Anda di halaman 1dari 34

Law Office

INDIS KURNIAWAN, S.H. &


PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com

Kepada Yang Terhormat


Majelis Hakim Yang memeriksa dan Mengadili
Perkara Pidana Nomor :170/Pid.B/2016/PN-Bna
a.n. Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail
di
Pengadilan Negeri Banda Aceh

NOTA PEMBELAAN (PLEDOI)


DALAM PERKARA
Nomor :170/Pid.B/2016/PN-Bna
Di Pengadilan Negeri Banda Aceh

Atas Nama Terdakwa :


Nama : Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail
Tempat ahir : Banda Aceh
Umur/Tgl. Lahir : 22 tahun/10 November 1993
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kewarganegaraan : Indonesia.
Tempat Tinggal : Jln. Belibis Lr. Kamboja No.18 Gp. Ateuk Pahlawan
Kec. Baiturahman Kota Banda Aceh.
Agama : Islam.
Pekerjaan : Mahasiswa

A. PENDAHULUAN
Majelis Hakim Yang Terhormat.
Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati
Serta pengunjung sidang yang berbahagia

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha
Esa karena berkat Rahmat serta Hidayah-Nya kita semua dapat menjalankan
persidangan perkara ini tanpa halangan berarti dan semoga hingga akhir persidangan

1
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
ini Rahmat serta Hidayah-Nya tetap tercurahkan kepada kita semua sehingga
kebenaran dan keadilan dapat kita tegakkan, baik demi kepentingan hukum maupun

masyarakat dan juga bagi kepentingan Terdakwa. Dalam persidangan ini pula Rekan
Penuntut Umum telah mendakwa terdakwa dengan dakwaan subsidaritas atas dugaan
Tindak Pidana Penganiayaan sebagaimana diatur dan diancam pidana primair Pasal
351 ayat (2) dan subsidair Pasal 351 ayat (1) KUHP. Semoga, setelah melalui
persidangan ini, putusan pengadilan dengan irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa” dapat dirasakan semua pihak yang terlibat pada perkara
ini.
Bahwa dalam pemeriksaan perkara pidana sebelum menginjak materi Nota
Pembelaan (Pledooi), kiranya tidak berlebihan bila terlebih dahulu kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang
telah dengan cermat, teliti serta tegas dalam melakukan pemeriksaan perkara ini tanpa
mengesampingkan hak-hak terdakwa Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail sehingga
kita semua berharap dapat mengetahui secara gamblang serta obyektif tentang duduk
perkara sebenarnya dengan harapan menemukan Keadilan Sejati karena nilai dan
harga Keadilan lebih berharga dari apapun yang ada di dunia ini. Bahkan, karena nilai
keadilan ini pula, Allah selaku penguasa atas seluruh diri makhluk yang ada di dunia
ini memberikan kesempatan untuk bertaubat bagi hamba-hambanya meski sebesar
apapun kesalahan yang telah dilakukan hamba tersebut kepadanya.
Penghormatan dan penghargaanyang sama juga patut kami sampaikan kepada
Rekan Penuntut Umum karena telah berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk
melaksanakan kewajibannya yang selalu mengatas namakan hukum dan keadilan
dalam pelaksanaan tugas tersebut, meskipun pada beberapa hal akan ada perbedaan
pandangan antara kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa Waldi Syuhada Bin
Hanafiah Ismail dengan Rekan Penuntut Umum.
Bahwa dalam persidangan perkara ini, terdakwa mengharapkan keadilan
dapat ditegakkan dengan seadil-adilnya dan kami selaku penasihat hukum terdakwa
sangat yakin, berdasarkan fakta-fakta secara keseluruhan sebagaimana terungkap di

2
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
persidangan, berdasarkan alat bukti yang sah serta berdasarkan keterangan saksi-saksi
dan keterangan terdakwa, kita semua terutama sekali Majelis Hakim Yang Mulia yang
mengemban tugas dan menjadi “perpanjangan tangan Tuhan” di atas dunia dalam

persidangan ini dapat mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan bagi diri
terdakwa pada khususnya dan bagi kepentingan Hukum dan Keadilan itu sendiri.
Bahwa kita semua percaya, pada dasarnya putusan yang diharapkan lahir dari
suatu proses persidangan perkara pidana adalah suatu putusan yang benar-benar
berlandaskan suatu kebenaran materil yang ditemukan melalui suatu persidangan
yang fair, dengan berpijak pada surat dakwaan dari Penuntut Umum pada awal
persidangan. Kemudian, apabila dakwaan yang telah diajukan Penuntut Umum
tersebut berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan dalam dakwaannya tidak
dapat dibuktikan pada persidangan ini, maka sudah sepantasnyalah apabila dakwaan
tersebut ditolak atau tidak dapat diterima untuk kemudian mengembalikan hak-hak
terdakwa pada keadaan semula. Inilah yang ternyata kita saksikan pada dakwaan
Rekan Penuntut Umum pada perkara a quo, dimana ternyata uraian-uraian yang
didakwakan pada awal persidangan tidak terbukti secara sah dan menyakinkan
Namun, entah untuk hal apa, Rekan Penuntut Umum tetap saja menuntut Terdakwa
telah melanggar dakwaan subsider yaitu pasal 351 ayat (1) KUHP dan menuntut
terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dikurangi sepenuhnya selama
terdakwa ditahan.
Bahwa setelah mendengarkan tuntutan pidana oleh Jaksa Penuntut Umum
kepada terdakwa Saudara Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail maka tibalah saatnya
kami menyampaikan nota pembelaan (pledooi) sebagai hak dari terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal 182 ayat 1 KUHAP. Pembelaan yang kami buat ini
bukanlah sesuatu yang hendak mencoba membebaskan terdakwa Waldi Syuhada Bin
Hanafiah Ismail dengan segala daya dan upaya, melainkan agar hukum dan keadilan
tetap dijunjung tinggi dalam persidangan ini melalui putusan objektif yang dibuat oleh
Majelis Hakim yang terhormat.

3
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
Bahwa dalam perkara ini Jaksa Penuntut Umum menyatakan Terdakwa Waldi
Syuhada Bin Hanafiah Ismail dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana
penganiayaan sebagaimana dalam dakwaan subside yaitu Pasal 351 ayat 1 KUHP dan
menuntut terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dikurangi
sepenuhnya selama terdakwa ditahan.

Bahwa oleh karena Jaksa Penuntut Umum dalam tuntutannya telah


berkeyakikan terdakwa telah melanggar dakwaan subsider sehingga dakwaan primer
tidak lagi perlu dibuktikan, maka kami selaku penasihat hukum terdakwa akan
mencoba menganalisa, membahas serta menguraikan unsur-unsur kedua pasal
dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut. Dalam analisis yuridis terhadap surat
tuntutan Jaksa Penuntut Umum ini, kami ingin mengajak kepada Majelis Hakim dan
Penuntut Umum untuk bersama-sama mencermati dan mengkaji apa yang sebenarnya
terjadi dalam peristiwa pidana ini. Maka selanjutnya kami akan menguraikan serta
menganalisa satu demi satu unsur pasal 351 ayat 1 KUHP (dakwaan subsider) dan
pasal 351 ayat 2 KUHP (dakwaan primer) yang akan dikaitkan dengan fakta-fakta
persidangan serta analisa yuridis dalam setiap unsur pasal tersebut.

B. FAKTA YANG TERUNGKAP DALAM PERSIDANGAN


Majelis Hakim Yang Terhormat.
Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati
Serta pengunjung sidang yang berbahagia

Bahwa selama persidangan berlangsung telah diperoleh fakta-fakta sebagaimana


terungkap dalam persidangan, baik dalam keterangan saksi-saksi, keterangan
terdakwa maupun bukti surat yang telah diajukan ke persidangan oleh Jaksa Penuntut
Umum (JPU) dan Terdakwa yang telah memperjelas posisi dan kedudukan Terdakwa
serta membuat terang dan jelas uraian tindak pidana yang terjadi.

Bahwa saksi-saksi yang hadir dipersidangan telah didengar keterangannya dibawah


sumpah dan tentu saja keterangan tersebut telah dicatat dengan seksama oleh Panitera
Pengganti baik saksi-saksi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum maupun saksi

4
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
yang meringankan (a De charge) yang diajukan oleh penasihat hukum terdakwa yang
secara garis besar keterangannya antara lain sebagai berikut :

Keterangan Saksi A Charge:

1. RIFKAN Bin NASRULLAH, (saksi korban) dibawah sumpah yang pada


pokoknya mengatakan:
- Bahwa benar saksi korban mengenal Terdakwa Waldi Syuhada Bin Hanafiah
Ismail yaitu merupakan teman kuliah saksi korban, sedangkan antara saksi korban
dengan terdakwa Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail tidak ada memiliki
hubungan kekeluarga maupun famili.
- Bahwa benar saksi korban telah melakukan perkelahian dengan Sdr Waldi
Syuhada Bin Hanafiah Ismail pada hari selasa tanggal 16 juni 2015 sekitar pukul
10.00 wib di parkiran Fakultas Syariah dan ukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
- Bahwa benar yang melakukan pemukulan terhadap diri saksi korban adalah Sdr
Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail, umur 22 tahun pekerjaan mahasiswa, alamat
Kp. Ateuh Pahlawan Kec. Baiturrahman Banda Aceh.
- Bahwa terdakwa Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail memukul wajah saksi korban
dari arah belakang sehingga membuat saksi pitam.
- Bahwa penyebab saksi korban di pukul oleh terdakwa Waldi Syuhada Bin
Hanafiah Ismail dikarenakan saksi korban ada mengucapkan suatu kata-kata
kepada terdakwa Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail pada saat terdakwa Waldi
Syuhada Bin Hanafiah Ismail tengah berbicara dengan saksi M. Iqbal Helmy.
- Bahwa benar setelah saksi korban mengucapkan kata-kata tersebut terdakwa Waldi
Syuhada Bin Hanafiah Ismail berpaling kearah saksi korban dan langsung

5
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
memegang leher saksi sambil berbicara, kemudian saksi korban menepis tangan
terdakwa Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismaillkan saksi.
- Bahwa kata-kata saksi korban ucapkan adalah “ooo si gam nyan lagoe” (ooo sigam
itu rupanya) setelah omongan saksi tadi, lalu terdakwa menyekik saksi dan
menyatakan “ kah bek reman di sino, kah ureng blah deh seulawah” (kamu jangan
buat preman disini,kamu orang sebelah sana Seulawah), lalu saksi menangkis
cekikkan terdakwa dan tangan saksi terpental dan kena muka terdakwa.

- Bahwa selain kata-kata “ooo si gam nyan lagoe” (ooo sigam itu rupanya) saksi
korban ada mengeluarkan kata-kata lain yang saksi sudah tidak ingat lagi.
- Bahwa terdakwa memukul dari belakang dan saksi tersungkur dan saksi tidak
sadar dan mengeluarkan darah
- Bahwa benar saksi tidak mengetahui berapa kali terdakwa Waldi Syuhada Bin
Hanafiah Ismail memukul saksi korban.
- Bahwa benar akibat pemukulan oleh terdakwa Waldi Syuhada Bin Hanafiah
Ismail, saksi korban harus di rawat dirumah sakit dan harus di opname selama 8
hari.
- Bahwa benar setelah pemukulan terhadap saksi korban, saudara M. Iqbal Helmy
dan Ahmad Zaki yang mengantarkan saksi korban pulang kerumah kosannya di
desa Rukoh Darussalam dengan menggunakan sepeda motor saksi dengan cara
berboncengan.
- Bahwa benar saksi korban dibawa ke Rumah Sakit Zainal Abidin oleh abang saksi
karena melihat kondisi saksi korban tergeletak dikamar tidur dalam keadaan sakit
dan muntah-muntah.
- Bahwa benar terdakwa Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail pada saat memukul
saksi korban tidak menggunakan alat (tangan kosong).
- Bahwa benar saat ini Alhamdulillah saksi korban telah pulih, sehat walafiat seperti
sediakala tidak kurang satu apapun dan masih beraktifitas seperti biasa.

6
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
- Bahwa benar pada saat kejadian tersebut, saksi korban masih berstatus sebagai
mahasiswa aktif dan sekarang telah berhasil menjadi sarjana.
- Bahwa benar saksi korban telah bermaaf-maafan dengan terdakwa Waldi Syuhada
Bin Hanafiah Ismail dihadapan Majelis Hakim.

Tanggapan Terdakwa
Atas pernyataan keterangan saksi korban, terdakwa keberatan dan membantahnya,
kecuali bermaaf-maafan didepan hakim.

2. Drs. NASRULLAH USMAN Bin USMAN, (orang tua saksi korban / saksi
testimony de auditu ) dibawah sumpah yang pada pokoknya mengatakan:
- Bahwa benar yang melaporkan kepada polisi perbuatan terdakwa Waldi Syuhada
Bin Hanafiah Ismail adalah saksi, karena telah melakukan pemukulan terhadap
anak saksi saudara Rifkan (korban).
- Bahwa laporan polisi saksi buat pada tanggal 18 Juni 2015
nomor:LP/171/VI/2015/ Sek SyiahKuala.
- Bahwa dasar saksi melaporkan terdakwa Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail
karena menurut keterangan dari anak saksi saudara Rifkan telah dipukul dan
dianiaya pada hari selasa tanggal 16 juni 2015 sekitar pukul 10.00 wib di parkiran
Fakultas Hukum dan Syariah UIN Ar-Rrniry Banda Aceh.
- Bahwa benar apa penyebab dari pemukulan atas anak saksi, saksi tidak
mengetahuinya karena saksi tidak melihat sendiri peristiwa itu.
- Bahwa benar saksi tidak melihat, mendengar dan mengalami sendiri peristiwa
pidana tersebut, akan tetapi apa yang saksi jelaskan dipersidangan adalah
berdasarkan keterangan dari mulut anak saksi sendiri yaitu saudara Rifkan
(korban).

7
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
- Bahwa benar saksi meilhat kondisi korban (Rifkan Bin Nasrullah) dirumah antara
sadar dan tidak sadar serta muntah lalu saksi membawa korban (Rifkan Bin
Nasrullah)ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin.
- Bahwa benar dari keluarga terdakwa Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail
bersama perangkat Gampong/Desa telah datang berkunjung ke Rumah Sakit Zainal
Abidin guna melihat dan menjenguk kondisi korban sekaligus meminta maaf.
- Bahwa benar keluarga terdakwa Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail bersama
aparatur Gampong/Desa ada menyerahkan uang duka sebesar Rp.1.000.000 (satu
juta rupiah) yang saksi terima sendiri.
- Bahwa benar antara keluarga terdakwa Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail
dengan keluarga saksi telah mencoba berdamai akan tetapi tidak tercapai.

- Bahwa benar keluarga saksi meminta uang damai sebesar Rp.150.000.000 (seratus
lima puluh juta rupiah) kepada keluarga terdakwa sebagai syarat perdamai, tetapi
tidak dipenuhi keluarga Terdakwa.

Tanggapan Terdakwa
Atas pernyataan keterangan saksi, terdakwa keberatan dan membantahnya, kecuali
tentang upaya perdamaian yang dilakukan pihak keluarga.

3. AHMAD ZAKI Bin T. SAFRIZAL, dibawah sumpah yang pada pokoknya


mengatakan bahwa:
- Bahwa benar saksi mengenal Sdr Rifkan (korban) dan terdakwa Waldi Syuhada
Bin Hanafiah Ismail sebagai kawan satu bangku kuliah dikampus UIN Ar-Raniry
Banda Aceh dan antara Saksi dengan kedua orang tersebut tidak memiliki
hubungan kekeluargaan ataupun famili.
- Bahwa benar pada hari selasa tanggal 16 juni 2015 sekitar pukul 10.00 wib di
parkiran Fakultas Hukum dan Syariah UIN Ar-Raniry Banda Aceh telah terjadi

8
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
perkelahian antara Sdr Rifkan (korban) dengan Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah
Ismail (terdakwa).
- Bahwa setahu saksi asal mula kejadian tersebut dikarenakan Sdr Rifkan (korban)
mengeluarkan kata-kata yang menyinggung Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah
Ismail (terdakwa), pada saat Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail (terdakwa)
tengah berbicara atau berbincang-bincang dengan saudara M. Iqbal Helmy.
- Bahwa benar setelah mendengar kata-kata tersebut, Sdr Waldi Syuhada Bin
Hanafiah Ismail (terdakwa) juga membalas mengeluarkan kata-kata yang ditujukan
kepada Sdr Rifkan (korban) tetapi saksi tidak mendengarnya karena jarak saksi
agak jauh, kemudian barulah saksi melihat terdakwa memegang leher Sdr Rifkan
(korban).
- Bahwa benar setelah itu saksi melihat tangan Sdr Rifkan (korban) menepis tangan
Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail (terdakwa) hingga tepisan tersebut
mengenai bagian wajah dari Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail (terdakwa)

dan setelah itu saksi melihat Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail (terdakwa)
membalasnya dengan memukul Sdr Rifkan (korban) didaerah wajah, persisnya
saksi tidak tahu.
- Bahwa benar saksi tidak ingat berapa kali Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail
(terdakwa) melayangkan pukulannya kearah korban (Rifkan).
- Bahwa benar terdakwa Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail memukul korban
korban (Rifkan Bin Nasrullah) dari arah depan (berhadapan) dengan korban.
- Bahwa benar saksi bersama saudara M. Iqbal Helmy yang mengantarkan Sdr
Rifkan (korban) pulang ke kosannya menggunakan motor korban dengan cara
berboncengan.
- Bahwa benar pada saat diatar pulang oleh saksi dan saudara M. Iqbal Helmy
korban dalam keadaan sadar.
- Bahwa benar saksi tidak melihat Sdr Rifkan (korban) mengeluarkan darah dari
matanya, yang ada saksi melihat jika ada luka dipelipis mata korban.

9
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
- Bahwa benar Sdr Rifkan (korban) saat ini telah pulih dan dalam keadaan sehat
walafiat.
- Bahwa benar korban dan terdakwa telah menyelesaikan kuliahnya di UIN Raniry,
sedangkan saksi belum selesai kuliahnya.

Tanggapan Terdakwa
Atas pernyataan keterangan saksi, terdakwa sedikit keberatan.

4. M. IQBAL HELMY Bin HILMI, dibawah sumpah yang pada pokoknya


mengatakan bahwa:
- Bahwa benar saksi mengenal Sdr Rifkan (korban) dan Sdr Waldi Syuhada Bin
Hanafiah Ismail (terdakwa), keduanya merupakan teman satu bangku kuliah di
UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan saksi mempunyai hubungan keluarga atau Famili
dengan kedua orang tersebut.
- Bahwa benar telah terjadi perkelahian antara Sdr Rifkan (korban) dengan Sdr
Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail (terdakwa) pada hari selasa tanggal 16 juni

2015 sekitar pukul 10.00 wib di parkiran Fakultas Hukum dan Syariah UIN Ar-
Rraniry Banda Aceh.
- Bahwa benar awal penyebab perkelahian tersebut dikarenakan Sdr Rifkan (korban)
mengatakan kata-kata dalam bahasa Aceh “pue sigam nyan, lhe that pue marit”
(apa laki-laki itu banyak kali ngomong) kepada Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah
Ismail (terdakwa), sedangkan pada saat itu Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah
Ismail (terdakwa) sedang berbicara dan bersenda gurau dengan saksi.
- Bahwa setahu saksi karena perkataan korban tersebut Sdr Waldi Syuhada Bin
Hanafiah Ismail (terdakwa) menjadi marah dan berbalik arah menghadap korban
sambil berkata dalam bahasa Aceh “pu kah, meulhoe” (apa kamu berkelahi!).
- Bahwa setelah itu saksi melihat Terdakwa memegang leher Korban Sdr Rifkan
sambil berkata-kata. pada saat itu Sdr Rifkan (korban) tidak menjawab perkataan

10
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
terdakwa tetapi yang dilakukan korban adalah menepis tangan Sdr Waldi Syuhada
Bin Hanafiah Ismail (terdakwa).
- Bahwa benar tepisan tangan Sdr Rifkan (korban) tersebut sangat keras dan
mengenai bagian wajah dari Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail (terdakwa),
maka oleh sebab itu Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail (terdakwa) langsung
memukul wajah dari Sdr Rifkan (korban).
- Bahwa benar saksi melihat ketika terdakwa memukul tidak lagi memengang leher
korban (Rifkan Bin Nasrullah)
- Bahwa benar saksi melihat terdakwa dan korban (Rifkan Bin Nasrullah) berhadap-
hadapan ketika memukul.
- Bahwa benar saksi tidak ingat berapa kali Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail
(terdakwa) memukul Sdr Rifkan (korban), karena sangat cepat kejadiannya.
- Bahwa benar penyebab Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail (terdakwa) marah
kepada Sdr Rifkan (korban) karena Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail
(terdakwa) merasa tersinggung mendengar ucapan kata-kata dari Sdr Rifkan
(korban) pada saat Sdr Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail (terdakwa) sedang
berbicara sambil bercanda dengan saksi.

- Bahwa benar akibat pemukulan tersebut Sdr Rifkan (korban) mengalami luka
dibagian muka (wajah), sedangkan Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail (terdakwa)
saya tidak tahu, karena setelah kejadian tersebut Waldi Syuhada Bin Hanafiah
Ismail (terdakwa) langsung saksi suruh pergi meninggalkan kami agar tidak terjadi
perkelahian lanjutan.
- Bahwa benar saksi dengan Ahmad Zaki yang melerai perkelahian tersebut.
- Bahwa benar yang mengantar Sdr Rifkan (korban) pulang ke rumah kost adalah
saksi bersama saudara Ahmad Zaki Bin T. Safrizal dengan cara berboncengan
motor.
- bahwa benar saksi tidak mengetahui dimana letak atau arah rumah kost korban,
dan saksi di bimbing atau diarahkan oleh korban menuju rumahnya.

11
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
- bahwa benar pada saat saksi mengantar Sdr Rifkan (korban) ke rumah kosannya,
korban dalam keadaan sadar dan dapat menunjuk arah rumahnya secara baik
sehingga korban sampai dirumah.
- Bahwa benar saat korban (Rifkan Bin Nasrullah) dibawa pulang kerumah, korban
(Rifkan Bin Nasrullah) masih dapat berjalan sendiri dan masih dalam keadaan
sadar.
- Bahwa benar pada saat turun dari kendaraan di rumah korban masih dapat berjalan
sendiri.
- Bahwa benar korban (Rifkan Bin Nasrullah) yang meminta saksi untuk
mengantarkannya pulang kerumah.
- Bahwa saksi tidak melihat Sdr Rifkan (korban) mengeluarkan darah dari mulut dan
juga matanya, tetapi yang saksi lihat ada luka dibagian pelipis mata korban.
- Bahwa benar dahulu sekitar semester IV tahun 2013 korban pernah terlihat
cekcok/ribut mulut dengan kawan kuliahnya saudara Aris Munandar, tetapi saksi
tidak tahu ribut mengenai masalah apa.
- Bahwa setahu saksi, terdakwa selama ini tidak ada bermasalah dikampus atau sama
teman-teman kuliah lainnya.

Tanggapan Terdakwa
Atas pernyataan keterangan saksi, terdakwa tidak keberatan.

Saksi A De Charge:
5. NURDIN, dibawah sumpah yang pada pokoknya mengatakan bahwa:
- Bahwa benar saksi kenal dengan terdakwa karena tinggal satu desa dengan
terdakwa.
- Bahwa antara saksi dengan terdakwa tidak ada hubungan family.
- Bahwa benar saksi adalah bendahara gampong/desa tempat dimana terdakwa
bertempat tinggal.

12
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
- Bahwa benar setelah peristiwa pidana tersebut terjadi, saksi bersama perangkat
Gampong/Desa datang menjenguk korban di Rumah Sakit Zainal Abidin Banda
Aceh.
- Bahwa benar pada saat saksi bersama keluarga terdakwa datang disana telah ada
keluarga korban.
- Bahwa benar saksi beserta rombongan datang menjenguk guna meminta maaf dan
mengajak berdamai keluarga korban.
- Bahwa benar keluarga terdakwa ada memberikan amplot putih berisi uang yang
besarannya saksi kurang tahu.
- Bahwa benar setahu saksi telah pernah di upayakan perdamaian di kampus, namun
tidak membuahkan hasil.
- Bahwa benar pihak keluarga korban meminta uang damai sebesar Rp.150.000.000
(seratus lima puluh juta rupiah), melalui pihak Dekan Kampus tempat korban
kuliah.

Tanggapan Terdakwa
Atas pernyataan keterangan saksi, terdakwa tidak keberatan dan membenarkannya.

Keterangan Terdakwa

WALDI SYUHADA Bin HANAFIAH ISMAIL, didepan persidangan pada


pokoknya menerangkan sebagai berikut bahwa:
- Bahwa benar terdakwa terlibat perkelahian dengan korban (Rifkan) pada hari
selasa tanggal 16 juni 2015 sekitar pukul 10.00 wib di parkiran Fakultas Hukum
dan Syariah UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

13
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
- Bahwa benar asal mula perkelahian tersebut dikarenakan saksi korban memotong
pembicaraan terdakwa dengan saudara M. Iqbal helmy sehingga membuat
terdakwa marah.
- Bahwa benar yang korban katakan kepada terdakwa adalah kata-kata dalam bahasa
Aceh “pue sigam nyan, lhe that pue marit” (apa laki-laki itu banyak kali ngomong)
disaat terdakwa tengah berbincang-bincang dengan saudara M. Iqbal Helmi.
- Bahwa benar terdakwa mencoba memegang leher korban sambil mengeluarkan
kata-kata untuk meminta penjelasan kepada korban, namun tidak ditanggapi oleh
korban setelah itu terdakwa mengeluarkan kata-kata dalam bahasa Aceh “pu kah,
meulhoe” (apa kamu berkelahi!). namun belum sempat tangan terdakwa
menyentuh lehernya (korban), dia (korban) memukul terdakwa dibagian wajah
hingga membuat terdakwa kaget dan bertambah marah, karena itulah terdakwa
secara reflek membalas pukulan saudara Rifkan yang mengenai bagian wajah
sebanyak dua kali.
- Bahwa benar terdakwa memukul saudara Rifkan secara berhadap-hadapan dan
tidak menyamping atau dari arah belakang.
- Bahwa benar setelah peristiwa itu terdakwa meninggalkan saudara Rifkan ditempat
kejadian perkara bersama saudara M. Iqbal Helmi dan saudara Ahmad Zaki.
- Bahwa benar terdakwa tidak mengetahui kondisi dari korban setelah peristiwa itu.
- Bahwa benar keluarga terdakwa beserta perangkat Gampong/Desa tempat
terdakwa tinggal ada mengunjungi saudara Rifkan (korban) dirumah sakit Zainal
Abidin Banda Aceh.

- Bahwa benar menurut keterangan ayah terdakwa ada memberikan uang santunan
didalam amplob putih sebanyak Rp.1.000.000 (satu juta rupiah) kepada ayah
korban dan diterima dengan baik pada saat itu.
- Bahwa benar sebelum kejadian ini, korban ada beberapa kali berkata-kata yang
tidak baik kepada terdakwa namun saat itu terdakwa tidak menanggapinya.

14
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
- Bahwa benar beberapa minggu setelah kejadian, terdakwa ada melihat korban telah
pulih dari sakitnya dan telah ikut berpartisipasi pada acara buka puasa bersama.
- Bahwa benar saat ini terdakwa telah menyelesaikan kuliahnya atau menjadi sarjana
di UIN Raniry begitu pula korban.

C. FAKTA HUKUM
Majelis Hakim Yang Terhormat.
Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati
Serta pengunjung sidang yang berbahagia

Sejatinya persidangan ini telah melewati seluruh rangkaian pembuktian baik


dari pihak jaksa penuntut umum maupun dari pihak terdakwa. Dalam pembuktian
telah dipaparkan alat-alat bukti demi merekonstruksi fakta hokum dalam perkara ini
seobjektif mungkin. Semua kita tentunya menginginkan proses persidangan perkara
ini dapat mewujudkan keadilan bagi seluruh pihak dan ditegakkan diatas fondasi rule
of law yang melindungi seluruh hak-hak dari semua pihak dalam perkara ini.
Bahwa di dalam perkara in casu terdakwa didakwa melakukan penganiayaan
sebagaimana disebutkan dalam dakwaan primair melanggar pasal 351 ayat (2) KUHP
dan subsidair melanggar pasal 351 ayat (1) KUHP. Berdasarkan pembuktian dalam
persidangan ini telah diperoleh fakta hukum dimana hal-hal yang didakwakan
senyatanya tidak sesuai dengan apa yang diuraikan oleh jaksa penuntut umum dalam
dakwaannya sebagaimana diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:

15
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com

a. Alat bukti Surat Visum Et Repertum


Nomor:VER:838/VER/SK-02/KFM/VI/2015
Hasil visum telah menunjukan bahwa memang ada luka memar dibagian
wajah saudara Rifkan (korban) dan mengakibatkan saudara Rifkan (korban) tetapi
dalam surat Visum tidak disebutkan bahwa harus dirawat dirumah sakit untuk
beberapa hari. Dari hasil visum tersebut pula dapat kita lihat jika tidak ada
menerangkan jika Rifkan (korban) mengalami luka dibagian mata, tetapi hanya dikulit
wajahnya saja atau dibagian pelipis matanya saja dan juga tidak akan mengganggu
penglihatannya. kemudian didalam hasil visum tidak ada ditemukan bekas cekikan
dileher korban, tentunya ini berbeda dengan apa yang korban dan ayah korban
jelaskan dipengadilan jika terdakwa mencekik leher korban dengan sangat kuat, jika
memang ada cekekan tersebut pastilah akan ditemukan bekasnya dileher. Bahwa
kemudian dari hasil visum tersebut, juga disebutkan korban datang kerumah sakit
dalam keadaan sadar dan diantar oleh keluarganya, itu menunjukan bahwa lagi-lagi
apa yang disampaikan oleh korban dan ayah korban adalah suatu kebohongan yang
mengada-ngada jika korban dibawa kerumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Bahwa jika merujuk pada KUHAP, maka yang harus membuktikan terdakwa
bersalah atau tidaknya adalah Jaksa Penuntut Umum dengan cara menghadirkan alat
bukti surat maupun saksi-saksi yang memberatkan terdakwa. maka dalam perkara
pidana ini alat bukti yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum adalah berupa surat
visum et repertum nomor:VER:838/VER/SK-02/KFM/VI/2015 sebagai alat bukti dan
beberapa orang saksi dipersidangan, maka kosekwensinya Majelis Hakim hanya akan
mempertimbangkan alat bukti tersebut, karena hanya alat bukti itu sajalah yang sah
dan legal sebagai alat bukti dipersidangan sehingga jika nantinya muncul alat bukti
lain didalam persidangan yang bukan berasal atau tidak dihadirkan oleh Jaksa
Penuntut Umum pada saat persidangan maka alat bukti tersebut harulah ditolak dan
dinyatakan tidak dapat diterima karena illegal atau tidak sah.

16
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
Bahwa dari alat bukti hasil visum et repertum tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa perbuatan terdakwa tidak menjadikan korban cacat seumur hidup
tetapi hanya memar sedikit dibagian wajah sehingga dengan istirahat yang cukup

beberapa hari luka tersebut akan sembuh seperti sedia kala dan itu terbukti pada saat
ini kondisi korban telah pulih kembali sehingga memaknai hasil visum tersebut
sebagai bagian unsur dari pasal 90 KUHP tentang luka berat tidaklah dapat diterima.

b. Alat Bukti Keterangan Saksi


Bahwa memang benar kesaksian dari Ahmad Zaki Bin T. Safrizal dan M.
Iqbal Helmy dalam persidangan tentang peristiwa perkelahian yang terjadi di parkiran
Fakultas Hukum dan Syariah UIN Ar-Raniry Banda Aceh pada hari selasa tanggal 16
juni 2015 sekitar pukul 10.00 wib antara saudara Rifkan (korban) dengan terdakwa
(Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail). Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi
awal mula kejadian tersebut berawal dari pertemuan antara saudara M. Iqbal Helmy,
Ahmad Zaki Bin T. Safrizal, Rifkan (korban) dengan terdakwa (Waldi Syuhada Bin
Hanafiah Ismail) di parkiran motor Fakultas Hukum dan SyariahUIN Ar-Raniry
Banda Aceh. Pada saat itu antara M. Iqbal Helmy dengan terdakwa saling bertegur
sapa dan berbincang-bincang sambil bercanda, namun ditengah perbincangan tersebut
saudara Rifkan (korban) mengatakan sesuatu kalimat yang menyinggung perasaan
terdakwa yaitu “pue sigma nyan le that marit” (apa anak laki-laki itu banyak kali
omong) sehingga membuat terdakwa marah. setelah itu terdakwa membalas perkataan
korban sambil memegang leher korban “pue kah qan, Meulhoe” (apa kau qan
berantam kita), namun korban tidak menjawab tetapi menepis tangan terdakwa dan
mengenai muka terdakwa sesuai dengan visum et repertum nomor:R/05/VeR/KA/6-
2015 tanggal 25 juni 2015, karena merasa kaget mendapat pukulan dibagian wajah,
terdakwa langsung menghujamkan pukulan kearah wajah saudara Rifkan (korban)
sebanyak dua kali setelah itu terdakwa pergi.
Bahwa setelah beberapa saat kejadian tersebut terdakwa meninggalkan lokasi
kejadian, sedangkan saudara Rifkan (korban) diantar pulang oleh kedua rekannya

17
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
yang menjadi saksi kunci yaitu saudara M. Iqbal Helmy dan Ahmad Zaki Bin T.
Safrizal menggunakan motor dengan cara berboncengan dan korban membertahukan
arah rumahnya kepada saksi M. Iqbal Helmy dan menurut kesaksian M. Iqbal Helmy
sampai dirumah korban sanggup untuk turun sendiri dari sepeda motor dan berjalan

kaki kerumahnya, ini menunjukkan bahwa pada saat itu kondisi korban dalam
keadaan sadar. Bahwa menurut keterangan dari saudara M. Iqbal Helmy dan Ahmad
Zaki Bin T. Safrizal pada persidangan tidak melihat jika korban mengeluarkan darah
melalui mulut dan mata seperti yang dikatakan oleh ayah korban tetapi hanya melihat
luka dipelipis mata korban. bahwa saat ini kondisi korban telah sehat kembali dan
dapat beraktifitas dengan baik, tidak ada nampak kekurangan apapun dari fisik korban
saat ini, bahkan korban telah mampu menyelesaikan kuliahnya hingga menjadi
sarjana.
Bahwa dari hasil keterangan saksi-saksi yang langsung melihat kejadian
tersebut (saksi fakta) bahwa asal mula perkelahian tersebut akibat ulah korban sendiri
yang mengeluarkan kata-kata provokasi atau tidak baik kepada terdakwa yang
memancing emosi terdakwa padahal disaat itu terdakwa lagi asyik-asyiknya
berbincang-bincang dan bercanda dengan temannya saudara M. Iqbal Helmy. bahwa
setelah itu terdakwa juga mengeluarkan kata-kata atau kalimat yang berisi tantangan
kepada korban untuk berkelahi dalam bahasa aceh “pu kah qan, meulhoe” (apa kamu
rifkan! berkelahi kita!) sebelum berusaha memegang leher korban, hal tersebut
ditanggapi oleh korban dengan memukul bagian wajah terdakwa satu kali dan dengan
cepat pula langsung dibalas dua kali oleh terdakwa. maka dari rentetan fakta kejadian
tersebut dapat dilihat jika sebelum melakukan pemukulan ada kata-kata yang
dikeluarkan oleh kedua belah pihak tersebut, bahkan ada kalimat tantangan atau
ajakan untuk berkelahi dari terdakwa kepada korban, kemudian juga dapat dilihat jika
pemukulan pertama kali terjadi atau tangan korban yang pertama kali melakukan
pemukulan kewajah terdakwa dan pada saat itu juga langsung dibalas oleh terdakwa
dua kali, berarti kesimpulannya serangan pertama kali dilakukan oleh korban dan
dibalas oleh terdakwa, sehingga unsur pasal penganiayaan justru tidak terbukti disini.

18
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
Bahwa jika kita menarik alur cerita kejadiannya tersebut kedalam pasal pidana
yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum yaitu pasal tentang penganiayaan
menjadi tidak tepat unsur-unsur pasalnya, yang lebih tepat adalah pasal tentang
perkelahian 184 ayat 2 KUHP. bahwa sangat aneh jika Jaksa Penuntut Umum

menerapkan pasal tentang penganiayaan kepada terdakwa karena dalam peristiwa itu
juga terdakwa juga menjadi korban atas pemukulan yang dilakukan oleh korban
(visum et repertum nomor:R/05/VeR/KA/6-2015 tanggal 25 juni 2015) yang juga
disidangkan terpisah dengan nomor perkara:169/Pid.B/2016/PN.Bna. bahwa dalam
suatu peristiwa pidana satu pihak harus berposisi menjadi korban dan satu pihak lagi
sebagai terdakwa atau pelaku. jadi menurut hemat kami yang sangat tepat diterapkan
dalam perkara ini adalah unsur pasal 184 ayat 2 KUHP tentang perkelahian bukan
pasal 351 ayat 2 dan 351 ayat 1 KUHP.

c. Alat Bukti keterangan terdakwa


Bahwa terdakwa memang mengakui telah berkelahi dengan korban di parkiran
Fakultas Hukum dan Syariah UIN Ar-Raniry Banda Aceh pada hari selasa tanggal 16
juni 2015 sekitar pukul 10.00 wib. perkelahian tersebut dipicu oleh ucapan kata-kata
dari korban yang menyela dan menyinggung perasaan dari terdakwa sehingga
membuat terdakwa emosi. bahwa yang melakukan pukulan pertama kali adalah
korban yang mengenai bagian wajah dari terdakwa serta dibalas dua kali oleh
terdakwa yang mengenai wajah korban. bahwa terdakwa mengetahui jika korban
beberapa minggu setelah kejadian telah kembali beratifitas dan ikut berpartisipasi
dalam acara buka puasa bersama dibulan puasa, sehingga tidak benar jika korban
harus dirawat dan terbaring lama di tempat tidur. bahwa benar keluarga terdakwa
bersama perangkat desa pernah datang kerumah sakit untuk mengunjungi korban dan
memberikan santunan Rp.1.000.000 (satu juta rupiah). bahwa saat ini korban telah
sembuh sehat walafiat tidak kurang satu apapun.

19
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
Bahwa dari pemaparan keterangan terdakwa dapatlah diambil bukti petunjuk
bahwa terdakwa memang ada terjadi suatu peristiwa pidana yaitu pidana perkelahian
bukan pidana penganiayaan yang asal muasal masalahnya adalah ucapan atau kata-
kata propokasi dari korban kepada terdakwa hingga membuat terdakwa emosi.
kemudian terdakwa juga telah mengeluarkan kalimat tantangan atau ajakan untuk
berkelahi kepada korban. kemudian korbanlah yang pertama kali memukul wajah

terdakwa dan barulah terdakwa membalasnya dua kali, dari itulah dapat kita
simpulkan jika peristiwa tersebut adalah perkelahian.

D. TANGGAPAN PENASEHAT HUKUM ATAS SURAT


DAKWAAN/TUNTUTAN DIKAITKAN DENGAN FAKTA-FAKTA YANG
TERUNGKAP DIPERSIDANGAN DENGAN BUKTI-BUKTI YANG ADA

Bahwa kami selaku penasihat hukum terdakwa akan menguraikan beberapa


hal yang kami rasakan sangat janggal dalam persidangan perkara ini yang dapat
dirasakan akan merugikan kepentingan hukum terdakwa dalam memperoleh keadilan
dan sebentar lagi lewat palu Majelis Hakim terdakwa akan memperoleh vonis
bersalah tampa bisa berbuat banyak untuk membelaan dirinya.
Bahwa berdasarkan fakta persidangan terungkap jika asal mula pertengkaran
yang berujung pada perkelahian tersebut adalah bersumber dari ocehan atau kata-kata
kurang baik yang dilontarkan oleh korban terhadap terdakwa dalam bahasa aceh yaitu
“pu sigam nyan, lheu that pu marit” (apa laki-laki itu, banyak kali ngomong) yang
membuat terdakwa marah dan terpancing emosinya. kemudian setelah itu terdakwa
hendak berusaha untuk memegang leher korban sambil berkata dalam bahasa aceh
“pu kah kan! meulhoe” (apa kamu rifkan! berantam) yang berarti ajakan untuk
berkelahi, namun bukan jawaban yang diberikan oleh korban, malahan suatu pukulan
kearah wajah terdakwa, dan secara reflek pula terdakwa membalas pukulan tersebut
kearah korban. hal tersebut dibenarkan oleh kedua saksi fakta yaitu saudara M. Iqbal
Helmy dan Ahmad Zaki Bin T. Safrizal, bahkan korban sendiri mengakui ada

20
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
mengeluarkan kata-kata untuk terdakwa sebelum terjadi pertengkaran yang berujung
pemukulan. bahkan korban sendiri mengakui pula jika tangan korban sempat
melayangkan pukulan kearah wajah terdakwa walaupun dengan alibi bahwa serangan
itu hanya untuk menangkis cekekan terdakwa hingga mengenai wajah terdakwa,
setelah itu barulah terdakwa memukul korban. hal tersebut menjelaskan suatu fakta
bahwa terdakwalah yang dipukul duluan oleh korban dibagian wajah dan barulah
setelah itu terdakwa membalasnya. jadi kesimpulannya bukan terdakwa yang pertama
kali memukul korban tetapi korbanlah yang pertama kali memukul terdakwa.

Bahwa menurut kerangan saudara M. Iqbal Helmy dan Ahmad Zaki Bin T.
Safrizal saat itu terdakwa lagi asyik berbincang-bincang dengan saudara M. Iqbal
Helmy, namun ditengah perbincangan tersebut korban menyela dengan mengeluarkan
kata-kata dalam bahasa Aceh yaitu “pu sigam nyan, lheu that pu marit” (apa laki-laki
itu, banyak kali ngomong) yang membuat terdakwa kaget dan marah. kaget; karena
tampa sebab korban menyerang terdakwa dengan kata-kata yang tidak baik itu dan
marah; karna terdakwa merasa korban telah menyepelekan terdakwa, apalagi
dihadapan teman-temannya. bahwa didalam persidangan ini pula dihadapan Majelis
Hakim korban juga pernah menyebutkan ketidak sukaannya kepada terdakwa, dimana
terdakwa dikampus dianggap terlalu menonjolkan sikap sok paten! angar daerah atau
terlalu membangga-banggakan daerahnya sehingga membuat korban merasa jengkel
kepada terdakwa. bahwa kemudian dari keterangan terdakwa juga menyatakan jika
korban dahulu sebelum kejadian perkara ini, saudara rifkan (korban) dalam kurun
waktu tahun 2015 pada saat melayat orang meninggal didaerah lampeuneurut ada
mengolok-olokan terdakwa, dimana pada saat itu terdakwa baru pulang KKN
didaerah kaki pengunungan dengan mengatakan dalam bahasa aceh “peubut keunoe!
hana malei, jak woe u glee keudeh! (ngapain kesini..tidak malu, pulang ke hutan
sana!) secara berulang-ulang tetapi terdakwa tidak menanggapinya, dan kemudian
pada saat terdakwa sedang berbincang-bincang dengan saudari Hulfa Hakim, korban
kembali mengatakan untuk terdakwa “jangan dekat-dekat kali kak! rabies tu kak!
rabiaes. kemudian pada hari senin tanggal 15 juni 2015 sekitar pukul 12:00 wib,

21
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
terdakwa sedang duduk dikantin Fakultas Syariah UIN Ar Raniry bersama saudari
Marhadiah Ningsih lalu datang korban sambil mengolok-olok terdakwa dengan kata-
kata “nyoe sigam nyan! hodum roeh pat pat na jih” (kalau dia, dimana-mana masuk,
kemana-mana ada dia) pada saat itu terdakwa juga tidak menanggapi. dari rangkaian
fakta tersebut diperoleh kesimpulan bahwa benar korban memang tidak menyukai
kehadiran terdakwa dan telah beberapa kali menunjukan sikat ketidaksukaannya
kepada terdakwa, bahkan didepan Majelis Hakim pun korban telah mengakuinya.
Bahwa berdasarkan bukti hasil visum et repertum dapat dilihat bahwa benar
saudara rifkan (korban) mengalami luka memar dibagian wajah akibat benda tumpul

paksa (terkena tangan terdakwa), namun hal tersebut tidak mengakibatkan saudara
rifkan (korban) mengalami cacat seumur hidup atau membuat saudara rifkan (korban)
tidak bisa lagi beraktifitas seperti sediakala. hal tersebut dapat dilihat oleh kita
bersama dari kondisi fisik saudara rifkan (korban) sendiri saat ini pada saat
persidangan, semuanya normal adanya bahkan saat dahulu saudara rifkan (korban)
masih berstatus mahasiswa dan sekarang sudah sarjana sehingga jelas bahwa
peristiwa tersebut tidak menjadikan halangan bagi saudara rifkan (korban) untuk
berkarya dan berprestasi.
Bahwa berdasarkan hasil visum et repertum juga dapat kita lihat jika tidak
ada keterangan yang menyebutkan saudara rifkan (korban) mengalami cekikan atau
bekas cekikan di bagian leher, data legal ini jelas membantah apa yang pernah di
terangkan oleh saudara rifkan (korban) dan ayahnya Drs. Nasrullah Usman Bin
Usman yang menyatakan bahwa korban dicekik dengan kuat oleh terdakwa hingga
susah untuk melepaskan diri, sehingga korban terpaksa melakukan tepisan tangan
agar terlepas dari cekikan tersebut. hal tersebut tentulah tidak benar jika kita melihat
hasil visum yang tidak mendukung keterangan korban tersebut sehingga
menimbulkan keraguan kita akan keterangan korban dan ayahnya dipersidangan.
tentunya Majelis Hakim akan lebih berpatokan atau lebih mempertimbangkan data
hasil visum yang valit dan legal ketimbang mempertimbangkan keterangan saksi
korban dan ayahnya yang cenderung tendensius dan tidak objektif dalam memberikan

22
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
keterangan pada kasus ini, sehingga nantinya dalam memberikan keputusan akan
tercermin suatu nilai keadilan.
Bahwa kemudian setelah keluarga terdakwa mengetahui jika anaknya telah
berkelahi dengan teman kuliahnya yaitu saudara rifkan (korban), keluarga langsung
pergi menjeguknya dirumah sakit dan tidak lupa pula membawa serta perangkat desa
dengan tujuan untuk berdamai dan tak lupa pula keluarga juga memberikan bingkisan
berupa uang sebesar Rp.1.000.000 (satu juta rupiah) yang diterima dengan baik oleh
keluarga korban. hal tersebut telah di akui dan dijelaskan oleh ayah korban Drs.
Nasrullah Usman Bin Usman dalam persidangan ini, namun kunjungan tersebut
rupanya tidak berarti apa-apa bagi keluarga korban, malahan setelah itu pihak

keluarga korban memberikan syarat jika terdakwa ingin berdamai dengan korban,
maka keluarga terdakwa harus menyerahkan uang sebesar Rp.150.000.000 (seratus
lima puluh juta rupiah) hal tersebut juga dibenarkan oleh ayah korban Drs. Nasrullah
Usman Bin Usman dalam persidangan. tentulah keluarga terdakwa berkeberatan,
karena merasa diperas oleh keluarga korban dan tentunya itu bukan solusi yang baik
dan bijak dalam penyelesaian permasalah ini. bangsa Aceh adalah bangsa yang
beradap dan berbudaya sehingga seharusnya dalam menyelesaikan masalah ini yang
pertama harus ditempuh adalah cara-cara adat istiadat dalam menyelesaikan
permasalah bagi masyarakat aceh seperti apa yang termaktub dalam qanun nomor 9
tahun 2008 tentang pembinaan tentang pembinaan hidup adat dan istiadat. jadi tidak
benar jika keluarga terdakwa tidak berusaha untuk berdamai dengan keluarga korban,
namun dikarenakan keluarga korban bersikap angkuh dan hanya mau berdamai jika
permintaan uang damai itu dipenuhi sehingga perdamain tersebut urung terlaksana.
Bahwa berdasarkan seluruh uraian diatas kami selaku penasehat hukum
terdakwa meminta kepada Majelis Hakim yang menyidangkan perkara ini untuk dapat
menolak dakwaan serta tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum karena telah menerapkan
dasar pasal yang salah untuk menghukum terdakwa, karena nyata-nyata berdasarkan
fakta-fakta persidangan bahwa peristiwa tersebut adalah merupakan suatu tindak
pidana perkelahian biasa bukan suatu peristiwa penganiayaan. maka oleh karena

23
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
terdakwa telah mengakui didepan Majelis Hakim bahwa terdakwa telah berkelahi
dengan korban maka menurut hemat kami ada baiknya melalui perantara Majelis
Hakim untuk mendamaikan diantara keduanya, jika Majelis Hakim berpendapat
bahwa terdakwa harus dihukum, maka tolong berilah hukuman yang seringan-
ringannya dan seadila-adilnya dengan memperhatikan kondisi terdakwa saat ini yang
masih sangat muda yang masih panjang dan cerah masa depan nya, alangkah sangat
disayangkan jika nantinya hukuman pidana yang didapatkannya akan merusak masa
depannya kelak.

E. ANALISA YURUDIS UNSUR DEMI UNSUR PASAL DIHUBUNGKAN


DENGAN FAKTA PERSIDANGAN

Majelis Hakim Yang Terhormat.


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati
Serta pengunjung sidang yang berbahagia

Terhadap Dakwaan Primair:

Bahwa Jaksa Penuntut Umum telah berkeyakinan dan menyatakan


perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur dalam dakwaan subsider, namun sebelum
kami mengulas tentang tuntutan Jaksa Penuntut Umum tersebut kami terlebih dahulu
akan menguraikan unsur-unsur pasal dari dakwaan primer yaitu; pasal 351 ayat (2)
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang tindak pidana penganiayaan, yang
dirumuskan sebagai berikut:
“jika perbuatan itu mengakibatkan luka berat, sitersalah dihukum penjara selama-
lamanya lima tahun”. Rumusan tersebut memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1. barang siapa
2. dengan sengaja
3. perbuatan itu menjadikan luka berat.

24
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
a. barang siapa.
Unsur barang siapa atau setiap orang ini hanya merupakan elemen delict
dan bukan bestandeel delict (inti delik) dalam suatu ketentuan pasal yang terdapat
pada perundang-undangan yang tentunya harus dibuktikan oleh rekan Jaksa Penuntut
Umum berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan. Menurut hemat kami, unsur
barang siapa atau setiap orang ini haruslah dihubungkan dengan perbuatan yang telah
didakwakan untuk selanjutnya dibuktikan apakah perbuatan tersebut memenuhi unsur
tindak pidana atau tidak. Kalau unsur perbuatan tersebut terpenuhi atau terbukti secara
sah dan meyakinkan, maka barulah unsur barang siapa atau setiap orang dapat
dinyatakan terpenuhi.
Bahwa dalam perkara ini, jika mengikuti dari pembahasan yang diberikan
oleh Jaksa Penuntut Umum dalam requisitornya (tuntutan) sangat jelas jika yang

dimaksud unsur barang siapa atau setiap orang, ini ditunjukan atau dimaksudkan
kepada terdakwa saudara Waldi Syuhada bin Hanafiah Ismail karena terdakwa adalah
merupakan subjek hukum. namun berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan
bahwa sebenarnya peristiwa pidana yang terjadi dalam perkara aquo adalah suatu
pertiwa pidana perkelahian sebagaimana dimaksud pada pasal 184 ayat 2 Kitap
Undang-undang Hukum Pidana, sehingga meminta pertanggungjawaban pidana
kepada terdakwa sebagai orang yang menganiaya orang lain adalah merupakan suatu
kekeliruan atau kekilafan dalam hukum. bahwa sesuai dengan fakta persidangan
terdakwa ini juga merupakan korban dari pemukulan atau tindak pidana yang
dilakukan oleh korban kepada terdakwa hal tersebut dapat kita lihat bersama dari
adanya persidangan perkara pidana penganiayaan dengan nomor register
perkara:169/Pid.B/2016/PN.Bna, sehingga menempatkan terdakwa sebagai subjek
perbuatan pidana penganiayaan ini adalah suatu “error in persona”. dan bagaimana
mungkin dalam satu peristiwa pidana penganiayaan, terdakwa dan korban sama-sama
dikenakan status sebagai terdakwa dan sama-sama dikenakan status sebagai korban,
ini sangat aneh, dan tidak masuk logika hukum, sehingga menurut hemat kami

25
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
perkara ini seharusnya disidangkan dengan menggunakan pasal perkelahian bukan
penganiayaan.

b. melakukan penganiayaan.

Bahwa penganiayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:46),


memuat arti: “perilaku yang sewenang-wenangan”, pengertian tersebut adalah
pengertian dalam arti luas, yakni yang menyangkut “perasaan” atau “batiniah”.
mengenai penganiayaan R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP) serta komentar-komentarnya lengkap pasal demi
pasal, mengatakan bahwa undang-undang tidak memberikan ketentuan apakah yang
diartikan dengan “penganiayaan” itu. menurut yurisprudensi, maka yang diartikan
dengan “penganiayaan” yaitu sengaja menyebabkan perasaan tidak enak
(penderitaan), rasa sakit atau luka. menurut alinea 4 pasal ini, masuk pula dalam

pengertian penganiayaan adalah “sengaja merusak kesehatan orang”. R. Soesilo


dalam bukunya tersebut juga memberikan contoh dengan apa yang dimaksud dengan
“perasaan tidak enak”, “rasa sakit”, “luka” dan “merusak kesehatan”. Bahwa
menurut R. Soesilo, tindakan-tindakan tersebut diatas, haruslah dilakukan dengan
sengaja dan tidak dengan maksud yang patut atau melewati batas yang diizinkan.
sedangkan Dali Mutiara dalam bukunya “Kejahatan dan Pelanggaran Kriminal
Sehari-hari” (Bintang Indonesia; 1957; hal.73) menyebutkan penganiayaan
(mishandeling) orang yang dengan sengaja menyakiti tubuh orang lain.
Bahwa merujuk dari pengertian sebagaimana tersebut diatas dan jika
dihubungkan dengan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan perkara ini
dapatlah kami sampaikan bahwa terdakwa memukul korban, itu dikarenakan atau
disebabkan korban yang memulai dahulu pemukulan pada diri terdakwa yang
mengenai bagian wajah terdakwa dan secara refleks pula terdakwa membalasnya
dalam waktu yang sangat cepat, sehingga menyebabkan korban sakit begitu pula
terdakwa juga mengalami sakit akibat pukulan korban, jadi pukulan yang terdakwa

26
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
lakukan terhadap korban merupakan wujud pembelaan diri terdakwa atas serangan
mendadak yang dilakukan oleh korban, tidak ada niat dan maksud dari terdakwa
untuk menganiaya korban. Bahwa jika kita kembali “me-review” ulang kejadian
tersebut berdasarkan keterangan saksi-saksi dipersidangan jika yang memulai
pertengkaran adalah korban sendiri dengan cara berkata-kata yang tidak baik kepada
terdakwa sehingga membuat terdakwa marah, atas provokasi korban tersebut,
terdakwa tidak langsung memukul korban akan tetapi berusaha untuk mendapatkan
penjelasan dari korban kenapa dia (korban) berbicara seperti itu kepada terdakwa
dengan cara memegang pundak korban sambil mengeluarkan kata-kata. karena tidak
mendapatkan penjelasan, terdakwa merasa marah dan menantang korban untuk
berkelahi menggunakan bahasa aceh “pu kah kan! meu lhoe” , namun bukan jawaban
yang diberikan oleh korban melainkan pukulan kearah wajah terdakwa hingga
membuat wajah terdakwa memar hal itu dapat kita lihat pada hasil visum et repertum
nomor:R/05/VeR/KA/6-2015 tanggal 25 juni 2015 dalam berkas perkara terpisah
nomor register perkara:169/Pid.B/2016/PN.Bna. tentu saja karena serangan kilat

tersebut terdakwa terkejut sekaligus marah dan dalam hitungan detik terdakwa
langsung membalas pukulan korban yang mengenai bagian wajah. jadi jelas
terungkap dalam persidangan tidak ada terlihat adanya niat atau maksud sedikitpun
dari terdakwa untuk melakukan pemukulan terhadap korban, semua terjadi karena
reflek atas serangan yang dilakukan korban kepada terdakwa dan juga bentuk
pembelaan diri terdakwa.
Bahwa berdasarkan keterangan saksi M. Iqbal Helmi dan Ahmad Zaki dalam
persidangan, terdakwa datang ke tempat kejadian perkara untuk bertemu dan
berbincang-bincang dengan temannya yaitu saudara M. Iqbal Helmi bukan untuk
bertemu dengan korban, saat terdakwa dan saksi M. Iqbal Helmi tengah berbincang-
bincang dan bersenda gurau itulah korban ikut campur dan memotong pembicaraan
terdakwa dengan cara mengeluarkan kata-kata hinaan atau cemoohan dalam bahasa
aceh kepada terdakwa hingga membuat terdakwa tersinggung. dari uraian tersebut
dapat dilihat jika tidak ada maksud atau kesengajaan dari terdakwa yang datang

27
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
ketempat kejadian perkara untuk bertujuan memukul korban, tidak demikian
faktanya! terdakwa datang ketempat itu bertujuan bertemu temannya saudara M. Iqbal
Helmi bukan untuk bertemu korban, jadi sangat jelas tidak ada maksud dan tujuan
disitu.
Bahwa berdasarkan fakta persidangan terdakwa juga tidak bermaksud atau
tidak menginginkan jika pukulan terdakwa terhadap korban tersebut mengakibatkan
korban luka dan dirawat dirumah sakit, pukulan terdakwa terhadap korban hanyalah
reaksi reflek atas pembelaan diri terdakwa dari aksi pemukulan oleh korban terhadap
terdakwa dan hal tersebut terjadi sangat cepat. jika memang terdakwa mempunyai
maksud untuk menganiaya korban tentulah terdakwa pada saat mendatangi korban
tidak mengeluarkan kata-kata balasan atau tampa basa-basi lagi kepada korban, pasti
langsung memukul korban. namun faktanya tidak demikian! setelah korban
mencemooh terdakwa, terdakwa datang menghampiri korban dan menanyakan kenapa
korban berkata seperti itu, karena tidak dijawab terdakwa lantas mengajak korban
berantam (berkelahi) namun bukan jawaban yang diberikan korban melainkan
pukulan kewajah terdakwa, karna terkejut secara reflek terdakwa membalasnya dalam

hitungan detik. jadi tidak benar jika terdakwa sengaja menghendaki korban terluka.
kemudian jika kita mengulang kembali dan melihat kembali fakta kebelakan tentang
peristiwa ini, terdakwa pada saat itu tengah berbincang-bincang dan bersendagurau
dengan temannya saudara M. Iqbal, kemudain korban sengaja memotong
pembicaraan keduanya dengan cara mengeluarkan kata-kata yang menghina atau
menyepelekan terdakwa, merasa diperlakukan tidak baik tentulah terdakwa sebagai
manusia biasa yang normal akan marah. kita juga tentunya kalau di hina seperti itu
juga akan marah! jadi kami rasa sangat wajar jika terdakwa bereaksi atas provokasi
korban tersebut dan reaksi yang ditunjukan oleh terdakwapun awalnya bukanlah suatu
pukulan tetapi meminta penjelasan dari korban, karena tidak ditanggapilah terdakwa
marah dan mengajak berantam korban. pemukulan baru terjadi ketika korban memulai
pemukulan kepada terdakwa. sehingga akan tidak adil jika hanya terdakwa yang
dipersalahkan dalam masalah ini, padahal ada andil besar korban yang sengaja

28
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
membuat permasalahan ini terjadi, dan harus juga harus diingat bahwa korban juga
merupakan pelaku atau terdakwa penganiayaan terhadap diri terdakwa dalam
peristiwa pidana yang sama dalam berkas perkara yang dipisahkan.
Maka oleh karena uraian fakta tersebut diatas membuat tidak terpenuhinya
unsur pasal penganiayaan yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum tetapi yang
terbukti hanyalah perbuatan pidana perkelahian antara terdakwa dengan korban,
sehingga memaksakan pasal penganiayaan ini kepada terdakwa adalah suatu
kesalahan atau kekeliruan dalam hukum pidana, maka oleh karena itu cukuplah alasan
jika Majelis Hakim mengeluarkan putusan dengan mengatakan jika perbuatan
terdakwa tidak memenuhi unsur suatu tidak pidana penganiayaan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 351 ayat 2 dan ayat 1 KUHP, oleh karenanya demi hukum dan
keadilan maka dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut harus ditolak atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.

c. jika perbuatan itu menjadikan luka berat.

Bahwa pengertian “luka berat” atau dalam rumusan asli disebut ”luka badan
berat“ (zwaar lichamelijk letsel) menurut pasal ini adalah apa yang dijelaskan pada

pasal 90 KUHP yaitu: perbuatan tersebut mengakibatkan munculnya suatu penyakit


atau luka yang tidak boleh diharapkan akan sembuh lagi dengan sempurna atau yang
dapat mendatangkan bahaya maut; terus-menerus atau tidak cakap lagi melakukan
jabatan atau pekerjaan; tidak lagi memakai salah satu pancaindra; kudung (rompong),
lumpuh, berubah pikiran (akal) lebih dari empat minggu lamanya; menggugurkan atau
membunuh anak dari kandungan ibu, yang merupakan akibat pasti dari perbuatan
terdakwa.
Bahwa jika kita kembali melihat fakta-fakta yang terungkap di persidangan
baik itu dari keterangan saksi, alat bukti surat visum et repertum maupun keterangan
korban sendiri, bahwa sebenarnya korban tidak mengalami luka berat seperti definisi
luka berat dalam pasal 90 KUHP diatas, karena dari keterangan korban tersebut
dipersidangan jika saat ini korban telah sembuh seperti sediakala dari sakitnya dan

29
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
tidak terdapat cacat fisik yang dialami korban akibat dari peristiwa pidana ini, bahkan
kita semua yang berada dipersidangan telah melihat dengan mata kepala sendiri jika
korban telah sembuh dan sehat walafiat tidak kurang satu apapun.
Bahwa dulu korban memang sempat dirawat dirumah sakit beberapa hari
setelah peristiwa perkelahian tersebut namun itu hanya bersifat sementara dan setelah
itu korban telah kembali beraktifitas sebagaimana biasa, buktinya dapat kita lihat pada
fakta berikut ini; pertama: “pada saat sebelum kejadian perkara ini, korban bisa
membawa atau dapat mengendarai sepeda motor seorang diri dengan baik dan saat ini
pun korban masih bisa membawa sepeda motornya sendiri tampa bantuan orang lain
dengan baik, ini membuktikan jika korban tidak mengalami cacat fisik dan dapat
melihat sempurna pada saat mengendarai sepeda motornya”. fakta yang kedua: dulu
pada saat terjadi peristiwa ini korban masih berstatus mahasiswa aktif, sekarang atau
saat ini (setelah peristiwa) korban telah berubah status menjadi seorang sarjana,
didalam persidangan korban menjelaskan dan menceritakan bahwa usaha untuk
menjadi sarjana tidaklah gampang dan korban melakukannya sendiri tampa bantuan
dari orang lain termasuk membuat tugas akhir (skripsi) korban membuat sendiri, ini
berarti bahwa korban tidak mengalami hambatan atau gangguan untuk berartifitas
dalam bidang akademiknya baik secara fisik maupun mental bahkan korban telah

sukses menjadi seorang sarjana dan hebatnya lagi dilakukan sendiri pula. gangguan
aktifitas yang pernah terjadi dulu hanyalah bersifat sementara itupun pada saat korban
dirawat dirumah sakit, setelah itu korban sudah beratifitas seperti biasa, bahkan
didalam bulan puasa (beberapa minggu) setelah kejadian, korban ikut mengahadiri
acara buka puasa bersama dikampusnya.
Bahwa dari keterangan surat visum et repertum dan juga keterangan korban
sendiri bahwa tidak terdapat cacat fisik atau cacat dibagian mata akibat peristiwa
tersebut. memang dalam hasil visum mengatakan terdapat bengkak dibagian pelipis
mata korban, namun tidak membahayakan mata dan tidak menjadikan mata korban
menjadi rabun atau cacat. bahwa akibat perkelahian tersebut pula tidak menjadikan
korban jelek atau buruk rupa wajahnya, malahan jika kita lihat dengan seksama

30
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
dipersidangan korban tidak mengalami cacat dibagian muka atau wajah malahan
semakin tampan dan macho. bahwa dalam surat visum tersebut juga tidak
menjelaskan jika terdakwa terganggu pikirannya, karena memang tidak ada bekas
pukulan yang mengarah ke kepala korban. Bahwa oleh karena unsur luka berat ini
tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan fakta yang terungkap di persidangan, maka
cukup alasan jika Majelis Hakim menolak unsur luka berat dalam dakwaan Jaksa
Penuntut Umum ini karena bertentangan dengan fakta persidangan.

Terhadap Dakwaan Subsidair:


Bahwa dalam Dakwaan Subsidair pada pokoknya terdakwa didakwa
melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 351 ayat 1 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana tentang tindak pidana penganiayaan, yang
dirumuskan sebagai berikut:
“Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun
delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.4.500,-”.

rumusan tersebut memuat unsur-unsur sebagai berikut:


- unsur: barang siapa
- unsur: melakukan penganiayaan.

a. barang siapa.
Bahwa penjelasan unsur dalam pasal ini telah kami uraikan pada
pembahasan dalam dakwaan pasal primer sebelumnya di muka, sehingga untuk
menghindari pengulangan kata dan kalimat maka tidak kami uraikan kembali pada
penjelasan unsur pasal dakwaan subsider karena sama seperti diatas.

b. melakukan penganiayaan.
Bahwa unsur dalam pasal ini juga telah saya uraikan pada pembahasan
pasal dakwaan primer sebelumnya sehingga untuk menghindari pengulangan kalimat
maka saya tidak uraikan kembali karena persis sama.

31
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
Bahwa oleh karena Jaksa Penuntut Umum telah salah menerapkan pasal
kepada terdakwa baik dalam dakwaannya maupun tuntutannya, maka konsekuensinya
berdasarkan hukum acara pidana bahwa terdakwa harus dibebaskan dari tuduhan
pasal tersebut karena tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.

F. PERMOHONAN DAN KESIMPULAN

Majelis Hakim Yang Terhormat.


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati
Serta pengunjung sidang yang berbahagia

Bahwa sekarang tibalah kami selaku penasihat hukum terdakwa Waldi


Syuhada Bin Hanafiah Ismail pada akhir nota pembelaan ini berkeyakinan
berdasarkan alat bukti, keterangan saksi a charge, keterangan saksi a de charge,
maupun keterangan terdakwa. melalui pledoi ini, telah mampu membuktikan
kebenaran material bahwa terdakwa Waldi Syuhada Bin Hanafiah Ismail tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan pidana sebagaimana yang
didakwakan dalam dakwaan Primair maupun dakwaan Subsidair karena dari fakta
persidangan terdakwa hanyalah terbukti melakukan perbuatan perkelahian dengan
korban sebagaimana disebutkan dalam unsur pasal 182 ayat 2 KUHP sehingga
sepatutnya dakwaan dan tuntutan menggunakan pasal penganiayaan terhadap
terdakwa harus dinyatakan ditolak oleh Majelis Hakim.

Bahwa oleh karena pada saat persidangan terdakwa mengakui secara jujur
ada memukul korban, begitu pula korban yang juga ada memukul terdakwa, terdakwa
juga telah berdamai dengan korban dihadapan Majelis Hakim dan bersikap
koorperatif, tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan serta bersikap baik
pada saat persidangan ini digelar dari awal hingga akhir, serta juga memperhatikan
bahwa terdakwa menyesali perbuatannya dan pada saat ini terdakwa baru saja
menyelesaikan kuliahnya sehingga sangat disayangkan jika masa depannya hancur
akibat perkara ini maka kami mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang

32
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com
menyidangkan perkara ini agar memberikan keringanan hukuman nantinya jikalau
Majelis Hakim berkeyakinan bahwa terdakwa bersalah dalam perkara ini.
Bahwa akhirnya saya selaku penasehat hukum dari terdakwa Waldi
Syuhada Bin Hanafiah Ismail mohon kepada Majelis Hakim yang mulia agar
berkenan memutuskan perkara a quo, sebagai berikut:
1. Menyatakan dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan
primair maupun dakwaan subsidair tidak dapat diterima;
2. Menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah
melakukan perbuatan tindak pidana penganiayaan sebagaimana yang telah
didakwakan dan dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan primair
maupun dakwaan subsidair;
3. Membebaskan terdakwa oleh karenanya dari kedua dakwaan tersebut atau
setidaknya menyatakan terdakwa lepas dari kedua dakwaan tersebut;
4. Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon hukuman yang seringan-
ringannya;
5. Membebankan biaya perkara yang timbul kepada Negara.

Demikianlah nota pembelaan ini kami ajukan dan sampaikan kehadapan persidangan
ini atas perkenan Majelis Hakim kami ucapkan terima kasih.

Banda Aceh,04 Oktober 2016


Hormat Kami,
Penasihat Hukum Terdakwa.

33
Law Office
INDIS KURNIAWAN, S.H. &
PARTNERS
Advocates & Legal Consultants
Jl.. Iskandar Muda No. 162 Gampong Punge Ujong, Kec. Meuraxa, Kota B. Aceh
Tel. 0651-8052298 | E-mail : indis_advokat@yahoo.com

INDIS KURNIAWAN, S,H.

HOSPINOVIZAL SABRI, S.H.

DEDDY ICHSAN, S.H.

34

Anda mungkin juga menyukai