Anda di halaman 1dari 10

.

Latar Belakang

Pada zaman sekarang semua orang sering mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan
keluhan dan kesusahan dari orang lain dan sekitarnya. Bahkan kadang ada juga yang tidak
memikirkan nasib kita sendiri dan keluarganya. Hingga kini perkembangan teknologi yang
makin canggih, yang akhirnya ahli farmasi menentukan suatu hasil dari musyawarah untuk
menetapkan tentang pengobatan yang ada disekitarnya pada zaman sekarang. Namun,
pengobatan tersebut juga harus dilandasi oleh hukum dan ketetapan yang telah ada
sebelumnya. Dan ketetapan itu mengenai tentang penyimpanan obat yang benar.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana
kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan
dan atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu,sarana kesehatan dapat juga dipergunakan
untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang kesehatan.

Dari uraian diatas, sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas), rumah sakit umum, rumah sakit khusus, praktek dokter, praktek dokter gigi,
praktek dokter gigi spesialis, praktek dokter spesialis, praktek bidan, toko obat, apotek, instansi
farmasi rumah sakit (IFRS), pedagang besar farmasi (PBF), pabrik obat dan bahan obat,
laboratorium kesehatan, dan sarana kesehatan lainnya. Dalam penyelengaraan upaya
kesehatan diperlukan perbekalan kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
perbekalan kesehatan lainnya.

Sedangkan sediaan farmasi meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik. Dalam
beberapa sarana kesehatan itu seperti, rumah sakit, pengendalian mutu sediaan
farmasi,pengamanan, pengadaan, penyimpanan, distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, Bahan obat , dan
obat tradisional.

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang ada, dapat di rumuskan mengenai pokok permasahan
yaitu :

“ Bagaimana sistem penyimpanan obat di instalasi farmasi RSU Mitra Paramedika”.

C. Pembatasan Masalah
Pada penulisan laporan ini penulis hanya membatasi masalah mengenai sistem penyimpanan
obat di instalasi farmasi RSU Mitra Paramedika.

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah :

Tujuan Umum.

1. Sebagai syarat pelaksanaan tugas akhir.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang kefarmasian

3. Untuk memperbanyak pengetahuan tentang dunia obat dan penyimpanannya

Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui sistem penyimpanan obat di instalasi farmasi RSU Mitra

2. Untuk memperoleh gambaran tentang kefarmasian

3. Untuk memperbanyak pengetahuan tentang dunia obat dan penyimpanannya

E. Manfaat Penulisan.

Adapun manfaat penulisan yaitu sebagai berikut :

Bagi AMA YPK

1. Menambah perbendaharaan perpustakaan AMA YPK.

2. Diharapkan mampu menjadi lembaga yang melahirkan SDM yang handal

3. Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi karyasiswa berikutnya dalam


penyelesaian Tugas Akhir ini.

4. Memperoleh gambaran tentang sejarah profesi farmasi, juga untuk meningkatkan


pengetahuan tentang penyimpanan obat yang benar.

Bagi RSU mitra Paramedika

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan mengenai proses penyimpanan
obat serta masalah-masalah yang berhubungan dengan metode-metode yang baik dalam
penyimpanan obat supaya tidak terjadi kerusakan pada obat.
Diharapkan mampu menjadi RS yang memiliki pelayanan prima agar dapat memberikan
kepuasan bagi pasien.

Bagi karya siswa

1. Menambah pengetahuan tentang sistem penyimpanan obat di RSU Mitra Paramedika.

2. Dapat digunakan sebagai perbandingan antara sistem penyimpanan obat di RSU Mitra
Paramedika dengan keadaan pengelolaan obat sekarang ini.

3. Dapat digunakan sebagai tolak ukur terhadap sistem penyimpanan obat.

Bagi masyarakat

Dapat digunakan sebagaai referensi dan tambahan pengetahuaan mengenai sistem penyimpan
obat yang sesuai dengan farmakope indonesia.

F. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode yang dilakukan penulis dalam pengumpulan dan informasi di RSU Mitra Paramedika
ada 3, yaitu :

1. Metode Interview

Yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada pihak-pihak
yang terkait dengan masalah yang diteliti.

2. Metode Observasi

Yaitu metode yang digunakan dengan mengadakan pengamatan secara langsung di RSU Mitra
Paramedika guna mendapatkan data yang akurat dan objektif agar data yang diperoleh dapat
dipertanggung jawabkan.

3. Metode Dokumentasi

Yaitu metode yang digunakan dengan cara mencari data-data yang konkret melalui referensi-
referensi buku yang dapat mendukung pemecahan permasalahan.

========================================

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses,
keluaran, batas, mekanisme pengendalian, dan umpan balik serta lingkungan.

B. Pengertian penyimpanan

Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang


telah ditetapkan di sertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin kersediaan perbekalan
farmasi sesuai kebutuhan. Tujuan dari manajemen penyimpanan obat adalah untuk melindungi
obat-obat yang di simpan dari kehilangan, kerusakan, kecurian , terbuang sia-sia, dan untuk
mengatur aliran barang dari tempat penyimpanan ke pengguna melalui suatu sistem yang
terjangkau.

C. Pengertian obat

Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia
tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit
dan atau menyembuhkan penyakit.

Macam-macam obat Sebagai berikut :

1. Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai
dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam obat disertai brosur
yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi , dosis dan aturan pakai,
nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya.

2. Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang
dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana
pada setiap takaran yang digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan
lingkaran hitam mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975 ada
tanda peringatan P. No.1 sampai P.No.6 dan harus ditandai dengan etiket atau brosur
yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah
yang digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat
produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian, peringatan serta
kontraindikasi.

3. Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana
pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah
yang didalamnya terdapat huruf “K” yang menyentuh lingkaran hitam tersebut. Termasuk
juga semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral
baik dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek
jaringan.

4. Obat Narkotika dan Psikotropika

5. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan.

6. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

7. Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek
tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit.Jika dosis terlalu rendah (under dose)
maka efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih (over dose) bisa menimbulkan
efek toksik/keracunan bahkan sampai kematian

===================================

BAB III

SISTEM PENYIMPANAN OBAT DI INSTALASI FARMASI

RSU MITRA PARAMEDIKA

A. Penyimpanan Obat

Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang


telah ditetapkan disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan
perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Tujuan dari manajemen penyimpanan obat adalah untuk
melindungi obat-obat yang disimpan dari kehilangan, kerusakan, kecurian, terbuang sia-sia, dan
untuk mengatur aliran barang dari tempat penyimpanan ke pengguna melalui suatu sistem yang
terjangkau. Penggunaan informasi yang efektif merupakan kunci untuk mencapai tujuan dari
manajemen penyimpanan tersebut. Persyaratan penyimpanan obat dalam rumah sakit adalah
sebagai berikut:
1. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya

2. Dibedakan menurut suhunya, kestabilannya

3. Mudah tidaknya meledak/terbakar

4. Tahan/tidaknya terhadap cahaya

disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai
kebutuhan. Penyimpanan narkotika dan psikotropika yakni pada gudang atau lemari
penyimpanan yang aman dan terkunci, gudang tidak boleh dimasuki orang tanpa izin
penanggung jawab.

B. Metode Penyimpanan Obat

Metode penyimpanan obat dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi,bentuk sediaan,yaitu:

1. Bentuk sediaan obat (tablet, kapsul,sirop,drop,salep/krim,injeksi dan infus)

2. Bahan baku

3. Nutrisi

4. Alat-alat kesehatan

5. Gas medik

6. Bahan mudah terbakar

7. Bahan berbahaya

8. Alfabetis

C. Macam-Macam Sistem Penyimpanan Obat.

1. Fixed Location

Sistem ini sangat mudah di dalam mengatur barang, karena masing- masing item persediaan
selalu di simpan dalam tempat yang sama dan di simpan dalam rak yang spesifik, rak tertutup
atau dalam rak bertingkat. Sistem ini diibaratkan seperti rumah, dimana seluruh penghuni dapat
mengetahui semua letak barang. Beberapa kerugian dalam penggunaan sistem ini yaitu:

1. Sistem ini tidak fleksibel, jika ada perubahan dalam jumlah pemesanan atau perubahan

2. Dalam pengemasan atau keputusan untuk mengubah tempat menjadi lebih besar atau
lebih kecil.

3. Jika ada item baru yang dipesan, mungkin tidak ada tempat untuk menyimpannya.
4. Pencurian oleh karyawan dapat meningkat karena seluruh karyawan mengetahui

tempat-tempat item yang diperhitungkan (obat yang bernilai mahal).

1. Tempat penyimpanan harus dibersihkan karena tempat yang digunakan untuk jangka

waktu yang lama jadi harus di jaga kebersihannya.

2. Fluid Location.

Dalam sistem ini, penyimpanan di bagi menjadi beberapa tempat yang dirancang. Masing-
masing tempat ditandai sebuah kode. Setiap item disimpan dalam suatu tempat yang disukai
pada waktu pengiriman. Sistem ini dirancang seperti hotel. Ruangan ditandai hanya ketika
barang datang.

Administrasi sistem fluid location berdasarkan pada:

1. Unit pengadaan memberikan informasi mengenai tipe, volume, dan jumlah barang yang
datang.

2. Staf gudang menganalisis di mana lokasi barang yang akan digunakan untuk barang
yang akan datang dan dapat memilih tempat yang tepat. Data ini dapat dilaporkan di
dalam sistem pengontrolan stok.

3. Jika tempat sudah tidak cukup lagi, maka barang-barang lain dapat dipindah untuk
menciptakan ruangan yang baru lagi.

4. Pelaporan sistem pengontrolan stok harus diperbaharui

Sistem fluid location membutuhkan sistem klarifikasi dimana dapat dialokasikan dengan kode
yang khusus terhadap stok item yang lain. Selain itu, untuk pelaporan stok beberapa batch dari
beberapa item harus selalu dilaporkan letaknya secara fisik dari setiap item yang disimpan.
Dalam sistem ini, batch yang berbeda dari setiap item mungkin disimpan dalam beberapa
tempat yang berbeda.

3. Semi Fluid Location

Sistem ini merupakan kombinasi dari sistem kedua di atas. Sistem ini diibaratkan seperti hotel
yang digunakan oleh tamu. Setiap barang selalu mendapatkan tempat yang sama. Barang yang
khusus diberikan tempat tersendiri. Dalam sistem ini, setiap item ditandai dengan penempatan
barang yang cocok supaya mempermudah dalam mengambil stok. Saat menyediakan pesanan
karyawan harus mengetahui di mana letak setiap item, untuk memudahkan dalam mengingat
setiap item. Untuk barang yang slow moving perlu dilakukan pemilihan lokasi dan penataan
ulang.

Sistem ini tidak menghemat tempat seperti sistem fluid location. Adapun keistimewaan sistem
ini adalah ketika mengambil stok selalu diperhatikan tempat yang sama. Tidak seperti sistem
fixed location, dimana resiko tertukar barang yang relatif lebih kecil. Beberapa sistem penataan
obat yang digunakan juga memiliki peran penting terhadap efisiensi pengelolaan dan
penyimpanan obat. Sistem penataan obat yang dapat digunakan antara lain adalah :

1. First In First Out (FIFO)

Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan barang baru (datang
terakhir) di belakang barang yang datang sebelumnya.

2. Last in First Out (LIFO)

Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan barang baru (datang
terakhir) di depan yang datang sebelumnya.

3. First Expired First Out (FEFO)

Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan obat yang mempunyai
tanggal kadaluarsa lebih dahulu di depan obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa lebih akhir.

C. Cara Penyimpanan Obat.

Penyimpanan berarti mengelola barang yang ada dalam persediaan, dengan maksud selalu
dapat menjamin ketersediaannya bila sewaktu-waktu dibutuhkan pasien, terjadi stock out atau
over stock, tempat penyimpanan yakni gudang farmasi. Mekanisme pengeluaran barang adalah
sesuai dengan prinsip FIFO (first in first out artinya yang dating lebih dulu dikeluarakan lebih
dulu selain itu dilihat dari masa kadarluarsanya walaupun datangnya lebih dulu/terakhir tapi
expire date dekat dikeluar lebih dulu ). Disebut FEFO= first expire first out. Setelah diperoleh
yang dikehendaki maka seluruh barang yang akan disimpan harus dikelompokan dengan
memperhatikan hal berikut: Kelompok pelayanan Kondisi yang diperlukan untuk menjaga
kualitas Ukuran volume Fast atau slow moving Abjad dan FIFO Penyimpanan ada 2 sistem:
Sistem abjad(mempermudah pencarian) dan Sistem pabrik(mempermudah pemesanan) .

Tujuan penyimpanan Memelihara mutu barang dan menjaga kelangsungan persediaan (selalu
ada stok). Menjamin keamanan dari kecurian dan kebakaran. Memudahkan dalam pencarian
dan pengawasan persediaan barang kadaluarsa. Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.
Fungsi gudang farmasi adalah Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat. Menerima,
menyimpan, memelihara dan mendistribusikan perbekalan farmasi. Menyiapkan penyusunan
rencana, pencatatan pelaporan mengenai persediaan dan penggunaan perbekalan farmasi.
Mengamati mutu dan khasiat obat yang disimpan.

D. Aturan Penyimpanan Obat

Guna memperlambat penguraian,maka semua obat sebaiknya di simpan di tempat yang sejuk
dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. Obat-obat tertentu harus disimpan di
lemari es dan persyaratan ini selalu di cantumkan pada bungkusnya, misalnya insulin.
Beberapa indikator penyimpanan obat dan perbekalan farmasi dapat digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi sistem penyimpanan. Indicator penyimpanan tersebut
antara lain:

1. Persentase kesesuaian data stok antara barang (fisik) dengan kartu stok atau data
Komputer.

2. Turn Over Ratio (TOR)

3. Sistem penataan gudang

4. Persentase nilai obat yang kadaluarsa atau rusak

5. Persentase stok mati (dead stock)

E. Lama Penyimpanan Obat

Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat yang
mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik
dilingkungan lembab. maka itu terutama obat tetes mata, kuping dan hidung, larutan, sirup dan
salep yang mengandung air atau krim sangat terbatas jangka waktu kadaluwarsanya. Pada
obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman
dan jamur. Akan tetapi jika wadah sudah di buka, maka zat pengawetpun tidak dapat
menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apa bila wadah sering dibuka tutup . misal
dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan dengan bagian tubuh yang sakit,missal , pipet
tetes mata, hidung atau telinga. Oleh karena itu obat hendaknya di perlakukan dengan hati-hati,
yaitu seteh digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet
atau sendok ukur dan mengeringkannya.

F. Jangka Waktu Penyimpanan.

1. Tablet atau kaplet 3 tahun

2. Salep Mata 6 bulan

3. Salep atau Pasta (tube) 3 tahun

4. Serbuk atau tabor 1 tahun

5. Pil 1 tahun

6. Krim atau gel (tube) 6 bulan

7. Larutan tetesan 6 bulan

8. Suspense 6 bulan
9. Salep atau pasta 6 bulan

10. Pot cairan untuk kulit 6 bulan

11. Tetes telinga 6 bulan

12. Tetes atau semprot hidung 3 bulan

13. Krem (pot) 3 bulan

14. Tetes atau bilasan mata 1 bulan

G. Suhu Penyimpanan Obat

faktor-faktor yang perlu diperhatikan Penyimpanan < 25°C (sejuk) : disimpan dalam ruangan
ber-AC. Penyimpanan dingin disimpan dalam lemari pendingin (2-8°C). Penyimpanan 0°C
disimpan dalam freezer. Narkotika disimpan dalam lemari narkotika yang mempunyai aturan
sesuai dengan ketentuan. Barang mudah terbakar disimpan dalam gudang tahan api yang
dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran. perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit.

1. Dingin adalah suhu tidak lebih dari 8 derajat. Lemari pendingin memiliki suhu antara 2-8
derajat. Sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara 10-20 derajat.

2. Sejuk adalah suhu antara 8 sampai dengan 15 derjat. Kecuali di nyatakan lain harus di
simpan pada suhu sejuk dapat di simpan di lemari pendingin.

3. Suhu kamar adalah suhu ruangan kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang di
atur antara 15 sampai dengan 30 derajat.

4. Hangat adalah suhu antara 30 sampai dengan 40 derajat.

5. Panas berlebih adalah suhu di atas 40 derajat.

Anda mungkin juga menyukai