Anda di halaman 1dari 70

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan Menengah Kejuruan bertujuan mendidik calon tenaga kerja
menengah yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk siap memsuki
dunia kerja. Diantara Pendidikan Menengah Kejuruan salah satunya adalah
Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi 10 NOVEMBER SIDOARJO yang
menyelenggarakan program keahlian kefarmasian.
Dengan perkembangan dunia kefarmasian menuntut ketersedianya
tenaga kerja yang kompeten dalam memberikan pelayanan prima, dimana hal
tersebut dapat diperoleh melalui pembelajaran teori dan praktek yang
terencana dengan baik.
Keterbatasan sarana yang dimiliki sekolah tidak mampu memberikan
bekal pengalaman belajar untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Peran
dan dukungan sektor usaha (sector industry) sangat diperlukan.
Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
1. Undang Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
2. Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan.
3. Keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia
nomor: 323/U/1997 tentang penyelenggaraan sistem ganda (PSG) pada
sekolah menengah kejuruan.
4. Keputusan
menteri
kesehatan

Republik

Indonesia

nomor:

HK.00.06.2.3.335 A tentang berlakunya pedoman pelaksanaan praktek


kerja lapangan sekolah menengah farmasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penggolongan obat, yang dimaksud dengan Obat Bebas,
Obat Bebas Terbatas, Obat Wajib Apotek, Obat Keras, Narkotika dan
Psikotropika?
2. Bagaimanakah cara pembacaan resep, pemberian etiket atau label
1

dengan benar?
3. Bagaimana fungsi alat kesehatan yang terdapat di meja resep?

4. Apa saja yang termasuk jenis-jenis Narkotik dan Psikotropika, dan


bagaimana cara distribusinya?
5. Apa yang kamu ketahui tentang penyakit yang sering diderita oleh pasien?
C. Tujuan
Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan dapat:
1. Kita bisa mengetahui yang termasuk dari penggolongan obat, untuk
dijadikan pedoman agar kita tidak sembarangan dalam membeli obat.
2. Kita jadi banyak mengetahui fungsi dan kegunaan alat-alat di
laboratorium
3. Kita bisa mengetahui fungsi, kegunaan dan bahayanya dari penggunaan
obat jenis Narkotika dan Psikotropika.
4. Kita jadi banyak tau tentang penyakit yang sering di derita oleh orang atau
pasien
5. kita bisa lebih membaca resep dengan benar
D. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1. Kita bisa lebih mengenal penggeolongan obat
2. Dapat menambah wawaasan tentang cairan infuss
3. Dapat mendeskripsikan resep (membaca resep,mendreskripsikan
penggunaan etiket/label,mengenali alat laboratorium resep (jenis dan
fungsinya)).

2
BAB II
LANDASAN TORI
A. Penggolongan Obat
1. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat diperoleh/dijual secara bebas
kepada umum tanpa resep dokter yang sudah terdaftar di Depkes RI dan
dapat dibeli di apotek, toko obat atau toko biasa.

Tanda khusus obat bebas adalah lingkaran dengan diameter


tertentu, warna hijau dengan garis tepi hitam.

Gambar 2.1. Simbol Obat bebas


Contoh : Parasetamol
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan
disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket
obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna
hitam.

Gambar 2.2. Simbol Obat Bebas Terbatas


Contoh : CTM
3. Obat Keras
Obat keras atau obat Daftar G adalah obat beracun yang memiliki
khasiat, mengobati, menguatkan, mendesinfeksikan tubuh manusia, baik
obat berada dalam bentuk substansi maupun tidak. Hanya boleh
diserahkan pada pasien dengan resep dokter, kecuali bila digunakan untuk
teknis.

KepMenkes RI No. 02396/A/SK/VII/1986 tentang tanda khusus


Obat Keras Daftar G: Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi
berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.

Gambar 2.3. Simbol obat keras

4. Obat Wajib Apotik ( OWA )


Obat wajib apotik adalah obat keras yang boleh di serahkan
apoteker kepada pasien tanpa menggunakan resep dokter. Tetapi apoteker
harus memberikan informasi pemakaian kepada pasien. Jumlah obat yang
di berikan kepada pasien tidak boleh melebihi batas yang telah di tentukan
oleh pemerintah yang sudah tercantum dalam daftar OWA. Obat obatan
dan batasan yang boleh diberikan telah diatur dalam daftar OWA (Obat
Wajib Apotek) Nomor 1, 2, dan 3.
B. Ilmu Resep
1. Pengertian Resep
Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau
dokter hewan kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk
sediaan tertentu dan menyerahkannya kepada penderita.
Adapun cara penyimpanan kertas resep di Instalasi farmasi Delta
Surya adalah:
a. Disimpan ditempat yang aman: menghindarkan dicuri untuk di
salahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab (misal:
menuliskan resep palsu meminta obat bius).
b. Disimpan menurut urutan tanggal dan nomor unit pembuatan, untuk
memudahkan penulusuran kembali bila terjadi sesuatu akibat dari obat
yang diberikan.
4
c. Disimpan sekurang-kurangnya selama 3 tahun, setelah lewat 3 tahun
apoteker boleh memusnahkan resep tersebut dengan membuat proses
verbal ( berita acara ) pemusnahan.
d. Pemusnahan R/ dilakukan dengan cara dara dibakar atau dengan cara
lain yang memadai oleh APA bersama dengan sekurang-kurangnya
seorang petugas apotek.
e. Pada pemusnahan R/ harus dibuat berita acara pemusnahan R/ sesuai
dengan bentuk yang telah ditentukan, rangkap 4 dan ditandatangani

oleh APA bersama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas


apotek.
2. Membaca resep
Membaca resep adalah suatu pekerjaan membaca keterangan
dokter tentang obat yang akan diberikan oleh pasien.
Resep di atas jika di baca adalah: ambillah Thiamphenicol 500 mg
sebanyak 15 tablet kemudian tandailah 3x1 tablet sehari, ambillah
Paracetamol 500 mg sebanyak 15 tablet kemudian tandailah 3x1 tablet
sehari, ambillah Vit. Bcomp sebanyak 15 tablet kemudian tandailah 3x2
tablet sehari.
3. Mendeskripsikan penggunaan etiket/label
Etiket/label sangat penting perannya karena etiket/label adalah
salah satu sarana untuk pemberian informasi obat kepada pasien.
Disamping itu etiket/label juga berguna untuk mengingatkan masyarakat
antara obat pemakaian luar dan obat pemakaian dalam. Oleh karena itu
etiket dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Etiket/label berwarna putih, etiket/label berwarna putih digunakan
untuk obat obat pemakaian dalam. Etiket tersebut sering digunakan
karena obat - obat pemakaian dalam pengonsumsiannya lebih nyaman,
praktis dan lebih berkhasiat dari obat pemakaian luar. Namun
terkadang

ada

suatu

penyakit

yang

penyembuhannya

harus

menggunakan obat pemakaian luar.


b. Etiket/label berwarna biru, etiket/label berwarna biru digunakan untuk
obat obat pemakaian luar. Cara pemakaian/pengisian data informasi
obat pada etiket biru lebih mudah dan praktis daripada cara
pemakaian/pengisian
(www.isfinational.or.id/)
C. Jenis Dan Fungsi Alat Kesehatan
1. Abbocat

etiket/label

berwarna

biru.

Fungsi untuk memasang infus.

Gambar 2.4 contoh abbocat


2. Plug
Fungsi dipakai setelah infus dilepas. Plug dipasang apabila ada
kemungkinan memasukkan cairan ke tubuh pasien setelah infus dilepas.

Gambar 2.5 :contoh injeksen plug

3. Poligyp
Fungsi untuk patah tulang

Gambar 2.6 : contoh poligyp

4. Poliban
Fungsi untuk bebat atau sebagai pembalut luka.

Gambar 2.7 contoh Poliban

5. Infus set dewasa dan infus set anak


Fungsi untuk menyalurkan infus ke tubuh pasien.

Gambar 2.8 Infus set

6. Urin Bag
Fungsi untuk tempat penampung air urin

Gambar 2.9 urin bag

7. Suction Catheter

Gambar 2.10 Suction Catheter

8. Nasal Oxygen Cannula


Fungsi untuk pernafasan, dipasang di hidung.

Gambar 2.11 Nasal Oxygen Cannula

9. ETT (Endo Tracheal Tube): untuk pasien anastesi, dipasang di atas paruparu untuk pernafasan.

Gambar 2.12 ETT

D. Obat Psikotropika dan Narkotika


1. Psikotropika
Menurut Undang Undang Nomor 5 tahun 1997 bab 1 pasal 1,
psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika, yang bersifat psikotropik melalui pengaruh selektif pada
susunan syaraf pusat yang dapat menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Penyerahan psikotropika dilakukan
berdasarkan Undang Undang Nomor 5 tahun 1997 pasal 14 yaitu bahwa
penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dilakukan kepada apotek
lainnya, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan kepada
pasien. Seperti halnya penggunaan obat narkotika, penggunaan obat
psikotropika di apotek juga harus dilaporkan setiap bulan (selambat
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya).
Beberapa contoh obat psikotropika yang digunakan di Instalasi
farmasi Delta Surya untuk melaksanakan pelayanan kesehatan (jenis dan
fungsinya) :
a. Diazepam, berfungsi untuk sebagai anti cemas/agar bisa tidur
mempunyai khasiat pengobatan dan potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
b. Phenobarbital,

berfungsi

untuk

pengobatan

insomnia

jangka

pendek/agar bisa tidur dengan cara kerja sedative dan hipnotik,


mempunyai khasiat pengobatan dan potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
Penandaan Obat Psikotropika: Lingkaran bulat berwarna merah dengan
huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam.

Gambar 2.4. Simbol obat psikotropika


2. Obat narkotika
Narkotika adalah obat obat yang dapat mempengaruhi susunan
syaraf pusat. Obat golongan ini dapat memberikan efek depresi, misalnya
morfin dan opium, atau dapat memberikan efek stimulant, seperti kokain.
Menurut Undang Undang RI No. 22 tahun 1997 tentang narkotika,
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Penggunannya pada apotek harus dilaporkan setiap bulan (selambat
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya) ke Dinas Kesehatan Kota
Surabaya dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Timur Subdin Farmakmim, BPOM Propinsi Jawa Timur dan arsip apotek.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 22 tahun 1997 pasal 39 ayat 2,
apotek hanya dapat menyerahkan narkotika kepada :
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Apotek lainnya
d. Balai pengobatan
e. Dokter
f. Pasien
Sesuai dengan pasal 39 ayat 3 Undang Undang Nomor 22 tahun
1997 maka penyerahan narkotika kepada pasien harus berdasarkan resep
dokter.
Penandaan narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat dalam
Ordodasi Obat Bius yaitu Palang Medali Merah

10

Gambar 2.5. Simbol obat narkotika


3. Distribusi Narkotika dan Psikotropika
Pengaturan narkotika dan psikotropika bertujuan untuk :
a. Menjamin ketersediaan narkotika dan psikotropika untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan atau pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.
c. Memberantas peredaran gelap narkotika dan psikotropika.
d. Pabrik obat yang memproduksi narkotika dan psikotropika merupakan
perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin dari menteri
kesehatan untuk melakukan produksi serta penyaluran obat narkotika
dan psikotropika dan bahan obat termasuk psikotropika.
e. Narkotika dan psikotropika didistribusikan oleh Pedagang Besar
Faermasi yang memiliki izin dari Menkes
f. Pelaporan

narkotika

dan

psikotropikaDinas

Kesehatan

Kabupaten/Kotamadya
g. Pelaporan ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA).
E. FARMAKOLOGI OBAT
1. NSAID
Obat Anti Inflamasi memiliki efek analgesic, atipiretik, dan anti
inflamasi. Aktivitas antiinflamasi obat AINS mempunyai mekanisme kerja
melalui penghambatan biosintesis prostaglandin. Aspirin dan obat AINS
yang lain, menghambat seluruh aktivitas jalur siklooksigenase dan seluruh
sintesis prostaglandin. COX-1 terdapat di kebanyakan jaringan, antara lain
di plat-plat darah, ginjal dan saluran cerna. Zat ini berfungsi pada
pemeliharaan perfusi ginjal, homeostasis vaskuler dan melindungi
lambung

dengan

menghambat

jalan

produksi

membentuk
asam.

bikarbonat

Penghamabatan

dan

lendir

terhadap

serta

COX-1

menghambat pembentukan prostacyclin yang berdaya melindungi mucosa


lambung dan ginjal sehingga dapat memiliki efek samping iritasi lambung.

11

Selektivitas terhadap COX-1 dan COX-2 bervariasi dan tidak


lengkap. Misal, tes tehadap enzim tikus, aspirin, indometasin, piroksikam,
dan sulindak dianggap lebih efektif menghambat COX-1. Ibuprofen dan
meklofenamat mempengaruhi COX-1 dan COX-2 sama besarnya.
Metabolit aktif nabumeton sedikit agak selektif terhadap COX-2.
Celecoxib dan rofecoxib telah dikembangkan lebih selektif terhadap enzim
COX-2
Selama pengobatan dengan obat AINS, peradangan berkurang
dengan menurunnya pelepasan mediator dari granulosit, basofil, dan sel
mast. Obat-obat AINS menurunkan kepekaan pembuluh darah terhadap
bradikinin dan histamin, mempengaruhi produksi limfokindari limfosit T,
dan melawan vasodilatasi. Obat-obatan AINS menghambat agregasi
trombosit dan bersifat iritasi terhadap lambung.
Obat- Obat NSAID
Cara kerja :
mengambat enzim COX-1 dan COX-2 sehingga dapat menyebabkan efek
analgesic, antipiretik dan antipiretik .
Efek Samping :
Iritasi Lambung, kerusakan ginjal
Golongan obat
a. Derivat asam Salisilat
Ex Obat : Asetosal dan benorylate .
b. Asetat
Ex obat : Diklofenak dan indometasin,
c. Derivat Asam Propionat
Ex obat : ibu profen, ketoprofen dan naproksen
d. Derivat oxicam
Ex obat : piroxicam, meloxicam

2. Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun
sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses

12

biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh


bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang
bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan
reproduksi bakteri dan fungi.
Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi menjadi dua:
a. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat
destruktif terhadap bakteri.
b. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja
menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.
Penggolongan antibiotik
a. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel
1) Golongan PENISILIN
Penisilin, digolongkan ke dalam obat-obat beta-laktam karena
mereka mempunyai cincin laktam dengan struktur inti 6aminopenicillanic

acid.

mekanisme

kerja,

menghambat

pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding


sel mikroba, terhadap mikroba yang sensitiv, penisilin akan
menghasilkan afek bakterisid (membunuh kuman) pada mikroba
yang sedang aktif membelah.
Contoh obat :
Ampisilin, Flucoxacilin, Cloxacilin, dan Amoxicilin dan asam
clavulamat. Amoxicilin agar tidak rusak di asam lambung maka
dikombinasi dengan asam klavulamat
Efek samping :
Reaksi hipersensitifitas, ruam, gatal dan reaksi alergi sistemik yang
serius, Nyeri tengorokan atau lidah, lidah terasa berbulu lembut,
muntah, diare, Mudah marah, halusinasi, kejang
2) Golongan sefalosporin
Sefalosporin termasuk antibiotik beta laktam dengan struktur,
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin, tetapi dengan
keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

13

a) Spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup


enterokoki dan kuman-kuman anaerob
b) Resisten terhadap penisilinase asal stafilokoki yang terhadap
metisilin
Spektrum kerjanya luas dan meliputi banyak kuman gram
positif dan gram negatif termasuk E. Colli, klepsiella, dan proteus.
Berkhasiat bakterisid dalam fase pertumbuhan kuman berdasarkan
penghambatan sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk
ketangguhan dindingnya.
Penggolongan, berdasarkan khasiat antimikroba dan resistensinya
terhadap beta laktamase :
a) Generasi ke 1 :
sefalosporin, sefaleksin, sefadroksil. Zat-zat ini terutama aktif
terhadap cocci gram positif, tidak berdaya terhadap gonocci, H.
Influenza,bacteroides dan pseudomonas. Pada umumnya tidak
tahan terhadap laktamase.
b) Generasi ke 2 :
sefaklor, sefamandol,sefmetazol,dan sefuroksim lebih aktif
terhadap kuman gram negatif, termasuk H. Influenza ,proteus,
klebsiella, gonococci dan kuman-kuman yang resisten untuk
amoksisilin.

b.

Antibiotik yang menghambat sintesis protein


Antibiotik ini bekerja menghambat sintesis proteinbakteri sehingga
bakteri musnah dan tidak berkembang lagi.bakteri ini bersifat
bakterisid. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Macrolide,
Aminoglycoside,

Tetracycline,

Oxytetracycline.
1) Golongan Macrolide

Chloramphenicol,

Kanamycin,

14

menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan pada


subunit ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat
translokasi peptidil RNA yang diperlukan untuk sintesis protein.
Peristiwa ini bersifat bakteriostatis, namun dalam konsentrasi
tinggi hal ini dapat bersifat bakteriosidal. Macrolide biasanya
menumpuk pada leukosit dan akan dihantarkan ke tempat
terjadinya infeksi. Macrolide biasanya digunakan untuk Diphteria,
Legionella mycoplasma, dan Haemophilus.
Efek samping :
Diare, nyeri perut, kadang kadang muntah, dalam dosis tinggi
dapat menyebabkan ketulian reversible.
Contoh obat :
Eritromicin, Azitromicin, Spiramicin, Linkomicin.
2) Golongan Aminoglikosida
merupakan antibiotik bakterisidal yang berikatan dengan subunit
sehingga menghambat sintesis protein. Namun antibiotik jenis ini
hanya berpengaruh terhadap bakteri gram negatif. Aminoglikosida
dihasilkan

oleh

jenis

fungi

streptomycies

dan

mikromonospora.aminoglikosid tidak di absorbsi secara oral, maka


di berikan secara parentral. Mekanisme kerjanya : menghambat
sintesis protein ireversible (tidak kembali).
Efek samping :
Pada penggunaan perentral dapat mengakibatkan kerusakan pada
organ pendengaran dan keseimbangan (terutama pada lansia)
Contoh obat:
Streptomisin, Kanamicin, Neomicin, Gentamicin, Framicetin.
3) Golongan Tetracycline
merupakan antibiotik bakteriostatis yang berikatan dengan subunit
ribosoma dan mencegah pengikatan aminoasil-tRNA dari situs A
pada ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat
translasi protein.

15

Obat obat golongan ini adalah : Tetrasiklin, Oksitetrasiklin,


Doksisiklin, Monoksiklin
Penggunaan:
Digunakan pada infeksi saluran pernafasan,dan paru-paru
Saluran kemih, kulit dan mata
Peringatan :
Tidak boleh diminum bersamaan dengan susu dan antasida karena
dapat pengikatan dengan kalsium
Anak dibawah 8 th tidak boleh di berikan tetrasiklin karena dapat
menyebabkan pewarnaan pada gigi menjadi coklat/ kekuningan.
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
dan hati
Efek samping :
Mual,muntah,diare
Sakit kepala vertigo
Kulit menjadi peka terhadap cahaya, menjadi kemerah-merahan
dan gatal
4) Golongan Chloramphenicol
merupakan antibiotik bakteriostatis yang menghambat sintesis
protein dan biasanya digunakan pada penyakit akibat kuman
Salmonella. Mekanisme kerjanya: merintangi proses protein
bakteri. Chloramphenicol dimetabolisme terutama dalam hati dan
dipenetrasi dengan baik, termasuk ke otak.
Contoh obat : Klorampenicol, Tiamfenicol, Camicetin.
Efek samping:
Kerusakan sumsum tulang belakang
Gangguan lambung usus, radang lidah dan mukosa mulut
Mual,muntah,diare
Sakit kepala
Pada bayi prematur dapat menyebabkan Gray sindrome
Penggunaan :

16

Kloramphenicol

digunakan

untuk

thypus.

Sebaiknya

tidak

diberikan pada bayi prematur untuk menghindari GraySindrome,


karena enzim untuk memetabolisme obat-obatan dihati bayi belum
aktif, tidak diberikan pada ibu yang menyusui, dan hamil.
c. Antibiotik yang menghambat asam nukleat
1) Sulfonamida
Kuman memerlukan PABA ( Para Amino Benzoat Acid) untuk
membemtuk asam folat yang digunakan untuk sintesis purin dan
asam-asam nukleat. Sulfonamide merupakan penghambat bersaing
PABA, dan mencegah produksi folat yang dibutuhkan untuk
sintesis DNA. Sulfonamide umumnya bersifat bakteriostatik.
Efek samping : ruam, gagal ginjal, dan diskrasia darah.
Contoh

: sulfonamide

2) Cotrimoxazole
Kombinasi ini biasa menghasilkan aksi sienergik dan meninkatkan
aktivitas

melawan bakteri tertentu. Pemberian cotrimoxazole

menyebabkan

hambatan

dalam

reaksi

pembemtukan

asam

tetrahidrofolat. Cotrimoxazole merupakan antibiotik sulfonamide


kombinasi dari sulfamethoxazole dan trimethoprime. Antibiotik ini
memiliki spektrum kerja yang luas, dan daya antibakteri
trimetophrim sekitar 20-100 kali lebih kuat dibandingkan
sulfamethoxazole. Mikroba yang peka terhadap kombinasi ini
ialah: S. pneumonia, C. diphteriae, N. meningitis, 50-95% strain
S.aureus, S. pyogenes, S. viridans, S. faecalis, E. coli, P. mirabilis,
P. morganii, P. rettgeri, Enterobacter, Aerobacter spesies,
Salmonella, Shigella, Serratia dan Alcaligenes spesies dan
Klebsiella spesies. Di mana pada infeksi saluran kemih yang paling
banyak berperan adalah E. coli, Proteus dan Klebsiella. Mekanisme
kerja cotrimoxazole adalah dengan menghambat reaksi enzimatik
Contoh : trimetorpim dan sulfametoksazol ( kotrimoksasol)

17

Mengeblok dua langkah penting pada biosintesis asam nukleat dan


protein pada bakteri.
3) Kuinolon
Menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat
bakterisid. Golongan kuinolon penetrasinya baik kedalam jaringan
dan sel (bandingkan dengan penisilin). Efektif bila diberikan secara
oral dan toktisitasnya relative rendah.
Efek samping pada saluran cerna: mual, hilang nafsu makan.
Efek samping pada SSP

: sakit kepala, vertigo, insomnia

Contoh obat

: siprofloksasin, norfloksasin,
ofloksasin

F. Diabetes Melitus
Diabetes

Melitus

(DM)

adalah

gangguan

metabolisme

pada

karbohidrat, protein, dan lemak yang di tandai oleh hiperglikemia. Diabetes


Melitus sendiri disebabkan oleh tidak diproduksinya Insulin di sel pankreas
atau penurunan sensitifitas insulin yang diakibatkan gaya hidup yang kurang
sehat. Pada dasarnya Diabetes Melitus ditandai dengan 3P yaitu Poli Fagia,
Poli Dipsia, dan Poli Uria.
1. Poli Fagia (banyak makan)
Terjadinya Poli Fagia atau banyak makan dikarenakan glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel, sehingga tidak ada energi dan menimbulkan
rangsangan

ke

hipotalamus

yang

memicu

rasa

lapar

sehingga

mengakibatkan penderita menjadi banyak makan.


2. Poli Dipsia (banyak minum)
Glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel yang mengakibatkan kadar
glukosa menjadi meningkat di pembuluh darah sehingga darah menjadi
pekat, untuk mengurangi kepekatan itu kita memerlukan banyak air yang
berakibat timbulnya rasa haus.
3. Poli Uria (banyak kencing)

18

Kadar glukosa yang berlebihan dalam darah mengakibatkan darah menjadi


pekat. Untuk mengurangi kepekatan ini glukosa dikeluarkan melalui urin
(selain banyak minum).
Faktor Penyebab Diabetes Melitus
1. Umumnya disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar
dari sel-sel dari pulau-pulau Langerhans pada pancreas yang berfungsi
menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin.
2. Obesitas atau kegemukan.
3. Karena pola hidup yang tidak sehat
4. Penurunan sensitifitas insulin
5. Faktor genetis : Gen penyebab DM akan dibawa oleh anak jika orang
tuanya menderita DM.
6. Diakibatkan oleh virus.
Penggolongan Diabetes Melitus
1. Diabetes Mellitus Tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Melitus)
Diabetes Mellitus Tipe 1 adalah Diabetes Mellitus yang tergantung pada
Insulin. DM Tipe 1 terjadi karena keturunan dimana pada tipe ini terjadi
kerusakan pada sel pancreas sehingga insulin tidak di produksi oleh
tubuh. Diabetes Mellitus tipe ini menghinggapi orang-orang dibawah usia
30 tahun dan paling sering dimulai pada usia 10-13 tahun. Pengobatan
yang dapat dilakukan adalah dengan terapi pemberian insulin seumur
hidup.
2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah Diabetes Mellitus yang tidak tergantung
pada insulin. Tipe ini diakibatkan pola hidup yang tidak sehat. Banyak
penderita jenis ini mengalami penurunan jumlah atau sensitifitas insulin.
Pada umumnya tipe ini dimulai pada usia dewasa di atas 40 tahun dengan
kejadian lebih besar pada orang gemuk. Diabet tipe 2 ini berkembang
ketika tubuh masih mampu menghasilkan insulin tetapi tidak cukup dalam
pemenuhannya atau bisa juga disebabkan karena insulin yang dihasilkan

19

mengalami resistance insulin dimana insulin tidak bekerja secara


maksimal.
3. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes tipe ini hanya terjadi pada saat kehamilan dan menjadi normal
kembali setelah persalinan. Biasanya diabetes tipe ini terdeteksi pada
minggu 24-28 kehamilan
Terapi Diabetes Melitus
1. Terapi Insulin
Kerja insulin adalah membantu glukosa masuk ke dalam sel agar dapat
ikut dalam siklus krebs dan mengahasilkan energi. Insulin tidak dapat
digunakan per oral karena akan terurai oleh pepsin lambung. Cara
pemberian insulin ada beberapa macam, yaitu:
a. intra vena
bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi

penurunan

glukosa darah,
b. intramuskuler
penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan,
c. subkutan
penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan, pemijatan, kedalaman,
konsentrasi.
Menurut sumbernya insulin dibagi menjadi 2 :
a. Human Insulin
Insulin yang diperoleh dari insulin manusia
b. Analog Insulin
Insulin yang diperoleh dari insulin babi
2. Rapid Acting
Rapid-acting insulin adalah jenis insulin yang dikonsumsi di pakai
sebelum atau sesudah

penderita diabetes makan. berfungsi untuk

mengontrol lonjakan gula darah. Tipe insulin ini biasanya dipakai sebagai
tambahan dalam mengkonsumsi insulin yang bekerja lambat.

20

contoh : Aspart, Lispro.


3. Short Acting
Insulin jenis ini biasanya memenuhi kebutuhan insulin saat makan
(bersamaan). Biasanya dikonsumsi 30 sampai 1 jam sebelum makan. Jenis
insulin berlaku dalam waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam, dan puncak
setelah 2 sampai 4 jam. Efeknya cenderung terakhir sekitar 6 sampai 10
jam. Keuntungan terbesar insulin short-acting adalah bahwa Anda tidak
harus mengambil setiap kali makan. Anda bisa mengambilnya saat sarapan
dan makan malam dan masih memiliki kontrol yang baik karena
berlangsung sedikit lebih lama.
Contoh : Actropid, Velosulin, Humulin regular.
4. Intermediate Acting
Intermediate-acting insulin dapat mengontrol kadar gula darah selama
sekitar 10 sampai 20 jam, sehingga dapat digunakan dalam semalam. Ia
mulai bekerja dalam waktu 1 sampai 2 jam, dan puncak antara 4 sampai 8
jam.
Contoh : NPH, Lente.
Terapi Oral Anti Diabetes (OAD)
1. Golongan Sulfonilurea
Bekerja merangsang sekresi insulin pada pancreas, sehingga hanya efektif
bila sel beta pancreas masih bisa berproduksi. Obat golongan ini harus
diberikan jam sebelum makan pagi hari karena makanan masuk dalam
tubuh, insulin sudah siap untuk merombak menjadi glikogen sehingga
kadar gula darah bisa dikendalikan.
Efek Samping :
Gejala saluran cerna dan sakit kepala. Gejala hermatologik termasuk
trombositopenia, agranulositosis dan anemia aplastic dapat terjadi namun
jarang sekali.
Contoh Obat :

21

Klorpropamid, Glikazid, Glibenklamid, Glipizid, Glikuidon, Glimepirid


2. Golongan Biguarid
Bekerja menghambat gluconeogenesis dan meningkatkan penggunaan
glukosa di jaringan. Obat golongan ini diberikan jam sesudah makan.
Efek Samping :
Mual muntah, anoreksia, diare yang selintas, acidosis laktat, gangguan
penyerapan vit B12
Contoh Obat :
Metformin
3. Golongan Tiazolidindion
Meningkatkan sensitifitas insulin pada otot dan jaringan dan menghambat
gluconeogenesis hepatic.
a. Pioglitazone
Indikasi

Hiperglikemia
Efek Samping:
Udema, sakit kepala, hipoglikemia, mialgia, faringitis, sinusitis,
gangguan gigi, infeksi saluran perrnafasan atas.
b. Rosiglitazon
Indikasi

Hiperglikemia
Efek Samping:
Nyeri punggung, sakit kepala, hiperglikemia, luka, sinusitis, anemia,
ketika digunakan bersamaan dengan metformin, udem ketika
digunakan bersamaan dengan insulin.
4. Golongan Penghambat Glukosidase
Zat ini bekerja atas dasar persaingan merintangi enzyme alfa glukosidase
di mukosa duodenum, sehingga reaksi penguraian polisakarida menjadi
monosakarida menjadi terhambat. Obat golongan ini diberikan bersamaan
dengan makan pada suapan pertama.

22

Efek Samping :
Flatulensi, diare, perut kembung dan nyeri, icterus, hepatitis.
Contoh obat

Akarbose

G. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah
melebihi normal. Tekanan darah di catat dalam dua angka, tekanan sistolik
(ketika jantung kontraksi) dan diastolik (ketika jantung dilatasi). Tekanan
darah sistolik yang normal adalah <120 mmHg dan diastolik adalah <80
mmHg. Adapun hal hal yang mempengaruhi tekanan darah seseorang, yaitu:
1. Jantung
2. Sentral (Otak)
3. Kemampuan pembuluh darah untuk ber-Vaso-kontriksi dan Vaso-dilatasi
4. Kualitas pembuluh darah
5. Kemampuan tubuh untuk menyimpan caiaran
6. RAAS (Renin-Angiotensin-Aldosteron System
Hipertensi lama dan/atau berat dapat menimbulkan komplikasi berupa
kerusakan organ pada jantung (hipertrofik ventrikel kiri), otak (stroke akibat
pecah pembuluh darah cerebral), ginjal (penyakit ginjal kronik, gagal ginjal),
mata dan pembuluh darah perifer.
Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk menurunkan mortalitas dan
morbiditas kardiovaskular. Target tekanan darah yang ingin dicapai bila
penderita tidak memiliki kelainan lain adalah <140/90 mmHg, sedangkan
pasien dengan diabetes melitus atau kelainan ginjal tekanan darah harus
diturunkan di bawah 130/80 mmHg.
Faktor-Faktor Penyebab Hipertensi
1. Faktor genetik :
a. Usia, hipertensi umumnya berkembang antara 35 55 tahun
b. Etnis, etnis Amerika keturunan Afrika menempati risiko tertinggi
terkena hipertensi

23

c. Keturunan, beberapa peneliti meyakini bahwa 30-60% kasus hipertensi


adalah diturunkan secara genetis.
2. Faktor lingkungan :
a. Diet, makanan dengan kadar garam tinggi dapat meningkatkan tekanan
darah seiring dengan bertambahnya usia.
b. Obesitas/kegemukan, tekanan darah meningkat seiring dengan
peningkatan berat badan.
c. Merokok, dapat meningkatkan tekanan darah dan cenderung terkena
penyakit jantung koroner.
d. Kondisi penyakit lain, seperti diabetes melitus tipe 2 cenderung
meningkatkan risiko peningkatan tekanan darah 2 kali lipat.
Terapi Hipertensi
Strategi pengobatan hipertensi dimulai dengan perubahan gaya hidup,
diet rendah garam, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, aktivitas
fisik yang teratur, dan penurunan berat badan bagi pasien obesitas. Perubahan
gaya hidup tersebut dapat dicoba sampai 12 bulan bagi penderita hipertensi
tingkat 1 tanpa faktor resiko dan kerusakan organ. Sedangkan bila penderita
memiliki kelainan penyerta (seperti gagal jantung, pasca infark miokard,
penyakit

jantung

koroner,

diabetes

melitus,

stroke)

maka

terapi

farmakologi/obat-obatan harus dimulai lebih dini mulai dari hipertensi tingkat


1.
Obat-Obat Anti Hipertensi
1. Diuretik
Diuretik membantu ginjal mengeluarkan garam dan air, sehingga
mengurangi jumlah cairan dalam tubuh dan menurunkan tekanan darah.
Diuretik juga menyebabkan pembuluh darah membesar/melebar. Diuretik
dapat menyebabkan hilangnya kalium, sehingga terkadang diberikan
tambahan kalium atau obat penahan kalium.
2. Thiazid Diuretik
Golongan ini bekerja dengan menghambat simporter Na-Cl di tubulus
distal ginjal, sehingga meningkatkan eksresi Na+ dan Cl-.
Contoh obat:

24

hidroklortiazid

(HCT),

hidroflumetiazid,

politiazid,

benztiazid,

chortalidone, metiklotiazid.
Efek sampingan antara lain:
hiponatremia, hipomagnesemia, hiperkalsemia dan hiperurisemia.
3. Loop Diuretik
Golongan ini bekerja dengan mencegah reabsorpsi natrium, klorida, dan
kalium pada segmen tebal ujung asenden ansa Henle (nefron) melalui
inhibisi pembawa klorida.
Contoh obat:
furosemid, bumetanid, torasemid dan asam etakrinat.
Efeksamping:
hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia dan hiperkalsiuria.
H. Asam Urat
Asam urat adalah sisa metabolisme dari zat purin dimana purin
merupakan salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam
nukleat(asam inti dari sel) termasuk dalam kelompok asam amino unsur
pembentukan protein yang berasal dari makanan yang kita konsumsi atau hasil
samping dari pemecahan sel dalam darah.
Kadar normal asam urat adalah :
Wanita : 2,4 6,0 mg/dl
Pria

: 3,0 7,0 mg/dl

Penyakit asam urat merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan


serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena
adanya endapan kristal monosodium urat yang terkumpul di dalam sendi
sebagai

akibat

dari

tingginya

kadar

asam

urat

di

dalam

darah

(HIPERURISEMIA).
Pada keadaan normal asam urat di keluarkan dalam tubuh melalui
feses dan urin tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang
ada menyababkan kadarnya meninggkat dalam tubuh.
Gejala Asam Urat
1. Kesemutan dan linu.

25

2. Nyeriotot,persendian lutut, pinggang, punggung, pinggul, pundak dan


bahu, sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak kemerahan , panas
dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi setelah bangun tidur.
3. Badan pegal dan sering merasa kecapean.
4. Sering buang air kecil terutama malam hari atau pagi hari saat bangun
tidur
5. Jika gejala asam urat juga menyarang pada daerah ginjal maka akan
memicu terjadinya kencing batu sehingga penderita kesulitan untuk buang
air kecil.
6. Asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu ginjal serta dalam jangka
waktu lama,akan merusak ginjal secara permanen kadar asam urat yang
tinggi

ternyata

juga

berhubungan

dengan

kejadiaan

diabetes

mellitus(kencing manis) dan hipertensi.


7. Penyebab Asam Urat
Penyakit asam urat dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Penyakit asam urat primer
Penyebab penyakit asam urat primer berasal dari dalam tubuh itu sendiri di
sebabkan oleh faktor genetik dan ketidak seimbangan hormonal dalam
tubuh

yang

menyebabkan

gangguan

metabolisme

yang

dapat

mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.


2. Penyakit asam urat sekunder
Penyebab penyakit asam urat sekunder berasal dari luar tubuh eperti
asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh mengonsumsi makanan yang
banyak mengandung purin sebagai faktor utama untuk penyebab sekunder
produksi asam urat maningkat karena mengkonsumsi nutrisi kadar purin
tinggi
Pembagi ini berdasarkan pada faktor penyebab asam urat dalam tubuh
meningkat.
Tahapan Penyakit
1. Asimtomatik (Tahap ini merupakan tahapan stadium awal kadar asam urat
meningkat tetapi tidak menimbulkan gejala)

26

2. Tahap akut (serangan akut pertama datang tiba-tiba dan cepat memuncak
serangan itu berupa nyeri pada pangkal ibu jari ,rasa nyeri begitu hebat ,
puncak rasa nyeri dalam waktu 24 jam dan hilang secara perlahan)
3. Tahap interkritikal (penderita dapat kembali bergerak normal rasa sakit
hilang bukan berarti sembuh ,biasanya beberapa waktu kemudian akan
terasa kembali)
4. Tahap kronik (terjadi bila penyakit di abaikan sehingga akut)
Pencegahan
1. Mengkonsumsi kopi dapat menurunkan kadar asam urat
2. Dalam kondisi terjadi serangan akut, obat penurunan asam urat justru
memperberat rasa sakit sehingga harus di hindari
3. Minum air minimal 8 gelas sehari efektif untuk membuang asam urat
4. Menghindari lauk pauk seperti jeroan,babat,usus
Pengobatan
1. Langkah pertama untuk mengurangi nyeri adalah mengendalikan
peredangan.
2. Pengobatan tradisional adalah kolkisin
Biasanya nyeri sendi mulai berkurang dalam waktu 12-24 jam setelah
pemberian kolkisin dan akan menghilangkan dalam waktu 48-72 jam.
Kolkisin diberikan dalam bentuk tablet tapi jika menyebabkan gangguan
pencernaan bisa diberikan secara intravena.

I. Penyakit Yang Sering Terjadi


1. Batuk
Batuk merupakan reaksi tubuh karena adanya iritasi pada salura halus
maupun paru-paru atau suatu refleks fisiologi protektif yang bermanfaat
untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari
dahak,debu, zat-zat perangsang asing yang dihirup, partikel-partikel asing
dan unsur-unsur infeksi.

27

Sebab sebab utama batuk :


a. Infeksi
b. inflamasi saluran nafas
c. terdapat zat iritan seperti zat kimia atau asap
2. Mukolitik
Mukolitik adalah obat yang bekerja dengan mengurangin kekentalan
dahak sehingga diharabkan dahak tersebut menjadi lebih mudah
dikeluarkan.
Contoh Obat :
acetyl cysten, carbosistein, ambroxol, bromhexin
Efek samping:
berupa tukak lambung , karena sifatnya obat yang dapat mengiritasi
lapisan lendir lambung selain itu dijumpai juga bronkospasme dan demam.
3. Ekspektoran
Ekspektoran untuk batuk beradahak adalah obat yang bekerja dengan cara
mengencerkan dahak sehingga mempermudah pengeluarannya dengan
batuk.
Contoh obat:
guafenesin, gliseril guaikolat, ammonium klorida, bromhexin dan succus
liquriotiae
Efek samping:
iritasi lambung, mual, muntah, reaksi kulit, bengakak pada kelopak mata,
liur berlebihan, mata dan hidung berair .
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Gambaran Umum DU/DI
1. Sejarah singkat Rumah Sakit
Pada akhir tahun 1990 terjadi peningkatan pasien yang sdemikian
banyak sehingga tidak tertampung lagi di rumah sakit

yang ada di

28

sidoarjo. Untuk itu sekelompok doter yang idealis baik dari surabaya
maupun dari sidoarjo berusaha mencari jalan keluar. Mula dengan praktek
bersama dan merencankan klinik spesialis akhirnya menjadi rumah sakit.
Tanggal 24 agustus 1989 terbentuk yayasan delta surya dengan
penasehat H.MOCH.NOER (mantan gubenur jawa timur) dan dengan
pelindungan BPK MAYJEN PURN.H.IBNU HARTONO ,PHD DAN
BPK GUBENUR KDTI TINGKAT 1 JAWA TIMUR.
Tanggal 17 september 1989 peletakan batu pertama pemakiran
rumah sakit yaitu :
Oleh : -BPK MAYJEN POL A.YASIN
-BPK SOEGONDO BUPATI KDH TINGGKAT 2 SIDOARJO
Tanggal 24 juni 1990 pelantikan pengurus koperai jasa kesehatan delta
surya. Tanggal 27 september 1990 pembukaan rumah sakit delta surya
oleh BAPAK GUBENUR KDA TINGKAT 1 JAWA TIMUR .
2. Visi misi rumah sakit delta surya
Visi:
menjadi rumah sakit pilihan pertama bagi masyarakat di bidang
layanan kesehatan
Misi:
a. memberikan layanan kesehatan yang berkualitas , profesional dan
manusiawi kepada manusia
b. meningkatkan keterampilan dan pengembangan profesional sumber
daya manusia sesuai dengan bidang tugasnya
c. meningkatkan kualitas sarana dan prasana peralatan kedokteran
dalam menunjang layanan kesehatan kepada pasien
d. mengutamkan keselamatan dan kepusan pasien dengan biaya
terjangkau
3. Struktur organisasi rumah sakit
Struktur Organisasi
Personel Bagian Farmasi

29

1. Ka.Bag. Farmasi

: Dr. Nyoman Oly

2. Apoteker Pengelola Apotek

: Dra. Sukandini, Apt., M.Kes.

3. Apoteker pendamping

:Ika Wardani,S.Farm., Apt.

4. Kasi Logistik

: Juni Handayanti

5. Kasi Distribusi dan Pengadaan

: Supardi Krisdiana

6. Asisten Apoteker

a. Wahyunitasari
b. Yuli Ambaryani
c. Ruruh Ethis
d. Widha Suryainingsih
e. Sugeng Priyo K
f. Sri Bangun Lestari
g. Iin Pujiastuti
h. Pipit Rahmawati
i. Khoirul Bariah
j. Nanang Budi P.
k. Rizky Nanda L.
l. Wiwik Dwi Handayani
m. Johanes Ruswiyanto
n. Dinda Pratiwi
o. Nur Lailun Nahar
p. Moh. Ferdiansyah
q. Trifena Enti
r. Esther Frili Kartikawati
s. Erlita Ayu
7. Cleaning Service : Kidar
4. Sarana prasarana lokasi prakerin.
Rumah Sakit Delta Surya terletak di jalan Pahlawan No. 09, Sidoarjo
Telp. (031) 8961281.
a. Inventaris, Perlengkapan dan Tata Ruang
1) Inventaris ruangan

30

Tabel 3.1 Barang-barang yang terdapat di Apotek rawat inap


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Nama Barang
Timbangan Obat
Lemari Pendek
Rak Obat kayu
Cardex / Box Obat
Tabung pemadam kebakaran
Pres puyer / sealing machine
Meja kerja
Meja 1/2 biro
Kursi metal
Meja komputer
Etalase kayu / resepsionis
Jam dinding
Lemari es
Ac split
Dispenser panas dan dingin
Stavolt
Tangga besi
Kaca rias
Telepon
CPU
Monitor
Printer
Keyboard
Pulverizer
Lampu Emergency
Kursi Plastik
Wastafel
Pesawat Telephone

Jumlah
1
4
6
166
1
1
1
1
4
3
2
1
2
2
1
2
1
1
2
3
2
3
3
2
1
2
1
2

Tabel 3.2 Barang-barang yang terdapat di Apotek rawat jalan


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Barang
Rak obat kayu
Box obat
Sealing Machine
Meja kerja
Meja 1/2 biro
Kursi metal
Etalase kayu resepsionis
Jam dinding
Lemari Es

Jumlah
4
128
1
1
1
3
1
1
1

31

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

AC
Stavolt
Wastafel
Kaca rias
Telepon
CPU
Dispenser
Monitor
Printer
Keyboard
Pulverizer
Wastafel
Pesawat Telefon

2
2
1
1
2
2
1
2
3
2
2
1
2

2) Perlengkapan
a) Perlengkapan Administrasi
(i). Kartu stok untuk obat biasa (keras, bebas dan bebas
terbatas)
(ii). Kartu stok obat psikotropika dan narkotika
(iii). Copy resep
(iv). Slip untuk menghargai resep rangkap 3, yaitu : warna
kuning, warna putih, warna merah
(v). Faktur Pembelian
(vi). Surat Pesanan
(vii). Buku Order / Defecta
(viii). Form Laporan Narkotika dan Psikotropika
(ix). Buku Bon Ruangan
(x). Buku Bon Kamar Operasi (OK)
(xi). Buku Operan DinasBuku Peraturan Asuransi
(xii). Form Laporan Obat ED
(xiii). Form Death stock
(xiv). Buku ACC dari pengganti obat
(xv). Buku resep yang tidak terlayani
(xvi). Buku pengantaran obat ke rumah pasien
b) Perlengkapan Peracikan

32

(i).

Mortir dan Stamper

(ii).

Saringan plastik

(iii).

Gelas ukur

(iv).

Corong

(v).

Beaker glass

(vi).

Sudip

(vii).

Batang pengaduk

(viii).

Nampan Mellamine

(ix).

Cangkang kapsul

(x).

Kuas

(xi).

Wadah pembagi serbuk

c) Perlengkapan Penimbangan
(i). Anak Timbangan
(ii). Timbangan Miligram
(iii). Timbangan Gram kasar
d) Perlengkapan penyimpanan obat
(i). Etalase
(ii). Laci Alkes
(iii). Lemari Es
(iv). Rak Salep / Cream
(v). Rak Tablet / Kapsul / Sirup / Drops / Obat mata /
Cairan Infus
(vi). Lemari Narkotika dan Psikotropika
e) Perlengkap lain
(i). Kertas Perkamen
(ii). Etiket Biru dan Putih
(iii). Pot Plastik dan Kosmetik
(iv). Plastik
(v). Saringan Plastik
(vi). Plastik Klip

33

(vii). Lem
(viii). Stempel Apotek
(ix). Gunting
(x). Steples
(xi). Botol Plastik 30cc, 60cc, 300cc, 1 Liter

3) Tata Ruang
a) Ruang Tunggu Apotek Rawat Jalan
Terletak di bagian depan pintu masuk poli spesialis tepatnya di
depan ruang pendaftaran dan kasir. Merupakan tempat bagi
pasien untuk menunggu resep yang sedang di kerjakan.
b) Ruang Tunggu Apotek Rawat Inap
Terletak bagian paling depan tepatnya di depan Front Office
untuk pasien rawat inap obat diambil oleh perawat.
c) Ruang Pelayanan
Terletak di bagian depan masing-masing Apotek Rawat Inap
dan Apotek Rawat Jalan, berfungsi sebagai tempat penerimaan
resep, pembuatan slip resep, tempat penyerahan obat.
d) Ruang Peracikan
Terletak di bagian dalam apotik merupakan tempat segala
kegiatan kefarmasian diantaranya peracikan obat, membungkus
obat, memasukkan obat kedalam sediaan cangkang kapsul,
membagi obat dalam bentuk puyer hingga memberi aturan
pakai , nama, tanggal pada etiket serta pengemasan.
e) Gudang
Terletak di dekat Apotik Rawat Inap. Merupakan tempat untuk
menyimpan barang yang terdiri dari obat, cairan infus dan
berbagai alat kesehatan lainnya.

34

B. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang selama ini saya amati di Instalasi Farmasi Rumah sakit
Delta Surya:
1. Penggolongan Obat
Tabel 3.3 Penggolongan obat bebas
Obat bebas

Kandungan

Biodiar

Attalpulgit Koloidal atif

Biosanbe

Mineral
Vitamin
Folic acid
Sorbitol
Vit B1
Vit B2
Vit B6
Vit E natural
Asam folat

Forneuro

Ferofort

Lagesil

Neurosanbe

Iron
B Comp.
Zinc
Lysine
Simeticone
Magnesium Hidroxide
Aluminum
Vit B1
Vit B6
Vit B12

35

Nonemi

Ferrous furnarate
Magnese sulfate
Phosphate
Copper sulfate
Calcium hydrogen
Cobalt sulfate
Folic acid
Vit B6
Vit B12

Prenamia

Ferro Fumarat
Asam Folat
Vit B12
Vit C
Kalium Karbonat
Vit D3
Paracetamol
Alumunim hydroxide
Magnesium Carbonate
Calcium
Vit B1
Vit B6 HCL
Vit B2
Iron
Vit B12
Vit C
Folic acid
Copper
Kalium pantotenat
Niklotinamid
Liver extra powder
Parasetamol

Sanmol
Stomacain

Viliron

Termagon syr

Tabel 3.4 Penggolongan obat bebas terbatas


Bebas Terbatas
Becom Zet

Dulcolax

Kandungan
Vit E
Vit C
Vit B1
Vit B2
Vit B6
Vit B12
Asam Folat
Niasin
Asam pantotenat
Zinc
Bisacodyl

36

Ellkana

Dibasic calcium phosphate


Vit B6
Vit D3
Vit C
Calcium lactate
Kina sulphate
Bromhexine HCL
Dextrometorphan HBr
Phenylpropanolamin HCL
Clorpheniramine maleat
Paracetamol
Zinc sulphatemonohydrate
Vit E
Vit C
Vit B1 HCL
Vit B2
Niacinamide
Vit B6
Vit B12
As. Folic
Calcium
Phantothenic acid
Zinc
Diphenhydramine HCL
Dextrometorphan HBr
Ammonium Chloride
Sodium Sitrate
Succus liquiritae
Ephedrine HCL
CTM
Ammonium chloride
Paracetamol

Kina
Mucohexyn
Tuzalos

Zincare
Zegavit

Licodryl syr
OBH Lafipol syr

Tabel 3.5 Penggolongan obat keras


Obat Keras
Acran
Anpiride
A Madiab
Avil
A-B Vask
Analtram
Amoxsan
Baquinor Forte

Kandungan
Ranitidine
Glimepiride
Glimepiride
Pheniramine maleat
Amlodipine
Tramadol HCL
Paracetamol
Amoxicillin
Ciprofloxacin

37

Buscopan Plus
Biothicol
Bactesyn
Cefat
Cataflam
Cravox
Cefila
Cardisan
Cerini
Claneksi
Dexyclave Forte
Dom
Duvadilan
Epexol
Eprinoc
Ethiflox
Forbetes
Formyco
2. Melayani resep
a. R/ cefadroxile 500mg
s.3dd1
R/ mefenamic acid
s.3dd1
Pro : Nn. Imatul
b. R/ Finalgren No. X
S. 3dd1
R/ Amoxicillin No. X
S. 3dd1
R/ Prednisone No. VI
S. 2dd1
Pro : Tn. Agung

Hyoscine N-Buttylbromide
Paracetamol
Thiamphenicole
Sultamicillin tosylate
Cefadroxile
Diklofenak
Levifloxacin
Cefixime
Amlodipine
Cetrizine HCL
Amoxillin
Clavulanic acid
Amoxixillin anhydrous
Clavulanic acid
Domperidone
Isoksuprin hidrochlorida
Ambroxol HCL
Eperisone HCL
Ofloxacine
Metformine HCL
Ketoconazole

No. X
No. X

38

39

3. Alur Pengadaan Obat dan Alat Kesehatan


Petugas Apotek memeriksa obat dan alat kesehatan yang tersedia baik yang
ada di Apotek maupun di gudang

Obat / alat kesehatan yang hampir habis / habis di tulis pada lembar Defecta

Lembar Defecta diserahkan kepada kasi pengadaan dan distribusi

Kasi pengadaan dan distribusi memverifikasi laporan penjualan obat per


periode

Jika sudah sesuai, maka kasi pengadaan dan distribusi akan melakukan
pemesanan (order) kepada distributor

Pembuatan surat pesanan untuk memesan barang yang diminta. Pemesanan


barang dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
4. Melalui telepon dengan menghubungi distributor,
surat pesanan diberikan pada saat mengirim.
5. Melalui distributor langsung / selesman, surat
pesanan langsung

diberikan kepada salesman

pada saat di apotek.


Keterangan : Surat Pesanan terdiri dari 2 lembar. Lembar yang
berwarna putih (asli) untuk distributor, sedangkan Surat Pesanan
yang berwarna merah (copy untuk arsip sebagai lampiran)
diserahkan ke bagian keuangan untuk pembayaran barang yang
telah dipesan.

40

4. Pengelolaan Obat di Apotik Rawat Inap


a. Pencatatan dan Pelaporan
Tujuannya : untuk mengetahui data-data tentang obat dan obat
kesehatan yang di butuhkan dengan mudah dan efesien. Pencatatan
pada kartu stock obat narkotika dan psikotropika adalah sebagai
berikut :
1) Barang yang datang dicatat di kartu stock dan disimpan sesuai
tempatnya.
2) Alat kesehatan dan obat yang habis atau hampir habis dicatat pada
lembar defecta dan dilaporkan pada kasi pengadaan dan distribusi.
3) Setiap pengambilan obat untuk resep, dicatat dikartu stock
(tanggal, no. Resep, keluar, saldo, paraf petugas)
4) Untuk obat narkotika dan psikotropika dicatat kartu stock harus
dicantumkan (tanggal , nomor resep, nama pasien, nama dokter,
jumlah obat yang diambil dan sisa obatnya).
b. Penempatan Obat
1) Obat-obat golongan narkotika disimpan dalam almari kayu
berkunci yang disimpan lagi dalam almari kayu terkunci ganda.
2) Obat-obat psikotropika disimpan dalam almari kayu terkunci.
3) Penempatan tata letak obat sesuai bentuk sediaan obat :
a) Rak Tablet
b) Rak Injeksi
c) Rak syrup
d) Rak Infus
e) Rak drops
f) Rak Alat Kesehatan
g) Rak cream/oint
h) Rak Obat Mata
4) Obat yang membutuhkan penyimpanan pada suhu khusus dibawah
25C di lemari es.

41

c. Penyimpanan Obat
Obat / Alat kesehatan yang datang diterima

Pencatatan pada kartu stock, meliputi : tanggal, nama distribusi / PBF,


jumlah barang, saldo, paraf petugas apotek

Obat / Alat kesehatan disimpan sesuai tempatnya dengan sistem FIFO


(First In, First Out)
d. Permintaan Obat Aptek Rawat Jalan ke Gudang / Apotek Rawat
Inap
Petugas apotek rawat jalan mendata obat yang stock habis / hampir
habis (defecta)

Petugas koordinator rawat jalan memverifikasikan defecta dan


laporan pengeluaran obat per- periode

Petugas koordinator rawat jalan membuat surat permintaan obat


(STO = Surat Transfer Obat)

Lembar STO diserahkan ke kasi logistik

Kasi logistik memverifikasikan permintaan obat

Kebutuhan obat diberikan untuk kebutuhan 7 hari

Kasi logistik mencetak bukti transfer obat permintaan rawat jalan

Petugas apotek menyiapkan obat, dicatat di kartu stock (tanggal,


untuk apotek rawat jalan, jumlah, saldo, tanda tangan)

Diperiksa oleh petugas apotek yang lain (tanda tangan)

42

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Penggolongan Obat
1.

Obat Bebas
Tata letak Obat Bebas di Instalasi farmasi rumah sakit Delta
Surya tidak di golongkan secara khusus. Hanya menurut tata letak
berdasarkan sediaannya saja, misal: syrup diletakkan di etalase khusus
syrup, obat generik dan obat paten di letakkan etalase rak obat dan di
urutkan sesuai abjad nama depan huruf obat.
Cara distribusi dan pemesanan Obat Bebas tidak memerlukan
penanganan dan cara khusus, hanya jika sales dari PBF yang datang ke
apotek meminta Surat Pesanan dari Apotek.
Pada Obat Bebas tidak perlu penjelasan khusus terhadap pasien,
hanya jika pasien baru pertama memakainya di beri penjelasan aturan
minum atau aturan pakainya ( bentuk topical ).

2.

Obat Bebas Terbatas


Tata letak Obat Bebas Terbatas di Instalasi farmasi rumah sakit
Delta Surya juga tidak di golongkan secara khusus. Hanya menurut tata
letak berdasarkan sediaannya saja, misal: syrup diletakkan di etalase
khusus syrup, obat generik dan obat paten di letakkan etalase rak obat dan
di urutkan sesuai dengan abjad nama depan huruf obat.
Distribusi dan pemesanan Obat Bebas Terbatas tidak memerlukan
penanganan khusus. Hanya jika pemesanan melalui sales PBF yang datang
ke apotek meminta Surat Pesanan dari Apotek.
Penjelasan untuk pasien tidak terlalu detail, hanya aturan minum
atau aturan pakai ( bentuk topical ). Dijelaskan juga pada tanda peringatan
yang ada di kemasan.
Obat Bebas Terbatas dapat diperoleh tanpa resep dokter bila
memenuhi persyaratan:
43

43

a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam kemasan asli pabrik


pembuatnya.
b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencamtumkan
tanda peringatan yang tercetak sesuai contoh ( P1-P6 ).
B. Mendeskripsikan Resep
1.

Cara Penanganan Resep yang Terjadi di Instalisa farmasi rumah


sakit Delta Surya
Penerimaan resep di Instalasi farmasi rumah sakit Delta Surya
ada pembeda antara setiap resep obat yang di cover dan tidak dari setiap
jasa asuransi dari berbagai lembaga atau perusahaan.
Adapun conto resep yang terdapat di Instalasi farmasi rumah sakit
Delta Surya adalah:
No. R/: 135 NP
Tanggal resep: 25/03/12
R/

librax No. XX
S 3dd1
lansoprasole

No. XV

S 2dd1
Pro: Ny. DA
Dari: Dr. Johanes V.Lusida,Sp.PD ( spesialis penyakit dalam )
Dari resep diatas, langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:
a. Mengambilkan semua sediaan obatnya.
b. LIBRAX termasuk golongan obat psikotropika. Mengambil di almari
khusus obat psikotropika dan narkotika. Diambil sebanyak 20 tablet/2
strip dan setiap pengembilan obat ini harus menulisnya di kartu stock
obat psikotropika.
c. LANSOPRASOLE

termasuk

golongan

obat

generik.

mengambilnya di rak obat. Diambil sebanyak 15 kapsul.


d. Membuatkan etiket untuk semua obat
LIBRAX, etiketnya sebagai berikut:

Dan

44

Apotek Delta Surya


Apoteker: Dra.SUKANDINI,apt
SIK : 5815/B
Tgl:25/03/12
Pro: Ny. DA
3 xsehari 1 tab/cap/bks
Sebelum/sesudah makan
LANSOPRASOLE, etiketnya sebagai berikut:
Apotek Delta Surya
Apoteker : Dra.SUKANDINI,apt
SIK : 5815/B
Tgl:25/03/12
Pro: Ny. DA
2 xsehari 1 tab/cap/bks
Sebelum/sesudah makan

e. Semua obat dimasukkan ke dalam plastik, kemudian diserahkan


kepada apoteker untuk dijelaskan cara minumnya ke pasien.
f. Obat tersebut tidak dapat di beli tanpa resep dokter, karena jika di beli
tanpa resep dapat disalahgunakan.
C. Obat Narkotika dan Psikotropika
1.

Narkotika
a.

Distribusi Narkotika
1) Narkotika untuk kebutuhan masyarakat diperoleh dari impor atau
sumber lain dengan berpedoman pada rencana kebutuhan tahunan.
2) Narkotika diproduksi oleh pabrik yang mendapat izin dari Menkes
sesuai peraturan UU. Produksi narkotika hanya dilakukan oleh
Kimia farma dan didistribusikan oleh Kimia Farmasi.
3) Narkotika golongan I dilarang diproduksi, kecuali dengan jumlah
terbatas yang digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
dengan pengawasan yang ketat dari Menkes, dan hanya dapat
disalurkan PBF tertentu kepada lembaga pendidikan.

45

4) Penyerahan narkotika golongan II hanya dapat dilakukan oleh


Apotek, rumah sakit, puskesmas, apotek lainnya, balai pengobatan,
dokter dan pasien.
5) Rumah sakit, Apotek, Puskesmas dan balai pengobatan hanya
dapat menyerahkan narkotika kepada pasien berdasarkan resep
dokter.
6) Penyerahan narkotika oleh dokter dapat dilaksanakan ketika
menjalankan praktek dan diberikan melalui suntikan, dan pada saat
menjalankan tugas di daerah terpencil. Narkotika yang diserahkan
dokter hanya dapat diperoleh dari apotek.
b.

Alur distribusi narkotika :


PBF Apotek ( melalui surat pemesanan ) pasien ( dengan resep
dokter asli dan dapat dipertanggung jawabkan.

2.

Psikotropika
a. Distibusi psikotropika.
1) Psikotropika golongan I dilarang diproduksi atau digunakan dalam
proses produksi.
2) Psikotropika golongan I hanya dapat disalurkan oleh pabrik atau
pedagang besar farmasi kepada lembaga pendidikan.
3) Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan
kepada apotek lainnya, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan
dan dokter.
4) Penyerahan psikotropika oleh rumah sakit, puskesmas, balai
pengobatan hanya dapat dilakukan kepada pasien.
5) Penyerahan psikotropika oleh rumah sakit, apotek, puskesmas dan
balai pengobatan hanya dapat berdasarkan resep dokter.
6) Penyerahan psikotropika oleh dokter hanya dapat dilaksanakan
ketika menjalankan praktek dokter dan diberikan melalui suntikan,
menolong orang sakit dalam keadaan darurat melalui suntikan,
menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.

46

7) Psikotropika yang diserahkan dokter hanya dapat diperoleh dari


apotek.
b. Alur distribusi psikotropika :
PBF Apotek ( melalui surat pemesanan ) pasien ( dengan resep
dokter asli dan dapat dipertanggung jawabkan).
3.

Penyimpanan Obat Narkotika dan Psikototropika


Tujuan penyimpanan untuk menjamin mutu, keamanan dan
ketersedian serta memudahkan pelayanan dan pengawasan Narkotika dan
Psikotropika. Penyimpanan atas dasar FIFO (First In First Out) yang
artinya barang yang lebih dahulu masuk harus dikeluarkan lebih dulu, dan
FEFO (First Expired Frist Out) yang artinya barang yang penyimpanan
diakhir harus dikeluarkan lebih dulu. Dalam penyimpanan Narkotika dan
Psikotropika harus dilengkapi kartu stok dan disimpan di tempat khusus
yang sesuai persyaratan, diantaranya:
a. Terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat
b. Harus mempunyai kunci yang kuat
c. Lemari dibagi dua bagian masing-masing dengan kunci yang kuat
(bagian Narkotika dan Psikotropika disendirikan)
d. Apabila lemari berukuran kurang dari 40 x 80 x 100 cm, maka lemari
harus dibaut pada dinding tembok atau lantai agar tidak mudah
dipindahkan.

D. Penyakit Ringan yang Sering di Derita Oleh Pasien


Penyakit ringan adalah penyakit yang tidak terlalu serius dan tidak
mengganggu aktivitas kerja. Penyakit umum adalah penyakit yang paling
sering terjadi pada aktivitas makhluk hidup khususnya pada balita, anak-anak,
dan usia dewasa. Penyakit umum yang sering terjadi pada balita dan anakanak diantaranya, sulit bernafas, sakit telinga, kejang, ruam, dan muntah.
Sedangkan penyakit umum pada usia dewasa diantarany, hipertensi, hipotensi,
kolesterol, asma, asam urat, stroke, dan masih banyak lagi.

47

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu kegiatan untuk menunjukkan
keahlian mereka sebagai calon tenaga kerja yang santun, cakap, terampil,
dan mandiri.
2. Di dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, siswa dapat lebih
memahami dunia kerja yang akan mereka hadapi, selalu bekerja sama
agar hasil yang diperoleh maksimal.
3. Praktek Kerja Lapangan dapat menambah pengalaman yang sebelumnya
tidak di dapat di sekolah, selain itu sebagai sarana untuk belajar
berpenampilan menarik dimana akan berhadapan langsung dengan
pegawai lain dan pasien tentunya.
4. Pada teori dan praktek di sekolah sangat berbanding terbalik di dunia
kerja.
B. Saran
1. Pada saat praktek resep hendaknya di latih menyebutkan khasiat obat
ketika sediaan telah selesai dikerjakan.
2. Menambah pemahaman mengenai cara pelayanan resep dengan asuransi
di sekolah

48

3. Menambah pemahaman tentang macam-macam arsip dan cara


mengarsip yang ada di apotek.
4. Sekolah dapat memperbanyak obat-obat paten agar kita dapat lebih
mengenal obat bentuk sediaan, khasiat, kandungan dan nama pabrik
obat.

DAFTAR PUSAKA

sumber : http://www.isfinational.or.id/info/22/741-obat-bebas-dan-bebas-terbatas.html
Download doc
Download Pdf

49

50

Contoh Laporan Narkotika Bulan September 2011


Laporan Narkotika Bulan September 2011
Unit Layanan : Rumah Sakit Delta
Surya
Tanggal
:
Tanggal
: Jawab :
Data ini sudah di verifikasi oleh Apoteker Penanggung
Sukandini
Nama
MST Continus 15 mg
MST Continus 10 mg
Codein 20 Mg
Codipront
Codipront Cum Expectoran
Codipront Cum Expectoran
Syrup
Doverin 100 mg

Satuan

Saldo
Awal

Pemasukan
Dari
Jumlah

Penggunaan
Untuk
Jumlah

Tablet
Tablet
Tablet
Kapsul
Flash
Flash
Tablet

Sidoarjo
Apoteker Penanggung Jawab

Dra. Sukandini, M.Kes, Apt

Ket : Laporan di buat dan diserahkan setiap bulan dan dilaporkan pada Diknas Kesehatan
Sidoarjo dan BPOM sebelum tanggal 10.

Saldo
Akhir

51

Contoh Laporan Psikotropika Bulan September 2011


Laporan Psikotropika Bulan September 2011
Unit Layanan : Rumah Sakit Delta Surya
Data ini sudah di verifikasi oleh Apoteker Penanggung Jawab :
Sukandini

T
a
n
g
g
a
l
:
Nama

Satuan

Miloz
Diazepam 2 mg
Xanax XR
Esilgan 1 mg
Esilgan 2 mg
Doverin 100 mg
Phenobarbital
Ativan

Ampul
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet

Sanmag

Tablet

Librax

Tablet

Stesolid 5 mg

Tube

Valisanbe 2 mg

Tablet

Valisanbe 5 mg

Tablet

Alganax 0,5 mg

Tablet

Metaneuron

Tablet

Analsik

Tablet

Saldo Awal

Pemasukan
Dari
Jumlah

Penggunaan
Untuk
Jumlah

Saldo
Akhir

52

Frixitas

Tablet

Frisium

Tablet

Sidoarjo

Apoteker Penanggung Jawab

Dra. Sukandini ,M.Kes, Apt

Ket : Laporan di buat dan diserahkan setiap bulan dan dilaporkan pada Diknas Kesehatan
Sidoarjo dan BPOM sebelum tanggal 10.

Contoh Laporan Pethidin, Fentanyl dan Morphine Injeksi Bulan Oktober 2011
Laporan Prthidin, Fentanyl dan Morphine Injeksi Bulan September 2011
Unit Layanan : Rumah Sakit Delta Surya
Data ini sudah di verifikasi oleh Apoteker Penanggung Jawab :
Sukandini

T
a
n
g
g
a
l
:
No

Tanggal

No. Resep

Jumlah

Nama Pasien

Alamat
Pasien

Dokter

Alamat
Dokter

Spesialis

53

Sidoarjo, ...........................
Apoteker Penanggung Jawab

Dra. Sukandini ,M.Kes, Apt

Ket : Laporan di buat dan diserahkan setiap bulan dan dilaporkan pada Diknas Kesehatan
Sidoarjo dan BPOM sebelum tanggal 10.

54

Etalase Depan Apotek Rawat Jalan

Penyimpanan Rak Obat Syrup

55

Penyimpanan Rak Obat Oral

Arsip Narkotika , psikotropika , valisanbe

56

Etalase Depan Apotek Rawat Inap

57

Penyimpanan Rak Obat Oral dan Gudang

Penyimpanan Obat Narkotika yang berpintu ganda dan berkunci

58

Penyimpanan Obat Injeksi yang harus disimpan dalam kulkas

59

Penyimpanan Obat Syrup dan Drops

60

Kartu Stock Obat

61

Kartu Stock Obat Narkotika dan Psikotropika

62

Copy Resep

63

Kartu Defecta

64

Slip Putih

65

Slip Merah

66

Slip Kuning

67

68

Etiket Apotek Rumah Sakit Delta Surya

Bungkus Puyer Apotek Rumah Sakit Delta


Surya

69

70

Anda mungkin juga menyukai