Dengan ini kami tim penasehat hukum Terdakwa menyampaikan nota pembelaan sebagai
berikut :
A. PENDAHULUAN
D. ANALISIS FAKTA
Sedangkan dari keterangan Sdr. Asa deas yang merupakan adalah tetangga satu
kampung dengan terdakwa dan Merupakan Sekretaris Desa di tempat terdakwa
didapatkan beberapa fakta bahwa:
Terdakwa adalah orang yang taat dan patuh beragama.
Bahwa terdakwa adalah pembina Risma di masjid di kampungnya dan
juga sebagai Muadzin dan khatib di masjid Kampungnya; dan dikenal
memiliki semangat atau ghiroh keagamaan yang cukup tinggi.
Bahwa terdakwa bekerja sebagai siswa dan merupakan tulang punggung
keluarga dan memiliki tanggungan keluarga seorang anak berumur 7
(tujuh) tahun dan seorang istri yang tengah hamil 8 (delapan) bulan dan
sebentar lagi akan melahirkan;
Bahwa istri terdakwa tidak memiliki pekerjaan sehingga untuk hidup
sehari-hari menggantungkan hidupnya kepada keluarga;
Bahwa sepengetahuan saksi terdakwa tidak pernah ikut organisasi FPI;
Bahwa ayah terdakwa meninggal dunia pada saat terdakwa ditahan dan
terdakwa tidak bisa keluar dari tahanan untuk melihat jenazah ayahnya;
Keterangan Ahli Bahasa diambil kesimpulan bahwa status facebook yang dibaut
terdakwa tidak ada unsur mengancam atau menakut nakuti, melainkan hanya
berupa kalimat sindiran yang lazim digunakan oleh orang-orang melayu khususnya
Palembang dalam menyindir sesuatu.
E. ANALISIS YURIDIS
Unsur pidana dalam pasal ini juga menjadi polemik para pegiat hukum khususnya
tentang perkembangan hukum pidana dimana menekankan penegakan hukum itu
tidak hanya tekstual nya saja tetapi juga kontekstual dalam artian menggali moral
hukum dari undang undang tersebut, terkait sifat subjektif dari tafsiran Ancaman
Kekerasan dan Menakut nakuti pada Pasal 29 UU ini bisa menimbulkan
ketidakpastian hukum, setiap subjek hukum bisa saja dilaporkan dengan pasal ini
hanya dengan subjeksifitasnya mengartikan sebuah kalimat ancaman dan menakut
nakuti. Sifat subjektifitas unsur pidana pada pasal ini diperkuat di dalam fakta
persidangan melalui ahli bahasa dari Kantor Bahasa yang kami hadirkan yang
menerangkan bahwa status facebook terdakwa tidak ada maksud untuk mengancam
ataupun untuk menakut-nakuti melainkan hanya berupa kalimat sindiran yang biasa
digunakan oleh orang beretnis melayu ketika berujar. Atau yang biasa dipraktikan
sehari-hari di pergaulan orang palembang adalah berkelakar, yang memiliki makna
bercandaa, sehingga terang benderang sekali tafsiran Perbuatan Mengancam dan
menakut nakuti sangat subjektif tergantung siapa yang menafsirkan nya.
Bahwa apa yang disampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam surat tuntutannya
menyatakan bahwa mengurungkan niatnya untuk memenjarakan karena takut akan
ancaman status facebook terdakwa adalah Asumsi Belaka, karena sampai saat ini
pun tidak pernah diperiksa atau dihadirkan ke dalam persidangan untuk
membuktikan bahwa ia merasa terancam atau takut atas status facebook dari
terdakwa dan tidak pernah sekalipun Kapolri menyampaikan terkait hal ini pada
publik padahal mengetahui perkara ini.
Maka dari itu Penasihat Hukum berpendapat bahwa selain Perbuatan pada dakwaan
Primer, Perbuatan Pada dakwaan subsidair pun tidak dapat dibuktikan unsurnya.
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, kami Penasehat Hukum Terdakwa
Berkesimpulan bahwa Tindakan terdakwa dalam status Facebook yang di unggahnya
adalah Perbuatan yang tidak baik secara moral karena menggunakan kata kata yang
dianggap berkonotasi negatif namun hemat kami perbuatannya itu cukup dengan
diberi peringatan dan tindakan persuasif dalam menyelesaikan nya bukan dengan
didakwa dengan perbuatan pidana sebagaimana didakwakan saudara Jaksa
Penuntut Umum yaitu Pasal 45 A dan Pasal 45 B yang mana menurut kami tidak
memenuhi unsur pidananya.
Sehingga membuat kami Tim Penasehat Hukum terdakwa merasa yakin bahwa
Majelis Hakim Tidak akan ragu untuk membebaskan terdakwa dari semua tuntutan.
Penasehat hukum juga memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini agar mempertibangkan fakta bahwa:
1. Terdakwa mengakui perbuatan nya tidak baik secara moral dan Sangat
menyesali Perbuatan nya karena hal ini juga menjadi salah satu penyebab
sang ayah yang sedang sakit keras berpulang ke Rahmatullah karena
beban pikiran yang mendalam memikirkan terdakwa.
2. Terdakwa telah mengajukan permohonan maaf melalui surat resmi
kepada kapolri.
3. Terdakwa Adalah tulang Punggung keluarga dan termasuk keluarga yang
tidak mampu (dibuktikan dengan SKTM)
4. Terdakwa memiliki anak berusia 7 Tahun dan Istri yang sedang Hamil 8
bulan saat ini yang sangat membutuhkan kehadiran nya untuk memberi
kasih sayang dan nafkah karena patut diketahui keduanya saat ini hidup
dengan bergantung pada saudara terdakwa karena tulang punggung
keluarganya ditahan.
5. Selama proses persidangan terdakwa berkelakuan baik dan tidak berbelit
belit dan selama di rumah tahanan terdakwa menjadi panutan bagi
narapidana lain nya.
Berdasarkan semua pertimbangan di atas Kami penasehat hukum terdakwa
meminta dan memohon kepada majelis hakim agar memutuskan sebagai berikut :
1. Membebaskan Terdakwa dari tuntutan pidana sebagaimana yang dituntut
oleh Jaksa Penuntut Umum;
2. Memulihkan hak-hak terdakwa, dalam kemampuan, kedudukan, harkat, serta
martabatnya;
3. Membebankan biaya perkara kepada Negara.
ATAU
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Demikianlah Nota Pembelaan (Pledoi) ini kami sampaikan, atas perkenan Ketua
Majelis Hakim Pengadilan Negeri yang memeriksa dan mengadili perkara ini, kami
Tim Penasehat Hukum Terdakwa mengucapkan Terima kasih.
Hormat Kami
Penasehat Hukum Terdakwa
aaaaaaaaaa,S.H.,M.H. dddddddd,S.H.
cccccccccc,S.H. ggggggggggggg,S.H.