I YOGYAKARTA
Setelah sidang dibuka oleh Hakim Ketua dan dinyatakan terbuka untuk
umum maka atas perintah Hakim Ketua agar terdakwa dihadapkan masuk
kedalam ruang sidang, lalu Terdakwa dihadapkan masuk ke ruang sidang dalam
keadaan bebas/tidak dibelenggu dan dijaga dengan baik oleh petugas.
NOTA DUPLIK
Dalam Perkara
PidanaNo.Reg.Perkara : Pidsus-213 /
Pid.sus/ III / PN.DIY/2021
Atas Nama SYIFA ALMASARI
Kepada Yth.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara pidana
Reg. Perkara No. : Pidsus-213 / Pid.sus/ III/ PN.DIY/2021
Atas Nama Terdakwa : SYIFA ALMASARI
Di Pengadilan Negeri Yogyakarta
Di Jl.Kapas No.10 , Semaki Kec Umbulharjo,Yogyakarta
Dengan Hormat ,
Kami yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Robin Sihite S,H
2. Ismawanti Ressa S.H
3. Dhika Kameyswara S.H
Para advokat dan Konsultan Hukum di Jl. Rejowinangun No.420 E Kecamatan Kota
Gede Kota Yogyakarta.
Agama : Islam
Pendidikan : STRATA 1
2. Bahwa ada Replik tercantum bahwa TERDAKWA Syifa Almasari telah menerima
uang pada transaksi pertama senilai 6.000 euro atau dalam rupiah saat itu
berjumlah Rp. 100.776.000,00- ( seratus juta tujuh ratus tujuh puluh enam ribu
rupiah) dan pada transaksi kedua senilai 7.000 euro atau dalam rupiah saat itu
berjumlah Rp. 117.572.000,00- ( seratus tujuh belas juta lima ratus tujuh puluh
dua ribu rupiah ) dari Alesya Isabelle Cotilard guna mempermudah dan
mempercepat dalam mendapatkan donor plasma konvalesen.
Pendapat Kami sebagai Tim Penasehat Hukum
3. Bahwa terdapat kelalaian dari Syifa Almasari dan Mira Julita karena tidak
mencantumkan dalam formulir dan mengedukasi calon pendonor bahwa wanita
yang pernah hamil tidak diperbolehkan mendonor.
II. PERMOHONAN
Berdasarkan hal-hal yang Kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa uraikan diatas ,
menyampaikan Permohonan kepada Majelis Hakim yang kami Muliakan, yang
memeriksa dan mengadili perkara ini. Akan tetapi sebelumnya perkenankanlah kami
dengan segala kerendahan hati meyampaikan di persidangan ini, bahwa penegakan
hukum secara benar tanpa pandang bulu sangat dipengaruhi oleh Penegak Hukumnya.
Ada sebuah ungkapan dalam dunia penegakan hukum dikenal dengan “QUID LEGES
SINE MORIBUS” yang apabila diartikan kurang lebih memiliki makna apalah artinya
suatu peraturan perundang-undangan kalau tidak disertai dengan moralitas. Jadi,
makna penting keberadaan perundang-undangan ditujukan pada tercapainya moralitas,
dimana moralitas utama dalam penegakan hukum adalah tercapainya rasa keadilan,
baik itu keadilan bagi Terdakwa yang dihadapkan dimuka persidangan maupun keadilan
bagi masyarakat lainnya.Hal tersebut tentu saja untuk mencapai tujuan hukum yaitu
keadilan dan kepastian hukum.
Majelis Hakim yang terhormat, Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Sebelumnya kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa SYIFA ALMASARI mengucapkan
terima kasih kepada semua yang hadir di persidangan ini, terutama pada Majelis Hakim
yang memeriksa perkara ini, karena kami masih diberi kesempatan untuk mengajukan
tanggapan atas Replik Jaksa Penuntut Umum.
Dengan tanggapan atas tanggapan ini, kami sama sekali tidak bermaksud
memperlambat atau mempersulit jalannya persidangan, namun kesempatan yang
disediakan oleh prosedur Hukum Acara Pidana ini kami tujukan semata-mata untuk
mencari kebenaran sejati untuk menegakkan hukum dan keadilan dalam perkara ini.
Bahwa setelah mempelajari point-point replik dari Jaksa Penuntut Umum, maka
berikut ini kami akan memberikan tanggapan point demi point sebagai berikut:
a. Bahwa Tim Penasihat Hukum tidak sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum
berkaitan dengan pembuktian fakta-fakta di persidangan atas dasar pertimbangan
sebagai berikut:
b. Bahwa meskipun saksi (manager) menyatakan terdakwa menjual belikan darah ke
korban namun hal tersebut tidak benar adanya. Karena saksi (manager) sendirilah yang
mencari informasi secara mandiri terkait kekosongan darah di PMI dan rumah sakit
sehingga di pertemukan dengan terdakwa dan inisiatif saksi (manager) sendirilah yang
memberikan jasa atau ucapan terimakasih atas bantuan dari terdakwa. Sehingga tidak
benar terdakwa melakukan jual beli darah sesuai dengan yang di dakwakan Jaksa
penuntut umum.
Dan hasil otopsi dari dokter forensik juga menyatakan bahwa kematian korban
disebabkan 90% karena penyakit bawaan dan daya tahan tubuh yang dipengaruhi oleh
paparan selama Covid-19.
Majelis Hakim yang terhormat, Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Berkaitan dengan hal tersebut, kami tetap berkesimpulan bahwa dakwaan
berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 195 jo.
Pasal 90 ayat (3) tidak dapat dibuktikan pada diri terdakwa, sehingga menurut hemat
kami, terdakwa hanya dapat dipersalahkan dengan dakwaan
Pasal 359 KUHP.
Sekalipun tidak ada alasan pemaaf dan pembenar bagi terdakwa, namun kami
memandang bahwa sesuai dengan kondisi yang menyertai terdakwa, maka terdakwa
harus dihindarkan dari penjatuhan sanksi pidana sebagaimana yang telah disebutkan.
kami memasuki inti dari duplik kami, perkenankanlah kami menyampaikan hal-hal
yang MERINGANKAN diri Terdakwa, diantara lain:
1) Terdakwa tidak pernah mengetahui bahwa Kartika Asihaty tidak pernah keguguran
2) Terdakwa hanya menjalankan prosedur sesuai dengan SOP yang berlaku
3) Terdakwa memerintahkan Mira Julita untuk mengecek screening Kartika Asihaty
4) Terdakwa tidak mengetahui sebelumnya bahwa Mr.RG memiliki penyakit bawaan
jantung karena Manager Mr. RG telah membuat keterangan Bahwa Mr.RG tidak memiliki
penyakit bawaan .
5) Terdakwa menghadirkan Saksi Ahli Forensik , yang menyatakan Mr, RG memiliki
penyakit bawaan .
6) Terdakwa hanya berniat membantu tidak ada unsur kesengajaan
Berdasarkan seluruh fakta hukum yang terungkap di persidangan yang mulia ini,
kami mengajukan permohonan agar kiranya Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Yogyakarta. Yang Mulia, yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo,
berkenan untuk memberikan putusan dengan amar sebagai berikut:
1) Menyatakan Terdakwa Syifa Almasari TIDAK TERBUKTI melakukan tindak pidana
yang didakwakan yaitu :
KESATU
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 195 jo. Pasal 90 ayat
(3)
DAN
KEDUA
Pasal 359 KUHP Tentang kealpaan
2) Mohon agar Majelis Hakim MEMBEBASKAN Terdakwa Syifa Almasari dari segala
Tuntutan Penuntut Umum (vrijspraak) sesuai dengan Pasal 191 ayat (1) Kitab Undang-
undang cara Hukum Pidana atau setidak-tidaknya MELEPASKAN Terdakwa Syifa
Almasari dari segala tuntutan hukum ( ontslag van alle rechtvervolging ) sesuai dengan
Pasal 191 ayat (2) Kitab Undang-Undang Acara Hukum Pidana.
3) Memerintahkan agar Terdakwa Syifa Almasari segera dikeluarkan dari tahanan.
4) Memerintakan barang bukti yang disita dalam perkara ini dikembalikan kepada yang
berhak darimana barang bukti tersebut disita.
5) Memulihkan nama baik, harkat, dan martabat Terdakwa Syifa Almasari ke dalam
segala kedudukannya semula.
6) Membebankan biaya perkara kepada Negara. DAN
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain maka kami mohon agar diberikan putusan yang
seadil-adilnya, demi tegaknya hukum dan keadilan berdasarkan asas kepatutan dan
asas kelayakan (Ex a quo Et bono) dan atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pada akhir duplik ini, kami yang bertindak untuk dan atas nama Terdakwa mengucapkan
terima kasih kepada Majelis Hakim yang telah memimpin persidangan ini sehingga asas
praduga tak bersalah selalu hadir pada persidangan ini hingga putusan akhir nanti.
Kiranya Tuhan Yang Maha Adil memberkati dan memberikan bimbingan kepada Majelis
Hakim agar dapat mengambil putusan yang seadil adilnya atas perkara ini
III. PENUTUP
Hormat kami