URAIAN UMUM
A. Definisi Puskesmas
Menurut Permenkes RI No. 43 Tahun 2019 Puskesmas didefinisikan
sebagai fasilitas pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan upaya
Kesehatan masyarakat dan upaya Kesehatan perseorangan tingkat
pertama,dan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif diwilayah
kerjanya.
B. Tugas dan fungsi Puskesmas
Tugas dan fungsi puskesmas berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan
Republk Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang puskesmas adalah sebagai
berikut:
1. Tugas
a. Melaksanakan kebijakan Kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan Kesehatan diwilayah kerjanya.
b. Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga.
c. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga
2. Fungsi
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama
di wilayah kerjanya.
b. Penyelenggaran Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Tingkat pertama
di wilayah kerjnya
3
4
C. Pelayanan Kefarmasian
Menurut Permenkes No. 74 tahun 2016 Tentang Standar pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas bertujuan untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety)
Semua obat/bahan obat hrus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin
keamanan dan stabilitasnya. Sistem penyimpanan dilakunan dengan
memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.
Pengeluaran obat menggunakan system FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out)
5. pendistribusian;
endistribusian Pendistribusian obat di puskesmas merupakan kegiatan
pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit farmasi Puskesmas. Pendistribusian obat kepada pasien
dilakukan oleh pegawai apotik di Puskesmas berdasarkan resep dokter yang
diberikan.
6. pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan;
a. Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi
pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencacatan lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Laporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Laporan
internal merupakan laporan yang digunakan untuk kebutuhan
manajemen Apotek,meliputi keuangan, barang dan laporan
lainnya.
c. Laporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk
memenuhi kewajiban sesuai dengan ketetntuan peraturan
perundang-undangan meliputi pelaporan narkotika
(menggunakan formulir 3), psikotropika (menguunakan B.
Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, meliputi:
a. pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat
formular dan pelaporan lainnya
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
c. konseling;
6
D. Sedian Farmasi
1) Obat
a. Pengertian
Obat menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2016 adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
system fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia
b. Penggolongan obat
1) Obat Bebas
Obat golongan ini termasuk obat yang relatif paling aman, dapat
diperoleh tanpa resep dokter, selain di apotek juga dapat diperoleh
diwarung-warung. Obat bebas dalam kemasannya ditandai dengan
lingkaran berwarna hijau. Contohnya adalah paracetamol, vitamin c,
asetosal (aspirin), antasida daftar obat esensial (DOEN), dan obat
batuh hitam (OBH).