Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
Biqi Darmawan
03200015 (4A)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAKARTA
2022
JAWABAN :
1. A. KOMPETENSI ABSOLUT
Makna kompetensi Absolut yaitu terkait dengan kewenangan Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung danBerdasarkan Undang-Undang Nomor
48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, maka dalam BAB lll, tentang Pelaku
Kekuasaan Kehakiman, Bagian Kesatu, Umum, Pasal 18 disebutkan bahwa:
ekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan
yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.
di bawah Mahkamah Agung ada:
a. Peradilan Umum.
b. Peradilan Agama.
c. Peradilan Militer.
d. Peradilan Tata Usaha Negara.
B. KOMPETENSI RELATIF
Kompetensi Relatif ini, fokus pembahasannya terkait dengan “PENGADILAN MANA”.
Masalah “PENGADILAN MANA” ini diatur dalam Bab X, Bagian ll, Pasal 84-86
KUHAP Kewenangan mengadili berdasarkan Pasal 84-86 KUHAP di atas secara
singkat
dapat dijelaskan di bawah ini:
a. Berdasarkan Locus Delikti (Pasal 84 KUHAP).
b. Berdasarkan domisili sebagian besar saksi (Pasal 85 KUHAP).
c. Berdasarkan penetapan/keputusan Menkeh (Pasal 85 KUHAP) (berdasarkan
Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman,
keberadaan Menteri Kehakiman harus dibaca dengan kalimat Ketua
Mahkamah Agung).
d. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, terhadap tindak pidana yang dilakukan di
luar negeri (Pasal 86 KUHAP). Khusus terkait dengan masalah locus delicti ini,
berdasarkan doktrin, menurut Satochid Kartanegara, dalam buku “Hukum
Pidana” dan P.A.F. Lamintang, dalam buku “Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana dengan Pembahasan SecaraYuridis menurut Yurisprudensi dan
llmu Pengetahuan Hukum Pidana”, ada beberapa teori yaitu:
- Tempat dilakukan tindak Pidana.
- Akibat terjadinya Tindak Pidana.
- Teori mengenai alat.
Dasar hukum :
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
sebagaimana yang terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara.
3. A. ALAT BUKTI
Dalam Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (”KUHAP”)
disebutkan bahwa alat bukti yang sah adalah: keterangan saksi, keterangan ahli,
surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Dalam sistem pembuktian hukum acara
pidana yang menganut stelsel negatief wettelijk, hanya alat-alat bukti yang sah
menurut undang-undang yang dapat dipergunakan untuk pembuktian.
B. BARANG BUKTI
Barang bukti dalam perkara pidana adalah barang bukti mengenai mana delik
tersebut dilakukan (objek delik) dan barang dengan mana delik dilakukan (alat yang
dipakai untuk melakukan delik), termasuk juga barang yang merupakan hasil dari
suatu delik.
Penjelasan Pasal 42 HIR menyebutkan barang-barang yang perlu di-beslag di
antaranya:
a. Barang-barang yang menjadi sasaran tindak pidana (corpora delicti).
b. Barang-barang yang terjadi sebagai hasil dari tindak pidana (corpora delicti).
c. Barang-barang yang dipergunakan untuk melakukan tindak pidana (instrumenta
delicti).
d. Barang-barang yang pada umumnya dapat dipergunakan untuk memberatkan
atau meringankan kesalahan terdakwa (corpora delicti).
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa fungsi barang bukti dalam sidang pengadilan
adalah sebagai berikut :
a. Menguatkan kedudukan alat bukti yang sah (Pasal 184 ayat [1] KUHAP).
b. Mencari dan menemukan kebenaran materiil atas perkara sidang yang ditangani.
c. Setelah barang bukti menjadi penunjang alat bukti yang sah maka barang bukti
tersebut dapat menguatkan keyakinan hakim atas kesalahan yang didakwakan
JPU.
KEJAKSAAN NEGRI KOTA BOGOR
"UNTUK KEADILAN"
SURAT TUNTUTAN
Kami Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kota Jakarta Timur, dengan
memperhatikan hasil pemeriksaan dalam sidang yang dilakukan oleh Majelis Hakim
dengan penuh ketelitian, kesabaran dan kecermatan, terhadap para Terdakwa :
Umur : 52 Tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : CEO
Nama : Thomas
Umur : 42 Tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Nama : Ony
Umur : 42 Tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Berdasarkan Surat Penetapan Hakim pada Pengadilan Negeri Kota Bogor Nomor :
212/XX/Pen.Pid/2022/PN Kota Bogor, para Terdakwa dihadapkan kedepan
persidangan pada hari selasa tanggal 2 Januari 2022 dan pada persidangan tersebut
kami telah membacakan surat dakwaan kami sebagai berikut :
DAKWAAN
------- Perbuatan para terdakwa tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa James Kaharudin telah menikah sirih dengan Ina Tavia pada
Tahun 2021.
10. Pada akhir bulan September 2021, Terdakwa James Kaharudin memberikan
uang kepada Terdakwa Thomas sebesar Rp 350.000.000 (tiga ratus lima puluh
juta rupiah) dengan rincian untuk bayar aksi mereka sebesar Rp 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah) dan operasional tim sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh
juta rupiah). Selain menyerahkan uang, Terdakwa James Kaharudin juga
menyampaikan kepada Terdakwa Thomas agar melakukan penculikan pada saat
dirinya sedang berada di Singapura.
12. Pada tanggal 28 September 2021 malam, Terdakwa Ony dan Barka bergerak
masuk kedalam kamar Korban Ina Tavia untuk mempersiapkan penculikan.
Sedangkan, Terdakwa Thomas ditugaskan untuk menunggu korban Ina Tavia di
depan Lobby apartemen untuk mengikuti korban. Pada pukul 23.30 WIB, korban
Ina Tavia sampai di apartemen dan seketika itu pula, diikuti oleh Terdakwa
Thomas. Setelah korban Ina Tavia telah sampai di kamarnya, Terdakwa Ony
langsung membekap korban dari belakang yang menyebabkan korban terjatuh.
Barka yang melihat korban terjatuh, langsung memukul bagian belakang kepala
korban Ina Tavia dengan menggunakan besi sebanyak lima kali. Korban Ina
Tavia yang telah dipukul sebanyak tujuh kali ternyata masih tetap berteriak, yang
menimbulkan kecurigaan dari penghuni apartemen lainnya. Selang beberapa
menit, Saksi Satpam menggedor pintu korban Ina Tavia, karena panik Para
Terdakwa langsung lari melalui balkon kamar. Akan tetapi, pada saat akan
melarikan diri Barka terpeleset dan terjatuh dari balkon kamar. Sedangkan
Terdakwa Ony berhasil melarikan diri melalui balkon. Terdakwa Thomas dan
Terdakwa Ony kemudian meninggalkan TKP. Saksi Satpam apartemen yang
berhasil masuk ke apartemen kemudian membawa Korban Ina Tavia ke RSCM
namun naasnya korban meninggal setelah satu jam kehabisan darah.
Sedangkan Barka yang terpeleset langsung meninggal dan dibawa jenazahnya
ke RSCM.
13. Pada tanggal 28 September 2021, pada saat kejadian Terdakwa James
Kaharudin sedang berada di Singapura dan menanyakan hasil dari pelaksanaan
kepada Terdakwa Thomas dikarenakan dengan tidak sesui rencana maka
Terdakwa James Kaharudin meminta kepada Terdakwa Thomas untuk
menghapus pesan Whatsup (WA) dari telepon genggam dan membuang kartu
seluler nya.
14. Pada tanggal 1 Oktober 2021, Terdakwa Thomas bertemu dengan Terdakwa Ony
untuk membagi sisa uang hasil pembayaran tersebut sebesar Rp 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah). Masing-masing mendapatkan nominal sebesar Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Sedangkan sisanya sebesar Rp
100.000.000 (seratus juta rupiah), akan diberikan kepada keluarga Barka yang
telah meninggal.
------- Perbuatan Para Terrdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
pasal 340 KUHP jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. ------
Sebelum kami menguraikan tentang unsur – unsur dari pasal yang didakwakan
terhadap terdakwa, terlebih dahulu izinkanlah kami menguraikan fakta – fakta yang
terungkap dalam pemerikssan persidangan secara berturut – turut berupa
keterangan saksi – saksi, surat dan barang bukti sebagai berikut :
1. KETERANGAN SAKSI-SAKSI
SAKSI 1
Umur : 62 Tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Satpam
Saksi telah menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :
4. Bahwa saksi telah bekerja sebagai Satpam di Apartment dari tahun 2019
sampai dengan sekarang.
5. Bahwa Saksi mendapat laporan dari Saksi Imron sebagai penghuni Apartment,
bahwa Saksi Imron telah mendengar teriakan dari tempat korban Ina Tavia.
6. Bahwa Saksi telah menggedor Pintu Apartment Korban Ina Tavia dan melihat
Para Pelaku lari melalui balkon kamar Korban Ina Tavia dan melihat Barkah
terpeleset dan terjatuh dari balkon kamar Korban Ina Tavia.
SAKSI 2
Nama : Karsan
Umur : 52 Tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Kiwi Raya No. 4 Jakarta Timur
Pekerjaan : Satpam
Saksi telah menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :
4. Bahwa saksi telah bekerja sebagai Satpam di apartment dari tahun 2017
sampai dengan sekarang.
5. Bahwa Saksi melihat Para Terdakwa Masuk ke apartment dan mengisi buku
tamu di pos satpam apartment
SAKSI 3
Nama : Imron
Umur : 32 Tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Saksi korban telah menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai
berikut :
5. Bahwa Saksi pada saat mendengar teriakan Korban Ina Tavia, langsung
melaporkan kepada saksi Agus sebagai Satpam apartment.
SAKSI 4
Umur : 42 Tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Saksi korban telah menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai
berikut :
4. Bahwa Saksi telah tinggal di apartment dari tahun 2018 sampai dengan
sekarang.
5. Bahwa Saksi mendengar teriakan Korban Ina Tavia dan kemudian keluar dari
kamar apartment menuju apartment Korban Ina Tavia dan membantu Saksi
Agus dalam menggedor pintu Korban Ina Tavia.
3. ALAT BUKTI
Alat bukti telah disita secara sah menurut hukum dengan ini dapat dipergunakan
untuk memperkuat pembuktian dan oleh Hakim Majelis telah memperlihatkan alat
bukti tersebut kepada saksi-saksi dan terdakwa dan yang bersangkutan telah
membenarkannya.
4. BARANG BUKTI
Barang bukti tersebut telah disita secara sah menurut hukum dengan ini dapat
dipergunakan untuk memperkuat pembuktian dan oleh Hakim Majelis telah
memperlihatkan barang bukti tersebut kepada saksi-saksi dan terdakwa dan yang
bersangkutan telah membenarkannya.
ANALISIS YURIDIS:
2. Dengan Sengaja;
5. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta
melakukan.
KESIMPULAN :
Namun sebelum kami sampai pada tuntutan pidana atas diri terdakwa,
perkenankanlah kami mengemukakan hal-hal yg kami jadikan pertimbangan dalam
mengajukan tuntutan pidana ini, yaitu :
MENUNTUT
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri yg memeriksa dan mengatasi perkara ini,
memutuskan :
1. Menyatakan Terdakwa James Kaharudin, Terdakwa Thomas dan Terdakwa Ony
telah bersalah terbukti melakukan tindak Pidana "Pembunuhan Berencana"
sebagaimana diatur dalam Pasal 340 KUHP jo. 55 ayat (1) ke-1 tersebut dalam
dakwaan.
5. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2000,-
(Dua Ribu Rupiah)
Demikianlah tuntutan pidana ini kami bacakan dan diserahkan dalam sidang hari ini
Kamis, 07 Maret 2022.
NIP : XXXXX/SJXXXXNS
PENGADILAN NEGERI KOTA JAKARTA TIMUR
PUTUSAN
NOMOR : XXI/PT/VIII/2022
Umur : 52 Tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : CEO
Nama : Thomas
Umur : 42 Tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Kamboja Raya No. 34 Jakarta Timur
Nama : Ony
Umur : 42 Tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Terdakwa James Kaharudin, Terdakwa Thomas dan Terdakwa Ony ditahan dengan
jenis penahanan Rumah Tahanan berdasarkan Surat Perintah/Penetapan Penahanan
:
1. Penyidik : Mulai tanggal 1 Desember 2021 sampai dengan 20
Desember 2021
2. Diperpanjang Kajari : Mulai tanggal 21 Desember 2021 sampai dengan 10
Januari 2022
3. Oleh Penuntut Umum : Mulai tanggal 11 Januari 2022 sampai dengan 1
Februari 2022
4. Ditahan oleh Ketua PN Kota Bogor : 2 Februari 2022 sampai dengan 1 Maret
2022 Para Terdakwa di dalam persidangan didampingi oleh Kuasa Hukumnya
masing-masing bernama :
1. Andre Surya Kusuma, S.H.
Para Kuasa Hukum yang berdomisili tetap dan berkantor di Jalan Nusa Indah Raya
No. 1 Jakarta Timur, yang bertindak sebagai Penerima Kuasa dan Penasehat Hukum
para Terdakwa. Berdasrkan Surat Kuasa Khusus yang dibuat di Jakarta tertanggal 24
November 2021. Para Terdakwa didampingi oleh Kuasa Hukumnya pada hari
persidangan pertama pada tanggal 22 Desember 2021.
Telah membaca :
Surat Pengantar oleh Kepala Kejaksaaan Negeri Kota Bogor Nomor : TAR-
B1518/N.4.12/Ex.1/6/2022 tertangggal 30 Desember 2021;
Telah membaca dan mempelajari berkas perkara dan seluruh surat-surat yang
berkaitan dengan perkara ini;
Telah mendengar Keberatan (Eksepsi) dari para Terdakwa yang diajukan oleh Kuasa
Hukum dipersidangan pada tanggal 2 November 2021 atas Surat Dakwaaan yang
diajukan oleh Penuntut Umum;
Telah mendengar pula Tanggapan Penuntut Umum yang diajukan oleh Kuasa Hukum
para Terdakwa dipersidangan pada tanggal 22 Desember 2021 atas Keberatan
(Eksepsi) dari para Terdakwa tersebut;
Menimbang, bahwa para Terdakwa dihadapkan ke muka pengadilan pada perkara ini
atas dakwaan sebagaimana yang diuraikan dalam Surat Dakwaan No. Reg. Perk-
XX/Pid-B/VI/2022 tanggal 22 Desember 2021 yang selanjutnya disebut sebagai
surat dakwaan, dan surat dakwaan telah dibacakan oleh Penuntut Umum dimuka
persidangan pada tanggal 22 Desember 2021 yang berbunyi sebagai berikut :
DAKWAAN
------- Perbuatan para terdakwa tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa James Kaharudin telah menikah sirih dengan Ina Tavia pada
Tahun 2021.
10. Pada akhir bulan September 2021, Terdakwa James Kaharudin memberikan
uang kepada Terdakwa Thomas sebesar Rp 350.000.000 (tiga ratus lima puluh
juta rupiah) dengan rincian untuk bayar aksi mereka sebesar Rp 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah) dan operasional tim sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh
juta rupiah). Selain menyerahkan uang, Terdakwa James Kaharudin juga
menyampaikan kepada Terdakwa Thomas agar melakukan penculikan pada saat
dirinya sedang berada di Singapura.
12. Pada tanggal 28 September 2021 malam, Terdakwa Ony dan Barka bergerak
masuk kedalam kamar Korban Ina Tavia untuk mempersiapkan penculikan.
Sedangkan, Terdakwa Thomas ditugaskan untuk menunggu korban Ina Tavia di
depan Lobby apartemen untuk mengikuti korban. Pada pukul 23.30 WIB, korban
Ina Tavia sampai di apartemen dan seketika itu pula, diikuti oleh Terdakwa
Thomas. Setelah korban Ina Tavia telah sampai di kamarnya, Terdakwa Ony
langsung membekap korban dari belakang yang menyebabkan korban terjatuh.
Barka yang melihat korban terjatuh, langsung memukul bagian belakang kepala
korban Ina Tavia dengan menggunakan besi sebanyak lima kali. Korban Ina
Tavia yang telah dipukul sebanyak tujuh kali ternyata masih tetap berteriak, yang
menimbulkan kecurigaan dari penghuni apartemen lainnya. Selang beberapa
menit, Saksi Satpam menggedor pintu korban Ina Tavia, karena panik Para
Terdakwa langsung lari melalui balkon kamar. Akan tetapi, pada saat akan
melarikan diri Barka terpeleset dan terjatuh dari balkon kamar. Sedangkan
Terdakwa Ony berhasil melarikan diri melalui balkon. Terdakwa Thomas dan
Terdakwa Ony kemudian meninggalkan TKP. Saksi Satpam apartemen yang
berhasil masuk ke apartemen kemudian membawa Korban Ina Tavia ke RSCM
namun naasnya korban meninggal setelah satu jam kehabisan darah.
Sedangkan Barka yang terpeleset langsung meninggal dan dibawa jenazahnya
ke RSCM.
13. Pada tanggal 28 September 2021, pada saat kejadian Terdakwa James
Kaharudin sedang berada di Singapura dan menanyakan hasil dari pelaksanaan
kepada Terdakwa Thomas dikarenakan dengan tidak sesui rencana maka
Terdakwa James Kaharudin meminta kepada Terdakwa Thomas untuk
menghapus pesan Whatsup (WA) dari telepon genggam dan membuang kartu
seluler nya.
14. Pada tanggal 1 Oktober 2021, Terdakwa Thomas bertemu dengan Terdakwa Ony
untuk membagi sisa uang hasil pembayaran tersebut sebesar Rp 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah). Masing-masing mendapatkan nominal sebesar Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Sedangkan sisanya sebesar Rp
100.000.000 (seratus juta rupiah), akan diberikan kepada keluarga Barka yang
telah meninggal.
------- Perbuatan Para Terrdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
pasal 340 KUHP jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. ------
Menimbang, bahwa fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, dengan ini
kami sampaikan keterangan saksi-saksi sebagai berikut:
Saksi Agus Setiawan telah menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya
sebagai berikut :
- Bahwa para terdakwa dalam persidangan berlaku sopan dan ramah melakukan
pekerjaannya dengan sopan dan ramah.
Saksi Karsan telah menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai
berikut :
9. Bahwa saksi telah bekerja sebagai Satpam di apartment dari tahun 2017
sampai dengan sekarang.
- Bahwa para terdakwa dalam persidangan berlaku sopan dan ramah melakukan
pekerjaannya dengan sopan dan ramah.
Saksi Imron korban telah menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya
sebagai berikut:
9. Bahwa Saksi telah tinggal di apartment dari tahun 2018 sampai dengan
sekarang.
- Bahwa para terdakwa dalam persidangan berlaku sopan dan ramah melakukan
pekerjaannya dengan sopan dan ramah.
Saksi Karsan telah menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai
berikut :
9. Bahwa Saksi telah tinggal di apartment dari tahun 2018 sampai dengan
sekarang.
Atas keterangan saksi, Kami selaku penasehat Hukum para Terdakwa memberi
Tanggapan :
- Bahwa para terdakwa dalam persidangan berlaku sopan dan ramah melakukan
pekerjaannya dengan sopan dan ramah.
- Bahwa terdakwa terlah mengakui kesalahan nya.
Menimbang, bahwa para terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan
dakwaan tunggal sebagaimana diatur dalam Pasal 340 KUHP jo pasal 55 ayat 1 ke-1
6. Barang Siapa;
7. Dengan Sengaja;
10. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta
melakukan.
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa, maka perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang meringankan para terdakwa;
Menimbang, bahwa oleh karena para terdakwa dijatuhi pidana maka haruslah
dibebani pula untuk membayar biaya perkara;
Memperhatikan pasal 340 KUHP jo pasal 55 ayat 1 ke-1 dan Undang-undang N0.8
Tahun 1981 tentang hukum acara pidana serta peraturan perundang-undangan lain
yang bersangkutan.
MENGADILI
6. Membebankan kepada para Terdakwa untuk membayar biaya perkara ini masing -
masing sebesar Rp . 2.000 , - ( dua ribu rupiah ) ;