Anda di halaman 1dari 19

Sibuhuan, 16 Desember 2021

Nomor : 01/DSP/PLD/XII/2021
Lampiran :-

Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa perkara pidana
Nomor Perkara: 116/Pid.B/2021/PN.Sbh
Pengadilan Negeri Sibuhuan
Jl. Kihajar Dewantara, Sibuhuan, Kec. Barumun, Kab. Padang Lawas

Perihal : Nota Pembelaan

Dalam Perkara Tindak Pidana Umum, dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Sibuhuan. Atas Klien
kami:
Nama : SRI DINA WATY
Tempat Lahir : Sibuhuan
Tanggal Lahir : 02 Juni 1970
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Tempat Tinggal : Desa Hasahatan Julu, Kecamatan Barumun Baru. Kabupaten Padang Lawas
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta

Dengan Hormat,
Perkenankan kami, yang bertandatangan di bawah ini:
DONNA SIREGAR, SH. Advokat/Pengacara/Penasehat Hukum pada Kantor Advokat DONNA
SIREGAR, SH & PARTNERS (DSP), yang beralamat di Jl. Kihajar Dewantara, Pasar Sibuhuan, Kec.
Barumun, Kab. Padang Lawas, Kode Pos 22763, email: donnasiregar.ds@gmail.com

1. PENDAHULUAN
Majelis Hakim yang kami muliakan
Rekan Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penguasa
seluruh alam semesta, karena berkat rahmat Nya persidangan pada hari ini dengan agenda
pembacaan Nota Pembelaan oleh Penasihat Hukum atas Terdakwa Sri Dina Waty (untuk selanjutnya
disebut “Terdakwa”) bisa berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya sesuai dengan yang
dijadwalkan sebelumnya, meskipun Terdakwa dalam keadaan yang sangat rapuh dan payah karena
sakit yang diderita selama ini pada usia senjanya, akan tetapi Terdakwa selalu berusaha tegar dalam
mengikuti persidangan dengan semangat dan senantiasa menebarkan aura positif yang seakan-akan
berbicara bahwa “saya akan memberikan keterangan yang jujur sesuai dengan kenyataannya, maka
beranilah”. Hal tersebut membuat kami, Penasihat Hukum Terdakwa menjadi lebih yakin untuk mencari
siapa sebenarnya yang bertanggung jawab terhadap perkara ini. Semangat seperti itu juga dirasakan
oleh isteri dan keluarga Terdakwa, yang selalu setia mendampingi Terdakwa dengan penuh kesabaran
dan penuh keyakinan bahwa Terdakwa akan berusaha memberikan keterangan yang jujur dan apa
adanya sesuai dengan yang dialami Terdakwa. Nuansa seperti ini membuat kami, Penasihat Hukum
Terdakwa menjadi kagum akan sikap dan spirit serta keyakinan Terdakwa.

1|NOTA PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


Tidak lupa kami ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Majelis Hakim Yang Mulia
karena telah memimpin persidangan ini dengan penuh kemandirian, keseimbangan dan jiwa
kepemimpinan yang kental. Kami juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada rekan
Jaksa Penuntut Umum, karena telah sangat berupaya menjalankan kewajibannya dengan sangat amat
baik untuk menemukan kebenaran formil dan materil ke arah tercapainya prinsip dan tujuan hukum
demi tegaknya keadilan.

Sekali lagi, kami sebagai Penasihat Hukum benar-benar bangga dan menaruh hormat setinggi-
tingginya kepada Terdakwa, tentang ketegarannya, tentang kesabarannya, tentang bagaimana
Terdakwa tetap menegakkan martabatnya meski sedang didakwa dengan kejahatan yang luar
biasa yaitu dugaan penipuan dan penggelapan. Kesabaran dan ketegaran Terdakwa benar-benar
mengajarkan kita semua di persidangan ini, bahwa ketika Tuhan berkehendak maka manusia haruslah
pasrah, tetap berusaha, menunduk serendah debu dan tetap berdoa setinggi langit.

Bahwa tuntutan pidana dan pledoi (pembelaan) pada dasarnya merupakan suatu rangkaian yang tidak
terpisahkan dalam suatu proses pemeriksaan perkara pidana dan sebenarnya dapatlah dikatakan
bahwa keberadaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, saling berkaitan
dengan Nota Pembelaan yang diajukan oleh Terdakwa atau Penasihat Hukum Terdakwa yang pada
hakekatnya merupakan proses dialogis jawab menjawab terakhir dalam suatu proses pemeriksaan
suatu perkara pidana. Pada kesempatan ini juga perlu kami tegaskan, karena pada hakikatnya
pengajuan Nota Pembelaan ini bukanlah bertujuan untuk melumpuhkan dakwaan dan tuntutan pidana
yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, akan tetapi perbedaan argumentasi, prinsip dan
pandanganlah yang menimbulkan kesenjangan di antara kedua misi yang diemban, namun
kesemuanya itu bermuara pada kesamaan tujuan yaitu usaha dan upaya melakukan penegakkan
hukum serta keinginan untuk menemukan kebenaran hukum.

Bahwa persidangan ini pada akhirnya akan berakhir dengan putusan yang MENGATAS-NAMAKAN
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, tentu merupakan putusan yang sangat
diharapkan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kebenaran dengan sumpah kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yang menurut Bismar Siregar (Hukum Acara Pidana, Bina Cipta Bandung 1983) merupakan
doa hakim, hal ini tentu saja memberi arti bahwa Yang Mulia Majelis Hakim akan menghadirkan
Keadilan Tuhan penguasa seluruh alam di pengadilan ini, di dalam ruang persidangan ini.

Akhirnya, melalui persidangan yang terbuka untuk umum ini, kita tentu  dapat menjawab pertanyaan
yang paling mendasar atas perkara ini, yaitu apakah benar Terdakwa, telah melakukan perbuatan
sebagaimana yang didakwakan, yaitu melakukan tindak pidana Penipuan dan/atau Penggelapan?

Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita semua perlu meluruskan dahulu niat dan
menjernihkan pikiran agar dapat menemukan pencerahan dari Yang Maha Kuasa untuk mendapatkan
kebenaran materil atas perkara ini.

Bahwa dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) sesuai dengan surat dakwaan dengan nomor register
perkara: PDM-42/L.2.36/Eoh.2/10/2021, tanggal 27 Oktober 2021, yang telah dibacakan pada
persidangan tanggal 03 November 2021, adalah sebagai berikut:

KESATU :
Terdakwa didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam Pasal 378 KUHP,
dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hak, baik dengan

2|NOTA PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


memakai nama palsu atau keadaan palsu, dengan akal dan tipu muslihat, maupun dengan rangkaian
perkataan-perkataan bohong, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya atau supaya member utang maupun menghapuskan piutang

ATAU
KEDUA :
Terdakwa didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam Pasal 372 KUHP,
dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai milik sendiri barang sesuatu yang seluruhnya
atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena
kejahatan.

Bahwa sebelum kami membahas mengenai fakta-fakta yang muncul di persidangan dan analisa yuridis
serta penutup pada bagian akhir nota pembelaan ini, kami ingin terlebih dahulu membedah secara
kritis mengenai surat dakwaan dan surat tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum, yaitu:

2. DALAM DAKWAAN
Bahwa di dalam dakwaannya, Jaksa Penuntut Umum telah mencoba menggambarkan suatu peristiwa
pidana yang diduga dilakukan oleh Terdakwa, yang seakan-akan bahwa memang benar Terdakwalah
yang melakukan semua tindak pidana sebagaimana yang tercantum dalam surat dakwaan.

Yang telah terurai dalam Surat Dakwaan Kesatu atau Kedua Jaksa Penutut Umum dan telah
dibacakan pada persidangan sebelumnya pada tangga 03 November 2021.

3. DALAM TUNTUTAN
Bahwa rekan Jaksa Penuntut Umum berkeyakinan Terdakwa telah terbukti melakukan tindak pidana
penipuan sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
dan menuntut agar Terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan dikurangi masa
penangkapan dan penahanan yang telah dijalani, menetapkan Terdakwa membayar biaya perkara
sebesar Rp. 5.000 (lima ribu rupiah).

4. FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN
A. Keterangan saksi-saksi:
Bahwa saksi pada tanggal 19 Mei 2016 memberikan keterangan di bawah sumpah menurut agamanya
dan akan memberikan keterangan yang benar tidak lain dari pada yang sebenarnya, dengan ini saksi
menerangkan sebagai berikut :  
1. Aldi Amron Martua Nasution., Jenis kelamin laki-laki, Tempat tanggal lahir di : Sibuhuan tanggal 17
Juni 1987, Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta, Pendidikan terakhir S-1, Alamat Jl. Karya No.34
Lingkungan VII Medan, Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan. Memberikan
keterangan / kesaksiannya di depan persidangan dengan mengangkat sumpah terhadap
keterangan yang diberikannya pada hari Selasa, 30 November 2021, yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
 Saksi menerangkan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia diperiksa dan
dimintai keterangan dan akan memberikan keterangan dengan sebenarnya.;
 Saksi menerangkan yang menjadi korban perihal penipuan dan atau penggelapan tersebut
adalah Alm. Hj Mintana Marida Hasibuan yang mana merupakan ibu kandung saksi;
 Saksi menjelaskan perihal penipuan dan atau penggelapan yang saksi maksudkan tersebut
adalah perihal Pengurusan saksi selaku Aldi Amron Martua Nasution untuk Menjadi Aparatur
Sipil Negara pada tahun Penerimaan CPNS tahun 2013 di Kabupaten Padang Lawas
kemudian Ibu Saksi Hj. Marida Hasibuan memberikan uang kepada Sri Dina Waty sebesar Rp.

3|NOTA PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


200.000.000,(Dua Ratus Juta Rupiah) dengari memberikan 2 (dua) Tahap yaitu: Tatap
pertama memberikan sebesar Rp. 150.000.000,(seratus lima puluh juta rupiah) dan berikan
kepada Sri Dina Waty pada tanggal 14 November 2013, sekirg pukul 14.00 wib di rumah saksi
Amelia Roitona Nasution di Banjar Kubur Lingkungan IV Kel. Pasar Sibuhuan Kec. Barumun
Kab. Padang Lawas, Tahap ke 2 kemudian di berikan sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) kepada Sri Dina Waty di Jl. Prof H. M Yamin No. 30 A Lingkungan II Kel. Pasar
Sibuhuan Kec. Barumun, Kab. Padang Lawas pada tanggal 18 Maret 2014 sekira pukul 17.00
wib. Sehingga yang di berikan kepada Sri Dina Waty sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah).
 Saksi menerangkan pada saat itu Sri Dina Waty menjanjikan kepada Alm. H j. Mintana Marida
Hasibuan bisa mengurus saksi sebagai ASN pada penerimaan CPNS tahun 2013 di
Kabupaten Padang Lawas dengan membayar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).
 Saksi menerangkan bahwa terdakwa Sri Dina Waty bukan merupakan panitia Pene rimaan
CPNS tahun 2013 di Kabupaten Padang Lawas melainkan Sri Dina Wati bekerja sebagi
Pegawai Honorer di SMK Negeri 1 Padang Lawas.
 Saksi menerangkan saksi tidak masuk menjadi ASN pada penerimaan CPNS tahun 2013 di
Kabupaten Padang Lawas.
 Saksi menerangkan pada saat itu Sri Dina Wati berjanji kepada orang tua saksi Alm. Hj
Mintana Marida Hasibuan apabila saksi tidak masuk menjadi ASN pada penenmaan CPNS
tahun 2013 di Kabupaten Padang Lawas maka uang yang di berikan kepada Sri Dina Wati
akan di kembalikan seutuhnya kepada Am. Hj. Mirtana Manda Hasibuan.
 Saksi menerangkan Alm Hj. Mintana Marida Hasibuan memberikan uang sebesar Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) kepada Sri Dina Waty pada saat itu dimana Sri Dina Waty
menjanjikan bisa memasukkan saksi / mengurus saksi untuk menjadi ASN pada penerimaan
CPNS tahun 2013 di Kabupaten Padang Lawas sehingga Ibu saksi Aim. Hj. Mintana Marida
Hasibuan mau memberikan uang kepada Sri Dina Waty pada saat itu.
 Saksi menerangkan dimana pada saat tu saksi sedang kuliah & Jogjakarta selungga saksi
tidak melihat nya, saksi hanya diberitahu oleh Kakak saksi Desni Romaputra Nasution.
 Saksi menerangkan bahwa Terdakwa Sri Dina Waty meminta Nomor pendaftaran saksi
sesudah ujian, dimana pada saat Itu Sri Dina Waty mengatakan akan mengirim Nomor
Pendaftaran ke Pusat untuk pengurusan saksi menjadi ASN pada tanggal 14 November 2013,
setelah saksi kalah kemudian saksi menjumpai Sri Dina Waty untuk menanyakan perihal
kekalahan saksi kemudian Sri Dina Waty hanya diam dan mengatakan sabar dan sabar dan
kemudian saksi di suruh untuk menunggu dan di masukkan sisipan dan kemudian saksi juga
berkali-kali menanyakan hal tersebut Sri Dina Waty hanya mengatakan kepada saksi maupun
kepada keluarga saksi sabar dan sabar, dan uang yang di berikan tersebut tidak kunjung juga
di kembalikan dan kemudian saksi membuat Laporan di Polres Padang Lawas perihal
penipuan dan penggelapan pada tanggai 22 Maret 2021.
 Saksi menerangkan, sesuai dengan Surat Kuasa Ahli Waris tersebut saksi merasa mengalami
kerugian sebesar Rp. 200.000.000,(Dua Ratus Juta Rupiah) dan saksi beserta keluarga
merasa di tipu atas perbuatan Sri Dina Waty tersebut yaitu mengatakan bisa mengurus /
memasukkan saksi menjadi ASN pada penerimaan CPNS tahun 2013 di Kabupaten Padang
Lawas.
 Saksi menerangkan bahwa saksi merupakan anak kandung Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan
dan saksi adik Saksi Amelia, Enni dan Deni. Bahwa saksi menerangkan belum ada Penetapan
Ahli waris dari Pengadilan Agama terkait kedudukan saksi sebagai ahli waris Alm. Hj. Mintana
Marito Hasibuan.
 Saksi menerangkan bahwa saksi Desni yang mendaftarkan, mengisi formulir dan
mengantarkannya ke BKD Kab. Padang Lawas.

4|NOTA PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


 Saksi tidak tahu ada pendaftaran CPNS Tahun 2013 di Kab. Padang Lawas.
 Saksi juga menerangkan bahwa saksi tidak tertarik menjadi PNS.
 Saksi menerangkan bahwa saksi hanya diminta kakak saksi Desni untuk dikirimkan Ijajah
saksi.

Bantahan Terdakwa
 Terdakwa tidak pemah menjanjikan bahwa Aldi Amron Nasution akan lulus CPNS. Melainkan
memnjembatani ke Saksi Wiskan yang menjabat sebagai Kabid Penram pada saat itu.
 Bahwa barang bukti berupa 1 (satu) Lembar Surat Perjanjian Titipan Uang antara Sri Dina Wati
dengan Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan pada tanggal 14 November 2013. 1 (satu) Lembar
Kwitansi antara Sri Dina Wati dan Alm. Hj. Mintana Hasibuan pada tanggal 18 Maret 2014.
Bukan merupakan tanda terima uang dari Alm Hj. Mintana Hasibuan yakni Sejumlah
Rp150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) dan berikutnya Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).

2. Saksi Amelia Roitona, Jenis Kelamin Perempuan, Lahir di Sibuhuan, tanggal 19 September 1979,
Agama Islam, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Pendidikan terakhir S1, Kewarganegaraan
Indonesia, Alamat Desa Bangun Raya, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas.
Memberikan keterangan/ kesaksiannya di depan persidangan dengan mengangkat Sumpah
terhadap keterangan yang diberikannya pada hari Selasa, 30 November 2021, yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
 Saksi menerangkan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia diperiksa dan
dimintai keterangan dan akan memberikan keterangan dengan sebenarnya.
 Saksi menerangkan saksi kenal dengan Aldi Amron Martua Nasution dan Aldi Amron Martua
Nasution merupakan adek kandung saksi dari Ayah Kandung saksi bemama Aim. H. Abdul
Rifai Nasution dan ibu kandung saksi bemama Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan.
 Saksi menerangkan dugaan penipuan dan atau penggelapan yang saksi maksudkan tersebut
adalah penipuan dan atau penggelapan terhadap pengurusan Aldi Amron Martua Nasution
sebagai ASN (Aparatur Sippil Negara) pada penerimaan CPNS tahun 2013 di Kabupaten
Padang Lawas.
 Saksi menerangkan dugaan Penipuan dan atau Penggelapan tersebut adalah yang menjadi
korbannya Aldi Amron Martua Nasution dimana Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan yang
merupakan Ibu kandung saksi sudah menguasakan permasalahan tersebut kepada Aldi Amron
Martua Nasution.
 Saksi menerangkan bahwa saksi dan saksi Aldi belum ditetapkan sebagai ahli waris Alm. Hj.
Mintana Marida Hasibuan dari Pengadilan Agama Sibuhuan;
 Saksi menerangkan bahwa mengenal Terdakwa Sri Dina Waty, karena Terdakwa sering
bertemu dengan Ibu saksi di Pasar Sibuhuan;
 Saksi menerangkan pada sekira bulan Agustus tahun 2013, sekira pukul 14.00 wib Sri Dina
Waty mendatangi Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan di rumah Amelia Roitona Nasution di
Lingkungan IV Kei. Pasar Sibuhuan, Kec. Barumun, Kab. Padang Lawas, dan kemudian Enni
Rezekinta Nasution bersama dengan Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan, Amelia Roitona
Hasibuan dan saksi berjumpa dengan Sri Dina Waty kemudian Alm. Hj. Mintana Marida
Hasibuan memberikan uang kepada Sri Dina Waty sejumlah Rp. 150.000.000,(seratus lima
puluh juta rupiah) dengan membuat 1 (satu) lembar surat perjanjian pada tanggal 14
November 2013, kemudian Sri Dina Waty mengatakan apabila sudah di terima uang tersebut
maka Aldi Amron Martua Nasution akan lulus menjadi ASN pada penerimaan CPNS tahun
2013 di Kabupaten Padang Lawas, dan pada saat Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan

5|NOTA PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


menyerahkan uang tersebut kepada Sri Dina Waty dimana saksi mengetahui penyerahan
tersebut dari Enni Rezekinta Nasution.
 Saksi menerangkan telah melarang Ibu saksi untuk memberikan uang tersebut kepada
Terdakwa, namun ibu terdakwa tetap bersih keras menyerahkan uang tersebut kepada
Terdakwa.
 Saksi menerangkan total yang sudah di terima oleh Sri Dina Waty sebanyak Rp. 200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah) kemudian setelah itu Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan menghubungi
Sri Dina Waty dan saksi juga sering menjumpai nya dan mengatakan hanya sabar dan sabar,
dan kemudian Aldi Amron Martua Nasution yang di janjikankan oleh Sri Dina Waty untuk
menjadi ASN belum juga di angkat menjadi ASN setelah membayar Rp. 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah).
 Saksi menerangkan bahwa tidak mengenal dengan namanya Wiskan Wardana, yang juga
sebagai Kabid Penram pada BKD Kab. Padang Lawas.
 Saksi menerangkan Saksi menerangkan Aldi Amron Martua Nasution kalah dan tidak lulus.
 Saksi menerangkan uang tersebut tidak di kembalikan oleh Sri Dina Waty dimana Sri Dina
Waty mengatakan abila tidak lulus maka uang yang di terimanya di kembalikan seutuhnya
kepada Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan dan saat sekarang ini Sri Dina Waty belum juga
mengembalikannya dan Aldi Amron Martua Nasution juga belum juga di angkat menjadi ASN
(Aparatur Sipil Negera).
 Saksi menerangkan Sri Dina Waty bukan merupakan panitia penerimaan CPNS tahun 2013 di
Kabupaten Padang Lawas hanya Sri Dina Waty bekerja sebagai Pegawai Honorer di SMK
Negeri 1 Barumun.
 Saksi menerangkan adapun Sri Dina Waty sebelumnya tidak pernah ada meluluskan orang
lain dalam testing seleksi penerimaan CPNS.
 Saksi menerangkan saksi dan keluarga saksi sering menjumpai Sri Dina Waty kerumahnya
namun Sri Dina Waty tidak pemah di rumahnya dan saksi telpon kemudian Sri Dina Waty tidak
mengangkatnya sehingga saksi tidak mengetahui kepada siapa uang pengurusan tersebut di
berikan oleh Sri Dina Waty dimana Sri Dina Waty.

Bantahan Terdakwa
 Terdakwa tidak pernah menjanjikan bahwa Aldi Amron Nasution akan tulus CPNS.
 Bahwa barang bukti berupa 1 (satu) Lembar Surat Perjanjian Titipan Uang antara Sri Dina Wati
dengan Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan pada tanggal 14 November 2013. 1 (satu) Lembar
Kwitansi antara Sri Dina Wati dan Alm. Hj. Mintana Hasibuan pada tanggal 18 Maret 2014.
Bukan merupakan tanda terima uang dari Alm Hj. Mintana Hasibuan yakni Sejumlah
Rp150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) dan berikutnya Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).
 Bahwa Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan yang menghubungi terdakwa terkait pengurusan
CPNS bukan inisiatif terdakwa sendiri.
 Bahwa uang untuk pengurusan CPNS yakni sejumlah Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh
juta rupiah) dan berikutnya Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) seluruhnya sudah
berada pada Wiskan, bukan pada Terdakwa.

3. Saksi Enni Rezekinta Nasution, Jenis Kelamin Perempuan, Tempat tanggal lahir di Padang
Sidempuan, Pada tanggal 31 Maret 1975, Umur 47 Tahun, Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta,
Pendiidkan SMA terakhir, Alamat Lingkungan I, Kelurahan Pasar Sibuhuan, Kecamatan Barumun
Kabupaten Padang Lawas. Memberikan keterangan / kesaksiannya di depan persidangan dengan
mengangkat Sumpah terhadap keterangan yang diberikannya pada hari Selasa, 30 November
2021, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

6|NOTA PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


 Saksi menerangkan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia diperiksa dan
dimintai keterangan dan akan memberikan keterangan dengan sebenarnya.
 Saksi menerangkan saksi kenal dengan Aldi Amron Martua Nasution dan Aldi Amron Martua
Nasution merupakan adek kandung saksi dari Ayah Kandung saksi bernama Alm. H. Abdul
Rifai Nasution dan Ibu kandung saksi bemama Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan.
 Mintana Marida Hasibuan menyerahkan uang tersebut kepada Sri Dina Waty dimana saksi
mengetahui langsung, karena saksi waktu itu hadir pada saat penyerahan uang tersebut.
 Saksi menerangkan total yang sudah di terima oleh Sri Dina Waty sebanyak Rp. 200.000.000,
- (dua ratus juta rupiah).
 Saksi mengenal baik Terdakwa, bekerja sebagai pegawai honor di SMK 1 Padang Lawas.
 Saksi menerangkan bahwa saksi dan saksi Aldi, saksi Amelia sera Saksi Desni belum ada
Penetapan Ahli Waris dari Pengadilan Agama Sibuhuan.
 Saksi menerangkan bahwa Terdakwa pada saat itu menjanjikan meluluskan saksi Aldi Amron,
dihadapan Ibu saksi, saksi sendiri dan saksi Amelia.

Bantahan Terdakwa
 Terdakwa tidak pernah menjanjikan bahwa Aldi Amron Nasution akan tulus CPNS.
 Bahwa barang bukti berupa 1 (satu) Lembar Surat Perjanjian Titipan Uang antara Sri Dina Wati
dengan Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan pada tanggal 14 November 2013. 1 (satu) Lembar
Kwitansi antara Sri Dina Wati dan Alm. Hj. Mintana Hasibuan pada tanggal 18 Maret 2014.
Bukan merupakan tanda terima uang dari Alm Hj. Mintana Hasibuan yakni Sejumlah
Rp150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) dan berikutnya Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).
 Bahwa Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan yang menghubungi terdakwa terkait pengurusan
CPNS bukan inisiatif terdakwa sendiri.
 Bahwa uang untuk pengurusan CPNS yakni sejumlah Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh
juta rupiah) dan berikutnya Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
 Saksi menerangkan total seluruhnya Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sudah berada
pada Wiskan, bukan pada Terdakwa.
 Bahwa terdakwa tidak penah bertemu dengan saksi dan saksi juga tidak ada ketika
penyerahan uang tersebut.
 Terdakwa hanya pernah bertemu dengan Alm Hj. Mintana Hasibuan dan Amelia Roitona.

4. Saksi Desni Roma Putra Nasution, Jenis Kelamin Perempuan, Tempat tanggal lahir di Sibuhuan,
Umur 41 Tahun tanggal 25 Juli 1983, Agama Islam, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Pendidikan
terakhir 31, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Jl Prof. HM. Yamin Kelurahan Pasar Sibuhuan,
Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas. Memberikan keterangan / kesaksiannya di depan
persidangan dengan mengangkat sumpah terhadap keterangan yang diberikannya pada hari
Selasa, 30 November 2021, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
 Saksi menerangkan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia diperiksa dan
dimintai keterangan dan akan memberikan keterangan dengan sebenarnya.
 Saksi menerangkan dugaan penipuan dan atau penggelapan yang saksi maksudkan tersebut
adalah penipuan dan atau penggelapan terhadap pengurusan Aldi Amron Martua Nasution
sebagai ASN (Aparatur Sippil Negara) peda penerimaan CPNS tahun 2013 di Kabupaten
Padang Lawas.
 Saksi juga menerangkan bahwa saksi lah yang membuat surat Perjanjian antara Terdakwa
dengan Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan.

7|NOTA PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


 Saksi juga menerangkan Penipuan dan atau Penggelapan tersebut adalah yang menjadi
korbannya adalah Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan yang merupakan ibu kandung saksi
sudah menguasakan permasalahan tersebut kepada Aldi Amron Martua Nasution.
 Saksi juga menerangkan bahwa saksi Aldi belum mempunyai penetapan ahli waris dari
Pengadilan Agama Sibuhuan.
 Saksi menerangkan bahwa saksilah yang mendaftarkan saksi Aldi Amron Nasution peserta
CPNS Tahun 2013 di BKD Kab. Padang Lawas.
 Saksi juga menerangkan bahwa saksi yang mengisi formulirnya dan mengantarkannya ke
Panitia di BKD Kab. Padang Lawas.
 Saksi juga menerangkan tanda tangan saksi Aldi Amron dalam berkas pendaftaran, saksi kirim
ke Yogyakarta dan dikirim kembali oleh Aldi ke Kab. Padang Lawas.
 Saksi menerangkan melihat Terdakwa datang kerumah Ibu saksi, namun saksi tidak
mengetahui isi pembicaraan antara Ibu saksi dengan Terdakwa.
 Saksi mengetahui uang yang diterima Terdakwa totalnya Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) dari cerita Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan dan Saksi Enni serta saksi Amelia.
 Saksi menerangkan Sri Dina Waty bukan merupakan panitia penerimaan CPNS Tahun 2013 di
Kabupaten Padang Lawas hanya Sri Dina Waty bekerja sebagai Pegawai Honorer di SMK
Negeri 1 Barumun, dan perkataan Sri Dina Waty Mengatakan adalah orang yang bisa
mengurus atau memasukkan orang menjadi ASN pada penenmaan CPNS tahun 2013 di
Kabupaten Padang Lawas.

Bantahan Terdakwa
 Terdakwa tidak pernah menjanjikan bahwa Aldi Amron Nasution akan tulus CPNS.
 Bahwa barang bukti berupa 1 (satu) Lembar Surat Perjanjian Titipan Uang antara Sri Dina Wati
dengan Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan pada tanggal 14 November 2013. 1 (satu) Lembar
Kwitansi antara Sri Dina Wati dan Alm. Hj. Mintana Hasibuan pada tanggal 18 Maret 2014.
Bukan merupakan tanda terima uang dari Alm Hj. Mintana Hasibuan yakni Sejumlah
Rp150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) dan berikutnya Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).
 Bahwa Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan yang menghubungi terdakwa terkait pengurusan
CPNS bukan inisiatif terdakwa sendiri.
 Bahwa uang untuk pengurusan CPNS yakni sejumlah Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh
juta rupiah) dan berikutnya Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) seluruhnya sudah
berada pada Wiskan, bukan pada Terdakwa.
 Bahwa terdakwa tidak penah bertemu dengan saksi Desni Romaputra Nasution ketika
penyerahan uang tersebut.
 Terdakwa hanya pernah bertemu dengan Alm Hj. Mintana Hasibuan dan Amelia Roitona

5. Saksi Wiskan Wardana Hasibuan, Jenis Kelamin Laki-laki, lahir di Huta Dolok, tanggal 17
Desembefr 1976, Agama Islam, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Pendidikan Terakhir S2 Magister
Majemen, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Desa Paringgonan Kec. Ulu Barumun, Kab.
Padang Lawas. Memberikan kelerengan / kesaksiannya di depan persidangan dengan mengangkat
Sumpah terhadap keterangan yang diberikannya pada hari Kamis, 02 Desember 2021, Yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
 Saksi menerangkan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia diperiksa dan
dimintai keterangan dan akan memberikan keterangan dengan sebenarnya.
 Saksi menerangkan bahwa terdakwa datang kepada saksi untuk mengurus Terdakwa untuk
menjadi PNS melalui Kategori II.

8|NOTA PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


 Saksi menerangkan tidak kenal dengan Terdakwa, dan tidak pernah bertemu dengan
Terdakwa.
 Saksi menerangkan pernah menerima uang dari terdakwa sejumlah Rp. 360.000.000,00 (tiga
ratus enam puluh juta rupiah).
 Saksi menerangkan uang sejumlah Rp360.000.000,- (tiga ratus enam puluh juta rupiah)
tersebut berasal dari 3 (tiga) orang yang mana untuk 1 (satu) orang uang yang diberikan
adalah sejumlah Rp120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah) Saksi menerangkan bahwa
jenjang pengurusan CPNS yang dilakukan terdakwa yakni yang pertama dari saudara Idar,
selanjutnya diteruskan kepada terdakwa kemudian diteruskan lagi kepada saudara Wiskan
Wardana Hasibuan, dan terakhir pengurusannya dilakukan oleh Tongku Solah.
 Saksi menerangkan bahwa saksi tidak mengenal korban.
 Saksi menerangkan bahwa biaya untuk pengurusan menjadi PNS adalah sejumlah
Rp.120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah) sedangkan untuk menjadi tenaga honorer
biaya pengurusannya adalah Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah). Saksi menerangkan
mengurus 18 (delapan belas) orang terkait kelulusan menjadi PNS atau honorer, namun tidak
ada yang lulus, sehingga saksi meminta kepada Tongku Solah untuk mengembalikan uang
pengurusan dimaksud, tetapi saudara Tongku Solah tidak bersedia mengembalikan uang
tersebut.
 Saksi menerangkan bahwa saudara Tongku Solah meminta biaya pengurusan menjadi PNS
dibuat lebih dari Rp. 120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah) tetapi saksi mengatakan
cukup Rp. 120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah). Saksi menerangkan bahwa uang
terdakwa sudah dikembalikan oleh saksi secara tunai.
 Saksi menerangkan bahwa saudara Tongku Solah pernah memberikan NIP palsu kepada
saksi.
 Saksi menerangkan bahwa saksi merupakan Panitia pada penerimaan CPNS Tahun 2013
Kab. Padang Lawas.

Bantahan Terdakwa
 Bahwa ada kaitan antara saksi dengan korban yaitu terdakwa yang menerima uang dari
korban sebagai biaya pengurusan CPNS, dan diantar ke rumah saksi dua kali dengan rincian
Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan berikutnya Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah), sehingga total seluruhnya Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).
 Bahwa Terdakwa diberikan NIP tersebut dari Saksi Wiskan Wardana, untuk diperlihatkan
kepada Hj. Mintana Marida Hasibuan dan Keluarganya. Belakangan Terdakwa baru tahu
bahwa NIP itu Palsu, akal-akalan saksi supaya Hj. Mintana Marida Hasibuan dan keluarga
tidak mengusik Saksi dan Terdakwa.
 Bahwa setelah NIP itu diperlihatkan Terdakwa, kemudian Terdakwa mengantarnya lagi ke
rumah saksi Wiskan, karena diminta saksi Wiskan supaya dikembalikan lagi ke saksi Wiskan.

6. Saksi Yusnita Marito Yusnita Marito, S.sos, Jenis Kelamin Perempuan, Tempat tanggal lahir di
Padang Sidimpuan, tanggal 08 Januari 1986, Agama Islam, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil,
Jabatan Kabid Pengadaan Pemberhentian Informasi dan Penilaian Kinerja Aparatur pada Badang
Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah Padang Lawas, Pendidikan terakhir S-1,
Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Perumahan Graha Silindung Desa Tanjung Baringin, Kec.
Barumun Selatan, Kab. Padang Lawas. Memberikan keterangan / kesaksiannya di depan
persidangan dengan mengangkat Sumpah terhadap keterangan yang diberikannya pada hari
Kamis, 02 Desember 2021, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
 Saksi menerangkan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia diperiksa dan
dimintai keterangan dan akan memberikan keterangan dengan sebenarnya.

9|NOTA PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


 Saksi menerangkan menjabat di BKD Kabupaten Padang Lawas sebagai Kabid Pengadan.
Pemberhentian,Informasi dan Penilaian Kinerja Aparatur pada Badan Kepegawaian dan
Pengembangan SDM Daerah Padang Lawas sejak bulan Januari tahun 2020 sampai dengan
saat sekarang ini.
 Saksi menerangkan peserta yang mendaftar yang mengikuti Rekrutmen Penerimaan CPNS
tahun 2013 di Kabupaten Padang Lawas tersebut sebanyak 2359 peserta. Dari 2359 peserta
tersebut nama Aldi Amron Martua Nasution ada yaitu di formasi penyuluh perindustrian dan
perdagangan sesuai dengan nomor peserta 5219-3-00551-2, Saksi menerangkan Aldi Amron
Martua Nasution tidak memenuhi passing grade.
 Saksi menerangkan pada penerimaan CPNS tahun 2013 di Kabuapaten Padang Lawas
sebagai panitia. Saksi menerangkan biaya untuk masuk ASN pada penerimaan CPNS tahun
2013 tidak dipungut biaya, saksi menjelaskan dari hasil penerimaan CPNS tahun 2013 tersebut
yaitu dengan cara dari setiap pendaftar penerimaan CPNS tersebut dari hasil pemberkasan,
ujian dan pengumuman tersebut kemudian Pihak BKSD Kabupaten Padang Lawas
mengirimkan hasil ujian tersebut ke Panitia Seleksi Nasional di Jakarta dan kemudian untuk
pengumuman lulus atau tidaknya kemudian hasilnya dikirimkan ke BKD Kabupaten Padang
Lawas.
 Saksi menerangkan panitia tidak bisa meluluskan peserta untuk menjadi ASN pada
Penerimaan CPNS tahun 2013 dan yang untuk meluluskan nya adalah peserta sendiri.
 Saksi sering melihat Terdakwa menjumpai Saksi Wiskan Wardana dan ngobrol berdua.
 Saksi menerangkan bahwa yang boleh mengantar Formulir harus peserta sendiri.
 Saksi menerangkan bahwa Pengumuman kelulusan CPNS Tahun 2013 dari BKN dikirim ke
BKD Kab. Padang Lawas dan diterima Panitia Seleksi CPNS Tahun 2013 Kab. Padang Lawas.

B. Surat
1. Kwitansi uang pengembalian dari saksi Wiskan Wardana Hasibuan Rp. 360.000.000,- (tiga
ratus enam puluh juta rupiah) kepada Terdakwa, atas nama 1. Nur Laini Jauhana, 2. Aisah
Rahayu Hasibuan, 3. Rapika Yuni Turnip.

C. Keterangan Terdakwa
Terdakwa menerangkan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia diperiksai Serta
diambil keterangan terdakwa sehubungan dengan tertangkapnya Terdakwa.
 Terdakwa menerangkan telah mengerti alasan dihadirkan di persidangan, yaitu terkait
penggelapan uang pengurusan CPNS atas nama Aldi Amron Martua Nasution pada tahun
2013.
 Terdakwa menerangkan peran Terdakwa dalam pengurusan CPNS atas nama Aldi Amron
Martua Nasution pada tahun 2013 adalah sebagai perantara uang pengurusan CPNS tersebut
kepada pihak yang mengurus penerimaan CPNS, dalam hal ini Terdakwa yang menerima
uang lalu Terdakwa memberikan uang tersebut kepada Wiskan Wardana Hasibuan.
 Terdakwa menerangkan bahwa Terdakwa dapat mengetahui jika Wiskan Wardana Hasibuan
dapat mengurus seseorang untuk diterima menjadi CPNS, karena sebelumnya Terdakwa
penah meminta Wiskan Wardana Hasibuan agar mengurus penerimaan Terdakwa menjadi
CPNS melajul jalur tenaga honorer kategori 2 (K2), lalu saat itu Wiskan Wardana Hasibuan
mengatakan “kalau ada yang mau masuk CPNS, bisa saya urus”, adapun Wiskan Wardana
Hasibuan sendiri saat itu bekerja di kantor BKD (Badan Kepegawaian Daerah), Wiskan
Wardana Hasibuan juga mengatakan biaya pengurusan CPNB dimaksud adalah sejumlah
Rp150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah),
 Terdakwa menerangkan sudah tidak Ingat kapan pertemuan dengan Wiskan Wardana
Hasibuan untuk mengurus CPNS Terdakwa tersebut, tetapi tempat pertemuan Terdakwa

10 | N O T A PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


dengan Wiskan Wardana Hasibuan tersebut adalah di kantor BKD (Badan Kepegawaian
Daerah):
 Terdakwa menerangkan bahwa pertemuan antara Terdakwa dengan Wiskan Wardana
Hesibuan tersebut adalah atas Inisiatif Terdakwa sendiri:
 Terdekwa menerangkan bahwa Terdakwa harus melakukan pengurusan CPNS melalui Wiskan
Wardana Hasibuan karena Terdakwa Ildak memenuhi syarat untuk menempuh jalur resmi
penerimaan CPNS saat itu, yang mana Terdakwa baru menjadi honorer di SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan) sejak tahun 2008, sedangkan syarat mengikuti penerimaan CPNS
molalul jalur K2 (katagori dua), harus sudah manjadi tenaga honorer paling singkat sejak tahun
2008.
 Terdakwa manerangkan bahwa ada penerimaan CPNS dalam waktu 2 (dua) sampai 3 (liga)
bulan setelah Terdakwa dan Wiskan Wardana Iiasibuan bertemu untuk mengurus CPNS
Terdakwa:
 Terdakwa menerangkan bahwa Terdakwa hanya sendiri saja ketika menemui Wiskan Wardana
Hasibuan dan seingat Terdakwa, pertemuan tersebul Terdakwa lakukan pads saat hari kerja,
tujuan pertemuannya adalah untuk meminta tolong kepada Wiskan Wardana Hasibuan agar
Terdakwa diurus menjadi PNS melalui jalur K2 (Kategori dua), pertemuan tersebut merupakan
pertemuan yang pertama antsra Terdakwa dan Wiskan Wardana Hasibuan untuk melakukan
pengurusan terkait CPNS.
 Terdakwa menerangkan K2 (Kategori dua) merupakan salah satu syarat mendaftar CPNS,
Terdakwa menerangkan bahwa Terdakwa dapat mendaftar CPNS melalui jalur K2 (kategori
dua) apabila ada bantuan dari Wiskan Wardana Hasibuan.
 Terdakwa menerangkan sesudah ada pendaftaran CPNS, Terdakwa bertemu lagi dengan
Wiskan Wardana Hasibuan.
 Terdakwa menerangkan penerimaan CPNS umum dan K2 (kategori dua) dilaksanakan
bersamaan, adapun Terdakwa mengurus penerimaan CPNS korban atas nama Aldi Amron
Martua Nasution berdasarkan permintaan Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan selaku orang tua
dari Aidi Amron Martua Nasution, pengurusan CPNS Aldi Amron Martua Nasution tersebut
Terdakwa lakukan juga kepada Wiskan Wardana Hasibuan.
 Terdakwa menerangkan orang tua Aldi Amron Martua Nasution yaitu Alm. Hj. Mintana Manda
Flasibuan sempat bertanya biaya pengurusan CPNS Aldi Amron Martua Nasution, lalu
Terdakwa sebutkan biayanya sejumlah Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
 Terdakwa menerangkan bahwa Terdakwa memberikan uang pengurusan CPNS Aldi Amron
Martua Nasution sejumlah Rp160.000.000,00 (seratus Ilma puluh juta rupiah) kepada Wiskan
Wardana Hasibuan pada waktu pelaksanaan ujian, itu juga atas permintaan Wiskan Wardana
Hasibuan.
 Terdakwa menerangkan rentang waktu permintaan untuk pengurusan CPNS Aldi Amron
Martua Nasution dengan waktu penyerahan uang oleh Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan
adalah sekitar 2 (dua) minggu.
 Terdakwa menerangkan orang tua Aldi Amron Martua Nasution tidak mau ikut menyerahkan
uang kepada Wiskan Wardana Hasibuan.
 Terdakwa menerangkan bahwa panyerahan uang pengurusan CPNS Aldi Amron Martua
Nasution dilakukan di rumah Amel (saudara kandung Aidi Amron Martua Nasution): Terdakwa
menerangkan uang pengurusan CPNS Aldi Amron Martua Nasution langsung Terdakwa
berikan kepada Wiskan Wardana Hasibuan.
 Terdakwa menerangkan keuntungan yang Terdakwa dapatkan sebagai perantara dalam
Pengurusan CPNS Aldi Amron Martus Nasution adalah agar Wiskan Wardana Hasibuan
memasukkan Terdakwa Kategori II.

11 | N O T A PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


 Terdakwa menerangkan Terdakwa disuruh Saksi Wiskan Wardana selama 2 (dua) tahun
Terdakwa bersembunyi/ menghilang untuk menghindari masalah terkait pengurusan CPNS.
 Terdakwa menerangkan semua kuitansi terkait uang pengurusan CPNS, diminta seluruhnya
oleh Wiskan Wardana Hasibuan.
 Terdakwa menerangkan bahwa Terdakwa mengetahui jika mengurus CPNS tidak melaiui jalur
resmi merupakan perbuatan yang salah dan bertentangan dengan hukum, tetapi Terdakwa
tetap melakukannya karena Terdakwa ingin lolos menjadi CPNS.
 Terdakwa menerangkan ada 3 (tiga) orang yang Terdakwa urus CPNS-nya, yaitu Wardah
Kholifah, Aldi Amron Martua Nasution dan 1 (satu) lagi tidak Terdakwa ingat lagi namanya.
 Terdakwa menerangkan total Rp. 360.000.000,- (tiga ratus enam puluh juta rupiah) biaya
pengurusan CPNS, yang sudah dikembalikan Wiskan Wardana Hasibuan kepada Terdakwa,
masih ada sisa sejumlah Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) yang belum dikembalikan.
 Terdakwa menerangkan keuntungan Wiskan Wardana Hasibuan sebanyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dari hasil mengurus orang lain menjadi CPNS.
 Terdakwa menerangkan bahwa total pertemuan Terdakwa dengan Wiskan Wardana Hasibuan
di rumah Wiskan Wardana Hasibuan ada sebanyak 2 (dua) kali, yang mana saat pertemuan
pertama di rumah Wiskan Wardana Hasibuan tersebut, Terdakwa menyerahkan uang sejumlah
Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah), lalu pada pertemuan yang kedua dengan
Wiskan Wardana Hasibuan, Terdakwa menyerahkan lagi uang sejumlah Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).
 Terdakwa menerangkan, Wiskan Wardana Hasibuan datang ke rumah Terdakwa sebanyak 4
(empat) kali dengan tujuan bertemu dengan Terdakwa dan membicarakan Pengurusan CPNS
Tahun 2013, pada pertemuan yang pertama, Wiskan Wardana Hasibuan mengambil uang
sejumlah Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), pertemuan yang kedua, Wiskan
Wardana Hasibuan mengambil uang sejumlah Rp. 180.000.000,- (seratus delapan puluh juta
rupiah), pertemuan yang ketiga, Wiskan Wardana Hasibuan mengambil uang sejumlah Rp.
80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) dan yang keempat, Wiskan Wardana Hasibuan
mengambil uang sejumlah Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), kemudian Wiskan
Wardana Hasibuan juga mengambil uang sejumlah Rp. 1.800.000,00 (satu juta delapan ratus
ribu rupiah) untuk ongkos ke Jakarta.
 Terdakwa menerangkan bahwa Wiskan tidak pemah menjelaskan kepada Terdakwa siapa saja
yang mengurus CPNS dan kapan dilakukan pengurusan tersebut.
 Terdakwa menerangkan bahwa Saksi Wiskan Wardana lah yang menyuruhnya untuk
mencarikan orang yang mau di urus menjadi PNS.
 Terdakwa menerangkan ketika akan pelaksanaan ujian CPNS, Wiskan Wardana Hasibuan
berkata kepada Terdakwa “kalau ada yang mau lulus CPNS bisa terbantu kaka, agar kaka
tidak keluar uang untuk diurus CPNS”, maksudnya Wiskan Wardana Hasibuan menyarankan
agar Terdakwa cukup mencarikan orang-orang yang hendak diurus kelulusan menjadi CPNS,
sehingga Terdakwa tidak perlu mengeluarkan uang untuk ikut dalam pengurusan kelulusan
CPNS yang dilakukan Wiskan Wardana Hasibuan.
 Terdakwa menerangkan dari 3 (liga) orang yang diurus untuk menjadi CPNS, diperoleh uang
pengurusan lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta ruplah), yang mana setiap Orang
memberikan uang pengurusan CPNS sebesar Rp. 160.000.000,- (seratus enam puluh juta
rupiah).
 Terdakwa menerangkan sudah pernah melakukan perdamaian dengan korban.
 Terdakwa menerangkan menyesali perbuatannya serta berjanji tidak mengulangi perbuatannya
tersebut lagi.

12 | N O T A PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


 Terdakwa menerangkan tidak menjamin kelulusan Aldi Amron Martua Nasution, tetapi
Terdakwa mengatakan bahwa Wiskan Wardana Hasibuan akan mengurus penerimaan CPNS
Aldi Amron Martua Nasution.
 Terdakwa menerangkan tidak pernah mengaku sebagai panitia penerimaan CPNS.
 Terdakwa menerangkan belum pernah dihukum.
 Terdakwa menerangkan ada niat untuk mengembalikan 1 (satu) juta setiap bulan karena
Terdakwa tidak memiliki uang saat ini.

D. Keterangan Saksi A de Charge


1. Salahuddin Hasibuan, lahir di Hasahatan Julu, tanggal 31 Desember 1970 Agama Islam, Pekerjaan
Wiraswasta, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Desa Hasahatan Julu, Kelurahan Hasatan Julu,
Kec. Barumun, Kab. Padang Lawas. Memberikan keterangan / kesaksiannya di depan persidangan
terhadap keterangan yang diberikannya pada hari Senin 06 Desember 2021, yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
 Saksi menerangkan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia diperiksa dan
dimintai keterangan dan akan memberikan keterangan dengan sebenarnya.
 Saksi menerangkan mengenal terdakwa Sri Dina Waty, karena Saksi merupakan suami dari
terdakwa Sri Dina Waty. & Saksi menerangkan mengetahui alasan Saksi dihadirkan menjadi
Saksi dalam perkara Ini, yaitu terkait masalah penerimaan CPNS.
 Saksi menerangkan pada tahun 2013, sepulang bekerja, Saksi pernah melihat Wiskan
Wardana ada di ruang tamu rumah Saksi sekitar pukul 18.30 WIB, namun Saksi tidak tahu
tujuan Wiskan Wardana datang ke rumah Saksi.
 Saksi menerangkan bahwa Saksi diberitahu istri Saksi bahwa maksud kedatangan Wiskan
Wardana ke rumah Saksi adalah terkait CPNS tahun 2013.
 Baksi menerangkan pemah bertemu yang ke dua kali dengan Wiskan Wardana namun hanya
berpapasan kendaraan saja, saat itu Saksi berpapasan dengan Wiskan Wardana di arah jalan
menuju rumah Saksi.
 Saksi menerangkan tidak mengetahui pembahasan Terdakwa dengan Wiskan Wardana
karena Saksi tidak ada di rumah ketika Wiskan Wardana datang.
 Saksi menerangkan jika Terdakwa pemah pergi meninggalkan Saksi, mengenai perginya
Terdakwa tersebut, Terdakwa hanya memberitahu Saksi melalui telepon.
 Saksi menerangkan Terdakwa pernah ke Medan namun Saksi tidak tahu jika Terdakwa penah
pergi ke Jakarta.

2. Ali Imram Habibi, lahir di Sibuhuan, tanggal 18 April 2021, Agama Isiam, Pekerjaan Wiraswasta,
Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Desa Hasahatan Julu, Kelurahan Hasatan Julu, Kecamatan
Barumun, Kabupaten Padang Lawas. Memberikan keterangan / kesaksiannya di depan
persidangan terhadap keterangan yang diberikannya pada hari Senin 06 Desember 2021, yang
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
 Saksi menerangkan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedie diperiksa dan
dimintai keterangan dan akan memberikan keterangan dengan sebenarnya.
 Saksi menerangkan mengenal terdakwa Sri Dina Waty, karena Saksi merupakan anak Sri Dina
Waty.
 Saksi menerangkan mengetahui alasan Saksi dihadirkan menjadi Saksi dalam perkara ini,
yaitu terkait masalah penerimaan CPNS.
 Saksi menerangkan pada tahun 2013, pernah mengantar Terdakwa ke Paringgonan yakni ke
rumah Wiskan Wardana.

13 | N O T A PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


 Saksi menerangkan pemah melihat Terdakwa menyerahkan uang sejumlah Rp. 150.000.000,-
(seratus lima puluh juta rupiah), untuk pengurusan CPNS atas nama Aldi Amron pada bulan
Oktober atau November 2013.
 Saksi menerangkan dapat mengetahui jumlah uang dan peruntukannya tersebut karena ikut
bersama Terdakwa ke rumah Wiskan Wardana, di rumah Wiskan Wardana, Saksi mendengar
dari Terdakwa jumlah uangnya dan Terdakwa melihat uang tersebut diserahkan kepada
Wiskan Wardana.
 Saksi menerangkan 2 (dua) kali menemani Terdakwa ke rumah Wiskan Wardana, yang mana
selang waktunya sekitar 2 (dua) minggu antara yang pertama kali dan yang kedua kalinya.
 Saksi menerangkan ketika menemani Terdakwa yang ke dua kali ke rumah Wiskan Wardana,
Terdakwa menyerahkan uang sejumlah Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) kepada
Wiskan Wardana, tetapi Saksi tidak tahu apakah ada dibuatkan kuitansi Penyerahan uang.
 Saksi menerangkan berjarak sekitar 3 (tiga) sampai 4 (empat) meter dari Terdakwa dan
Wiskan Wardana ketika penyerahan uang.
 Saksi menerangkan tidak melihat penyerahan benda lain selain uang.
 Saksi menerangkan tidak pernah ada orang lain yang mencari Terdakwa untuk meminta
dikembalikannya uang pengurusan CPNS.
 Saksi menerangkan ikut test CPNS tahun 2013.
 Saksi menerangkan pada tahun 2013, umur Saksi adalah 21 (dua puluh satu) tahun karena
Saksi lahir pada tahun 1992.

Bantahan Terdakwa
Ada dibuatkan kuitansi penyerahan uang setelah uang diserahkan. Dan atas bantahan Terdakwa, saksi
tidak merubah keterangan dan tetap pada keterangan yang diberikannya di depan persidangan dan
Terdakwa Juga tetap dengan keberatannya.

E. Analisa Fakta
Bahwa dari BAP, Dakwaan dan Tuntutan yang dicoba dibangun Jaksa Penuntut umum bahwa
Terdakwalah yang paling aktif untuk mendatangi Korban dan tanpa ada Permintaan dari Saksi Wiskan
Wardana Hasibuan, sehingga seolah-olah Terdakwa berbuat sendiri untuk Pengurusan CPNS Tahun
2013 tanpa ada orang yang mempunyai Jabatan Strategis dalam menjalankan tindakan tersebut.

Sehingga sejalan dengan Keterangan saksi Wiskan Wardana yang pernah menerima uang dari
Terdakwa untuk pengurusan PNS beberapa orang, dimana Saksi Wiskan Wardana Hasibuan
menduduki jabatan strategis pada tahun 2013 sebagai Kabid Perencanaan dan Penerimaan PNS
(Penram). Tidak mungkinlah Terdakwa mengantar uang kepada Wiskan Wardana Hasibuan tanpa ada
Pembicaraan sebelumnya dan atau kesepakatan antara Terdakwa dengan saksi Wiskan Wardana.
Dengan kata lain Saksi Wiskan Wardana Hasibuan lah yang menyuruh Terdakwa untuk mencari orang
yang akan di Urus menjadi PNS.

Untuk menguatkan argumentasi kami, jelas keterangan saksi Wiskan Wardana Hasibuan dalam
Putusan Perkara Nomor: 6/Pid.B/2019/PN.Sbh yang telah inkrach, mengakui menerima uang dari
Terdakwa Sri Dina Waty, yang mana perkara tersebut jelas berkaitan dengan perkara ini, sehingga
kami berkesimpulan bahwa Terdakwa Sri Dina Waty adalah orang yang turut serta dalam melakukan
tindak pidana Penipuan (deelneming) yang disangkakan pada Terdakwa saat ini melalui perintah Saksi
Wiskan Hasibuan dan Selanjutnya Uang yang dikumpulkan Saksi Wiskan Wardana Hasibuan diberikan
kepada Tongku Solah.

14 | N O T A PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


Bahwa mana mungkin Terdakwa tahu Saksi Aldi Amron Nasution Peserta yang akan sedang
mengikuti seleksi CPNS Tahun 2013 sedangkan Terdakwa sendiri bukanlah Panitia Seleksi CPNS
Tahun 2013. Berkaitan Keterangan Terdakwa bahwa dirinya ditelepon oleh Alm. Hj. Mintana Marida
Hasibuan dan selanjutnya Hj. Mintana Marida Hasibuan meminta kepada Terdakwa supaya anak Alm.
Hj. Mintana Marida Hasibuan (Saksi Aldi Amron Nasution), sangatlah relevan dan merupakan fakta
yang saling berkaitan dengan keterangan Terdakwa.

F. Analisis Yuridis
Majelis Hakim Yang Mulia;
Rekan Jaksa Penuntut Umum yang terhormat;
Bahwa proses peradilan pidana adalah suatu proses persidangan yang sangat berbeda dengan proses
persidangan lainnya, karena dalam suatu proses persidangan pidana haruslah dapat diukur seberapa
jauh kesalahan (schuld) yang terdapat pada diri seorang terdakwa pada dugaan tindak pidana yang
didakwakan tanpa ada sedikitpun keraguan pada Majelis Hakim pemeriksa suatu perkara tentang hal
tersebut. Untuk kemudian berdasarkan hal ini, dapat pula diukur dan dimintakan seberapa besar
pertanggungjawaban pidana yang bisa dilekatkan pada seorang terdakwa.

Hal ini pula yang disampaikan Curzon LB Curzon dalam bukunya “Criminal Law” (London; M&E Pitman
Publishing; 1997) yang menjelaskan: “Bahwa untuk dapat mempertanggung jawabkan seseorang dan
karenanya mengenakan pidana terhadapnya, tidak boleh ada keraguan sedikitpun pada diri hakim
tentang kesalahan terdakwa”. Hal serupa juga disampaikan oleh Prof. Moelijatno dalam bukunya
“Asas-Asas Hukum Pidana” (Jakarta; Bina Aksara; 1987) yang menerangkan: “Orang tidak mungkin
mempertanggungjawabkan (dijatuhi pidana) kalau dia tidak melakukan perbuatan pidana”.

Perbuatan terdakwa yang dapat dipidana (strafbarehandeling) terletak pada wujud suatu perbuatan
yang dirumuskan dalam ketentuan/pasal yang mengaturnya, bukan pada akibat dari perbuatannya
sebagai bentuk dari delik materil. Sebagai delik formil, konsekuensi hukumnya adalah bahwa seorang
penuntut umum wajib membuktikan unsur esensial dari “strafbarehandeling” atau perumusan ketentuan
yang didakwakan tersebut, begitu pula pembuktian terhadap unsur yang merupakan “sarana”
penggunaan dari strafbarehandeling tersebut. Berbicara pertanggung jawaban pidana, maka
semuanya akan bergantung dengan adanya suatu tindak pidana (delik). Tindak pidana di sini, berarti
menunjukkan adanya suatu perbuatan yang dilarang. Kata delik atau delictum memiliki arti sebagai
perbuatan yang dapat dikenakan hukuman karena merupakan pelanggaran terhadap undang-undang,
di mana dalam hal hukum pidana sendiri kita mengenal adanya dua jenis yaitu delik formil yang
perumusannya menitikberatkan pada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana oleh
undang-undang serta delik materil yang perumusannya menitikberatkan pada akibat yang dilarang dan
diancam dengan pidana oleh undang-undang.

Sementara itu Prof. Satochid Kartanegara sehubungan dengan pengertian delik ini sendiri
menyebutkan, unsur delik terdiri atas unsur objektif dan unsur subjektif, di mana unsur objektif adalah
unsur yang terdapat di luar diri manusia, yaitu:
- Suatu tindakan
- Suatu akibat, dan
- Keadaan (omstandigheid)
Di mana kesemuanya itu dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang. Sedangkan
unsur subjektif adalah unsur-unsur dari perbuatan yang dapat berupa:
- Kemampuan yang dapat dipertanggungjawabkan (toerekenings vatbaarheid);
- Kesalahan (schuld).

15 | N O T A PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


Bahwa untuk melihat suatu tindak pidana (delik) tersebut tidaklah bisa berdiri sendiri karena maknanya
baru akan muncul apabila ada suatu proses pertanggung jawaban pidana, artinya setiap orang yang
melakukan suatu tindak pidana tidak dengan sendirinya harus dipidana atau dijatuhkan hukuman pada
dirinya, karena agar dapat dijatuhi suatu pemidanaan atau hukuman terhadap diri seseorang maka
pada diri orang tersebut harus ada unsur dapat dipertanggung jawabkan secara pidana yang dapat
dimintakan ataupun dijatuhkan kepadanya sesuai dengan unsur-unsur perbuatan sebagaimana
ditegaskan dalam suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bahwa rumusan delik dalam Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, pembuktiannya tidak
hanya sekedar melihat pertanggung jawaban pidana berdasarkan “materiele feit”, tetapi tetap harus
berpegang pada asas pertangung jawaban pidana yang berlaku secara universal Geen Straf Zonder
Schuld/tiada pidana tanpa kesalahan. Dalam hal ini, apakah kesalahan tersebut
berupa opzet (kesengajaan) maupun berupa culpa (kealaian) dengan mengaitkan adanya suatu
prinsip “formeele wedderechtelijkheid” dan adanya suatu alasan penghapusan pidana berdasarkan
fungsi negative.

Bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam uraian tuntutannya mengenai unsur “dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum” telah keliru dalam menerapkan
unsur tersebut. Hubungan antara Terdakwa dengan Hj. Mintana Marida Hasibuan lahir berdasarkan
perjanjian yang di tandatangani oleh kedua belah pihak, dan berdasarkan kesepakatan yang pada
intinya Terdakwa akan mengembalikan uang tersebut apabila saksi Aldi Amron tidak lulus CPNS .
Menurut hemat kami, cara berlogika yang tepat adalah bahwa maksud dari perjanjian tersebut adalah
saling menguntungkan kedua pihak dan ada kesepakatan sehingga terjadi penyerahan uang Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

Berdasarkan fakta persidangan, tidak ada satu pun saksi-saksi yang menanda tangani surat perjanjian
dimaksud, dan surat tersebut dijadikan bukti surat oleh Jaksa Penuntut Umum dalam persidangan
sebelumnya, meski saksi Desni Romaputra sendiri yang membuat surat perjanjian tersebut . Namun
atas wanprestasi Terdakwa tidak mengembalikan uang Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
kepada Hj. Mintana Marida Hasibuan, mengakibatkan Terdakwa di tuntut dengan Penipuan atau Pasal
378 KUHP. Namun saksi Wiskan Wardana Hasibuan yang telah nyata dan saksi Wiskan juga
mengakuinya menerima uang dari Terdakwa tidak tersentuh hukum sama sekali.

Bahwa sebagaimana telah disebutkan di atas, hubungan hukum yang terjalin antara Terdakwa dengan
Alm. Hj. Mintana Marida Hasibuan lahir berdasarkan kesepakatan yang dituangkan ke dalam
perjanjian, maka dari itu uraian unsur “dengan memakai nama palsu atau marabat palsu, baik dengan
tipu muslihat, atau pun rangkaian kebohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang” dalam tuntutan
rekan Jaksa Penuntut Umum adalah penerapan yang keliru dan seakan-akan memaksakan.

Berdasarkan keterangan saksi Amelia, saksi Enni dan saksi Desni menerangkan bahwa antara
Terdakwa dengan Hj. Mintana Marida Hasibuan dibuatkan surat Perjanjian dan Kwitansi penerimaan
uang Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), yang pada intinya Terdakwa mengembalikan uang
tersebut jika saksi Aldi tidak lolos. Keterangan “mengembalikan uang apabila tidak lolos” tersebut
adalah keterangan Tongku Solah kepada saksi Wiskan Wardana dan kemudian diteruskan kepada
Terdakwa Sridina Waty. Sesuai dengan keterangan saksi Wiskan Wardana dan keterangan Terdakwa
dalam Persidangan.

16 | N O T A PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


Terdakwa mengakui menerima uang Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), kemudian Terdakwa
menyerahkannya kepada Saksi Wiskan Wardana. Terdakwa mengakui dengan tegas bahwa Terdakwa
pernah menerima uang Rp. 360.000.000,- (tiga ratus enam puluh juta rupiah) dan telah diserahkan
kepada 1. Nur Laini Jauhana, 2. Aisah Rahayu Hasibuan, 3. Rapika Yuni Turnip. Sedangkan uang dari
Hj. Mintana Marida Hasibuan tidak pernah dikembalikan saksi Wiskan Wardana kepada Terdakwa,
sehingga Terdakwa juga belum mengembalikannya kepada Hj. Mintana Marida Hasibuan.

Majelis Hakim Yang Mulia;


Rekan Jaksa Penuntut Umum yan terhormat;
Kita semua mungkin pernah mendengar dan membaca mengenai adanya Miscarriage of
justice (kegagalan penegakkan keadilan) yang merupakan persoalan universal yang dihadapi oleh
hampir seluruh Negara dalam penegakkan sistem peradilan pidananya. Menurut Clive Walker, terdapat
empat hal penting yang terkandung dalam makna miscarriage of justice, yaitu:

Kegagalan penegakkan keadilan tidak hanya terbatas pada produk pengadilan atau dalam sistem
hukum pidana, tetapi juga dapat terjadi di luar pengadilan, terbentuk dari kekuasaan penegak hukum
yang bersifat memaksa (coercive power);
1. Kegagalan penegakkan keadilan dapat dilembagakan dalam hukum, misalnya dalam bentuk
legalisasi biaya-biaya yang tidak resmi;
2. Kegagalan penegakkan keadilan harus pula mencakup kelemahan Negara ketika menjalankan
tanggung jawabnya;
3. Kegagalan penegakkan keadilan harus ditegaskan pada hal-hal yang berkaitan dengan hak
asasi manusia;
4. Istilah miscarriage of justice terus berkembang dan dipergunakan untuk menggambarkan
bahwa dalam sistem hukum negara-negara di dunia terdapat kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam putusan pengadilan yang menyebabkan seseorang harus menjalani hukuman
atas kejahatan yang tidak dilakukannya.

Berdasarkan hal tersebut, dalam pemeriksaan perkara Terdakwa, patutlah kita semua, baik rekan
Jaksa Penuntut Umum, Majelis Hakim Yang Mulia atau pun kami sendiri selaku Penasihat Hukum,
harus berpegang teguh pada asas-asas yang terkandung dalam penegakkan keadilan serta harus
menghindari tindakan-tindakan yang dapat merusak integritas sistem sebagai upaya
menghindari miscarriage of justice pada perkara ini.

KESIMPULAN
Majelis Hakim Yang Mulia,
Rekan Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat,
Bahwa kemandirian Majelis Hakim Yang Mulia begitu kental dalam persidangan ini, kami sangat
mengapresiasi hal tersebut. Kewajiban hakim untuk bersikap mandiri dapat diartikan bahwa hakim
terikat untuk memutus perkara hanya atas dasar ketentuan undang-undang. Menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) sistem pembuktian yang dianut adalah Negatief Wettelijk
Stelsel, yaitu metode pembuktian yang paling sulit di antara empat ajaran atau teori tentang
pembuktian. Menurut KUHAP, untuk membuktikan seseorang bersalah harus diperoleh 2 (dua) alat
bukti yang sah ditambah dengan keyakinan hakim.

Terdakwa yang saat ini duduk di hadapan yang Mulia Majelis Hakim sebagai terdakwa, benar-benar
menaruh harapan di pundak Majelis Hakim Yang Mulia agar kiranya dapat menjatuhkan putusan yang

17 | N O T A PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


seadil-adilnya. Bagi terdakwa yang saat ini dalam keadaan rapuh karena sakit yang dideritanya, sama
sekali tidak terbayangkan bahwa segala usaha yang dibangun selama ini bagi keluarga tercinta harus
mengalami kenyataan duduk sebagai Terdakwa dengan tuduhan yang menyerang harga diri dan
kehormatannya yaitu tindak pidana penipuan, yang kemudian oleh rekan Jaksa Penuntut Umum telah
dituntut agar dimasukkan ke dalam penjara dan dipisahkan dari suami, dari anak-anaknya serta
keluarga dan kerabatnya selama 2 (dua) tahun, waktu yang demikian panjang bagi seorang yang telah
rapuh dan sakit-sakitan serta telah berada pada ujung usia senja. Angka 2 tahun penjara tersebut
diucapkan oleh Jaksa Penuntut Umum dengan tanpa beban.

Saat ini Terdakwa tidak ada harapan lain selain berharap kepada Majelis Hakim yang dapat memutus
perkara ini dengan putusan yang seadil-adilnya.

Sesuai dengan Permohonan Anak kandung Terdakwa “…Mohonlah Majelis Hakim Yang Mulia supaya
memberikan hukuman yang ringan kepada Ibu saya, karena Ibu saya sudah tua, Ibu saya menyesal
dan kami masih membutuhkan kasih sayang Ibu kami Majelis” dan Terdakwa sendiri telah mengakui
perbuatannya, sangat menyesali apa yang telah Terdakwa perbuat, atas penyesalan tersebut
Terdakwa sampai meneteskan air mata, dengan kalimat terbata-bata Terdakwa mengatakan “…Yang
Mulia Majelis Hakim yang saya hormati, saya mohon Pak supaya hukuman saya diringankan, saya
sangat menyesal atas perbuatan ini dan saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan saya” .

Prof. Oemar Seno Adji dalam bukunya HUKUM, HAKIM PIDANA menulis “bahwa Hakim Pidana bebas
dalam mencari hukuman yang dijatuhkan terhadap terdakwa secara tepat. Ia harus memperhitungkan
sifat dan seriusnya delik yang dilakukan, keadaan yang meliputi perbuatan-perbuatan yang dihadapkan
kepadanya. Ia harus melihat kepribadian dari pelaku perbuatan……” .

Sekarang, kearifan dan harapan untuk mendapatkan keadilan berada pada Majelis Hakim Yang sangat
kami muliakan.

Bertumpuh pada paparan kondisi obyektif yang terungkap dalam persidangan yang dialami oleh
Terdakwa Sri Dina Waty, dan telah kami uraikan di atas, maka kami Penasehat Hukum Terdakwa
berkesimpulan bahwa Terdakwa tidak melakukan dugaan Penipuan tersebut sendiri, namun ada
deelneming antara Tongku Solah, Wiskan Wardana dan Terdakwa.

Dengan demikian kami Penasehat Hukum mohon agar kiranya Majelis Hakim dengan segala
kewibawaannya berkenan menjatuhkan putusan Pidana Penjara kepada Terdakwa selama 10 (sepuluh
bulan) dan dikurangi selama masa penangkapan dan penahanan.

Namun demikian bila Majelis Hakim berpendapat/berkeyakinan lain, kami mohon putusan seadil-
adilnya, mengingat tujuan penjatuhan pidana bukanlah pembalasan dendam tetapi bertujuan mendidik
dengan memberi kesempatan terhadap orang tersebut memperbaiki tingkah lakunya di tengah-tengah
pergaulan masyarakat.

Demikianlah Nota Pembelaan ini kami ajukan, semoga Tuhan Yang Maka Kuasa memberikan
perlindungan kepada kita semua.

Hormat kami,
Penasihat Hukum Terdakwa 

18 | N O T A PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY


DONNA SIREGAR, SH

19 | N O T A PEMBELAAN TERDAKWA SRI DINA WATY

Anda mungkin juga menyukai