Anda di halaman 1dari 3

Definisi

Apotek menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 yaitu
sebagai suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun
2017 tentang Apotek Pasal 1, yang dimaksud dengan apotek adalah saranan pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.

Pengolahan apotek
Pengolahan apotek merupakan segala upaya dan kegiatan yang dilakukan seorang apoteker dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pelayan apotek.
a. Pengolahan apotek berdasarkan Peraturan Meteri Kesehatan No. 922/MENKES/Per/1993 Pasal 10 dan
11, pengolahan apotek meliputi:
1) Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, dan penjualan
obat atau bahan obat.
2) Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.
3) Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi, yang meliputi informasi obat dan perbekalan
farmasi lainnya yang diberikan kepada dokter, tenaga kesehatan lainnya, maupun masyarakat
(Bogadenta A, 2013).
b. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2016, pengolahan sediaan
farmasi di apotek meliputi:
1) Perencanaan
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai
dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunkan metode
yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain
konsumsi, Epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi disesuaikan dengan anggaran
yang tersedia.

Metode konsumsi didasarkan atas analisis data konsumsi obat sebelumnya. Perencanaan kebutuhan
obat menurut pola konsumsi mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : pengumpulan dan
pengolahan data, perhitungan perkiraan kebutuhan obat dan penyesuaian jumlah kebutuhan obat
dengan alokasi dana.
Jumlah kebutuhan obat menurut metode konsumsi dapat dihitung dengan rumus berikut :

Rencana kebutuhan obat tahun ini = jumlah pemakaian tahun lalu + stok kosong + kebutuhan lead
time + safety stock – sisa stok tahun lalu

Keunggulan metode konsumsi adalah data yang diperoleh akurat, metode paling mudah, tidak
memerlukan data penyakit maupun standar pengobatan. jika data konsumsi lengkap pola penulisan
tidak berubah dan kebutuhan relatif konstan maka

kemungkinan kekurangan atau kelebihan obat sangat kecil. Kekurangannya antara lain tidak dapat untuk
mengkaji penggunaan obat dalam perbaikan penulisan resep, kekurangan dan kelebihan obat sulit
diandalkan, tidak memerlukan pencatatan data morbiditas yang baik.
Metode epidemiologi didasarkan pada jumlah kunjungan, frekuensi penyakit dan standar pengobatan.

Langkah-langkah pokok dalam metode ini adalah sebagai berikut : menentukan jumlah penduduk yang
akan dilayani, menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit, menyediakan
standar pengobatan yang digunakan untuk perencanaan dan menghitung perkiraan kebutuhan obat dan
penyesuaian kebutuhan obat dengan alokasi dana. Keunggulan metode epidemiologi adalah perkiraan
kebutuhan mendekati kebenaran, standar pengobatan mendukung usaha memperbaiki pola
penggunaan obat. Sedangkan kekurangannya antara lain membutuhkan waktu dan tenaga yang
terampil, data penyakit sulit diperoleh secara pasti, diperlukan pencatatan dan pelaporan yang baik.

2) Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur
resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.

4) Penyimpanan

a) Semua obat atau bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan
dan stabilitasnya

b) Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta
disusun secara alfabetis.

c) Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In Firs Out).

5) Pemusnahan dan penarikan


a) Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan.
b) Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang tidak dapat digunakan
harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6) Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan
pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran.
7).Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolahan sediaan farmasi yang di sesuaikan dengan
kebutuhan. Pelaporan digunakan untuk mengetahui kebutuhan manajemen apotek, dan untuk
memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan pelaporan lainnya
(Permenkes RI No. 73/2016).

Anda mungkin juga menyukai