Anda di halaman 1dari 18

FARMASI INDUSTRI

Kelompok 3
Rezky Amaliyah.M 202306070
Iin hidayanti Ali 202306066
Fatimah Az Zahra 202306065
Musdalifah 202306067
Sudagang 202306060
Erni 202306049
FARMASI INDUSTRI
01 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1799/Menkes/Per/Xii/2010 Tentang Industri Farmasi Pasal 1 Nomor 3 tentang
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan
untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.

Sesuai dengan pasal di atas menjelaskan tentang industri farmasi adalah


perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk melakukan
kegiatan produksi atau pemanfaatan sumber daya produksi, penyaluran obat,
bahan obat, dan fitofarmaka, melaksanakan pendidikan dan pelatihan, dan/atau
penelitian dan pengembangan.
FARMASI INDUSTRI
02 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1799/Menkes/Per/Xii/2010 Tentang Izin Industri
Farmasi Pasal 2 Nomor 1-3
Sesuai dengan pasal tersebut menjelaskan tentang izin industri usaha farmasi yang hanya
boleh diberikan untuk pembuatan obat ataupun bahan obat, rumah sakit, puskesmas serta
instalasi yang memerlukan pelaksanaan pelayanan kesehatan. Akan tetapi, IFRS
(Instalasi Farmasi Rumah Sakit) harus memenuhi persyaratan CPOB terlebih dahulu
seperti memperlihatkan sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik). CPOB
bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek
produksi dan pengendalian mutu.
FARMASI INDUSTRI
03 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1799/Menkes/Per/Xii/2010 Tentang Izin Industri Farmasi Pasal 3 Nomor 1-3

Pasal tersebut menjelaskan tentang proses pembuatan obat


ataupun bahan obat di industri farmasi yang pembuatannya
harus sesuai dengan tahapan industri farmasi yang ada di
indonesia. Tahapan industri farmasi yang ada di Indonesia
telah di jelaskan pada Pasal 1 nomor 4 yang berisikan
tentang Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan
dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan
awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan,
pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh
obat untuk didistribusikan.
FARMASI INDUSTRI
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
04
Nomor 1799/Menkes/Per/Xii/2010 Tentang Izin Industri Farmasi
Pasal 4 Nomor 1-2
Pasal 4 nomor 1-2 masih menjelaskan terkait
perizinan industri farmasi yang harus mendapatkan
izin dari direktur jenderal. Untuk obat atau bahan obat
golongan narkotika dan psikotropika harus mendapat
izin khusus sesuai dengan UU yang berlaku. Karena,
obat dan bahan obat golongan narkotika dan
psikotropika bukan obat yang boleh diperjual
belikan dengan bebas.
FARMASI INDUSTRI
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
05 1799/Menkes/Per/Xii/ 2010 Tentang Izin Industri Farmasi Pasal 6 Nomor
1 yaitu Untuk memperoleh izin industri farmasi diperlukan persetujuan
prinsip.

Pasal ini menjelaskan bahwa Dalam hal permohonan persetujuan prinsip dilakukan
oleh industri Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam Negeri,
pemohon harus memperoleh Surat Persetujuan Penanaman Modal dari instansi
yang menyelenggarakan urusan penanaman modal sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
FARMASI INDUSTRI
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
06 Nomor 1799/Menkes/Per/Xii/ 2010 Tentang Izin Industri Farmasi
Pasal 8 Nomor 1-4
Pasal 8 nomor 1-4 membahas tentang industri farmasi harus
memenuhi syarat Cara Pembuatan Obat Yang BAik (CPOB).
Persyaratan CPOB dapat dibuktikan dengan sertifikat CPOB
yang berlaku selama 5 tahun.
FARMASI INDUSTRI
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
07
Indonesia Nomor 1799/Menkes/Per/Xii/ 2010 Tentang
Pelaporan Pasal 23 Nomor 1

Sesuai dengan pasal tersebut, setiap industry farmasi harus


melaporkan jumlah dan nilai produksi obat ataupun bahan obat yang
diproduksi di industri farmasi tersebut. Laporan tersebut
disampaikan kepada direktur Jenderal dengan tembusan kepada
kepala badan. Laporan tersebut dapat dilampirkan melalui elektronik
ALUR FARMASI
INDUSTRI
Industri farmasi merupakan suatu badan usaha yang secara resmi
terdaftar dan memiliki izin untuk melakukan kegiatan pembuatan obat
atau bahan obat dalam skala yang besar. Sebelum menjadi industri
farmasi yang dapat melakukan produksinya secara legal, maka industri
farmasi harus terdaftar terlebih dahulu untuk mengurus perizinan
usahanya. Alur pendirian Industri Farmasi di atur dalam
PMK No. 1799/MENKES/PER/XII/2010 Tentang Industri Farmasi.
ALUR FARMASI INDUSTRI
TUGAS DAN FUNGSI INDUSTRI FARMASI
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republic
Indonesia Nomor 1799/Per/Xii/2010 Tentang
Industri Farmasi pasal 15
Industri farmasi mempunyai fungsi :
a. Pembuatan obat dan bahan obat
b. Pendidikan dan pelatihan
c. Penelitian dan pengembagan.
ALUR CPOB
Cara pembuatan obat yang baik (CPOB)
bertujuan untuk menjamin obat dibuat
secara konsisten, memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Cpob mencakup seluruh
aspek produksi dan pengendalian mutu.
Aspek aspek cpob :
a. Manajemen Mutu.
b. Personalia
c. Bangunan dan fasilitas
d. Peralatan
e. Sanitasi dan higiene
f. Produksi
g. Pengawasan Mutu
h. Inspeksi diri audit mutu dan persetujuan pemasok
i. Penanganan keluhan dan produk kembalian
j. Dokumentasi
k. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak
l. Kualifkasi dan validasi
Bentuk-bentuk sediaan farmasi
● Tablet : Tablet Plain, salut, effervescent
● Kapsul
● Serbuk
● Bentuk sediaan larutan : Sirup, suspensi
● Bentuk sediaan semi solid : Salep
● Bentuk sediaan steril : Injeksi, infus, tetes mata
● Kosmetik
● Sediaan Obat Tradisional : Jamu, Obat Herbal Terstandar,
Fitofarmaka
● Bentuk sediaan aerosol : Obat asma dan anastesi
ALUR PROSES PEMBUATAN
ALUR PEMASARAN FARMASI
Pemasaran farmasi adalah suatu sub spesialis
pemasaran dimana pharmaceutical care
diaktualisasikan. Orientasi pemasaran farmasi tidak
hanya pada produk, tetapi justru memberikan
perhatian yang besar pada layanan farmasi yang
prima. Ini mengindikasikan bahwa eksistensi
pemasaran farmasi adalah memberi kepuasan atas
kebutuhan dan keinginan pasien, bukan hanya
sekedar menjual produk untuk meraih keuntungan
yang sebesar-besarnya.

Anda mungkin juga menyukai