkat
- Menghindari kekosongan
- Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB )
- Obat Rusak
- Obat Kadaluwarsa
2. Permintaan Khusus dilakukan dengan menggunakan Surat Bon Obat yang sudah
disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
Diajukan ke Unit Farmasi sewaktu- waktu diperlukan mendesak