Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR SOSIOLOGI

Dosen Pengajar Dr.Hj.Andi Astinah Adnan,S.S.,S.pd.,M.si.


MAKALAH
HUBUNGAN SOSIOLOGI DENGAN KEJAHATAN

DISUSUN OLEH ;

JUMRIA 0910580422013
FIRA FIRDAYANTI 0910580422018
AGUSNI 0910580422012
NUR SYAHRINI SYAMSUDDIN 0910580422015
ANDI MUHAMMAD JIBRIL 0910580422017

ADIMISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG

2022/2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASA.……….………………………………………………..2
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Max Weber, sosiologi mencoba untuk memahami tindakan sosial


sampai pada penjelasan kausal tentang bagaimana itu berjalan dan akibat dari tindakan
tersebut. Sedangkan Soerjono Soekanto mengatakan bahwa pengertoian sosiologi
adalah studi tentang masyarakat secara umum dan dalam bentuk memperoleh model-
model sosial yang muncul dalam masyarakat. Dapat disimpulakan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari mengenai interaksi sosial yang ada di lingkungan
sekitar sekitar dan juga gejala-gejala yang terjadi dalam masyarakat.

Di Indonesia, kondisi masyarakatnya sangat unik karena ada satu sisi yang
sudah sangat modern dan mengenal teknologi maju, sementara disisi lain ada yang
masih terbalakang dan tidak kenal teknologi. Dari sisi geografis, ada ada msyarakat
yang hidup di kota besar dengan segala kemudahan, sementara ada juga yang hidup
terpencil di pelosok. Dari segi mata pencaharian, masyarakat ada yang bekerja dalam
industri dan ada juga yang bertani. Segala perbedaan tersebut tentu berpengaruh pada
identitas budaya masing-masing.

Proses perubahan budaya yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat, maka
akan menimbulkan terjadinya masalah sosial. Salah satu masalah yang sering terjadi
dalam kehidupan masyarakat adalah kriminalitas atau kejahatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kejahatan ?

2. Apa jenis-jenis kejahatan ?

3. Apa hubungan sosiologi dengan kejahatan ?

4. Apa yang dilakukan untuk mengurangi kejahatan ?

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kejahatan

Kejahatan pada hakekatnya merupakan istilah yang berasal dari Bahasa


Inggris crime. Dimana perilaku semacam ini melanggar norma hukum. Alasannya
lantaran bagian dari bentuk perilaku menyimpang masyarakat yang dilakukan secara
individu atau kelompok, untuk mengambil hak orang lain tanpa izin, baik melalui
kekerasan ataupun dilakukan secara diam-diam(sembunyi).

Ada dua faktor yang mempengaruhi munculnya tinfakan kejahatan, yaitu;


Faktor internal, antara lain kondisis kejiwaan seseorang dalam masyarakat. Faktor
eksternal berhubungan dengan faktor ekonomi (perubahan harga, kemiskinan,
pengangguran, urbanisasi) dan faktor agama (kurangnya pemahaman tentang
agama).

B. Jenis-jenis kejahatan

Jenis-jenis kejahatan antara lain ;

1. Kejahatan Terorganisir (Organized Crime)


Tipe kejahatan untuk para pelaku memiliki ikatan sosial dan
jaringan sosial yang kuat. Sehingga individu dan kelompok yang
bergabung melakukan tindakan dengan bersama-sama demi
memperkaya diri dengan cara tersistematis dan rapih. Adapun
contohnya yaitu adanya tindakan korupsi yang dilakukan ole para
pejabat public di Indonesia.
2. Kejahatan Tanpa Korban (Crime Without Victim)
Tipikal perilaku kejehatan tidak menjadi penyebab tinbulnya korban
pada orang lain. Alasannya karena tindakan pelaku tersebut hanya
merugikan untuk dirinya sendiri. Adapun perhal ini contohnya saja

4
seperti adanya penyalagunaan narkoba yang dilakuka oleh sebagiaan artis
di Indonesia.
3. Kejahatan Korporat (Corporate Crime)
Bentuk kejahatan atau kriminalitas ini dilakukan atas nama
organisasi sosial ataupun perusahaan tertentu dengan maksud untuk
menekanangka kerugian ataupun melakukan penggelapan dalam
sistem perpajakan. Adapun contohnya adalah perusahaan tertentu
yang membuang limbahnya langsung kedalam laut sehingga
menyebabkan lingkungan tercemar.
4. Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime)
Tipikal kejahatan dalam bentuk ini dilakukan dalam jenis kelas
sosial menengah kebawah. Lantaran banyak merugikan jumlah yang
tidak terlalu besar bagi masyarakat hanya saja kadang kala sanksi
sosialnya lebih tinggi. Contohnya kejahatan kerah biru misalnya saja
mencuri sepatu di masjid.
5. Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crime)
Maksud dari kejahatan kerah putih atau yang dikenal dengan
istilah sosiologis dengan white collar crime adalah tindakan yang
dilakukan oleh orang-orang dari kelas menengah ke atas sehingga
secara sttus sosial dan peran sosialnya sangat tinggi. Untuk
contohnya seperti adanya tindakan suap yang dilakukan sebagian
pejabat dalam menutup kausu hukumnya.

C. Hubungan Sosiologi dengan Kejahatan


Setiap kejahatan yang pasti menimbulkan kerugian-kerugian baik
bersifat ekonomis materi maupun yang bersifat immateri yang menyangkut
rasa aman dan tenteram dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kejahatan merupakan tingkah laku yang anti sosial. Upaya
untuk mengatasi kejahatan pun dilakukan baik oleh oleh para penegak hukum
maupun oleh para ahli-ahli hukum dan kriminologi. Berbagai elemen yang
ada hubungannya dengan suatu kejahatan dikaji dan dibahas secara intensif

5
seperti ; para pelaku, para korban, pembuat undang-undang, penegak hukum
dan lain-lain.
Dari sudut pandang sosiologi maka dapatlah dikatakan bahwa
kejahatan adalah salah satu persoalan yang paling serius dalam hal
timbulnya Disorganisasi sosial,karena penjahat-penjahat itu sebenarnya
melakukan perbuatan-perbuatan yang mengatakan dasar-dasar dari
pemerintahan, hukum, ketertiban dan kesejahteraan umum. Beberapa
kejahatan menunjukkan sifat-sifat egoistis, ketamakan dari pelaku kejahatan,
sama sekali tidak mempedulikan kesalamat, kesejahteraan ataupun barang
milik orang lain.
Maraknya tindakan kejahatan atau kriminalitas yang tinggi, berbagai
macam upaya pencegahan dan penanggulangan kejahatan dilakukan oleh
masyarakat, mulai dari pihak-pihak yang memiliki wewenang hingga
masyarakat biasa. Kerja sama yang kuat sama sangat dibutuhkan dalam
melakukan upaya pencegahan kejahatan ini. Sehingga diperlukan peran
masyarakat untuk membantu mewujudkan lingkungan yang aman.

Menurut ahli sosiologi Peter L. Berger, definisi dari pengendalian


sosial merupakan segala cara yang dilakukan oleh masyarakat guna
menertibkan atau mengatur anggota yang ada di dalam lingkungan
msyarakat tersebut ketika membangkang. Selain itu, Joseph S. Roucek
juga mendefinisikan pengendalian sosial sebagai istilah kolektif yang
memiliki acuan terhadap proses yang sudah direncanakan.Dimana setiap
individunya dibujuk, dianjurkan atau bahkan dipaksa untuk dapat
menyesuaikan diri pada kebiasaan serta nilai hidup yang ada pada suatu
kelompok masyarakat.

Bruce J. Cohen yang merupakan ahli sosiologi dalam pengertiannya


mengenai pengendalian sosial sebagai berbagai cara yang digunakan guna
mendorong setiap individu yang ada di dalam sebuah lingkungan

6
masyarakat untuk memiliki perilaku selaras dengan kehendak kelompok
masyarakat tersebut.

Pengendalian sosial bertujuan untuk mengurangi perilaku


penyimpangan sosial yang mungkin dilakukan oleh seseorang menciptakan
ketentraman serta keserasian dalam hidup berdampingan di lingkungan
masyarakat, dengan adanya kesadaran dalam diri setiap individu
masyarakat, resiko-resiko penyimpangan sosial akan diminimalisir dengan
begitu akan menciptakan ketentraman di sebuah lingkungan, membuat
pelaku mampu menyadari kesalahan yang diperbuatnya dan mau untuk
memperbaiki dirinya sendiri serta tingkah lakunya terhadap orang lain,
membuat pelaku penyimpangan sosial memiliki kesadaran untuk mematuhi
nilai dan norma yang ada dan berlaku di lingkungan masyarakat tersebut
dan membuat masyarakat memahami serta menanamkan dalam dirinya
mengenai nilai dan norma yang ada baik secara kesadaran diri sendiri
maupun paksaan atau dorongan dari berbagai faktor.

Jenis – jenis pengendalian sosial berdasarkan waktu nya dapat di


bagi atas dua, yaitu Preventif dan Representatif. Preventif adalah sebuah
pengendalian yang terjadi pada lingkungan masyarakat sebelum adanya
atau terjadinya sebuah perilaku yang menyimpang.Pengendalian sosial
preventif ini biasanya dilakukan oleh seseorang melalui sosialisasi
mengenai norma-norma yang ada, pendidikan masyarakat sekitar,
penyuluhan masyarakat, serta memberikan nasihat serta konsekuensi agar
tidak terjadinya penyimpangan sosial.Sedangkan Representatif adalah Jenis
pengendalian sosial berdasarkan waktu pelaksanaannya yang kedua adalah
pengendalian sosial represif yang merupakan sebuah pengendalian yang
terjadi pada sebuah lingkungan masyarakat setelah adanya terjadi perilaku
menyimpang di masyarakat.Pengendalian sosial represif ini sendiri biasanya
berbentuk sebuah upaya yang dilakukan melalui memberikan konsekuensi
bagi yang melanggar, hukuman yang sepadan, nasehat serta penyuluhan

7
agar tidak mengulanginya lagi dan sadar bahwa hal tersebut merupakan
kesalahan. Selain itu pengendalian sosial berdasarkan petugas
pelaksananya, jenis pengendalian sosial juga dapat dibagi menjadi dua
yaitu, pengendalian formal serta pengendalian informal.
Pengendalian formal yang biasanya dilakukan oleh berbagai lembaga
resmi yang mencanangkan peraturan serta nilai dan norma secara resmi di
dalam sebuah lingkungan yang ada. Pada umumnya, peraturan maupun nilai
dan norma yang ada di lingkungan pengendalian formal dibuat secara
tertulis dan sudah ada standar yang berlaku di dalamnya.
Pengendalian formal sendiri dapat kita lihat di beberapa lingkungan
seperti pada lingkungan perusahaan, perkumpulan serikat pekerja, maupun
lembaga peradilan yang ada. Sedangkan pengendalian informal adalah
adalah pengendalian informal yang biasanya dibuat dalam sebuah kelompok
masyarakat yang memiliki sifat tidak resmi serta peraturan ataupun nilai
dan norma yang ada tidak tertulis. Pengendalian informal pada umumnya
dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti kita berkumpul dengan
keluarga ataupun bersama teman.Pengendalian informal ini juga pada
umumnya tidak direncanakan dan terjadi secara spontan.Sebagai contoh,
ketika kita berkumpul dengan teman dan memainkan sebuah
permainan.Ketika ada yang melakukan kecurangan, maka orang tersebut
akan diejek. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk pengendalian
informal.
Berdasarkan sifatnya, jenis pengendalian sosial juga dapat dibagi
menjadi dua yaitu, pengendalian sosial kuratif dan pengendalian sosial
partisipatif.pengendalian sosial kuratif yang merupakan bentuk
pengendalian sosial yang dilakukan melalui
berbagai pembinaan serta penyembuhan kepada pelaku
penyimpangan sosial untuk mengubah nilai dan norma yang ada pada
dirinya. Pengendalian sosial kuratif dapat kita lihat melalui rehabilitasi
yang diberikan kepada para pengguna obat terlarang atau narkoba serta
minuman keras beralkohol.

8
Sedangkan pengendalian sosial partisipati adalah pengendalian sosial
partisipatif yang merupakan bentuk pengendalian sosial yang dilakukan
dengan mengajak atau mengikutsertakan pelaku penyimpangan sosial yang
sudah merubah dirinya untuk membantu memperbaiki nilai dan norma
pelaku penyimpangan sosial yang lain.Pengendalian sosial partisipatif dapat
kita lihat melalui bagaimana seorang mantan pengguna obat terlarang atau
narkoba yang dijadikan sebagai duta anti narkoba untuk mengajak
masyarakat lainnya yang masih melakukan hal tersebut untuk memiliki
keinginan untuk berubah dan menjadi lebih baik lagi.
Dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai macam bentuk dari
pengendalian sosial yang dapat dilakukan atau dilihat. Berikut beberapa
bentuk dari pengendalian sosial, antara lain ;
1. Gosip

Bentuk pengendalian sosial yang pertama adalah gosip atau yang


sering disebut juga dengan desas desus merupakan sebuah perilaku bertukar
informasi yang dilakukan oleh seseorang tanpa adanya bukti konkrit yang
jelas mengenai sebuah peristiwa ataupun perilaku negatif.
2. Teguran

Bentuk pengendalian sosial yang kedua adalah teguran yang pada


umumnya dilakukan oleh seseorang maupun sebuah kelompok terhadap
pelaku penyimpangan sosial yang dapat mengganggu keharmonisan
lingkungan masyarakat tersebut. Dengan melakukan hal ini, seseorang
memberikan kritik secara langsung serta terbuka sehingga pelaku
penyimpangan sosial tersebut dapat langsung sadar akan kesalahan yang
diperbuatnya.
3. Sanksi

Bentuk pengendalian sosial yang ketiga adalah sanksi atau hukuman


yang diberikan kepada orang yang melakukan perilaku penyimpangan
sosial.Seperti pada contohnya dalam kehidupan sehari-hari adalah, ketika kita
sekolah dan seseorang ditegur karena menyontek saat ujian maka nilai yang
diberikan langsung nol. Dengan begitu dia menjadi memiliki kesadaran untuk

9
takut dan tidak melakukan hal tersebut lagi. Bentuk sanksi ini sendiri juga
memiliki dua manfaat yaitu, membantu seseorang agar sadar akan perilaku
penyimpangan sosial yang telah dirinya lakukan, dan menjadi sebuah
peringatan atau pengingat bagi anggota masyarakat lain untuk tidak
melakukan kesalahan yang sama.
4. Pendidikan

Bentuk pengendalian sosial yang keempat adalah pendidikan, dimana


semakin tinggi pendidikan yang seseorang miliki, maka pemahaman
mengenai nilai dan norma yang ada akan lebih baik, serta dapat
mempraktekkannya dalam situasi nyata dan membantu membawa perubahan
terhadap lingkungan masyarakat.

5. Agama

Bentuk pengendalian sosial yang kelima adalah agama, dimana di


dalam agama diajarkan untuk setiap orangnya menjaga hubungan baik antara
satu sama lain, hubungan dengan makhluk lain, dan juga hubungan dirinya
dengan yang berkuasa. Di dalam ajaran agama, juga terdapat berbagai
larangan serta perintah untuk menjauhi hal-hal negatif yang dapat menjadi
penyimpangan sosial, karena kelak akan mendapatkan sanksi.

Pada intinya mencegah lebih baik dari pada menanggulangi.Hal ini


bukanlah sesuatu yang mustahil untuk di capai. Dengan kerja sama seluruh
organ dalam masyarakat, tanpa harus memerlukan biaya dan cara-cara yang
rumit. Rasa aman dan nyaman adalah sesuatu yang selalu di cari-cari oleh
setiap mahkluk hidup. Dengan melakukan pencegahan kejahatan maka rasa
aman dan nyaman akan mudah di dapatkan.

10
BAB III

PENUTUP

Menurut Max Weber, sosiolog mencoba untukmemehami tindakan


sosial sampai pada penjelasan kasual tentang bagaimana itu betjalan dan
akibat dari tindakan tersebut. Sedangkan Soerjono Soekanto mengatakan
bahwa pengertian sosiologi adalah studi tentang masyarakat secara umum dan
dalam bentuk memperoleh model-model sosial yang muncul dalam
masyarakat

Jenis-jenis kejahatan terbagi menjadi 5 yaitu, Kejahatan Terorganisir


(Organized Crime), Kejahatan Tanpa Korban (Crime Without Victim),
Kejahatan Korporat (Corporate Crime),

Sosiologi adalah ilmu yag membahas segala aspek dalam masyarakat


serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Sedangkan kejahatan sering di
artikan sebagai perilaku pelanggaran aturan hukum akibatnya seseorang dapat
di jerat hukuman. Jadi hubungan kejahatan dengan sosiologi sangat erat
karena kejahatan akan terjadi jika ada masyarakat dan masyarakat adalah
mahluk sosial dan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mahluk
hidup.

Untuk mengurangi tindakan kejahatan yaitu dengan memperbaiki


hubungan komunikasi antara sesama terutama tetangga, selalu peduli antar
sesama dimana jika salah satu tetangga melalukan kesalahan maka akan lebih
baik jika tetangga yang lain memberikan kritik secara langsung serta terbuka,
serta memberikan hukuman yang setimpal bagi masyarakat yang melakukan
tindak kejahatan agar tidak mengulangi kejahatannya. Salah satu yang paling
penting dalam mengurangi kejahatan adalah dengan meningkatkan

11
pendidikan serta pemahaman tentsng agama karena orang-orang yag
memiliki pendidikan yang baik serta ilmu agama yang baik memiliki peluang
yang kecil untuk melakukan kejahatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

LINK

https://rumusrumus.com/pengertian-sosiologi-menurut-para-ahli/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/07/180340969/kejahatan-
dalam-perspektif-sosiologi

https://kumparan.com/pewpewpew/perkembangan-tingkat-kejahatan-di-
indonesia-saat-ini-1yKOa9sn7q4/2

https://dosensosiologi.com/pengertian-kejahatan-penyebab-dan-contohnya-
lengkap/

https://ersalnovantri.blogspot.com/2011/12/aspek-sosiologis-dalam-
perkembangan.html

https://www.kompasiana.com/kelompok1spkkh/
60dc1c6a06310e562c664db2/strategi-pencegahan-kejahatan-dengan-upaya-
pendekatan-sosial

https://www.gramedia.com/literasi/pengendalian-sosial/

13

Anda mungkin juga menyukai