Anda di halaman 1dari 5

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN

Nomor 2085/Pid.B/2021/PN Sby


DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA

Pengadilan Negeri Surabaya yang mengadili perkara pidana dengan


acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara Terdakwa:
1. Nama lengkap : UMAR FARUK Bin MUHAMMAD;
2. Tempat lahir : Bangkalan;
3. Umur/Tanggal lahir : 33 tahun/30 Juni 1988;
4. Jenis kelamin : Laki-laki;
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Jalan Randu Agung II / 05 Surabaya;
7. Agama : Islam;
8. Pekerjaan : Swasta;
Nama : Arifia Dean Nadira
NIM : 201910110311478
Kelas : I
MK : Hukum Acara Pidana
Kasus Posisi
Dalam kasus ini yang mana terdapat dalam Putusan Nomor 2085/Pid.B/2021/PN Sby
menyatakan bahwa Umar Faruk bin Muhammad sebagai terdakwa pada hari Sabtu tanggal 17
Juli 2021 sekira pukul 11.00 wib atau setidak-tidaknya pada waktu tertentu dalam bulan Juli
tahun 2021, bertempat di Jl. Kapas Krampung Surabaya Surabaya melakukan Tindak pidana
Pencurian. Umar Faruk bin Muhammad (terdakwa) melakukan pencurian ini dikarenakan
sulitnya ekonomi yang menimpa dirinya.
Mengenai kronologi pencurian ini Umar Faruk bin Muhammad sebagai terdakwa pada
waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, terdakwa yang awalnya menggunakan sepeda
motor selanjutnya melihat Prasasti sebagai korban yang pada saat itu juga menggunakan sepeda
motor, selanjutnya tanpa sepengetahuan Prasasti yang sebagai korban, Umar Faruk bin
Muhammad (terdakwa) langsung memepet motor Prasasti kemudian merampas dengan cara
menarik kalung emas beserta liontinnya, selanjutnya Umar Faruk bin Muhammad (terdakwa)
membawa kabur kalung dari Prasasti tersebut. Kemudian, Prasasti yang kaget langsung teriak
maling selanjutnya Umar Faruk bin Muhammad (terdakwa) dikejar oleh masyarakat yang berada
di sekitar dan berhasil diamankan.
.
Berdasarkan hasil dari Putusan Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id mengenai Putusan Nomor 2085/Pid.B/2021/PN Sby dan jika
dilihat dari posisi kasus diatas, maka terdapat hasil analisa saya, yaitu :

1. Locus delicti : Merupakan waktu terjadinya suatu delik atau tindak pidana. Tempus
delicti penting untuk menentukan waktu atau kapan terjadinya, dalam kasus ini Terdakwa
Umar Faruk bin Muhammad melakukan tindak kejahatan berupa pencurian bertempat di
Jl. Kapas Krampung Surabaya atau setidak-tidaknya di tempat yang masih termasuk
dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Surabaya.
2. Tempus delicti : Merupakan waktu untuk menentukan kapan terjadinya suatu delik atau
tindak pidana, dalam kasus ini bahwasanya terdakwa Umar Faruk bin Muhammad pada
hari Sabtu tanggal 17 Juli 2021 sekira pukul 11.00 wib atau setidak-tidaknya pada waktu
tertentu dalam bulan Juli tahun 2021 melakukan tindak pidana pencurian.

3. Kompetensi absolut : yaitu jenis peradilan yang memiliki wewenang dalam menangani
suatu perkara, dalam kasus ini Kompetensi absolut yaitu ditangani oleh Peradilan Umum
(Peradilan Negeri Surabaya) dikarenakan perkara kasus pencurian ini termasuk dalam
perkara Pidana.

4. Kompetensi Relatif : yaitu Pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa gugatan yang
mana dimana tergugat bertempat tinggal, dalam kasus ini terdakwa Umar Faruk bin
Muhammad bertempat tinggal di Jalan Randu Agung II / 05 Surabaya, maka yang
berwenang untuk menangani perkara pidana ini di Pengadilan Negeri Surabaya.

5. Pasal yang didakwakan oleh JPU : Pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh
Penuntut Umum terdapat dalam Pasal 365 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam dakwaan
tunggal dengan kwalifikasi ”PENCURIAN DENGAN KEKERASAN” dengan :

1. Menyatakan bahwa terdakwa UMAR FARUK bin MUHAMMAD, bersalah


melakukan tindak pidana pencurian dengan pemberatan sebagaimana diatur
dan diancam pidana dalam pasal 365 ayat (1) KUHP.
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 2 (dua)
tahun, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara, dengan
perintah terdakwa tetap ditahan.

6. Pasal tindak pidana unsur subjektif dan obyektif :


 Unsur Subjektif meliputi subjek dan adanya unsur kesalahan. Dalam kasus ini yang
termasuk dalam unsur-unsur Subjektif, yaitu :
1. Barang siapa
2. Dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak
 Unsur Obyektif merupakan tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh undang-
undang/perundangan dan terhadap pelanggarnya diancam pidana, dan dilakukan dalam
waktu, tempat dan keadaan tertentu. Dalam kasus ini yang termasuk unsur- unsur
Obyektif, yaitu :
1. Mengambil sesuatu barang yang sama sekali atau sebagian kepunyaan orang lain
2. Yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan,
terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian,
atau dalam hal tertangkap tangan untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta
lainnya

7. Amar pertimbangan hakim : Dalam putusan hakimnya. Adapun bunyi amar putusan oleh
Putusan Mahkamah Agung Nomor 2085/Pid.B/2021/PN Sby yaitu:
1. berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diuraikan di atas, Majelis Hakim
selanjutnya akan mempertimbangkan apakah Terdakwa dapat dinyatakan telah
melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;
2. Majelis Hakim berkeyakinan bahwa perbuatan Terdakwa telah memenuhi
semua unsur dalam Pasal 365 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam dakwaan
tunggal dengan kwalifikasi ”PENCURIAN DENGAN KEKERASAN”;
3. Dalam persidangan, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat
menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan
atau alasan pemaaf, maka Terdakwa harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya;
4. Terdakwa mampu bertanggungjawab, maka harus dinyatakan bersalah dan
dijatuhi pidana;
5. Majelis Hakim menilai pidana penjara yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa
sebagaimana amar putusan di bawah ini adalah tepat dan adil, baik dilihat
dari kepentingan masyarakat dalam rangka

8. Argumentasi/ pendapat kalian putusan no. Perkara 2085/Pid.B/2021/PN Sby


Berdasarkan hasil dari Putusan Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id mengenai Putusan Nomor 2085/Pid.B/2021/PN
Sby yang menyatakan bahwasanya Umar Faruk bin Muhammad sebagai terdakwa
dijatuhi dalam Pasal 365 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam dakwaan tunggal dengan
kwalifikasi ”PENCURIAN DENGAN KEKERASAN”, Menjatuhkan pidana kepada
Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam)
bulan, dan membayar denda berupa uang.
Dalam kasus posisi ini menurut saya kasus tindak pidana pencurian disebabkan
karena kurang maksimalnya kinerja dari para penegak hukum dan kurangnya kepahaman
masyarakat tentang hukum serta terikat masalah ekonomi apalagi di masa pandemi
seperti ini. Pedoman pemberian pidana dalam tindak pidana pencurian dengan
pemberatan ini berpatokan pada unsur-unsur dari pasal 365 KUHAP dengan keyakinan
hakim dan bukti-bukti yang ada.
Namun disini juga seharusnya ada tindakan dari para penegak hukum itu sendiri
yang lebih berperan lebih dalam menanggulangi pencegahan, sebelum tindak pidana itu
dilakukan. Misalnya dengan mengadakan seminar atau penyuluhan kepada masyarakat
atau pelajar tingkat menengah keatas, tentang pengertian hukum serta kerugian yang
didapat akibat prilakunya jika melanggar hukum. Sehingga masyarakat itu lebih hati-hati
dalam melakukan sesuatu meskipun dalam keadaan mendesak.

9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari Putusan Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id mengenai Putusan Nomor 2085/Pid.B/2021/PN
Sby dapat disimpulkan bahwasanya tindak pidana pencurian dengan pemberat ini
terdakwa terpaksa melakukan hal ini disebabkan oleh keadaan ekonomi yang mendesak.
Kasus pencurian ini Hakim berpatokan pada unsur-unsur dari pasal 365 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana.
Sedangkan di persidangan Penuntut Umum telah mengajukan barang bukti
sebagaimana dalam berkas perkara yang disita sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 8
Tahun 1981 (KUHAP) yang mana itu menjadi pertimbangan dalam pemeriksaan perkara
ini.

Anda mungkin juga menyukai