Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat dan
kasih sayang-Nya kita dapat dipertemukan dalam Majelis yang kita muliakan ini.
Selanjutnya Kami haturkan terima kasih kepada Majelis Hakim yang kami muliakan,
atas kesempatan yang diberikan kepada Kami sebagai Penasehat Hukum Terdakwa
untuk menyampaikan Nota Pembelaan (Pledoi) ini. Tidak lupa Kami haturkan terima
kasih kepada Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang telah menjalankan tugas dan
kewajibannya sebagai aparat penegak hukum dengan maksimal dan seoptimal
mungkin. Begitu juga kepada Panitera yang telah dengan tekun dan penuh kesabaran
mengikuti serta mencatat seluruh fakta-fakta yang terungkap dipersidangan ini, karena
dari fakta-fakta itulah kebenaran materiil akan dapat terungkap, meskipun kita sadari
bahwa kebenaran yang terungkap tersebut adalah kebenaran manusia yang mungkin
tak lepas dari kekurangan dan kekhilafan. Sedangkan kebenaran yang sejati dan
sesungguhnya adalah kebenaran yang datang dari Yang Maha Kuasa; -------------------
1
Sebagai Penasihat Hukum Terdakwa, Kami senantiasa tetap akan berpegang
pada prinsip penegak hukum yang berwawasan keadilan yang sudah semestinya
memang harus ditegakkan oleh siapapun yang mengikuti persidangan yang penuh
khidmad ini; ---------------------------------------------------------------------------------------
Sebelum Kami menyampaikan Pledoi ini, agar pledoi yang Kami sampaikan
terurai dengan sistematis, maka Pledoi ini akan kami bagi menjadi beberapa bagian
yaitu:-------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN
BAB II FAKTA-FAKTA YANG TERUNGKAP DALAM PERSIDANGAN
a. Keterangan Saksi
b. Keterangan Terdakwa
c. Surat
d. Barang bukti yang diajukan di persidangan
BAB III ANALISA FAKTA
BAB IV ANALISA HUKUM
BAB V KESIMPULAN
BAB VI PENUTUP
Setelah mempelajari Surat Tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum dengan Nomor Reg.
Perkara : PDM-479/M.5.25/09/2020 yang dibacakan dimuka persidangan pada hari
Kamis, 30 September 2020, kami Tim Penasehat Hukum dari ACS LAW OFFICE
akan menyampaikan pembelaan atas nama klien kami TRI PAHLAWAN SATRIA
Alias BONEK Bin MULYADI, sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
3.Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa
TRI PAHLAWAN SATRIA Alias BONEK Bin MULYADI dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; .
3
4.Menetapkan agar Terdakwa TRI PAHLAWAN SATRIA Alias BONEK Bin
MULYADI tetap berada dalam tahanan;
BAB II
FAKTA YANG TERUNGKAP DALAM PERSIDANGAN
a. KETERANGAN SAKSI
1. Saksi THOYIBSHOIM, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagaiberikut:----------------------------------------------------------------------------
Bahwa, saksi pernah memberikan keterangan dihadapan penyidik dan saksi
telah memberikan keterangan yang sebenar-benarnya;
Bahwa, tandatangan yang tertera dalam berita acara pemeriksaan saksi
dalam BAP (Berita AcaraPemeriksaan) penyidikan adalah benar tanda
tangan saksi;
Bahwa, sebelum saksi menandatangani berita acara tersebut, saksi telah
terlebih dahulu membaca berita acara tersebut;
Bahwa, keterangan saksi yang tertuang dalam berita acara pemeriksaan
tersebut sesuai dengan keterangan yang telah saksi berikan pada waktu itu;
4
Bahwa, keterangan saksi di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) penyidik tidak
ada yang dirubah dan keterangan yang saksi buat di BAP (Berita Acara
Pemeriksaan) penyidik sudah benar semua;
Bahwa, saksi mengerti dijadikan sebagai saksi dalam perkara ini
sehubungan derngan pemerkosaan dan pembunuhan;
Bahwa, peristiwa pemerkosaan dan pembunuhan tersebut terjadi saksi tidak
melihat langsung akan tetapi pada hari Sabtu tanggal 16 Mei 2020 sekira
pukul 22.30 WIB padasaat saksi sedang berada dirumah kemudian saksi
diberitahu oleh warga saudari Endah Purwindah dengan mengatakan pada
saat warga di Pos Ronda samping Alfamart Desa Mojowangi Kecamatan
Mojowarno Kabupaten Jombang mendengar ada suara seseorang yang
meminta tolong dari belakang swalayan Alfamart yang selanjutnya warga
pada saat itu langsung menghampiri belakang Alfamart tersebut untuk
mencari sumber suara dan akhirnya menemukan seseorang perempuan
tergelatak disemak-semak dalam kondisi terluka;
Bahwa, pada saat kondisi korban dalam keadaan terbujur dengan kepala
disebelah selatan kaki disebelah utara dan dalam kondisi perut kebawah
tidak menggunakan celana sedangkan untuk perut keatas memakai baju
sedangkan kondisi korban pada saatitu masih dalam keadan hidup dan tidak
sadarkan diri;
Bahwa, korban mengalami luka pada bagian wajah lebam, mulut
mengeluarkan darah dan korban tidak sadarkan diri;
Bahwa, keadaan tempat kejadian peristiwa tersebut gelap dan disekitar
tempat kejadian ada darah dan uang receh;
Bahwa, korban ditemukan disemak-semak;
Bahwa, dipersidangan ditujukan gambar foto barang bukti dan saksi
membenarkan gambar foto ditunjukkan oleh Penuntut Umum;
Bahwa, jarak tempat kejadian dengan tempat ditemukannya korban kurang
lebih 5 (lima) sampai dengan 7 (tujuh) meter;
Bahwa, korban ditemukan disebelah utara Alfamart;
Bahwa, setelah korban ditemukan selanjutnya korban dibawa mobil patrol
ke Puskesmas Mojowarno akan tetapi pihak puskesmas selanjutnya
merujuk korban ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Jombang;
Atas keterangan saksi THOYIBSHOIM di atas, Terdakwa menyatakan benar
dan tidak berkeberatan;
5
Bahwa, tandatangan yang tertera dalam beritaacara pemeriksaan saksi
dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan) penyidikan adalah benar tanda
tangan saksi;
Bahwa, sebelum saksi menandatangani berita acara tersebut, saksi telah
terlebih dahulu membaca berita acara tersebut;
Bahwa, keterangan saksi yang tertuang dalam berita acara pemeriksaan
tersebut sesuai dengan keterangan yang telah saksi berikan pada waktu itu;
Bahwa, saksi mengerti dijadikan sebagai saksi sebagai saksi
sehubungan dengan perkara pemerkosaan dan pembunuhan;
Bahwa, saksi pernah memberikan keterangan dihadapan Penyidik
sehubungan dengan perkara ini;
Bahwa, keterangan yang saksi buat di BAP (Berita Acara Pemeriksaan)
penyidik tidak ada yang saksi perbaiki semua keterangan sudah benar
semua;
Bahwa, saksi mengerti dijadikan sebagai saksi sebagai saksi
sehubungan dengan perkara pemerkosaan dan pembunuhan;
Bahwa pada saat kejadian tersebut saksi tidak melihat langsung saksi tahu
kejadian tersebut dari cerita saudara Toyib;
Bahwa, korban dan pelaku dari pembunuhan tersebut, korbannya bernama
Siti Rukayah yang merupakan keponakan saksi sedangkan pelakunya saksi
tidak tahu saksi tahu pada saat di Kantor Polisi yaitu Terdakwa;
Bahwa, sehari-harinya korban semenjak cerai dengan suaminya dan
sepeninggalan orangtuanya kondisi mentalnya tidak stabil;
Bahwa terakhir kali saksi bertemu dengan korban padahari Jumat tanggal
15 Mei 2020 sekira pukul 16.00 WIB dirumahnya korban setelah itu saksi
sudah tidak bertemulagi;
Bahwa, dipersidangan ditujukan gambar foto barang bukti dan saksi
membenarkan gambar foto ditunjukkan oleh PenuntutUmum;
Bahwa, saksi mengetahui korban meninggal akibat pemerkosaandan
pembunuhan pada hari Minggu tanggal 17 Mei 2020 sekira pukul 20.00
WIB saksi dibetitahu Polisi korban mengalami tindak pidana pemerkosaan
dan pembunuhan;
Bahwa, korban tinggal di Selorejo bersama saudaranya dan satu
kampung dengan saksi;
Bahwa, orangtua korban sudah meninggal;
6
Bahwa, terdakwa maupun keluarganya Terdakwa tidak pernah datang untuk
meminta maaf;
- Atas keterangan saksi MISRI di atas, Terdakwa menyatakan benar dan tidak
berkeberatan;
11
kanan saya setelah itu Terdakwa benturkan kepala SITI RUKAYAH (korban)
kelantai sebanyak 2 (dua) kali sehingga korban tak sadarkandiri;
Bahwa, pada saat Terdakwa memukul bagian mulut SITI RUKAYAH
(korban), SITI RUKAYAH (korban) tidak berteriak kemudian Terdakwa
aniaya lagi dengan memukul mata, menendang pada bagian dada dan
membenturkan kepalanya SITI RUKAYAH (korban) kelantai;
Bahwa, pada saat Terdakwa melakukan pemukulan dan menendang korban
Terdakwa sudah selesai menyetubuhi SITI RUKAYAH (korban);
Bahwa, tujuan Terdakwa melakukan pemukulan dan menendang zkorban agar
SITI RUKAYAH (korban) tidak bergerak lagi;
Bahwa, maksud dan tujuan Terdakwa memukul, menendang SITI RUKAYAH
(korban) sehingga SITI RUKAYAH (korban) tidak bergerak lagi tersebut agar
SITI RUKAYAH (korban) mati karena warga mencari SITI RUKAYAH
(korban) dan Terdakwa dalam keadaan panik;
Bahwa, terdakwa dalam melakukan perbuatan pemukulan dan menendang
SITI RUKAYAH (korban) tersebut dalam keadaan sadar;
Bahwa penuntut umum dipersidangan memperlihatkan barangbukti
berupa1(satu) kaos warna hitam bertuliskan saudara kiageng, 1(satu) celana
pendek jeans warna biru, 1 (satu) celana legging warna hitam, 1 (satu) baju
warna orange, 1(satu) celana pendek warna orange, 1 (satu) BH warna hijau,
1(satu) baju dalam warna hitam, 1 (satu) celana dalam wanita kepada
Terdakwa dan Terdakwa membenarkan barang bukti berupa1(satu) kaos
warna hitam bertuliskan saudara kiageng, 1 (satu) celana pendek jeans warna
biru, 1(satu) celana legging warna hitam, 1 (satu) baju warna orange, 1 (satu)
celana pendek warna orange, 1 (satu) BH warna hijau, 1 (satu) baju
dalam warna hitam, 1 (satu) celana dalam wanita tersebut;
Bahwa, setelah Terdakwa melakukan perbuatan menyetubuhi, memukul
dan menendang SITI RUKAYAH (korban) tersebut Terdakwa buang
disemak-semak;
Bahwa, terdakwa sempat menyetubuhi SITI RUKAYAH (korban);
Bahwa, pada saat Terdakwa membuang SITI RUKAYAH (korban) di semak-
semak keadaan SITI RUKAYAH (korban) Terdakwa tidak tahu setelah
Terdakwa buang SITI RUKAYAH (korban) disemak-semak kemudian
Terdakwa lari;
12
Bahwa, keadaan tempat kejadian melakukan perbuatan menyetubuhi,
memukul dan menendang SITI RUKAYAH (korban) tersebut, tempat tersebut
gelap;
Bahwa, terdakwa belum pernah dihukum;
Bahwa terdakwa sangat menyesal telah melakukan perbuatan
menyetubuhi, memukul, dan menendang SITI RUKAYAH (korban);
Bahwa pada saat melakukan perbuatan menyetubuhi, memukul dan
menendang SITI RUKAYAH (korban) tersebut Terdakwa baru saja pesta
minuman keras jenis arak putih bersama teman-teman kurang lebih 2 (dua)
sampai 3 (tiga) jam yang lalu sebelum kejadian.
c. SURAT
Ahli Forensik DONI ARKAM, Sp.F pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
Bahwa, dipersidangan dibacakan keterangan ahli yang dituangkan dalam
bentuk surat sebagai mana tersebut dalam Hasil visum et repertum RS
Bhayangkara Kedirino. VER/403/V/RES.1.7/2020/RSB Kediri tertanggal 17
Mei 2020 terhadap SITI RUKAYAH dengan hasil kesimpulan sebagai
berikut:
Pada pemeriksaan luar 1. Luka memar pada mata kiri, pipi, dahi, dagu,
selaput lender bibir atas bawah, leher, dada, pundak kanan pinggang kiri,
punggung, bibir kecil kemaluan dan liang senggama akibat kekerasan
tumpul. 2 .Luka lecet bawah mata kiri, leher depan, dagu, pangkal lengan
kanan akibat kekerasan tumpul. 3. Luka robek pada selaput lendir bibir
bawah dan atas akibat kekerasan tumpul. 4.Tanda-tanda kehabisan
darah(kuku, jari dan selaput lender kelopak mata pucat). 5.Perdarahan pada
selaput lendir matakiri dan bawah.
Pada pemeriksaan dalam 1.Resapan darah pada kulit kepala bagian dalam
sisi depan, pada otot dan organ leher, organ-organ dalam perut akibat
pecahnya pembuluh darah. 2.Perdarahan pada rongga perut sebanyak dua
ribu milliliter. 3. Organ-organ dalam pucat. 4.Rahim dalam kondisi tidak
hamil. Perlekatan indung telur akibat penyakit kronis. 5.Lambung berisi
makanan halus. 6. Luka robek pada hati akibat kekerasan tumpul. Adapun
sebab kematian karena kekerasan tumpul pada perut yang mengakibatkan
robeknya hati dan perdarahan.
13
d. BARANG BUKTI YANG DIAJUKAN DALAM PERSIDANGAN :
1 (satu) kaos warna hitam bertuliskan saudara kiageng
1 (satu) celana pendek jeans warnabiru;
1 (satu) celana legingwarna hitam;
1 (satu) baju warnaorange;
1 (satu) celana pendek warna orange;
1 (satu) BH warna hijau;
1 (satu) baju dalamwarnahitam;
1 (satu)celanadalamwanita;
Bahwa terhadap barang bukti tersebut telah dilakukan penyitaan secara sah
menurut hukum dan setelah diteliti oleh Majelis hakim kemudian
diperlihatkan kepada saksi-saksi serta Terdakwa, sehingga keberadaannya
dapat diterima sebagai barang bukti dalam perkara ini;
BAB III
ANALISA FAKTA
14
Mojowarno Kabupaten Jombang dan keterangan ini diperkuat oleh keterangan
para saksi dan barang bukti;
3. Bahwa, benar awal mula Terdakwa dalam keadaan setengah sadar karena
pengaruh dari minuman keras yang ia minum dengan teman-temannya di
pinggir jalan dekat Alfamart dan keterangan ini diperkuat oleh keterangan para
saksi dan barang bukti;
4. Bahwa, benar Keterangan para saksi yang dihadirkan oleh jaksa penutut umum
berkaitan dengan perkara ini akan tetapi terdapat salah satu saksi yaitu saksi
GADANG DWI BAGUS SUSILO yang tidak dapat dijadikan petunjuk karena
keterangannya tidak ia peroleh secara langsung melainkan cerita dari
temannya oleh karenanya keterangan saksi tersebut adalah saksi de auditu
(saksi yang mengetahui dari orang lain dan tidak melihat secara langsung)
yang menurut hemat kami tidak memiliki keterangan yang mengikat dan
haruslah dikesampingkan;
5. Bahwa, benar bukti surat yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum
memberikan petunjuk bahwa korban benar-benar mengalami kekerasan pada
beberapa bagian tubuhnya karena benda tumpul akan tetapi Terdakwa hanya
mengakui melakukan kekerasan menggunakan tangan kosong tanpa alat
tumpul apapun.
BAB IV
ANALISA HUKUM
16
Undang-Undang disamping dapat menduga akibat dari perbuatan itu adalah hal
yang terlarang.
Bahwa definisi kesengajaan tersebut dapat dilihat dalam M.V.T. (Memorie Van
Toelichting), yaitu “Pidana pada umumnya hendaknya dijatuhkan hanya pada
barang siapa melakukan perbuatan yang dilarang, dengan dikehendaki dan
diketahui”. Dalam pengertian ini disebutkan bahwa kesengajaan diartikan
sebagai: “menghendaki dan mengetahui” (willens en wetens). Artinya,
seseorang yang melakukan suatu tindak Pidana dengan sengaja, harus
menghendaki serta menginsafi tindakan tersebut dan/atau akibatnya. Jadi dapat
dikatakan, bahwa sengaja berarti menghendaki dan mengetahui apa yang
dilakukan serta akibat yang ditimbulkannya, berdasarkan fakta persidangan kita
mengetahui bahwa sebelum Terdakwa melakukan perbutannya terhadap korban
terlebih dahulu Terdakwa dalam keadaan setengah sadar akibat dari pengaruh
minuman keras yang ia minum bersama teman-temannya, fakta ini diperkuat
oleh para keterangan saksi dan keterangan Terdakwa dalam fakta persidangan
sehingga dapat dikatakan apa yang telah diperbuat Terdakwa adalah diluar dari
kesadaran atau kesengajaan Terdakwa.
Dengan demikian unsur “Dengan Sengaja” TIDAK TERBUKTI SECARA
SAH DAN MEYAKINKAN.
c. Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain”
Unsur Menghilangkan Nyawa Orang Lain ini adalah perbuatan menghilangkan
nyawa orang lain itu haruslah merupakan perbuatan yang positif atau aktif
walaupun dengan perbuatan sekecil apapun. Jadi perbuatan tersebut haruslah
diwujudkan secara aktif dengan gerakan sebagian anggota tubuh. Oleh
karenanya perbuatanya dapat berupa bermacam-macam perbuatan. Dimana
perbuatan tersebut berujung dengan timbulnya suatu akibat hilangnya nyawa
orang sebagai persyaratan mutlak.
17
Dalam unsur “merampas nyawa orang lain” terdapat sifat obyektif dan
subyektif, sifat obyektif yaitu dilihat dari perbuatanya yang menghilangkan
nyawa dengan obyek orang lain. Sifat subyektif yaitu dalam perbuatan
menghilangkan nyawa orang lain terdapat syarat-syarat yang harus dipatuhi,
yaitu adanya wujud perbuatan, adanya suatu kematian orang lain, dan adanya
hubungan sebab akibat antara perbuatan dan akibat kematian orang lain.
Terhadap unsur ini, Saudara Penuntut Umum menyatakan Terdakwa telah
merampas nyawa orang lain yaitu korban SITI RUKAYAH Dalam fakta yang
terungkap dari keterangan terdakwa bahwa perbuatan tersebut seharusnya
dinilai sebagai tindakan penganiayaan dan telah diakui oleh Terdakwa akan
tetapi perbuatan terdakwa dilakukan secara spontan sehingga tidak mengetahui
perbuatan yang dilakukannya akan mengakibatkan kematian, yang pada
awalnya terpancing emosi karena cacian dari korban sendiri dan pada akhirnya
Terdakwa menyesali atas perbuatannya.
Dengan Demikian, Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain”,
TERBUKTI SECARA SAH DAN MEYAKINKAN karena dilakukan
secara spontan akibat Terdakwa terpancing emosi oleh korban.
2. Pasal 285 KUHPidana yang berbunyi “ barang siapa dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia diluar
perkawinan diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun”
a. Unsur “Barang siapa”
Bahwa, pada dasarnya kata “Barang Siapa” menunjukkan kepada siapa
orangnya yang harus bertanggungjawab atas perbuatan / kejadian yang
didakwakan itu dan/atau setidak - tidaknya mengenai siapa orangnya yang harus
dijadikan Terdakwa dalam perkara ini. Tegasnya, kata “barang siapa” menurut
Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Buku II, Edisi Revisi,
Cetakan ke-4, Tahun 2003, halaman 209 dari Mahkamah Agung RI dan Putusan
Mahkamah Agung RI Nomor : 1398 K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995 identik
dengan terminologi kata “setiap orang” atau “hij” sebagai siapa saja yang
18
harus dijadikan Terdakwa/dader atau setiap orang sebagai subyek hukum
(pendukung hak dan kewajiban) yang dapat diminta pertanggungjawaban dalam
segala tindakannya;
Bahwa, Surat Dakwaan dan Surat Tuntutan dari Penuntut Umum, kemudian
pemeriksaan identitas Terdakwa pada sidang pertama yang telah dibenarkan
oleh Terdakwa adalah BENAR bernama TRI PAHLAWAN SATRIA Alias
BONEK Bin MULYADI, sehingga tidak terjadi error in persona;
Namun demikian unsur tersebut tidak berdiri sendiri maka untuk menentukan
kapasitas atau dapat dipandang sebagai pelaku Tindak Pidana, harus dibuktikan
dahulu unsur yang lain, yang ada dirumuskan dalam pasal tersebut;
b. Unsur “Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia diluar perkawinan”
Adami Chazawi dalam bukunya yang berjudul “Tindak Pidana Mengenai
Kesopanan” (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), halaman 64 dan 66;
menjelaskan bahwa fungsi dari kekerasan tersebut dalam hubungannya dengan
tindak pidana adalah sebagai berikut:
a. Kekerasan yang berupa cara melakukan suatu perbuatan. Kekerasan disini
memerlukan syarat akibat ketidak berdayaan korban. Ada casual verband
antara kekerasan dan ketidakberdayaan korban. Contohnya kekerasan pada
pencabulan yang digunakan sebagai cara dari memaksa bersetubuh juga
pada pemerasan (Pasal 368 KHUP) yang mengakibatkan korban tidak
berdaya, dengan ketidakberdayaan itulah yang menyebabkan korban
dengan terpaksa menyerahkan benda, membuat utang atau menghapuskan
piutang.
b. Kekerasan yang berupa perbuatan yang dilarang dalam tindak pidana bukan
merupakan cara melakukan perbuatan.
Ancaman kekerasan mempunyai aspek yang penting dalam pemerkosaan
yang antara lain sebagai berikut:
(1) Aspek obyekif, ialah (a) wujud nyata dari ancaman kekerasan yang
berupa perbuatan persiapan dan mungkin sudah merupakan perbuatan
19
permulaan pelaksanaan untuk dilakukannya perbuatan yang lebih besar
yakni kekerasan secara sempurna.
(2) Menyebabkan orang menerima kekerasan menjadi tidak berdaya secara
psikis, berupa rasa takut, rasa cemas (aspek subyektif yang di
objektifkan). Aspek subyektif ialah timbulnya suatu kepercayaan bagi
si penerima kekerasan (korban) bahwa jika kehendak pelaku yang
dimintanya tidak dipenuhi yang bersetubuh dengan dia, maka
kekerasan itu benar-benar akan diwujudkan. Aspek kepercayaan ini
sangat penting dalam ancaman kekerasan sebab jika kepercayaan itu
tidak timbul pada diri korban, tidak mungkin korban akan membiarkan
dilakukan suatu perbuatan terhadap dirinya. kekerasan adalah
mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara tidak
sah misalnya memukul dengan tangan kosong ataupun dengan senjata,
dan lain sebagainya; Sedangkan yang dimaksud dengan memaksa
adalah melakukan tekanan pada orang lain sehingga orang itu
melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehendak sendiri.
Bahwa perbuatan tersebut Terdakwa lakukan dengan cara memaksa korban
masuk kedalam garasi kosong dan gelap dan terdakwa melakukan tindakn
pemerkosaan terhadap korban dengan melucuti semua pakaian korban dan
sambil memegang atau menahan korban agar tidak lari, dan keterangan ini telah
diperkuat oleh bukti surat forensik, keterangan para saksi, dan pengakuan dari
pada keterangan Terdakwa itu sendiri, Dengan Demikian, Unsur “Dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh
dengan dia diluar perkawinan” TERBUKTI SECARA SAH DAN
MEYAKINKAN.
20
BAB V
KESIMPULAN
Sesuai dengan apa yang telah diuraikan tersebut di atas, jelas sudah bahwa
berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan, keterangan para saksi dan
keterangan Terdakwa maupun bukti petunjuk lainnya serta pengetahuan dalam ilmu
hukum, kiranya Majelis Hakim sependapat dengan penasihat hukum Terdakwa,
bahwa ada hal-hal yang perlu dijadikan sebagai pertimbangan oleh Majelis Hakim
dalam memberi putusan atau menjatuhkan hukuman kepada Terdakwa. Disamping
pertimbangan yang bersifat Yuridis, pertimbangan yang bersifat non-Yuridis juga
menjadi bahan pertimbangan Majelis Hakim dalam mengambil putusannya, karena
pertimbangan Yuridis saja tidaklah cukup untuk menentukan nilai keadilan dalam
pemidanaan, tetapi factor intern dan exntern dari Terdakwa juga harus
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim berdasarkan kualitas dari perbuatan Terdakwa
itu sendiri.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka kami dalam Nota Pembelaan
ini dengan tetap memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan
kepentingan TERDAKWA, serta melihat kepada hal-hal yang meringankan dari
TERDAKWA, diantaranya:
1. TERDAKWA tidak memiliki niat sama sekali untuk menghilangkan nyawa
korban;
2. TERDAKWA telah menyesali semua perbuatannya selama berada dalam
penahanan dan pemeriksaan serta telah berjanji tidak akan mengulangi lagi
perbuatan serupa;
3. TERDAKWA merupakan tulang punggung ekonomi keluarganya;
4. TERDAKWA bersikap sopan dan baik serta kooperatif selama proses
Persidangan di hadapan Majelis Hakim.
5. TERDAKWA belum pernah dihukum.
21
6. TERDAKWA masih bisa untuk memperbaiki sifat serta perbuatannya yang
buruk;
BAB VI PENUTUP
Majelis Hakim Yang Kami Muliakan
Saudari Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, kami Penasehat Hukum
Terdakwa memohon kepada Mejelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara
ini agar menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan memohon
kepada Majelis Hakim agar berkenan memberikan HUKUMAN YANG
SERINGAN-RINGANNYA kepada Terdakwa TRI PAHLAWAN SATRIA Alias
BONEK Bin MULYADI
Atau
Apa bila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon diberikan keadilan yang
seadil-adilnya (Ex Aequo et bono). Kami percaya masih ada asa bagi orang-orang
pencari keadilan, yang berjuang diatas jalan kebenaran dengan modal keyakinan atas
apa yang diperjuangkannya.
Demikian Nota Pembelaan/Pledoi ini Kami sampaikan, dan atas perkenan yang
Mulia Majelis Hakim yang mengadili perkara ini Kami haturkan terima kasih.
22
23