Terlebih dahulu perkenankanlah kami Penasehat Hukum Terdakwa
mengucapkan terima kasih kepada Majelis Hakim yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengajukan eksepsi terhadap surat dakwaan Penuntut Umum yang telah disampaikan dan dibacakan dalam persidangan perkara ini.
PENDAHULUAN.
Bahwa surat dakwaan merupakan dasar pemeriksaan perkara di sidang
pengadilan. Hal ini sejalan dengan Putusan Mahkamah Agung No.47 K.Kr/1956 tanggal 23 Maret 1957 menyatakan, bahwa yang menjadi dasar pemeriksaan oleh pengadilan ialah surat dakwaaan.” Dan berdasarkan Pasal 143 ayat (2) KUHAP surat dakwaan harus memenuhi syarat formil dan materil dan apabila surat dakwaan tidak memenuhi syarat materil, maka surat dakwaan yang demikian adalah batal demi hukum. Bahwa setelah mempelajari surat dakwaan Penuntut Umum terhadap Terdakwa dalam perkara a quo, maka sudah seharusnya surat dakwaan Penuntut Umum batal demi hukum karena:
1. Setelah dilakukan pemeriksaan terdakwa oleh majelis hakim, identitas
terdakwa di dalam dakwaan penuntut umum salah. Setelah dilakukan pengecekan terhadap KTP terdakwa , nama terdakwa yaitu Gembul, kemudian tempat dan tanggal lahir yaitu pada tanggal 11Desember 1998, sedangkan dalam dakwaan identitas terdakwa yaitu Gembel tanggal lahir 5Januari 1980.
Berdasarkan pasal 143 ayat 2 huruf a, penuntut umum dalam membuat
surat dakwaan harus disertai dengan nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka. Namun dalam dakwaan penuntut umum sangat jelas atas kesalahan identitas dari terdakwa yang menyebabkan eror ini persona.
2. Setelah didengarkan dakwaan penuntut umum, terdakwa tidak pernah
melakukan tindak pidana penadahan di tempat sebagaimana terurai dalam dakwaan penuntut umum, terdakwa tidak pernah bertemu dg saksi ........ (pencuri) di desa meliling, kec. Kerambitan tabanan.
Berdasarkan pasal 143 ayat 2 huruf b kuhap, dakwaan harus diuraikan
secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
Sehingga locus dan tempos yang diuraikan penuntut umum dalam
dakwaan tidak benar adanya, hal tersbut jelas Obscure Libel.
Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka tak terbantahkan bahwa dakwaan
penuntut umum adalah uraian dakwaan yang tidak cermat, tidak cermat, tidak lengkap, kabur, cacat hukum dan tidak didasarkan pada hasil penyidikan yang lengkap, sehingga merugikan kepentingan pembelaan diri Terdakwa. Oleh karena itu sudah seharusnya dakwaan penuntut umum batal demi hukum. .
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, kiranya telah cukup
alasan hukum bagi Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menerima Eksepsi Terdakwa/Penasehat Hukum Terdakwa seraya memberikan Putusan Sela dengan amarnya berbunyi sebagai berikut;
1. Menerima Eksepsi Panasehat Hukum Terdakwa seluruhnya;
2. Menyatakan Dakwaan Penuntut Umum batal demi hukum.
3. Menyatakan terdakwa bebas dari segala dakwaan Penuntut Umum dan mengeluarkan terdakwa dari tahanan. 4. Membebankan biaya perkara kepada negara. Demikianlah eksepsi ini kami sampaikan, atas perhatian dan pertimbangan Majelis Hakim Yang Mulia, terlebih dahulu kami ucapkan terima kasih.