Anda di halaman 1dari 19

PENGADILAN NEGERI KELAS 1 A D.

I
YOGYAKARTA

BERITA ACARA SIDANG VI

Nomor : 213 / PID.SUS / 2021 / PN.DIY

Persidangan Terbuka di pengadilan Negeri Yogyakarta Yang memeriksa dan


mengadili Perkara-Perkara dengan acara pemeriksaan Biasa Yang dilakukan dalam
Gedung yang telah disediakan untuk keperluan itu pada, Hari Kamis Tanggal
08 April 2021 Dilangsungkan, dalam perkara Dugaan Tindak Pidana Kejahatan
memperjual belikan darah, Dengan Terdakwa :

---------------------------------------- SYIFA ALMASARI ----------------------------------------


Terdakwa Ditahan Sejak tanggal 24 September 2018 Sampai Sekarang.
SUSUNAN PERSIDANGAN :

1. CAHYANA MAULABI , S.H.,M.H. Hakim Ketua


2. PRISKILA WIDIAWATI, S.H.,M.H. Hakim Anggota I
3. FATMA HANDAYANI ,S.H.,M.H. Hakim Anggota II
4. TRISNA TANSIA PUTRI ,S.H. Panitera Pengganti
5. IHSAN MAULANA ,S.H. Penuntut Umum
6. RISZA NURSALZABILAH ,S.H. Penuntut Umum
7. ROBINHOT SIHITE ,S.H. Penasihat Hukum
8. ISMAWANTI RESSA ,S.H. Penasihat Hukum

Setelah sidang dibuka oleh Hakim Ketua dan dinyatakan terbuka untuk
umum maka atas perintah Hakim Ketua agar terdakwa dihadapkan masuk kedalam
ruang sidang, lalu Terdakwa dihadapkan masuk ke ruang sidang dalam keadaan
bebas/tidak dibelenggu dan dijaga dengan baik oleh petugas.

Sidang dilanjutkan dengan acara pembacaan nota pembelaan dari


penasehat hukum memohon kepada majelis hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini untuk berkenan memberikan putusan sebagaimana yang
tertuang di dalam nota pembelaan Menyatakatan bahwa terdakwa menurut
hukum dan keyakinan telah tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang terurai dalam dakwaan tunggal dari pihak jaksa penuntut
umum dan membebaskan terdakwa dari seluruh dakwaan , yang dimana sebagai
tanggapan atas tuntutan yang telah disampaikan oleh penuntut umum pada
sidang sebelumnya.dan demi kepentingan hukum daroi terdakwa maka nota
pembelaan telah di buat berdasarkan analisa serta fakta persidangan yang
telah di temukan oleh pihak penasehat hukum. Adapun hasil dari nota
pembelaan tersebut sebagaimana yang terlampir sebagai berikut:

KANTOR ADVOKAT DAN PENASEHAT HUKUM

ROBIN & PARTNERS LAW FIRM


Jl.Rejowinangun No.420 E Kecamatan Kota Gede
KOTA YOGYAKARTA
TELP : ( 022 ) 14221 8678 FAX ( 022 ) 14231 8690
email.Robinpartners@gmail.com

NOTA PEMBELAAN

Dalam Perkara Pidana No.Reg.Perkara


:
Pidsus-213 / lII / PN.DIY / 2021
ATAS NAMA TERDAKWA SYIFA ALMASARI

Majelis hakim yang terhormat.

Jaksa penuntut umum yang


terhormat. Sidang yang mulia.
Yang bertanda tangan di bawah ini,

1. ROBIN SIHITE, S.H.


2. Ismawanti Ressa, S.H.
3. Dhika Kamesywara , S.H.

Kesemuanya adalah advokat dari kantor pengacara Robin & Partners


Law Firm yang berkantor di Jalan Rejowinangun No.420 E Kecamatan Kota
Gede tatar Kota Yogyakarta dengan surat kuasa khusus tanggal 20 Desember
2020 . Bertindak sebagai penasehat hukum untuk dan atas nama terdakwa .

Nama : SYIFA ALMASARI


Tempat Lahir : Yogyakarta
Umur/Tgl. Lahir : 35 tahun / 5 Mei 1985
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tinggal : Jl. Imogiri Barat No.16 B ,Semail, Kelurahan Bangun
Harjo Kecamatan Sewon Kota Bantul , Daerah Istimewa
Yogyakarta
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Pendidikan : STRATA 1

Majelis hakim yang kami muliakan


Rekan Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa penguasa seluruh alam semesta, karena berkat rahmat Nya
persidangan pada hari ini dengan agenda pembacaan Nota Pembelaan oleh
Penasehat Hukum atas Terdakwa SYIFA ALMASARI bisa berjalan dengan
lancar sebagaimana mestinya sesuai dengan yang dijadwalkan sebelumnya.

Tidak lupa kami ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Majelis Hakim Yang Mulia karena telah memimpin persidangan ini dengan penuh
kemandirian, keseimbangan dan jiwa kepemimpinan yang kental. Kami juga
memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada rekan Jaksa Penuntut
Umum, karena telah sangat berupaya menjalankan kewajibannya dengan sangat
amat baik untuk menemukan kebenaran formil dan materil ke arah tercapainya
prinsip dan tujuan hukum demi tegaknya keadilan.

Sekali lagi, kami sebagai Penasihat Hukum benar-benar bangga dan


menaruh hormat setinggi-tingginya kepada Terdakwa, tentang ketegarannya,
tentang kesabarannya, tentang bagaimana Terdakwa tetap menegakkan
martabatnya meski sedang didakwa dengan kejahatan yang luar biasa yaitu jual
beli darah. Kesabaran dan ketegaran Terdakwa benar-benar mengajarkan kita
semua di persidangan ini, bahwa ketika Tuhan berkehendak maka manusia
haruslah pasrah, tetap berusaha, menunduk serendah debu dan tetap berdoa
setinggi langit.
Bahwa tuntutan pidana dan Pledoi (pembelaan) pada dasarnya merupakan
suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pemeriksaan perkara
pidana dan sebenarnya dapatlah dikatakan bahwa keberadaan tuntutan pidana
yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, saling berkaitan dengan Nota
Pembelaan yang diajukan oleh Terdakwa atau Penasihat Hukum Terdakwa yang
pada hakekatnya merupakan proses dialogis jawab menjawab terakhir dalam
suatu proses pemeriksaan suatu perkara pidana. Pada kesempatan ini juga perlu
kami tegaskan, karena pada hakekatnya pengajuan Nota Pembelaan ini bukanlah
bertujuan untuk melumpuhkan dakwaan dan tuntutan pidana yang diajukan oleh
Jaksa Penuntut Umum, akan tetapi perbedaan argumentasi, prinsip dan
pandanganlah yang menimbulkan kesenjangan di antara kedua misi yang
diemban, namun kesemuanya itu bermuara pada kesamaan tujuan yaitu usaha
dan upaya melakukan penegakkan hukum serta keinginan untuk menemukan
kebenaran hukum.
Majelis Hakim Yang Mulia;

Sudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati;

Setelah mendengar dan mempelajari surat tuntutan (Requisitoir) dari Jaksa


Penuntut Umum, maka kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa menyampaikan
pembelaan sebagai berikut :

I. DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM

Bahwa saudara Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaannya telah


mendakwa SYIFA ALMASARI dengan dakwaan sebagaimana diatur dan diancam
dengan pidana pada Pasal 195 undang- undang no 36 tahun 2009 dan saudara
Jaksa Penuntut Umum telah menjelaskan unsur-unsur tersebut dan menurut Jaksa
Penuntut Umum unsur-unsur tersebut telah terbukti dengan jelas. Saudara Jaksa
Penuntut Umum telah mendakwa terdakwa SYIFA ALMASARI bersalah dan dapat
dikategorikan sebagai orang jahat yang melanggar hukum dan patut dihukum
karena telah melakukan tindak pidana Pasal 195 undang- undang no 36 tahun 2009
Tentang Jual beli darah.dan Pasal 359 KUHP:“Barang siapa karena kesalahannya
(kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.” Akan tetapi,
apakah benar saudara SYIFA ALMASARI telah melakukan kejahatan itu? Sebelum
menyampaikan pembelaan, terlebih dahulu kami untuk mencoba menggali dan
memahami kronologis perkara ini yaitu melihat dengan seksama duduk perkara ini
dengan menempatkan kebenaran di atas segalanya demi terciptanya penegakan
hukum yang adil berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Berdasarkan keterangan saksi saksi di dalam persidangan maka kami


memiliki kesimpulan bahwa klien kami yaitu saudara SYIFA ALMASARI secara
hukum tidak ada unsur untuk memperjual belikan darah sebagaimana yang telah
di dakwa oleh saudara penuntut umum dalam surat tuntutannya.

Berdasarkan fakta persidangan dan pembuktian dari surat maupun


dokumen menyatakan bahwa terdakwa sekali lagi hanya ingin membantu pihak
lain yang membutuhkan darah dan dimana uang tersebut akan di berikan kepada
saudara saksi KARTIKA ASIHATY.

Seperti keterangan saudara saksi KARTIKA ASIHATY di persidangan


menyatakan bahwa saudara KARTIKA ASIHATY sendiri sudah ikhlas
mendonorkan darah tersebut.dan itu merupakan suatu tindakan menolong sesama
manusia. Bukankah hal tersebut lebih baik dan pada akhirnya justru membantu
dan menyelamatkan nyawa orang lain.
Dan tidak terdapat kelalaian pada TERDAKWA , karena TERDAKWA sudah
menjalankan sesuai dengan prosedur yang berlaku. jika terdapat kesalahan bukan
dari pihak TERDAKWA. Menurut pendapat kami sebagai Kuasa Hukum bahwa
justru tindakan yang di lakukan oleh terdakwa adalah suatu tindakan yang bersifat
sosial.

II. FAKTA DALAM PERSIDANGAN

Fakta yang terungkap pada pemeriksaan di persidangan secara berturut-


turut berupa keterangan saksi-saksi dan keterangan ahli, barang bukti serta
keterangan terdakwa yang diajukan Jaksa Penuntut Umum maupun Penasehat
Hukum para terdakwa.

A. ALAT BUKTI YANG DIAJUKAN OLEH JPU

Keterangan saksi-saksi

Dalam persidangan telah didengar keterangan saksi-saksi yang di ajukan


oleh JPU yaitu:

1. SAKSI dr. fadil Ananta, Sp. PD.,

Dibawah sumpah didepan persidangan pada pokoknya menerangkan


sebagai berikut:

 Bahwa Saksi bekerja sebagai dokter spesialis penyakit dalam di Rumah


Sakit SIH;

 Bahwa Saksi menyarankan untuk melakukan terapi PK guna mempercepat


proses penyembuhan Covid – 19;

 Bahwa Saksi tidak memberikan penjelasan tentang prosedur screening


kepada korban dan apa saja yang harus dilakukan;

 Bahwa saksi mengetahui kekosongan stok darah di RUMAH SAKIT SIH ;

 Bahwa saksi menghubungi langsung kepala bank darah dari SIH untuk
menginformasikan bahwa ada pasien yang membutuhkan PK dan agar
kemudian dicarikan sesuai dengan pasien.;

 Bahwa saksi mengetahui kekosongan darah di SIH dan PMI


YOGYAKARTA;

 Bahwa saksi mengaku mendapatkan informasi bahwa PK darah yang


dibutuhkan sudah ditemukan oleh Diana Dwiatmika Selaku Penanggung
jawab Laboratorium Rumah Sakit SIH;
 Bahwa Saksi mengira PK darah yang diberikan oleh Petugas Laboratorium
sudah di screening secara lengkap;

 Bahwa saksi melakukan pemeriksaan terhadap kantung darah , juga


identitas pasien yang akan menerima darah, juga penyesuaian golongan
darah pada kantong darah dengan golongan darah pasien, tanggal
kadaluwarsa, tidak adanya kerusakan pada kantong darah,dan
penyesuaian pada waktu permintaan darah. Setelah itu, saksi langsung
mentransfusikan PK tersebut kepada pasien;

 Bahwa Saksi melihat reaksi pertama yang di alami pasien beberapa jam
setelah mendapatkan transfusi tersebut adalah pasien mengalami
penurunan tanda vital, disertai berbagai gejala seperti muntah, demam,
diare, dan timbul bintik -bintik merah pada seluruh tubuh pasien;

 Bahwa Saksi langsung memberikan obat yang diinjeksikan ke dalam


pembuluh darah pasien yang berisi obat Pereda nyeri untuk meringankan
gejala yang dialami oleh pasien;

 Bahwa Saksi menjelaskan bahwa penyebab kematian pasien disebabkan


karena pembengkakan paru - paru dan hipoksia, ini biasanya disebabkan
oleh faktor makanan, penyakit turunan, dan juga reaksi ketidakcocokan
darah. Maksud dari ketidakcocokan darah itu bisa saja itu karena satu dan
lain hal;

 Bahwa Saksi mengaku menangani Mr.RG seorang diri dan didampingi oleh
seorang perawatnya;

 Bahwa Saksi menerangkan bahwa memungkinkan jika kematian kali ini


berasal dari dalam kesehatan Mr.RG yang menyebabkan pembengkakan
pada paru - paru tersebut.

 SAKSI TRY FUJI ALAM

Dibawah sumpah didepan persidangan pada pokoknya


menerangkan sebagai berikut:

 Bahwa Saksi menjabat sebagai Kepala Bank Darah di Semaki Internasional


Hospital Saksi telah menjabat selama 3 tahun;
 Bahwa Saksi mengenal SYIFA ALMASARI namun tidak pernah betemu lagi
belakangan ini, saksi sudah mengenal SYIFA ALMASARI sudah Tiga
Tahun;
 Bahwa Saksi tidak mengetahui SYIFA ALMASARI menjual darah ;
 Bahwa Saksi Pada saat itu tepatnya di tanggal 13 November 2020
dihubungi oleh dr.FADIL ANANTA untuk mencarikan stok plasma darah
konvalesen namun di SIH stok untuk plsama konvalesen tidak ada, karena
SIH bekerjasama dengan PMI. Saksi membantu mencarikan dengan cara
menghubungi Bapak MIFTAH RACHMAN yang bertugas sebagai bagian
dari distribusi darah, Lalu setelah dicek stok plasma konvalesen di PMI tetap
tidak ada,.Bapak MIFTAH RACHMAN menguhubungi kembali dan
memberitahukan bahwasannya plasma konvalesen yang dibutuhkan tidak
ada. Akhirnya Saksi menghubungi pihak pasien dan saat itu saksi menelfon
Miss Alesya Isabela dan memberitahukan bahwa stok nya tidak tersedia;
 Bahwa Saksi memberitahu pada Miss Alesya bahwa stok PK tidak tersedia,
dan reaksi Miss Alesya terkejut mendengar kabar itu,lalu saksi
memberitahu bahwa pihak rumah sakit membutuhkan waktu untuk
mendapatkan stok;
 Bahwa Saksi pada saat itu tidak berhubungan langsung dengan sdri SYIFA
ALMASARI ;
 Bahwa Saksi tidak dihubungi kembali oleh MIFTAH RACHMAN, terakhir
kabar darinya hanya setelah ia memberitahu bahwa stok plasma kosong,
setelah itu tidak ada hubungan lagi sama sekali;
 Bahwa Saksi memang mengenal SYIFA ALMASARI sudah sejak tiga tahun
yang lalu namun hubungan kami hanya sebatas kenal saja karena memang
pekerjaan kami itu berkaitan, saksi hanya tau SYIFA ALAMSARI diangkat
sebagai kabid P2D2S tiga tahun lalu;
 Bahwa Saksi mengetahui kabar kematian Mr. RG dari Dr. Fadil Ananta ,
dan dia diberitahu bahwa Mr. RG wafat karena pembengkakan paru-paru.

 Prof . Dr. Riqi Setiawan , Sp.PK (K) , MARS pada kesaksiannya


dalam persidangan di bawah sumpah Hakim Pemeriksa Perkara,
menerangkan :
Bahwa saksi merupakan direktur utama rumah sakit (SIH) semaki
internasional hospital.
 Bahwa saksi mengaku terapi plasma darah telah gencar dilakukan di SIH
dalam penyembuhan penyakit;
 Bahwa saksi mengaku rumah sakit SIH merupakan rumah sakit rujukan
dalam hal terapi plasma darah;
 Bahwa saksi mengaku tidak pernah ada seorang pasien yang menjalani
terapi plasma darah di SIH yang meninggal dunia. Tanggapan atas Saksi Prof .
Dr. Riqi Setiawan , Sp.PK (K) , MARS;
 Beliau menerangkan bahwasanya tidak pernah ada pasien yang meninggal
dunia pada saat menjalani terapi plasma darah, tetapi kelalaian bisa saja terjadi
pada salah satu dari pasien termasuk Mr. RG karena manuasia tidak ada yang
sempurna. Dan mungkin saja terjadi Kelalaian dari Pihak rumah sakit yang
kurang detail dan akurat dalam melayani pasiennya;
 Tanggapan terdakwa : atas keterangan saksi, terdakwa tidak memberikan
tanggapan atau mengajukan keberatan;

 KETERANGAN SAKSI A DE CHARGE


Mira Julita, Bandung , 13 Januari 1990 , Agama Islam, Jenis Kelamin
Perempuan, Beralamat di Jalan Kricak Kidul No.1199 Kricak Kecamatan
Tegalreso Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada
kesaksiannya dalam persidangan di bawah sumpah Hakim Pemeriksa Perkara,
menerangkan :
 Bahwa saksi mengaku mengenal dengan Terdakwa;
 Bahwa saksi mengaku rekan kerja terdakwa;
 Bahwa saksi bekerja di tempat yang sama dengan terdakwa;
 Bahwa saksi bekerja sebagai bawahan dari terdakwa;
 Bahwa saksi mengaku bekerja dengan terdakwa sudah lama dan tidak
pernah lalai atau cacat dalam praktek kerja.
 Bahwa saksi mengetahui PENDONOR alias KARTIKA ASIHATY adalah
seorang ibu rumah tangga yang selalu ikut serta dalam donor darah yang di
selenggarakan PMI Yogyakarta;
 Bahwa saksi mengaku seluruh hasil cek screening dilakukan secara
profesional dan susuai prosedur;
 Bahwa saksi membantu melakukan proses screening dengan prosedur yang
berlaku;
 Bahwa saksi mengaku ibu KARTIKA ASIHATY tidak jujur dan bahwasanya
ia pernah hamil dan keguguran sebelumnya. Sehingga proses uji darah HB
pendonor dan screening antibody lolos tahap selanjutnya dan PK milik
KARTIKA ASIHATY dapat di gunakan untuk terapi darah Konvaselen;
 Bahwa saksi mengaku tidak pernah diiming-imingi sejumlah uang oleh
terdakwa;
 Bahwa saksi mengaku hanya menerima tugas dari terdakwa untuk pasien
yang sedang membutuhkan cepat terapi plasma konvensional.

 KETERANGAN AHLI:

Dr. Sumi Hastry Sp.F , lahir di Yogyakarta , 25 Januari 1975 Agama Kristen,
Jenis Kelamin perempuan, Pekerjaan, Beralamat di Jl.Kesehatan no 1
Kelurahan senelowo Mlati Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, pada kesaksiannya dalam persidangan di bawah sumpah Hakim
Pemeriksa Perkara, menerangkan :

 Bahwa ahli adalah Dokter Forensik di Kabupaten sleman;


 Bahwa ahli adalah Merupakan ahli forensik yang bekerja di Rumah Sakit
Umum Daerah Yogyakarta Sejak 20 Tahun lalu;
 Bahwa ahli pada tanggal 31 Desember 2020 telah melakukan pemeriksaan
terhadap korban dengan dilakukannya bedah internal untuk memeriksa racun /
residu dalam zat lain dalam jantung, paru, ginjal, hati, hingga isi perut yang
mungkin menjadi penyebab kematiannya. Pembedahan juga dilakukan untuk
melihat adanya kerusakan organ untuk memastikan penyebab kematiannya jika
tidak ditemukan residu zat mencurigakan. Pembedahan dilakukan dengan
membuat sayatan besar di badan mayat berbentuk huruf Y atau U, dimulai dari
kedua sisi bahu hingga ke daerah tulang pinggul;
 Bahwa ahli mengatakan ada beberapa penyakit yang timbul akibat imun
tubuh lemah korban selama positif Covid-19;
 Bahwa ahli mengatakan korban mengalami penurunan daya tahan tubuh
dan lemah ketika proses transfusi darah;
 Bahwa ahli mengatakan terdapat beberapa kerusakan organ tubuh korban
akibat mengonsumsi terlalu banyak obat penambah darah dan vitamin yang
berlebihan pada saat terkena covid;
 Bahwa ahli mengatakan korban mengalami peradangan pada jantung;
 Bahwa ahli mengatakan terdapat kerusakan pada paru-paru akibat Korban
perokok aktif ;
 Bahwa ahli menerangkan Korban meninggal akibat penyakit bawaan paru-
paru ;
 Bahwa ahli merekomendasikan agar korban seharusnya melakukan
pemeriksaan dahulu sebelum Korban melakukan terapi darah untuk
penyembuhan covid-19;
 Bahwa Korban seharusnya melampirkan surat medical check up bahwa ia
siap menerima transfusi darah tersebut.;

 KETERANGAN TERDAKWA

 Bahwa Terdakwa menerangkan yaitu pada tanggal 14 November 2020


Terdakwa di hubungi oleh Sdri. Miss Alesya yang ingin mencarikan
pendonor PK kepada Terdakwa;
 Bahwa Terdakwa menerangkan Sdr. Miftah Rachman adalah merupakan
petugas bagian distribusi darah PMI Yogyakarta;
 Bahwa Terdakwa menerangkan pada tanggal 15 November 2020
mengabarkan kepada Miss Alesya bahwasanya terdakwa sanggup
mencarikan pendonor PK;
 Bahwa Terdakwa menerangkan pada tanggal 15 November 2020 tersebut,
Terdakwa mencari Plasma Konvalesen dengan cara mengirim pesan
broadcast yang disertai pamflet pemberitahuan kebutuhan donor Plasma
Konvalesen;
 Bahwa terdakwa tidak meminta uang kepada Miss.Alesya , adapun uang
yang diberikan Miss Alesya sejumlah uang sebesar 6000 euro atau dalam
rupiah sebesar Rp.100.776.000,00 (Seratus Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh
Enam Ribu Rupiah) pada tanggal 15 November 2020 atas dasar inisiasi
Miss.Alessya sebagai tanda terima kasih , sehingga tidak ada jual beli pada
saat ini;
 Bahwa Terdakwa menerangkan mendapatkan pendonor PK dari Ibu Kartika
Asihaty (30) tahun apabila lolos uji screaning akan mendapat imbalan;
 Bahwa Terdakwa menerangkan bahwa proses screaning dibantu Sdr. Miftah
Rachman dan Mira Julita selaku teknisi Pelayanan Darah PMI pada tanggal
16 November 2020.;
 Bahwa Terdakwa menerangkan bahwa terdakwa menghubungi Miss Alesya
bahwasanya PK yang dibutuhkan telah didapatkan dan siap didistribusikan.
Terdakwa menerima uang kembali dari Miss Alesya sebesar 7000 euro
atau dalam rupiah sebesar Rp.117.572.000,00 (Seratus Tujuh Belas Juta
Lima Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu Rupiah) atas dasar ucapan terimakasih
Miss Allesya kepada terdakwa;
 Bahwa terdakwa memberikan hasil uang yang didapat kepada Sdr. Miftah
Rachman sebesar 25% dan Mira Julita 25%. Terdakwa mendapatkan 50%;
 Bahwa Terdakwa menerangkan tidak pernah berniat melakukan jual beli
darah. Terdakwa hanya melakukan tugasnya sebagai Kabid P2D2S
( Pengerahan Pelestarian Donor Darah Sukarela) atas nama kemanusiaan;
 Bahwa Terdakwa menerangkan tidak pernah melakukan penawaran untuk
dijual, Menjual, Menjadi Perantara dalam Jual Beli Darah.

IV. ANALISA YURIDIS

Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam Persidangan,


perkenankan kami menyampaikan yang juga merupakan pembelaan kami
terhadap diri Terdakwa. Maka selanjutnya kami akan menguraikan serta
menganalisa satu persatu unsur Pasal 195 undang- undang no 36 tahun 2009
tentang Jual beli darah yang dikaitkan dari fakta-fakta persidangan dan analisa
fakta serta analisa yuridis dalam setiap unsur pasal dengan mengacu kepada
dakwaan yang dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum kepada Terdakwa, yaitu
sebagai berikut : Pasal 195 undang- undang no 36 tahun 2009 yang berbunyi :
“Setiap orang yang dengan sengaja memperjual belikan darah dengan dalih
apapun sebagaimana dimaksud dalam pasal 90 ayat 3 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000 .
Unsur Barang Siapa / Setiap Orang Bahwa “Setiap orang / Barang
siapa ditujukan apabila orang tersebut terbukti memenuhi unsur tindak pidana
yang dituduhkan terhadap Terdakwa, unsur setiap orang/barang siapa”
menunjukkan kepada siapa orangnya yang harus bertanggung jawab atas
perbuatan/kejadian yang didakwakan itu atau setidak-tidaknya mengenai siapa
orangnya yang harus dijadikan Terdakwa dalam perkara ini. Tegasnya kata
“setiap orang” menurut Buku Pedoman Pelaksanaan tugas dan Administrasi
Buku II edisi revisi cetakan 4 tahun 2003 halaman 209 dari Mahkamah Agung
RI dan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 1398 K/Pid/1994 tanggal 30 Juni
1995 identik dengan terminologi kata “barang siapa” atau hij sebagai siapa saja
yang harus dijadikan Terdakwa / dader atau setiap orang sebagai subyek
Hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dapat diminta pertanggung
jawaban dalam segala tindakannya, bahwa surat perintah Penangkapan, Surat
Penahanan, surat dakwaan, dan Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum
kemudian pemeriksaan Identitas Terdakwa pada sidang pertama yang telah
dibenarkan oleh terdakwa adalah benar bernama SYIFA ALMASARI sehingga
tidak terjadi error in persona, namun demikian unsur tersebut tidak berdiri
sendiri maka untuk menentukan kapasitas atau dapat dipandang sebagai
pelaku tindak pidana, harus dibuktikan dahulu unsur yang lainnya, yang ada
dirumuskan dalam pasal tersebut;
Bahwa, terkait dengan unsur “Dengan sengaja” terdapat relasi dengan teori-
teori Kesengajaan, dalam ilmu pengetahuan hukum pidana dibagi menjadi 2
(dua), yaitu:
1. Teori Kehendak (Wilsthheorie), inti kesengajaan adalah kehendak untuk
mewujudkan unsur-unsur delik dalam rumusan undang-undang
2. Teori Pengetahuan/Membayangkan (Voorstellingtheorie), sengaja berarti
membayangkan akan timbulnya akibat perbuatannya, orang tak bisa
menghendaki akibat, melainkan hanya dapat membayangkannya. Teori ini
menitikberatkan pada apa yang diketahui atau dibayangkan oleh si Pelaku
ialah apa yang akan terjadi pada waktu ia akan berbuat.

Bahwa, unsur “Dengan sengaja” jika dikaitkan dengan fakta-fakta


persidangan perkara a quo, khususnya keterangan dari Terdakwa Syifa
almasari, sebagai berikut:
-Bahwa Syifa Almasari hanya berniat menolong sesama manusia;
-Bahwa Syifa Almasari sudah sesuai menjalankan proses screening
sesuai prosedur;
-Bahwa Syifa Almasari tidak mengetahui ternyata korban memiliki
penyakit bawaan dan baru di deteksi ketika sudah meninggal;
-Bahwa Proses screening dibantu oleh Mira Julita , SYIFA ALMASARI
hanya memerintahkan staff nya saja;
-Bahwa Syifa almasari hanya menscreening saja , dan juga proses
mentransfusikan darah dan perawatan berada di rumah sakit SIH dan
dijalankan oleh Dr. Fadil ;
-Bahwa Pihak kami tidak mengetahui setelah proses pendistribusian bisa
saja ada kelalaian ketika mentransfusikan darah. Maka, TELAH TERBUKTI
TIDAK ADANYA UNSUR KESENGAJAAN DALAM PERKARA A QUO
dikarenakan Terdakwa hanya menjalakan tugas nya Sesuai prosedur berlaku.
Dengan demikian unsur “dengan sengaja” ini telah tidak terbukti.

Majelis Hakim Yang Mulia;


Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati;

Berdasarkan hasil pemeriksaan saksi-saksi, saksi ahli, saksi verbalisan,


pemeriksaan Terdakwa dan bukti-bukti yang diajukan dalam perkara in casu,
Kami selaku Penasihat Hukum dari Terdakwa berkewajiban mengemukakan
apa yang benar dan apa yang salah, apa yang masuk akal dan apa yang tidak
masuk akal. Karena dengan demikianlah kebenaran baru dapat terungkap
dalam persidangan yang terhormat ini. Dalam menegakkan hukum, tujuan kita
bersama baik Majelis Hakim Yang Mulia, Penuntut Umum serta kami selaku
Penasihat Hukum Terdakwa adalah sama, yaitu sama-sama mencari
kebenaran yang sejati dalam perkara in casu (materiil waarheid), bukan hanya
sekedar mencari alat bukti yang dapat menghukum Terdakwa belaka. Hal
inilah sesungguhnya yang diminta oleh hukum dan didmbakan oleh Terdakwa,
keluarga Terdakwa maupun oleh masyarakat luas.
Kebenaran sejati itu hanya dapat ditemui dan ditegakkan dalam suatu
proses peradilan yang jujur dan adil. Jika tidak demikian, bukan kebenaran
sejati yang akan kita peroleh, melainkan potongan-potongan dari kebenaran
dan jika dari potongan-potongan kebenaran itu ditarik suatu kesimpulan
apalagi dijadikan dasar untuk memutus perkara ini, maka hasilnya akan lebih
kejam dari seluruh Kebohongan yang ada.
Hal ini hendaklah menjadi pertimbangan untuk memutuskan perkara yang
sedang dijalani oleh klien kami.karena pengakuan tersebut hadir di dalam fakta
persidangan.dan yang lebih penting lagi justru keterangan tersebut lahir dari
keterangan saksi saudara penuntut umum. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam hal ini tidak ada pihak yang dirugikan .
Dalam perkara ini seharusnya terdakwa SYIFA ALMASARI di tuntut bebas
oleh Jaksa Penuntut Umum karena terdakwa tidak terbukti melakukan tindak
pidana jual beli darah dan kami yakin bahwa sepenuhnya terdakwa SYIFA
ALMASARI melakukan hal tersebut sebagai alasan hanya demi membantu
saudara MR. REY GYORDANO VINCENT PATRICIO GYMSTAR ALIAS
MR.RG.

Selanjutnya mengenai keputusan untuk menuntut terdakwa bebas adalah


bukan salah satu kesalahan yang dilakukan oleh jaksa penuntut umum
melainkan hal yang baik untuk citra jaksa penuntut umum itu
sendiri.menginggat lebih baik melepaskan 1000 orang yang bersalah
daripada menghukum satu orang yang tidak bersalah.

Selanjutnya sesuai dengan Pledoi kami dan kami juga menanggapi


tuntutan Jaksa Penuntut Umum dalam hal ini sangat berlebihan dikarenakan
baik saudara saksi MIFTA RACHMAN maupun saudara saksi MIRA JULITA
dalam hal ini sudah saling membantu. Namun mengenai hal yang
dimaksudkan memperjual belikan kami anggap unsur tersebut terlalu
berlebihan dan menurut pandangan Jaksa Penuntut Umum menyatakan
bahwa klien kami tetap bersalah.

Dalam hal ini tidak dapat di pungkiri bahwa fakta fakta persidangan
menyatakan tindakan yang dilakukan oleh terdakwa tidak menimbulkan
kerugian bagi pihak manapun karena sudah merupakan kesepakatan di awal
dan tujuan utamanya hanyalah menolong dan mempercepat kesembuhan dari
pasien tersebut. dalam hal ini jaksa penuntut umum selalu yakin dengan
pernyataan nya mengenai hal yang di anggap memperjual belikan DARAH
yang dimana menurut saksi MIFTA RACHMAN , dan MIRA JULITA sendiri
adalah sebagai penerima imbalan atau ucapan terimkasih.

Jadi menurut kami tuntutan jaksa penuntut umum masih mengandung


unsur subyektif,karena perlu di ingat pembuktian yang di lakukan oleh jaksa
penuntut umum haruslah sesuai dan bersifat objektif.dalam hal ini jaksa
penuntut umum hanya melihat unsur memperjual belikan yang dimana
menurut terdakwa tidak di lakukannya.Melainkan hanya demi
kemanusian.Terbukti dalam hal ini adanya nyawa yang di selamatkan oleh
terdakwa dari tindakan yang di lakukan dengan mencari pendonor darah
tersebut.

Hal ini dapat dilihat dari sisi bahwa terdakwa lah yang mempersiapkan
semua fasilitas transfusi tersebut dan membayar administrasinya dan sisa dari
uang tersebut nantinya akan diberikan kepada saudara MIFTA RAHMAN dan
saudara saksi MIRA JULITA. Kami yakin sepenuhnya kepada majelis hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini , akan memberikan putusan yang
seadil adilnya dan tidak akan menghukum orang yang bersalah. Jauh-jauh
hari. Mengingat terdakwa memiliki jabatan strategis di PMI KOTA Yogyakarta.
Kami akan mencoba untuk menyampaikan isi hati dari saudara terdakwa
bahwa dalam hal ini saudara terdakwa tidak pernah berniat untuk memperjual
belikan darah terlihat bahwa saudara terdakwa sudah bekerja lama dan
banyak bertemu orang-orang penting lainnya yang sebelumnya juga
membutuhkan stok darah apalagi dalam masa pandemik saat ini. Jika ada niat
memperjual belikan darah tidak menutup kemungkinan saudara terdakwa
melakukan aksinya di YOGYAKARTA. kembali ke TERDAKWA yang
memperjual belikan darah manusia , terlihat dari jarak waktu antara mulai
mencari hingga mendapatkan. Jika ingin memperkaya diri pribadi tentunya
dengan nominal yang begitu besar jika darah diperjual belikan dalam hal ini
adalah darah sebagaimana orang berbisnis atau mainset berdagang pastilah
mengeluarkan dapat mengeluarkan modal terlebih dahulu.

Dan jika dilihat dari dakwaan. Dalam perkara ini terdakwa di dakwa dengan
dakwaan kumulatif sebagai berikut: Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan Pasal 195 dan Undang-undang 359 KUHP Maka
dengan ini Bahwa proses peradilan pidana adalah suatu proses persidangan
yang sangat berbeda dengan proses persidangan lainnya, karena dalam
suatu proses persidangan pidana haruslah dapat diukur seberapa jauh
kesalahan (schuld) yang terdapat pada diri seorang terdakwa pada dugaan
tindak pidana yang didakwakan tanpa ada sedikitpun keraguan pada Majelis
Hakim pemeriksa suatu perkara tentang hal tersebut. Untuk kemudian
berdasarkan hal ini, dapat pula diukur dan dimintakan seberapa besar
pertanggungjawaban pidana yang bisa dilekatkan pada seorang terdakwa.

Perbuatan terdakwa yang dapat dipidana (strafbarehandeling) terletak


pada wujud suatu perbuatan yang dirumuskan dalam ketentuan/pasal yang
mengaturnya, bukan pada akibat dari perbuatannya sebagai bentuk dari delik
materil. Sebagai delik formil, konsekuensi hukumnya adalah bahwa seorang
penuntut umum wajib membuktikan unsur esensial dari “strafbarehandeling”
atau perumusan ketentuan yang didakwakan tersebut, begitu pula pembuktian
terhadap unsur yang merupakan “sarana” penggunaan dari
strafbarehandeling tersebut. Berbicara pertanggung jawaban pidana, maka
semuanya akan bergantung dengan adanya suatu tindak pidana (delik).
Tindak pidana di sini, berarti menunjukkan adanya suatu perbuatan yang
dilarang. Kata delik atau delictum memiliki arti sebagai perbuatan yang dapat
dikenakan hukuman karena merupakan pelanggaran terhadap undang-
undang, di mana dalam hal hukum pidana sendiri kita mengenal adanya dua
jenis yaitu delik formil yang perumusannya menitikberatkan pada perbuatan
yang dilarang dan diancam dengan pidana oleh undang-undang serta delik
materil yang perumusannya menitikberatkan pada akibat yang dilarang dan
diancam dengan pidana oleh undang-undang.

Dengan hal ini bahwa terdakwa tidak melakukan jual beli darah
sebagaimana dalam tuntutan Jaksa Penuntut Umum didalam Undang-undang
Nomor 36 tahun 2009 pasal 192 Jo pasal 64 ayat (3) dengan unsur “ dengan
sengaja memperjual belikan darah”. Adapun sejumlah uang yang diterima
terdakwa adalah ucapan terimakasih atau semata-mata untuk imbalan dari
Miss Alesya karena telah mau membatunya mencarikan donor plasma
konvalesen untuk Mr.RG . Dalam hal ini JPU telah keliru menggunakan unsur
“ dengan sengaja memperjual belikan darah”. Terdakwa hanya berusaha
professional dalam pekerjaannya, maka terkait hal tersebut bahwa terdakwa
menggunakan hati nurani dan memiliki itikad baik untuk membantu
menyelamatkan nyawa seseorang.

KESIMPULAN

Majelis Hakim Yang Mulia,

Rekan Jaksa Penuntut Umum Yang


Terhormat, Hadirin sekalian Yang Juga
Kami Hormati,

Bahwa kemandirian Majelis Hakim Yang Mulia begitu kental dalam


persidangan ini, kami sangat mengapresiasi hal tersebut. Kewajiban hakim
untuk bersikap mandiri dapat diartikan. Kewajiban hakim untuk bersikap
mandiri dapat diartikan bahwa hakim terikat untuk memutus perkara hanya
atas dasar ketentuan undang- undang.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) sistem


pembuktian yang dianut adalah Negatief Wettelijk Stelsel, yaitu metode
pembuktian yang paling sulit di antara empat ajaran atau teori tentang
pembuktian. Menurut KUHAP, untuk membuktikan seseorang bersalah harus
diperoleh 2 (dua) alat bukti yang sah ditambah dengan keyakinan hakim.
Artinya jika terdapat bukti menurut undang-undang bahwa Terdakwa
bersalah, namun hakim tidak memperoleh keyakinan, maka Terdakwa harus
dibebaskan. Demikian juga jika seorang hakim berkeyakinan Terdakwa
bersalah namun menurut undang-undang terdakwa tidak terbukti bersalah
maka terdakwa juga harus dibebaskan.

Keadilan harus kita maknai sebagai keadaan yang netral dan proporsional.
Perkara yang masuk ke pengadilan harus memberi kemungkinan yang sama
bagi terdakwa untuk menerima hukuman atau dibebaskan dari hukuman. Jika
tidak demikian maka tidak ada kemandirian peradilan. Kemandirian atau
independensi peradilan memperoleh maknanya jika terdapat kenyataan
bahwa lembaga peradilan adalah tempat terjadinya keputusan penghukuman
jika terdakwa bersalah dan pembebasan jika terdakwa tidak bersalah.
Sehingga statistiknya harus seimbang (50 banding 50) antara mereka yang
dihukum dengan mereka yang dibebaskan.

Terdakwa yang saat ini duduk di hadapan yang Mulia Majelis Hakim
sebagai terdakwa, benar-benar menaruh harapan di pundak Majelis Hakim
Yang Mulia agar kiranya dapat menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya.
Bagi terdakwa yang saat ini dalam keadaan rapuh karena sakit yang
dideritanya, sama sekali tidak terbayangkan bahwa segala usaha yang
dibangun selama ini bagi keluarga tercinta harus mengalami kenyataan
duduk sebagai Terdakwa dengan tuduhan yang menyerang harga diri dan
kehormatannya yaitu tindak pidana jual beli darah, yang kemudian oleh rekan
Jaksa Penuntut Umum telah dituntut agar dimasukkan ke dalam penjara dan
dipisahkan dari keluarga dan kerabatnya.

Berdasarkan hal hal yang kami kemukakan diatas kami selaku penasihat
hukum terdakwa SYIFA ALMASARI tetap pada nota pembelaan semula dan
memohon kepada majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
untuk berkenan memberikan putusan sebagaimana yang tertuang di dalam
nota pembelaan kami yaitu :

Menurut hukum dan keyakinan telah tidak terbukti bersalah melakukan


tindak pidana sebagaimana yang terurai dalam dakwaan tunggal dari pihak
jaksa penuntut umum.
1. Menyatakan bahwa terdakwa SYIFA ALMASARI Menurut hukum dan
keyakinan telah tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang terurai dalam dakwaan tunggal dari pihak jaksa
penuntut umum.
2. Menyatakan membebaskan terdakwa SYIFA ALMASARI dari seluruh
dakwaan yang telah di dakwakan oleh jaksa penuntut umum.
3. untuk memulihkan hak terdakwa SYIFA ALMASARI dalam
kemampuan,kedudukan dan harkat serta martabatnya.
4. Barang bukti berupa.

• Hasil otopsi keterangan dokter forensik


Tetap terlampir dalam berkas perkara dan di kembalikan kepada
terdakwa.dikarenakan atas barang bukti tersebut bukan merupakan hasil
tindak pidana yang telah didakwakan oleh jaksa penuntut umum.

2. Membebankan biaya perkara kepada negara.

Majelis Hakim Yang Mulia;


Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Berdasarkan semua alasan diatas kami Penasihat Hukum Terdakwa
memohon dengan segala hormat kepada Majelis Hakim Yang Mulia, yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo, kiranya berkenan memutus yang
amarnya sebagai berikut :

Primair :
1.Menerima Nota Pembelaan/Pledoi Penasihat Hukum Terdakwa SYIFA
ALMASARI untuk seluruhnya;
2.Menolak Surat Dakwaan yang masuk dalam Surat Tuntutan Nomor
Reg.Perk : Pidsus-213 / lII / PN.DIY / 2021 pada perkara pidana Nomor :
Pidsus-213 / lII / PN.DIY / 20213.Menyatakan Terdakwa SYIFA ALMASARI
tidak terbukti secara sah melakukan tindak pidana sebagaimana yang
didakwakan dan dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum berdasarkan Pasal 195
undang- undang no 36 tahun 2009 Tentang Jual beli darah
4.Membebaskan Terdakwa SYIFA ALMASARI dari dakwaan dan
tuntutan hukum yang diajukan Jaksa Penuntut Umum.
5. Memerintahkan agar Terdakwa SYIFA ALMASARI dibebaskan dari
Tahanan.
6.Menyatakan membebankan biaya perkara ini kepada negara.

Subsidair :
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). Untuk menutup Pledoi ini, izinkanlah
kami mengutip kata-kata Nabi Muhammad SAW “Menghukum dalam keraguan
adalah dosa” dan di dunia hukum juga dikenal dalam keadaan “IN DUBIO PRO
REO” adalah “jika terjadi keragu-raguan apakah Terdakwa salah atau tidak
maka sebaiknya diberikan hal yang menguntungkan bagi Terdakwa”.
Demikianlah Nota Pembelaan atau Pledoi ini kami bacakan pada persidangan
hari ini, atas perhatian dan pertimbangan Majelis Hakim Yang Mulia kami
ucapkan terima kasih.
Atas segala perhatian dan kebijaksanaan serta perkenaan majelis
hakim .kami ucapkan terima kasih.

D.I YOGYAKARTA tanggal 08 April 2021

Hormat kami

Pembela / penasehat hukum terdakwa dan


teriring rasa hormat dari terdakwa

ROBINHOT SIHITE S,H ISMAWANTI RESSA S,H

DHIKA KAMESYWARA.S.H
adapun atas nota pembelaan tersebut pihak jaksa penuntut umum
menyatakanakan megajukan replik atas nota pembelaan yang telah di sampaikan
oleh pihak penasehat hukum
Penuntut umum akan mengajukan replik demi kepentingan tuntutan atas
terdakwa dan meminta waktu kepada Majelis Hakim untuk menyiapkan replik
secara tertulis selama satu minggu.
Hakim mengakhiri sidang pada hari ini. Sidang akan dilanjutkan pada hari
Kamis tanggal 15 April 2021 dengan agenda replik dari penuntut umum atas
tanggapan nota pembelaan dari terdakwa dan penasehat hukum terdakwa

Lalu sidang dinyatakan ditunda oleh Hakim Ketua Majelis;

Demikian berita acara persidangan ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim
Ketua dan Panitera Pengganti.

Panitera Pengganti, Hakim Ketua Majelis,

TRISNA TANSIA PUTRI,S.H. CAHYANA MAULABI,S.H.,M.H.

Anda mungkin juga menyukai