Anda di halaman 1dari 9

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

NOTA PEMBELAAN
PERKARA PIDANA Nomor : 403 / Pid. D / 2021 / PN.TAN.SEL
ATAS NAMA PARA TERDAKWA

Nama : WIDODO
Tempat Lahir : Tanjung Balai Karimun
Umur / Tgl. lahir : 25 Tahun / 25 November 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl sukadamai, Tanjung selor
Agama : Islam
Pekerjaan : P e g a w a i Swasta
Pendidikan : SMA

A. PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Sekarang tibalah saatnya bagi kami Penasihat Hukum Terdakwa Widodo untuk menyampaikan
Nota Pembelaan (Pleidoi).

Sesuai dengan etika dan sopan santun persidangan di Pengadilan, maka perkenankanlah kami
untuk terlebih dahulu menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kami kepada Yang
Mulia Majelis Hakim yang telah memimpin jalannya proses persidangan ini dengan cermat
dan teliti serta berpegang pada prinsip keadilan. Penghargaan yang sama kiranya patut
juga kami sampaikan kepada Saudara Jaksa Penuntut Umum yang dengan penuh dedikasi
telah melaksanakan tugas dan kewajibannya selama berlangsungnya persidangan perkara ini.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

1
Siapa bilang hukum tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menindas dan menyengsarakan
orang? Hukum ibarat sebilah pisau yang dapat berguna untuk kebaikan dan dapat juga
menjadi alat yang ampuh untuk tujuan kejahatan. Di tangan orang-orang baik, pisau hanya
digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik, sebaliknya di tangan orang-orang jahat, pisau akan
sangat efektif digunakan untuk tujuan-tujuan kejahatan.

Untuk memberikan gambaran mengenai hal ini, izinkan kami untuk terlebih dahulu
menyampaikan sebuah kisah yang berjudul ”Sandiwara Yang Tidak Diumumkan” yang kami
kutip dari sebuah karya sastra yang telah mendunia berjudul ”Max Havelaar” karya Multatuli.
Kisah ini adalah fragmen percakapan suasana persidangan antara para tokoh yang terdiri
dari : Hakim, Polisi, Lothario dan Barbertje. Berikut penggalan percakapan mereka :

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Untuk menanggapi tuntutan dari Saudara Jaksa Penuntut Umum, pembelaan ini kami susun
dengan sistimatika sebagai berikut :

A. pendahuluan
B. surat dakwaan
C. fakta persidangan
D. analisa atas fakta-fakta dan bukti-bukti yang terungkap di persidangan
E. kesimpulan

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Teropong keadilan selalu dapat melihat dengan jelas, sisi-sisi gelap hukum. Oleh karenanya
teropong keadilan lah yang kami harapkan digunakan oleh Yang Mulia Majelis Hakim dalam
mengadili perkara terdakwa widodo ini. Kita semua percaya bahwa lembaga Kehakiman adalah
lembaga yang independen, bukan lembaga yang mengabdi pada kepentingan pihak- pihak
tertentu. Harapan kami semoga dalam mengambil keputusannya kelak, Yang Mulia Majelis
Hakim dapat bertindak obyektif dan imparsial dengan tujuan semata- mata untuk mengungkap
2
kebenaran materil guna mewujudkan keadilan yang didasari oleh kesadaran dan
pertanggungjawaban iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pembelaan ini dilandasi dengan sebuah harapan agar yang mulia Majelis Hakim pemeriksa dan
memutus perkara ini dengan bijaksana dan penuh kearifan, serta senantiasa berkiblat pada rasa
keadilan, hati nurani kemanusiaan dan tanggung jawab kepda Tuhan Yang Maha Esa, sekiranya
yang mulia Majelis Hakim berkenan untuk memberikan putusan terhadap diri terdakwa, suatu
putusan yang adil, arif dan bijaksana yang semata-mata didasarkan pada keadilan yang hakiki,
atas dasar mencari Ridho dari Allah SWT, semata.

Amin———————-3x————————-Ya Robbalalamin—————–

Sekiranya tidak berlebihan apa bila dipersidangan yang terhomat ini, sebagai salah satu aparat
penegak hukum yang selalu menjunjung tinggi keadilan “ fiat justitia ruat coelum” (tegakkan
keadilan meskipun langit akan runtuh) kami menyampaikan sebuah motto yang harus kita junjung
bersama :

“ LEBIH BAIK MEMBEBASKAN SERIBU ORANG YANG BERSALAH DARI PADA


MENGHUKUM SEORANG YANG TIDAK BERSALAH.

B. SURAT DAKWAAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Bahwa sesuai dengan Surat Dakwaan No. Reg. Perkara : NO. REG. PERK :
PDM-110/Tanjung Selor /29/2021 , tanggal 03 Oktober 2021, Rekan Penuntut Umum pada
awal persidangan ini, dimana Terdakwa widodo telah didakwa dengan pasal 285 dan 286
KUHP dengan pidana penjara paling lama 9 (Sembilan) tahun atau 12 (dua belas tahun)

C. FAKTA – FAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

3
Dalam Nota Pembelaan ini kami sebenarnya tidak ingin menguraikan kembali seluruh
keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa di persidangan secara rinci karena kami percaya
bahwa Panitera sidang pasti juga telah mencatat semuanya dengan baik dan lengkap.

Sebelum kami, Penasihat Hukum Terdakwa, menyampaikan pokok-pokok dari Nota Pembelaan,
ada baiknya kami sampaikan resume keterangan saksi-saksi selama proses persidangan
berlangsung. Hal ini menjadi urgen, karena terdapat perbedaan yang signifikan antara
keterangan saksi di muka persidangan dengan yang diungkap oleh saudara Jaksa Penuntut
Umum dalam risalah tuntutannya. Selain itu, keterangan saksi di muka persidangan merupakan
alat bukti yang sah, dan keterangan saksi yang mempunyai nilai pembuktian ialah keterangan
yang sesuai dengan apa yang dijelaskan pada Pasal 1 angka 27 KUHAP, yaitu :
(a). yang saksi lihat sendiri, (b). saksi dengar sendiri dan (c). saksi alami sendiri serta (d).
menyebut alasan dari pengetahuannya.

Pada proses pemeriksaan Saksi dan Terdakwa dalam persidangan yang terhormat ini, Rekan
Jaksa Penuntut Umum telah menghadirkan sebanyak 2 (orang) orang saksi.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Dalam persidangan ini telah didengar keterangan saksi-saksi, dimana saksi tersebut memberikan
keterangan di bawah sumpah menurut agamanya masing-masing. Dengan demikian keterangan
saksi-saksi yang memberikan keterangan dibawah sumpah sesuai dengan ketentuan pasal 160
ayat (3) KUHAP jo pasal 185 KUHAP adalah merupakan alat bukti yang sah.

1. KETERANGAN SAKSI-SAKSI :

1.1 Saksi Andre bin Mahmud


Tempat lahir : Bandung, Umur : 27 Tahun / 21 April 1990, Jenis Kelamin : Laki-laki,
Kewarganegaraan : Indonesia, Tempat tinggal : Jln. Penari No. 5, Lamprit, Bandung, Agama
: Islam, Pekerjaan : Pedagang, dibawah sumpah didepan persidangan pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa pada waktu kejadian Widodo sedang bersama dirinya di sebuat warung kopi
4
- Bahwa benar saksi tidak mempunyai hubungan darah, hubungan semenda, hubungan
kerja dan hubungan suami-istri meskipun telah bercerai
- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa sebelumnya.

1.2 Saksi Yahya bin Sulaiman


Tempat lahir : Cimahi, Umur : 26 Tahun / 21 Mei 1991, Jenis Kelamin : Laki-laki,
Kewarganegaraan : Indonesia, Tempat tinggal : Jln. Kebon Seru No. 11 Padaherang,
Cimahi, Agama : Islam, Pekerjaan : Pedagang, di bawah sumpah di depan persidangan pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa pada waktu kejadian Widodo sedang bersama dirinya di sebuat warung kopi
- Bahwa benar saksi tidak mempunyai hubungan darah, hubungan semenda, hubungan
kerja dan hubungan suami-istri meskipun telah bercerai
- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa sebelumnya.

2. KETERANGAN TERDAKWA

Pasal 189 ayat (1) KUHAP mengandung rumusan pengertian keterangan terdakwa sebagai
alat bukti yang berbunyi “Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan disidang
Pengadilan tentang perbuatan yang dilakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri”,
bahwa rumusan yang dapat dijadikan dasar penilaian terhadap keterangan terdakwa adalah
keterangan yang diantaranya berisi pernyataan pengakuan terdakwa.
Terdakwa Widodo, dihadapan persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar pada hari Senin, tanggal 11 September 2021 sekira pukul 20.50 wib
melakukan telah melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita
bersetubuh dengan dia di luar perkawinan di rumah terdakwa sendiri yaitu di Dusun
Baruntas Rt. 23 Rw. 2 tanjung Selor
- Bahwa benar terdakwa melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan
- Bahwa benar terdakwa melakukan kekerasan tubuh dengan memukul korban memakai
alat-alat tumpul, yaitu kayu
- Bahwa benar benar terdakwa saat melakukan kekerasan tubuh, terdakwa memukul
korban dengan kayu yang mengakibatkan korban mengalami pendarahan di kepalanya
dan patah tulang di sebelah tangan kiri korban sehingga korban mengalami cacat
setengah badan.
5
- Bahwa benar terdakwa membekap korban dengan kain agar korban pada saat itu tidak
dapat berteriak lagi.

Barang bukti yang diajukan dalam persidangan, yaitu berupa :


1 (satu) buah kayu, 1 (satu) buah celana dalam korban, 1 (satu) buah kain, 1 (satu) unik sepeda
motor merk/ type Suzuki FU 150 SC dengan No polisi BL-5760 LN. dan Surat Visum dokter RS.
Anisa Medical Center. Barang-barang bukti yang diajukan dalam persidangan tersebut telah disita
secara sah menurut hukum, karena itu dapat dipergunakan untuk memperkuat pembuktian. Hakim
sidang telah memperlihatkan barang bukti tersebut kepada saksi-saksi dan terdakwa. Kemudian
oleh masing-masing yang bersangkutan telah membenarkannya.

3. ALAT BUKTI PETUNJUK


Petunjuk adalah “suatu isyarat” yang dapat “ditarik dari suatu perbuatan, kejadian atau
keadaan dimana isyarat tersebut mempunyai persesuaian” antara satu dengan yang lain maupun
isyarat tersebut mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu sendiri dan dari isyarat yang
bersesuaian tersebut “melahirkan” atau mewujudkan “suatu petunjuk yang membentuk
kenyataan” terjadinya suatu tindak pidana dan terdakwalah pelakunya.
Mengingat ketentuan pasal 188 ayat (2) KUHAP, petunjuk hanya dapat diperoleh dari :
a. Keterangan saksi-saksi, yaitu saksi,Andre dan Yahya (dalam keterangan saksi).
b. Keterangan terdakwa Widodo (dalam keterangan terdakwa) di hadapan persidangan.

D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG TERUNGKAP DI


PERSIDANGAN

1. Analisis Fakta

Bahwa Pasal 185 ayat (1) KUHAP telah mengatur bahwa keterangan saksi sebagai alat
bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. Hal ini berarti bahwa hanya
keterangan-keterangan yang disampaikan di depan persidangan saja yang sah sebagai alat bukti
dan merupakan fakta hukum yang dapat digunakan oleh Hakim sebagai pertimbangan
putusannya;

Majelis Hakim Yang Terhormat,

6
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Bahwa dari fakta-fakta yang diuraikan di atas, terungkap fakta-fakta sebagai berikut :

- Bahwa Benar Terdakwa melakukan Persetubuhan dengan Saksi Korban


- Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap saksi korban adalah,
hubungan yang didasari oleh perasaan suka sama suka.
- Bahwa Saksi korban tidak berusaha melakukan perlawanan tetapi membiarkan dirinya
disetubuhi oleh Terdakwa.
- Bahwa Terdakwa dan Korban telah memiliki hubungan sudah lama sekali, yaitu 6
bulan.
- Bahwa terdapat unsur kebencian dari keluarga korban, sehingga menuduh terdakwa
melakukan tindakan tadi.

2. ANALISA YURIDIS UNSUR - UNSUR PASAL YANG DIDAKWAKAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,
Bahwa sebagaimana tuntutan yang dibacakan pada hari Selasa tanggal Tanjung selor, 03
Oktober 2021 dalam persidangan terbuka untuk umum, saudara Jaksa Penuntut Umum telah
berkeyakinan apabila Terdakwa Widodo telah terbukti telah melakukan Tindak Pidana tindak
pidana Kejahatan terhadap Kesusilaan, sebagaimana diatur dalam pasal 285 KUHP.
Bahwa pasal 285 Undang –undang Hukum pidana merumuskan sebagai berikut :“bahwa
barang siapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang wanita
yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, diancam karena melakukan perkosaan dengan
pidana pejara paling lama Dua Belas Tahun.

Bahwa apabila diperhatikan rumusan pasal 285

maka unsur-unsur yang terdapat didalamnya adalah sebagai berikut :

- Unsur : Barang siapa

- Unsur : dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita

7
- Unsur : bersetubuh

Bahwa apabila dicermati Dakwaan Primer dari Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini adalah
mengenai : telah dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang wanita
yang bukan istrinya bersetubuh.

Bahwa dalam proses pembuktian di pengadilan, seorang Terdakwa hanya dapat dinyatakan
bersalah apabila dapat dibuktikan terpenuhinya seluruh unsur-unsur dari pasal Undang-Undang
pidana yang didakwakan. Apabila salah satu saja unsur rumusan pasal dimaksud tidak terpenuhi
atau tidak terbukti, maka terdakwa harus dianggap tidak terbukti melakukan perbuatan
pidana/tindak pidana/delik yang didakwakan kepadanya, dengan kata lain terdakwa harus
dinyatakan tidak bersalah, dan harus dibebaskan dari dakwaan dimaksud, dengan demikian
uraian mengenai unsur-unsur pasal dalam dakwaan primair tersebut tidak perlu kami uraikan.

Dan apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain kami mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aquo et bono).

E. KESIMPULAN

Majelis Hakim Yang Mulia,


Rekan Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Serta
hadirin sekalian yang kami hormati.

Sampailah saatnya bagi kami, Penasihat Hukum Terdakwa untuk menyampaikan permohonan
kepada Majelis Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili perkara ini. Akan tetapi
sebelumnya perkenankanlah kami dengan segala kerendahan hati menyampaikan di persidangan
ini, bahwa Penegakan hukum secara benar dan tanpa pandang bulu sangat dipengaruhi oleh para
penegak hukumnya. Penegak hukum itu sendiri diharapkan mempunyai dua kriteria, pertama
ialah moralitas dan kedua kemahiran dan ketrampilan hukum, yang didasarkan pada keilmuan,
pengalaman, penguasaan dan kemampuannya menghadapi dan menelaah perkara. Hal
tersebut tentu saja untuk mencapai tujuan hukum yaitu keadilan dan kepastian hukum.

Sebagai penutup Pledooi ini, pada tempatnya kami kemukakan kata Mantan Hakim Agung
BISMAR SIREGAR, SH, yang pernah mengatakan bahwa rasa keadilan itu jangan dicari
pada kitab undang-undang melainkan carilah pada hati nurani, karena pada akhirnya

8
Mahkamah yang paling tinggi adalah hati nurani. Untuk mengasah agar hati nurani ini
bisa membaca apa yang tersirat maka jalannya adalah senantiasa berkomunikasi kepada
yang menggerakkan hati nurani tersebut, yaitu Allah robbul alamin. Sungguh sangat
mendalam makna yang terkait dalam kata-kata tersebut, sehingga BISMAR SIREGAR, SH.
sebelum memutus perkara, pada malam harinya beliau melakukan shalat tahajud memohon
petunjuk dari Allah SWT.

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan Maha Adil, kami
akhiri Nota Pembelaan ini, dengan suatu keyakinan, bahwa Majelis Hakim yang mulia akan
memberikan putusan berdasarkan hukum dan hati nurani dengan menjunjung tinggi Hak Azasi
Manusia dengan satu prinsip bahwa hukum harus ditegakkan dan bukan sebagai alat kekuasaan
dan atau kepentingan politis penguasa dengan dalih apapun juga. Dan pada akhirnya kepada-Nya
jualah segala doa dan harapan kita pasrahkan.

Demikianlah nota pembelaan (pleidooi) ini kami sampaikan, semoga mendapat perhatian dan
pertimbangan yang seksama dari Majelis Hakim pemeriksa untuk kemudian berkenan
mengabulkannya.

Akhirnya rasa terima kasih kami haturkan kepada Majelis Hakim yang mulia dan Sdr. Jaksa
Penuntut Umum yang dengan tulus ikhlas mendengarkan serta memperhatikan nota pembelaan
ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan meridhoi hidup kita dan senantiasa memberi
petunjuk di jalan yang benar kepada kita semua, Amin.

Tanjung selor,15 Oktober 2022

Jaksa Penuntut Umum

Penasehat Hukum Terdakwa


Widodo

Anda mungkin juga menyukai