putusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN
1. Locus delicti : Merupakan waktu terjadinya suatu delik atau tindak pidana. Tempus
delicti penting untuk menentukan waktu atau kapan terjadinya, dalam kasus ini Terdakwa
Umar Faruk bin Muhammad melakukan tindak kejahatan berupa pencurian bertempat di
Jl. Kapas Krampung Surabaya atau setidak-tidaknya di tempat yang masih termasuk
dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Surabaya.
2. Tempus delicti : Merupakan waktu untuk menentukan kapan terjadinya suatu delik atau
tindak pidana, dalam kasus ini bahwasanya terdakwa Umar Faruk bin Muhammad pada
hari Sabtu tanggal 17 Juli 2021 sekira pukul 11.00 wib atau setidak-tidaknya pada waktu
tertentu dalam bulan Juli tahun 2021 melakukan tindak pidana pencurian.
3. Kompetensi absolut : yaitu jenis peradilan yang memiliki wewenang dalam menangani
suatu perkara, dalam kasus ini Kompetensi absolut yaitu ditangani oleh Peradilan Umum
(Peradilan Negeri Surabaya) dikarenakan perkara kasus pencurian ini termasuk dalam
perkara Pidana.
4. Kompetensi Relatif : yaitu Pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa gugatan yang
mana dimana tergugat bertempat tinggal, dalam kasus ini terdakwa Umar Faruk bin
Muhammad bertempat tinggal di Jalan Randu Agung II / 05 Surabaya, maka yang
berwenang untuk menangani perkara pidana ini di Pengadilan Negeri Surabaya.
5. Pasal yang didakwakan oleh JPU : Pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh
Penuntut Umum terdapat dalam Pasal 365 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam dakwaan
tunggal dengan kwalifikasi ”PENCURIAN DENGAN KEKERASAN” dengan :
7. Amar pertimbangan hakim : Dalam putusan hakimnya. Adapun bunyi amar putusan oleh
Putusan Mahkamah Agung Nomor 2085/Pid.B/2021/PN Sby yaitu:
1. berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diuraikan di atas, Majelis Hakim
selanjutnya akan mempertimbangkan apakah Terdakwa dapat dinyatakan telah
melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;
2. Majelis Hakim berkeyakinan bahwa perbuatan Terdakwa telah memenuhi
semua unsur dalam Pasal 365 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam dakwaan
tunggal dengan kwalifikasi ”PENCURIAN DENGAN KEKERASAN”;
3. Dalam persidangan, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat
menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan
atau alasan pemaaf, maka Terdakwa harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya;
4. Terdakwa mampu bertanggungjawab, maka harus dinyatakan bersalah dan
dijatuhi pidana;
5. Majelis Hakim menilai pidana penjara yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa
sebagaimana amar putusan di bawah ini adalah tepat dan adil, baik dilihat
dari kepentingan masyarakat dalam rangka
9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari Putusan Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id mengenai Putusan Nomor 2085/Pid.B/2021/PN
Sby dapat disimpulkan bahwasanya tindak pidana pencurian dengan pemberat ini
terdakwa terpaksa melakukan hal ini disebabkan oleh keadaan ekonomi yang mendesak.
Kasus pencurian ini Hakim berpatokan pada unsur-unsur dari pasal 365 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana.
Sedangkan di persidangan Penuntut Umum telah mengajukan barang bukti
sebagaimana dalam berkas perkara yang disita sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 8
Tahun 1981 (KUHAP) yang mana itu menjadi pertimbangan dalam pemeriksaan perkara
ini.