Anda di halaman 1dari 16

UNTUK KEADILAN

NOTA PEMBELAAN / PLEDOI

Atas Surat Tuntutan Penuntut Umum

Dalam Perkara Pidana

Nomor Register Perkara : 261/Pid.B/2023/PN Yyk

Pada

PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA

TERDAKWA:

Kris Triwanto alias Kris Bin Kelik Ngadiyono


Kepada Yth.

Hakim Pemeriksa Perkara Pidana No: 261/Pid.B/2023/PN Yyk

Reg. Perkara : PDM- 75/RP.9/07/2023

di-

PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA

Dengan Hormat,
Terdakwa atas nama :

Nama lengkap : Kris Triwanto alias Kris Bin Kelik Ngadiyono


Tempat lahir : Yogyakarta
Umur/tanggal lahir : 42 Tahun / 05 Desember 1980
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat tinggal : Karanganyar MG III/038 YK. RT/RW 084/019
Kalurahan Brotokusuman, Kapanewon Mergangsan,
Kota Yogyakarta.
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

Setelah mendengar, membaca, dan meneliti Surat Tuntutan Penuntut Umum pada
Kejaksaan Negeri Yogyakarta dengan Nomor Reg. Perkara: Reg: PDM-
75/RP.9/07/2023 tertanggal 3 Oktober 2023 dalam perkara dengan Nomor Perkara:
261/Pid.B/2023/PN Yyk maka sesuai dengan Hak yang diberikan oleh Undang-
Undang maka Terdakwa akan mengajukan sekaligus membacakan Pembelaan
sebagai berikut:

A. PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang Mulia terhomat


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati
Serta sidang yang kita muliakan

Dalam kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia
Majelis Hakim, yang telah dengan sabar dan teliti serta penuh kewibawaan memimpin
jalannya persidangan perkara ini, sehingga proses persidangan dapat berlangsung
dengan lancar dan tertib serta diliputi suasana pengayoman sehingga marwah
pengadilan masih tetap dapat terjaga dalam persidangan ini.
Kami meyakini bahwa sikap dan perlakuan Hakim yang demikian pastilah didorong
oleh rasa tanggung jawab yang besar guna mencari kebenaran materiil (Materiele
waarheid), kebenaran yang hakiki dari perkara ini, dalam rangka tegaknya hukum dan
keadilan. Kami yakin pula, sikap dan perlakukan Hakim yang demikian, pastilah juga
dilandasi oleh pandangan yang menghargai dan menghormati akan kedudukan
Terdakwa yang wajib dianggap tidak bersalah, sebelum dibuktikan berdasarkan
putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

B. TENTANG DAKWAAN DAN TUNTUTAN


1. DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM
Bahwa sesuai dengan Surat Dakwaan Nomor: REG. PERKARA PDM– Reg:
PDM- 75/RP.9/07/2023 yang dibacakan dalam persidangan hari Selasa
tanggal 3 Oktober 2023, Rekan Penuntut Umum pada awal persidangan ini,
dimana Terdakwa Kris Triwanto alias Kris Bin Kelik Ngadiyono telah
didakwa dengan dakwaan tunggal, yaitu Pasal 351 Ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana.

2. TENTANG TUNTUTAN JAKSA PENUNTUT UMUM


1) Menyatakan Terdakwa Kris Triwanto alias Kris Bin Kelik Ngadiyono
bersalah melakukan tindak pidana penganiayaan sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal 351 Ayat (1) KUHP dalam surat dakwaan;
2) Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Kris Triwanto Als Kris Bin Kelik
Ngadiyono berupa pidana penjara selama 9 (sembilan) bulan dikurangi
selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah tetap ditahan;
3) Menetapkan agar terdakwa Kris Triwanto Alias Kris Bin Kelik Ngadiyono
membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,-

C. FAKTA-FAKTA YANG TERUNGKAP DALAM PERSIDANGAN

Bahwa selama persidangan berlangsung telah diperoleh fakta-fakta sebagaimana


terungkap dalam persidangan, baik dalam keterangan saksi-saksi, keterangan
Terdakwa maupun bukti lainnya yang telah diajukan ke persidangan oleh Jaksa
Penuntut Umum.

Dalam Nota Pembelaan ini kami, menyampaikan pokok-pokok dari Nota Pembelaan,
ada baiknya kami sampaikan resume fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan
berupa saksi, alat bukti surat, alat bukti petunjuk, keterangan Terdakwa Kris
Triwanto alias Kris Bin Kelik Ngadiyono dan adanya barang bukti sebagai berikut :

1. KETERANGAN SAKSI-SAKSI
1) Saksi Anak Moreno Arya Mada alias Moreno alias Reno
Dalam keterangannya yang disumpah menyatakan di persidangan dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani secara benar dan tanpa paksaan dan
didampingi ibunya yang bernama Nofi Antinah dalam persidangan tersebut,
menerangkan:
- Bahwa saksi anak dalam keadaan sehat, dan mampu memberikan
keterangan dengan sebenarnya.
- Bahwa hubungan saksi anak memiliki hubungan baik dengan Terdakwa
sebagai tetangga
- Bahwa saksi anak mengakui bahwa saksi anak sering kali mengatai istri
dari Terdakwa dengan kata-kata yang tidak sopan seperti “Lonte, LC, dan
perumpamaan lain” yang menyakiti istri dari Terdakwa
- Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi anak yang menyatakan dia
dikatai “banci” tidak dapat dibuktikan kebenarannya karena tidak ada
satupun saksi lain yang mendengar dan mengetahui tindakan umpatan
dari Terdakwa dengan kata-kata “banci atau mengatai ibu saksi anak
seorang lonthe”, melainkan justru saksi anaklah yang sering mengatai dan
menghina istri dari terdakwa dengan ungkapan-ungkapan buruk tersebut.
- Bahwa saksi anak mengakui telah meludah kearah istri Terdakwa secara
sengaja diarahkan kearah posisi berdiri dari istri Terdakwa, sehingga
perbuatan saksi anak tersebut tidaklah sopan dan tidak mencerminkan
perilaku yang baik dari anak dibawah umur.
- Bahwa setelah kejadian tersebut saksi anak lari kearah warung milik
ibunya.
- Bahwa setelah Terdakwa dan istri Terdakwa sampai di lokasi warung milik
ibu dari saksi anak yang bernama Saksi Nofi Antinah terjadilah
percekcokan antara Terdakwa dengan Nofi Antinah karena Terdakwa
tidak terima terhadap tingkah laku dan perilaku dari saksi anak Moreno
terhadap istri dari Terdakwa.
- Bahwa saksi anak Moreno berada dibelakang dari ibunya dan berada di
sisi gerobak ronde milik ibunya, sehingga tidak melihat secara jelas terkait
percekcokan antara Terdakwa dengan Ibunya dan juga saksi Darsi.
- Bahwa saksi anak Moreno bisa menyatakan bahwa Terdakwa mendorong
Saksi Darsi padahal dia sendiri yang mengatakan bahwa dia berada di
belakang gerobak ronde milik ibunya dan tidak berada di sisi Terdakwa
ataupun Ibunya ataupun saksi Darsi.
- Karena percekcokan semakin pelik sehingga Terdakwa dipisah oleh
warga yang ada dilokasi kejadian kemudian Terdakwa dan istri Terdakwa
pergi meninggalkan lokasi tersebut.

Tanggapan Terdakwa

- Terdakwa tidak merasa mengatai saksi anak Reno dengan kata-kata


“banci” dan “anak lonthe” melainkan saksi anak Reno lah yang sering
mengatai istri Terdakwa dengan kata-kata “Lonthe ataupun LC”.
- Terdakwa tidak merasa mendorong saksi Darsi, karena justru posisi berdiri
saksi Darsi terlalu dekat dengan Terdakwa sehingga Terdakwa menahan
Saksi Darsi agar tidak semakin mendekati tubuh Terdakwa namun justru
saksi Darsi terjatuh karena kehilangan keseimbangan.
2) Saksi NOFI ANTINAH
Dalam keterangannya yang disumpah menyatakan di persidangan dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani secara benar dan tanpa paksaan,
menerangkan :
- Bahwa saksi menerangkan dalam persidangan bahwa pada sabtu 25 Juni
2022 sekitar pukul 22.00 wib pada saat saksi sedang berjualan di
warungnya tiba-tiba sang anak mendekati saksi dan meminta
perlindungan karena sedang dikejar oleh Terdakwa.
- Bahwa setelah Terdakwa sampai di lokasi tempat Saksi Nofi Antinah
terjadi percekcokan antara Terdakwa dengan Saksi Nofi Antinah
kemudian saksi Darsi datang untuk melerai, kemudian Terdakwa menyela
saksi Darsi dengan kalimat “opo urusanmu” dan menurut saksi Nofi
Antinah bahwa Terdakwa dengan keduatangannya mendorong saksi
Darsi dibagian Perutnya hingga saksi Darsi terjatuh terlentang dan
membentur tiang rambu lalu lintas.
- Bahwa saksi Darsi merasa pusing dan sakit kepala kemudian saksi
membantu saksi Darsi untuk bangun dan diantarkan ke RS Pratama
- Bahwa saksi Darsi melaksanakan rawat jalan bukan rawat inap karena
saksi Darsi tidak mau dirawat dirumah sakit.
- Bahwa saksi Nofi Antinah telah memaafkan perbuatan terdakwa dan
Terdakwa juga sudah meminta maaf kepada saksi Nofi Antinah
Tanggapan Terdakwa
- Bahwa keterangan dari saksi anak Moreno yang mengatakan bahwa saksi
Darsi terjatuh dan terbentur trotoar kemudian tiang rambu lalu lintas dan
keterangan dari saksi Nofi Antinah tidak sama terkait proses jatuh dari
Saksi Darsi
- Bahwa Terdakwa tidak mendorong saksi Darsi melainkan hanya menahan
tubuh dari Saksi Darsi yang semakin mendekat ke tubuh Terdakwa
dengan niatan membela diri.

3) Saksi DARSI
Dalam keterangannya yang disumpah menyatakan di persidangan dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani secara benar dan tanpa paksaan,
menerangkan :
- Bahwa saksi Darsi melihat saksi anak Moreno berlari menuju tempat
berjualan ibunya yaitu saksi Nofi Antinah
- Bahwa saksi Darsi mendekat kepada terdakwa dan menyampaikan agar
menyelesaikan permasalahan dengan baik-baik, namun ketika posisi
tubuh saksi Darsi terlalu dekat dengan terdakwa, maka terdakwa
mendorong bagian depan badan saksi dan saksi terjatuh ke belakang
dengan posisi terlentang, kepala terkena trotoar dan bahu saksi terkena
rambu lalu lintas
- Bahwa saksi Darsi merasakan pusing dan sakit pada bahu kemudian di
antarkan ke RS Pratama dan mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut ke
RSUD Kota Yogyakarta
- Bahwa saksi Darsi tidak dapat beraktivitas normal selama 2 hari saja
- Bahwa saksi Darsi mengatakan setelah kejadian tersebut tidak ada itikad
baik dari terdakwa untuk berdamai dan meminta maaf.
Tanggapan Terdakwa
- Bahwa saksi Darsi ikut campur dan mendatangi Terdakwa, saksi Nofi
Antinah dan saksi Anak Moreno, dan karena posisi berdiri dari saksi Darsi
begitu dekat dengan Terdakwa sehingga Terdakwa membela diri karena
posisi tubuhnya sangat dekat dengan cara menyingkirkan posisi berdiri
dari saksi Darsi namun ternyata saksi Darsi justru terjatuh.
- Bahwa pihak dari saksi Darsi meminta kompensasi yang tidak wajar dan
diluar kemampuan dari keluarga Terdakwa.
4) Saksi ROFI’I
Dalam keterangannya yang disumpah menyatakan di persidangan dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani secara benar dan tanpa paksaan,
menerangkan :
- Bahwa saksi merupakan pedagang sate di depan RS Pratama Jl Kolonel
Sugiono berseberangan dengan Saksi Nofi Antinah yang berjualan
wedang ronde;
- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 25 Juni 2022 sekitar pukul 22:00 WIB,
saksi melihat Terdakwa mendatangi saksi Nofi Antinah yang sedang
berjualan;
- Bahwa saksi melihat terjadinya adu mulut antara Terdakwa dengan Saksi
Nofi Antinah namun tidak mendengar jelas yang diucapkan antara
keduanya;
- Bahwa kemudian Saksi melihat Saksi Darsi dating mendekat kearah Saksi
Nofi Antinah dan Terdakwa;
- Bahwa saksi melihat Saksi Darsi datang bermaksud untuk melerai adu
mulut antara Terdakwa dengan saksi Nofi Antinah, namun saksi Darsi
berada diposisi berhadapan dengan Terdakwa;
- Bahwa Saksi melihat Terdakwa mendorong Saksi Darsi dengan kedua
telapak tangan ke badan Saksi Darsi dan Saksi Darsi terjatuh, kemudian
saksi berlari kearah tempat kejadian;
- Bahwa saksi melihat saksi Darsi bangun dibantu oleh Saksi Nofi Antinah;
- Bahwa kemudian saksi Darsi di bawa ke RS Pratama untuk diperiksa
karena saksi Darsi mengeluh sakit kepala dan sakit bahunya.
Tanggapan Terdakwa
- Bahwa keterangan Saksi berlebihan, Saksi tidak melihat kejadian karena
saksi datang setelah Saksi Daris terjatuh;
5) Saksi dr RESITA, M,Sc,Sp.S
BAP Saksi dibawah sumpah dibacakan didepan persidangan pada pokoknya
memberikan keterangan sebagai berikut:
- Bahwa Saksi dalam memberikan keterangannya dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani;
- Bahwa Saksi memeriksa Saksi Darsi sebagai pasien yang tercatat secara
administrasi mulai hari Minggu tanggal 26 Juni 2022 pukul 05:21 WIB
sampai dengan hari Senin tanggal 27 Juni 2022 pukul 16:00 WIB;
- Bahwa saksi pasien dilakukan pemeriksaan secara fisik, penunjang
berupa pemeriksaan laboratorium dan radiologi, pasien dalam keadaan
sadar penuh, mengeluh pusing berputar, mual tida ada muntah sejak jatuh
ke belakang karena di dorong oleh tetangga pasien;
- Bahwa pada pemeriksaan di bagian kepala tidak ada perdarahan pada
kulit kepala, kemudian leher tidak ditemukan luka atau jejas, anggota
gerak bawah tidak ditemukan luka atau jejas, dengan kesimpulan berupa
cedera kepala ringan, pembengkakan kulit kepala belakang, tidak
didapatkan keretakan tulang tengkorak kepala maupun perdarahan di
dalam otak;
- Bahwa obat yang diberikan kepada pasien adalah obat terkait dengan
keluhan cedera kepala pasien bukan untuk Riwayat penyakit diabetes dari
pasien;
Tanggapan Terdakwa
Keterangan tersebut telah ditanyakan kepada Terdakwa dan Terdakwa
tidak keberatan dengan keterangan saksi.

2. BUKTI SURAT JAKSA PENUNTUT UMUM


Surat yang diajukan kepersidangan berupa visum et repertum No
449.2/11/RSUD/2022 tanggal 15 Oktober 2022 yang ditandatangani oleh Tim
Medis dr.Resita, SpS dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut:
- Pasien datang tanggal 26 Juni 2023 pukul 03:23 WIB dilakukan
pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis lainnya oleh Tim Medis
dengan kaadaan sadar penuh;
- Selama dalam perawatan kondisi pasien secara umum: pasien mengalami
cedera kepala di luar tengkorak kepala berupa pembengkakan sekitar kulit
kepala, tidak didapatkan keretakan tulang tengkorak kepala maupun
pendarahan di dalam otak;
- Pasien dirawat tanggal 26 Juni 2022 sampai dengan tanggal 27 Juni 2022.

3. KETERANGAN SAKSI A DE CHARGE


1) Saksi LUKI ADISTI SURYA ANGGAYATRI
Dalam keterangannya yang disumpah menyatakan di persidangan dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani secara benar dan tanpa paksaan,
menerangkan :
- Bahwa pada saat kejadian saksi belum menikah dengan Terdakwa;
- Bahwa awal mulanya pada hari sabtu tanggal 25 Juni 2022 saksi bertemu
dengan Saksi Anak Moreno, dan Saksi Anak Moreno mengatakan “ada LC
garukan garukan”;
- Bahwa pada saat ini Terdakwa sedang bersama saksi dan mendengar
ucapan Saksi Anak Moreno;
- Bahwa Terdakwa langsung mengajak saksi untuk bertemu dengan ibunya
Saksi Anak Moreno;
- Bahwa Saksi bersama dengan Terdakwa menuju warung tempat berjualan
Saksi Nofi Antinah ibu dari Saksi Anak Moreno;
- Bahwa Terdakwa bermaksud untuk menyampaikan supaya Saksi Nofi
Antinah menasehati anaknya untuk bersikap sopan pada orang lain
apalagi kepada orang yang lebih tua;
- Bahwa Saksi Nofi Antinah malah tidak terima dan kemudian terjadi adu
mulut antara Terdakwa dengan Saksi Nofi Antinah, kemudian tiba-tiba
Saksi Darsi datang dari arah timur dengan menunjuk nunjuk kea rah
Terdakwa;
- Bahwa Terdakwa bertanya kepada Saksi Darsi “urusanmu opo” dan Saksi
Darsi menjawab “aku warga”
- Bahwa Saksi Darsi terlihat maju mendekat kepada Terdakwa dan
Terdakwa menahan Saksi Darsi dengan kedua telapak tangannya dan
Saksi Darsi tiba-tiba terjatuh ke belakang;
- Bahwa setelah Saksi Darsi terjatuh ke belakang, Saksi dan Terdakwa
langsung meminta maaf, dan selalu berupaya menyelesaikan
permasalahan yang salah paham ini secara kekeluargaan namun dari
pihak Saksi Darsi meminta kompensasi yang tidak masuk akal dan
memberatkan Terdakwa, sehingga sampai saat ini upaya perdamaian
yang dilakukan oleh Terdakwa kepada Saksi Darsi tidak ada titik temu nya.

Tanggapan Terdakwa
Keterangan tersebut telah ditanyakan kepada Terdakwa dan Terdakwa
membenarkan.

2) Saksi AGUS SUPRAPTINI


Dalam keterangannya yang disumpah menyatakan di persidangan dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani secara benar dan tanpa paksaan,
menerangkan :
- Bahwa saksi merupakan pengurus Rukun Tetangga (RT) di lingkungan
tempat tinggal Terdakwa maupun saksi Nofi Antinah dan Saksi Darsi;
- Bahwa sepengetahuan Saksi tidak ada permusuhan di antara mereka;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah mengintimidasi kepada Saksi Anak
Moreno, Saksi Nofi Antinah dan Saksi Darsi;
- Bahwa saksi sering bersama dengan saksi anak Moreno dalam
kesehariannya karena saksi anak Moreno sering main dan berkunjung di
rumah saksi untuk bermain dengan anak dari saksi dan juga teman-
temannya.
- Bahwa menurut saksi, si saksi anak Moreno sering kali mengejek dan
mengatai istri dari Terdakwa yang bernama LUKI ADISTI dengan kata-
kata yang tidak pantas seperti “LC,Lonthe, dan sebagainya”
- Bahwa saksi menegaskan Terdakwa sebagai warga yang aktif
bersosialisasi, berkelakuan baik di lingkungan masyarakat;
- Bahwa Terdakwa rutin melakukan kegiatan sosial untuk membantu
masyarakat sekitar berupa berbagi sembako atau keperluan rumah tangga
dan meminta saksi yang mendistribusikannya.
- Bahwa Terdakwa sudah beberapa kali meminta maaf kepada Saksi Darsi
dan mengupayakan perdamaian dengan Saksi Darsi;
- Bahwa Terdakwa tidak ada niat untuk melukai Saksi Anak Moreno, Saksi
Nofi Antinah dan Saksi Darsi;

Tanggapan Terdakwa
Keterangan tersebut telah ditanyakan kepada Terdakwa dan Terdakwa
membenarkan.

4. KETERANGAN TERDAKWA, Kris Triwanto alias Kris Bin Kelik Ngadiyono,


dimuka persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa terdakwa telah membenarkan Berita Acara Pemeriksaan yang
dibuat dihadapan Penyidik Kepolisian Resor Yogyakarta;
- Bahwa awal mulanya pada hari sabtu tanggal 25 Juni 2022 sekira pukul
22:00 WIB, Terdakwa dengan istrinya dan mendengar Saksi Anak Moreno
mengucapkan “ada LC garukan garukan”
- Bahwa atas ucapan Saksi Anak Moreno yang tidak sopan dan tidak
senonoh, maka Terdakwa mendatangi Saksi Nofi Antinah di warung
wedang ronde di depan RS Pratama Jl Kolenel Sugiono dengan maksud
menyampaikan bahwa supaya Saksi Anak Moreno diberikan nasihat atau
dinasehati supaya lebih bersikap sopan kepada orang lain dan kepada
yang lebih tua dari dirinya, karena Saksi Anak Moreno sering menghina
dan berkata tidak sopan kepada istri Terdakwa, sehingga perkata tidak
sopan tersebut bukan yang pertama kalinya malainnya sudah sering
dilakukan oleh Saksi Anak Moreno;
- Bahwa Saksi Nofi Antinah tidak terima kepada Terdakwa, dan malah
memarahi Terdakwa, sehingga Terdakwa terpancing emosinya dan
terlibat adu mulut dengan Saksi Nofi Antinah;
- Bahwa pada saat kejadian adu mulut antara Terdakwa dengan Saksi Nofi
Antinah tiba-tiba Saksi Darsi dari arah timur datang dan mendekat sambal
menunjuk ke arah Terdakwa;
- Bahwa terdakwa berkata kepada Saksi Darsi “urusanmu opo” dan Saksi
Darsi mengatakan “aku warga” kemudian Saksi Darsi malah maju kearah
Terdakwa, dan Terdakwa berusaha menahan Saksi Darsi supaya tidak
menyerang Terdakwa;
- Bahwa Terdakwa menahan Saksi Darsi dengan kedua tangannya, tiba-
tiba Saksi Darsi jatuh terbentur ke tiang rambu lalu lintas yang berada
dibelakangnya;
- Bahwa Terdakwa bermaksud melindungi dirinya dari serangan Saksi
Darsi, tapi Saksi Daris justru jatuh terbentur kearah belakang;
- Bahwa atas kejadian tersebut Terdakwa sudah berkali-kali meminta maaf
dan mengupayakan menyelesaikan permasalahan ini dengan cara
kekeluargaan, namun dari pihak Saksi Darsi meminta kompensasi yang
tidak masuk akan dan sangat memberatkan Terdakwa;
- Bahwa dalam kesalahpahaman ini ada pihak ketiga yang mengintervensi
Saksi Darsi supaya tidak usah berdamai dengan Terdakwa dan harus
melaporkan kepada pihak kepolisian dan supaya kesalahpahaman ini
menjadi sebuah kasus penganiayaan;
- Bahwa tidak ada niat Terdakwa untuk melukai baik secara fisik maupun
batin Saksi Darsi;
- Bahwa niat Terdakwa hanyalah ingin menasehati Saksi Anak Moreno
dengan meminta bantuan dari Saksi Nofi Antinah sebagai Ibunya, namun
Saksi Nofi Antinah tidak terima dan malah Saksi Darsi ikut campur seakan-
akan mau menyerang Terdakwa, sehingga Terdakwa berupaya
melindungi dirinya dari serangan Saksi Darsi dengan cara menahan badan
Saksi Darsi.
- Bahwa Terdakwa adalah seorang kepala rumah tangga dan tulang
punggung keluarga dimana terdakwa memiliki istri dan 5 orang anak yang
masih harus mendapatkan perhatian dan harus terpenuhinya segala
kebutuhan hidup keluarganya dan selama ini dijalankan oleh Terdakwa.
- Bahwa Terdakwa juga harus memenuhi kebutuhan orang tuanya karena
usia tua sehingga Terdakwa lah yang memenuhi kebutuhan orang tuanya.

5. FAKTA PERSIDANGAN
- Bahwa tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa merupakan tindakan untuk
membela diri dari serangan Saksi Darsi yang terus maju mendekat ke
Terdakwa;
- Bahwa Terdakwa terlibat adu mulut dengan Saksi Nofi Antinah
dikarenakan adanya kesalahpahaman dan membuat Terdakwa terpancing
emosi;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah sekalipun berniat untuk melukai apalagi
melakukan penganiayaan terhadap Saksi Darsi;
- Bahwa fakta yang terjadi Saksi Darsi hanya ditahan badannya oleh
Terdakwa namun karena kurangnya keseimbangan badan Saksi Darsi
sehingga terbentur tiang lalu lintas yang berada di belakang Saksi Darsi;
- Bahwa di dalam surat visum et repertum No 449.2/11/RSUD/2022 tanggal
15 Oktober 2022 yang ditandatangani oleh Tim Medis dr. Resita, SpS tidak
menjelaskan secara detail adanya pembengkakan pada sekitar kepala
Saksi Darsi;
- Bahwa dr.Resita, SpS tidak hadir dalam persidangan dan keterangannya
tidak diambil dibawah sumpah didepan majelis hakim pemeriksa perkara
sehingga keterangannya dirasa tidak dapat menjadi pertimbangan alat
bukti.
- Bahwa dalam bukti visum et repertum No 449.2/11/RSUD/2022 tanggal 15
Oktober 2022 yang ditandatangani oleh tim medis dr. Resita, Sp.S tidak
menjelaskan secara detail penyebab dari timbulnya pembengkakan pada
sekitar kepala Saksi, bisa saja pembengkakan tersebut sudah terjadi
sebelum adanya kejadian yang dilakukan oleh Terdakwa;
- Bahwa dr.Resita, SpS tidak menjelaskan adanya keharusan Saksi Darsi
untuk dirawat di RS Pratama dan apabila kondisi Saksi Darsi mengalami
luka atau ketidaknormalan organ tubuhnya seharusnya sebagai seorang
medis berhak untuk menahan saksi Darsi agar tetap diperiksa secara
intensif kecuali memang luka yang dialami oleh Saksi Darsi tidaklah parah;
- Bahwa keluhan yang dialami Saksi Darsi akibat dari tindakan Terdakwa itu
sangat berlebihan dan mengada-ada karena pada kenyataannya saksi
Darsi kembali beraktifitas seperti biasa sehari setelah pulang dari RS dan
tidak mengalami kelainan apapun;
- Bahwa atas kejadian tersebut ada pihak yang mengintervensi Saksi Darsi
supaya tindakan Terdakwa dilaporkan kepada kepolisian dan jadikan
sebagai tindak pidana penganiayaan;
- Bahwa seharusnya perdamaian antara pihak Terdakwa dan juga pihak
korban dalam hal ini saksi Darsi sudah tercapai dengan dibuktikannya
pertemuan antara tim PH dari Terdakwa pada saat itu telah bertemu
dengan saksi Darsi dan keluarganya dan Saksi Darsi menyatakan sudah
memaafkan Terdakwa.
- Bahwa Terdakwa adalah seorang kepala keluarga yang harus menjadi
tulang punggung keluarga dan harus menafkahi istri dan ke 5 anaknya,
serta harus memenuhi kebutuhan dari orang tuanya karena usia lanjut
sehingga Terdakwa yang selama ini memenuhi kebutuhan orang tuanya.

D. ANALISIS YURIDIS

Majelis Hakim yang kami muliakan;


Saudara Jaksa Penuntut Umum;

Bahwa dalam rangka membuktikan semua unsur tindak pidana, terlebih dahulu yang
harus dipahami adalah sistem pertanggungjawaban pidana karena hal ini erat
kaitannya dengan penentuan terjadinya suatu tindak pidana serta penentuan siapa
sebenarnya yang bertanggungjawab dalam tindak pidana tersebut. Dan, tak kalah
pentingnya adalah dalam menentukan kesalahan dan/atau kesengajaan tersebut
harus ada atau mempunyai kehendak dan niat untuk berbuat dari si pembuat/pelaku
itu sendiri.

Mengenai pengertian pada Memorie van Toelichting tersebut, Prof Satochid


Kartanegara mengutarakan bahwa yang dimaksud dengan opzet willens en weten
(dikehendaki dan diketahui) adalah :

“Seseorang yang melakukan suatu perbuatan dengan sengaja harus


menghendaki (willen) perbuatan itu serta menginsyafi atau mengerti (weten)
akan akibat dari perbuatan itu”

Bahwa berdasarkan pemeriksaan di persidangan yaitu dari keterangan saksi-saksi


dan keterangan terdakwa sendiri, maka saya berupaya untuk menganalisa unsur
Pasal-Pasal dalam Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, sebagai berikut :

Pasal 351 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

1. Unsur “barang siapa”


• Bahwa unsur barang siapa adalah merujuk kepada subyek hukum, baik itu
orang yang dapat bertanggung jawab secara hukum.
• Bahwa unsur barang siapa yang dimaksud saya sependapat dengan Jaksa
Penuntut Umum yang memberi arah tentang subyek hukum yakni orang atau
manusia sebagai pelaku tindak pidana.
• Bahwa dalam persidangan ini benar adanya subyek hukum yang didakwakan
adalah Kris Triwanto alias Kris Bin Kelik Ngadiyono sebagaimana identitas
Terdakwa sudah sesuai dan dibenarkan oleh Terdakwa dalam persidangan.
• Bahwa unsur barang siapa ditujukan apabila orang tersebut terbukti memenuhi
unsur tindak pidana yang dituduhkan terhadap Terdakwa, unsur barang siapa
menunjukkan kepada siapa orangnya yang harus bertanggung jawab atas
perbuatan/kejadian yang didakwakan itu atau setidak-tidaknya mengenai siapa
orangnya yang harus dijadikan Terdakwa dalam perkara ini.
• Tegasnya kata “barang siapa” menurut Buku Pedoman Pelaksanaan tugas dan
Administrasi Buku II edisi revisi cetakan 4 tahun 2003 halaman 209 dari
Mahkamah Agung RI dan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 1398
K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995 identik dengan terminologi kata “barang siapa”
atau hij die sebagai siapa saja yang harus dijadikan Terdakwa / dader atau
setiap orang sebagai subyek Hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang
dapat diminta pertanggung jawaban dalam segala tindakannya.
• Bahwa berdasarkan fakta dalam persidang dan dalam dakwaan Jaksa
Penuntut Umum, bahwa yang memulai atau memancing keributan adalah
Saksi Anak Moreno, sehingga Terdakwa berniat untuk menasehatinya melalui
Saksi Nofi Antinah sebagai ibunya, namun Saksi Darsi membuat suasana
semakin panas dan seakan-akan menyerang Terdakwa.
• Bahwa setelah kejadian, Terdakwa beserta keluarga menemui saksi Darsi
untuk meminta maaf dan berkali-kali mengupayakan penyelesaian
permasalahan secara kekeluargaan sebagai bentuk tanggung jawab Terdakwa
kepada saksi Darsi;
• Bahwa oleh karenanya, perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa terdapat
alasan azas pertanggung jawaban dalam hukum pidana yaitu : “tidaklah
seseorang dapat dipidana jika tidak ada kesalahan (Geen straf zonder
schuld)”

• Bahwa oleh karenanya, unsur “barang siapa” ini tidak dapat dibuktikan Jaksa
Penuntut Umum dengan baik;

2. Unsur “adanya kesengajaan”

• Bahwa yang dimaksud dengan sengaja menurut Memorie van teolichting


adalah menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu perbuatan beserta
akibat yang timbul dari perbuatan tersebut.
• Bahwa yang dimaksud dengan unsur kesengajaan dalam rumusan Pasal ini
adalah bahwa tindak pidana itu terjadi harus dilakukan dengan secara sengaja
(Opzet) artinya Pelaku dalam melakukan tindakan pidana tersebut mengetahui
perbuatannya, artinya pelaku menyadari akibat dan menghendaki akibat ddari
perbuatannya, aatu pelaku menyadari akibat yang ditimbulkan dari adanya
tindakan pidana yang dilakukan tersebut.
• Bahwa berdasarkan fakta persidangan, Terdakwa tidak ada niat untuk
melakukan penganiayaan kepada Saksi Darsi, bahwa awal tindakan menahan
badan Saksi Darsi merupakan tindakan melindungi diri yang dilakukan oleh
Terdakwa yang mengira Saksi Darsi akan menyerang Terdakwa yang terus
maju mendekati Terdakwa;
• Bahwa akibat dari terbenturnya Saksi Darsi diakibatan kurangnya
keseimbangan Saksi Darsi yang terus maju mendekati Terdakwa;
• Bahwa didalam Tuntutan Jaksa Penuntut Umum telah mengesampingkan
unsur adanya kesengajaan oleh Terdakwa, dengan demikian, unsur ke-DUA
ini tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sebagaimana dalam
tuntutan Jaksa Penuntut Umum.

3. Unsur “melakukan penganiayaan”


• Bahwa unsur melakukan penganiayaan yang dimaksud saya sependapat
dengan Jaksa Penuntut Umum yang memberi arah tentang perbuatan yang
menimbulkan rasa sakit atau luka pada badan orang lain dan dalam hal ini
harus ada sentuhan pada badan orang lain yang dengan sendirinya
menimbulkan rasa sakit pada badan orang lain, pembuktian penganiayaan
adalah cukup apabila termuat bahwa pelaku telah dengan sengaja melakukan
perbuatan tertentu yang dapat menimbulkan rasa sakit atau luka sebagai tujuan
dari kehendak si pelaku;
• Bahwa Terdakwa tidak pernah sekalipun berniat untuk melukai apalagi
melakukan penganiayaan terhadap Saksi Darsi, bahwa tindakan yang
dilakukan Terdakwa adalah pembelaan terpaksa atau pembelaan darurat
(Noodweer);
• Bahwa di dalam surat visum et repertum No 449.2/11/RSUD/2022 tanggal 15
Oktober 2022 yang ditandatangani oleh Tim Medis dr.Resita, SpS tidak
menjelaskan secara detail adanya pembengkakan pada sekitar kepala Saksi
Darsi;
• Bahwa dr.Resita, SpS tidak menjelaskan secara detail penyebab dari timbulnya
pembengkakan pada sekitar kepala Saksi, bisa saja pembengkakan tersebut
sudah terjadi sebelum adanya kejadian yang dilakukan oleh Terdakwa;
• Bahwa dr.Resita, SpS tidak menjelaskan adanya keharusan Saksi Darsi untuk
dirawat di RS Pratama;
• Bahwa oleh karena Tindakan Terdakwa kepada Saksi Darsi, maka Pasal yang
di dakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum kepada Terdakwa tidak tepat, karena
tindakan tersebut adalah suatu pembelaan terpaksa atau pembelaan darurat
(Noodweer) atau tindakan Terdakwa karena kurangnya hati-hati, lalai
berdasarkan ketentuan Pasal 360 KUHP apabila tindakan Terdakwa tidak
disengaja yang mengakibatkan luka berat bagi korban, namun hal ini Saksi
Darsi tidak mengalami luka berat pada tubuhnya, sehingga unsur
penganiayaan tidak terpenuhi;
• Oleh karenanya, sungguh tidak adil bila Jaksa Penuntut Umum menyatakan
Terdakwa telah melakukan penganiayaan, namun fakta dalam persidangan
dan bukti-bukti medis tidak menunjukkan adanya penganiayaan yang dilakukan
oleh Terdakwa kepada Saksi Darsi.

E. KESIMPULAN PENUTUP

Sampailah saatnya bagi saya untuk menyampaikan permohonan kepada


Majelis Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili perkara ini. Akan tetapi
sebelumnya perkenankanlah saya dengan segala kerendahan hati
menyampaikan di persidangan ini, bahwa Penegakan hukum secara benar dan
tanpa pandang bulu sangat dipengaruhi oleh para penegak hukumnya.
Dengan ini saya memohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia, untuk dapat
menerima dan mempertimbangkan nota pembelaan/pledoi saya dan dapat
mempertimbangkan segala bukti dan fakta persidangan.
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan
Maha Adil, saya akhiri Nota Pembelaan ini, dengan suatu keyakinan, bahwa
Majelis Hakim yang mulia akan memberikan putusan berdasarkan hukum dan hati
nurani dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dengan satu prinsip bahwa
hukum harus ditegakkan dan bukan sebagai alat kekuasaan dan atau kepentingan
politis penguasa dengan dalih apapun juga. Dan pada akhirnya kepada-Nya
jualah segala doa dan harapan kita pasrahkan.
Majelis Hakim yang kami muliakan;
Saudara Jaksa Penuntut Umum;
Hadirin yang kami hormati;

Berdasarkan semua alasan diatas saya memohon dengan segala hormat kepada
Majelis Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili perkara a quo, kiranya
berkenan memutus yang amarnya sebagai berikut:
PRIMAIR :
1. Menerima Nota Pembelaan/Pledoi saya Terdakwa Kris Triwanto alias
Kris Bin Kelik Ngadiyono untuk seluruhnya;
2. Menolak Surat Dakwaan yang masuk dalam Surat Tuntutan Nomor Reg.
Perk : PDM- 75/RP.9/07/2023 pada perkara pidana Nomor :
261/Pid.B/2023/PN Yyk.
3. Menyatakan Terdakwa Kris Triwanto alias Kris Bin Kelik Ngadiyono
tidak terbukti secara sah melakukan tindak pidana “Penganiayaan”
melanggar dalam Pasal 351 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) sebagaimana dakwaan Penuntut Umum;
4. Membebaskan Terdakwa Kris Triwanto alias Kris Bin Kelik Ngadiyono
dari segala tuntutan hukum (vrijspraak) atau menyatakan Terdakwa lepas
dari tuntutan hukum (onstlag van alle rechtsvolging).
5. Menyatakan agar Terdakwa Kris Triwanto alias Kris Bin Kelik
Ngadiyono segara dikeluarkan dari Tahanan setelah Putusan Pengadilan
diucapkan dalam persidangan.
6. Menyatakan membebankan biaya perkara ini kepada negara.

SUBSIDAIR :
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).

Demikianlah Nota Pembelaan (Pledoi) ini kami sampaikan pada hari Senin
tanggal 16 Oktober 2023, semoga mendapat perhatian dan pertimbangan yang
seksama dari Majelis Hakim pemeriksa untuk kemudian berkenan
mengabulkannya.

Akhirnya rasa terima kasih kami haturkan kepada Majelis Hakim yang mulia dan
Jaksa Penuntut Umum yang dengan tulus ikhlas mendengarkan serta
memperhatikan nota pembelaan ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan
meridhoi hidup kita dan senantiasa memberi petunjuk di jalan yang benar kepada
kita semua, Amiin.

Hormat Saya,
Kris Triwanto

Anda mungkin juga menyukai