PENDAHULUAN
B. Tujuan
1. Memberikan gambaran mengenai tugas-tugas apa saja yang harus
dilakukan seorang Asisten Apoteker.
2. Memberikan gambaran bagaimana tata kerja, situasi dan kondisi di
puskesmas.
3. Untuk mengetahui mekanisme pengelolaan perbekalan farmasi di
puskesmas.
4. Meningkatkan citra dan kemandirian asisten apoteker.
5. Untuk mempersiapkan seorang asisten apoteker su[aya dapat menjalani
perofesinya secara professional, mandiri, dan bertanggung jawab.
C. Manfaat
1. Meningkatkan kualitas Pendidikan yang di berikan kepada pereserta didik
dengan cara peraktek langsung di lapangan kerja.
2. Mengetahui cara menerima resep dari pasien, cara mengerjakanya, dan
menyerahkan obat kepada pasien.
3. Menambah pengalaman dan wawasan mengenai pekerjaan kefarmasian di
Puskesmas.
4. Melatih kedisiplinan, inisiatif, tanggung jawab, motivasi kerja kemampuan
bekerja sama dan etika dalam lingkungan kerja.
A. Definisi Puskesmas
Menurut Permenkes RI No. 43 Tahun 2019 Puskesmas didefinisikan sebagai
fasilitas pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan upaya Kesehatan
masyarakat dan upaya Kesehatan perseorangan tingkat pertama,dan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif diwilayah kerjanya.
B. Tugas dan fungsi Puskesmas
Tugas dan fungsi puskesmas berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan
Republk Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang puskesmas adalah sebagai
berikut:
1. Tugas
a. Melaksanakan kebijakan Kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan Kesehatan diwilayah kerjanya.
b. Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga.
c. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran
dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga
2. Fungsi
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama di wilayah kerjanya.
b. Penyelenggaran Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Tingkat pertama
di wilayah kerjnya
C. Pelayanan Kefarmasian
Menurut Permenkes No. 74 tahun 2016 Tentang Standar pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety)
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai.
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis diantaranya :
1. Perencanaan kebutuhan;
Dalam membuat perencanaan pengandaan Sediaan Farmasi, alat
kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai perlu di perhatikan pola
penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
2. Permintaan ;
Permintaan adalah proses permintaan oba tari puskesmas ke dinas
kabupaten. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan di puskesmas sesuai
pola penyakit dan konsumsi yang ada.
3. Penerimaan ;
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera
dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima
4. Penyimpanan :
Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana atau isi dipindahkan dalam wadah
lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis
informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang – kurangnya
memuat nama Obat, no batch dan tanggal kadaluwarsa.
Semua obat/bahan obat hrus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya. Sistem penyimpanan dilakunan dengan
7
8
memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara
alfabetis.
Pengeluaran obat menggunakan system FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out)
5. Pendistribusian ;
Pendistribusian obat di puskesmas merupakan kegiatan pengeluaran dan
penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub
unit farmasi Puskesmas. Pendistribusian obat kepada pasien dilakukan oleh
pegawai apotik di Puskesmas berdasarkan resep dokter yang diberikan.
E. Sedian Farmasi
1. Obat
a. Obat menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2016 adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
system fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia
2. Penggolongan obat
a. Obat Bebas
Obat golongan ini termasuk obat yang relatif paling aman, dapat
diperoleh tanpa resep dokter, selain di apotek juga dapat diperoleh
diwarung-warung. Obat bebas dalam kemasannya ditandai dengan
lingkaran berwarna hijau. Contohnya adalah paracetamol, vitamin c,
asetosal (aspirin), antasida daftar obat esensial (DOEN), dan obat
batuh hitam (OBH).
f. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut, dan secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan. Jamu adalah salah satu bentuk obat
tradisional. Macam macam Obat tradisional diantaranya;
1) Jamu
Obat jamu yaitu obat tradisional yang disediakan secara
tradisional, berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun
jamu tersebut, higenis (bebas cemaran), dan digunakan secara
tradisional, biasanya secara turun temurun selama beberapa
generasi. Obat jamu ini belum diteliti secara ilmiah, dan
digunakan hanya berdasarkan bukti empiris. Logo lingkaran
kuning dengan garis tepi hijau dan gambar ranting hijau di
dalamnya.