PENDAHULUAN
Pelayanan Unit Farmasi RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang adalah pelayanan
bagi pasien rawat jalan dan rawat inap yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.
Unit Farmasi RSUD Tengku Sulung adalah wadah yang mengelola pelayanan
Farmasi dan Pengelolaan Perbekalan farmasi secara professional, bermutu serta
terjangkau oleh pasien, yang meliputi seluruh jenis-jenis pelayanan farmasi klinik dan
pengelolaan perbekalan farmasi yang diperlukan dalam menunjang pelayanan kesehatan
pasien yang paripurna sesuai kemampuan RSUD Tengku Sulung.
Keteraturan dalam pengorganisasian di Unit Farmasi RSUD Tengku Sulung
merupakan hal yang penting dalam peningkatan mutu pelayanan Unit Farmasi.
Untuk mendukung peningkatan pelayanan kesehatan, maka perlu disusun suatu
Pedoman Pengorganisasian Unit Farmasi RSUD Tengku Sulung yang dapat dipakai
sebagai acuan dalam merencanakan peningkatan dan pengembangan pengorganisasian di
bidang Farmasi.
1
BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD TENGKU SULUNG
RSUD Tengku Sulung merupakan rumah sakit yang terletak di Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir milik Pemerintah Daerah dan merupakan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD). RSUD Tengku Sulung adalah RSUD tipe D berdasarkan SK Menkes RI
No: HK.03.05/I/860/2011.
2
BAB III
VISI, MISI UNIT FARMASI
3
BAB IV
PENGORGANISASIAN
A. UNIT FARMASI
Pengorganisasian Unit Farmasi harus mencakup penyelenggaraan
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai,
pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu, dan bersifat dinamis dapat direvisi
sesuai kebutuhan dengan tetap menjaga mutu.
Tugas Unit Farmasi, meliputi:
1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh
kegiatan Pelayanan Kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai
prosedur dan etik profesi;
2. Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien;
3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek terapi dan
keamanan serta meminimalkan risiko;
4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan
rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien;
5. Berperan aktif dalam Komite/Tim Farmasi dan Terapi;
6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan Pelayanan
Kefarmasian;
7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium
Rumah Sakit.
Fungsi Unit Farmasi, meliputi:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
a. Memilih Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sesuai kebutuhan pelayanan Rumah Sakit;
b. Merencanakan kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
4
Medis Habis Pakai secara efektif, efisien dan optimal;
c. Mengadakan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan
yang berlaku;
d. Memproduksi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit;
e. Menerima Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku;
f. Menyimpan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian;
g. Mendistribusikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai ke unit-unit pelayanan di Rumah Sakit;
h. Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu;
i. Melaksanakan pelayanan Obat “unit dose”/dosis sehari;
j. Melaksanakan komputerisasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (apabila sudah memungkinkan);
k. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
l. Melakukan pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak dapat digunakan;
m. Mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai;
n. Melakukan administrasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai.
2. Pelayanan farmasi klinik
a. Mengkaji dan melaksanakan pelayanan Resep atau permintaan Obat;
b. Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan Obat;
c. Melaksanakan
5
1) Pemantauan efek terapi Obat;
2) Pemantauan efek samping Obat;
3) Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).
i. Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
j. Melaksanakan dispensing sediaan steril
1) Melakukan pencampuran Obat suntik
2) Menyiapkan nutrisi parenteral
3) Melaksanakan penanganan sediaan sitotoksik
4) Melaksanakan pengemasan ulang sediaan steril yang tidak stabil
k. Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga kesehatan
lain, pasien/keluarga, masyarakat dan institusi di luar Rumah Sakit;
l. Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
7
BAB V
Direktur
Keterangan :
( ) = Koordinasi
( ) = Tugas Kewenangan
( ) = Fungsi
8
BAB VI
URAIAN JABATAN
9
1. Memberi masukan terhadap program kerja Unit farmasi, terutama dalam hal
pengelolaan perbekalan farmasi
2. Membuat perencanaan pengadaan Perbekalan Farmasi
3. Mengatur sistem penyimpanan perbekalan farmasi
4. Mengatur sistem distribusi perbekalan farmasi.
5. Memimpin, mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pengelolaan perbekalan
farmasi
6. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan protap pengelolaan
perbekalan farmasi sesuai dengan perkembangan ilmu kefarmasian.
7. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi terhadap staf
di Unit Farmasi dalam rangka pengembangan mutu pelayanan farmasi.
8. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan pengelolaan perbekalan farmasi
di rumah sakit .
9. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada di lingkungan
rumah sakit.
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit Farmasi
10
1. Menyusun program kerja dan cara monitoring serta evaluasi untuk peningkatan
mutu di Unit Farmasi sesuai target yang ditetapkan.
2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan program kerja
3. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian
4. Melakukan tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu melakukan perbaikan
kualitas pelayanan sesuai target yang ditetapkan dan meningkatkan kualitas
pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
5. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan protap sesuai
dengan perkembangan ilmu kefarmasian.
6. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pelayanan kefarmasian dalam rangka pengembangan mutu
pelayanan farmasi.
7. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada di lingkungan
rumah sakit.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit Farmasi
11
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Unit Farmasi RSUD Tengku Sulung merupakan Unit dibawah Kasi Pelayanan
Medik. Unit Farmasi dipimpin oleh Apoteker yang membawahi Apoteker sebagai
pengelola perbekalan farmasi, Apoteker sebagai kendali mutu pelayanan farmasi, tenaga
teknis Kefarmasian yang membantu apoteker dalam melakukan pengelolaan perbekalan
farmasi dan pelayanan farmasi klinik, serta tenaga administrasi dengan Tata Hubungan
Kerja sebagai berikut :
12
BAB VIII
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Jenis Ketenagaan
a. Untuk pekerjaan kefarmasian dibutuhkan tenaga :
1) Apoteker
2) Sarjana Farmasi
3) Asisten Apoteker (AMDF, SMF)
b. Untuk pekerjaan administrasi dibutuhkan tenaga :
1) Operator Komputer /Teknisi yang memahami kefarmasian
2) Tenaga Administrasi
c. Pembantu Pelaksana
2. Beban Kerja
Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor-faktor yang
berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan, yaitu:
a. Kapasitas tempat tidur dan BOR
b. Jumlah resep atau formulir pesanan per hari
c. Volume perbekalan farmasi
d. Idealnya 30 tempat tidur = 1 Apoteker (untuk pelayanan kefarmasian)
14
3. Pendidikan
Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik, dalam penentuan kebutuhan
tenaga harus dipertimbangkan :
a. Kualifikasi pendidikan disesuaikan dengan jenis pelayanan/tugas fungsi
b. Penambahan pengetahuan disesuaikan dengan tanggung jawab
c. Peningkatan keterampilan disesuaikan dengan tugas
4. Waktu Pelayanan
Pelayanan 3 shift (24 jam)
5. Jenis Pelayanan
a. Pelayanan UGD (Unit Gawat Darurat)
b. Pelayanan rawat inap
c. Pelayanan rawat jalan
d. Penyimpanan dan pendistribusian
C. PENGATURAN JAGA
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala
Ruang (Karu) Unit farmasi.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
anggota farmasi setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga farmasi yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apabila tenaga cukup dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
d. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, dan libur.
e. Apabila ada tenaga farmasi jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka tenaga farmasi yang
bersangkutan harus memberitahu Karu : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam
sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu Karu, diharapkan
anggota farmasi yang bersangkutan sudah mencari pengganti, Apabila yang
bersangkutan tidak mendapatkan pengganti, maka KaRu akan mencari tenaga
pengganti yaitu yang hari itu libur atau yang tinggal di asrama.
f. Apabila ada tenaga farmasi tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (tidak terencana), maka KaRu akan mencari pengganti yang hari itu
libur atau perawat yang tinggal di asrama. Apabila tenaga farmasi pengganti
15
tidak di dapatkan, maka yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan.
16
BAB IX
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Fasilitas bangungan, ruangan dan peralatan harus memenuhi ketentuan dan
perundang-undangan kefarmasian yang berlaku :
1. Lokasi harus menyatu dengan sIstem pelayanan rumah sakit
2. Terpenuhinya luas yang cukup untuk penyelenggaraan asuhan kefarmasian di
rumah sakit
3. Dipisahkan antara fasilitas untuk penyelenggaraan manajaemen, pelayanan
langsung pada pasien, dispensing serta ada penanganan limbah
4. Dipisahkan juga antara jalur steril, bersih dan daerah abu-abu bebas kontaminasi
5. Persyaratan ruang tentang suhu, pencahayaan, kelembababm, tekanan dan
keamanan baik dari pencuri maupun binatang pengerat
6. Fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang ditetapkan terutama untuk
perlengkapan dispensing baik untuk sediaan steril, non steril maupun cair untuk
obat luar dan dalam
R. Konseling
R. Tunggu
R. Ka.Unit
Farmasi
WC
R. Pelayanan Resep
R. Jaga Musola
R. Apotek
R. Administrasi
17
B. STANDAR FASILITAS
1. Ruang Kantor/administrasi
a. Ruang pimpinan
b. Ruang staf
c. Ruang kerja/administrasi
d. Ruang pertemuan
2. Ruang penyimpanan
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi, sanitasi temperature
sinar/cahaya, kelembaban, fentilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk
dan keamanan petugas yang terdiri dari :
Kondisi umum untuk Ruang Penyimpanan :
a. Obat jadi
b. Bahan baku obat
c. Alat kesehatan dan lain-lain
Kondisi khusus untuk ruang penyimpanan :
a. Obat termolabil
b. Alat kesehatan dengan suhu rendah
c. Obat mudah terbakar
d. Obat/bahan obat berbahaya
3. Ruang distribusi/pelayanan
Ruang distribusi yang cukup untuk seluruh kegiatan farmasi rumah sakit :
a. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan (apotek) ada ruang khusus
terpisah untuk penerimaan resep dan persiapan obat
b. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat inap
c. Ruang distribusi untuk melayani kebutuhan ruangan
Ada ruang khusus/terpisah dari ruang penerimaan barang dan
penyimpanan barang
Dilengkapi kereta dorong trolley
4. Ruang konsultasi
Sebaiknya ada ruang khusus untuk apoteker memberikan konsultasi pada pasien
dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien
a. Ruang konsultasi untuk pelayanan rawat jalan (Apotek)
b. Ruang konsultasi untuk pelayanan rawat inap
5. Ruang informasi obat
18
Sebaiknya tersedia ruangan sumber informasi dan teknologi komunikasi dan
penanganan informasi yang memadai untuk mempermudah pelayanan
informasi obat. Luas ruangan yang dibutuhkan untuk pelayanan informasi obat
bagi rumah sakit yang mempunyai 100-200 tempat tidur : 20 meter2
6. Ruang arsip dokumen
Harus ada ruangan khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan
menyiapkan dokumen dalam rangka menjamin agar penyimpanan sesuai
hukum, aturan, persyaratan, dan teknik manajemen yang baik
C. PERALATAN
Fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang ditetapkan terutama untuk
perlengkapan dispensing baik untuk sediaan steril, non steril, maupun cair untuk
obat luar atau dalam. Fasilitas peralatan harus dijamin sensitif pada pengukuran dan
memenuhi persyaratan, peneraan dan kalibrasi untuk peralatan tertentu setiap tahun.
Peralatan minimal yang harus tersedia :
a. Peralatan untuk penyimpanan dan peracikan
b. Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip
c. Kepustakaan yang memadai untuk melaksanakan pelayanan informasi obat
d. Lemari penyimpanan khusus untuk narkotika
e. Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil
f. Penerangan, sarana air, ventilasi dan sistem pembuangan limbah yang baik
Macam-macam Peralatan:
1. Peralatan Kantor
a. Furniture ( meja, kursi, lemari buku/rak, filing kabinet dan lain lain)
b. Komputer
c. Alat Tulis Kantor
2. Peralatan Produksi
a. Peralatan farmasi untuk persediaan dan peracikan
b. Peralatan harus dapat menunjang persyaratan keamanan cara pembuatan
obat yang baik
3. Peralatan Penyimpanan
1) Lemari/rak yang rapi dan terlindung dari debu, kelembaban dan cahaya
yang berlebihan
2) Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil Fasilitas peralatan
penyimpanan dingin harus divalidasi secara berkala
19
3) Peralatan untuk penyimpanan obat, penanganan dan pembuangan limbah
obat berbahaya harus dibuat secara khusus untuk menjamin keamanan
petugas, pasien dan pengunjung.
4. Peralatan Pendistribusian/Pelayanan
a. Pelayanan rawat jalan
b. Pelayanan rawat inap
c. Kebutuhan ruang perawatan/unit lain
d. UGD
5. Peralatan Konsultasi
a. buku kepustakaan bahan-bahan leaflet, brosur dan lain-lain
b. meja, kursi untuk apoteker dan 2 orang pelanggan, lemari untuk
menyimpan medical record
c. Komputer
b. Lemari arsip
c. Kartu arsip
6. Peralatan Ruang Informasi Obat
a. Kepustakaan yang memadai untuk melaksanakan pelayanan informasi obat
b. Peralatan meja, kursi, rak buku, kotak
c. Komputer
e. Lemari arsip
f. Kartu arsip
7. Peralatan Ruang Arsip
a. Kartu Arsip
b. Lemari Arsip
Saat ini personel di Unit Farmasi RSUD Tengku Sulung adalah sebagai berikut :
20
BAB X
KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi yang dilakukan di Unit Farmasi RSUD Tengku Sulung meliputi
beberapa hal sebagai berikut :
A. Organisasi
Merupakan pengenalan organisasi yang meliputi Organisasi RSUD Tengku Sulung
dan Unit Farmasi.
C. SDM
Memperkenalkan kualifikasi SDM yang bekerja pada Unit Farmasi RSUD Tengku
Sulung yang meliputi latar belakang pendidikan dan Status kepegawaian SDM.
D. Pelayanan
Memperkenalkan alur pelayanan Unit Farmasi sebagai penunjang pelayanan Medis
RSUD Tengku Sulung.
F. Fisik
Memperkenalkan sarana fisik yang ada di RSUD Tengku Sulung dan menjelaskan
mengenai standar fasilitas Unit Farmasi RSUD Tengku Sulung sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
21
BAB XI
PERTEMUAN/ RAPAT
Unit Farmasi RSUD Tengku Sulung mengadakan pertemuan/ rapat minimal setiap
satu kali dalam satu bulan. Hari Rabu pekan pertama pada setiap bulannya. Rapat harus
dihadiri oleh semua SDM Farmasi terkecuali yang melakukan pelayanan atau berhalangan
dengan alasan yang jelas. Beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum pertemuan/ rapat
adalah sebagai berikut :
1. Undangan Rapat
2. Materi
3. Absen
4. Notulen Rapat
Hari, Tanggal
Tempat
Pemimpin Rapat
Notulen Rapat
Jumlah Peserta Rapat
Absen
Hasil Rapat
22
BAB XII
PELAPORAN
Unit Farmasi RSUD Tengku Sulung melaksanakan pelaporan Pelayanan Farmasi yang
meliputi :
A. Pencatatan dan Pelaporan
1. Laporan Harian
Berisi laporan harian mengenai kegiatan Pelayanan Farmasi
1. Laporan Transaksi
2. Laporan jumlah resep .
2. Laporan Bulanan
1. Laporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor (SIPNAP)
2. Laporan Kegiatan Unit Farmasi
a. LPPO
c. Laporan Kartu Persediaan Barang
d. Laporan Bukti Pengambilan Barang
e. Laporan Surat Perintah Pengeluaran
3. Laporan Triwulan
1. Laporan Kegiatan Unit Farmasi
a. Laporan penerimaan Unit Farmasi berdasarkan lembar resep
b. Laporan penulisan dan pelayanan resep berdasarkan item obat (R/)
c. Laporan hasil stock opname
4. Laporan Standar Pelayanan Minimal
a. Laporan waktu tunggu
b. Laporan peresepan sesuai formularium
c. Laporan petugas pemberi pelayanan kefarmasian
d. Laporan kesalahan dalam pelayanan
e. Laporan survei kepuasan pasien
5. Laporan Tahunan
1. Laporan Kegiatan Unit Farmasi
Laporan evaluasi kepatuhan penggunaan obat formularium
2. Laporan standar pelayanan Minimal
Laporan evaluasi pelayanan farmasi
B. PENYIMPANAN DOKUMEN
Unit Farmasi harus menyimpan dokumen-dokumen tersebut di bawah ini:
23
1. Arsip resep
2. Laporan narkotika dan psikotropika
3. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
C. PEMUSNAHAN DOKUMEN
Pemusnahan dokumen di Unit farmasi mengikuti prosedur pemusnahan dokumen
dari Instalasi Rekam Medis
D. PENGENDALIAN DOKUMEN
Setiap 3 bulan sekali didata daftar dokumen terbaru yang mencantumkan semua
dokumen yang berlaku, revisi terbaru yang sah berikut penyebarannya (disebut juga
catatan pengendalian dokumen).
Hanya dokumen versi terbaru yang disediakan untuk penggunaan aktif pada tempat
di mana dokumen itu digunakan
24
BAB XIII
REKRUITMEN STAF UNIT FARMASI
Tahapan rekruitmen di Unit Farmasi adalah mengikuti aturan dari bagian Sumber
Daya Manusia.
Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan perhitungan analisa beban kerja, unit farmasi mengajukan kebutuhan
SDM kepada Direktur, dan bila ajuan itu disetujui, disesuaikan dengan kemampuan
dari rumah sakit untuk pemenuhan pegawai yang diperlukan.
2. SDM melakukan rekruitmen satu tahun sekali sesuai dengan mata anggaran yang
telah diajukan tahun sebelumnya, sesuai dengan jumlah SDM yang telah disetujui
untuk diadakan.
3. Pengumuman rekruitmen dilakukan secara online di email RSUD Tengku Sulung.
Persyaratan bagi calon pegawai Unit Farmasi mengikuti persyaratan SDM secara
umum, yaitu :
a. Batas maksimum usia (sampai dengan 25 tahun)
b. Indeks Prestasi (minimal 3 dengan skala 4)
c. Ijazah yang telah dilegalisir
d. Pengalaman kerja
e. Curiculum Vitae
f. STRA bagi calon pegawai Apoteker
g. STRTTK bagi calon pegawai Asisten Apoteker
4. Bagi calon pegawai yang telah memenuhi syarat administrasi, akan dilakukan
pemanggilan, dan proses rekruitmen dilakukan, dengan tahapan :
a. Tes tulis umum
b. Tes tulis profesi
c. Wawancara umum
d. Wawancara profesi
e. Wawancara agama
f. Tes praktek
g. Psikotest
h. Tes Kesehatan
5. Setelah memenuhi semua persyaratan di atas, hasil dari rekruitmen tersebut
diurutkan sesuai penilaian, dan diambil pegawai sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan hasil urutan tersebut.
6. Dilakukan orientasi pegawai baru di bagian unit bersangkutan.
25
BAB XIV
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
27
BAB XV
PENUTUP
Pedoman Pengorganisasi Unit farmasi disusun agar dapat dipakai sebagai pegangan
dan acuan oleh setiap staf Unit farmasi dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
kefarmasian dan penggunaan obat kepada pasien, serta sebagai dasar pedoman bagi staf
unit farmasi di bawah ruang lingkupnya dalam melaksanakan kegiatannya.
Pedoman Pengorganisasi Unit Farmasi berlaku sejak tanggal ditetapkan
dr.H. ISWANDI
Pembina (IVa)
NIP.19710204 2006 04 1 008
28