Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek Kerja Industri (prakerin) merupakan salah satu pendidikan bagi siswa
SMK. Melalui prakerin siswa-siswi diperkenalkan secara langsung kepada dunia
kerja.Disini siswa-siswi diajarkan untuk menjadi seorang ahli farmasi yang baik dan
benar.
Adapun berbagai bentuk sarana Kesehatan yang ada pada saat ini adalah :
Apotek, Rumah Sakit, Instalasi Farmasi,

Puskesmas, Posyandu maupun balai

kesehatan lainnya. Dan disini kami akan membahas tentang Rumah Sakit, dimana
yang di dalam nya terdapat suatu instalasi yang mengelola berbagai jenis obat sesuai
dengan kebutuhan Rumah Sakit itu sendiri, instalasi tersebut sering di sebut dengan
instalasi farmasi . Instalasi farmasi berfungsi sebagai penyedia, penyalur obat dan
juga sebagai sumber informasi tentang penggunaan obat yang benar kepada pasien.
B. Tujuan Prakerin
Tujuan Umum:
a. Mengetahui kondisi di lingkungan kerja secara nyata, serta
Mempraktekkan ilmu-ilmu yang telah didapatkan di sekolah ke dunia
kerja.
b.

untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pelayanan kesehatan yag


beredar di masyarakat selama ini.

Tujuan Khusus:
Menghasilkan tenaga ahli farmasi yang Profesional , berjiwa Pancasila,
berdedikasi, jujur, dapat dipercaya,memegang teguh peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan kode etik profesi dan kreatif , inovasi, mampu sebagai sumber
informasi mengenai obat, makananminuman serta kosmetik yang baik untuk
kesehatan. Mempunyai tekad untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, meningkatan mutu pelayanan kesehatan dan kemandirian tenaga ahli
farmasi.

BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

A. RUMAH SAKIT
Pengertian :
Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Tugas dan Fungsi :
Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :
1. Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis.
2. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjag medis
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

tambahan.
Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman.
Melaksanakan pelayanan medis khusus.
Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan.
Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi.
Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial.
Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.
Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal

(observasi).
10. Melaksanakan pelayanan rawat inap.
11. Melaksanakan pelayanan administrasi.
12. Melaksanakan pendidikan para medis.
13. Membantu pendidikan tenaga medis umum.
14. Membantu pendidikan tenaga medis spesialis.
15. Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan.
16. Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi.
Jenis jenis rumah sakit :

1. Rumah Sakit Umum.


2.
3.
4.
5.

Rumah Sakit Terspesialisasi.


Rumah Sakit Penelitian/Pendidikan.
Rumah Sakit Lembaga/Perusahaan.
Klinik.

B. INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT


Pengertian :
Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu unit di rumah sakit yang
merupakan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan seorang
farmasis dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan, menyediakan,
dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di rumah sakit yang
berorientasi pelayanan produk yang lengkap dan pelayanan farmasi klinik yang sifat
pelayanannya berorientasi kepada kepentingan penderita.

Tugas dan Fungsi Farmasi Rumah Sakit :


Berdasarkan

Surat

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

No.134/Menkes/Per/I/1978, Farmasi rumah sakit bertugas mengelola :


1. Peracikan, Penyimpanan, dan penyaluran obat obatan, gas medik serta
bahan kimia.
2. Penyimpanan dan penyaluran alat kesehatan.
Fungsi farmasi rumah sakit :
Adalah memberikan pelayanan yang bermutu dengan ruang lingkup yang
berorientasi pada kepentingan masyarakat meliputi 2 fungsi yaitu :

Pelayanan farmasi yang berorientasi pada produk yaitu mengelola perbekalan


farmasi yang efektif dan efisien mulai dari perencanaan, pengadaan,
penerimaan,

penyimpanan,

produksi,

pendistribusian

dan

evaluasai

penggunaan perbekalan farmasi.


Pelayanan farmasi yang berorientasi pada pasien/farmasi klinik, meliputi :
a. Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat rasional
termasuk pencegahan dan rehabilitasinya.
b. Mengidentifikasikan permasalahan yang berhubungan dengan obat
melalui kerja sama dengan pasien dan tenaga kesehatan lain.
c. Memonitor penggunaan obat dan melakukan pengkajian terhadap
penggunaan obat yang diberikan kepada pasien.
d. Memberi informasi mengenai hal yang berhubungan dengan obat.
e. Melakukan konseling kepada pasien/keluarga pasien maupun kepada
tenaga kesehatan untuk mendapatkan terapi yang rasional.
f. Melakukan pelayanan TPN (Total Parenteral Nutrition), IV admixture
dan pelayanan pencampuran obat sitostatik (Cytostatic Handling).
g. Berperan serta dalam kepanitiaan seperti Panitia Farmasi dan Terapi
(PFT).
( http://sisicia.wordpress.com/2010/10/28/instalasi-farmasi-rumahsakit/)

C. GUDANG FARMASI
Pengertian :
-

Gudang adalah tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan


pemeliharaan barang persediaan yang tujuannya akan digunakan untuk
melaksanakan program kesehatan di rumah sakit itu sendiri. (Buku UndangUndang Kesehatan (2003))

Fungsi :
Untuk melindungi dari pengaruh luar dan binatang pengerat dan melindungi
dari kerusakan.
Bagian penyimpanan di RS.AISYIYAH KUDUS menggunakan sistem
FEFO(First Expiret First Out) FIFO dan (First In First Out). Bagian penyimpanan
memiliki klasifikasi ruang dan tempat yaitu :
-

Ruangan dengan suhu sejuk kurang lebih sekitar 18 derajat (AC) untuk
penyimpanan obat-obat, alat kesehatan (ALKES), dan injeksi.

Gudang api pada ruangan terpisah untuk menyimpan barang-barang

berbahaya yang mudah meledak, misal : alkohol.


Untuk obat-obat golongan Narkotika dan Psikotropika ditempatkan di lemari
yang terpisah.

D. APOTEK
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes RI) No.
1332/MENKES/SK/X/2002, tentang Perubahan atas Peraturan MenKes RI No.
922/MENKES/PER/X/1993 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek, yang dimaksud dengan
Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.
Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud sesuai dengan Ketentuan Umum
Undang-undang Kesehatan No. 23 tahun 1992, meliputi pembuatan, pengolahan,
peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat
atau bahan obat; pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan
farmasi lainnya dan pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi yang terdiri

atas obat, bahan obat, obat asli Indonesia (obat tradisional), bahan obat asli
Indonesia (simplisia), alat kesehatan dan kosmetika.
Tugas dan Fungsi Apotek Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1980,
tugas dan fungsi apotek adalah sebagai berikut:

Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah


jabatan.

Sarana farmasi yang telah melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,


pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.

Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang


diperlukan masyarakat secara luas dan merata.

Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya


kepada masyarakat.

Personalia Apotek Tenaga kerja yang mendukung kegiatan suatu apotek adalah
sebagai berikut:

Apoteker pengelola apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi surat izin
apotek (SIA). (rata kiri)

Asisten apoteker (AA) adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai
asisten apoteker dibawah pengawasan apoteker.
(Anonim, Izin Kerja Asisten Apoteker, 2003)

F. MANAGEMAN OBAT DI RUMAH SAKIT


A. Pengertian Obat

Dalam Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Bab I pasal 1


tidak disebutkan mengenai pengertian obat, tetapi pengertian tentang sediaan farmasi.
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik.
Menurut

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor 43/Menkes/SK/II/1988 tentang Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB),obat


adalah tiap bahan atau campuran bahan yang dibuat, ditawarkan untuk dibuat,
ditawarkan untuk dijual atau disajikan untuk digunakan dalam pengobatan, peredaran,
pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, suatu kelainan fisik atau gejala-gejalanya
pada manusia atau hewan, atau dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi
organis pada manusia atau hewan. Beberapa istilah yang perlu diketahui tentang obat,
antara lain :
1. Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
serbuk, cairan, salep, tablet, pil, supositoria, atau bentuk lain yang mempunyai
nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia(FI) atau buku lain.
2. Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si
pembuat atau yang dikuasakan dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang
memproduksinya.
3. Obat baru adalah obat yang terdiri atau berisi suatu zat baik sebagai bagian
yang berkhasiat maupunan mutunya terjamin yang tidak berkhasiat, misalnya
lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum
dikenal, hingga tidak diketahui khasiat dan keamanannya.
4. Obat esensial adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
bagi masyarakat terbanyak yang meliputi diagnosa, profilaksis terapi dan
rehabilitasi yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai
dengan fungsi dan tingkatnya
5. Obat Generik Berlogo adalah obat esensial yang tercantum dalam Daftar
Obat Esensial Nasional (DOEN) dan mutunya terjamin karena diproduksi

sesuai dengan persyaratan CPOB dan diuji ulang oleh Pusat Pemeriksaan
Obat dan Makanan Departemen Kesehatan (PPOMDepkes). PPOM Depkes
saat sekarang telah menjadi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. (Fitrianingsih,Dwi,2003
Managemen Rumah Sakit (Farmasi Rumah Sakit)
B. Dasar Kebijakan Umum Obat Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
Telah disebutkan bahwa Subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah tatanan
yang menghimpun berbagai upaya yang menjamin ketersediaan, pemerataan serta
mutu obat dan perbekalan kesehatan secara terpadu dan saling mendukung dalam
rangka

tercapainya

derajat

kesehatan

yang

setinggi-tingginya.

(Ratminah

,dkk.2002.UU Kesehatan jilid 1.jakarta:Departeman kesehatan .)


Tujuan dari subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah tersedianya obat
dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat, serta terjangkau oleh
masyarakat untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Subsistem obat dan perbekalan kesehatan terdiri dari tiga unsur utamayakni
jaminan ketersediaan, jaminan pemerataan serta jaminan mutu obat dan perbekalan
kesehatan. Jaminan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya
pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan jenis dan jumlah
yang dibutuhkan oleh masyarakat.Jaminan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
adalah upaya penyebaran obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan
berkesinambungan sehingga mudah diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat.
Jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya menjamin khasiat,
keamanan serta keabsahan obat dan perbekalan kesehatan sejak dari produksi hingga

pemanfaatannya. Ketiga unsur utama tersebut, yakni jaminan ketersediaan, jaminan


pemerataan serta jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan, bersinergi dan
ditunjang dengan
Penyelenggaraan subsistem obat dan perbekalan kesehatan mengacu pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Obat dan perbekalan kesehatan adalah kebutuhan dasar manusia yang berfungsi
sosial, sehingga tidak boleh diperlakukan sebagai komoditas ekonomi semata.
2) Obat dan perbekalan kesehatan sebagai barang publik harus dijamin
ketersediaan

dan

keterjangkauannya,

sehingga

penetapan

harganya

dikendalikan oleh pemerintah dan tidak sepenuhnya diserahkan kepada


mekanisme pasar.
3) Obat dan Perbekalan Kesehatan tidak dipromosikan secara berlebihan dan
menyesatkan.
4) Peredaran serta pemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan tidak boleh
bertentangan dengan hukum, etika dan moral.
5) Penyediaan obat mengutamakan obat esensial generik bermutu yang didukung
oleh pengembangan Industri bahan baku yang berbasis pada keanekaragaman
sumberdaya alam.
C. Penyediaan perbekalan kesehatan diselenggarakan melalui optimalisasi industri
nasional dengan memperhatikan keragaman produk dan keunggulan daya saing.
Cara menyimpan obat yang baik dan benar:
1. Sediakan wadah penyimpanan obat banyak dijual di pasaran dan sering keluar.
2. Ada baiknya Anda memilah jenis obat. Hal ini bukan tanpa alasan, dengan
menyimpannya sesuai fungsi, nantinya akan memudahkan ketika Anda
mencarinya.

10

3. Simpan di tempat yang aman, namun mudah terlihat. Aman di sini yaitu jauh
dari jangkauan anak-anak. Pastikan kotak obat selalu dalam kondisi terkunci.
4. Ada jenis obat tertentu yang harus disimpan di lemari es. Biasanya dokter atau
apoteker akan memberikan informasi. Namun tidak ada salahnya jika Anda
menanyakan hal tersebut.
5. Jika obat dibeli dalam botol, jangan mengganti kemasannya dengan botol lain.
Karena hal tersebut akan merubah kandungan kimiawi obat.
6. Untuk obat cair yang telah dikonsumsi sebagian, sebaiknya lapisi dengan
plastik bening yang diikat.
7. Simpan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar secara langsung. Hal ini
dikarenakan obat mudah terurai secara kimiawi oleh pengaruh udara, suhu,
maupun cahaya.
8. Untuk mencegah obat tertukar, beri catatan pada masing-masing kemasan.
9. Bersihkan wadah atau kotak obat dari debu dengan kain yang bersih secara
rutin.
10. Periksa kondisi obat secara berkala. Jangan lupa juga untuk mengecek
tanggal kadaluarsa.
D. Aturan penyimpanan
Guna memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya disimpan di
tempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. Dan
hendaknya di suatu tempat yang tidak bisa dicapai oleh anak-anak, agar jangan dikira
sebagai permen berhubung bentuk dan warnanya kerapkali sangat menarik. Obat-obat
tertentu harus disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada
bungkusnya, misalnya: insulin.
E. Lama penyimpanan obat
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya.

11

Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur
dapat tumbuh baik di lingkungan lembab. Maka itu terutama obat tetes mata, tetes
telingadan hidung, larutan, sirup dan salep yang mengandung air/krim sangat terbatas
jangka waktu kadaluwarsanya.
Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi
pertumbuhan kuman dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat
pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi
bila wadah sering dibuka-tutup. mis. dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan
dengan bagian tubuh yang sakit, mis. pipet tetes mata, hidung atau telinga.
Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah
digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan
pipet/sendok ukur dan mengeringkannya. Di negara-negara

maju pada setiap

kemasan obat harus tercantum bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal
kadaluwarsanya, diharapkan bahwa di kemudian hari persyaratan ini juga akan
dijalankan di Indonesia secara menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan aslinya sudah
dibuka, maka tanggal kadaluwarsa tsb tidak berlaku lagi.
Dalam daftar di bawah ini diberikan ringkasan dari jangka waktu
penyimpanan dari sejumlah obat, bila kemasannya sudah dibuka. Angka-angka ini
hanya merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat disimpan menurut
petunjuk-petunjuk yang tertera dalam aturan pakai.

tab/kap

3 tahun

salep mata

12

6 bulan

salep/pasta (tube)

3 tahun

salep/pasta

6 bulan

serbuk/tabor

1 tahun

pot cairan untuk kulit

6 bulan

pil

1 tahun

tet .telinga

6 bulan

krim/gel (tube)

6 bulan

tet/sempr.hidung

3 bulan

larutan tetesan

6 bulan

krem (pot)

3 bulan

suspensi

6 bulan

tet/bilasan mata

1 bulan

F. Perencanaan, Pengadaan Dan Distribusi


Sistem Pengelolaan Obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
meliputi aspek seleksi dan perumusan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian dan penggunaan obat. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa masing-masing tahap pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian yang
terkait, dengan demikian dimensi pengelolaan obat akan dimulai dari perencanaan
pengadaan yang merupakan dasar pada dimensi pengadaan obat di Rumah Sakit.
Tujuan dari pengadaan yaitu untuk memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat
dipertanggung jawabkan, dalam waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien,
menurut tata cara perUndang Undangan dan ketentuan yang berlaku.

Sistem pengelolaan obat mempunyai empat fungsi dasar untuk mencapai tujuan
yaitu:
a. Perumusan kebutuhan atau perencanaan (selection)
b. Pengadaan (Procure ment)
c. Distribusi (Distribution)
d. Penggunaan (Use)

13

Keempat fungsi tersebut didukung oleh sistem penunjang pengelolaan yang terdiri
dari :
a. Organisasi (Organitation)
b. Pembiayaan dan kesinambungan (Financing and Sustainnability)
c. Pengelolaan informasi (Information Management)
d. Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia (Human Resorces
Management)

Instalasi farmasi merupakan satu-satunya unit yang bertugas merencanakan,


mengadakan, mengelola, dan mendistribusikan obat untuk Rumah Sakit secara
keseluruhan. Perencanaan pengadaan obat harus sesuai dengan formularium yang
telah ditetapkan oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dan Instalasi Farmasi Rumah
Sakit (IFRS). Obat yang akan dibeli atau diadakan harus direncanakan secara rasional
agar jenis dan jumlahnya sesuai sehingga merupakan produk atau bahan yang terbaik,
meningkatkan penggunaan yang rasional dengan harga yang terjangkau atau
ekonomi. (Fitrianingsih,Dwi,2003 Managemen Rumah Sakit (Farmasi Rumah Sakit).

G. Jenis Pengadaan Obat di Rumah Sakit

Jenis pengadaan obat di Rumah Sakit dibagi menjadi :

14

a). Berdasarkan dari pengadaan barang, yaitu :


Pengadaan barang dan farmasi
Pengadaan bahan dan makanan
Pengadaan barang-barang dan logistic.
b). Berdasarkan sifat penggunaannya :
Bahan baku, misalnya : bahan antibiotika untuk pembuatan salep
Bahan pembantu, misalnya : Saccharum lactis untuk pembuatan racikan puyer
Komponen jadi, misalnya : kapsul gelatin
Bahan jadi, misalnya : bukan kapsul antibiotika, cairan infuse

c). Berdasarkan waktu pengadaan, yaitu :

Pembelian tahunan (Annual Purchasing), Merupakan pembelian dengan


selang waktu satu tahun .

Pembelian terjadwal (Schedule Purchasing), Merupakan pembelian dengan


selang waktu tertentu, misalnya 1 bulan, 3 bulan ataupun 6 bulan.

Pembelian tiap bulan merupakan pembelian setiap saat di mana pada saat
obat mengalami kekurangan.

Sistem pengadaan perbekalan farmasi adalah penentu utama ketersediaan obat


dan biaya total kesehatan. Manajemen pembelian yang baik membutuhkan tenaga
medis. Proses pengadaan efektif seharusnya :
1. Membeli obat-obatan yang tepat dengan jumlah yang tepat
2.

Memperoleh harga pembelian serendah mungkin Yakin bahwa seluruh obat


yang dibeli standar kualitas diketahui

15

3. Mengatur pengiriman obat dari penyalur secara berkala (dalam waktu


tertentu),
4. menghindari kelebihan persediaan maupun kekurangan persediaan
5. Yakin akan kehandalan penyalur dalam hal pemberian serius dan kualitas
6. Atur jadwal pembelian obat dan tingkat penyimpanan yang aman untuk
mencapaitotal lebih rendah.
H. Kriteria Umum Pemilihan Pemasok
Kriteria pemilihan pemasok sediaan farmasi untuk Rumah Sakit, adalah :
1. Telah memenuhi persyaratan hukum yang berlaku untuk
melakukan produksi dan penjualan (telah terdaftar).
2.

Telah terakreditasi sesuai dengan persyaratan CPOB dan ISO


9000.

3. Suplier dengan reputasi yang baik.


Selalu mampu dan dapat memenuhi kewajibannya sebagai pemasok produk obat.
Ratminah ,dkk.2002.UU Kesehatan jilid 1.jakarta:Departeman kesehatan .

I. Prinsip Praktek pengadaan


Beberapa Prinsip Praktek Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan yang
baik dan merupakan standar universal mencakup aspek :
a) Pengadaan Obat merujuk kepada obat generic
b) Pengadaan Obat terbatas kepada DOEN atau daftar formularium Rumah Sakit
c) Pengadaan obat secara terpusat dan dengan jenis terbatas akan menurunkan
harga

16

d) Pengadaan secara kompetitif


Pada dasarnya , managemen obat di rumah sakit adalah bagaimana cara
mengelola tahap-tahap dan kegiatan tersebut agar dapat berjalan dengan baik dan
saling mengisi sehingga dapat tercapai tujuan npengelolaan obat yang efektif dan
efisien agar obat yang diperlukan oleh dokter selalu tersedia setiap saat dibutuhkan
dalam jumlah cukup dan mutu terjamin untuk mendukung pelayanan yang bermutu.
Manajemen obat di rumah sakit dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit
berkaitan dengan pengelolaan obat di Rumah sakit , Departemen Kesehatan RI
melalui SK No. 85/Menkes/Per/1989, menetapkan bahwa untuk membantu
pengelolaan obat di Rumah sakit perlu adanya panitia Framasi.

BAB IV
TINJAUAN TEMPAT PRAKERIN

17

A. Sejarah
Tanggal 1 januari 1972 terbentuk paniatia pembangunan BP/BKIA Aisyiyah
kudus.
Tanggal 17 Agustus peletakkan batu pertama pembangunan gedung BP/BKIA
Aisyiyah kudus. Tanggal 14 september 1975terbentuk panitia untuk mempersiapkan
pembangunan gedung BP/BKIA dan rumah sakit bersalin Siti Khotijah Kudus.
Tanggal 1 juli 1976 dilakukan peresmian dan pembukaan dimulainya operasional
BKIA / rumah berslain Siti khotijah Kudus sesuai SK Bupati KDH Tk.II kudus
nomor : Kesra.B4/30/SK/X/1976 tanggal 10 juli 1976. Thun 1983 penambahan
sarana 4 buah ruang VIP.

Penanggung Jawab

: Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Kudus

Penasehat

: PDA Majelis Kesehatan Kabupaten Kudus

Direktur

: dr. H. Hilal Ariadi, M.Kes

Wakil Direktur Medis

: dr. Rosich Attaqi, Sp.B

Wakil Direktur Non Medis

: Bachrul Alam, SE

Komite Medis

: dr. H. Najib Budhiwardoyo, Sp.OG.

Satuan Pengawas Internal

: dr. H. Hendra Octavianto

Medis
Instalasi Rawat Inap
Ka. Unit Instalasi Rawat Inap 1

: Frida Fitriani, AMK.

18

Ka. Unit Instalasi Rawat Inap 2

: Siti Aisah, AMK.

Ka. Unit Ruang Bersalin

: Noor Rosyidah, AM.Keb.

Ka. Unit Ruang Perinatal

: Fitriana Rosita, AMK

Ka. Unit Instalasi Bedah Sentral

: Kusmanto, AMK.

Instalasi Rawat Jalan


Ka. Unit Instalasi Rawat Jalan

: Muthiatuzzakiyah, AMK.

Ka. Unit Instalasi Gawat Darurat

: Ulul Albab, AMK.

Instalasi Penunjang Medis


Ka. Unit Instalasi Farmasi

: Dwi Srini, S.Si., Apt.

Instalasi Laboratorium

: Eko Sri Agustina, AMAK

Instalasi Radiologi

: Rois Faruk Aferu, Amd.Rad.

Instalasi Gizi

: Heni Setyawati, Amd.G.

Instalasi Rekam Medis


Instalasi Rekam Medis

: Luthfiana, Amd

Non Medis
Ka. Tata Usaha

: H. Subhan

Ka. Unit Umum, SDM, Diklat

: Uswah Chasanah, Amd

Ka. Unit Pendaftaran & Informasi

: Sulistiyani

Ka. Unit Ke-RT-an

: Asrofie Istadie, SE

Ka. Unit Logistik Non Medis

: Musyayadah, Amd

Ka. Unit Keuangan

: Yayuk Noor Asiyah, SE

Ka. Unit Bendahara & Program

: Wakhidatul Mahmudah

Koordinator Driver

: Edi Purnomo

Koordinator Teknisi

: Thamrin

Koordinator Linen & Laundry

: Rabinati

19

Koordinator Kebersihan

: Suhari

Koordinator Security

: Slamet

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

dr. H. Najib Budhiwardoyo, Sp.OG


dr. Erna Sulfrida, Sp.A
dr. Imam Kris Biantoro, Sp.PD
dr. H. Hendra Octavianto
dr. Bagus Bhudi Bhakti
dr. Arief Turwadi
dr. Tiara Nurlita Sari
drg. Andi Meidhianto

:
:
:
:
:
:
:
:

Dokter Spesialis Obsgyn Full Timer


Dokter Spesialis Anak Full Timer
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Umum Full Timer
Dokter Umum Full Timer
Dokter Umum Full Timer
Dokter Umum Full Timer
Dokter Gigi Full Timer

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

dr. H. Pamor Suko Setiono, Sp.OG


dr. Anurudha Budi Santosa, Sp.OG
dr. H. Abdul Hakam, Sp.A
dr. Hj. Idilfitri, Sp.PD
dr. Amrita, Sp.PD
dr. Renni A. Yuniati, Sp.KK
dr. Zulfikar Naftali, Sp.THT
dr. Rosich Attaqi, Sp.B
drg. Santini Meidhianto
dr. Hj. Puspitasari
dr. Hj. Hana Sinansari
dr. Arif Faiza
dr. Tektona Graha Sanjaya
dr. Anna Thesia
dr. Noor Hasyim Afro
dr. Elok Milhana
dr. Melanie Dyah Ratnawati
dr. Budyarini Prima Sari

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Dokter Spesialis Obsgyn Part Timer


Dokter Spesialis Obsgyn Part Timer
Dokter Spesialis Anak Part Timer
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Part Timer
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Part Timer
Dokter Spesialis Kulit Kelamin Part Timer
Dokter Spesialis THT Part Timer
Dokter Spesialis Bedah Part Timer
Dokter Gigi Part Timer
Dokter Umum Part Timer
Dokter Umum Part Timer
Dokter Umum Part Timer
Dokter Umum Part Timer
Dokter Umum Part Timer
Dokter Umum Part Timer
Dokter Umum Part Timer
Dokter Umum Part Timer
Dokter Umum Part Timer

Rumah Sakit Aisyiyah Kudus memiliki fasilitas 50 tempat tidur, terbagi atas:
1. Kelas VVIP

: 1 kamar, 1 tempat tidur/ kamar

2. Kelas VIP

: 6 kamar, 1 tempat tidur/ kamar

20

3. Kelas I

: 5 kamar, 1 tempat tidur/ kamar

4. Kelas II

: 7 kamar, 2 tempat tidur/ kamar

5. Kelas III

: 8 kamar, 3 tempat tidur/ kamar

KELAS
KELAS

TARIF

FASILITAS

3 RP 80.000

Kamar Mandi, TV, Kipas Angin

3 RP 90.000

Kamar Mandi, TV, AC

(UMUM)
KELAS

(BERSALIN)
KELAS

2 RP

(UMUM)
KELAS

Kamar Mandi, TV, AC

130.000
2 RP

(BERSALIN)

150.000

KELAS 1

RP

Kamar Mandi, TV, AC

Kamar Mandi, TV, AC, Sofa Tunggu

225.000
VIP

RP

Kamar Mandi (Water Heater), Kulkas, Soft Drink, Tea & Coffe Set,

325.000

TV 21, AC, Media Cetak (Newspaper/ Koran),Sofa Tunggu Extra


Bed

VVIP

RP

Kamar Mandi (Water Heater), Kulkas, Soft Drink, Tea & Coffe Set,

400.000

TV 29, AC, Pantry, Mini Bar, Media Cetak,(Newspaper/ Koran),


Sofa Tunggu Extra Bed

Ket: Tarif Kamar Perawatan sewaktu-waktu dapat berubah.

21

KERJASAMA PELAYANAN KESEHATAN


Sampai saat ini RS Aisyiyah Kudus telah melakukan kerjasama dengan
berbagai instansi dan pendidikan dalam hal pelayanan kesehatan.
Bentuk kerjasama meliputi :
~ Dana Sehat
~ Pemeriksaan kehamilan, KB dan melahirkan
~ Pelayanan rawat inap
~ Asuransi kesehatan
Adapun instansi terkait (kerjasama pihak ketiga dalam hal pelayanan kesehatan)
antara lain:
1. RS Muhammadiyah Lamongan
2. RS Telogorejo Semarang
3. STIKES Muhammadiyah Kudus
4. AKBID PEMKAB Kudus
5. AKBID Duta Dharma Pati
6. SMK Farmasi Duta Karya Kudus
7. SMK Farmasi Al Islam Kudus
8. KB/ TK Aisyiyah Terpadu Birrul Walidain Kudus
9. SD Muhammadiyah Birrul Walidain
10. LPIT Ya Ummi
11. PT. JAMSOSTEK
12. PT. Asuransi Sinar Mas
13. Kerjasama JAMKESMAS dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus,
14.

Dll.

22

INFORMASI DAN PENDAFTARAN


Pendaftaran Langsung:
RS Aisyiyah Kudus, Jalan HOS. Cokroaminoto No. 248 Kudus
Pendaftaran Via Telp:
' 0291-437780
Informasi:
E-mail

: rsa_kudus@yahoo.com

Website

: www.rsaisyiyah.com

Kudus,

Januari 2012

Direktur RS Aisyiyah
Kudus

23

dr.

H.

Hilal

Ariadi,

M.Kes.

BAB V
KEGIATAN PRAKERIN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaa Prakerin


Kami melaksanakan prakerin secara bersama-sama, walaupun dengan waktu
yang berbeda, yaitu:
Sift pagi

mulai pukul 07.00 s/d 14.00

Sift siang

mulai pukul 08.00 s/d 15.00

Sift sore

mulai pukul 14.00 s/d 21.00

Sift malam

mulai pukul 21.00 s/d 07.00

Yang kami laksanakan mulai tanggal 03 April s/d 19 Mei 2012. Kami
melaksanakan prakerin di salah satu Rumah Sakit yang berada di Jl.H.O.S
Cokroaminoto No.248 Kudus 59319.

B. Tugas Kegiatan

24

Melayani Resep dokter.


Memberi informasi tentang penggunaan obat.
Menata obat di Instalasi Farmasi.
Menata obat di Gudang Farmasi.
Mencatat Perbekalan Farmasi yang habis di buku Defecta.
Membuat LPB saat Perbekalan Farmasi datang (dikirim oleh distributor),
mengecek ulang dan menulisnya di Buku Faktur.

C. Pelayanan Resep Rawat Jalan


Meliputi

a. Membaca Resep.
Pada saat Resep datang, Resep di input dan di cek ulang obat, dosis dan status
pasien oleh pihak Instalasi Farmasi, jika terdapat ketidak sesuaian maka pihak
Instalasi Farmasi akan menanyakan hal tersebut kepada Dokter yang bersangkutan
tetapi jika semuanya sudah benar, Resep dapat langsung dikerjakan sesuai dengan
petunjuk Resep yang diterima.
b. Pengambilan Obat.
Pengambilan obat sesuai dengan jumlah permintaan pada Resep tersebut,jika
obat yang diminta habis, kita dapat menggantinya dengan obat yg sejenis, jika mau
mengganti obat harus dengan persetujuan dari Dokter yang bersangkutan.
c. Pemberian Etiket.

25

Pemberian etiket bertujuan untuk memberikan informasi secara tertulis kepada


pasien.
d. Penyerahan Obat.
Sebelum penyerahan obat kepada pasien, kita wajib mengecek ulang jumlah
obat dan aturan pakai obat sesuai dengan yang tertera di Resep.
e. Pemberian Informasi.
Pemberian informasi disesuaikan pada Resep asli dokter.
D. Pelayanan Resep Rawat Inap
meliputi:
a. Pembacaan Resep
Pada saat Resep datang, Resep di input dan di cek ulang obat, dosis dan status
pasien oleh pihak Instalasi Farmasi, jika terdapat ketidak sesuaian maka pihak
Instalasi Farmasi akan menanyakan hal tersebut kepada Dokter yang bersangkutan
tetapi jika semuanya sudah benar, Resep dapat langsung dikerjakan sesuai dengan
petunjuk Resep yang diterima.
b. Pengambilan obat
Pengambilan obat sesuai dengan jumlah permintaan pada Resep tersebut,jika
obat yang diminta habis, kita dapat menggantinya dengan obat yg sejenis, jika mau
mengganti obat harus dengan persetujuan dari Dokter yang bersangkutan.
c. Pemberian etiket

26

Pemberian etiket bertujuan untuk memberikan informasi secara tertulis kepada


pasien.
d. Penyerahan obat pada perawat
Setelah semua obat dibuat sesuai dengan Resep yang dibawa perawat,
kemuadian obat siap di ambil oleh perawat yang bersangkutan.
e. Penyerahan obat pada pasien oleh perawat
Obat yang sudah dibawa oleh perawat akan diberikan kepada pasien yang
bersangkutan sesuai aturan minumnya masing-masing, jadi tiap hari perawat
memberikan obat satu persatu sesuai aturan minumnya. Jika obat diminum 3x sehari
1 tablet, maka artinya perawat akan memberikan obat 3 kali dalam sehari
Untuk Resep yang berisi Alat Kesehatan, biasanya sudah diambilkan dari stok
alkes yang ada di ruang perawatan untu digunakan terlebih dahulu. Baru setelah itu
perawat meminta ganti alkes sesuai yang telah digunaan pasien ke Instalasi Farmasi.

E. Stok Obat dan Pelayanan Obat


Di Instalasi Farmasi terdapat buku stok yang digunakan untuk mencatat semua
obat dan alkes yang akan diambil di gudang. Setiap hari petugas Instalasi Farmasi
yang masuk sift malam mencatat obat-obat yang habis atau tinggal sedikit jumlahnya
di tempat penyimpanan stok obat Instalasi Farmasi.

27

Jika semua sudah selesai buku stok di letakkan di meja depan agar petugas
yang masuk sift pagi mengambil atau menyiapkan barang-barang yang telah dicatat
oleh petugas sift malam.
Penataan obat-obatan yang berada di gudang menggunakan sistem abjad, dan
juga sistem sifat, dimana artinya obat-obat, injeksi,alkes disusun sesuai dengan abjad
dan juga disusun berdasarkan sifatnya, yang padat disusun dengan padat (pil, kapsul),
yang cair dengan cair (sirup, eliksir, larutan), yang semi padat dengan semi padat
(salep, cream), yang serbuk dengan serbuk (bedak), alkes dengan alkes sendiri.
Karena sistem inilah yang memudahkan petugas sift pagi untuk menyiapkan barangbarang yang habis.
Setelah semuanya diambil dari gudang, perbekalan tersebut diletakkan sesuai
abjad yang sesuai bentuk sediaannya di tempat stok Instalasi Farmasi.
Jika dari pengambilan perbekalan farmasi tersebut ada yang kurang atau habis
ataupun tinggal sediki, maka petugas akan mencatatnya di buku defecta, untuk
selanjutnya dibuatkan surat pesanan pembelian obat atau alkes tersebut yang habis.
Barang yang baru datang dari PBF akan di cek kelengkapan (jumlahnya) yang
tertera di faktur dan dicocokkan dengan surat pesanan , setelah itu akan dibuatkan
LPB (Laporan Penerimaan Barang) oleh petugas Instalasi Farmasi, sebelum obat
tersebut dimasukkan ke gudang. Faktur obat dari PBF kemudian dicatat di buku
penerimaan barang sebagi laporan.

F. Faktor Pendukung Pembuatan Laporan Prakerin


Faktor pendukung :

28

1. Kami melakukan pengamatan di tempat prakerin secara bersama-sama.


2. Kami langsung melakukan pengamatan di tempat prakerin
3. kami

melakukan pengamatan yang lama sehingga kami banyak

mendapatkan ilmu di sana.


4. Kami mendapatkan bimbingan dari orang-orang instalasi secara langsung.
5. Kami mempunyai waktu yang lama untuk melakukan tanya jawab pada

pembimbing..
6. Banyaknya waktu untuk merancang laporan ini.
7. Adanya kerja sama yang baik antara pembuat laporan ini.
G. Faktor Penghabat Pembuatan Laporan Prakerin
a. Kurangnya pengarahan tentang prakerin oleh guru selama ini.
b. Kurangnya pemahaman kami tentang instalasi farmasi
c. Kurangnya sarana prasarana untuk pembuatan laporan ini.
d. Kurangnya waktu saat kami bersama-sama.

H. Manfaat yang Dirasakan


manfaat yang kami rasakan adalah:
a. Lebih bisa memahami tulisan resep dokter.
b. Bisa mengetahui tugas-tugas yang dikerjakan di instalasi farmasi
c. Bisa mengetahui bagaimana cara memesan obat dan alkes .
d. Bisa mengetahui cara konseling/swamedikasi kepada pasien yng baik
dan benar.
e. Bisa mengetahui sistemkeluar masuknya obat dan alkes di Instalasi
farmasi.
f. Bisa Mengetahui situasi tempat kerja secara langsung.

29

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari kegiatan prakerin yang kami mulai tanggal 03 April 2012 s/d 19 Mei 2012, kami
dapat menyimpulkan bahwa :
1. RSU Aisyiyah Kudus merupakan unit kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat umum.
2. RSU Aisyiyah adalah Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas yang memadahi
dan juga fasilitas yang nyaman.
3. RSU Aisyiyah adalah Rumah Sakit yang tidak hanya memberikan pelayanan
kesehatan jasmani tetapi juga memberikan pelayanan rohani, yang dilakukan
setiap hari jum'at pagi (pukul 07.00 sampai selesai).
4. Dari kegiatan Prakerin ini kami bisa mengetahui situasi Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Aisyiyah.

30

5. Dari kegiatan Prakerin ini kami bisa mencari perbedaan antara IFRS dengan
Apotek.
6. Dari kegiatan Prakerin ini kami bisa mengetahui sistem pengelolaan dari
mulai Resep , cara meracik obat sampai informasi ke pasien yang di pakai di
Instalasi Farmasi oleh RSU Aisyiyah.

B. Saran
1. Saran untuk pasien:
a. Jagalah kebersihan Rumah Sakit.
b. Jagalah ketenangan Rumah Sakit.
2. Saran untuk karyawan kasir:
a. Pada saat

memanggil pasien diharapkan yang lebih jelas , karena terkadang

walaupun terdengar keras tetapi kosa katanya tidak jelas.


b. memasang tulisan/ plang Ruang Kasir yang besar.
c. Jagalah kebersihan.
3. Saran untuk karyawan Instalasi Farmasi:
a. Diharapkan memberikan informasi (swamedikasi) tentang penggunaan, efek
samping, aturan minum dan juga cara penyimpanan obat yang lengkap.
b. Sebaiknya menggunakan prinsip 3S.

31

c. Buatlah obat dengan jumlah dan dosis yang benar sesuai dengan yang tertulis pada
Resep.
d. Sebaiknya menambah karyawan khusus untuk mengelola gudang.
e. Jagalah kebersihan.
4. Saran untuk Cleaning Service:
a. Pada saat membersihkan ruangan diharap lebih teliti agar lebih bersih.
b. Jagalah kebersihan.

5. Saran untuk Dokter


a. Sebaiknya memperjelas tulisan, bagi Dokter yang tulisannya kurang jelas.
b. Jika Dokter sudah lelah sebaiknya Dokter meminta asisten dokter untuk
menuliskan Resep, sehingga Resep yang dibuat tidak terjadi kesalahan dalam
pembacaan.
6. Saran untuk perawat
a.

Sebainya mengecek kembali obat dan juga alkes yang diambil dari Instalasi
Farmasi, karena terkadang terjadi kesalahan jumlah (ataupun yang lain) dalam
pengambilan obat maupun alkes.

32

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

Buku Profil RS. Aisyiyah

Buku Undang-Undang Kesehatan

http://www.google.com

http://www.google.com/obat

http://starfish7-koga.blogspot.com/2010/12/pengertian-obat.html

http://ml.scribd.com/doc/13981595/Evaluasi-Manajemen-Obat-Di-RumahSakit

http://www.ylki.or.id/menelaah-kebijakan-obat-nasional.html

http://sisicia.wordpress.com/2010/10/28/instalasi-farmasi-rumah-sakit/

http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit/

33

LAMPIRAN
Lampiran 1.(BUKU FAKTUR)

34

Lampiran 2.(RESEP)

35

36

37

Lampiran 3.( Laporan Penerimaan barang )

38

Lampiran 4. (ETIKET)
Obat Luar

Obat Oral

39

Obat Sirup

Lampiran 5.(Plastik Pembungkus/ Plastik Etiket)

40

Lampiran 6.( Copy Resep )

41

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1

: Daftar beberapa obat generic

No Nama Obat Generik


Indikasi
1. Amplicilin
Anti biotic spesifikasi infeksi saluran
kencing
2. Amokcicillin
Anti biotic
3. Alopurinol
Asam urat / pirai / gout
4. Asam mefenamat
Analgetik anti piretik
5. Ambroxol
Mukolitik / ekspektoransia
6. Acyclovir
Anti virus
7. Cefadroxil
Anti biotic
8. Cotrimoksazol
Infeksi amuba
9. Captopril
Anti hipertensi
10. Clindamycin
Anti biotic
11. Cipro floxacin
Anti biotic spesifikasi infeksi luka
12. Doxycyclin
Anti biotic
13. Domperidon
Anti emetika
14. Digoksin
Obat jantung ( kardiotonika)
15. Diltiazem
Anti angina
16. Erythromycin
Anti biotic
17. Ethambutol
Anti TBC
18. Furosemid
Diuretika
19. Isosorbid dinitarat
Anti angina

42

Golongan
Obat keras ( ok )
Obat keras ( ok )
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)

20.
21.
22.
23.
24.
25.

Ibu proven
Ketokonazol
Lincomycin
Rifampisin
Salbutamol
Thiamfenikol

Tabel 1.2
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Analgetik anti radang


Anti fungi / anti jamur
Anti biotic
Anti TBC
Anti asma
Anti biotic spesifikasi tipes

Obat keras (ok)


Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)
Obat keras (ok)

: Daftar beberapa obat bebas

Nama Obat
Constipen Sy
Ekacetol
Antasida
Lagesil Sy
Progesic Sy
Polycrol
Parasetamol
Opilak
Naprek
Sy,

Indikasi
Konstipasi kronis , koma hepatic
Panas, dan nyeri
Gangguan lambung dikarenakan asam lambung meningkat
Gangguan lambung dikarenakan asam lambung meningkat
Panas , nyeri
Kambung , gangguan lambung
Panas , nyeri
Konstipasi kronis
Panas , nyeri

Naprex drop
Neo kaolana
Sanmag
Sanmol
Trianta
Nonemi
Neurosanbe
Neurobin 500

Konstipasi kronis
Kembung, gangguan lambung
Panas , nyeri
Gangguan lambung dikarenakan asam lambung meningkat
Multivitamin , penambah darah
Vitamin
Untuk pengobatan kekurangan vit B1,B6,B12,seperti beri

Natabion
Maltofer
Oralit
Polycrol . tab

beri
Vitamin untuk ibu hamil
Anemia
Kekurangan cairan akibat diare
Mengatasi kembung , gangguan lambung

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Tabel 1.3

: Daftar beberapa obat bebas terbatas

43

No
1.
2.
3.
4.

Nama Obat
Bufect Sy
Bisolvon Sy
Bantif Sy
Cough En Sy
Coldrexin Sy

Indikasi
Panas , nyeri
Batuk berdahak
Flu dan batuk berdahak
Flu dan batuk berdahak
Influenza, masuk angin, demam, batuk, pilek,

Halmezin
Interzink
Rhelafen
Lacoldin
Sanadryl
Ifarsyl
Farsifen
Paratensa
Canesten zalf
Bromifar
Bromifar Tab
Dulcolax Tab
Fludane
Dextrometorfan
Dimenhidrinate

sakit kepala
Batuk, pilek, bersin bersin
Untuk diare
Demam pada anak anak
Flu, demam, sakit kepala
Batuk berdahak
Anti tusiv ( batuk kering )
Penurun demam dan pereda nyeri
Influenza , demam , batuk
Anti jamur kulit
Mukolitik ( batuk berdahak )
Batuk berdahak
Mengatasi konstipasi / sembelit
Demam
Anti tusiv
Mabuk perjalanan

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Tabel 1.4
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

: Daftar beberapa obat Keras

Nama Obat
Nairet
Neuralgin
Nasafed
Norelut
Lanfik
Lanarif
Lefofloxacin
Lansprazole
Letonal
Kalnex Tablet
Ketricin Tablet
Insaar

Indikasi
Asma bronchial, bronchitis kronis
Vitamin, pusing, nyeri, panas, pegel-pegel
Pilek, hidung tersumbat, hay fever
Amenore, pendarahan rahim abnormal
Antibiotic spesifikasi saluran kemih, bronchitis akut
TBC, lepra
Anti biotic spesifikasi radang, bronchitis akut
Ulkus duodenum, refluks esofagitis
Hipertensi esensial
Perdarahan abnormal sesudah operasi
Alergi, rematik, mata, pernafasan
Hipertensi

Isoprinosine

Infeksi virus pada saluran nafas, campak

44

14.

Histrine FT

Alergi dengan gejala bersin-bersin mata merah

15. Fertilphen

Tabel 1.5
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Meningkatkan spermatogenisis pada penderita oligospermia

: Daftar beberapa obat Narkotik, Psikotropik, Adiksi ( Napza )

Nama Obat
Codein
Analsik
Zolmia
Phenobarbital
Diazepam
Brakidin
Librak
Amitripilin
Actazolam
Valisanbe
Valium
Morfina
Cyclofame
Alganax
Stesolid Injeksi

Indikasi
Anti Tusiv
Pusing (Sakit Kepala)
Anti Insomnia
Neuroleptikum
Antispasmodik
Antispasmodik
Ansietas
Neuroleptik
Neuroleptik
Analgesik Narkotik
Kontraseptik
Ansietas
Neuroleptik

45

Golongan
Narkotika
OKT
OKT
Psikotropik
Psikotropik
OKT
OKT
OKT
Psikotropik
Psikotropik
Psikotropik
Narkotika
Psikotropik
Psikotropik
Psikotropik

Tabel 1.6
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

: Daftar beberapa obat sediaan Injeksi

Nama Obat
Fotaram
Satroopil
Ketopain
Cefotaxim
Cefriakson
Methergin
Kalnex
Syinto Sinon
Santocyn
Ranitidine
Furosemid
Ephedrine
Lantipain
Fradosik
Dexametasone
Vitamin k
Scopamin

Sediaan
Vial
Ampul
Ampul
Vial
Vial
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul

46

Anda mungkin juga menyukai