Anda di halaman 1dari 8

NOTA PEMBELAAN

PLEDOI
Dalam perkara pidana dengan No. Reg Perkara 12/Pid.B/V/2024/PN Pl
Dengan Terdakwa : Wati Larasati

Kepada Yth.
Majelis Hakim yang memeriksa
perkara dengan NO. Reg Perkara :
12/Pid.B/V/2024/PN Pl

Di PN Palu

Yang bertanda tangan dibawah ini,


1. Hendrik, S.H.,M.H,L.LM.
2. Dina Riski amalia, S.H.,M.H.,L.LM.
3. Miftahul Rizqa, S.H.,M.H.,L.LM.

Kesemuanya adalah Advokat/Konsulen Hukum, pada Kantor Hukum Rodrigo Law Group,
berkantor di Tondo Tower Lt. 7, Kav. 9 Kelurahan Tondo, Kec. Mantikulore, Kota Palu. Telp.
0456386891, HP, 082178586388, FAX. O4518888, dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 22 mei 2024 bertindak sebagai Penasehat Hukum untuk dan atas nama Terdakwa
:
Nama lengkap : WATI LARASATI
Tempat Lahir : SINIU
Umur/tanggal lahir : 23/27-NOVEMBER 2001
Jenis kelamin : PEREMPUAN
Kebangsaan/kewarganegaraan : INDONESIA
Tempat tinggal : PEGANGSAAN TIMUR, PALU TIMUR, KOTA
PALU
Agama : ISLAM
Pekerjaan : ART
Pendidikan Terakhir : SMA
Bahwa terhadap Surat Dakwaan dan Surat Tuntutan Saudara Jaksa Penuntut Umum, kami
Kuasa Hukum Terdakwa secara tegas tidak sependapat dengan Jakasa Penuntut Umum, dan jika
dihubungkan dengan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan dari bukti saksi-saksi,
surat-surat, petunjuk dan keterangan Terdakwa, maka kami berpendapat Tuntutan Jaksa Terlalu
tinggi.

I. PENDAHULUAN

Majelis Hakim yang kami Muliakan,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami Hormati,
Para Hadirin di pesidangan yang Kami Hormati.
Pada kesempatan ini tibalah saatnya bagi Kami sebagai Penasehat Hukum Terdakwa
saudari Wati, menyampaikan dan membacakan Pledoi atas tuntutan Penuntut Umum yang telah
dibacakan pada persidangan hari senin tanggal 12 april 2024 yang lalu. Kami sebagai Penasehat
Hukum dari Terdakwa, terlebih dahulu mengucapkan terima kasih, puji dan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat kekuatan dan kesehatan yang diberikan kepada kita semua
yang terlibat dalam proses pemeriksaan perkara ini, sehingga persidangan dapat berjalan sesuai
dengan waktu yang diperkirakan tapa ada hambatan yang berarti. Selanjutnya dengan hati yang
tulus, Kami sampaikan penghargaan dan rasa hormat yang setinggi-tingginya, disertai dengan
ucapan terima kasih kepada Majelis Hakim Yang Mulia yang telah memimpin persidangan ini
dengan teliti, obyektif dan berwibawa, disertai dengan Sikap yang menghormati hak-hak asasi
Terdakwa, sehingga telah mencerminkan bahwa Majelis Hakim Yang Mulia telah menghormati
Asas Praduga tidak bersalah (presumption of innocent principle).
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa didalam memutuskan suatu perkara, pada
hakekatnya seorang Hakim bertindak mewakili Tuhan yang sifatnya Maha Pengasih, Maha
Penyayang, Maha Adil dan Maha Bijaksana. Dengan demikian, Kami menyadari betapa berat
tanggung jawab seorang Hakim dalam mempertimbangkan putusannya, karena putusan tersebut
harus benar-benar sesuai dengan rasa keadilan yang diyakininya, yaitu dengan didasarkan pada
pertimbangan faktor-faktor yuridis dan harus didasarkan pada pertimbangan rasa kemanusiaan
dan keadilan yang diyakini oleh Majelis Hakim Yang Mulia.
Pada kesempatan ini pula, perkenankan Kami untuk menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih kepada Panitera dalam perkara ini, yang dengan tekun dan tanpa mengenal
lelah, telah mencatat secara teliti semua peristiwa yang merupakan fakta persidangan ke dalam
Berita Acara Persidangan.
Tak lupa juga kami menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya kepada saudara
Jaksa Penuntut Umum yang telah melaksanakan tugasnya sebagai abdi Negara, yang telah
dengan segala upaya telah membantu menemukan kebenaran yang ditinjau dari sudut
kepentingannya sebagai penuntut umum yaitu dari pandangan yang subyektif dari sisi yang
objektif terhadap perkara yang kita hadapi sekarang ini. Berbeda dengan kami Pembela atau
Penasihat Hukum yang mempunyai pandangan yang objektif dari posisi yang subjektif, namun
hendaknya pembelaan yang kami ajukan ini dinilai semata mata sebagai analisa perkara yang
sedang kita hadapi sebagai persoalan hukum, khususnya hukum acara pidana dilihat dari sudut
pembelaan.

II. DASAR HUKUM PENGAJUAN PEMBELAAN/PLEDOI

1. Bahwa Tuntutan Pidana dan Pledoi (Pembelaan) pada dasarnya me-rupakan suatu rangkaian
yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pemeriksaan perkara pidana dan sebenarnya dapatlah
dikatakan Bahwa keberadaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, saling
berkaitan dengan Nota Pembelaan yang diajukan oleh terdakwa atau Penasehat Hukum
Terdakwa, karena tuntutan pidana yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, maupun
pembelaan yang di-ajukan oleh terdakwa atau Penasehat Hukum Terdakwa, pada hakekatnya
merupakan proses "dialogis jawab menjawab terakhir" dalam suatu proses pemeriksaan suatu
perkara pidana;
2. Bahwa berdasarkan ketentuan hukum Acara Pidana Pasal 182 ayat (1) huruf b KUHAP, maka
kepada terdakwa dan atau Penasehat Hukum Terdakwa diberikan hak untuk mengajukan Pledoi
(Pembelaan) atas Tuntutan Pidana yang telah diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum;
3. Bahwa dalam kesempatan ini perlu kami tegaskan, karena pada hakekat-nya pengajuan Pledoi
(Pembelaan) ini bukanlah bertujuan untuk me-lumpuhkan dakwaan dan Tuntutan Pidana yang
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, akan tetapi perbedaan argumentasi, prinsip dan
pandanganlah yang menimbulkan kesenjangan diantara kedua misi yang diemban, namun
kesemuanya itu bermuara pada kesamaan tujuan yaitu: usaha dan upaya melakukan penegakan
hukum serta ke-inginan untuk menemukan kebenaran hukum;
4. Bahwa tuntutan pidana yang di ajukan oleh saudara penuntut umum kami rasa mash
mempunyai banyak kekurangan baik dari aspek normatif, aspek fakta-fakta yang dituangkan
dalam tuntutan tersebut maupun dari segi penafsiran hukum yang dituntutkan kepada Terdakwa.
dan demi tegaknya keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum sesuai dengan tujuan hukum
dalam perkara ini maka di rasa perlu kami selaku Penasehat Hukum dalam perkara ini
menyampaikan pembelaan yang berisikan koreksi kritis atas tuntutan saudara Penuntut Umum.
5. Bahwa berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah kami sampaikan tersebut di atas,
dapatlah kiranya dijadikan sebagai suatu dasar hukum bagi terdakwa dan Penasehat Hukum
Terdakwa dalam menyampaikan Pledoi (Pembelaan) ini.

III. TENTANG DAKWAAN DAN TUNTUTAN

Bahwa dalam perkara ini, Terdakwa didakwakan melakukan tindak pidana sebagaimana
yang diatur dan diancam pidana sebagaimana berikut :
Primair : Melanggar Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Subsidair : Melanggar Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Setelah melalui proses pembuktian, Bahwa Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Palu
dengan surat tuntutannya telah menuntut Terdakwa sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa Wati Larasati telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana Pembunuhan berencana sebagaimana diatur dan diancam
pidana, Primair Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Subsidair, Pasal 221
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dalam dakwaan.
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Wati Larasati dengan pidana seumur hidup.
3. Menyatakan barang bukti, berupa sebuah pisau, pakaian korban, rekaman CCTV, dan
Pakaian Terdakwa dikembalikan kepada Terdakwa.
4. Menetapkan supaya Terdakwa tetap dalam tahanan.
5. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 7.500,- (Tujuh Ribu
Lima Ratus Rupiah)
Bahwa oleh karena apa yang disampaikan oleh saudara Jaksa Penuntut Umum di dalam
menemukan kebenaran hanya memandang dari sudut kepentingan yang hanya ditinjau dari segi
Subyektif ke posisi Obyektif, tentunya berbeda dengan apa yang menjadi titik pandang kami
selaku Penasehat Hukum Terdakwa yang menilai peristiwa pidana ini dari segi Obyektif ke sudut
pandang Subyektif. Bahwa pendapat kami tersebut adalah berdasarkan fakta-fakta yang
terungkap dipersidangan berupa :
A. Keterangan Saksi-Saksi

Kiranya dalam pembelaan ini, mengingat fakta, keterangan saksi dan keterangan Terdakwa
telah dicatat dengan lengkap dan seksama oleh saudara Panitera, maka kami beranggapan tidak
perlu kami jelaskan kembali secara terperinci dan tersendiri dalam Nota Pembelaan yang kami
ajukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pengulangan yang tidak efektif kecuali untuk
penegasan, maka kami mohon agar berita acara persidangan yang telah dicatat oleh Panitera
mengenai fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan merupakan bagian dari nota
pembelaan/pledoi ini dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Selanjutnya, kami Penasehat Hukum dari Terdakwa keberatan akan tuntutan yang di ajukan
oleh Penuntut Umum, dimana tuntutan yang diajukan oleh penuntut umum yaitu Pidana Mati.
Seharusnya Penuntut umum mempertimbangkan kembali mengenai tuntutan yang diberikan
dikarenakan Saudari Terdakwa di Diagnosa mengidap penyakit Bipolar berdasarkan bukti surat
dari ahli Psikologi.

B. Surat

Bahwa selain mengajukan saksi-saksi, saudara Jaksa Penuntut Umum juga telah mengajukan
surat sebagai alat bukti dalam perkara ini yaitu :
HASIL AUTOPSI

IV. ANALISA YURIDIS

Dari fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan yaitu keterangan saksi-saksi, keterangan
Ahli dan keterangan Terdakwa sendiri, maka Kami Penasehat Hukum Terdakwa telah
menganalisa Dakwaan dan juga Tuntutan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum sangat
bertentangan dengan fakta-fakta peristiwa pidana yang sesungguhnya telah terjadi.
Dakwaan dan Tuntutan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum, yang mendakwa Terdakwa
Watilarasati dengan Primair: Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, sangat tidak
rasional dengan unsur-unsur pasal dan fakta di lapangan, dimana Terdakwa Wati larasati tidak
memiliki niat untuk Membunuh Korban Mahendra, Seperti yang telah diterangkan oleh Saksi
Rosa yang merupakan saksi yang meringankan Terdakwa , bahwa Terdakwa tidak berada di
lokasi kejadian sebab telah izin pulang ke kampung. Sehingga tidak terbukti bahwa terdakwa
membunuh korban
Hukum Terdakwa Wati larasati, sangat tidak sesuai dengan unsur-unsur hukum dan fakta
atau kasus posisi tindak pidana tersebut, dimana dengan sungguh-sungguh Terdakwa Wati
Larasati memberi keterangan bahwa niat sebagai unsur yang menentukan tindak pidana yang
dilakukan adalah bukan untuk “Membunuh” Korban, melainkan hanya untuk memberikan rasa
sakit pada diri Korban, hal itu disebatkan karena dorongan emosi yang hebat, dimana terdakwa
cemburu melihat kedekatan korban dengan sekretarisnya, kemudian terdakwa berniat
menyatakan perasaannya kepada korban, namun korban menolak pernyataan cinta Terdakwa
dengan alasan Korban hanya menganggap terdakwa sebagai ART, hal tersebut membuat
keguncangan terhadap batin Terdakwa Dan di sertai emosi yang hebat atau dikenal The Episodic
Criminal dalam ilmu kriminologi, maka pisau yang berada dalam genggaman terdakwa
menikam korban.

Sehingga Pasal-pasal yang didakwakan pada Terdakwa, baik Primair maupun Subsidair adalah
cacat hukum, dimana Terdakwa tidak ada unsur niat untuk membunuh, melainkan unsur
penganiayaan atau menyakiti korban dengan berakibat yang tidak diduga oleh Terdakwa adalah
kematian Korban tersebut.

V. PENUTUP

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan juga analisis yang telah kami
paparkan, maka kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa dengan segala kerendahan hati kami,
memohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara untuk menjatuhkan Putusan dengan amar
sebagai berikut:
PRIMAIR
1. Menyatakan bahwa Terdakwa Wati Larasati, tidak bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum.
2. Membebaskan Terdakwa Wati Larasati dari seluruh dakwaan dan tuntutan hukum.
3. Memulihkan hak terdakwa dalam hal kemampuan, kedudukan, harkat, dan martabatnya.
4. Membebankan biaya perkara kepada negara.

SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim pemeriksa perkara berpendapat lain, maka kami memohon agar Majelis
Hakim dapat menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).
Demikianlah Nota Pembelaan ini kami bacakan dan serahkan pada hari Rabu 12 Juni 2024 di
Pengadilan Negeri Palu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan memberikan
bimbingan kepada Majelis Hakim, agar dapat menjatukan putusan yang seadil-adilnya dan
membawa manfaat bagi semua pihak

Hormat Kami,
Penasihat Hukum Terdakwa
Hendrik & Rekan

Palu, 16 Juni 2024

Hendrik, S.H.,M.H,L.LM.

Dina Riski amalia, S.H.,M.H.,L.LM

Miftahul Rizqa, S.H.,M.H.,L.LM.

Anda mungkin juga menyukai