Anda di halaman 1dari 4

Eksepsi

Kepada yang mulia;

Majelis Hakim Pemeriksaan Perkara Pidana

Nomor : 06/Pid.Sus/2021/PN Btl

Pada Pengadilan Negeri Bantul di Bantul

Yang bertanda tangan di bawah ini :

.....................Muhammad Akbar, S.H.,M.H.....................

........................Firman Gani, S.H........................

Semuanya adalah Advokat pada kantor hukum ARBANI AND PARTNERS LAW FIRM :

Berdomisili hukum di Jl. Ki Penjawi No. 34B rejowinangun, Kec. Kotagede, Kab. Yogyakarta daerah
Istimewa Yogyakarta 55171. Telp,

Bertindak untuk dan atas nama Terdakwa :

Nama : Wahid Hamid

Tempat tanggal Lahir : Yogyakarta 26 Agustus 1998

Jenis kelamin : Laki-Laki

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA/Sederajat

Pekerjaan : wiraswasta

MAJELIS HUKUM YANG KAMI MULIAKAN ;

REKAN PENUNTUT UMUM YANG TERHORMAT ;

Serta hadirin Sidang Yang Berbahagia ;

Setelah pada persidangan lalu kita mendengarkan dakwa rekan penuntut umum, maka perkenakan
kami para penasihat hukum terdakwa menyampaikan eksepsi/tangkisan/keberatan atas dakwaan
tersebut. Bahwa terdakwa Wahid Hamid telah di dakwa dengan dakwaan sebagai berikut :

PRIMER :
Terdakwa di dakwa melakukan tindak pidana sebagaimana di atur dan di ancam pasal 114 ayat (1)
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Tanpa hak atau melawan hukum
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi peraturan dalam jual beli,
menukar, atau menyerahkan Narkotika golongan I.

SUBSIDAIR :

Terdakwa di dakwa melakukan tindak pidana sebagaimana di atur dan di ancam pasal-pasal 112 ayat
(2) Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Tanpa hak atau melawan hukum
memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika golongan I bukan tanaman.

LEBIH SUBSIDAIR :

Terdakwa di dakwa melakukan tindak pidana sebagaimana di atur dan di ancam pasal-pasal 127 (1)
(a) undang-undang no. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, penyalahgunaan Narkotika golongan I bagi
diri sendiri.

Berangkat dari surat dakwaan yang di sampaikan pada persidangan sebelumnya, kiranya kami para
penasihat hukum terdakwa merasa urgent menyampaikan eksepsi ini demi kepentingan hukum dan
keadilan serta memperoleh jaminan perlindungan hak-hak asasi terdakwa atas kebenaran, kepastian
hukum dan keadilan. Selain itu, eksepsi ini perlu kami sampaikan demi perlindungan hukum yang
lebih luas bagi masyarakat pada umumnya maupun pembangunan hukum dalam proses beracara
persidangan pidana, dimana semuanya dijamin kitab undang-undang hukum acara pidana (kuhap).

Majelis Hukum Yang Kami Muliakan ;

Rekan Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat ;

Serta Hadirin Sidang Sekalian Yang Berbahagia ;

Setelah kami mempelajari dakwa Sdr. Jaksa penuntut umum, maka kita simpulkan bahwa dakwaan
tersebut, menurut kami ada beberapa hal yang perlu di tanggapi secara seksama mengingat di dalam
surat dakwaan tersebut terdapat berbagai kejanggalan dan ketidakjelasan yang menyebabkan kami
mengajukan keberatan. Berdasarkan uraian di atas kami selaku penasihat hukum terdakwa ingin
mengajukan keberatan terhadap surat dakwaan yang telah di dakwakan oleh jaksa penuntut umum
dengan alasan sebagai berikut :

1. SURAT DAKWAAN TIDAK CERMAT, TIDAK JELAS DAN TIDAK LENGKAP


- Bahwa berdasarkan pasal 143 ayat (2) KUHAP surat dakwaan harus memenuhi
syarat formil dan materil dan apabila surat dakwaan tidak memenuhi syarat materil
maka surat dakwaan yang demikian adalah batal demi hukum. Bahwa setelah
mempelajari surat dakwaan penuntut umum terhadap terdakwa dalam perkara a
quo, maka sudah seharusnya surat dakwaan penuntut umum batal demi hukum
karena :
-
Dakwaan penuntut umum juga tidak cermat dimana unsur tindak pidana yang di
dakwakan dalam dakwaan kesatu sedangkan pasal pidana dan di dakwakan
berbeda. Rumuskan tindak pidana dalam dakwaan kesatu tidak sama atau berlainan,
yang dinyatakan penuntut umum telah dilanggar oleh terdakwa atas fakta rumusan
dakwaan penuntut umum. Pada dakwaan kesatu tersebut, maka jelaslah dakwaan
penuntut umum adalah dakwaan, yang kabur dan tidak cermat serta cacat hukum
dan karenanya sudah seharusnya batal demi hukum.
2. PEMBUKTIAN TIDAK MEMENUHI UNSUR
- Pengakuan bersalah dari terdakwa sama sekali tidak melenyapkan kewajiban
penuntut umum dan persidangan untuk menambah dan menyempurnakan
pengakuan itu dengan alat bukti yang lain
- Oleh karena pengakuan atau keterangan terdakwa bukan alat bukti yang memiliki
kekuatan pembuktian yang sempurna dan menentukan, penuntut umum dalam
persidangan tetap mempunyai kewajiban berdaya upaya membuktikan kesalahan
terdakwa dengan alat bukti yang lain. KUHAP tidak mengenal keterangan atau
“pengakuan yang bulat” dan murni. Ada atau tidak pengakuan terdakwa,
pemeriksaan pembuktian kesalahan terdakwa tetap merupakan kewajiban dalam
persidangan.

Kami para penasihat hukum terdakwa, memohon dengan sangat agar majelis Hakim
Yang Mulia dapat meneliti perkara wahid hamid yang di ajukan rekan penuntut yang
nyata-nyata telah memaksakan satu keadaan dan rangkaian peristiwa sehingga seakan
terlihat benar suatu tindak pidana telah dilakukan oleh terdakwa.
Atas uraian eksepsi/keberatan yang telah kami sampaikan maka dengan ini kami selaku
penasihat hukum terdakwa Wahid Hamid memohon kepada Yang Mulia Majelis hakim
memeriksa perkara ini agar berkenan menetapkan dan memutuskan :
1. Menerima dalil-dalil serta alasan-alasan yang kami uraikan dalam eksepsi atau
keberatan hak kami atas surat dakwaan jaksa penuntut umum dalam perkara ini.
2. Menetapkan dakwaan jaksa penuntut umum tidak dapat diterima.
3. Menetapkan pengembalikan berkas perkara kepada penuntut umum dari kejaksaan
Negeri Bantul.
4. Memerintahkan agar terdakwa di bebaskan dari tahanan.
5. Membebankan biaya kepada negara

Demikian eksepsi/keberatan ini kami ajukan ke hadapan yang mulia majelis hakim pemeriksaan
perkara ini.

Atas perhatian serta terkabulnya eksepsi/keberatan yang kami ajukan ini kami ucapkan terima kasih
dan bila ada kekurangan atau kesalahan di dalamnya kami mohon maaf atas keterbatasan kami
selaku manusia.

Yogyakarta 25 Maret 2021

PENASIHAT HUKUM
Muhammad Akbar, S.H.,M.h

Anda mungkin juga menyukai