I
YOGYAKARTA
Setelah sidang dibuka oleh Hakim Ketua dan dinyatakan terbuka untuk
umum maka atas perintah Hakim Ketua agar terdakwa dihadapkan masuk kedalam
ruang sidang, lalu Terdakwa dihadapkan masuk ke ruang sidang dalam keadaan
bebas/tidak dibelenggu dan dijaga dengan baik oleh petugas.
NOTA PEMBELAAN
Tidak lupa kami ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Majelis Hakim Yang Mulia karena telah memimpin persidangan ini dengan penuh
kemandirian, keseimbangan dan jiwa kepemimpinan yang kental. Kami juga
memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada rekan Jaksa Penuntut
Umum, karena telah sangat berupaya menjalankan kewajibannya dengan sangat
amat baik untuk menemukan kebenaran formil dan materil ke arah tercapainya
prinsip dan tujuan hukum demi tegaknya keadilan.
Keterangan saksi-saksi
Bahwa saksi menghubungi langsung kepala bank darah dari SIH untuk
menginformasikan bahwa ada pasien yang membutuhkan PK dan agar
kemudian dicarikan sesuai dengan pasien.;
Bahwa Saksi melihat reaksi pertama yang di alami pasien beberapa jam
setelah mendapatkan transfusi tersebut adalah pasien mengalami
penurunan tanda vital, disertai berbagai gejala seperti muntah, demam,
diare, dan timbul bintik -bintik merah pada seluruh tubuh pasien;
Bahwa Saksi mengaku menangani Mr.RG seorang diri dan didampingi oleh
seorang perawatnya;
KETERANGAN AHLI:
Dr. Sumi Hastry Sp.F , lahir di Yogyakarta , 25 Januari 1975 Agama Kristen,
Jenis Kelamin perempuan, Pekerjaan, Beralamat di Jl.Kesehatan no 1
Kelurahan senelowo Mlati Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, pada kesaksiannya dalam persidangan di bawah sumpah Hakim
Pemeriksa Perkara, menerangkan :
KETERANGAN TERDAKWA
Dalam hal ini tidak dapat di pungkiri bahwa fakta fakta persidangan
menyatakan tindakan yang dilakukan oleh terdakwa tidak menimbulkan
kerugian bagi pihak manapun karena sudah merupakan kesepakatan di awal
dan tujuan utamanya hanyalah menolong dan mempercepat kesembuhan dari
pasien tersebut. dalam hal ini jaksa penuntut umum selalu yakin dengan
pernyataan nya mengenai hal yang di anggap memperjual belikan DARAH
yang dimana menurut saksi MIFTA RACHMAN , dan MIRA JULITA sendiri
adalah sebagai penerima imbalan atau ucapan terimkasih.
Hal ini dapat dilihat dari sisi bahwa terdakwa lah yang mempersiapkan
semua fasilitas transfusi tersebut dan membayar administrasinya dan sisa dari
uang tersebut nantinya akan diberikan kepada saudara MIFTA RAHMAN dan
saudara saksi MIRA JULITA. Kami yakin sepenuhnya kepada majelis hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini , akan memberikan putusan yang
seadil adilnya dan tidak akan menghukum orang yang bersalah. Jauh-jauh
hari. Mengingat terdakwa memiliki jabatan strategis di PMI KOTA Yogyakarta.
Kami akan mencoba untuk menyampaikan isi hati dari saudara terdakwa
bahwa dalam hal ini saudara terdakwa tidak pernah berniat untuk memperjual
belikan darah terlihat bahwa saudara terdakwa sudah bekerja lama dan
banyak bertemu orang-orang penting lainnya yang sebelumnya juga
membutuhkan stok darah apalagi dalam masa pandemik saat ini. Jika ada niat
memperjual belikan darah tidak menutup kemungkinan saudara terdakwa
melakukan aksinya di YOGYAKARTA. kembali ke TERDAKWA yang
memperjual belikan darah manusia , terlihat dari jarak waktu antara mulai
mencari hingga mendapatkan. Jika ingin memperkaya diri pribadi tentunya
dengan nominal yang begitu besar jika darah diperjual belikan dalam hal ini
adalah darah sebagaimana orang berbisnis atau mainset berdagang pastilah
mengeluarkan dapat mengeluarkan modal terlebih dahulu.
Dan jika dilihat dari dakwaan. Dalam perkara ini terdakwa di dakwa dengan
dakwaan kumulatif sebagai berikut: Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan Pasal 195 dan Undang-undang 359 KUHP Maka
dengan ini Bahwa proses peradilan pidana adalah suatu proses persidangan
yang sangat berbeda dengan proses persidangan lainnya, karena dalam
suatu proses persidangan pidana haruslah dapat diukur seberapa jauh
kesalahan (schuld) yang terdapat pada diri seorang terdakwa pada dugaan
tindak pidana yang didakwakan tanpa ada sedikitpun keraguan pada Majelis
Hakim pemeriksa suatu perkara tentang hal tersebut. Untuk kemudian
berdasarkan hal ini, dapat pula diukur dan dimintakan seberapa besar
pertanggungjawaban pidana yang bisa dilekatkan pada seorang terdakwa.
Dengan hal ini bahwa terdakwa tidak melakukan jual beli darah
sebagaimana dalam tuntutan Jaksa Penuntut Umum didalam Undang-undang
Nomor 36 tahun 2009 pasal 192 Jo pasal 64 ayat (3) dengan unsur “ dengan
sengaja memperjual belikan darah”. Adapun sejumlah uang yang diterima
terdakwa adalah ucapan terimakasih atau semata-mata untuk imbalan dari
Miss Alesya karena telah mau membatunya mencarikan donor plasma
konvalesen untuk Mr.RG . Dalam hal ini JPU telah keliru menggunakan unsur
“ dengan sengaja memperjual belikan darah”. Terdakwa hanya berusaha
professional dalam pekerjaannya, maka terkait hal tersebut bahwa terdakwa
menggunakan hati nurani dan memiliki itikad baik untuk membantu
menyelamatkan nyawa seseorang.
KESIMPULAN
Keadilan harus kita maknai sebagai keadaan yang netral dan proporsional.
Perkara yang masuk ke pengadilan harus memberi kemungkinan yang sama
bagi terdakwa untuk menerima hukuman atau dibebaskan dari hukuman. Jika
tidak demikian maka tidak ada kemandirian peradilan. Kemandirian atau
independensi peradilan memperoleh maknanya jika terdapat kenyataan
bahwa lembaga peradilan adalah tempat terjadinya keputusan penghukuman
jika terdakwa bersalah dan pembebasan jika terdakwa tidak bersalah.
Sehingga statistiknya harus seimbang (50 banding 50) antara mereka yang
dihukum dengan mereka yang dibebaskan.
Terdakwa yang saat ini duduk di hadapan yang Mulia Majelis Hakim
sebagai terdakwa, benar-benar menaruh harapan di pundak Majelis Hakim
Yang Mulia agar kiranya dapat menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya.
Bagi terdakwa yang saat ini dalam keadaan rapuh karena sakit yang
dideritanya, sama sekali tidak terbayangkan bahwa segala usaha yang
dibangun selama ini bagi keluarga tercinta harus mengalami kenyataan
duduk sebagai Terdakwa dengan tuduhan yang menyerang harga diri dan
kehormatannya yaitu tindak pidana jual beli darah, yang kemudian oleh rekan
Jaksa Penuntut Umum telah dituntut agar dimasukkan ke dalam penjara dan
dipisahkan dari keluarga dan kerabatnya.
Berdasarkan hal hal yang kami kemukakan diatas kami selaku penasihat
hukum terdakwa SYIFA ALMASARI tetap pada nota pembelaan semula dan
memohon kepada majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
untuk berkenan memberikan putusan sebagaimana yang tertuang di dalam
nota pembelaan kami yaitu :
Primair :
1.Menerima Nota Pembelaan/Pledoi Penasihat Hukum Terdakwa SYIFA
ALMASARI untuk seluruhnya;
2.Menolak Surat Dakwaan yang masuk dalam Surat Tuntutan Nomor
Reg.Perk : Pidsus-213 / lII / PN.DIY / 2021 pada perkara pidana Nomor :
Pidsus-213 / lII / PN.DIY / 20213.Menyatakan Terdakwa SYIFA ALMASARI
tidak terbukti secara sah melakukan tindak pidana sebagaimana yang
didakwakan dan dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum berdasarkan Pasal 195
undang- undang no 36 tahun 2009 Tentang Jual beli darah
4.Membebaskan Terdakwa SYIFA ALMASARI dari dakwaan dan
tuntutan hukum yang diajukan Jaksa Penuntut Umum.
5. Memerintahkan agar Terdakwa SYIFA ALMASARI dibebaskan dari
Tahanan.
6.Menyatakan membebankan biaya perkara ini kepada negara.
Subsidair :
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). Untuk menutup Pledoi ini, izinkanlah
kami mengutip kata-kata Nabi Muhammad SAW “Menghukum dalam keraguan
adalah dosa” dan di dunia hukum juga dikenal dalam keadaan “IN DUBIO PRO
REO” adalah “jika terjadi keragu-raguan apakah Terdakwa salah atau tidak
maka sebaiknya diberikan hal yang menguntungkan bagi Terdakwa”.
Demikianlah Nota Pembelaan atau Pledoi ini kami bacakan pada persidangan
hari ini, atas perhatian dan pertimbangan Majelis Hakim Yang Mulia kami
ucapkan terima kasih.
Atas segala perhatian dan kebijaksanaan serta perkenaan majelis
hakim .kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami
DHIKA KAMESYWARA.S.H
adapun atas nota pembelaan tersebut pihak jaksa penuntut umum
menyatakanakan megajukan replik atas nota pembelaan yang telah di sampaikan
oleh pihak penasehat hukum
Penuntut umum akan mengajukan replik demi kepentingan tuntutan atas
terdakwa dan meminta waktu kepada Majelis Hakim untuk menyiapkan replik
secara tertulis selama satu minggu.
Hakim mengakhiri sidang pada hari ini. Sidang akan dilanjutkan pada hari
Kamis tanggal 15 April 2021 dengan agenda replik dari penuntut umum atas
tanggapan nota pembelaan dari terdakwa dan penasehat hukum terdakwa
Demikian berita acara persidangan ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim
Ketua dan Panitera Pengganti.