Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH DARI KEMISKINAN SEBABKAN MENINGKATNYA KEJAHATAN DI

INDONESIA

Oleh :

Arifia Dean Nadira (201910110311478)

Universitas Muhammadiyah Malang


Email : arifiadeaa@webmail.umm.ac.id

ABSTRACT

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah penologi dan
victimologi serta menyampaikan ilmu pengetahuan. Artikel ini suatu wujud dari realita yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dimana kejahatan dapat terjadi dari berbagai
faktor yang ada di lingkungan sekitar. Seseorang bisa melakukan kejahatan karena sebagai
alternatif dari penyelesaian untuk memenuhi kehidupan mereka yang belum tercukupi sehingga
kejahatan itu muncul dan terus dilakukan.

A. PEMBAHASAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki Kepadatan penduduk. Kuantitas
penduduk jika tidak disertai dengan kualitas yang tinggi maka tidak akan mendukung dalam
perkembangan perekonomian. Sumber daya manusia juga merupakan modal atau asset bagi
suatu institusi, sumber daya manusia dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek kualitas dan aspek
kuantitas.Aspek kualitas mencakup kemampuan sumber daya manusia baik fisik maupun non
fisik seperti kecerdasan dan mental, sedangkan aspek kuantitas mencakup jumlah sumber daya
yang tersedia dari jumlah penduduk.

Jika kemampuan sumber daya manusia rendah, maka akan muncil berbagai masalah
sosial, contohnya mengenai kemiskinan. Kemiskinan ini umumnya bukan tentang orang-orang
yang merasa kesulitan untuk mendapatkan makanan, tetapi mereka yang kesulitan mendapatkan
kemudahan materi. Masalah kemiskinan dipahami sebagai gambaran kekurangan materi,
kebutuhan sosial, isolasi sosial, ketergantungan dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat, serta kurangnya pendapatan dan pendapatan yang tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan.

Kemiskinan itu bisa timbul akibat adanya perbedaan kemampuan, perbedaan kesempatan,
dan perbedaan sumberdaya. Kemiskinan dapat menjadi topik yang akan dibahas serta
diperbincangkan di berbagai kalangan Nasional dan Internasional. Dakam fakta yang
menunjukan mengenai pembagunan yang telah dilakukan itu belum mampu untuk meningkatnya
jumlah penduduk miskin di dunia, khususnya di negara-negara berkembang. Pertumbuhan
ekonomi dan kemiskinan sebagai indikator penting untuk melihat suatu keberhasilan dari
pembangunan suatu negara. Di setiap negara akan berusaha keras untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang optimal dan berusaha untuk menurunkan angka kemiskinan. Melihat kondisi
negara-negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia yang pertumbuhan ekonomi ternyata
diiringi dengan munculnya permasalahan meningkatnya jumlah penduduk yang hidup dibawah
garis kemiskinan.

Ada banyak teori yang biasanya digunakan untuk menjabarkan akar kemiskinan. Namun
teori yang lazimnya digunakan ada 2, yaitu:
a.Teori Marginal, menyatakan bahwa kemiskinan merupakan akibat dari watak apatis,
pasrah diri terhadap hal yanng diyakininya sebagai nasib diri, tergantung, rendah diri, pemboros
dan konsumtif serta kurang berjiwa wiraswasta.
b.Teori Ketergantungan, meyatakan bahwa adanya pola ketergantungan yang
mempengaruhi kehidupan seseorang sehingga sulit untuk mandiri dalam melakukan
tindakan khususnya tindakan ekonomis.(Yulianto Kadji,2020)

Pada dasarnya setiap individu akan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik intern maupun
ekstern yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan kriminal. Ditengah keterbatasan
ekonomi mereka masih harus memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehingga sebagian
penduduk miskin lebih memilih pekerjaan yang ilegal dan cukup berisiko. Namun, menghasilkan
pendapatan yang lebih besar bila dibandingkan dari pekerjaan ilegal. Keterpaksaan untuk
mendapat penghasilan membuat kejahatan tidak menghiraukan resiko yang dihadapinya bila
tertangkap.
Kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan
secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia
serta norma-norma sosial dan agama. Dapat diartikan bahwa, tindak kriminalitas adalah segala
sesuatu perbuatan yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga
masyarakat menentangnya

Pengertian kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan (pelanggaran yang
dapat dihukum) yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut UndangUndang. Pidana
atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggarhukum atau sebuah tindak kejahatan.Pelaku
kriminalitas disebut seorang kriminal.Biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang pencuri,
pembunuh, perampok, atau teroris.Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari
kriminal karena melakukan tindak kejahatannya berdasarkan politik atau pahammotif Dalam
mendefinisikan kejahatan, ada beberapa pandangan mengenai perbuatan apakah yang dapat
dikatakan sebagai kejahatan.

Definisi kejahatan dalam pengertian yuridis tidak sama dengan pengertian kejahatan
dalam kriminologi yang dipandang secara sosiologis. Kriminalitas, secara sosiologis
mempunyaidua unsur-unsur yaitu:

1. Kejahatan itu ialah perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan merugikan secara
psikologis.
2. Melukai perasaan susila dari suatu segerombolan manusia, di mana orangorang itu berhak
melahirkan celaan.

Dengan demikian, pengertian kriminalitas adalah segala macam bentuk tindakan dan
perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku
dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama.

Sosiologi berpendapat bahwa kejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan proses sosial
yang sama, yang mana menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya. Menurut E.H.Sutherland
yang mengatakan bahwa seseorang berperilaku jahat dengan cara yang sama dengan perilaku
yang tidak jahat, artinya perilaku jahat dipelajari dalam interaksi dengan orang lain, dan orang
lain tersebut mendapat perlakuan jahat sebagai hasil interaksi yang dilakukan dengan orang yang
berperilaku dengan kecendrungan melawan norma.hukum yang ada.
Kemudian secara kriminologi yang berbasis sosiologis, kejahatan merupakan suatu pola
tingkah laku yang merugikan masyarakat dan suatu pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi
sosial dari masyarakat. Reaksi sosial tersebut dapat berupa reaksi formal, reaksi informal, dan
reaksi non-formal. Secara yuridis, kejahatan berarti segala tindakan atau tingkah laku pada
manusia yang melanggar undang-undang atau ketentuan yang berlaku dan diakui dapat dipidana
secara legal,dan hal tersebut diatur dalam hukum pidana. Dari segi kriminologi, setiap tindakan
atau perbuatan tertentu yang tidak disetujui oleh masyarakat dapat diartikan sebagai kejahatan..
Jadi setiap perbuatan yang anti sosial yang merugikan serta menjengkelkan masyarakat,secara
kriminologi dapat dikatakan sebagai kejahatan.

Arti kejahatan sendiri dapat dilihat dengan kaca mata hukum, yang paling mudah dirumuskan
secara tegas dan konvensional. Menurut hukum kejahatan merupakan perbuatan yag dilakukan
oleh manusia yang melanggar atau bertentangan dengan apa yang ditentukan dalam kaidah
hukum. Seperti halnya perbuatan yang melanggar larangan yang ditetapkan dalam kaidah
hukum,dan tidak memenuhi atau melawan perintah-perintah yang telah ditetapakan dalam kaidah
hukum yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan bertempat tinggal.

Pendekatan pembangunan yang terpusat pada rakyat sangat relavan sebagai paradigma
kebijakan desentralisasi dalam penanganan masalah kemiskinan. Pendekatan ini menyadari
tentang betapa pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan
internal melalui kesanggupan untuk melakukan kontrol internal atas sumber daya materi dan
nonmaterial. Kondisi tersebut mencerminkan perlu adanya pergeseran peran pemerintah yang
bersifat mendesak dari peran sebagai penyelenggaraan layanan sosial menadi fasilitator,
mediator, kodinator, pendidik, mobilisator, sistem pendukung, dan peran-peran lainnya yang
lebih mengarah pada pelayanan tidak langsung.

Adapun peran dari organisasi lokal, organisasi sosial, LSM dan kelompok masyarakat
lainnya lebih dipacu sebagai agen pelaksana perubahan dan pelaksanan pelayanan sosial kepada
kelompok rentan atau masyarakat pada umumnya. Upaya menanggulangi masalah kemiskinan
dalam bentuk partisipasi aktif masyarakat juga menunjukan bahwa mereka memiliki empati yang
dalam dibangun dari prinsip silih asih, silih asuh dan silih asah. Kepedulian pemerintah dalam
penangulangan kemiskinan dapat dilihat melalui program gerakan terpadu penanggulangan
kemiskinan (Gerdu Taskin) yang dicanangkan pemerintah sejak 1998. Gerdu Taksin merupakan
upaya penangulangan kemiskinan yang terpadu dan menyeluruh yang dilakukan pemerintah,
kalangan swasta, lembaga swadaya, dan organisasi masyarakat.

Masyarakat luas serta keluarga miskin itu sendiri sebagai upaya konkrit kearah itulah maka
diimplementasikan sebagai kebijakan program pengembangan kecamatan, dan program
penangulangan kemiskinan perkotaan yang secara substantif menggugah partisipasi aktif
masyarakat dalam ikut serta dalam gerakan penanggulangan kemiskinan.

B. KESIMPULAN

Sebagai akhir dari pembahasan yang penulis buat, penulis memberikan kesimpulan
bahwasanya setiap individu yang melakukan kejahatan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik intern maupun faktor ekstern yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan
kriminal. Ditengah keterbatasan ekonomi mereka masih harus memenuhi kebutuhan dasar untuk
hidup sehingga sebagian penduduk miskin lebih memilih pekerjaan yang ilegal dan cukup
berisiko. Namun, menghasilkan pendapatan yang lebih besar bila dibandingkan dari pekerjaan
ilegal. Keterpaksaan untuk mendapat penghasilan membuat kejahatan tidak menghiraukan resiko
yang dihadapinya. Adapun upaya dalam menanggulangi masalah kemiskinan dengan membentuk
partisipasi aktif dari masyarakat yang menunjukkan rasa empati terhadap sesama dalam
dibangunnya dari prinsip silih asih, silih asuh dan silih asah. Kepedulian pemerintah dalam
penangulangan kemiskinan dapat dilihat melalui program gerakan.
REFERENSI

Anisa, D. (2020). Korelasi Kemiskinan dan Kejahatan. Jurnal Penelitian Hukum. 2(2). 250-
255

Dulkiah, M, dan Nurjana. (2018). Pengaruh Kemiskinan Terhadap Tingkat Tindak


Kriminalitas Di Kota Bandung. Jurnal Ilmiah Hukum. 8(2). 36-57

Prayetno. (2013). Kausalitas Kemiskinan Terhadap Perbuatan Kriminal (Pencurian). Jurnal Ilmu
Sosial.

Putra, A.D, Gracilia Stevi Martha, Muhammad Fikram, dan Risni Julaeni. (2020). Faktor-
Faktor yang Memengaruhi Tingkat Kriminalitas di Indonesia Tahun 2018. Jurnal Statistik. 3(2)

Rusnani. (2015). Pengaruh Kemiskinan Terhadap Meningkatnya Kriminalitas Di Kabupaten


Sumenep. Jurnal “Performance” Bisnis & Akuntansi. 5(1)

Sugiarti, Y. (2014). Kemiskinan Sebagai Salah Satu Penyebab Timbulnya Tindak Kejahatan.
Jurnal Jendela Hukum. 1(1).

Anda mungkin juga menyukai