Anda di halaman 1dari 62

KEJAKSAAN NEGERI BANDUNG P - 42

“UNTUK KEADILAN“

SURAT TUNTUTAN
NO.REG. PERK. : PDM-836/BDUNG/07/2014

Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Bandung dengan memperhatikan hasil pemeriksaan sidang
dalam perkara atas nama terdakwa : -------------------------------------------------------------------------------

1. Nama lengkap : SAIMUDDIN Als. UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI


ITAM
Tempat lahir : Bireun Aceh
Umur / Tgl. Lahir : 42 tahun / 08 Juli 1972
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Kampung Kriruku, Desa Batetimmouh, Kecamatan Dewantara,
Kabupaten Aceh Utara atau Desa Pasir Eurih, Rt. 01, Rw. 08,
Kel. Situudi, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta (Juru Parkir)
Pendidikan : SD (Kelas V)

2. Nama lengkap : DEDI MURDANI Als. DANIEL Als. EPONG Bin ABBAS
KASIM
Tempat lahir : Lhokseumawe
Umur / Tgl. Lahir : 28 tahun / 02 Juni 1987
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Kampung Jeulikat, Desa Jeulikat, Kecamatan Blang Mangat,
Kebupaten Aceh Utara atau Jalan Kwitang Raya, Kelurahan
Senen, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta (Juru Parkir)
Pendidikan : SD (Tamat)

Berdasarkan Surat Penetapan Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Bandung tanggal 19 Agustus 2014 Nomor:
1048/Pid.B/2014/PN/BDG dan Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa tanggal 18 Agustus 2014
Nomor: B-1770/O.2.10/Epp.1/08/2014 terdakwa dihadapkan ke depan persidangan dengan dakwaan sebagai
berikut :

KESATU

PRIMAIR

Bahwa Terdakwa I Saimuddin Als. Udin Botak Bin Mohammad Ali Itam dan Terdakwa II Dedi Murdani Als.
Daniel Als. Epong Bin Abbas Kasim bersama-sama dengan Sdr. Raga Mulya Kusumah Raharja Als. Agam Bin H.
Dadang Sulaeman (Alm), Sdr. Wedha Sandrajaya Als. Weda Bin Ujang Sodikin Jumara dan Sdr. Teuku Samsul
Abadi Als. Husein Abadi Bin Teuku Husen Abadi (terdakwa dalam berkas terpisah) pada hari Kamis tanggal 10
April 2014 sekira jam 13.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan April tahun 2014 atau
setidak-tidaknya masih dalam tahun 2014, bertempat di Jalan Batu Indah Raya No. 46A, Rt. 05, Rw. 03, Kelurahan
Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Bandung, telah dengan sengaja dan dengan rencana
terlebih dahulu merampas nyawa orang lain yakni Korban pasangan suami istri H. Didi Harsoadi, M.Sc dan Hj.
Anita Angrainy, baik sebagai yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau yang turut serta melakukan ,
perbuatan mana Para Terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

Berawal dari niat Korban untuk menjual rumah mereka yang terletak di Jalan Batu Indah Raya No. 46A, Rt.
05, Rw. 03, Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung. Mengetahui hal tersebut Saksi
Deddy Azhary, ST selaku kenalan lama Korban berniat membantu hingga membawa Sdr. Raga ke rumah Korban
dan mengenalkannya pada sekitar bulan Agustus 2013 karena Sdr. Raga mengatakan kepada Saksi Deddy bahwa
dirinya sedang mencari rumah yang akan dia beli. Selanjutnya, setelah pertemuan tersebut Sdr. Raga menyatakan
berminat untuk membeli rumah milik Korban dengan jalan mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR) ke Bank
namun dengan menjaminkan sertifikat rumah milik Korban.

Bahwa KPR yang diajukan Sdr. Raga untuk pembelian rumah milik Korban ternyata tidak disetujui oleh
bank. Karena terlanjur berhasrat untuk memiliki rumah milik Korban, Sdr. Raga kemudian mencari cara lain untuk

0
membeli rumah Korban dengan mencari orang yang akan memberikan pinjaman kepada Sdr. Raga. Selanjutnya
Sdr. Raga lalu menawarkan rumah tersebut kepada teman-teman Sdr. Raga namun usaha tersebut juga menemui
jalan buntu karena tidak ada orang yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepada Sdr. Raga.

Bahwa pada tanggal 27 Maret 2014 sekira jam 12.30 Wib, Sdr. Raga bertemu dengan Sdr. Wedha di
Indomaret jalan Buah Batu Bandung dimana saat itu Sdr. Raga menangih hutang Sdr. Wedha kepada Sdr. Raga
sebesar Rp. 130.000.000,- (seratus tiga puluh juta rupiah) yang dijawab oleh Sdr. Wedha bahwa dirinya saat itu
sedang tidak mempunyai uang bahkan saat ini dirinya sedang dikejar oleh debt collector yakni Sdr. Teuku untuk
menagih hutang Sdr. Wedha kepada bosnya sebesar Rp. 226.200.000,- (dua ratus dua puluh enam juta dua ratus
ribu rupiah). Karena tidak bisa membayar, Sdr. Wedha yang mendengar Sdr. Raga ingin membeli rumah milik
Korban dengan jalan KPR kemudian menanyakan bagaimana proses KPR yang sedang diajukan oleh Sdr. Raga
yang dijawab oleh Sdr. Raga bahwa proses KPR tersebut belum cair. Selanjutnya Sdr. Wedha kemudian
memberikan ide untuk mendapatkan uang dengan cepat yakni dengan cara mengambil sertifikat rumah milik
Korban dan menggadaikannya kepada orang lain dengan syarat rumah tersebut harus sudah kosong terlebih
dahulu. Mendengar hal tersebut, Sdr. Raga dan Sdr. Wedha selanjutnya berencana untuk membunuh Korban agar
dapat mengambil sertifikat rumahnya sekaligus mengosongkan rumah tersebut dan menurut Sdr. Wedha, Sdr.
Teuku dapat melakukan pembunuhan tersebut. Sdr. Raga juga mengatakan kepada Sdr. Wedha bawa jika
pembunuhan tersebut terlaksana maka hutang Sdr. Wedha kepada Sdr. Raga akan dianggap lunas sekaligus hutang
Sdr. Wedha kepada beberapa orang lain akan Sdr. Raga bayarkan.

Selanjutnya Sdr. Wedha lalu menyampaikan rencana tersebut kepada Sdr. Teuku yang sudah 1,5 bulan tinggal
di rumah Sdr. Wedha untuk menagih hutang Sdr. Wedha kepada bosnya. Keesokan harinya, Sdr. Wedha datang ke
rumah Sdr. Raga bersama Sdr. Teuku. Pada pertemuan tersebut Sdr. Raga meminta kepada Sdr. Teuku untuk
membunuh Korban dengan menjanjikan imbalan sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) yang akan
dibayarkan 1 (satu) hari setelah pelaksanaan eksekusi. Setelah terjadi kesepakatan harga, kemudian pada tanggal
01 April 2014 Sdr. Raga menyuruh Sdr. Wedha untuk mencari hotel yang dekat dengan rumah Korban yang akan
digunakan untuk melakukan pertemuan guna merencanakan pembunuhan tersebut dan akhirnya Sdr. Wedha
menyewa 1 (satu) kamar di penginapan Pondok Kurnia di Jalan Cijagra Kota Bandung yakni di kamar nomor 12
dimana saat itu Sdr. Wedha sudah bersama dengan Sdr. Teuku. Selanjutnya Sdr. Wedha menghubungi Sdr. Raga
dan tidak lama kemudian Sdr. Raga datang ke penginapan Pondok Kurnia. Setelah membahas mengenai rencana
pembunuhan, Sdr. Raga lalu meminta kepada Sdr. Teuku untuk membeli senjata api yang akan digunakan untuk
membunuh Korban dan mentransfer uang sebesar Rp. 2.400.000,- ke rekening Sdr. Wedha. Karena uangnya tidak
cukup untuk membeli senjata api akhirnya Sdr. Wedha dan Sdr. Teuku hanya membeli alat kejut (alat setrum) di
toko yang terletak di Kosambi Bandung dan setelah itu kembali ke penginapan Pondok Kurnia untuk menginap.

Bahwa pada hari Rabu tanggal 02 April 2014 sekira jam 09.00 Wib, Sdr. Raga datang ke Pondok Kurnia dan
mengajak Sdr. Wedha dan Sdr. Teuku untuk bersama-sama ke rumah Korban guna melakukan pembunuhan. Sdr.
Raga mengarahkan kepada Sdr. Teuku bahwa dirinya harus mengaku sebagai team survey dari Bank Mega
sehubungan dengan KPR untuk pembelian rumah tersebut. Selanjutnya Sdr. Raga bersama-sama dengan Sdr.
Wedha dan Sdr. Teuku berangkat ke rumah Korban dengan menggunakan mobil sedan merk Peugout warna hitam
yang dibawa oleh Sdr. Wedha setelah sebelumnya Sdr. Raga menelepon Korban H. Didi untuk memastikan bahwa
Korban berada di rumahnya. Sesampainya di rumah Korban, ternyata Korban H. Didi sudah menunggu di ruang
tamu. Sdr. Raga lalu mengenalkan Sdr. Teuku sebagai pegawai Bank Mega yang akan melakukan survey. Sdr.
Teuku lalu berpura-pura memphoto rumah tersebut dengan menggunakan camera handphone. Setelah selesai
memphoto rumah di lantai 1, Sdr. Raga dan Sdr. Wedha memberikan kode dengan mengedipkan mata kepada Sdr.
Teuku untuk membawa Korban ke lantai atas tempat eksekusi akan dilaksanakan sesuai rencana. Namun setelah
bertemu dan bertatap muka dengan Korban, Sdr. Teuku merasa tidak sanggup untuk melakukan pembunuhan
tersebut hingga akhirnya dirinya pamit hendak ke kamar mandi. Di kamar mandi Sdr. Teuku lalu merendam alat
kejut yang diselipkan dalam bajunya ke dalam bak mandi dengan maksud agar senjata tersebut rusak dan
pembunuhan gagal dilaksanakan. Setelah keluar dari kamar mandi, ternyata Korban H. Didi sudah berada di
tangga menuju lantai atas bersama Sdr. Raga dan Sdr. Wedha yang langsung diikuti oleh Sdr. Teuku sambil
berbisik “nanti kalau tembakan saya gagal kalian saja yang memukulinya” yang langsung disambut dengan
anggukan kepala oleh Sdr. Raga dan Sdr. Wedha. Sesampainya di lantai atas tepatnya ketika berada di dalam
kamar depan, Sdr. Teuku lalu menembak Korban H. Didi dengan menggunakan alat setrum yang sudah
dipersiapkan. Namun karena sebelumnya alat setrum tersebut sudah direndam di dalam air maka alatnya menjadi
tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga hanya mengeluarkan suara ledakan dan serpihan pengantar
listriknya mengenai Korban H. Didi. Pada saat itu Korban bertanya “ada apa ini?” yang langsung ditimpali oleh
Sdr. Raga “om ini ada apa?”. Sdr Teuku lalu menghampiri Korban H. Didi sambil meminta maaf dengan alasan
salah sasaran karena maksudnya mau menembak Sdr. Raga. Selanjutnya Sdr. Teuku mengajak Sdr. Raga dan Sdr.
Wedha untuk meninggalkan rumah Korban sambil berulang kali meminta maaf kepada Korban atas kejadian salah
sasaran di lantai atas dan setelah itu kembali ke penginapan Pondok Kurnia. Sesampainya di penginapan, Sdr.
Raga kembali menanyakan kepada Sdr. Teuku dan Sdr. Wedha “kalian masih mau melanjutkan pekerjaan ini tidak”
yang langsung dijawab oleh Sdr. Teuku bahwa dirinya tidak mau karena tidak mampu. Sdr. Raga lalu kembali
bertanya “kenapa tidak bisa” yang kembali dijawab Sdr. Teuku bahwa dirinya tidak tega. Akan tetapi Sdr. Raga
dan Sdr. Wedha masih berkehendak untuk melanjutkan rencana pembunuhan dan meminta Sdr. Teuku untuk
mencarikan eksekutor untuk melakukan pembunuhan kepada Korban.

1
Bahwa setelah usaha pembunuhan pertama gagal karena Sdr. Teuku tidak mampu, Sdr. Raga terus
menghubungi Sdr. Wedha dan mengingatkan agar Sdr. Teuku segera mencari eksekutor untuk membunuh Korban.
Hingga akhirnya pada suatu malam di awal bulan April 2014 sekira jam 24.00 Wib, Sdr. Wedha dan Sdr. Teuku
menemui Sdr. Raga di rumahnya dan menyanggupi untuk mencari eksekutor dengan syarat ada uang operasional.
Karena saat itu Sdr. Raga sedang tidak mempunyai uang maka Sdr. Raga menyerahkan 1 (satu) buah handphone
blackberry Q10 miliknya kepada Sdr. Wedha untuk dijual. Keesokan harinya Sdr. Wedha menyerahkan uang
kepada Sdr. Teuku sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) sebagai uang hasil penjualan handphone milik Sdr.
Raga untuk digunakan sebagai biaya penjemputan eksekutor yang akan melakukan pembunuhan terhadap Korban.
Selanjutnya Sdr. Teuku lalu berangkat ke Jakarta dengan tujuan untuk pulang ke rumahnya sekaligus mencari
eksekutor.

Bahwa pada hari Rabu tanggal 09 April 2014 sekira jam 22.00 Wib Sdr. Teuku mendatangi Terdakwa
Saimuddin yang sedang bekerja di halaman parkir Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat. Saat itu Sdr.
Teuku mengatakan kepada Terdakwa Saimuddin bahwa bosnya yang ada di Bandung sedang mencari orang untuk
membunuh dengan bayaran Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan menawarkan kepada Terdakwa
Saimuddin untuk melakukan hal tersebut dengan mencari 1 (satu) orang lagi teman. Terdakwa Saimuddin lalu
menghampiri Terdakwa Dedi Murdani yang sama-sama berprofesi sebagai juru parkir di monas dan mengajak
Terdakwa Dedi Murdani untuk melakukan pembunuhan tersebut. Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi
Murdani kemudian bersedia untuk melakukan pembunuhan dengan imbalan sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) per orang karena saat itu Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani sedang membutuhkan
uang. Setelah terjadi kesepakatan, Sdr. Teuku kemudian memberikan uang sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah) kepada Terdakwa Saimuddin sebagai ongkos dengan mengatakan “Besok kamu dan Terdakwa Dedi
Murdani temui saya di Tanah Abang dan akan saya jemput jam 04.00 Wib.” Pada saat yang bersamaan sekira jam
23.00 Wib Sdr. Raga menelepon Sdr. Wedha guna menanyakan keseriusan Sdr. Teuku untuk mencari eksekutor
yang akan melakukan pembunuhan. Sdr. Wedha lalu mengirim sms kepada Sdr. Teuku yang isinya “Pak jadi ke
Bandung? Ditanyain Raga terus saya pusing, kalau ngga uang balikin aja” dan dijawab oleh Sdr. Teuku “pokoknya
kamu pagi-pagi bilangin ke Raga siapin hotel.”

Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 sekira jam 04.00 Wib Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa
Dedi Murdani menemui Sdr. Teuku di sebuah halte di daerah Tanah Abang Jakarta dan dengan menggunakan
sepeda motor Yamaha Mio Sdr. Teuku menjemput keduanya dan mengajak ke rumahnya karena Terdakwa
Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani ingin mandi terlebih dahulu. Kemudian pada sekira jam 07.00 Wib Sdr.
Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani berangkat ke Bandung dengan menggunakan travel.
Sesampainya di Bandung sekira jam 10.00 Wib, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani
langsung menuju ke penginapan Pondok Kurnia yang sudah dipesan sebelumnya oleh Sdr. Wedha dengan
menggunakan taxi.

Bahwa setelah Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani sampai di penginapan Pondok
Kurnia disana sudah ada Sdr. Wedha yang menunggu di kamar nomor 12. Sekitar 15 menit kemudian datang Sdr.
Raga dengan menggunakan 1 (satu) unit mobil Toyota Avanza Veloz warna putih Nopol : D 1207 MNI. Didalam
kamar Nomor 12 tersebut terjadilah rapat yang membicarakan rencana pembunuhan terhadap Korban dengan
dipimpin oleh Sdr. Raga dimana Sdr. Raga memberikan arahan, membagi tugas kepada Sdr. Wedha, Sdr. Teuku,
Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani serta menjelaskan situasi dan kondisi di rumah milik Korban
yang akan menjadi tempat pembunuhan dilakukan. Saat itu Sdr. Raga mengatakan bahwa Terdakwa Saimuddin
dan Terdakwa Dedi Murdani akan berpura-pura sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan
pengukuran di rumah Korban. Selanjutnya Sdr. Teuku mengeluarkan sebilah pisau dan alat kejut yang telah
digunakan sebelumnya pada tanggal 01 April 2014 dan menyerahkannya kepada Terdakwa Saimuddin dan
Terdakwa Dedi Murdani. Pisau belati diberikan kepada Terdakwa Saimuddin sedangkan Terdakwa Dedi Murdani
diberikan alat kejut yang kemudian dijelaskan oleh Sdr. Teuku mengenai cara penggunaan alat kejut tersebut. Sdr.
Teuku juga memberikan 1(satu) buah balpoint dan 5 (lima) lembar kertas HVS kepada Terdakwa Saimuddin
sedangkan Sdr. Wedha saat itu diminta oleh Sdr. Teuku untuk membeli makanan dan minuman di luar penginapan
serta sekaligus disuruh oleh Sdr. Raga untuk membeli alat meteran di toko besi. Alat meteran tersebut selanjutnya
diberikan kepada Terdakwa Dedi Murdani.

Setelah senjata tajam dan alat kejut serta perlengkapan untuk berpura-pura melakukan pengukuran berada
dalam penguasaan Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani, Sdr. Raga lalu mengatakan kepada
Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani “tugas kalian adalah menghabisi mereka berdua.” Untuk korban
yang laki-laki Sdr. Raga memerintahkan agar dihabisi di lantai 2 setelah mendapat kode dari Sdr. Raga yakni saat
Sdr. Raga berpura-pura menerima telepon sambil turun ke lantai bawah. Begitu selesai memberikan arahan, Sdr.
Raga lalu menelepon Korban H. Didi dan menanyakan apakah Korban ada di rumah yang dijawab oleh Korban H.
Didi bahwa dirinya sedang terapi diluar rumah dan baru akan pulang sekira jam 11.00 Wib. Selanjutnya sekira jam
11.00 Wib Sdr. Raga kembali menelepon Korban H. Didi dan saat itu Korban H. Didi mengajak Sdr. Raga untuk
bertemu di food court kawasan komplek Batununggal. Mendengar hal tersebut, Sdr. Raga bersama-sama dengan
Sdr. Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani kemudian keluar penginapan dengan
menggunakan mobil Toyota Avanza Veloz warna putih milik Sdr. Raga yang dikemudikan oleh Sdr. Wedha menuju

2
ke tempat Sdr. Raga janji bertemu dengan Korban H. Didi. Saat itu hanya Sdr. Raga yang datang menemui Korban
H. Didi sedangkan Sdr. Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani kembali ke Jalan
Cijagra dan makan ayam goreng di depan penginapan Pondok Kurnia sambil menunggu kabar dari Sdr. Raga.

Bahwa kira-kira setengah jam kemudian, Sdr. Raga menelepon Sdr. Wedha untuk meminta dijemput kembali
di food court kawasan komplek Batununggal. Selanjutnya setelah dijemput, Sdr. Raga bersama-sama dengan Sdr.
Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani menuju ke rumah Korban dengan
menggunakan Toyota Avanza Veloz warna putih milik Sdr. Raga. Di dalam mobil Sdr. Raga kembali menegaskan
agar Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani berpura-pura sebagai karyawan Bank Mega yang hendak
mengukur rumah dan untuk menghabisi Korban agar menunggu kode dari Sdr. Raga.

Sesampainya di depan rumah Korban, Sdr. Raga turun seorang diri terlebih dahulu dari mobil dan masuk ke
dalam rumah Korban sedangkan Sdr. Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddindan Terdakwa Dedi Murdani
berputar-putar keliling komplek dengan menggunakan mobil. 15 (lima belas menit) kemudian Sdr. Raga memberi
kabar kepada Sdr. Wedha agar Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani diantarkan ke rumah Korban.
Kira-kira 20 (dua puluh) meter sebelum rumah Korban, mobil dihentikan selanjutnya Terdakwa Saimuddin dan
Terdakwa Dedi Murdani turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumah Korban dengan mengaku sebagai petugas
dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran sedangkan Sdr. Teuku dan Sdr. Wedha tetap menunggu di
dalam mobil yang diparkirkan di depan masjid yang berjarak sekitar 50 (lima puluh) meter dari rumah Korban
dengan tujuan untuk memantau situasi sekitar sehingga apabila ada orang lain yang hendak masuk ke dalam rumah
Korban Sdr. Wedha dapat secepatnya memberitahu Sdr. Raga.

Di dalam rumah Korban dimana Sdr. Raga sudah menunggu bersama Korban H. Didi, Terdakwa Saimuddin
dan Terdakwa Dedi Murdani memperkenalkan diri sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan
pengukuran rumah. Selanjutnya Korban H. Didi menyuruh keduanya untuk masuk dan tidak lama kemudian
mengajak Terdakwa Saimuddin, Terdakwa Dedi Murdani dan Sdr. Raga untuk ke lantai 2 (dua) rumah tersebut.
Ketika Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani sedang berpura-pura mengukur rumah di lantai atas
dengan disaksikan oleh Sdr. Raga dan Korban H. Didi setelah itu Sdr. Raga memberi kode sambil berpura-pura
menerima telepon. Saat itulah Terdakwa Dedi Murdani langsung memukul kepala Korban H. Didi dengan
menggunakan kepalan tangan kanan hingga Korban H. Didi jatuh tersungkur selanjutnya menyetrum korban
dengan menggunakan alat setrum pada bagian leher sebelah kiri juga dengan menggunakan tangan kanan. Setelah
itu Terdakwa Saimuddin menusukkan pisau belati ke arah perut Korban H. Didi dan Korban H. Didi mencoba
untuk lari namun berhasil dikejar oleh Terdakwa Saimuddin yang langsung menusuk Korban H. Didi berkali-kali
di bagian perut hingga Korban H. Didi jatuh ke lantai sambil berteriak “Raga tolong saya” namun Sdr. Raga yang
saat itu berada di belakang Terdakwa Saimuddin tepatnya di samping meja bilyard diam saja menyaksikan
kekejaman tersebut. Terdakwa Dedi Murdani lalu mengambil pisau belati dari tangan Terdakwa Saimuddin dan
menusukkannya kembali ke arah leher Korban H. Didi hingga Korban H. Didi meninggal di samping meja bilyard.

Karena mendengar ribut-ribut di lantai atas, Korban Hj. Anita berteriak dari lantai bawah“ada apa pak”
sambil bergegas naik ke lantai atas. Namun sebelum sampai di lantai atas, Terdakwa Dedi Murdani langsung
menghampiri Korban Hj. Anita di pertengahan tangga dan langsung memukul muka Korban Hj. Anita dengan
menggunakan tangan kanan sebanyak 1 (satu) kali hingga Korban Hj. Anita tersungkur sedangkan Terdakwa
Saimuddin membungkan mulut Korban Hj. Anita namun Hj. Anita melawan dengan menggigit kuku jempol kiri
Terdakwa Saimuddin hingga patah. Selanjutnya Terdakwa Dedi Murdani menusukkan pisau belati ke arah perut
dan dada Korban Hj. Anita berulang kali dan diteruskan oleh Terdakwa Saimuddin yang mengambil pisau belati
dari Terdakwa Dedi Murdani kemudian menusukkannya ke leher Korban Hj. Anita hingga Korban Hj. Anita
meninggal dunia di tangga.

Bahwa setelah memastikan jika Korban H. Didi dan Hj. Anita benar-benar sudah meninggal dunia, Sdr. Raga
kemudian mencari sertifikat rumah milik Korban yang ingin dikuasainya dan setelah ditemukan Sdr. Raga
langsung mengambil sertifikat hak milik asli Nomor 2957 Kelurahan Batununggal atas nama Nyonya Raden Anita
Anggrainy serta surat-surat berharga lain yang berhubungan dengan kepemilikan rumah Korban yakni 2 (dua)
lembar Surat Pemberitahuan Pajak terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan tahun Pajak 2013 dan 2014, 1
(satu) lembar surat tanda terima setoran (STTS) Bank BJB tanggal 28 Maret 2014 dan 1 (satu) lembar surat Nomor
: 503.648.1/SI-0519-Db/2000 tentang Ijin Mendirikan Bangunan tanggal 05 April 2000. Selain itu Sdr. Raga juga
mengambil barang-barang berharga lainnya milik Korban.

Bahwa selanjutnya Sdr. Raga, Sdr. Wedha dan Sdr. Teuku membereskan mayat Korban dengan cara
mengangkat mayat Korban untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil Nissan Grand Livina warna abu-abu metalik
nopol D-68-PD milik Korban setelah sebelumnya mobil dimasukkan ke dalam garasi oleh Sdr. Wedha dan jok
bagian belakang mobil dilipat kemudian dialasi dengan seprai berwarna biru hijau oleh Sdr. Raga. Mayat Korban
yang berlumuran darah kemudian ditutupi dengan menggunakan bed cover warna putih dan biru dongker, bed
cover warna merah muda serta selimut warna merah yang diambil dari kamar Korban oleh Sdr. Teuku. Setelah
mayat Korban berada di dalam mobil, Sdr. Raga lalu membersihkan bercak darah yang menetes di lantai dengan
menggunakan lap pel. Mayat Korban tersebut lalu diangkut dan dibawa dengan menggunakan mobil Nissan Grand
Livina warna abu-abu metalik dan selanjutnya dibuang di semak-semak di daerah Cikendal, Kabupaten

3
Pandeglang, Provinsi Banten. Setelah selesai membuang mayat korban, Terdakwa Dedi Murdani membuang
barang bukti yang digunakan untuk membunuh Korban yakni pisau belati dan alat setrum dengan cara dilempar ke
semak-semak di pinggir jalan arah Pandenglang menuju ke Jakarta.

Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 008/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014 yang
dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten
Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis Forensik menyatakan bahwa pada
tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU
Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An. Didi
Harsuandi, Umur 59 Tahun, dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat laki-laki ini yang menurut keterangan berusia lima puluh sembilan tahun, ditemukan
luka terbuka pada kepala, pelipis, pipi, telinga, leher, dada, perut dan tangan akibat kekerasan tajam. Ditemukan
juga luka lecet pada batang hidung, pipi, leher, dada, memar pada dada serta patah tulang pada tulang batang
hidung akibat kekerasan tumpul. Luka terbuka pada tangan kanan dan tangan kiri terdapat persesuaian dengan
suatu sifat dan pola luka tangkis. Pada pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah pada kulit kepala bagian
dalam, kulit leher bagian dalam, otot leher, otot dada dan otot perut. Ditemukan juga terbelahnya tulang dada
dengan tepi rata, lubang dengan tepi rata pada permukaan kandung jantung, jantung dan usus besar. Selanjutnya
ditemukan perdarahan sebanyak enam ratus delapan puluh mililiter di dalam rongga dada kiri dan lima puluh
milimiter di dalam kandung jantung. Sebab mati orang ini akibat luka tusuk pada dada kiri yang mengenai jantung
dan mengakibatkan perdarahan. Perkiraan saat kematian kurang dari dua puluh empat jam sebelum dilakukan
pemeriksaan.

Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 009/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014 yang
dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten
Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis Forensik menyatakan bahwa pada
tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU
Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An.
Anita Angraeni, Umur 51 Tahun, dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat perempuan ini yang menurut keterangan berusia lima puluh sembilan tahun,
ditemukan luka terbuka leher, dada, perut, lengan dan jari tangan akibat kekerasan tajam. Luka pada jari tangan
kanan terdapat persesuaian dengan sifat dan pola luka tangkis. Ditemukan juga luka lecet pelipis, pipi, kelopak
mata bawah, dagu, leher dan perut, memar pada dahi, pelipis, daun telinga, dagu, bahu, lengan, telapak tangan,
punggung tangan , tungkai bawah dan punggung belakang, bengkak pada kepala dan dagu serta patah tulang pada
tulang selangka dan tulang lengan atas kanan akibat kekerasan tumpul. Pada pemeriksaan dalam ditemukan
resapan darah pada kulit bagian dalam leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, otot dada sisi kanan,
sela iga ke lima sisi kanan, dinding perut kanan dan kiri serta dinding perut belakang. Ditemukan juga lubang
dengan tepi rata pada paru bagian tengah, empat lubang dengan tepi rata pada hati dan lubang dengan tepi rata
pada ginjal kanan. Selanjutnya ditemukan perdarahan di dalam rongga dada sebanyak dua ratus tiga puluh
milimiter dan di dalam rongga perut sebanyak seratus milimiter. Sebab mati orang ini akibat luka tusuk pada dada
dan perut yang mengenai organ paru. Perkiraan saat ini kematian kurang dari dua puluh empat jam sebelum
dilakukan pemeriksaan.

Perbuatan Para Terdakwa sebagaimana diuraikan diatas diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340
KUHPidana juncto Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHPidana.

SUBSIDIAIR

Bahwa Terdakwa I Saimuddin Als. Udin Botak Bin Mohammad Ali Itam dan Terdakwa II Dedi Murdani Als.
Daniel Als. Epong Bin Abbas Kasim bersama-sama dengan Sdr. Raga Mulya Kusumah Raharja Als. Agam Bin H.
Dadang Sulaeman (Alm), Sdr. Wedha Sandrajaya Als. Weda Bin Ujang Sodikin Jumara dan Sdr. Teuku Samsul
Abadi Als. Husein Abadi Bin Teuku Husen Abadi (terdakwa dalam berkas terpisah) pada hari Kamis tanggal 10
April 2014 sekira jam 13.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan April tahun 2014 atau
setidak-tidaknya masih dalam tahun 2014, bertempat di Jalan Batu Indah Raya No. 46A, Rt. 05, Rw. 03, Kelurahan
Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Bandung, telah dengan sengaja merampas nyawa
orang lain yakni Korban pasangan suami istri H. Didi Harsoadi, M.Sc dan Hj. Anita Angrainy, baik sebagai yang
melakukan, yang menyuruh melakukan atau yang turut serta melakukan perbuatan mana Para Terdakwa lakukan
dengan cara-cara sebagai berikut :

Berawal dari niat Sdr. Raga yang ingin menguasai rumah Korban yang terletak di Jalan Batu Indah Raya No.
46A, Rt. 05, Rw. 03, Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung dengan cara melawan
hukum, maka pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 jam 10.00 Wib, Sdr. Raga bertemu dengan Sdr. Wedha, Sdr.
Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani di penginapan Pondok Kurnia Jalan Cijagra Kota
Bandung. Di penginapan, Sdr. Raga lalu menelepon Korban H. Didi dan menanyakan apakah Korban ada di rumah
yang dijawab oleh Korban H. Didi bahwa dirinya sedang terapi diluar rumah dan baru akan pulang sekira jam

4
11.00 Wib. Selanjutnya sekira jam 11.00 Wib Sdr. Raga kembali menelepon Korban H. Didi dan saat itu Korban H.
Didi mengajak Sdr. Raga untuk bertemu di food court kawasan komplek Batununggal. Mendengar hal tersebut,
Sdr. Raga bersama-sama dengan Sdr. Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani
kemudian keluar penginapan dengan menggunakan mobil Toyota Avanza Veloz warna putih Nopol : D 1207 MNI
milik Sdr. Raga yang dikemudikan oleh Sdr. Wedha menuju ke tempat Sdr. Raga janji bertemu dengan Korban H.
Didi. Saat itu hanya Sdr. Raga yang datang menemui Korban H. Didi sedangkan Sdr. Wedha, Sdr. Teuku,
Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani kembali ke Jalan Cijagra dan makan ayam goreng di depan
penginapan Pondok Kurnia sambil menunggu kabar dari Sdr. Raga.

Bahwa kira-kira setengah jam kemudian, Sdr. Raga menelepon Sdr. Wedha untuk meminta dijemput kembali
di food court kawasan komplek Batununggal. Selanjutnya setelah dijemput, Sdr. Raga bersama-sama dengan Sdr.
Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani menuju ke rumah Korban dengan
menggunakan Toyota Avanza Veloz warna putih milik Sdr. Raga. Di dalam mobil Sdr. Raga kembali menegaskan
agar Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani berpura-pura sebagai karyawan Bank Mega yang hendak
mengukur rumah dan untuk menghabisi Korban agar menunggu kode dari Sdr. Raga.

Sesampainya di depan rumah Korban, Sdr. Raga turun seorang diri terlebih dahulu dari mobil dan masuk ke
dalam rumah Korban sedangkan Sdr. Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani
berputar-putar keliling komplek dengan menggunakan mobil. 15 (lima belas menit) kemudian Sdr. Raga memberi
kabar kepada Sdr. Wedha agar Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani diantarkan ke rumah Korban.
Kira-kira 20 (dua puluh) meter sebelum rumah Korban, mobil dihentikan selanjutnya Terdakwa Saimuddin dan
Terdakwa Dedi Murdani turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumah Korban dengan mengaku sebagai petugas
dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran sedangkan Sdr. Teuku dan Sdr. Wedha tetap menunggu di
dalam mobil yang diparkirkan di depan masjid yang berjarak sekitar 50 (lima puluh) meter dari rumah Korban
dengan tujuan untuk memantau situasi sekitar sehingga apabila ada orang lain yang hendak masuk ke dalam rumah
Korban Sdr. Wedha dapat secepatnya memberitahu Sdr. Raga.

Di dalam rumah Korban dimana Sdr. Raga sudah menunggu bersama Korban H. Didi, Terdakwa Saimuddin
dan Terdakwa Dedi Murdani memperkenalkan diri sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan
pengukuran rumah. Selanjutnya Korban H. Didi menyuruh keduanya untuk masuk dan tidak lama kemudian
mengajak Terdakwa Saimuddin, Terdakwa Dedi Murdani dan Sdr. Raga untuk ke lantai 2 (dua) rumah tersebut.
Ketika Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani sedang berpura-pura mengukur rumah di lantai atas
dengan disaksikan oleh Sdr. Raga dan Korban H. Didi setelah itu Sdr. Raga memberi kode sambil berpura-pura
menerima telepon. Saat itulah Terdakwa Dedi Murdani langsung memukul kepala Korban H. Didi dengan
menggunakan kepalan tangan kanan hingga Korban H. Didi jatuh tersungkur selanjutnya menyetrum korban
dengan menggunakan alat setrum pada bagian leher sebelah kiri juga dengan menggunakan tangan kanan. Setelah
itu Terdakwa Saimuddin menusukkan pisau belati ke arah perut Korban H. Didi dan Korban H. Didi mencoba
untuk lari namun berhasil dikejar oleh Terdakwa Saimuddinyang langsung menusuk Korban H. Didi berkali-kali di
bagian perut hingga Korban H. Didi jatuh ke lantai sambil berteriak “Raga tolong saya” namun Sdr. Raga yang
saat itu berada di belakang Terdakwa Saimuddin tepatnya di samping meja bilyard diam saja menyaksikan
kekejaman tersebut. Terdakwa Dedi Murdani lalu mengambil pisau belati dari tangan Terdakwa Saimuddin dan
menusukkannya kembali ke arah leher Korban H. Didi hingga Korban H. Didi meninggal di samping meja bilyard.

Karena mendengar ribut-ribut di lantai atas, Korban Hj. Anita berteriak dari lantai bawah“ada apa pak”
sambil bergegas naik ke lantai atas. Namun sebelum sampai di lantai atas, Terdakwa Dedi Murdani langsung
menghampiri Korban Hj. Anita di pertengahan tangga dan langsung memukul muka Korban Hj. Anita dengan
menggunakan tangan kanan sebanyak 1 (satu) kali hingga Korban Hj. Anita tersungkur sedangkan Terdakwa
Saimuddin membungkan mulut Korban Hj. Anita namun Hj. Anita melawan dengan menggigit kuku jempol kiri
Terdakwa Saimuddin hingga patah. Selanjutnya Terdakwa Dedi Murdani menusukkan pisau belati ke arah perut
dan dada Korban Hj. Anita berulang kali dan diteruskan oleh Terdakwa Saimuddin yang mengambil pisau belati
dari Terdakwa Dedi Murdani kemudian menusukkannya ke leher Korban Hj. Anita hingga Korban Hj. Anita
meninggal dunia di tangga.

Bahwa setelah memastikan jika Korban H. Didi dan Hj. Anita benar-benar sudah meninggal dunia, Sdr. Raga
kemudian mencari sertifikat rumah milik Korban yang ingin dikuasainya dan setelah ditemukan Sdr. Raga
langsung mengambil sertifikat hak milik asli Nomor 2957 Kelurahan Batununggal atas nama Nyonya Raden Anita
Anggrainy serta surat-surat berharga lain yang berhubungan dengan kepemilikan rumah Korban yakni 2 (dua)
lembar Surat Pemberitahuan Pajak terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan tahun Pajak 2013 dan 2014, 1
(satu) lembar surat tanda terima setoran (STTS) Bank BJB tanggal 28 Maret 2014 dan 1 (satu) lembar surat Nomor
: 503.648.1/SI-0519-Db/2000 tentang Ijin Mendirikan Bangunan tanggal 05 April 2000. Selain itu Sdr. Raga juga
mengambil barang-barang berharga lainnya milik Korban.

Bahwa selanjutnya Sdr. Raga, Sdr. Wedha dan Sdr. Teuku membereskan mayat Korban dengan cara
mengangkat mayat Korban untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil Nissan Grand Livina warna abu-abu metalik
nopol D-68-PD milik Korban setelah sebelumnya mobil dimasukkan ke dalam garasi oleh Sdr. Wedha dan jok
bagian belakang mobil dilipat kemudian dialasi dengan seprai berwarna biru hijau oleh Sdr. Raga. Mayat Korban

5
yang berlumuran darah kemudian ditutupi dengan menggunakan bed cover warna putih dan biru dongker, bed
cover warna merah muda serta selimut warna merah yang diambil dari kamar Korban oleh Sdr. Teuku. Setelah
mayat Korban berada di dalam mobil Sdr. Raga lalu membersihkan bercak darah yang menetes di lantai dengan
menggunakan lap pel. Mayat Korban tersebut lalu diangkut dan dibawa dengan menggunakan mobil Nissan Grand
Livina warna abu-abu metalik tersebut dan selanjutnya dibuang di semak-semak di daerah Cikendal, Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten. Setelah selesai membuang mayat korban, Terdakwa Dedi Murdani membuang
barang bukti yang digunakan untuk membunuh Korban yakni pisau belati dan alat setrum dengan cara dilempar ke
semak-semak di pinggir jalan arah Pandenglang menuju ke Jakarta.

Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 008/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014 yang
dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten
Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis Forensik menyatakan bahwa pada
tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU
Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An. Didi
Harsuandi, Umur 59 Tahun, dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat laki-laki ini yang menurut keterangan berusia lima puluh sembilan tahun, ditemukan
luka terbuka pada kepala, pelipis, pipi, telinga, leher, dada, perut dan tangan akibat kekerasan tajam. Ditemukan
juga luka lecet pada batang hidung, pipi, leher, dada, memar pada dada serta patah tulang pada tulang batang
hidung akibat kekerasan tumpul. Luka terbuka pada tangan kanan dan tangan kiri terdapat persesuaian dengan
suatu sifat dan pola luka tangkis. Pada pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah pada kulit kepala bagian
dalam, kulit leher bagian dalam, otot leher, otot dada dan otot perut. Ditemukan juga terbelahnya tulang dada
dengan tepi rata, lubang dengan tepi rata pada permukaan kandung jantung, jantung dan usus besar. Selanjutnya
ditemukan perdarahan sebanyak enam ratus delapan puluh mililiter di dalam rongga dada kiri dan lima puluh
milimiter di dalam kandung jantung. Sebab mati orang ini akibat luka tusuk pada dada kiri yang mengenai jantung
dan mengakibatkan perdarahan. Perkiraan saat kematian kurang dari dua puluh empat jam sebelum dilakukan
pemeriksaan.

Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 009/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014 yang
dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten
Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis Forensik menyatakan bahwa pada
tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU
Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An.
Anita Angraeni, Umur 51 Tahun, dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat perempuan ini yang menurut keterangan berusia lima puluh sembilan tahun,
ditemukan luka terbuka leher, dada, perut, lengan dan jari tangan akibat kekerasan tajam. Luka pada jari tangan
kanan terdapat persesuaian dengan sifat dan pola luka tangkis. Ditemukan juga luka lecet pelipis, pipi, kelopak
mata bawah, dagu, leher dan perut, memar pada dahi, pelipis, daun telinga, dagu, bahu, lengan, telapak tangan,
punggung tangan , tungkai bawah dan punggung belakang, bengkak pada kepala dan dagu serta patah tulang pada
tulang selangka dan tulang lengan atas kanan akibat kekerasan tumpul. Pada pemeriksaan dalam ditemukan
resapan darah pada kulit bagian dalam leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, otot dada sisi kanan,
sela iga ke lima sisi kanan, dinding perut kanan dan kiri serta dinding perut belakang. Ditemukan juga lubang
dengan tepi rata pada paru bagian tengah, empat lubang dengan tepi rata pada hati dan lubang dengan tepi rata
pada ginjal kanan. Selanjutnya ditemukan perdarahan di dalam rongga dada sebanyak dua ratus tiga puluh
milimiter dan di dalam rongga perut sebanyak seratus milimiter. Sebab mati orang ini akibat luka tusuk pada dada
dan perut yang mengenai organ paru. Perkiraan saat ini kematian kurang dari dua puluh empat jam sebelum
dilakukan pemeriksaan.

Perbuatan Para Terdakwa sebagaimana diuraikan diatas diatur dan diancam pidana dalam Pasal 338
KUHPidana juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

ATAU

KEDUA

Bahwa Terdakwa I Saimuddin Als. Udin Botak Bin Mohammad Ali Itam dan Terdakwa II Dedi Murdani Als.
Daniel Als. Epong Bin Abbas bersama-sama dengan Sdr. Raga Mulya Kusumah Raharja Als. Agam Bin H. Dadang
Sulaeman (Alm), Sdr. Wedha Sandrajaya Als. Weda Bin Ujang Sodikin Jumara dan Sdr. Teuku Samsul Abadi Als.
Husein Abadi Bin Teuku Husen Abadi (Terdakwa dalam berkas terpisah) pada hari Kamis tanggal 10 April 2014
sekira jam 13.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan April tahun 2014 atau setidak-tidaknya
masih dalam tahun 2014, bertempat di Jalan Batu Indah Raya No. 46A, Rt. 05, Rw. 03, Kelurahan Batununggal,
Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Bandung, telah mengambil barang sesuatu yang sebagian atau
seluruhnya milik orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih dengan bersekutu, yang didahului atau disertai dengan kekerasan atau ancaman kekerasan dengan
maksud untuk mempersiapkannya atau untuk mempermudahnya, perbuatan mana mengakibatkan kematian

6
terhadap Korban pasangan suami istri H. Didi Harsoadi, M.Sc dan Hj. Anita Angrainy, yang Para Terdakwa
lakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

Berawal dari niat Korban untuk menjual rumah mereka yang terletak di Jalan Batu Indah Raya No. 46A, Rt.
05, Rw. 03, Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung. Mengetahui hal tersebut Saksi
Deddy Azhary, ST selaku kenalan lama Korban berniat membantu hingga membawa Sdr. Raga ke rumah Korban
dan mengenalkannya pada sekitar bulan Agustus 2013 karena Sdr. Raga mengatakan kepada Saksi Deddy bahwa
dirinya sedang mencari rumah yang akan dia beli. Selanjutnya, setelah pertemuan tersebut Sdr. Raga menyatakan
berminat untuk membeli rumah milik Korban dengan jalan mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR) ke Bank
dengan jalan mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR) ke Bank namun dengan menjaminkan sertifikat rumah
milik Korban.

Bahwa KPR yang diajukan Sdr. Raga untuk pembelian rumah milik Korban ternyata tidak disetujui oleh
bank. Karena terlanjur berhasrat untuk memiliki rumah milik Korban, Sdr. Raga kemudian mencari cara lain untuk
membeli rumah Korban dengan mencari orang yang akan memberikan pinjaman kepada Sdr. Raga. Selanjutnya
Sdr. Raga lalu menawarkan rumah tersebut kepada teman-teman Sdr. Raga namun usaha tersebut juga menemui
jalan buntu karena tidak ada orang yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepada Sdr. Raga.

Karena usaha-usaha yang dilakukan Sdr. Raga untuk membeli rumah tersebut menemui jalan buntu, maka
Sdr. Raga berniat untuk mengambil dan menguasai rumah Korban dengan cara melawan hukum. Selanjutnya pada
hari Kamis tanggal 10 April 2014 jam 10.00 Wib, Sdr. Raga bertemu dengan Sdr. Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa
Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani di penginapan Pondok Kurnia Jalan Cijagra Kota Bandung. Didalam
kamar Nomor 12 penginapan tersebut terjadilah rapat yang membicarakan rencana untuk mengambil sertifikat
rumah milik Korban dan mengosongkan rumah tersebut yang akan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
kekerasan terhadap Korban. Saat itu, Sdr. Teuku mengeluarkan sebilah pisau dan alat kejut dan menyerahkannya
kepada Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani. Pisau belati diberikan kepada Terdakwa Saimuddin
sedangkan Terdakwa Dedi Murdani diberikan alat kejut yang kemudian dijelaskan oleh Sdr. Teuku mengenai cara
penggunaan alat kejut tersebut.

Setelah senjata tajam dan alat kejut berada dalam penguasaan Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi
Murdani, Sdr. Raga lalu menelepon Korban H. Didi dan menanyakan apakah Korban ada di rumah yang dijawab
oleh Korban H. Didi bahwa dirinya sedang terapi diluar rumah dan baru akan pulang sekira jam 11.00 Wib.
Selanjutnya sekira jam 11.00 Wib Sdr. Raga kembali menelepon Korban H. Didi dan saat itu Korban H. Didi
mengajak Sdr. Raga untuk bertemu di food court kawasan komplek Batununggal. Mendengar hal tersebut, Sdr.
Raga bersama-sama dengan Sdr. Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani kemudian
keluar penginapan dengan menggunakan mobil Toyota Avanza Veloz warna putih milik Sdr. Raga yang
dikemudikan oleh Sdr. Wedha menuju ke tempat Sdr. Raga janji bertemu dengan Korban H. Didi. Saat itu hanya
Sdr. Raga yang datang menemui Korban H. Didi sedangkan Sdr. Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan
Terdakwa Dedi Murdani kembali ke Jalan Cijagra dan makan ayam goreng di depan penginapan Pondok Kurnia
sambil menunggu kabar dari Sdr. Raga.

Bahwa kira-kira setengah jam kemudian, Sdr. Raga menelepon Sdr. Wedha untuk meminta dijemput kembali
di food court kawasan komplek Batununggal. Selanjutnya setelah dijemput, Sdr. Raga bersama-sama dengan Sdr.
Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani menuju ke rumah Korban dengan
menggunakan Toyota Avanza Veloz warna putih milik Sdr. Raga. Di dalam mobil Sdr. Raga kembali menegaskan
agar Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani berpura-pura sebagai karyawan Bank Mega yang hendak
mengukur rumah dan untuk melakukan kekerasan terhadap Korban agar menunggu kode dari Sdr. Raga.

Sesampainya di depan rumah Korban, Sdr. Raga turun seorang diri terlebih dahulu dari mobil dan masuk ke
dalam rumah Korban sedangkan Sdr. Wedha, Sdr. Teuku, Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani
berputar-putar keliling komplek dengan menggunakan mobil. 15 (lima belas menit) kemudian Sdr. Raga memberi
kabar kepada Sdr. Wedha agar Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani diantarkan ke rumah Korban.
Kira-kira 20 (dua puluh) meter sebelum rumah Korban, mobil dihentikan selanjutnya Terdakwa Saimuddin dan
Terdakwa Dedi Murdani turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumah Korban dengan mengaku sebagai petugas
dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran sedangkan Sdr. Teuku dan Sdr. Wedha tetap menunggu di
dalam mobil yang diparkirkan di depan masjid yang berjarak sekitar 50 (lima puluh) meter dari rumah Korban
dengan tujuan untuk memantau situasi sekitar sehingga apabila ada orang lain yang hendak masuk ke dalam rumah
Korban Sdr. Wedha dapat secepatnya memberitahu Sdr. Raga.

Di dalam rumah Korban dimana Sdr. Raga sudah menunggu bersama Korban H. Didi, Terdakwa Saimuddin
dan Terdakwa Dedi Murdani memperkenalkan diri sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan
pengukuran rumah. Selanjutnya Korban H. Didi menyuruh keduanya untuk masuk dan tidak lama kemudian
mengajak Terdakwa Saimuddin, Terdakwa Dedi Murdani dan Sdr. Raga untuk ke lantai 2 (dua) rumah tersebut.
Ketika Terdakwa Saimuddin dan Terdakwa Dedi Murdani sedang berpura-pura mengukur rumah di lantai atas
dengan disaksikan oleh Sdr. Raga dan Korban H. Didi setelah itu Sdr. Raga memberi kode sambil berpura-pura
menerima telepon. Saat itulah Terdakwa Dedi Murdani langsung memukul kepala Korban H. Didi dengan

7
menggunakan kepalan tangan kanan hingga Korban H. Didi jatuh tersungkur selanjutnya menyetrum korban
dengan menggunakan alat setrum pada bagian leher sebelah kiri juga dengan menggunakan tangan kanan. Setelah
itu Terdakwa Saimuddin menusukkan pisau belati ke arah perut Korban H. Didi dan Korban H. Didi mencoba
untuk lari namun berhasil dikejar oleh Terdakwa Saimuddin yang langsung menusuk Korban H. Didi berkali-kali
di bagian perut hingga Korban H. Didi jatuh ke lantai sambil berteriak “Raga tolong saya” namun Sdr. Raga yang
saat itu berada di belakang Terdakwa Saimuddin tepatnya di samping meja bilyard diam saja menyaksikan
kekejaman tersebut. Terdakwa Dedi Murdani lalu mengambil pisau belati dari tangan Terdakwa Saimuddin dan
menusukkannya kembali ke arah leher Korban H. Didi hingga Korban H. Didi meninggal di samping meja bilyard.

Karena mendengar ribut-ribut di lantai atas, Korban Hj. Anita berteriak dari lantai bawah“ada apa pak”
sambil bergegas naik ke lantai atas. Namun sebelum sampai di lantai atas, Terdakwa Dedi Murdani langsung
menghampiri Korban Hj. Anita di pertengahan tangga dan langsung memukul muka Korban Hj. Anita dengan
menggunakan tangan kanan sebanyak 1 (satu) kali hingga Korban Hj. Anita tersungkur sedangkan Terdakwa
Saimuddin membungkan mulut Korban Hj. Anita namun Hj. Anita melawan dengan menggigit kuku jempol kiri
Terdakwa Saimuddin hingga patah. Selanjutnya Terdakwa Dedi Murdani menusukkan pisau belati ke arah perut
dan dada Korban Hj. Anita berulang kali dan diteruskan oleh Terdakwa Saimuddin yang mengambil pisau belati
dari Terdakwa Dedi Murdani kemudian menusukkannya ke leher Korban Hj. Anita hingga Korban Hj. Anita
meninggal dunia di tangga.

Bahwa setelah memastikan jika Korban H. Didi dan Hj. Anita benar-benar sudah meninggal dunia, Sdr. Raga
kemudian mencari sertifikat rumah milik Korban yang ingin dikuasainya dan setelah ditemukan Sdr. Raga
langsung mengambil sertifikat hak milik asli Nomor 2957 Kelurahan Batununggal atas nama Nyonya Raden Anita
Anggrainy serta surat-surat berharga lain yang berhubungan dengan kepemilikan rumah Korban yakni 2 (dua)
lembar Surat Pemberitahuan Pajak terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan tahun Pajak 2013 dan 2014, 1
(satu) lembar surat tanda terima setoran (STTS) Bank BJB tanggal 28 Maret 2014 dan 1 (satu) lembar surat Nomor
: 503.648.1/SI-0519-Db/2000 tentang Ijin Mendirikan Bangunan tanggal 05 April 2000. Selain itu Sdr. Raga juga
mengambil uang tunai pecahan Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dengan jumlah total sebesar Rp. 2.000.000,-
(dua juta rupiah), 2 (dua) untai kalung dari batu giok, handphone merk Nokia E63 warna putih, handphone merk
Nokia E6300 serta jam tangan dari kamar Korban.

Bahwa selanjutnya Sdr. Raga, Sdr. Wedha dan Sdr. Teuku membereskan mayat Korban dengan cara
mengangkat mayat Korban untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil Nissan Grand Livina warna abu-abu metalik
nopol D-68-PD milik Korban setelah sebelumnya mobil dimasukkan ke dalam garasi oleh Sdr. Wedha dan jok
bagian belakang mobil dilipat kemudian dialasi dengan seprai berwarna biru hijau oleh Sdr. Raga. Mayat Korban
yang berlumuran darah kemudian ditutupi dengan menggunakan bed cover warna putih dan biru dongker, bed
cover warna merah muda serta selimut warna merah yang diambil dari kamar Korban oleh Sdr. Teuku. Setelah
mayat Korban berada di dalam mobil Sdr. Raga lalu membersihkan bercak darah yang menetes di lantai dengan
menggunakan lap pel. Mayat Korban tersebut lalu diangkut dan dibawa dengan menggunakan mobil Nissan Grand
Livina warna abu-abu metalik tersebut dan selanjutnya dibuang di semak-semak di daerah Cikendal, Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten. Setelah selesai membuang mayat korban, Terdakwa Dedi Murdani membuang
barang bukti yang digunakan untuk membunuh Korban yakni pisau belati dan alat setrum dengan cara dilempar ke
semak-semak di pinggir jalan arah Pandenglang menuju ke Jakarta.

Bahwa uang tunai pecahan Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dengan jumlah total sebesar Rp. 2.000.000,-
(dua juta rupiah), 2 (dua) untai kalung dari batu giok, handphone merk Nokia E63 warna putih, handphone merk
Nokia E6300 serta jam tangan yang diambil oleh Sdr. Raga kemudian diserahkan kepada Terdakwa Saimuddin
untuk digunakan sebagai biaya membuang mayat Korban sedangkan 1 (satu) unit mobil Nissan Grand Livina
warna abu-abu metalik nopol D-68-PD milik Korban diambil oleh Sdr. Teuku dengan maksud hendak dijual
kepada orang lain.

Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 008/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014 yang
dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten
Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis Forensik menyatakan bahwa pada
tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU
Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An. Didi
Harsuandi, Umur 59 Tahun, dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat laki-laki ini yang menurut keterangan berusia lima puluh sembilan tahun, ditemukan
luka terbuka pada kepala, pelipis, pipi, telinga, leher, dada, perut dan tangan akibat kekerasan tajam. Ditemukan
juga luka lecet pada batang hidung, pipi, leher, dada, memar pada dada serta patah tulang pada tulang batang
hidung akibat kekerasan tumpul. Luka terbuka pada tangan kanan dan tangan kiri terdapat persesuaian dengan
suatu sifat dan pola luka tangkis. Pada pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah pada kulit kepala bagian
dalam, kulit leher bagian dalam, otot leher, otot dada dan otot perut. Ditemukan juga terbelahnya tulang dada
dengan tepi rata, lubang dengan tepi rata pada permukaan kandung jantung, jantung dan usus besar. Selanjutnya
ditemukan perdarahan sebanyak enam ratus delapan puluh mililiter di dalam rongga dada kiri dan lima puluh
milimiter di dalam kandung jantung. Sebab mati orang ini akibat luka tusuk pada dada kiri yang mengenai jantung

8
dan mengakibatkan perdarahan. Perkiraan saat kematian kurang dari dua puluh empat jam sebelum dilakukan
pemeriksaan.

Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 009/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014 yang
dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten
Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis Forensik menyatakan bahwa pada
tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU
Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An.
Anita Angraeni, Umur 51 Tahun, dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat perempuan ini yang menurut keterangan berusia lima puluh sembilan tahun,
ditemukan luka terbuka leher, dada, perut, lengan dan jari tangan akibat kekerasan tajam. Luka pada jari tangan
kanan terdapat persesuaian dengan sifat dan pola luka tangkis. Ditemukan juga luka lecet pelipis, pipi, kelopak
mata bawah, dagu, leher dan perut, memar pada dahi, pelipis, daun telinga, dagu, bahu, lengan, telapak tangan,
punggung tangan , tungkai bawah dan punggung belakang, bengkak pada kepala dan dagu serta patah tulang pada
tulang selangka dan tulang lengan atas kanan akibat kekerasan tumpul. Pada pemeriksaan dalam ditemukan
resapan darah pada kulit bagian dalam leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, otot dada sisi kanan,
sela iga ke lima sisi kanan, dinding perut kanan dan kiri serta dinding perut belakang. Ditemukan juga lubang
dengan tepi rata pada paru bagian tengah, empat lubang dengan tepi rata pada hati dan lubang dengan tepi rata
pada ginjal kanan. Selanjutnya ditemukan perdarahan di dalam rongga dada sebanyak dua ratus tiga puluh
milimiter dan di dalam rongga perut sebanyak seratus milimiter. Sebab mati orang ini akibat luka tusuk pada dada
dan perut yang mengenai organ paru. Perkiraan saat ini kematian kurang dari dua puluh empat jam sebelum
dilakukan pemeriksaan.

Perbuatan Para Terdakwa sebagaimana diuraikan diatas diatur dan diancam pidana dalam Pasal 365 ayat
(4) KUHPidana.

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan di persidangan secara berturut-turut berupa keterangan
saksi-saksi, surat, petunjuk, keterangan terdakwa dan barang bukti sebagai berikut

KETERANGAN SAKSI

1. Saksi DENNY ERNAWAN, di persidangan di bawah sumpah menurut agama Islam pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar saksi tidak kenal dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan saksi.
- Bahwa benar saksi diminta keterangan berkaitan dengan dugaan tindak pidana pembunuhan, yang
diketahui terjadi pada hari Minggu tanggal 13 April 2014, sekitar jam 14.30 Wib di Jl. Batu Indah Raya
No. 46 A Kel.Batununggal Kec. Bandung Kidul Kota Bandung.
- Bahwa benar Saksi kenal dengan korban Sdr. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA
ANGGRAENI sebagai adik ipar saksi dan adik kandung saksi.
- Bahwa benar yang saksi ketahui atas hilangnya korban Sdr. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA
ANGGRAENI, bahwa pada hari Sabtu tanggal 12 April 2014, jam 10.00 Wib, saksi berusaha menelphon
korban Sdr. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA ANGGRAENI, namun Hp korban tidak aktif
kemudian saksi menelphon ketelpon rumah korban namun tidak juga ada yang mengangkat.
- Bahwa benar pada hari Sabtu tanggal 12 April 2014 jam 19.00 Wib, saksi bersama saksi HENI SRI
CAHYANI, YAN FIRDAUS PERMADI dan cucu saksi kerumah korban dan didapat pintu gerbang rumah
korban dalam keadaan tidak terkunci namun pintu depan dalam keadaan terkunci, selanjutnya saksi
menelpon keluarganya yang lain untuk menanyakan keberadaan korban, namun keluarga saksi juga tidak
mengetahui keberadaan korban, selanjutnya saksi pulang kerumah selanjutnya keesokan harinya saksi
bersama istrinya, anak dan cucunya datang lagi kerumah korban kemudian menghubungi linmas dan
ketua keamanan setempat, dan saksi sampaikan bahwa saksi curiga karena korban Sdr. H. DIDI
HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA ANGGRAENI tidak ada dirumah namun rumah dalam keadaaan
gelap dan menurut ketua keamanan bahwa terakhir bertemu dengan korban Sdr. H. DIDI HARSOADI,
M.Sc pada hari Ragu tanggal 9 April 2014 jam 09.00 Wib , selanjutnya saksi pulang lagi kerumahnya.
- Bahwa benar pada hari Minggu tanggal 13 April 2014 sekira pukul 14.00 Wib saksi bersama cucunya
datang lagi ke rumah korban dan dirumah korban sudah ada saksi RADITA ANGGIANE, SS (anak
korban) yang mana saksi RADITA ANGGIANE, SS sudah membuka pintu depan rumah, selanjutnya
melaporkan ke Polisi.
- Bahwa benar korban Sdr.H.DIDI HARSOADI,M.Sc dan Sdri.ANITA ANGGRAENI pernah bercerita
pada sekira tanggal 05 April 2014 di tempat pernikahan anak Saksi bahwa rumah korban akan jadi dibeli
oleh Sdr. RAGA seharga Rp. 3,5 milyar.
- Bahwa benar barang-barang milik korban yang hilang adalah BPKB Mobil Grand Livina Silver No. Pol
D-68-P…..(saksi lupa belakangnya) dan sertifikat rumah, karena yang tahu tempat sertifikat adalah saksi
RADITA ANGGIANE, SS.

9
- Bahwa benar Sdri.ANITA ANGGRAENI tidak pernah menyampaikan siapakah Saksi RAGA tersebut dan
dimana alamatnya, saksi hanya bilang suruh hati-hati saja, karena saksi pernah mendapat informasi dari
anak saksi (RICKI) yang bekerja di Showroom 25 Jl. Mohamad Ramdan Kota Bandung bahwa ada dua
orang yang datang mengaku bernama HADI dan MAHAR mau menggadaikan sertifikat rumah di Jl. Batu
Indah Raya No. 46 A Kota Bandung kepada pemilik AUTO 25, namun hanya disetujui Rp. 2,4 Milyar dan
anak saksi sempat mengatakan kepada kedua orang tersebut bahwa rumah tersebut milik bibi dan
pamannya dan dijawab oleh orang yang mengaku HADI dan MAHAR bahwa rumah tersebut sudah
menjadi milik Sdr. RANGGA sambil memperlihatkan labtop seperti gambar sedang transaksi antara
korban Sdr. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA ANGGRAENI bersama Saksi RAGA dan ada
juga terpampang KTP atas nama H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA ANGGRAENI akan tetapi
foto yang ada dalam KTP tersebut orang lain, sehingga saat Sdr. HADI dan MAHAR mendengar apa yang
dikatakan oleh Sdr. RICKY maka transaksi untuk pinjam uang batal.
- Bahwa benar pada sekitar tanggal 16 April 2014 Saksi baru mengetahui jika pelaku pembunuhan terhadap
adik dan adik ipar Saksi berjumlah 5 (lima) orang yakni Sdr. RAGA, Sdr. WEDHA, Sdr. TEUKU dan 2
(dua) orang lainnya yang Saksi tidak ketahui namanya
Atas keterangan saksi, saksi menyatakan tidak mengetahuinya.

2. Saksi RICKY FIRDAUS SETIADI, di persidangan bawah sumpah menurut agama Islam pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar saksi tidak kenal dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan saksi.
- Bahwa benar saksi diminta keterangan sehubungan dengan adanya tindak pidana pembunuhan.
- Bahwa benar saksi mengetahui hilangnya korban Sdr.H.DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri.ANITA
ANGGRAENI, setelah saksi diberi tahu oleh bapaknya (Saksi DENNY ERNAWAN) pada hari Sabtu
tanggal 12 April 2014 Jam 22. 00 Wib yang memberi tahukan bahwa handphone korban tidak aktif dan
juga dirumahnya korban tidak ada kemudian rumah dalam keadaan gelap dan pintu terkunci, namun pintu
pagarnya dalam keadaan tidak terkunci.
- Bahwa benar korban Sdr. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA ANGGRAENI sudah ditemukan
dalam keadaan meninggal dunia di daerah Pandeglang Banten dan pada korban ditemukan tanda-tanda
penganiayaan bekas luka tusukan dan bacokan dibagian muka dan badan.
- Bahwa benar berdasarkan keterangan bapak saksi kepada saksi bahwa ada barang barang milik korban
yang hilang diantaranya : BPKB mobil berikut mobilnya Grand Livina warna Silver No.Pol D-68-PD dan
Sertifikat rumah Jl. Batu Indah Raya No. 46 A kota Bandung.
- Bahwa yang saksi tahu tentang Saksi RAGA adalah bahwa ketika saksi sedang bekerja sebagai mediator
Free Lance di showroom Auto 25 Jl. Mohamad Ramdan no. 49 Kota Bandung, pada akhir bulan Februari
2014 sekitar jam 10.00 Wib pernah datang dua orang laki-laki mencari saksi yang mana saksi belum
mengenal dengan kedua orang tersebut dan orang tersebut mengaku bernama HADI dan MUHAR yang
mana orang tersebut akan menjaminkan sertifikat rumah yang berlokasi di Perumahan batu Nunggal
dengan pinjaman uang sebesar 2 Milyar selain itu kedua orang tersebut memperlihatkan laptop yang ada
photo rumah berikut memperlihatkan photo KTP suami istri dan photo sedang transaksi/tanda tangan
surat, yang setelah saksi perhatikan ternyata photo rumah tersebut adalah milik paman dan bibi saksi
(korban Sdr. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA ANGGRAENI) yang terletak di Jl. Batu Indah
Raya No. 46 A Kota Bandung dan photo KTP suami istri yang dilihat saksi adalah atas nama korban Sdr.
H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA ANGGRAENI namun gambar photonya lain, bukan paman
dan bibi saksi karena saksi hapal dengan pasti wajah paman dan bibi saksi. Pada saat itu Saksi sempat
berdebat dengan Sdr. HADI dan MUHAR karena Saksi mengatakan bahwa baik foto yang ada dalam
laptop sedang bertransaksi maupun foto yang ada dalam KTP bukanlah pemilik rumah tersebut. Namun
Sdr. HADI dan MUHAR awalnya tidak percaya dan bertanya “darimana kamu tahu” yang dijawab oleh
Saksi bahwa pemilik rumah yang dimaksud adalah paman dan bibi Saksi dan kalau perlu Saksi mengajak
keduanya untuk bersama-sama ke rumah Korban. Dan pada saat itu juga Saksi menelepon Korban H. Didi
di depan keduanya hingga akhirnya mereka percaya kepada Saksi.
- Bahwa benar setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Saksi Sdr. HADI dan MUHAR kemudian
menelepon seseorang yang bernama RANGGA namun Saksi tidak mendegar apa yang dibicarakan karena
mereka menjauh dari Saksi. Selanjutnya setelah selesai menelepon keduanya lalu menghampiri Saksi
kembali dan mengatakan bahwa Sdr. RANGGA telah memanipulasi data
- Bahwa benar setelah kejadian tersebut Saksi sempat memberitahukan kepada paman dan bibi Saksi yakni
Saksi Korban H. Didi dan Hj. Anita agar berhati-hati namun saat itu reaksi paman dan bibi Saksi hanya
mengatakan bahwa Sdr. HADI dan MUHAR adalah orang yang tidak benar sedangkan orang yang mau
membeli rumah Korban adalah Saksi RAGA.
- Bahwa benar Sdr. HADI yang datang ke tempat kerja Saksi pada sekitar bulan Februari 2014 bersama Sdr.
MUHAR untuk meminjam uang dengan jaminan serifikat rumah di Jl. Batu Indah Raya No. 46 A kota
Bandung saat di pengadilan Saksi mengenalinya sebagai Saksi Teuku.
Atas keterangan Saksi Saksi menyangkal bahwa dirinya tidak pernah bertemu Saksi sebelumnya dan yang
datang ke tempat kerja Saksi bersama Sdr. MUHAR untuk meminjam uang dengan jaminan sertifikat rumah

10
di Jl. Batu Indah Raya No. 46 A kota Bandung adalah bukan dirinya karena Saksi baru mengenal Sdr. RAGA
pada tanggal 01 April 2014, untuk keterangan lainnya Saksi menyatakan tidak mengetahuinya.

3. Saksi RADITA ANGGIANE SS, di persidangan bawah sumpah menurut agama Islam pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar saksi tidak kenal dengan Saksi karena dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan saksi.
- Bahwa benar yang saksi ketahui yang menjadi korban tindak pidana pembunuhan yang direncanakan
tersebut adalah ayah kandung saksi yang bernama H.Didi Harsoadi dan Ibu kandung saksi yang bernama
Hj.Anita Angraeni.
- Bahwa benar awalnya saksi mendapatkan SMS pada hari Sabtu tanggal 12 April 2014 sekira jam 22.00
WIB dari soudara sepupu saksi diJakarta yang bernamaSdri.Audra yang menanyakan orang tua saksi yang
tidak bisa dihubungi, kemudian saksi mencoba menelpon kenomor telpon ayah saksi 08156155005 dan
ibu saksi 08122158677 tidak aktif, kemudian saksi mencoba menelpon kerumah 0227514671 namun tidak
ada yang mengangkat telpon tersebut, pada hari Minggu tanggal 13 April 2014 sekira jam 9.30 Wib saksi
mendapat pesan melalui BBM bahwa Ibu Yuli akan kerumah Jln. Batu indah Raya untuk mengecek
keberadaan orang tua. Pada hari Minggu tanggal 13 April 2014 sekira jam 10.30 wib saksi berangkat dari
BTC Jln. Pasteur dengan Sdr. Agung menuju rumah dan tiba dirumah Jalan Btu Indah Raya No.46 A
RT.05/03 Kel.Batununggal Kec.Bandung kidul Kota Bandung sekira jam 11.30 wib.saat saksi tiba
dirumah saksi sudah melihat diteras rumah yaitu Sdri Yuli kakak kandung ibu saksi, Sdr. Toyo suami ibu
Yuli, Sdr. Ari adik angkat Ibu saksi sedang duduk diteras rumah saat itu saksi mencoba membuka pintu
depan rumah menggunakan kunci rumah yang ada pada saksi namun setelah dicoba dibuka ternyata pintu
rumah tidak bisa dibuka setelah itu saksi dan Sdr. Agung dengan mengendarai mobil pergi kedaerah Buah
Batu sebrang Griya Buah batu untuk mencari tukang kunci duplikat namun tukang tersebut tutup. Setelah
itu dilanjutkan mencari kearah Borma Jln. Buah Batu namun tidak ada juga dan baru ketemu dengan
tukang kunci duplikat kunci sekira jam 12.00 Wib di pasar gordon Ciwastra dimana tukang kunci tersebut
bersama-sama dengan saksi ikut kerumah, saat itu tukang kunci duplikat mencoba membuka pintu depan
rumah dan berhasih membuka pintu tersebut sekira jam 13.00 Wib. Pada saat itu saksi bersama Sdri. Ibu
Yuli, Sdr. Toyo, Sdr. Ari masuk kedalam rumah sedangkan Sdr. Agung dan tukang duplikat kunci berada
diluar saat masuk kedalam rumah saksi segera menuju kedalam kamar Sdri Ibu Anita Anggraeni yang
berada dibawah dekat tangga dimana pintu tidak terkunci dan melihat pintu engsel lemari sudah rusak
kemudian pintu meja tivi sudah terbuka sebelah tas dan dompet milik Ibu saksi sudah berantakan dimeja
blajar sedangkan dikasur tidak spei. Setelah itu Sdri. Yuli memberitahu saksi bahwa ada bercak darah yang
sudah mengering dilantai rumah dekat tangga dan didepan kamar Ibu saksi, selanjutnya saksi menuju
kekamar Ayah saksi yang berada didepan kamar Ibu saksi dan melihat pintu kamar sudah terbuka
kemudian melihat seprai kasur sudah tidak ada, selanjutnya saksi juga mengecek kelantai dua rumah dan
melihat bercak darah dilantai dua rumah dan melihat bercak darahdidepan kamar, bercak darah dilantai
meja samping billiyard, melihat telapak kaki disekitar lantai meja billiyard, melihat bedcover warna merah
tidak ada, kain gorden warnah putih tidak terpasang dan pengaitnya juga berserakkan dilantai serta melihat
kancing-kancing baju berserakkan dilantai kamar, saat itu saksi turun dari lantai dua dan diberitahu oleh
Sdr. Ari noda bercak darah dilantai garasi dan melihat mobil Grand livina D.67 PD tidak ada diparkiran
rumah melihat kejadian yang aneh didalam rumah saksi dan Sdri. Yuli dan Sdr. Toyo pergi kekantor
Polsek Lengkong dengan memberitahu tentang laporan orang tua saksi yang tidak bisa dihubungi diduga
hilang serta kondisi rumah terdapat bercak darah, saat itu Polsek Lengkong mengarahkan agar kePolsek
Bndung Kidul dikarenakan Jln. Batu Indah Raya merupakan wilayah Polsek Bandung Kidul setelah itu
saksi bersama Sdr.Toyo dan Sdri Yuli menuju Polsek Bandung Kidul dan menceritakan tentang orang tua
saksi yang hilang dan kondisi rumah yang mencurigakan, setelah itu saksi bersama – sama petugas dari
Polsek Bandung Kidul menuju rumah saksi sekira jam 15.00 Wib dan saksi melihat banyak tanda-tanda
bercak darah dipegangan tangga rumah saksi, tembok tangga, potongan kuku dilantai atas rumah saksi,
atas kejadian tersebut Sdr. Deni selaku paman saksi membuat laporan Polisi untuk pengusutan lebih lanjut
pada hari Minggu tanggal 13 April 2014 sekira jam 22.00 Wib saksi baru mengetahui Ayah saksi yang
bernama H.DIDI HARSOADI dan Ibu Kandung saksi bernama HJ.ANITA ANGGRAENI diduga menjadi
korban tindak pidana kejahatan terhadap jiwa orang yang direncanakan setelah itu diberitahu oleh pihak
kepolisian.
- Bahwa benar Saat saksi masuk kerumah korban, saksi langsung menuju kamar korban Sdri. ANITA
ANGGRAENI yang berada dibawah dekat tangga yang mana pintu tidak terkunci, dan saksi melihat
engsel pintu lemari baju sudah rusak, kemudian pintu meja TV sudah terbuka sebelah, tas dan dompet
milik korban Sdri. ANITA ANGGRAENI sudah berantakan dimeja belajar, selanjutnya saksi YULI
member tahu saksi bahwa ada bercak darah yang sudah kering dilantai rumah dekat tangga dan depan
kamar Sdri. ANITA ANGGRAENI, selanjutnya saksi langsung kekamar ayahnya (korban Sdr. H. DIDI
HARSOADI, M.Sc) yang posisinya didepan kamar ibu saksi dan saksi melihat pintu kamar sudah terbuka
serta sprei kasur tidak ada kemudian saksi langsung kelantai II dan melihat bercak darah di lantai depan
kamar, bercak darah dilantai samping meja bilyard, saksi melihat telapak kaki disekitar lantai meja bilyard
dan saksi juga melihat bad cover warna merah yang ada dikamar tidak ada, kain hordeng warna putih juga
tidak terpasang serta pengait hordeng berserakan dilantai, lalu saksi turun dari lantai II dan diberitahu oleh
11
saksi ARI ada bercak darah di garasi serta mobil Grand Livina milik korban tidak ada digarasi, melihat
kejadian yang aneh didalam rumah, saksi dengan saksi YULI dan TOYO pergi ke Polsek Lengkong untuk
melaporkan kejadian dimaksud, namun pihak Polsek Lengkong mengarahkan ke polsek Bandung Kidul
karena wilayah rumah korban di wilayah Polsek Bandung Kidul Kota Bandung.
- Bahwa benar saksi tidak tinggal dirumah Jl.Batu indah Raya No.46 A bersama kedua orang tuanya
(korban) sejak saksi menikah/sejak tahun 2010 karena Ibu Saksi Hj. Anita Anggrainy tidak menyetujui
pernikahan Saksi dan juga tidak datang ke pernikahan Saksi.
- Bahwa benar pada saat mengajukan gugatan cerai pada suaminya sekira bulan November tahun 2012
Saksi pernah tinggal di rumah Korban orang tua Saksi di Jl.Batu indah Raya No.46 A dengan membawa
anak Saksi namun hanya sekitar 2 bulan saja karena ibu Saksi Hj. Anita sering mengomel dan mengeluh
capek mengurus anak Saksi sehingga akhirnya Saksi dan anak Saksi keluar lagi dari rumah ornag tua
Saksi dan pindah ke rumah kakak kandung ayah Saksi H. Didi di daerah Antapani.
- Bahwa benar Semasa hidupnya orang tua saksi (korban) tidak memiliki permasalahan, namun
sepengetahuan saksi, bapaknya (korban Sdr. H. DIDI HARSOADI, M.Sc) berkeinginan menjual
rumahnya, dan sekitar tahun 2013, saksi diberitahu oleh korban Sdr. H. DIDI HARSOADI, M.Sc bahwa
calon pembeli rumahnya adalah Saksi RAGA kenalan saksi ARI anak dari teman korban, dan korban Sdr.
H. DIDI HARSOADI, M.Sc pernah memberitahu kepada saksi bahwa proses penjualan rumah dengan
cara sertifikat rumah akan dijaminkan ke Bank Mandiri oleh Saksi RAGA sedangkan harga jual rumah
tersebut sekitar Rp.3.400.000.000,- (tiga milyar empat ratus ribu rupiah) dan sertifikat rumah tersebut
sudah diserahkan kepada Saksi RAGA, namun prosesnya sangat berbelit-belit.
- Bahwa benar saksi tidak kenal dan tidak pernah bertemu dengan Saksi RAGA dan saksi mengetahui nama
Saksi RAGA setelah diberitahu oleh korban Sdr. H. DIDI HARSOADI, M.Sc sebagai calon pembeli
rumah
- Bahwa benar sepengetahuan saksi, barang-barang yang sering dipakai korban (korban Sdr. H. DIDI
HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA ANGGRAENI) yaitu jam tangan, gelang giok warna hitam, HP
Nokia C3 warna biru dongker, selain itu korban Sdri. ANITA ANGGRAENI memakai giwang, gelang
emas dipergelangan kaki, cincin emas dan jam tangan.
- Bahwa benar barang milik ayah Saksi yang hilang adalah berupa buku-buku tabungan Bank BCA,
Mandiri, Bank BTPN, jam tangan warna hitam, dompet sedangkan barang milik Ibu Saksi yang hilang
yaitu 1 (satu) pasang giwang, gelang emas di pergelangan kaki, cincin emas, jam tangan, uang tunai di
dalam dompet namun tidak tahu jumlah pastinya serta perhiasan-perhiasan yang disimpan dalam lemari
baju.
- Bahwa benar 1 (Satu) unit kendaraan grand livina warna silver tahun 2010 Nopol D-68-PD adalah milik
orang tua Saksi yang pembayarannya telah diselesaikan di perusahaan leasing ACC pada bulan Januari
tahun 2013.
- Bahwa benar Saksi terakhir bertemu dengan orang tua Saksi adalah 1 (satu) bulan sebelum kejadian
- Bahwa benar Saksi menemukan potongan kuku di teras/beranda di lantai dua rumah milik orang tua Saksi
pada hari Minggu tanggal 13 April 2014 saat Saksi datang ke rumah untuk mencari orang tua Saksi dan
Saksi sangat yakin jika potongan kuku tersebut bukan milik ayah atau ibu Saksi
- Bahwa benar Saksi juga menemukan alat meteran dan kertas berisi hitungan di samping meja bilyard di
lantai dua rumah milik orang tua Saksi dan Saksi sangat yakin jika tulisan yang ada di kertas tersebut
bukanlah tulisan ayah atau ibu Saksi
- Bahwa benar kejanggalan lain yang terdapat di rumah orang tua Saksi pada hari Minggu tanggal 13 April
2014 adalah gorden atau vitrase di lantai atas hilang/lepas/tidak ada salah satu, bed cover di kamar ayah
dan ibu Saksi yakni bed cover warna biru dan merah muda juga tidak ada, lemari di kamar ayah dan ibu
Saksi dalam keadaan terbuka seperti dipaksa dengan cara ditarik dan kotak-kotak berisi jam berantakan di
dalam lemari namun isinya tidak ada
- Bahwa benar setelah menemukan banyak kejanggalan di rumah orang tua Saksi tersebut ditambah dengan
ditemukannya mayat kedua orang tua Saksi di Pandeglang, Banten dalam keadaan luka tusuk dan
berlumuran darah kecurigaan terbesar Saksi adalah kepada Saksi RAGA sebagai calon pembeli tunggal
rumah orang tua Saksi kerena disaat yang bersamaan sertifikat rumah milik orang tua Saksi beserta surat-
surat kepemilikan rumah lainnya hilang/tidak ada di tempat biasanya di simpan dan bahasan yang sering
dibicarakan oleh ayah Saksi dalam beberapa bulan terakhir hanyalah masalah pembelian rumah oleh Saksi
RAGA
- Bahwa benar Saksi yakin jika sertifikat rumah milik orang tua Saksi hilang karena Saksi sudah memeriksa
di tempat biasanya sertifikat tersebut disimpan oleh ibu Saksi dan ternyata tidak ada
- Bahwa benar ayah Saksi pernah bercerita kepada Saksi jika Saksi RAGA pernah memberikan uang
sebesar Rp. 500.000,- kepada ayah Saksi dengan maksud agar ayah dan ibu Saksi keluar dari rumah untuk
beberapa jam karena akan ada orang yang melakukan survey.
- Bahwa benar ayah Saksi pernah bercerita kepada Saksi jika Saksi RAGA pernah meminjam sertifikat
rumah yang terletak di Jalan Batu Indah Raya No. 46 A untuk keperluan pengajuan kredit ke Bank
Mandiri
- Bahwa benar beberapa hari sebelum peristiwa pembunuhan terjadi ayah Saksi pernah bercerita kepada
Saksi jika kredit yang diajukan Saksi RAGA ke Bank Mandiri ternyata gagal (tidak disetujui) dan
dialihkan ke Bank Mega

12
- Bahwa benar pada sekitar tanggal 16 April 2014 Saksi baru mengetahui jika pelaku pembunuhan terhadap
orang tua Saksi berjumlah 5 (lima) orang dan yakni Saksi RAGA, Saksi WEDHA, Saksi TEUKU dan 2
(dua) orang lainnya yang Saksi tidak ketahui namanya
Atas keterangan saksi, saksi menyatakan tidak mengetahuinya.

4. Saksi AGUNG PRASETIO, SE, di persidangan bawah sumpah menurut agama Islam pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar saksi tidak kenal dengan Saksi namun Saksi tidak memiliki hubungan keluarga dengan saksi.
- Bahwa benar saksi tidak mengetahui kapan terjadinya pencurian dengan kekerasan dan atau kejahatan
terhadap jiwa orang tersebut secara pasti, namun saksi datang kerumah korban pada hari Minggu tanggal
13 April 2014, sekira jam 12.00 Wib di Komplek Batununggal Indah Raya No. 46 A Rt. 05/03 Kel.
Batununggal Kec. Bandung Kidul Kota Bandung, dan saksi datang bersama saksi RADITA ANGGIANE,
SS karena saksi diajak oleh saksi RADITA ANGGIANE, SS untuk melihat kerumah orang tuanya yang
mana menurut keterangan saksi RADITA ANGGIANE, SS kepada saksi bahwa kedua orang tuanya tidak
bisa dihubungi/tidak ada kabar, saat saksi dan saksi RADITA ANGGIANE, SS tiba dirumah korban,
sudah ada tiga orang yang menunggu dan saat itu saksi melihat saksi RADITA ANGGIANE, SS langsung
membuka pintu rumah namun saat pintu pintu rumah masih terkunci.
- Bahwa benar selanjutnya saksi RADITA ANGGIANE, SS mengajak saksi pergi mencari tukang duplikat
kunci dan mengajaknya kerumah korban yang akhirnya pintu rumah korban dapat dibuka, selanjutnya
saksi RADITA ANGGIANE, SS bersama bibinya dan suami bibinya masuk kedalam rumah, sedangkan
saksi menunggu diluar bersama tukang duplikat kunci.
- Bahwa benar Saat saksi diluar rumah saksi mendengar ada pembicaraan membahas masalah bercak darah,
selanjutnay saksi RADITA ANGGIANE, SS keluar rumah dan mengatakan kepada saksi bahwa ayah dan
ibunya (korban) tidak ada
- Bahwa benar Saksi sempat melihat bahwa di dalam rumah tepatnya di ruang tamu ada bercak agak gelap
warnanya hanya saat itu Saksi tidak mengetahui apakah itu bercak darah atau bukan
- Bahwa benar saat di rumah orang tua Saksi RADITA ANGGIANE, SS dirinya mengatakan bahwa mobil
orang tuanya yakni 1 (satu) unit mobil Nissan Grand Livina warna silver juga tidak ada di garasi rumah
orang tuanya.
- Bahwa benar yang menjadi korban pencurian dengan kekerasan dan kejahatan terhadap nyawa tersebut
adalah orang tuanya saksi RADITA ANGGIANE, SS (korban Sdr. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri.
ANITA ANGGRAENI).
- Bahwa benar Saksi RADITA ANGGIANE, SS pernah mengatakan kepada Saksi bahwa rumah orang
tuanya yang terletak di Jalan Batuindah Raya No. 46 A Rt. 05/03 Kel. Batununggal Kec. Bandung Kidul
Kota Bandung sedang dalam proses penjualan dan saat ini sudah ada yang mau beli namun sedang
menunggu proses bank. Runah tersebut rencananya akan dijual dengan harga diatas 3 Milyar namun siapa
yang mau membeli dan alasan kenapa rumah tersebut akan dijual Saksi RADITA ANGGIANE, SS tidak
pernah menceritakannya kepada Saksi.
Atas keterangan saksi, saksi menyatakan tidak mengetahuinya.

5. Saksi YULIANTO, di persidangan bawah sumpah menurut agama Islam pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa benar saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar saksi kenal dengan Saksi namun Saksi tidak memiliki hubungan keluarga dengan saksi.
- Bahwa benar Saksi mengetahui mengapa Saksi diperiksa karena saksi membawa atau memakai kendaraan
Grand Livina Warna Silver No.Pol: terpasang leter B sedangkan di STNK No.Pol D, dan pada saat
ditangkap pihak Kepolsian langsung mengamankan saksi dan menanyakan keberadaan dan langsung
menangkap Saksi TEUKU (berkas perkara terpisah).
- Bahwa benar saksi diamankan oleh Pihak Kepolisian berpakaian preman dari Sat Reskrim Polrestabes
Bandung saat saksi membawa mobil Grand Livina warna Silver No Pol yang terpasang leter B... dan di
STNK letter D ...yang mana pada saat itu saksi disuruh memindahkan kendaraan tersebut ke tempat parkir
di Kompleks perumahan Slipi Belakang Rumah Sakit Pelni dari Petamburan 2 tempat kontrakan Saksi
TEUKU.
- Bahwa benar awal mulanya pada hari Minggu tanggal 13 April 2014 sekira jam 18.30 Wib Saksi TEUKU
menghubungi saksi lewat Hand Phone dan mengatakan minta bantuan atau tolong untuk memindahkan
mobil dari Petamburan II tempat kontrakannya ke Kompleks Slipi belakang RS Pelni untuk diparkir
karena, Saksi tidak bisa membawa kendaraan dan mengatakan bahwa kendaraan tersebut mobil tarikan,
setelah saksi selesai memindahkan mobil kemudian saksi menyerahkan kunci mobil kepada Saksi dan
saksi diberi upah sebesar RP.50.000,00 (lima puluh ribu rupiah), selanjutnya pada hari Selasa tanggal 15
April 2014 sekira jam 11.00 Wib, Saksi datang kerumah saksi dan minta bantuan untuk menggadaikan
mobil sambil memperlihatkan STNK kendaraan Grand Livina yang mana Nopol yang terpasang.
- Bahwa benar saksi tidak menyanggupinya karena Saksi merasa ada yang tidak beres dengan kendaraan
tersebut sehingga akhirnya Saksi pergi lagi dan mengatakan bahwa kendaraan tersebut akan diambil
13
malam harinya , namun stelah malam hari ternyata Saksi tidak datang juga untuk mengambilnya dan
berjanji akan mengambil mobil tersebut pada pagi harinya .
- Bahwa benar keesokan harinya tanggal 16 April 2014 sekira jam 09.30 Wib Saksi meminta Saksi untuk
membawa kendaraan tersebut ke tanah abang namun saksi menolaknya karena saksi curiga ada yang tidak
beres dengan kendaraan tersebut selanjutnya Saksi bersama istrinya dan anaknya datang kerumah saksi
dengan menggunakan sepeda motor merk Beat putih dan pada saat itu meminta bantuan saksi untuk
memindahakan kendaraan tersebut dari tempat parkir, ke kontrakan Saksi di petamburan KS Tubun II
yang jaraknya kurang lebih 300 meter, namun pada saat saksi keluar dari parkiran tiba-tiba saksi
diamankan oleh pihak Kepolisian sambil berkata “kamu Teuku yah?”
- Bahwa benar Saksi lalu menjawab bahwa dirinya bukan Teuku yang dicari oleh polisi selanjutnya Saksi
lalu menunjukan keberadaan Saksi yang sedang menunggu di dekat rumah kontrakannya
- Bahwa benar berdasarkan keterangan Saksi bahwa kendaraan tersebut diatas diakui hasil tarikan, karena
sepengetahuan saksi Saksi bekerja sebagai DEBT COLEKTOR BANK sehingga saksi percaya dan
membantu untuk memarkirkan mobil tersebut.
- Bahwa benar saksi kenal dengan Saksi sejak bulan Februari 2014 pada saat ia datang meminjam atau
merental mobil kepada keponakan saksi, namun dan tidak ada hubungan apapun dan tidak ada hubungan
keluarga.
- Bahwa benar Saksi tidak mengetahui bahwa kendaraan Grand Livina warna silver tersebut adalah
kendaraan yang dipergunakan sebagai mobil yang ada kaitannya dengan tindak pidana kejahatan terhadap
jiwa orang (Pembunuhan yang direncanakan) dan atau pembunuhan dan atau pencurian dengan kekerasan
yang diketahui pada hari Minggu tanggal 13 April 2014 sekitar jam 14.30 Wib di Jl.Batu Indah Raya No.
46 A Rt.05/03 Kel. Batununggal Kec. Bandung Kidul Kota Bandung.
Atas keterangan Saksi Saksi menyangkal bahwa Saksi tidak pernah meminta tolong kepada Saksi untuk
menggadaikan mobil grand livina milik Korban dan bahwa yang ditangkap terlebih dahulu oleh pihak
kepolisian adalah Saksi baru kemudian Saksi menunjukkan keberadaan mobil milik Korban, untuk
keterangan yang selebihnya Saksi membenarkannya.

6. Saksi AISYAH ROSITA Bin MOHAMMAD SYARIFUDIN JAFAR, di persidangan bawah sumpah menurut
agama Islam pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar saksi kenal dengan Saksi dan memiliki hubungan keluarga dengan Saksi yakni Saksi adalah
suami Saksi
- Bahwa benar saksi di bawa oleh anggota Sat Reskrim Polrestabes Bandung ke Kantor Sat Reskrim
Polrestabes Bandung bersama suaminya yakni Saksi TEUKU SAMSUL ABADI pada hari Rabu tanggal
16 April 2014 sekitar jam 14.00 Wib dan saksi dibawa di Jl. Polytron Jakarta Barat sementara suami saksi
sudah dibawa dahulu.
- Bahwa benar saksi tidak kenal dengan Sdr. DEDI MURDANI als DANIEL Als EPONG (berkas terpisah)
dan Saksi RAGA MULYA Als RAGA (berkas terpisah) namun dengan Sdr. WEDHA (berkas perkara
terpisah), saksi kenal tanggal lupa bulan Maret 2014 di Rumah Saksi WEDHA di belakang Pasar Kosambi
Kota Bandung yang dikenalkan oleh Saksi, dan tidak ada hubungan keluarga.
- Bahwa Benar Yang saksi ketahui hubungan antara Saksi dengan Sdr. WEDHA adalah Saksi menagih
hutang milik orang lain kepada Sdr. WEDHA.
- Bahwa benar Saksi mengetahui hal tersebut karena Saksi pergi menyusul Saksi ke Bandung karena Saksi
sudah 3 (tiga) minggu tidak pulang semenjak bulan Februari 2014 hingga akhirnya Saksi di bawa ke
rumah Saksi WEDHA dan diperkenalkan
- Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 10 April 2014, Saksi bersama temannya namun saksi tidak tahu
namanya, pergi ke Bandung dengan tujuan untuk menagih hutang kepada Sdr. WEDHA dan dilanjutkan
akan menagih hutang kepada temannya Sdr. WEDHA yang saksi tidak tahu namanya, kemudian pada hari
Jumat tanggal 11 April 2014 sekira jam 16.00 Wib Saksi pulang ke kontrakan bersama Sdr. WEDHA (dan
dua orang temannya yang saksi tidak kenal, namun di persidangan Saksi kenali sebagai Saksi
SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI
- Bahwa benar pada hari Jumat tanggal 11 April 2014 sekira jam 16.00 Wib,Saksi, Saksi WEDHA Saksi
SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI datang dengan menggunakan 1 (Satu) unit mobil grand livina
warna silver dan ketika Saksi tanyakan mobil itu milik siapa suami Saksi Saksi mengatakan jika mobil itu
adalah untuk Saksi dan Saksi WEDHA mengatakan juga jika mobil tersebut adalah sebagai jaminan
hutang Saksi WEDHA yang belum lunas.
- Bahwa benar 3 (tiga jam) kemudian Sdr. WEDHA kembali lagi ke Bandung, kemudian Saksi bersama
kedua temannya yakni Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI tersebut pergi dari rumah namun
saksi tidak mengetahui tujuannya dan dari hari Sabtu tanggal 12 sampai hari Rabu tanggal 16 April 2014
Saksi tidak pernah tidur dirumah hanya mampir saja dan tidak lama, kemudian kembali keluar sampai
ditangkapnya oleh pihak kepolisian Sat Reskrim Polrestabes Bandung.
- Bahwa benar Yang saksi ketahui Saksi bersama Saksi SAIMUDDIN, Saksi DEDI MURDANI dan Sdr.
WEDHA sempat ngorbol, namun saksi tidak mengetahui apa isi obrolan tersebut dikarenakan mereka
ngobrol dengan menggunakan bahasa Aceh.

14
- Bahwa benar Saksi tidak pernah berhubungan atau berkomunikasi dengan Saksi WEDHA dan dengan
kedua teman Suami saksi tersebut yang bernama Saksi SAIMUDDIN, Saksi DEDI MURDANI, hanya
saksi pernah ngobrol dengan mereka saat Sdr. WEDHA, Saksi SAIMUDDIN, Saksi DEDI MURDANI
diajak kekontrakan saksi oleh Saksi dan disana saksi mengobrol dengan Sdr.WEDHA mengenai
pembayaran hutang Sdr.WEDHA dimana saat itu Saksi WEDHA mengatakan jika 1 (Satu) unit mobil
grand livina warna silver adalah sebagai jaminan hutang Saksi WEDHA yang belum lunas sedangkan
dengan Saksi SAIMUDDIN, Saksi DEDI MURDANI mereka hanya menanyakan masalah keluarga saksi
saja.
Atas keterangan Saksi, Saksi membenarkannya

7. Saksi Ir. HANDANA AMIARSA, di persidangan bawah sumpah menurut agama Islam pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar saksi tidak kenal dengan Saksi dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan saksi.
- Bahwa benar saksi saat ini bekerja di Hotel Pondok Kurnia yang berlokasi Jl. Cijagra Raya No. 26. A Kec.
Lengkong Kota Bandung, dengan jabatan sebagai Oprasional Manager dengan tugas dan tanggung jawab
menjalankan kegiatan oprasional kegiatan sehari–hari di Hotel Pondok Kurnia.
- Bahwa benar Saksi tidak mengetahui secara langsung siapa–siapa saja yang Chek in Maupun Chek out di
Hotel Pondok Kurnia, namun saksi bisa mengetahui berapa banyak serta siapa saja yang chek in dan chek
out dihotel Pondok Kurnia dengan cara pengecekan manajemen oprasional hotel yang saksi lakukan setiap
hari.
- Bahwa benar Saksi baru mengetahui bahwa Hotel Pondok Kurnia pernah kedatangan tamu an. WEDHA
SANDRAJAYA setelah saksi melakukan pengecekan buku tamu yang saksi lakukan setiap harinya.
- Bahwa berdasarkan data dari buku tamu Sdr. WEDHA SANDRAJAYA pernah menginap/Chek in di Hotel
pada tanggal 01 April 2014 sekitar jam 16.15 Wib, dan Chek out pada tanggal 03 April sekitar jam 11.03
wib, kemudian pernah menginap kembali pada tanggal 10 April 2014 sekitar jam 06.55 wib, dan Chek out
pada hari itu juga sekitar jam 14.53 Wib.
- Bahwa benar untuk tanggal 01 April 2014, saksi tidak mengetahui bersama siapa–siapanya Sdr. WEDHA
SANDRAJAYA menginap yang saksi ketahui Sdr. WEDHA SANDRAJAYAdatang sendiri karena
identitas pengunjung berupa SIM A milik Sdr. WEDHA SANDRAJAYA diserahkan kepada pihak hotel
sebagai persyaratan pengunjung yang menginap di Hotel Pondok Kurnia dan pada saat itu Sdr. WEDHA
SANDRAJAYA memesan satu kamar yaitu dikamar 12 sedangkan untuk tanggal 10 April 2014 yang saksi
ketahui Sdr. WEDHA SANDRAJAYA datang untuk menginap di Hotel Pondok Kurnia bersama seorang
laki-laki yang tidak saksi kenal, seperti pada sebelumnya Sdr. WEDHA SANDRAJAYA sendiri yang
memesan satu kamar dan menempati kamar 12.
- Bahwa benar saat Sdr. WEDHA SANDRAJAYA menginap tanggal 01 April 2014, saksi tidak mengetahui
Sdr. WEDHA SANDRAJAYA datang ke Hotel dengan menggunakan kendaraan apa–apanya, sedangkan
ketika menginap pada tanggal 10 April 2014, saksi sempat melihat lobby hotel, Sdr. WEDHA
SANDRAJAYA datang ke hotel untuk menginap dengan menggunakan kendaraan Avanza warna putih
No. Pol saksi tidak mengetahuinya.
- Bahwa benar Saksi tidak mengetahui aktifitas apa saja yang dilakukan selama Sdr. WEDHA
SANDRAJAYA ketika menginap di Hotel Pondok Kurnia, karena saksi selaku pihak hotel tidak memiliki
hak dan kewajiban untuk mengetahui aktifitas yang dilakukan setiap tamu yang datang ke hotel selama
mengikuti prosedur hotel.
- Bahwa benar Yang melakukan pembayaran atas biaya sewa kamar hotel, saat Sdr. WEDHA
SANDRAJAYA menginap pada tanggal 01 April 2014 dan 10 April 2014 adalah Sdr. WEDHA sendiri
dengan cara pembayarannya menggunakan Auto Debet dari kartu ATM Bank BCA dengan jumlah sewa
kamar per malam sebesar Rp. 250.000, - (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Atas keterangan Saksi Saksi membenarkannya bahwa Saksi bersama Saksi WEDHA dan Saksi RAGA pernah
datang dan menginap di hotel Pondok Kurnia pada tanggal 01 April 2014 kemudian pada tanggal tanggal 10
April 2014 Saksi bersama Saksi WEDHA, Saksi RAGA Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI
pernah datang lagi ke hotel Pondok Kurnia namun tidak menginap.

8. Saksi AJID MARYANA, di persidangan bawah sumpah menurut agama Islam pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar saksi tidak kenal dengan Saksi dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan saksi.
- Bahwa benar saksi sehari-hari bersama teman-temannya sesama tukang ojeg mangkal disebelah Bank
Mandiri Jl. Waas Batununggal Kota Bandung, sedangkan sepeda motor yang saksi gunakan untuk
mengojek adalah sepeda motor jenis metik Merk Honda Scupy tahun 2011 warna merah No. Pol. D-3637-
II.
- Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 dari mulai jam 06.00 Wib sampai dengan jam 17.00
Wib, saksi memang bekerja sebagai tukang ojeg dengan menggunakan sepeda motor jenis metik Merk
Honda Scupy tahun 2011 warna merah No. Pol. D-3637-II dan mangkal di sebelah Bank Mandiri Jl. Waas

15
Kota Bandung dan pada hari tersebut antara jam 12.00 wib sampai jam 15.00 Wib, saksi pernah
mengantarkan 4 (empat) kali mengantar penumpang yang minta diantar ke Jl. Batu Indah Raya dengan
perincian tiga penumpang berjenis kelaimin laki-laki dan satu orang penumpag berjenis kelamin
perempuan, namun saksi tidak kenal dan tidak ingat wajah para penumpang tersebut.
- Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 antara jam 12.00 wib sampai jam 15.00 Wib Saksi
pernha mengantarkan seseorang dengan menggunakan ojeg ke tempat yang tidak jauh dari rumah Korban
dan orang tersebut berjenis kelamin laki-laki.
Atas keterangan Saksi Saksi menyatakan tidak mengetahuinya.

9. Saksi DEDDY AZHARY, ST, di persidangan bawah sumpah menurut agama Islam pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar saksi tidak kenal dengan Saksi dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan saksi.
- Bahwa benar Saksi mengenal korban H. Didi dan Hj. Anita sudah sekitar 18 (delapan belas tahun) karena
Korban H. Didi adalah teman kerja ayah Saksi
- Bahwa benar Saksi mengenal Saksi RAGA sejak sekitar tahun 2011 di toko/counter handphone milik Sdr.
WEDHA
- Bahwa benar Saksi mengenal Saksi WEDHA sejak sekitar tahun 2009 dimana Saksi adalah konsumen di
counter/toko handphone milik Saksi WEDHA
- Bahwa benar pada sekitar bulan Agustus tahun 2013 Saksi bersama Saksi RAGA datang ke rumah Korban
H. Didi di Jalan Batu Indah Raya
- Bahwa benar Saksi dan Saksi RAGA datang ke rumah Korban H. Didi dengan tujuan yaitu Saksi akan
mengenalkan Saksi RAGA dengan Korban H. Didi yang mana awalnya Saksi RAGA mengatakan kepada
Saski bahwa dirinya sedang mencari rumah yang akan dia beli di daerah Batununggal dan saat itu
kebetulan Korban H. Didi juga akan menjual tanah dan rumahnya yang terletak di Jalan Batu Indah Raya
No. 46A, Kota Bandung sehingga Saksi mengatakan kepada Sdr. RAGA bahwa ada kenalannya yang akan
menjual rumah namun letaknya bukan di batununggal melainkan di batu indah
- Bahwa benar setelah Saksi mengenalkan Saksi RAGA dengan Korban H. Didi selanjutnya Saksi RAGA
mengatakan jika dirinya berminat membeli tanah dan rumah milik Korban
- Bahwa benar harga rumah yang ditawarkan oleh Korban saat itu kepada Saksi RAGA adalah sebesar 3,4
M
- Bahwa benar Saksi tidak mengetahui apakah Saksi RAGA sanggup atau tidak untuk membeli rumah
Korban yang dijual seharga 3,4 M karena Saksi tidak mengetahui apa bisnis/usaha Saksi RAGA
- Bahwa benar sepengetahuan Saksi, Saksi RAGA pernah mengajukan KPR atas tanah dan rumah milik
Korban H. Didi tersebut ke Bank Mandiri Cabang Batununggal Kota Bandung
- Bahwa benar sehingga Saksi mengetahui bahwa Saksi RAGA pernah mengajukan KPR atas tanah dan
rumah milik Korban H. Didi adalah karena pada sekitar bulan Januari tahun 2014 Saksi pernah bertemu
dengan Saksi RAGA di Bank Mandiri Cabang Batununggal Bandung dan saat itu Saksi RAGA
mengetakan kepada Saksi bahwa dirinya sedang mengajukan KPR atas tanah dan rumah milik Korban H.
Didi namun selanjutnya Saksi tidak mengetahui apakah Bank Mandiri memberikan persetujuan KPR atau
tidak kepada Saksi RAGA
- Bahwa benar Saksi tidak mengetahui bahwa Saksi RAGA pernah menguasai sertifikat atas tanah rumah
milik Korban H. Didi
- Bahwa benar Saksi pernah mengatakan kepada Saksi WEDHA bahwa Saksi RAGA sedang mengajukan
pinjaman uang ke Bank dimana pada saat itu Saksi WEDHA menanyakan kepada Saksi apakah pembelian
rumah milik Korban H. Didi sudah beres yang kemudian Saksi jawab bahwa pembelian rumah tersebut
belum beres karena Saksi RAGA sedang mengajukan pinjaman ke Bank
- Bahwa benar Saksi WEDHA sering menanyakan kepada Saksi mengenai proses pembelian rumah Korban
oleh Sdr. RAGA bahkan setiap kali bertemu Saksi yang ditanyakan oleh Saksi WEDHA adalah soal itu
- Bahwa benar Saksi sudah lupa kapan dan dimana tepatnya Saksi mengatakan kepada Saksi WEDHA
bahwa Saksi RAGA sedang mengajukan pinjaman uang ke Bank karena setiap Saksi bertemu dengan
Saksi. WEDHA dirinya selalu menanyakan apakah transaksi jual beli rumah antara Saksi RAGA dengan
Korban H. Didi sudah beres dan selalu Saksi jawab belum beres karena Saksi RAGA sedang mengajukan
pinjaman uang ke Bank dan Bank belum memberikan persetujuan pinjaman uang
- Bahwa benar sehingga Saksi mengetahui bahwa Bank belum memberikan persetujuan pinjaman uang
kepada Saksi RAGA adalah karena Saksi RAGA sering bercerita kepada Saksi bahwa dirinya sedang
mengajukan pinjaman uang ke Bank namun Bank belum juga memberikan persetujuan pinjaman uang
- Bahwa benar Saksi mengetahui jika Saksi RAGA pernah meminjamkan uang kepada Saksi WEDHA dan
Saksi mengetahui hal tersebut pada tahun 2013 namun untuk jumlahnya Saksi tidak mengetahuinya
- Bahwa benar Saksi mengetahui jika Saksi WEDHA juga mempunyai utang kepada beberapa orang lain
namun untuk jumlahnya Saksi tidak mengetahuinya
- Bahwa benar Saksi terakhir bertemu dengan Saksi RAGA adalah pada hari Minggu tanggal 13 April 2014,
dimana saat itu Saksi diminta untuk datang ke rumah Saksi RAGA dan ketika Saksi datang kesana Saksi

16
RAGA dan keluarganya menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya Korban H. Didi dan H. Anita
yang merupakan kenalan dekat Saksi
- Bahwa benar saat pertemuan itu tidak ada yang mencurigakan yang tampak dari Saksi RAGA
- Bahwa benar Saksi baru mengetahui jika Saksi RAGA adalah pelaku pembunuhan terhadap Korban H.
Didi dan Hj. Anita yakni pada hari Rabu tanggal 16 April 2014 dari media.
Atas keterangan Saksi Saksi menyatakan tidak mengetahuinya

10. Saksi SAHMI Als. AGAM, tidak hadir di persidangan namun keterangannya di depan penyidik telah diberikan
di bawah sumpah menurut agama Islam sehingga keterangan tersebut disamakan kekuatan pembuktiannya
dengan keterangan yang di berikan di bawah sumpah di persidangan, pada pokoknya menerangkan :
- Bahwa benar Saksi dibawa oleh anggota Sat Reskrim Polrestabes Bandung keKantor Sat Reskrim
Polrestabes Bandung bersama Sdr. DEDI MURDANI alias DANIEL alias EPONG Bin ABBAS dan Sdr.
SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK Bin ALI ITAM
- Bahwa benar saksi bersama Saksi DEDI MURDANI alias DANIEL alias EPONG Bin ABBAS dan Saksi
SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK Bin ALI ITAM (berkas terpisah) di bawa oleh anggota Sat Reskrim
Polrestabes Bandung pada hari Rabu tanggal 16 April 2014 sekitar jam 07.00 Wib di depan Rumah Makan
daerah Bandar Lampung yang saat itu masih tertidur di dalam mobil.
- Bahwa benar pada hari Senin tanggal 14 April 2014 sekitar jam 22.00 Wib, saksi bertemu dengan Sdr.
DEDI MURDANI alias DANIEL alias EPONG Bin ABBAS dan Sdr. SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK
Bin ALI ITAM (berkas terpisah) di depan Rumah sakit Slipi Jakarta Barat yang saat itu Saksi diminta oleh
Sdr. DEDI MURDANI alias DANIEL alias EPONG Bin ABBAS (berkas terpisah) untuk mengemudikan
mobil Avanza Velos warna Putih ke Bandung bersama dengan Sdr. DEDI MURDANI alias DANIEL alias
EPONG Bin ABBAS dan Sdr. SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK Bin ALI ITAM (berkas terpisah),
namun pada saat di Pancoran berubah tujuan menjadi ke Bogor kerumahnya Sdr. SAIMUDDIN alias
UDIN BOTAK Bin ALI ITAM. (berkas terpisah).
- Bahwa benar pada hari Selasa tanggal 15 April 2014 sekira jam 13.00 Wib Saksi bersama Sdr. DEDI
MURDANI alias DANIEL alias EPONG Bin ABBAS dan Sdr. SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK Bin
ALI ITAM berangkat dari rumah Sdr. SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK Bin ALI ITAM menuju Ciawi-
Bogor yang mana pada saat itu Sdr. Sdr. SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK Bin ALI ITAM menjual
handphone merk Nokia E-63 seharga Rp. 300.000,- selanjutnya berangkat dengan tujuan Riau.
- Bahwa benar Saksi tidak mengetahui pemilik 1 (satu) unit Kendaraan R4 merk Toyota Avanza warna
putih, namun saksi pernah menanyakan pemilik mobil tersebut kepada Saksi DANIEL (berkas terpisah)
dan dijawab ”tenang aja ini mobil bos kita”.
- Bahwa benar saksi tidak mengetahui sebenarnya tujuannya kemana mobil tersebut dibawa, namun yang
saksi ketahui tujuan akhir Sdr. DEDI MURDANI alias DANIEL alias EPONG Bin ABBAS dan Sdr.
SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK Bin ALI ITAM (berkas terpisah) yaitu Riau setelah itu Aceh untuk
mengamankan/bersembunyi Sdr. DEDI MURDANI alias DANIEL alias EPONG Bin ABBAS dan Sdr.
SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK Bin ALI ITAM (berkas terpisah) dan saksi mengetahui setelah
mendengar pembicaraan antara Sdr. DEDI MURDANI alias DANIEL alias EPONG Bin ABBAS dengan
Sdr. SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK Bin ALI ITAM (berkas terpisah) pada saat didalam mobil di
Bandar Lampung bahkan saksi sempat menanyakan kepada Saksi DANIEL kenapa mengamankan diri dan
” dijawab oleh Sdr. DEDI MURDANI alias DANIEL alias EPONG Bin ABBAS (berkas terpisah) ” kamu
diam aja tugas kamu bawa mobil ini masalah utang piutang kamu nanti ku kasih Rp.200.000,- (dua ratus
ribu rupiah) ”.
Atas keterangan Saksi, Saksi menyatakan tidak mengetahuinya

11. Saksi HANDAYANI Als, HANDA, tidak hadir di persidangan namun keterangannya di depan penyidik telah
diberikan di bawah sumpah menurut agama Islam sehingga keterangan tersebut disamakan kekuatan
pembuktiannya dengan keterangan yang di berikan di bawah sumpah di persidangan, pada pokoknya
menerangkan :
- Bahwa benar saksi menerangkan saksi bersama suaminya (saksi AHMAD YANI Als YANI) telah
menemukan 2 (dua) orang mayat berjenis kelamin laki-laki dan perempuan namun Saksi tidak mengetahui
akibat kematian mayat tersebut.
- Bahwa benar Saksi tidak mengenal kedua mayat tersebut dan sepertinya bukan warga Kecamatan
Cikendal, Pandeglang
- Bahwa benar saksi menerangkan saksi bersama suaminya menemukan mayat tersebut pada hari Jumat
tangal 11 April 2014 sekira pukul 07.15 Wib diperkebunan Blok Dukuh Kp. Rengat Tengah Rt. 03 Rw. 03
Desa Karyasari Kab. Pandeglang.
- Sewaktu sampai dilokasi penemuan mayat, saksi melihat sudah ada warga lainnya sekitar 30 orang, dan
saksi melihat dua orang mayat yang saling berdekatan berbaring dibawah pohon melinjo, yang mana
mayat perempuan sebagian tubuhnya ditutupi dengan menggunakan bad cover dan mayat laki-laki berada
dikaki mayat perempuan dan dikedua tubuh mayat tersebut banyak luka seperti terkena benda tajam
dengan berlumuran darah.
Atas keterangan Saksi Saksi membenarkannya.

17
12. Saksi AHMAD YANI, tidak hadir di persidangan namun keterangannya di depan penyidik telah diberikan di
bawah sumpah menurut agama Islam sehingga keterangan tersebut disamakan kekuatan pembuktiannya dengan
keterangan yang di berikan di bawah sumpah di persidangan, pada pokoknya menerangkan :
- Bahwa benar saksi menerangkan saksi bersama istrinya (saksi SRI HANDAYANI Als. HANDA) telah
menemukan 2 (dua) orang mayat berjenis kelamin laki-laki dan perempuan namun Saksi tidak mengetahui
akibat kematian mayat tersebut.
- Bahwa benar Saksi tidak mengenal kedua mayat tersebut dan sepertinya bukan warga Kecamatan
Cikendal, Pandeglang
- Bahwa benar saksi menerangkan saksi bersama istrinya menemukan mayat tersebut pada hari Jumat tangal
11 April 2014 sekira pukul 07.15 Wib diperkebunan Blok Dukuh Kp. Rengat Tengah Rt. 03 Rw. 03 Desa
Karyasari Kab. Pandeglang.
- Sewaktu sampai dilokasi penemuan mayat, saksi melihat sudah ada warga lainnya sekitar 30 orang, dan
saksi melihat dua orang mayat yang saling berdekatan berbaring dibawah pohon melinjo, yang mana
mayat perempuan sebagian tubuhnya ditutupi dengan menggunakan bad cover dan mayat laki-laki berada
dikaki mayat perempuan dan dikedua tubuh mayat tersebut banyak luka seperti terkena benda tajam
dengan berlumuran darah.
Atas keterangan Saksi Saksi membenarkannya.

13. Saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als. HUSEIN ABADI Bin TEUKU HUSEIN ABADI, di persidangan
bawah sumpah menurut agama Islam pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan keterangan
yang sebenarnya.
- Bahwa benar Saksi telah turut melakukan tindak pidana yang berakibat
meninggalnya satu orang laki-laki dan satu orang perempuan.
- Bahwa benar perbuatan tersebut Saksi lakukan pada hari Kamis tanggal 10 April
2014 kurang lebih jam 13.00 wib di sebuah rumah yang terletak di Jl. Batu Indah nomornya Saksi tidak
tahu.
- Bahwa benar peran Saksi dalam melakukan perbuatan tersebut adalah dengan membantu
mencarikan orang yang mau mengeksekusi atau membunuh dua orang korban tersebut dan kemudian juga
membantu untuk menyembunyikan atau membuang mayatnya.
- Bahwa benar dengan 2 (dua) orang Korban yang meninggal akibat perbuatan yang Saksi lakukan
tersebut Saksi tidak tahu dan juga tidak kenal, yang jelas mereka berdua adalah orang yang tinggal
didalam rumah yang terletak di Jl. Batu Indah tersebut.
- Bahwa benar Yang menyuruh Saksi untuk mencarikan orang untuk mengeksekusi atau
membunuh 2 (dua) orang korban dimaksud adalah Saksi WEDHA dan Saksi RAGA, sedangkan yang
menyuruh Saksi untuk membantu menyembunyikan dan atau membuang mayatnya adalah Saksi WEDHA
- Bahwa benar Awalnya Saksi disuruh oleh Saksi WEDHA untuk mencarikan orang yang bisa
mengeksekusi atau membunuh dua orang korban tersebut pada akhir bulan Maret 2014 di rumah Saksi
WEDHA di Jl. Kebon Pisang belakang pasar Kosambi Rt.10 Rw.11 Kota Bandung, kemudian ditindak
lanjuti pada hari Selasa malam Rabu tanggal 30 Maret 2014 kurang lebih jama 24.00 wib Saksi WEDHA
mengajak Saksi untuk dipertemukan dengan Saksi RAGA dirumahnya di komplek perumahan Riung
Bandung.
- Bahwa benar Orang yang Saksi tunjuk atau Saksi rekomendasikan bisa mengeksekusi atau
membunbuh 2 (dua) orang korban tersebut adalah Terdakwa SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI
MURDANI .
- Bahwa benar Terdakwa SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI MURDANI .yang Saksi tunjuk atau
Saksi rekomendasikan bisa membunuh dua orang korban tersebut Saksi pertemukan dengan Saksi
WEDHA dan Saksi RAGA pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 kurang lebih jama 9.00 atau jam 10.00
wib di Kamar No.1 Pondok Kurnia di Jl. Cijagra Kota Bandung, namun untuk Terdakwa SAIMUDDIN
sebelum di hotel Pondok Kurnia sudah sempat Saksi pertemukan dan Saksi perkenalkan dengan Saksi
WEDHA pada tanggal 5 April 2014 kurang lebih jam 20.00 wib di parkiran monas tempat kerja Terdakwa
SAIMUDDIN sebagai juru parkir ditempat tersebut.
- Bahwa benar Hingga Saksi mau dan bersedia untuk mencarikan orang yang bisa
mengeksekusi atau membunuh kedua korban tersebut karena Saksi dijanjikan oleh Saksi WEDHA bahwa
Saksi RAGA selaku penyandang dana akan membayar atau memberikan imbalan sebesar Rp.
200.000.000.- (dua ratus juta rupiah) kepada Saksi, disamping itu Saksi WEDHA juga menjanjikan akan
membayar dan melunasi hutangnya kepada bos Saksi (FAUZI/MALA).
- Bahwa benar Pada saat itu Saksi WEDHA menjanjikan jika Saksi RAGA akan
membayar bayaran atau imbalan untuk melakukan pembunuhan tersebut yakni sebesar Rp. 200.000.000.-
1 (satu) hari setelah pelaksanaan eksekusi.
- Bahwa benar Setelah pelaksanaan eksekusi atau pembunuhan terhadap 2 (dua)
korban tersebut selesai atau terlaksana ternyata Saksi RAGA tidak menepati janjinya.
- Bahwa benar Setelah Saksi RAGA tidak menepati janjinya untuk memberikan
bayaran atau imbalan yang telah dijanjikan tersebut, maka malam itu juga, yaitu pada hari Jum’at malam
Sabtu tanggal 11 April 2014 kurang lebih jam 23.00 wib Saksi bersama-sama dengan Saksi WEDHA,
UDIN dan DANIL mendatangi rumah Saksi RAGA di Komp. Perum Riung Bandung untuk menagih

18
janjinya dan pada saat itu bertemu dan ngobrol dengan Saksi RAGA di dapur rumahnya, namun pada saat
itu Saksi RAGA belum bisa membayar atau memberikan imbalan sesuai dengan yang telah dijanjikan,
sehingga pada saat itu Saksi WEDHA menyuruh Terdakwa DEDI MURDANI untuk mengambil 1 (satu)
buah buku Sertipikat Tanah sebagai jaminannya dengan perjanjian keesokan harinya sertipikat tersebut
akan diambil kembali oleh Saksi RAGA dan ditukar dengan uang yang telah dijajikan, sehingga pada
malam itu Saksi berempat menginap disebuah hotel yang namanya Saksi lupa.
- Bahwa benar Masalah yang menjadi penyebab Saksi RAGA dan Saksi WEDHA
ingin melakukan pembunuhan terhadap Korban pastinya Saksi tidak tahu, namun menurut keterangan
Saksi WEDHA itu masalah bisnis.
- Bahwa benar hingga Saksi bisa disuruh oleh Saksi WEDHA dan Saksi RAGA
untuk mencarikan orang yang bisa disuruh untuk mengeksekusi atau membunuh kedua korban tersebut,
jalan ceriteranya adalah sebagai berikut :
 Pada bulan Pebruari 2014 Saksi mendapat kuasa dari bos Saksi yang bernama FAUZI dan MALA
(kakak beradik) untuk menagih hutang kepada Saksi WEDHA yang tinggal di Jl. Kebon Pisang
(belakang pasar Kosambi) kota Bandung, karena Saksi WEDHA mempunyai hutang kepada bos
Saksi sebesar Rp. 226.200.000.- (dua ratus dua puluh enam juta dua ratus ribu rupiah).
 Untuk menjalan kuasa dari bos Saksi tersebut, Saksi selama 1,5 bulan berada dan tinggal
dirumah Saksi WEDHA di Jl. Kebon Pisang Kota Bandung dan selama Saksi berada dan tinggal
dirumah Saksi WEDHA tersebut ternyata Saksi WEDHA tidak bisa membayar hutangnya kepada
bos Saksi, malahan yang bersangkutaan menyuruh Saksi untuk membunuh orang dan Saksi akan
mendapat bayaran, namun Saksi tidak mau untuk melakukannya.
 Karena Saksi tidak mau membunuh orang, Saksi diminta oleh Saksi WEDHA untuk mencarikan
orang yang bisa dan mau membunuh orang dan yang bersangkutan pada saat itu menjanjikan akan
membayar lunas hutangnya kepada Saksi, bahkan yang bersangkutan juga menjanjikan akan
mendapatkan bonus dari bosnya yang bernama RAGA.
 Akhirnya Saksi menyanggupi permintaan Saksi WEDHA untuk mencarikan orang yang mau dan
bisa membunuh orang tersebut, namun terlebih dahulu Saksi minta dipertemukan dengan bosnya
yang bernama RAGA.
 Selanjutnya pada hari Selasa malam Rabu tanggal 01 April 2014 diatas jam 24.00 wib oleh Saksi
WEDHA Saksi dipertemukan dengan bosnya yang bernama RAGA dirumahnya yang berada di
Komp. Perum. Riung Bandung.
 Pada saat pertemuan dengan Saksi RAGA tersebut, Saksi menanyakan kepada Saksi RAGA
kebenarannya meminta tolong untuk mencarikan orang yang bisa dan mau membunuh orang dan
pada saat itu Saksi RAGA membenarkan bahwa dirinya memang perlu orang yang bisa dan mau
membunuh orang dengan imbalan sebesar Rp. 200.000.000.- (dua ratus juta rupiah).
 Selanjutnya pada tanggal 01 April 2014 Saksi diajak oleh Saksi WEDHA ke hotel Pondok Kurnia
dengan tujuan Saksi akan ditunjukkan atau diperlihatkan rumah yang rencananya akan didana
talangkan untuk Saksi WEDHA membayar hutang kepada bos Saksi
 Setelah Saksi dan Saksi WEDHA sampai di hotel dan menginap di kamar No. 12 kemudian Saksi
RAGA juga datang ke hotel dengan menggunakan sepeda motor
 Seingat Saksi dirinya datang bersama Saksi WEDHA diatas jam 12.00 Wib pada tanggal 01 April
2014 sedangkan Saksi RAGA datang ke hotel Pondok Kurnia kurang lebih jam 17.00 Wib
 Di dalam hotel sebelum Saksi RAGA datang, Saksi WEDHA kembali melanjutkan pembicaraan
untuk membunuh Korban dan mengajak Saksi untuk mencari dan membeli alat yang digunakan
untuk membunuh Korban
 Selanjutnya Saksi WEDHA menghubungi Sakdi RAGA dan meminta uang untuk membeli senjata
yang akan digunakan untuk membunuh Korban
 Tidak lama Saksi WEDHA mengatakan kepada Saksi jika Saksi RAGA sudah mentrasfer uang
sebesar 2 juta untuk membeli senjata yang akan digunakan untuk membunuh Korban.
 Akhirnya Saksi bilang kalau uangnya Cuma 2 juta beli senjata kejut atau setrum aja. Saksi
WEDHA kemudian menyetujui perkataan Saksi dan setelah itu Saksi WEDHA dan Saksi sama-
sama keluar dari kamar hotel untuk membeli senjata kejut di sebuah toko yang terletak di
Kosambi Bandung. Saat itu Saksi menunggu di mobil sedangkan Saksi WEDHA turun untuk
membeli alat tersebut namun ketika Saksi WEDHA sudah berada di toko Saksi WEDHA
memanggil Saksi untuk meminta pertimbangan mengenai senjata yang akan dibelinya. Setelah
berhasil membeli senjata kejut Saksi dan Saksi WEDHA kembali ke hotel Pondok Kurnia.Tidak
lama kemudian Saksi RAGA datang dengan mengendarai sepeda motor dan membawa sebuah
ransel
 Pada saat itu di dalam kamar hotel Saksi RAGA langsung menanyakan mengenai senjata yang
sudah dibeli dan langsung Saksi jawab “ini senjatanya” sambil memperlihatkan senjata kejut yang
sudah dibeli. Selanjutnya Saksi RAGA berbicara dengan Saksi WEDHA menggunakan bahasa
sunda yang Saksi tidak mengerti
 Setelah itu pada sore hari menjelang maghrib Saksi dibonceng oleh Saksi WEDHA dengan
menggunakan sepeda motor milik Saksi RAGA untuk melakukan survey ke rumah Korban yang
terletak di Jalan Batu Indah. Setelah ditunjukkan rumah Korban kemudian Saksi bersama Saksi
WEDHA kembali ke hotel Pondok Kurnia. Setelah tiba di kamar hotel, Saksi RAGA berbicara

19
dengan Saksi WEDHA dengan menggunakan bahasa sunda sekitar 10 menit lalu Saksi RAGA
pergi meninggalkan kamar hotel sedangkan Saksi WEDHA dan Saksi menginap di hotel tersebut.
 Sesaat sebelum tidur Saksi WEDHA menyampaikan bahwa besok Saksi bersama Saksi RAGA
akan ke rumah Korban dan Saksi disuruh mengaku sebagai team survey dari Bank Mega untuk
menanyakan apakah benar rumah Korban akan di KPR kan.
- Bahwa benar keesokan harinya yakni hari Rabu tanggal 02 April 2014 kurang lebih jam 09.00 Wib Saksi
RAGA datang kembali ke kamar hotel tempat Saksi dan Saksi WEDHA menginap. Sebelum berangkat ke
rumah Korban, Saksi mendapatkan arahan atau perintah dari Saksi RAGA dengan mengatakan “Om, nanti
harus ingat om itu mengaku team survey dari Bank Mega. Pada saat di ruang tamu Korban jangan diapa-
apakan dulu tapi hanya berpura-pura photo-photo saja dengan menggunakan kamera handphone dan pada
saat Korban berada di lantai 2 dan sedang lengah diajak berbicara oleh saya baru Korban disetrum dari
belakang di bagian lehernya dengan menggunakan senjata kejut.” Saksi RAGA lalu berkata kembali
“sudah jelas om?” yang dijawab oleh Saksi “sudah.” Selanjutnya Saksi RAGA lalu menelepon Korban
untuk memastikan Korban berada di rumah dan ternyata Korban baru akan berada di rumahnya setelah
jam 11.00 Wib dan setelah jam 11.00 Wib Saksi RAGA menelepon kembali Korban dan pada saat itu
Korban sudah berada di rumah.
- Bahwa benar setelah mendapat kepastian jika Korban sudah berada di rumahnya, saat itu juga Saksi
dengan menyelipkan senjata kejut berangkat menuju ke rumah Korban bersama-sama dengan Saksi
RAGA dan Saksi WEDHA dengan menggunakan mobil sedan Peageot warna hitam yang dibawa oleh
Saksi WEDHA. Begitu sampai di rumah Korban ternyata pada saat itu Korban (laki-laki) sudah menunggu
di ruang tamu dan pada saat itu Saksi RAGA memperkenalkan Saksi sebagai pegawai Bank Mega yang
akan mensurvey rumah milik Korban dan pada saat itu Saksi mengiyakannya. Saksi lalu diperintahkan
oleh Saksi RAGA untuk memphoto-photo rumah Korban dengan menggunakan kamera handphone milik
Saksi. Setelah selesai memphoto setiap sudut rumah yang berada di lantai 1 lalu kami dipersilahkan
minum air oleh Korban dan pada saat Saksi minum tersebut Saksi RAGA mengedipkan mata agar Saksi
mengikuti Korban dan Saksi RAGA yang saat itu akan ke lantai atas. Namun pada saat itu Saksi tidak
mengikuti Saksi RAGA sesuai perintah atau arahan Saksi RAGA sebelum berangkat melainkan Saksi
tetap diam di lantai bawah rumah Korban bersama Saksi WEDHA. Ketika berada di bawah tersebut, Saksi
WEDHA juga menyuruh Saksi untuk naik ke lantai atas namun Saksi tetap tidak melaksanakannya.
Akhirnya Saksi RAGA turun untuk menjemput dan mengajak Saksi naik ke atas namun Saksi tetap tidak
mau naik ke atas hingga akhirnya Korban turun lagi ke bawah dan ngobrol di ruang tamu. Pada saat
ngobrol di ruang tamu tersebut baik Saksi RAGA dan WEDHA selalu memberikan kode dengan cara
mengedipkan mata agar saya naik ke atas agar diikuti oleh Korban untuk melaksanakan perintah Saksi
RAGA namun pada saat itu Saksi tidak melaksanakan melainkan Saksi meminja ijin untuk ke kamar
mandi untuk berpura-pura buang air kecil padahal di dalam kamar mandi tersebut Saksi gunakan untuk
meredam peluru (pengantar listrik) ke dalam bak mandi agar alat kejut tersebut rusak dan rencana
pembunuhan menjadi gagal. Namun setelah Saksi keluar dari kamar mandi ternyata Korban bersama Saksi
RAGA dan Saksi WEDHA sudah berada di tangga menuju ke lantai atas dan kemudian Saksi
mengikutinya dari belakang. Dalam perjalanan menuju ke lantai atas Saksi sempat membisiki Saksi
RAGA dan Saksi WEDHA dengan kata-kata “nanti kalau tembakan saya gagal kalian saja yang
memukulinya” dan waktu itu mereka berdua menganggukan kepalanya sebagai tanda menyetujui. Ketika
berada di lantai atas Korban mempersilahkan Saksi memphoto setiap sudut sudut bangunan yang berada di
lantai atas dan atas kelihaian Saksi RAGA sampailah Korban di depan kamar atas dan ketika Korban
bersama Saksi RAGA dan Saksi WEDHA berada di dalam kamar, Saksi lalu menembak Korban dengan
senjata kejut yang sebelumnya sudah Saksi rendam dalam air dan ternyata senjata tersebut rusak sesuai
dengan rencana Saksi sehingga hanya mengeluarkan suara ledakan hingga serpihan pengantar listriknya
mengenai Korban. Saat itu Korban sambil tertawa mengatakan “ada apa ini” hingga diulang 3 (tiga) kali,
bahkan Saksi RAGA pun pura-pura bertanya “om ini ada apa?” Saksi lalu mendekati Korban dan Saksi
RAGA sambil meminta maaf kepada Korban dengan alasan salah tembak maksudnya mau menembak
Saksi RAGA sambil Saksi menggiring Saksi RAGA dan Saksi WEDHA untuk keluar dari rumah Korban.
Namun sebelum Saksi, Saksi RAGA dan Saksi WEDHA meninggalkan rumah Korban, Saksi RAGA
sempat berbicara dengan Korban kurang lebih selama 5 (lima) menit di dapur hingga Saksi menghampiri
Saksi RAGA dan mengajaknya untuk meninggalkan rumah Korban sambil berulang kali kembali meminta
maaf kepada Korban atas kejadian salah sasaran tersebut.
- Bahwa benar ketika dalam perjalanan meninggalkan rumah Korban menuju ke hotel, Saksi, Saksi
WEDHA dan Saksi RAGA tertawa karena menertawakan alat kejut yang rusak. Dan dalam perjalanan
tersebut Saksi mengatakan “bos tadi saya sengaja pura-pura salah tembak agar kita bisa keluar dari rumah
itu.” Saat itu Saksi RAGA hanya senyum-senyum saja sehingga sampai di kamar hotel Pondok Kurnia.
- Bahwa benar sesampainya di kamar hotel, Saksi RAGA menanyakan kepada Saksi maupun kepada Saksi
WEDHA dengan kata-kata “kalian masih mau melanjutkan pekerjaan ini gak?” yang langsung dijawab
oleh Saksi “saya tidak mau karena tidak mampu” lalu Saksi RAGA kembali bertanya dengan pertanyaan
“kenapa gak bisa?” yang dijawab kembali oleh Saksi dengan jawaban “karena kharismatiknya Korban
membuat saya tidak tega” namun Saksi RAGA dan Saksi WEDHA tetap menghendaki untuk melanjutkan
rencana pembunuhan terhadap Korban.
- Bahwa benar saat itu juga Saksi RAGA meminta bantuan kepada Saksi untuk mencarikan senjata api yang
ada peredamnya. Pada saat itu Saksi balik bertanya dengan pertanyaan “untuk apa?” yang dijawab oleh
20
Saksi RAGA “mau saya bantai sendiri atau saya meminta bantuan orang-orang saya saja.” Setelah itu
Saksi RAGA lalu meninggalkan kamar hotel sambil berpesan agar Saksi mengusahakan untuk mencarikan
senjata api.
- Bahwa benar setelah Saksi RAGA keluar dari hotel, Saksi WEDHA kembali bertanya kepada Saksi “om
benar tidak mau melanjutkan pekerjaan ini?” yang langsung dijawab oleh Saksi “saya tidak mau”, namun
Saksi WEDHA kemudian memohon kepada Saksi sambil berlutut agar Saksi mau mencarikan orang yang
dapat melakukan pembunuhan terhadap Korban agar Saksi WEDHA dapat membayar hutangnya kepada
orang-orang yang mengejar-ngejar untuk menagih hutang
- Bahwa benar saat itu Saksi tidak memberikan jawaban apapun selanjutnya Saksi bersama Saksi WEDHA
meninggalkan kamar hotel bersama dengan Saksi WEDHA menuju ke rumah Saksi WEDHA.
- Bahwa benar sesampainya di rumah Saksi WEDHA, Saksi masih tetap berada dan tinggal di rumah Saksi
WEDHA karena misi Saksi untuk menagih hutang Saksi WEDHA kepada bos Saksi belum berhasil.
Namun selama Saksi berada dan tinggal di rumah Saksi WEDHA, Saksi WEDHA selalu memohon agar
Saksi mau mencarikan orang yang akan melakukan pembunuhan terhadap Korban dan mengingatkan
Saksi untuk mencarikan senjata api yang dipesan oleh Saksi RAGA yang kemudian dijawab oleh Saksi
“kalau senpi ada asal ada uangnya sebesar Rp. 5 juta.” Hal tersebut diulang hingga berhari-hari hingga
akhirnya pada suatu malam hari masih di bulan April 2014 diatas jam 24.00 Wib Saksi diajak dan
dipertemukan kembali dengan Saksi RAGA dirumahnya di Komplek Riung Bandung. Di rumah Saksi
RAGA itulah disepakati agar Saksi mencarikan eksekutor yang baru untuk membunuh Korban dengan
imbalan yang akan diberikan disepakati sebesar Rp. 200 juta.
- Bahwa benar saat itu Saksi menyanggupi untuk mencarikan orang yang bisa dan mau membunuh Korban
sesuai dengan yang dikehendaki oleh Saksi RAGA dan WEDHA, dan malam itu juga Sdr. WEDHA
meminta uang kepada Saksi RAGA dengan alasan untuk membeli senpi yang akan digunakan untuk
membunuh dan ternyata malam itu Saksi RAGA tidak mempunyai uang, sehingga malam itu Saksi RAGA
menyerahkan 1 (satu) buah hand phone Black Barry kepeda Saksi WEDHA supaya dijual untuk membali
senpi dan biaya transportasi penjemputaan orang yang akan ditugaskan untuk membunuh orang tersebut,
kemudian kami berdua dengan Saksi WEDHA kembali pulang kerumah Saksi WEDHA di Jl. Kebon
Pisang Kota Bandung.
- Bahwa benar Keesokan harinya ketika Saksi masih berada dirumah Saksi WEDHA, yang bersangkutan
menyerahkan uang sebesar Rp. 3.000.000.- (tiga juta rupiah) yang katanya merupakan uang hasil
penjualan hand phone milik Saksi RAGA untuk keperluan membeli senpi dan transportasi penjemputan
eksekutornya.
- Bahwa benar malam harinya kira-kira diatas jam 21.00 wib Saksi bersama Saksi WEDHA berangkat ke
Jakarta dengan tujuan untuk mencari eksekutor sekaligus hendak menggadaikan mobil Peugeot milik
Saksi WEDHA untuk digunakan membayar hutang kepada bos Saksi
- Bahwa benar sesampainya di Jakarta Saksi WEDHA Saksi anter untuk bermalam di Hotel Bimo di Tanah
Abang sedangkan Saksi pulang kerumah.
- Bahwa benar keseokan harinya kira-kira jam 12.00 wib Saksi menjemput Saksi WEDHA lalu Saksi bawa
kerumah Saksi, dan sesampinya dirumah Saksi Saksi WEDHA beristirahat dirumah Saksi hinggaa sore
harinya, lalu kurang lebih jam 17.00 wib Saksi WEDHA Saksi ajak ke parkiran monas.
- Di parkiran monas Saksi memanggil Terdakwa SAIMUDDIN yang memang bekerja sebagai juru parkir
selanjutnya Saksi memperkenalkan Terdakwa SAIMUDDIN dengan Saksi WEDHA
- Bahwa benar saat itu Saksi mengatakan kepada Saksi SAIMUDDIN bahwa Saksi WEDHA adalah
bosnya yang sedang mencari orang untuk melakukan pekerjaan di Bandung selanjutnya Saksi dan Saksi
WEDHA menawarkan pekerjaan tersebut kepada Terdakwa SAIMUDDIN dengan syarat Terdakwa
SAIMUDDIN harus mencari 1 (satu) orang lagi teman dan harus datang ke Bandung karena pekerjaannya
harus dilakukan di Bandung
- Bahwa benar baik Saksi maupun Saksi WEDHA saat itu tidak mengatakan jika pekerjaan yang ditawarkan
kepada Terdakwa SAIMUDDIN adalah untuk membunuh.
- Bahwa benar Terdakwa SAIMUDDIN menyanggupi syarat yang diajukan oleh Saksi WEDHA dan Saksi
selanjutnya Saksi meninggalkan Terdakwa SAIMUDDIN dan mengajak Saksi WEDHA untuk pulang
kerumah.
- Bahwa benar malam harinya, yaitu pada hari Kamis malam Jum’at tanggal 3 April 2014 kurang lebih jam
18.00 wib Saksi WEDHA pulang ke Bandung dengan menggunakan Baraya travel dan berpesan kepada
Saksi agar besok harinya Saksi membawa Terdakwa SAIMUDDIN dan temannya ke Bandung.
- Bahwa benar sebelum pulang ke Bandung Saksi WEDHA memberikan uang sebesar Rp. 8.500.000,-
kepada Saksi untuk membayar hutangnya dimana uang tersebut adalah hasil menggadaikan mobil milik
Saksi WEDHA
- Bahwa benar keesokan harinya Saksi tidak berangkat ke Bandung dengan alasan mau pemilu dimana
Saksi berharap agar rencana pembunuhan terhadap Korban gagal.
- Bahwa benar pada hari pencoblosan yakni hari Rabu tanggal 9 April 2014 Saksi berkali-kali mendapat
telephon dari Saksi WEDHA yang intinya agar Saksi segara membawa eksekutor ke Bandung,
- Bahwa benar karena Saksi sudah tidak mempunyai alasan untuk mengulur-ulur waktu lagi, akhirnya pada
hari itu juga malam harinya kurang lebih jam 23.00-24.00 wib Saksi menemui Terdakwa SAIMUDDIN
diparkiran monas dan kembali memastikan dan bertanya kembali mengenai pekerjaan yang ditawarkan

21
oleh Saksi WEDHA dan jika Terdakwa SAIMUDDIN mau maka besok siap-siap berangkat ke Bandung
bersama dengan Saksi
- Bahwa benar Terdakwa SAIMUDDIN menyatakan setuju dan bersedia selanjutnya mengajak dan
menawarkan pekerjaan tersebut kepada Terdakwa DEDI MURDANI yang kemudian menyanggupinya
- Bahwa benar saat itu Saksi tidak mengatakan kepada Terdakwa SAIMUDDIN maupun Terdakwa DEDI
MURDANI jika pekerjaan yang ditawarkan dan harus dilakukan oleh keduanya adalah untuk membunuh
orang
- Bahwa benar setelah itu mereka berdua Saksi kasih uang sebesar Rp. 100.000.- untuk ongkos kemenuju
tanah abang dan akan Saksi jemput di tanah abang pada jam 04.00 wib besok hari
- Bahwa benar Pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 jam 04.00 wib mereka berdua Saksi menjemput di
tanah abang lalu Saksi ajak kerumah Saksi karena mereka berdua pingin mandi dan setelah mereka berdua
mandi selanjutnya mereka berdua Saksi ajak ke travel baraya untuk berangkat ke Bandung dan kira-kira
jama 09.00 wib Saksi bersama Terdakwa SAIMUDDIN maupun Terdakwa DEDI MURDANI sampai di
tempat pemberhentian travel, yaitu di jalan Surapati dan pada saat itu Saksi langsung menghubungi atau
telephon Saksi WEDHA,
- Bahwa benar Saksi WEDHA meminta agar Saksi bersama Terdakwa SAIMUDDIN maupun Terdakwa
DEDI MURDANI langsung menuju ke pondok kurnia yang terletak di Jl, Cijagra Kota Bandung tempat
dimana Saksi pernah menginap sebelumnya dengan Saksi WEDHA pada tanggal 01 April 2014
- Bahwa benar dengan menggunakan taxi Saksi bertiga menuju ke Pondok Kurnia di Jl. Cijagra Kota
Bandung, dan begitu sampai disana ternyata Saksi WEDHA sudah menunggu di kamar No.12.
- Bahwa benar Saksi lalu memperkenalkan kembali Terdakwa SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI
MURDANI dengan Saksi WEDHA sambil mengatakan “bos ini orang-orang pesanan bos, tugas saya
sudah selesai.”
- Bahwa benar saat di dalam kamar hotel Saksi WEDHA baru mengatakan kepada Terdakwa SAIMUDDIN
dan Terdakwa DEDI MURDANI jika pekerjaan yang harus dilakukan adalah untuk membunuh orang
dengan imbalan masing-masing sebesar Rp. 50.000.000,-
- Bahwa benar selanjutnya Saksi meminta tolong Saksi WEDHA untuk membelikan nasi uduk untuk
Terdakwa SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI MURDANI dengan memberikan uang sebesar Rp.
100.000,-
- Bahwa benar kira-kira 15 menit kemudian Saksi RAGA datang atau tiba ke kamar No.12 dan pada saat itu
Saksi angsung menanyakan dengan mengeluarkan kata-kata “mana pesanan saya (senjata api), namun
pada saat itu Saksi hanya bisa memperlihatkan sebilah pisau dan senjata kejut yang berasal dari WEDHA,
dan pada saat itu Saksi RAGA mempertanyakan kembali dengan pertanyaan “kenapa tidak membeli
senjata api” Saksi jawab dengan jawaban “ uangnya tidak cukup”
- Bahwa benar selanjutnya Saksi memberikan pisau belati kepada Terdakwa SAIMUDDIN yang langsung
diselipkan dipingang depan dibalik bajunya sedangkan alat kejut Saksi berikan kepada Terdakwa DEDI
MURDANI dengan terlebih dahulu Saksi ajarkan bagaimana cara pengunaan senjata kejutnya
- Bahwa benar Senjata kejut listrik tersebut adalah senjata yang sebelumnya akan digunakan oleh Saksi
untuk membunuh Korban pada tanggal 02 April 2014 dan telah Saksi rendam dalam air di rumah Korban.
Senjata tersebut masih bisa digunakan karena yang rusak hanya penyalur listriknya saja
- Bahwa benar Setelah senjata tajam dan senjata kejut tersebut berada dalam penguasaan Terdakwa
SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI MURDANI, selanjutnya Saksi RAGA memberikan arahan atau
briefing kepada Terdakwa SAIMUDDIN dengan kata-kata “ tugas kalian adalah menghabisi mereka
berdua, untuk korban yang laki-laki Saksi RAGA memberikan arahan agar dihabisi dilantai II setelah
mendapat kode dari Saksi RAGA dengan kode Saksi RAGA akan pura-pura terima telephon sambil turun
ke lantai bawah sedangkan untuk Korban yang perempuan dihabisi di lantai bawah.”
- Bahwa benar Saksi RAGA juga mengarahkan agar Terdakwa SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI
MURDANI berpura-pura mengaku sebagai karyawan Bank Mega yang akan melakukan pengukuran
rumah
- Bahwa benar Saksi RAGA kemudian menelepon Saksi WEDHA yang sedang keluar membeli makanan
untuk sekalian membeli alat meteran di toko
- Bahwa benar selanjutnya Saksi RAGA menelepon Korban untuk memastikan apakah Korban berada di
rumah atau tidak
- Bahwa benar alat meteran tersebut selanjutnya diberikan kepada Terdakwa DEDI MURDANI
- Bahwa benar kira-kira jam 11.00 wib kami semua, yaitu Saksi sendiri, Saksi WEDHA, Terdakwa
SAIMUDDIN maupun Terdakwa DEDI MURDANI mengantar Saksi RAGA kesebuah rumah makan
dikawasan komplek Batununggal dengan menggunakan mobil Toyota Avanza warna putih milik Saksi
RAGA untuk menemui korban, dan begitu Saksi RAGA turun dari mobil untuk menemui
korban,selanjutnya Saksi bersama Saksi WEDHA, Terdakwa SAIMUDDIN maupun Terdakwa DEDI
MURDANI kembali ke Jl. Cijagra, namun tidak masuk kekamar hotel, melainkan hanya makan ayam
goreng didepan Pondok Kurnia sambil menunggu intruksi dari Saksi RAGA,.
- Bahwa benar saat itu Saksi sempat membeli 5 (lima) lembar kertas HVS dari tukang fotocopy selanjutnya
Saksi berikan kepada Terdakwa SAIMUDDIN berikut balpoint milik Saksi dengan tujuan untuk berpura-
pura mencatat hasil pengukuran rumah Korban

22
- Bahwa benar kira-kira setengah jam kemudian Saksi RAGA menelphon Saksi WEDHA meminta dijemput
kembali
- Bahwa benar Setelah menjemput Saksi RAGA dan ketika Saksi RAGA berada didalam mobil dalam
perjalanan menuju kerumahnya korban Saksi RAGA menegaskan kembali atau mengingatkan kepada
Terdakwa SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI MURDANI bahwa untuk eksekusi matinya harus
menunggu setelah ada kode dari Saksi RAGA.
- Bahwa benar Begitu sampai atau tiba didepan rumah korban, yaitu di Jl. Batu Indah, Saksi RAGA seorang
diri turun dari mobil dan langsung masuk kedalam rumah korban, sedangkan Saksi bersama Saksi
WEDHA, Terdakwa SAIMUDDIN maupun Terdakwa DEDI MURDANI berputar-putar disekitar
komplek rumah korban sambil menunggu intruksi atau perintah dari Saksi RAGA.
- Bahwa benar Kira-kira 15 (lima belas) menit kemudian Saksi RAGA menelphon Saksi WEDHA dan
menanyakan mengenai posisi kami, pada saat itu Saksi WEDHA menjawab kalau posisi kami berada
dikompplek sekitar rumah korban, kemudian Saksi RAGA meminta agar Terdakwa SAIMUDDIN
maupun Terdakwa DEDI MURDANI diantar kerumah korban.
- Bahwa benar Begitu ada intruksi atau perintah dari Saksi RAGA selanjutnya mobil Toyota avanza warna
putih yang dikemudian oleh Saksi WEDHA diarahkan menuju kerumah korban, dan kira-kira 20 meter
sebelum rumah korban mobil dihentikan lalu Terdakwa SAIMUDDIN maupun Terdakwa DEDI
MURDANI turun dari mobil lalu masuk kedalam rumah korban dengan mengaku sebagai pegawai dari
Bank Mega yang telah ditunggu oleh korban dan Saksi RAGA, hal tersebut sesuai dengan petunjuk Saksi
RAGA, sedangkan Saksi bersama Saksi WEDHA tetap menunggu didalam mobil yang diparkirkan
didepan masjid yang jaraknya darai rumah korban kurang lebih 50 meter.
- Bahwa benar Kurang lebih 30 menit kemudian Saksi RAGA terlihat keluar dari rumah korban sambil
berlari menuju ke mobil tempat Saksi bersama Saksi WEDHA menunggu dan begitu Saksi ketempat mobil
diparkir Saksi RAGA ketuk-ketuk kaca sambil mengeluarkan kata-kata “ bantu beresin mayat, dua duanya
sudah mati “ dan saat itu juga Saksi bersama Saksi WEDHA langsung mengarahkan mobil menuju rumah
koraban , sedangkan Saksi RAGA tetap berjalan kaki kembali menuju kerumah korban.
- Bahwa benar awalnya Saksi tidak mau turun dari mobil untuk membantu membereskan mayat namun
Saksi WEDHA meminta bantuan Saksi untuk melakukan hal tersebut dan menjanjikan akan memberikan
imbalan sebesar Rp. 50 juta untuk membuang mayat Korban
- Bahwa benar karena tergiur dengan imbalan tersebut makaSaksi bersedia untuk membereskan dan
membuang mayat Korban
- Bahwa benar Begitu mobil sudah terparkir didepan rumah korban, Saksi bersama Saksi WEDHA dan
Saksi RAGA langsug masuk kerumah korban dan begitu berada didalam rumah korban Saksi RAGA
menunjukan mayat-mayat korban agar segera diberesin, namun Saksi tidak membereskannya karena
Terdakwa SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI MURDANI minta diantar kembali ke hotel, dan pada saat
itu juga Saksi WEDHA langsung mengantar mereka kembali ke Pondok Kurnia di Jl. Cijagra dengan
menggunakan mobil Toyota Avanza milik Saksi RAGA.
- Bahwa benar sambil menunggu Saksi WEDHA kembali, Saksi melihat Saksi WEDHA membuka-buka
dan membongkar lemari-lemari yang ada di kamar di rumah Korban namun Saksi tidak mengetahui apa
yang dicarinya dan kemudian diambil oleh Saksi WEDHA
- Bahwa benar kira-kira 30 (tiga puluh) menit kemudian Saksi WEDHA kembali kerumah korban tanpa
membawa mobil Toyota milik Saksi RAGA dan ketika Saksi WEDHA sudah berada dirumah korban,
Saksi WEDHA mendapat perintah dari Saksi RAGA untuk membantu mengangkat dan memindahkan
sepeda motor yang semula tersimpan digarasi karena mobil korban akan dimasukkan kedam garasi untuk
mengangkat mayat korban.
- Bahwa benar Begitu sepeda motor milik korban tersebut sudah dipindahkan dari garasi, selanjutnya Saksi
RAGA memerintahkan Saksi agar membuka pintu Garsi sedangkan Saksi WEDHA diperintah untuk
memasukkana mobil korban kedalam garasi.
- Bahwa benar Begitu mobil sudah tersimpan digarasi, Saksi RAGA membuka dan melipat Jok bagian
belakang, sedangkan Saksi membantu mengeluarkan barang-barang yanag berada didalam mobil, lalu
Saksi RAGA mengambil Sepray dari kamar yang berada dilantai bawah lalau diamparkan atau digelar
sebagai alas dibagasi mobil bagian belakang.
- Bahwa benar Saksi RAGA lalu memerintahkan Saksi dan Saksi WEDHA untuk segera membantu
mengangkat mayata korban kedalam mobil dengan alasan karena sebentar lagi akan ada team survey
pemberi dana talang yang akan datang kerumah tersebut, kemudian Saksi bertiga memulai berupaya
mengangkat mayat korban, dan mayat korban yang pertama akan diangkat adalah mayat korban yang
perempuan yang waktu itu berada ditangga dengan kondisi berlumuran darah, namun karena pada saat itu
mayat korban yang perempuan banyak sekali berlumuran darah, terlebih dahulu Saksi naik ke lantai atas
untuk mengambil bet cover warna biru dari kamar untuk menutupi mayat tersebut sambil berupaya
mengangkat mayat korban dan pada saat itu Saksi kebagian mengangkat atau memeganag bagiana
kakinya, sedangkan Saksi WEDHA dan Saksi RAGA mengangkat dengan cara memagang bagian kedua
tangan korban.
- Bahwa benar Setelah mayat korban yang perempuan dimasukkan kedalam mobil Grand Livina milik
korban, selanjutnya kami bertiga naik ke lantai II untuk mengangkat mayat korban yang laki-laki yang
waktu itu posisinya tergeletak dilantai disamping meja bilyard dengan kondisi juga berlumuran darah, dan

23
karena mayat yang laki-laki tersebut juga berlumurana darah, maka Saksi kembali masuk kekamar yang
berada dilantai atas untuk mengambil selimut untuk menutupi mayat korban, lalu kami bertiga
mengangkat korban dimasukkan kedalam mobil Livina milik korban.
- Bahwa benar Setelah kedua mayat korban tersebut berada didalam mobil Grand Livina, selanjutnya Saksi
RAGA mengepel darah yang berceceran dilantai bawah dan juga menyuruh Saksi dan Saksi WEDHA
untuk membersihkan darah yang berada dilantai atas, namun Saksi maupun Saksi WEDHA tidak mau,
dengan alasan Saksi harus segera membawa pergi mayat tersebut dari tempat kejadian, lalu Saksi bersama
Saksi WEDHA dan Saksi RAGA membawa mobil Grand Livina yang berisi kedua mayat korban menuju
ke Pondok Kurnia di Jl. Cijagra Bandung.
- Bahwa benar Sesampainya di Pondok Kurnia di Jl. Cijagra Bandung, Saksi bersama Saksi WEDHA dan
Saksi RAGA masuk kamar No.12 tempat Terdakwa SAIMUDDIN maupun Terdakwa DEDI MURDANI
menunggu, didalam kamar No.12 tersebut Saksi RAGA mengeluarkan satu kantong plastic warna merah
dan beberapa kotak jam tangan dalam kedaan kosong (jam tangannya tidak ada) dan mengeluarkan dua
untai kalung dari batu seperti batu dari Kalimantan, dan kalung tersebut diambil oleh Terdakwa
SAIMUDDIN lalu Saksi RAGA memgeluarkan uang sebanyak 2 (dua) juta rupiah diserahkan kepada
Saksi untuk biaya membuang mayat sejauh mungkin.
- Bahwa benar Setelah Saksi menerima uang dari Saksi RAGA sebanyak 2 (dua) juta, selanjutnya Saksi
bersama Saksi WEDHA, Terdakwa SAIMUDDIN maupun Terdakwa DEDI MURDANI membawa mobil
Grand Livina yang berisi mayat korban meningalkan pondok kurnia dengan tujuan untuk membuang
mayat korban kearah Serang Banten, sedangkan Saksi RAGA pada saat itu mengatakan bahwa dirinya
akan kembali kerumah korban untuk membersihkan darah korban dengan alasan karena sebentar lagi
dirumah tersebut aka nada team survey.
- Bahwa benar awalnya Saksi WEDHA memerintahkan agar mayat dibuang di daerah Sukabumi namun
karena Saksi takut hal tersebut adalah jebakan maka Saksi selanjutnya mengarahkan agar mayat Korban di
buang di daerah Banten saja.
- Bahwa benar Selama perjalanan ke Serang Banten, mobil Grand Livina yang berisi mayat tersebut
dikemudikan oleh Saksi WEDHA, sedangkan Saksi bersama Terdakwa SAIMUDDIN duduk dijok tengah,
dan Terdakwa DEDI MURDANI duduk didepan samping sopir (WEDHA).
- Bahwa benar Begitu sampai di Serang Banten kami muter-muter karena tidak punyaa tujuan yang pasti ,
tahu-tahu tiba di Pandeglang dan ketika berada di Pandeglang kamai kembali muter-muter lalu kami
berhenti dirumah makan padang untuk makan sekaligus membeli masing-masing satu stel pakaian, kecuali
Saksi WEDHA karena yang bersangkutan tidak maua dibelikan
- Bahwa benar Setelah selesai makan dan selesai berganti pakaian kami kembali muter-muter disekitar alun-
alun Serang, yang akhirnya melihata tanda arah menuju ke Labuan, lalu Saksi menyuruh Saksi WEDHA
untuk mengarahkan mobil kearah Labuan.
- Bahwa benar sesampainya di Labuan, kami kembali muter-muter untuk mencari hutan dan akhirnya
kurang lebih 23.00 wib kami menemukan atau sampai disebuah hutan dan ketika melihat sebuah jalan
dihutan tersebut mobil diarahkan kesitu, lalu kami turun dari mobil untuk bersama-sama mengeluarkan
mayat tersebut dari dalam mobil dimana mayat Korban yang laki-laki diangkat oleh Saksi bersama-sama
dengan Terdakwa DEDI MURDANI sedangkan mayat Korban yang perempuan diangkat sendirian oleh
Terdakwa SAIMUDDIN
- Bahwa benar setelah kedua mayata korban dikeluarkan dari dalam mobil, selanjutnya kami berempat
membawa mobil Grand Livina kearah Jakarta dan ketika dalam perjalanan Saksi WEDHA mengatakan
kepada Terdakwa SAIMUDDIN, Terdakwa DEDI MURDANI dan Saksi mengenai rencana selanjutnya
yakni untuk membunuh kakaknya Saksi WEDHA yang bernama ASEP dengan menggunakan alat yang
sama yang digunakan untuk membunuh Korban
- Bahwa benar karena mendengar hal tersebut Saksi lalu memerintahkan Terdakwa DEDI MURDANI untuk
membuang jauh-jauh pisau dan alat kejut yang digunakan untuk membunuh Korban
- Bahwa benar keesokan harinya, yaitu pada hari Jum’at tanggal 11 April 2014 kurang lebih jam 09.00 wib
Saksi pesan plat nomor mobil ditukang bikin plat nomor mobil yang berada dipinggir jalan dengan nomor
B-1833-EFK dan kira-kira jama 23.00 wib kami bersama-sama mengganti plat nomor mobil Grand Livina
dengan menggunakan plat nomor B-1833-EFK.
- Bahwa benar setelah mobil Grand Livina tersebut diganti plat nomor, selanjutnya kami berempat pulang
kerumah Saksi untuk mengatur rencana kembali ke Bandung guna melakukan penagihan pembayaran atau
imbalan yang pernah dijanjikan oleh Saksi RAGA.
- Bahwa benar saat di rumah Saksi tersebut Saksi WEDHA sempat mengatakan kepada istri Saksi jika
mobil grand livina sebaiknya disimpan dan dipegang oleh istri Saksi sebagai jaminan pembayaran hutang
Saksi WEDHA kepada bos Saksi
- Bahwa benar sore harinya kira-kira jam 19.30 wib, Saksi berempat kembali ke Bandung untuk menemui
Saksi RAGA dengan menggunakan travel, sedangkan mobil Grand Livina disimpan atau dipaarkir didekat
rumah Saksi karena Saksi WEDHA tidak mau membawanya lagi, sedangkan kami bertiga tidak bisa
mengemudikan mobil.
- Bahwa benar Kira-kira jam 23.00 wib kami berempat sampai di Bandung dan langsung kerumah Saksi
RAGA dikomplek perumahaan Riung Bandung dan pada saat itu kami berempat diterima dan diajak
ngobrol didapur rumah nya, dana pada saat pembicaraan tersebut ternyata Saksi RAGA menyatakan tidak

24
mempunyai uang selanjutnya Saksi WEDHA menyuruh Terdakwa DEDI MURDANI untuk mengambil
sertipikat tanah sebagai jaminannya. Saksi RAGA kemudian menyerahkan sertifikat tersebut dengan janji
keesokan harinya akan diambil kembali diganti uang dengan yang telaah dijanjikan, sehingga malam itu
kami berempat menginap disebuah hotel yang lokasinya Saksi tidak ingat.
- Bahwa benar Kesokan harinya, yaitu pada hari Sabtu tanggal 12 April 2014 kurang lebih jam 12.00 wib
Saksi RAGA dan Saksi WEDHA melakukan komunikasi melalui telephon yang intinya agar kami
berempat menemui Saksi RAGA dibelakang LP Banceuy dengan membawa Sertipikat tanah tersebut.
- Bahwa benar Sesampainya ditempat yang telah ditentukan tersebut kami berempat bertemu dengan Saksi
RAGA dan ternyata Saksi RAGA masih beralasan tidak punya uang sehingga Saksi WEDHA kemudian
menyuruh Terdakwa DEDI MURDANI untuk mengambil mobil Toyota Avanza milik Saksi RAGA
sebagai jaminan yangs elanjutnya diserahkan oleh Saksi RAGA sambil berkata agar kami tetap berada
ditempat yang tidak terlalu jauh untuk menunggu kabar dari orang yang akan membawa uang.
- Bahwa benar Ketika kami berempat masih menunggu datangnya kabar dari Saksi RAGA, kira-kira
menjelang maghrib tiba-tiba Terdakwa DEDI MURDANI mendapat telephon dari istrinya yang
mengabarkan kalau anaknya meningal dunia, dan pada saat itu juga kami berempat kembali kejakarta
dengan menggunakan mobil Toyota Avanza Velos milik Saksi RAGA.
- Bahwa benar Sesampainya di Jakarta kami berempat langsung menuju ke pemakaman kiwi-kiwi untuk
mengurus pemakaman anaknya Terdakwa DEDI MURDANI hingga selesai kurang lebih jam 01.00 wib.
- Bahwa benar saat itu Saksi sempat meminta Saksi WEDHA untuk menelepon Saksi RAGA dan
selanjutnya Saksi berbicara dengan Saksi RAGA dengan menggunakan handphone Saksi WEDHA dimana
Saksi meminta kepada Saksi RAGA agar mengirimkan uang untuk mengurus pemakaman anaknya
Terdakwa DEDI MURDANI
- Bahwa benar tidak lama kemudian Saksi RAGA mentrasfer uang kepada Saksi WEDHA sebesar Rp.
5.000.000,- dan langsung dibagi-bagi antara kami berempat dimana Saksi WEDHA, Terdakwa DEDI
MURDANI dan Terdakwa SAIMUDDIN masing-masing mendapat Rp. 1.000.000,- sedangkan Saksi
mendapat Rp. 2.000.000,-
- Bahwa benar uang tersebut bukan sebagai imbalan atas pembunuhan yang dilakukan terhadap Korban
melainkan hanya sumbangan atas kematian anaknya Terdakwa DEDI MURDANI
- Bahwa benar setelah selesai mengurus pemakaman anaknya Terdakwa DEDI MURDANI, lalu Saksi
diantar pulang kerumah, dan selanjutnya Saksi WEDHA, Terdakwa SAIMUDDIN maupun Terdakwa
DEDI MURDANI menginap disebuahhotel, namun hotel apa dan dimana lokasinya Saksi tidak tahu.
- Bahwa benar Kesokan harinya, yaitu hari Minggu tanggal 13 April 2014 kurang lebih jam 13.00 wib
mereka bertiga datang kerumah Saksi, dan ketika berada dirumah Saksi Saksi WEDHA meminta sertipikat
tanah atas permintaan Saksi RAGA untuk dibawa ke bandung dengan alasan pada hari senin akan
dicairkana oleh Saksi RAGA dan pada saat itu juga sertipikat dimaksud Saksi serahkan kepada Saksi
WEDHA. Sore harinya kurang lebih jam jam 16.00 wib Saksi WEDHA meningalkan rumah Saksi dengan
membawa setipikat dimaksud dengan maksud akan kembali ke Bandung, namun pada saat itu Saksi
WEDHA tidak mendapatlkan tiket travel, yang akhirnya Saksi WEDHA baru berangkat ke Bandung
dengan menggunakan travel baraya kurang lebih jam 21.00 wib dan sejak saat itu Saksi WEDHA tidak
bisa hubungi hinga saat ini dan Saksi RAGA pun juga tidak pernah menepati janjinya, yang akhirnya
mobil Toyota Avanza milik Saksi RAGA dibawa pergi oleh Terdakwa SAIMUDDIN maupun Terdakwa
DEDI MURDANI, lalu Saksi pulang kerumah dan menceriterakan kepada istri Saksi mengenai perbuatan
yang telah Saksi lakukan tersebut, dan pada saat itu istri Saksi menyarankan agar Saksi menyerahkan diri
ke Polisi dan Saksi pun menyetujuinya untuik menyerahkana diri pada hari Kamis tangal 17 April 2014,
namun sebelum Saksi menyerahkan diri ke Polisi Saksi keburu tertangkap oleh polisi ketika Saksi
bersama sopir akan memindahkan mobil Grand Livina yang semula berada didekat rumah Saksi.
- Bahwa benar sampai saat ini imbalan yang dijanjikan atas pembunuhan yang dilakukan terhadap Korban
tidak pernah dibayarkan oleh Saksi RAGA maupun Saksi WEDHA
- Bahwa benar yang menjanjikan imbalan/upah kepada Saksi untuk mencari eksekutor yang akan
melakukan pembunuhan terhadap Korban maupun untuk membuang mayat adalah Saksi WEDHA
- Bahwa benar Saksi tidak pernah berkomunikasi langsung dengan Saksi RAGA bahkan Saksi tidak pernah
mengetahui nomor handphonenya, semua komunikasi Saksi dengan Saksi RAGA selalu melalui
perantaraan Saksi WEDHA.
Atas keterangan Saksi Terdakwa membenarkannya

14. Saksi WEDHA SANDRAJAYA Bin UJANG SODIKIN JUMARA, di persidangan bawah sumpah
menurut agama Islam pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar Saksi kenal dengan Saksi namun Saksi tidak memiliki hubungan keluarga dengan saksi.
- Bahwa benar saksi ditangkap pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 sekira pukul 16.00 Wib di Mesjid di
Daerah Leles Garut oleh petugas dari kepolisian Polrestabes Bandung karena telah melakukan
pembunuhan terhadap Korban pasangan suami istri Bapak Didi dan Ibu Anita.
- Bahwa benar Saksi melakukan pembunuhan yang direncanakan tersebut pada Hari Kamis tanggal 10 April
2014 sekitar jam 12.30 Wib di Jl. Batu Indah No. 46-A Rt. 05 Rw. 03 Kel. Batununggal Kec. Bandung
Kidul kota Bandung
25
- Bahwa benar Saksi melakukan pembunuhan tersebut bersama saksi RAGA MULYA Als RAGA, terdakwa
DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, Saksi SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, dan
terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK.
- Bahwa benar Yang menjadi korban dalam pembunuhan yang direncanakan dan pencurian dengan
kekerasan yang saksi lakukan bersama terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, Saksi
SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, saksi RAGA MULYA Als RAGA dan terdakwa SAIMUDDIN
Als UDIN BOTAK tersebut adalah pemilik rumah di Jl. Batu Indah No. 46-A Rt. 05 Rw. 03 Kel.
Batununggal Kec. Bandung Kidul Kota Bandung yang bernama Sdr. Ir. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan
istrinya yang bernama Sdri. ANITA ANGRAENI.
- Bahwa benar sebelumnya saksi kenal dengan korban Sdr. Ir. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan istrinya
yang bernama Sdri. ANITA ANGRAENI sejak saksi dikenalkan oleh saksi RAGA MULYA Als RAGA,
namun dengan kedua korban tersebut, saksi tidak ada hubungan keluarga atau famili.
- Bahwa benar Saksi bersama saksi RAGA MULYA Als RAGA, Saksi TEUKU SAMSUL ABADI
Als HUSAIN ABADI, dan 2 orang lainnya yakni Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG
bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM dalam
melakukan pembunuhan terhadap korban tersebut dengan cara :
 Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Saksi
SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM berperan sebagai eksekutor atau
yang membunuh korban dengan cara menusuk korban menggunakan pisau hingga kedua korban
meninggal dunia.
 Saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, berperan mencari dan merekrut para
eksekutor serta membungkus mayat korban dengan menggunakan bed cover dan sprey kemudian
membantu mengangkat mayat korban kebagasi mobil dan membuang mayat Korban
 Saksi berperan untuk merekomendasikan Saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI
kepada saksi RAGA MULYA Als RAGA sebagai orang yang dapat melakukan pembunuhan
terhadap Korban dan juga bersama Saksi mencari eksekutor di Jakarta. Setelah pembuhunan
dilakukan Saksi bertugas untuk membungkus mayat korban dengan menggunakan sprei dan bed
cover, membantu mengangkat mayat korban dan memasukannya kebagasi mobil, mengemudikan
mobil yang digunakan untuk melakukan pembunuhan serta membuang jasad korban.
 Sedangkan saksi RAGA MULYA Als RAGA berperan sebagai perencana pembunuhan tersebut,
menyediakan dana operasional untuk melakukan pembunuhan, menghubungi korban, membawa
dan memasukkan Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM
dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM selaku para
eksekutor ke rumah Korban, menutup mayat Korban dengan bed cover, ikut mengangkat korban
dan memasukan korban kedalam bagasi mobil kemudian mengambil sertifikat Rumah dan Tanah
milik Korban serta dan mengambil sejumlah barang berharga lainnya.
- Bahwa benar Saksi mengetahui jika Saksi RAGA berminat untuk membeli rumah Korban H. Didi yang
terletak di jalan Batuindah No. 46 A Kota Bandung karena Saksi mendengar ketika Saksi DEDDY
AZHARY, ST menawarkan rumah tersebut kepada Saksi RAGA di counter tempat Saksi berjualan
handphone pada sekitar bulan April 2014
- Bahwa benar setelah itu Saksi RAGA sering membicarakan mengenai proses pembelian rumah Korban
bersama dengan Saksi DEDDY AZHARY, ST di counter handphone tempat Saksi berjualan sehingga
Saksi bisa mengetahui bagaimana proses pembelian rumah tersebut termasuk rencana Saksi RAGA yang
akan mengajukan KPR ke Bank Mandiri untuk membeli rumah Korban
- Bahwa benar Saksi mengetahui jika KPR yang diajukan oleh Saksi RAGA untuk membeli rumah Korban
tidak desetujui oleh Bank dan Saksi mengetahui hal tersebut karena Saksi sering mendengar ketika Saksi
RAGA bercerita kepada Saksi DEDDY AZHARY, ST
- Bahwa benar Saksi kenal dengan Korban H. Didi karena Korban sering datang bersama Saksi RAGA ke
counter handphone milik Saksi namun Saksi tidak mengetahui apa yang mereka bicarakan karena mereka
biasanya berbicara di belakang counter
- Bahwa benar yang memiliki rencana pertama kali untuk melakukan pembunuhan terhadap korban Sdr. Ir.
H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA ANGRAENI tersebut adalah saksi RAGA MULYA Als
RAGA.
- Bahwa benar yang menjadi permasalahannya sehingga saksi RAGA MULYA Als RAGA merencanakan
untuk melakukan pembunuhan terhadap korban Sdr. Ir. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA
ANGRAENI tersebut yaitu awalnya saksi RAGA MULYA Als RAGA akan membeli rumah milik korban
yang ditempati korban tersebut, namun untuk pembayarannya akan menggunakan uang hasil pinjaman ke
Bank dengan jaminan sertifikat tanah-rumah milik korban, namun setelah sertifikat tanah-rumah milik
korban oleh Saksi RAGA MULYA Als RAGA dijaminkan kebeberapa Bank, tidak ada Bank yang
memberi pinjaman uang, selanjutnya saksi RAGA MULYA Als RAGA berniat akan menggadaikan
sertifikat tanah-rumah tersebut keperorangan namun diperorangan dapat memberikan pinjaman kepada
saksi RAGA MULYA Als RAGA dengan persyaratan bahwa tanah dan rumah yang sertifikatnya dijadikan
barang jaminan tersebut harus dalam keadaan kosong dari penghuninya sehingga untuk mengosongkan
rumah tersebut penghuninya harus dibunuh.

26
- Bahwa yang akan meminjamkan uang kepada saksi RAGA MULYA Als RAGA dengan jaminan sertifikat
tanah-rumah milik korban Sdr. Ir. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA ANGRAENI tersebut
adalah Bosnya Sdr. NANA, namun untuk alamatnya saksi tidak tahu.
- Bahwa benar Saksi kenal dengan Sdr. NANA karena Sdr. NANA adalah konsumen Saksi namun Saksi
tidak kenal dengan bosnya
- Bahwa benar rencana pembunuhan tersebut disampaikan oleh Saksi RAGA kepada Saksi yakni ketika
medatangi Saksi ke tempat kerja Saksi di jalah Cihapit dimana saat itu saksi RAGA mengatakan jika ada
orang yang bersedia untuk memberikan dana talang untuk sertifikat rumah milik Korban namun dengan
syarat rumah tersebut harus dikosongkan terlebih dahulu.
- Bahwa benar saat itu Saksi RAGA mengatakan untuk mengosongkan rumah maka penghuni rumah
tersebut yakni Korban H. Didi bersama istrinya Ibu Anita harus dibunuh terlebih dahulu.
- Bahwa benar Saksi RAGA meminta bantuan kepada Saksi untuk mengemukakan rencana membunuh
Korban kepada Saksi TEUKU karena Saksi RAGA tahu jika Saksi TEUKU selalu bersama-sama Saksi
sejak 2 bulan terakhir dengan tujuan untuk menagih hutang Saksi kepada bosnya.
- Bahwa benar Saksi memiliki hutang kepada Saksi RAGA sebesar Rp. 130.000.000.- dan kepada beberapa
orang lainnya dengan jumlah keseluruhan sebesar kurang lebih Rp. 500.000.000,-
- Bahwa benar Saksi RAGA mengatakan jika Saksi membantunya untuk melakukan pembunuhan terhadap
Korban maka hutang Saksi kepada Saksi RAGA akan dianggap lunas begitupun hutang-hutang Saksi
kepada beberapa orang lainnya akan dilunasi.
- Bahwa benar Saksi mengetahui bahwa saksi RAGA MULYA Als RAGA sedang memproses pinjaman ke
Bank dengan menggunakan sertifikat rumah milik Korban yaitu dari saksi DEDI AZHARI yang
merupakan keponakan korban selain itu juga mengetahui dari teman-teman sesama pedagang Handphone.
- Bahwa benar selanjutnya saksi menemui Saksi SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan menawarkan
kepadanya sanggup melakukan pembunuhan atau tidak dan akhirnya Saksi SAMSUL ABADI Als
HUSAIN ABADI minta untuk dipertemukan dengan Saksi RAGA, setelah itu saksi mempertemukan dan
mengenalkan Saksi SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dengan saksi RAGA MULYA Als RAGA.
- Bahwa benar keesokan harinya setelah pertemuan tersebut Saksi datang bersama Saksi TEUKU kerumah
saksi RAGA MULYA Als RAGA dan dalam pertemuan tersebut saksi RAGA MULYA Als RAGA
meminta kepada Saksi TEUKU untuk melakukan pembunuhan dan Saksi TEUKU kemudian
menyanggupinya namun meminta imbalan sebesar Rp. 400.000.000.- (empat ratus juta rupiah) ditambah
dengan biaya operasional sebesar Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta rupiah)
- Bahwa benar setelah terjadi kesepakatan harga kemudian pada tanggal 01 April 2014 saksi RAGA
MULYA Als RAGA menyuruh Saksi untuk mencari hotel yang dekat dengan rumah Korban yang akan
digunakan untuk melakukan pertemuan guna merencanakan pembunuhan tersebut dan akhirnya Saksi
menyewa 1 (satu) kamar di penginapan Pondok Kurnia di Jalan Cijagra Kota Bandung yakni di kamar
nomor 12 dimana saat itu Saksi sudah bersama dengan Saksi TEUKU. Selanjutnya Saksi menghubungi
saksi RAGA MULYA Als RAGA dan tidak lama kemudian saksi RAGA MULYA Als RAGA datang ke
penginapan Pondok Kurnia. Setelah membahas mengenai rencana pembunuhan, Saksi RAGA lalu
meminta kepada Saksi TEUKU untuk membeli senjata api yang akan digunakan untuk membunuh Korban
dan mentransfer uang sebesar Rp. 2.400.000,- ke rekening Saksi.
- Bahwa benar karena uangnya tidak cukup untuk membeli senjata api akhirnya Saksi dan Saksi TEUKU
hanya membeli alat kejut (alat setrum) dan sebuah pisau belati
- Bahwa benar Saksi mendapatkan alat kejut/alat setrom yang digunakan untuk membunuh Korban dengan
cara membeli ditoko perlengkapan Militer di Daerah Kosambi Kota Bandung dengan harga Rp. 750.000,-
(tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dan saat membeli alat kejut tersebut Saksi bersama-sama dengan Saksi
TEUKU
- Bahwa benar selain alat kejut Saksi juga membeli sebuah pisau belati dengan panjang kurang lebih 30 cm
di toko perlengkapan rumah tangga di daerah Buah Batu
- Bahwa benar pada tanggal 01 April 2014 Saksi sempat mengajak Saksi TEUKU ke rumah Korban untuk
melihat-lihat situasi dan kondisi rumah Korban
- Bahwa benar keesokan harinya yakni tanggal 02 April 2014 setelah memmastikan jika Korban H. Didi
berada di rumah selanjutnya saksi bersama saksi RAGA MULYA Als RAGA membawa Saksi SAMSUL
ABADI Als HUSAIN ABADI kerumah korban (Sdr. Ir. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA
ANGRAENI) dengan menggunakan sedan merk Peugout warna hitam untuk tujuan membunuh Korban.
- Bahwa benar saat itu saksi RAGA MULYA Als RAGA menyuruh Saksi TEUKU untuk berpura-pura
sebagai karyawan dari Bank Mega yang akan melakukan survey.
- Bahwa benar ketika berangkat ke rumah Korban, Saksi TEUKU sudah membawa alat yang akan
digunakan untuk membunuh yakni alat kejut dan pisau belati yang diselipkan di balik bajunya
- Bahwa benar sesampainya di rumah Korban, ternyata Korban H. Didi sudah menunggu di ruang tamu.
Saksi RAGA lalu mengenalkan Saksi TEUKU sebagai pegawai Bank Mega yang akan melakukan survey.
Saksi TEUKU lalu berpura-pura memphoto rumah tersebut dengan menggunakan camera handphone.
Setelah selesai memphoto rumah di lantai 1, Saksi RAGA membawa Korban ke lantai atas tempat
eksekusi akan dilaksanakan sesuai rencana.
- Bahwa benar saat itu Saksi TEUKU sempat meminta ijin untuk ke kamar mandi di rumah Korban namun
Saksi tidak mengetahui apa yang Saksi TEUKU lakukan di kamar mandi.

27
- Bahwa benar rencana pembunuhan tersebut gagal karena alat kejut yang akan digunakan untuk membunuh
Korban ternyata tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan hanya mengeluarkan suara ledakan dan
serpihan pengantar listriknya mengenai Korban H. Didi.
- Bahwa benar Pada saat itu Korban bertanya “ada apa ini?” yang langsung ditimpali oleh Saksi RAGA “om
ini ada apa?”. Saksi TEUKU lalu menghampiri Korban H. Didi sambil meminta maaf dengan alasan salah
sasaran karena maksudnya mau menembak Saksi RAGA dengan alasan Saksi RAGA memupunyai hutang
yang belum dibayarkan. Selanjutnya Saksi TEUKU mengajak Saksi RAGA dan Saksi untuk
meninggalkan rumah Korban sambil berulang kali meminta maaf kepada Korban atas kejadian salah
sasaran di lantai atas rumah Korban tesrebut.
- Bahwa benar saat perjalanan pulang dari rumah Korban Saksi Raga dan Saksi TEUKU tertawa-tawa
mengingat kejadian di rumah Korban sementara saat itu itu Saksi benar-benar bingung karena Saksi tidak
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan pada saat Saksi menanyakannya baik Saksi RAGA maupun
Saksi mengatakan jika hal itu adalah rencana mereka berdua yang Saksi tidak ketahui.
- Bahwa benar setelah kembali ke penginapan Pondok Kurnia Saksi RAGA menanyakan kepada Saksi
TEUKU dan Saksi “kalian masih mau melanjutkan pekerjaan ini tidak” yang langsung dijawab oleh Saksi
TEUKU bahwa dirinya tidak mau karena tidak mampu.
- Bahwa benar Saksi RAGA lalu kembali bertanya “kenapa tidak bisa” yang kembali dijawab Saksi
TEUKU bahwa dirinya tidak tega.
- Bahwa benar saat itu Saksi RAGA masih berkehendak untuk melanjutkan rencana pembunuhan dan
meminta Saksi bersama dengan Saksi TEUKU untuk mencarikan eksekutor untuk melakukan
pembunuhan kepada Korban.
- Bahwa benar Saksi TEUKU meminta biaya untuk operasional menjemput eksekutor dan selanjutnya
karena tidak punya uang Saksi RAGA memberikan handphonenya kepada Saksi untuk dijual dan hasil
penjualannya digunakan untuk biaya operasional penjemputan eksekutor
- Bahwa benar selanjutnya Saksi memberikan uang kepada Saksi TEUKU sebesar Rp. 3.000.000,- sebagai
hasil dari penjualan hendphone milik Saksi RAGA yang akan digunakan untuk biaya operasional
- Bahwa benar Saksi bersama Saksi TEUKU lalu berangkat ke Jakarta pada sekira tanggal 05 April 2014
dengan menggunakan mobil sedan Peugeout milik Saksi dengan tujuan untuk mencari eksekutor sekaligus
untuk menggadaikan mobil Saksi untuk digunakan membayar hutang kepada bosnya Saksi TEUKU
- Bahwa benar di Jakarta Saksi dan Saksi TEUKU mencari eksekutor dan akhirnya menemui Terdakwa
SAIMUDDIN di monas karena Terdakwa SAIMUDDIN bekerja sebagai tukang parkir di monas
- Bahwa Saksi dan Saksi TEUKU menawarkan kepada Terdakwa SAIMUDDIN pekerjaan dengan imbalan
Rp. 50.000.000,- namun pekerjaan tersebut harus dilakukan di Bandung dan Saksi harus datang ke
Bandung dengan mengajak 1 (Satu) orang lagi teman
- Bahwa benar saat itu baik Saksi maupun Saksi TEUKU tidak mengatakan kepada Terdakwa
SAIMUDDIN bahwa pekerjaan yang harus dilakukan adalah untuk membunuh.
- Bahwa benar pada tanggal 09 April 2014 malam Saksi dihubungi oleh Saksi TEUKU jika eksekutor sudah
siap dan akan berangkat ke Bandung sehingga Saksi diminta untuk menyiapkan hotel
- Bahwa benar keesokan harinya yakni hari Kamis tanggal 10 April 2014, Saksi menunggu Saksi TEUKU
yang akan datang membawa eksekutor di Hotel Pondok Kurnia Jalan Cijagra
- Bahwa benar sekira jam 10.00 Wib Saksi TEUKU datang ke hotel Pondok Kurnia bersama 2 (dua) orang
eksekutor yakni Terdakwa SAIMUDDIN yang pernah Saksi temui di Monas Jakarta dan salah seorang
yang Saksi tidak kenal namun kemudian Saksi ketahui sebagai Terdakwa DEDI MURDANI.
- Bahwa benar saat itu di hotel Saksi tidak memberi arahan apapun kepada Terdakwa SAIMUDDIN dan
Terdakwa DEDI MURDANI terkait dengan pembunuhan yang akan dilakukan terhadap Korban karena
yang memiliki rencana untuk melakukan pembunuhan adalah Saksi RAGA.
- Bahwa benar Saksi kemudian keluar dari hotel karena Saksi diperintahkan oleh Saksi TEUKU untuk
mencari dan membeli makanan untuk Terdakwa DEDI MURDANI dan Terdakwa SAIMUDDIN
- Bahwa benar saat di perjalanan membeli makanan Saksi ditelepon oleh Saksi RAGA untuk sekalian
membeli alat meteran
- Bahwa benar ketika Saksi kembali ke hotel setelah membeli makanan disana sudah ada Saksi RAGA
- Bahwa benar Saksi tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Saksi RAGA kepada Terdakwa DEDI
MURDANI, Terdakwa SAIMUDDIN dan Saksi TEUKU ketika Saksi sedang keluar hotel membeli
makanan, namun yang Saksi ketahui dari penjelasan Saksi TEUKU bahwa Saksi RAGA telah memberikan
arahan kepada Terdakwa SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI MURDANI agar dalam melakukan
pembunuhan kepada Korban mengaku sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran
dan agar Korban yang laki-laki dibunuh di lantai atas sedangkan Korban yang perempuan di bunuh di
lantai bawah dan saat melakukan pembunuhan kepada Korban agar menunggu kode dari Saksi RAGA
- Bahwa benar Saksi tidak mendengarkan saat Saksi RAGA memberikan arahan kepada Terdakwa DEDI
MURDANI dan Terdakwa SAIMUDDIN karena Saksi saat itu sedang keluar hotel membeli makanan
- Bahwa benar Saksi hanya mendengar penjelasan dari Saksi TEUKU setelah Saksi kembali ke hotel
mengenai arahan yang diberikan oleh Saksi RAGA
- Bahwa benar saat di hotel Saksi RAGA juga memerintahkan agar setelah pembunuhan dilakukan
Terdakwa SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI MURDANI diantar kembali ke hotel dengan menggunakan
mobil milik Saksi RAGA dan setelah itu Saksi harus kembali ke rumah Korban dengan menggunakan ojeg

28
karena mobil yang akan digunakan untuk mengangkut mayat Korban adalah mobil grand livina milik
Korban
- Bahwa benar Saksi RAGA selanjutnya menelepon Korban H. Didi guna memastikan Korban berada di
rumah
- Bahwa benar setelah menelepon Korban, selanjutnya saksi, terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als
EPONG, Saksi SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, saksi RAGA MULYA Als RAGA dan terdakwa
SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK berangkat dari hotel dengan menggunakan mobil Toyota Avanza Veloz
milik Saksi RAGA yang dikemudikan oleh Saksi dan mengantarkan Saksi RAGA untuk bertemu Korban
di food court batununggal.
- Bahwa benar saat itu yang turun menemui Korban hanyalah Saksi Raga sementara Saksi, terdakwa DEDI
MURDANI Als DANIEL Als EPONG, Saksi SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan terdakwa
SAIMUDDIN Als UDIN menunggu kabar dari Saksi RAGA
- Bahwa benar tidak lama kemudian Saksi RAGA memberi kabar meminta dijemput kembali di food court
batununggal
- Bahwa benar selanjutnya Saksi RAGA memerintahkan untuk langsung menuju ke rumah Korban di Batu
Indah
- Bahwa benar sesampainya dirumah korban saksi RAGA MULYA Als RAGA turun dan masuk kedalam
rumah sedangkan saksi, terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, Saksi SAMSUL ABADI
Als HUSAIN ABADI, dan terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK berputar-putar disekitar
perumahan tersebut, sekitar 30 menit kemudian saksi RAGA MULYA Als RAGA mengirim SMS kepada
saksi yang isinya bahwa ”KONDISI TEMPAT SUDAH AMAN, MASUK AJA” setelah itu saksi
langsung balik lagi kerumah korban dan sesampainya dirumah korban terdakwa DEDI MURDANI Als
DANIEL Als EPONG dan terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK turun dari mobil dan langsung
masuk kedalam rumah sedangkan saksi dengan Saksi SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI menunggu
disebrang rumah korban yang jaraknya sekitar 10 meter dengan tujuan sambil menunggu pe rintah saksi
RAGA MULYA Als RAGA juga mengawasi rumah tersbeut apabila ada orang lain yang masuk kedalam
rumah tersbeut saksi dapat langsung menghubungi saksi RAGA MULYA Als RAGA
- Bahwa benar sekitar 30 menit kemudian saksi RAGA MULYA Als RAGA keluar dari rumah Korban dan
mendekati saksi dan Saksi SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI sambil mengatakan ”sudah beres,
bantu saya membereskan mayat” selanjutnya saksi, Saksi SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan
saksi RAGA MULYA Als RAGA masuk kedalam rumah korban
- Bahwa benar ketika Saksi sampai di rumah Korban, Saksi RAGA MULYA Als RAGA langsung menyuruh
Saksi untuk mengantar terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG dan terdakwa
SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK ke Hotel dengan menggunakan Mobil New Avanza dan juga saksi
disuruh kembali lagi untuk kembali kerumah korban namun tidak membawa mobil tersbeut karena setelah
itu saksi disuruh untuk mengemudikan mobil Grand Livina milik korban sekaligus membuang korban.
- Bahwa benar Sehingga saksi mau membantu saksi RAGA MULYA Als RAGA untuk mencarikan orang
yang dapat melakukan pembunuhan terhadap korban Sdr. Ir. H. DIDI HARSOADI, M.Sc dan Sdri. ANITA
ANGRAENI, karena apabila pembunuhan tersebut terlaksana maka hutang Saksi kepada saksi RAGA
MULYA Als RAGA akan dianggap lunas dan saksi RAGA MULYA Als RAGA juga akan melunasi
hutang-hutang saksi kepada pihak-pihak lain yang jumlahnya mencapai Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah).
- Bahwa benar sepengetahuan saksi barang yang diambil dari rumah korban adalah sertifikat rumah milik
Korban, Mobil Grand Livina, Uang senilai Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah), batu berwarna hitam, kalung
Giok dan Jam tangan perempuan, namun saksi tidak mengetahui siapa yang mengambilnya karena saksi
tidak melihat saat pengambilan barang-barang tersebut, namun sehingga saksi mengetahui barang-barang
tersebut diambil dari rumah korban karena saat di hotel saksi RAGA MULYA Als RAGA memperlihatkan
barang-barang tersebut sambil mengatakan bahwa barang-barang tersebut diambil dari rumah korban.
- Bahwa benar Barang-barang milik korban tersebut telah dibagi-bagikan oleh saksi RAGA MULYA Als
RAGA dan Saksi SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dengan perincian untuk Mobil Grand Livina
dan Uang senilai Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) diberikan kepada Saksi SAMSUL ABADI Als
HUSAIN ABADI, kalung giok dan Jam tangan perempuan untuk terdakwa DEDI MURDANI Als
DANIEL Als EPONG dan terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK sedangkan batu berwarna hitam
untuk saksi RAGA MULYA Als RAGA sendiri.
- Bahwa benar ketika keluar dari rumah Korban dalam perjalanan menuju ke hotel terjadi perdebatan antara
Saksi, Saksi RAGA dan Saksi TEUKU dimana Saksi TEUKU meminta agar Saksi membantu untuk
membuang mayat Korban karena baik Saksi TEUKU, Terdakwa DEDI MURDANI maupun Terdakwa
SAIMUDDIN tidak ada yang bisa menyetri mobil, sedangkan saat itu Saksi tidak mau ikut untuk
membuang mayat
- Bahwa benar selanjutnya Saksi RAGA menyetujui usul Saksi TEUKU dan menyuruh Saksi untuk
menyetir mobil Korban yang akan digunakan untuk membuang mayat sedangkan Saksi RAGA akan
kembali ke rumah Korban untuk membersihkan bercak darah yang banyak berceceran di lantai karena
pemilik dana talang akan segera datang untuk melihat rumah tesrebut
- Bahwa benar akhirnya Saksi bersedia untuk menyetir mobil Korban yang akan digunakan untuk
membuang mayat dan rencananya mayat akan dibuang di daerah Sukabumi

29
- Bahwa benar setelah itu Saksi RAGA memisahkan diri di hotel Pondok Kurnia dan pergi menggunakan
mobil Toyota Avanza Velos miliknya sedangkan Saksi, Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als
EPONG, Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK dan Saksi TEUKU pergi untuk membuang mayat
dengan menggunakan mobil grand livina milik Korban
- Bahwa benar di perjalanan Saksi TEUKU merubah tujuan untuk membuang mayat dari Sukabumi
dialihkan ke Pandeglang, Banten
- Bahwa benar sesampainya di Pandeglang di daerah hutan, mayat Korban dibuang ke semak-semak. Mayat
Korban yang laki-laki diangkat oleh Terdakwa DEDI MURDANI dan Saksi TEUKU sedangkan mayat
Korban yang perempuan diangkat oleh Terdakwa SAIMUDDIN, sementara Saksi tetap menunggu di
dalam mobil
- Bahwa benar setelah pembunuhan selesai dilakukan Saksi RAGA tidak juga memberikan uang untuk
membayar kedua eksekutor yakni Terdakwa SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI MURDANI
- Bahwa benar pada hari Jumat tanggal 11 April 2014, Saksi bersama-sama dengan Terdakwa DEDI
MURDANI Als DANIEL Als EPONG, Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK dan Saksi TEUKU
kembali ke Bandung dengan menggunakan mobil rental dan mendatangani Saksi RAGA dirumahnya
untuk meminta bayaran namun saat itu Saksi RAGA belum mempunyai uang karena sertifikat belum
dapat dicairkan sehingga selanjutnya Terdakwa DEDI MURDANI mengambil sertifikat rumah milik
Korban dari tangan Saksi RAGA sebagai jaminan
- Bahwa benar sertifikat tersebut kemudian diserahkan oleh Saksi TEUKU kepada Saksi dengan tujuan
untuk diamankan dan dicairkan sehingga dapat secepatnya digunakan untuk membayar para eksekutor
- Bahwa benar pada hari Minggu tanggal 13 April 2014 Saksi bersama-sama dengan Terdakwa DEDI
MURDANI Als DANIEL Als EPONG, Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK dan Saksi TEUKU
kembali mendatangi Saksi RAGA untuk menagih uang pembayaran namun saat itu Saksi RAGA juga
berkelit jika dirinya belum mempunyai uang sehingga Terdakwa DEDI MURDANI kemudian mengambil
mobil Toyota Avanza Veloz milik Saksi RAGA
- Bahwa benar sertifikat rumah rumah Korban terakhir berada di tangan Saksi dan disita oleh Penyidik dari
tangan Saksi
- Bahwa benar Saksi tidak pernah menjanjikan upah kepada Terdakwa DEDI MURDANI maupun
Terdakwa SAIMUDDIN untuk membunuh Korban karena yang mempunyai rencana untuk membunuh
maupun yang menjadi penyandang dana dalam pembunuhan terhadap Korban adalah Saksi RAGA
- Bahwa benar Saksi tidak pernah memerintahkan atau memberikan arahan kepada Terdakwa DEDI
MURDANI maupun Terdakwa SAIMUDDIN untuk membunuh Korban secara membabi buta sampai
Korban meninggal dunia
- Bahwa benar Saksi tidak pernah berencana untuk membunuh kakak Saksi yang bernama ASEP dan Saksi
juga tidak pernah menyuruh Terdakwa DEDI MURDANI dan TERDAKWA SAIMUDDIN untuk
melakukan pembunuhan terhadap kakak Saksi yang bernama ASEP
- Bahwa benar Saksi tidak pernah menjanjikan imbalan sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
kepada Saksi TEUKU untuk membuang mayat Korban
- Bahwa benar Saksi tidak pernah memohon sambil berlutut kepada Saksi TEUKU agar Saksi TEUKU tetap
mau melanjutkan rencana untuk membunuh Korban setelah rencana pembunuhan pertama pada tanggal 02
April 2014 gagal
- Bahwa benar Saksi TEUKU dan Saksi RAGA tidak pernah berbicara berdua melainkan selalu bertiga
dengan Saksi maupun dengan perantaraan Saksi
- Bahwa benar ketika bertemu pertama kali di parkiran monas, baik Saksi maupun Saksi TEUKU tidak
pernah mengatakan kepada Terdakwa SAIMUDDIN jika pekerjaan yang ditawarkan untuk dilakukan di
Bandung adalah untuk membunuh Korban.
Atas keterangan Saksi Saksi membantah beberapa hal yakni : Saksi mau membuang mayat Korban karena
dijanjikan imbalan sebesar Rp. 50.000.000,- oleh Saksi WEDHA, bahwa sejak rencana pembunuhan pertama
gagal pada tanggal 02 April 2014 Saksi sebenarnya sudah tidak ingin melanjutkan lagi untuk membunuh
Korban namun Saksi WEDHA memohon sambil berlutut kepada Saksi TEUKU agar Saksi TEUKU tetap mau
melanjutkan rencana untuk membunuh Korban, bahwa yang menjanjikan upah sebesar masing-masing Rp.
50.000.000,- untuk membunuh Korban kepada Terdakwa SAIMUDDIN dan Terdakwa DEDI MURDANI
adalah Saksi WEDHA bukan Saksi RAGA.

15. Saksi RAGA MULYA KUSUMA RAHARJA, di persidangan bawah sumpah menurut agama Islam pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar Saksi kenal dengan Saksi namun Saksi tidak memiliki hubungan keluarga dengan saksi.
- Bahwa benar saksi ditangkap pada hari Rabu tanggal 16 April 2014 sekira pukul 14.00 Wib
ditempat saksi jualan Handphone di Jl. Terusan Buahbatu No 8 Kota Bandung oleh petugas kepolisian
Polrestabes Bandung
- Bahwa benar Saksi telah turut serta melakukan pembunuhan yang direncanakan terhadap Korban
pasangan suami istri H. Didi Harsoandi dan Hj. Anita Anggrainy.
- Bahwa benar Saksi pembunuhan yang direncanakan tersebut terjadi pada pada Hari Kamis
tanggal 10 April 2014 sekitar jam 13.30 Wib di Jl. Batu Indah raya No 46 A Kota Bandung.

30
- Bahwa benar melakukan pembunuhan dengan direncanakan tersebut bersama Saksi WEDHA,
Saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan 2 orang lainnya yakni Terdakwa DEDI
MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN
BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM
- Bahwa benar Yang menjadi korban dalam pembunuhan yang direncanakan yang saksi lakukan
tersebut yaitu pasangan suami istri yang bernama Sdr. DIDI HARSOADI dan Sdri. ANITA ANGGRAINY
- Bahwa benar Saksi kenal dengan pasangan suami istri tersebut sejak sekitar bulan Agustus 2013
dirumah korban dan saksi kenal dengan korban karena saksi pernah datang bersama saudara korban yakni
Saksi DEDI AZHARI untuk melihat rumah korban yang akan dijual dan saksi tidak ada hubungan
keluarga atau family dengan korban.
- Bahwa benar Saksi bersama Saksi WEDHA, Saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN
ABADI, dan 2 orang lainnya yakni Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS
KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM dalam melakukan
pembunuhan terhadap korban tersebut dengan cara :
 Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Saksi
SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM berperan sebagai eksekutor atau
yang membunuh korban dengan cara menusuk korban menggunakan pisau hingga kedua korban
meninggal dunia.
 Saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, berperan mencari dan merekrut para
eksekutor serta membungkus mayat korban dengan menggunakan bed cover dan sprey kemudian
membantu mengangkat mayat korban kebagasi mobil.
 Saksi WEDHA bersama-sama dengan Saksi merencanakan pembunuhan terhadap Korban,
merekomendasikan Saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI kepada Saksi sebagai
orang yang dapat melakukan pembunuhan terhadap Korban. Setelah pembuhunan dilakukan Sdr.
WEDHA bertugas untuk membungkus mayat korban dengan menggunakan sprei dan bed cover,
membantu mengangkat mayat korban dan memasukannya kebagasi mobil, mengemudikan mobil
yang digunakan untuk melakukan pembunuhan serta membuang jasad korban.
 Sedangkan saksi sendiri berperan sebagai perencana pembunuhan tersebut bersama Saksi
WEDHA kemudian menyediakan dana operasional untuk melakukan pembunuhan, menghubungi
korban, membawa dan memasukkan Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin
ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM
selaku para eksekutor ke rumah Korban, menutup mayat Korban dengan bed cover, ikut
mengangkat korban dan memasukan korban kedalam bagasi mobil kemudian mengambil
sertifikat Rumah dan Tanah milik Korban serta dan mengambil sejumlah barang berharga lainnya.
- Bahwa benar yang memiliki rencana untuk melakukan pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan
terhadap kedua korban tersebut awalnya adalah ide Saksi WEDHA yaitu ketika saksi bertemu dengan
Saksi WEDHA didepan Indomaret Jl. Buahbatu Kota Bandung namun untuk hari dan tanggalnya saksi
lupa hanya sekitar 2 minggu sebelum terjadinya perbuatan pembunuhan tersebut.
- Bahwa benar awal mula niat untuk membunuh Korban itu timbul karena Saksi ingin menguasai dan
memiliki rumah Korban yang terletak di Jalan Batu Indah Raya No. 46A, Rt. 05, Rw. 03, Kelurahan
Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung. Semula Saksi hendak membeli rumah tersebut
dengan jalan mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR) ke Bank namun dengan menjaminkan
sertifikat rumah milik Korban
- Bahwa benar KPR yang diajukan Saksi untuk pembelian rumah milik Korban ternyata tidak disetujui oleh
bank. Karena terlanjur berhasrat untuk memiliki rumah milik Korban, Saksi kemudian mencari cara lain
untuk membeli rumah Korban dengan mencari orang yang akan memberikan pinjaman kepada Saksi.
Selanjutnya Saksi lalu menawarkan rumah tersebut kepada teman-teman Saksi namun usaha tersebut juga
menemui jalan buntu karena tidak ada orang yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepada Saksi.
- Bahwa benar Saksi pernah memegang fotocopy sertifikat rumah milik Korban dan fotocopy KTP Korban
pasangan suami istri dimana selanjutnya fotocopy sertifikat dan fotocopy KTP Korban Saksi serahkan
kepada Sdr. HADI dengan tujuan untuk mencari dana talangan untuk membeli rumah Korban
- Bahwa benar Saksi mencari dana talangan untuk membeli rumah Korban karena KPR yang Saksi ajukan
dengan menjaminkan rumah Korban ditolak oleh Bank
- Bahwa benar rencana pembunuhan terhadap Korban tersebut terjadi bermula ketika saksi menelpon Saksi
WEDHA dan menanyakan perihal pembayaran hutang Saksi WEDHA kepada saksi, kemudian saksi dan
Saksi WEDHA janjian untuk bertemu dan membicarakan masalah tersebut di Indomaret Jl. Buahbatu Kota
Bandung, saat pertemuan tersebut membahas masalah pembayaran pinjaman uang yang dipinjam Saksi
WEDHA pada tahun 2012 sebesar Rp. 130.000.000.- dan pada saat itu Saksi WEDHA mengatakan tidak
mempunyai uang bahkan menjelaskan kepada saksi jika Saksi WEDHA juga sedang dikejar oleh debt
collector yakni Saksi TEUKU untuk menagih hutang atas pinjaman Saksi WEDHA kepada pihak lain.
- Bahwa benar karena tidak bisa membayar, saat itu Saksi WEDHA menanyakan bagaimana proses
peminjaman uang ke Bank yang sedang saksi ajukan dengan menjaminkan sertifikat milik korban dan
saksi jawab bahwa proses peminjaman tersebut belum cair atau masih dalam proses, dari penjelasan
tersebut kemudian Saksi WEDHA memberikan ide untuk mendapatkan uang dengan cepat yaitu dengan
cara membunuh korban untuk mengambil sertifikat rumah milik korban selanjutnya sertifikat tersebut
dijaminkan kepada orang lain yang bersedia memberikan dana

31
- Bahwa benar menurut Saksi WEDHA bosnya Sdr. NANA yakni Sdr. BUDI bersedia untuk memberikan
dana talang dengan syarat rumah Korban harus sudah dikosongkan
- Bahwa benar saat pertemuan antara saksi dengan Saksi WEDHA di indomaret Buah Batu tersebut Saksi
WEDHA menjelaskan jika Saksi TEUKU yang dapat melakukan pembunuhan tersebut.
- Bahwa benar Saksi WEDHA mengetahui bahwa saksi sedang memproses pinjaman ke Bank dengan
menggunakan sertifikat rumah milik Korban yaitu dari saksi DEDI AZHARI yang merupakan keponakan
korban selain itu juga mengetahui dari teman-teman sesama pedagang Handphone.
- Bahwa benar awalnya Saksi tidak setuju dengan rencana Saksi WEDHA tersebut namun malam harinya
setelah pertemuan tersebut Saksi WEDHA datang bersama Saksi TEUKU kerumah saksi dan dalam
pertemuan tersebut Saksi WEDHA mengatakan jika Saksi TEUKU bersedia untuk melakukan
pembunuhan namun meminta imbalan sebesar Rp. 400.000.000.- (empat ratus juta rupiah) ditambah
dengan biaya operasional sebesar Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta rupiah)
- Bahwa benar saat itu Saksi masih belum memberikan keputusan karena menurut Saksi imbalan sebesar
Rp. 400.000.000.- (empat ratus juta rupiah) yang diminta oleh Saksi TEUKU adalah terlalu mahal dan
Saksi tidak sanggup membayarkannya
- Bahwa benar keesokan harinya Saksi WEDHA menghubungi Saksi kembali menanyakan rencana untuk
membunuh Korban dan mengatakan jika Saksi TEUKU bersedia untuk membunuh hanya dengan imbalan
Rp. 200.000.000,-
- Bahwa benar saat itu Saksi WEDHA juga mengatakan agar Saksi tenang saja karena Saksi dapat
membujuk Saksi TEUKU dan jika Saksi TEUKU gampang dibohongi dan dimanfaatkan
- Bahwa benar Saksi memang menjanjikan kepada Saksi WEDHA bahwa jika pembunuhan tersebut
berhasil maka hutang Saksi WEDHA kepada Saksi sebesar Rp. 130.000.000,- dan hutang Saksi WEDHA
kepada orang-orang lain sebesar Rp. 500.000.000,- akan dilunasi
- Bahwa benar setelah terjadi kesepakatan tersebut kemudian pada tanggal 01 April 2014 Saksi menyuruh
Saksi WEDHA untuk mencari hotel yang dekat dengan rumah Korban yang akan digunakan untuk
melakukan pertemuan guna merencanakan pembunuhan tersebut dan akhirnya Saksi WEDHA menyewa 1
(satu) kamar di penginapan Pondok Kurnia di Jalan Cijagra Kota Bandung yakni di kamar nomor 12
dimana saat itu Saksi WEDHA sudah bersama dengan Saksi TEUKU. Selanjutnya Saksi WEDHA
menghubungi Saksi dan tidak lama kemudian Saksi datang ke penginapan Pondok Kurnia.
- Bahwa benar Setelah membahas mengenai rencana pembunuhan, Saksi WEDHA meminta uang kepada
Saksi untuk membeli alat yang akan digunakan untuk membunuh sehingga kemudian Saksi mentransfer
uang sebesar Rp. 2.400.000,- ke rekening Saksi WEDHA.
- Bahwa benar uang tersebut ternyata digunakan oleh Saksi WEDHA untuk membeli alat kejut (alat setrum)
yang akan digunakan untuk membunuh Korban
- Bahwa benar pada tanggal 01 April 2014 pada saat Saksi datang ke hotel Pondok Kurnia dengan
menggunakan motor, Saksi WEDHA sempat meminjam sepeda motor milik Saksi dan membawa Saksi
TEUKU untuk melihat-lihat rumah Korban
- Bahwa benar keesokan harinya pada hari Rabu tanggal 02 April 2014 sekira jam 09.00 Wib Saksi datang
lagi ke Pondok Kurnia dan mengajak Saksi WEDHA dan Saksi TEUKU untuk bersama-sama ke rumah
Korban untuk melakukan rencana pembunuhan tersebut.
- Bahwa benar Saksi mengarahkan kepada Saksi TEUKU bahwa dirinya harus mengaku sebagai team
survey dari Bank Mega sehubungan dengan KPR untuk pembelian rumah tersebut.
- Bahwa benar selanjutnya Saksi bersama-sama dengan Saksi WEDHA dan Saksi TEUKU berangkat ke
rumah Korban dengan menggunakan mobil sedan merk Peugout warna hitam yang dibawa oleh Saksi
WEDHA setelah sebelumnya Saksi menelepon Korban H. Didi untuk memastikan bahwa Korban berada
di rumahnya. Sesampainya di rumah Korban, ternyata Korban H. Didi sudah menunggu di ruang tamu.
Saksi lalu mengenalkan Saksi TEUKU sebagai pegawai Bank Mega yang akan melakukan survey. Saksi
TEUKU lalu berpura-pura memphoto rumah tersebut dengan menggunakan camera handphone.
- Bahwa benar Setelah selesai memphoto rumah di lantai 1, Saksi kemudian mengajak Korban ke lantai 2.
Sesampainya di lantai atas tepatnya ketika berada di dalam kamar depan, Saksi TEUKU lalu menembak
Korban H. Didi dengan menggunakan alat setrum yang sudah dipersiapkan. Namun alat tersebut hanya
mengeluarkan suara ledakan dan serpihan pengantar listriknya mengenai Korban H. Didi. Pada saat itu
Korban bertanya “ada apa ini?” yang langsung ditimpali oleh Saksi “om ini ada apa?”. Saksi TEUKU lalu
menghampiri Korban H. Didi sambil meminta maaf dengan alasan salah sasaran karena maksudnya mau
menembak Saksi. Selanjutnya Saksi, Sdr. WEDHA dan Saksi TEUKU kemudian meninggalkan rumah
Korban dan kembali ke penginapan Pondok Kurnia.
- Bahwa benar karena rencana pembunuhan pertama gagal, Saksi bertanya kepada Saksi TEUKU apakah
masih mau melanjutkan rencana pembunuhan terhadap Korban yang dijawab oleh Saksi TEUKU bahwa
dirinya tidak mau melanjutkan rencana tersebut karena dirinya tidak sanggup dan tidak tega
- Bahwa benar pada saat yang bersamaan Saksi bertanya mengenai kelanjutan rencana pembunuhan kepada
Saksi TEUKU, Saksi juga meminta kepada Saksi TEUKU untuk mencari dan membelikan Saksi senjata
api dimana saat itu juga Saksi mengatakan bahwa Saksi akan menghabisi orang lain
- Bahwa benar Saksi setelah rencana pembunuhan pertama gagal, Saksi WEDHA masih berkehendak untuk
melanjutkan rencana pembunuhan terhadap Korban dan meminta kepada Saksi TEUKU untuk mencarikan
eksekutor untuk melakukan pembunuhan tersebut.

32
- Bahwa benar karena rencana pembunuhan gagal, Saksi meminta kepada Saksi WEDHA untuk
mengembalikan uang yang telah Saksi berikan sebesar Rp. 2.400.000,- namun Saksi WEDHA hanya
mengembalikan Rp. 2.000.000,- karena uang yang Rp. 400.000,- telah habis digunakan untuk membayar
hotel
- Bahwa benar malam harinya tanggal 02 April 2014 Saksi WEDHA bersama Saksi TEUKU mendatangi
Saksi di rumahnya dan Saksi WEDHA mengatakan jika dirinya akan berangkat ke Jakarta bersama Saksi
TEUKU untuk mencari eksekutor yang akan melakukan pembunuhan terhadap Korban dan meminta uang
operasional untuk penjemputan eksekutor kepada Saksi
- Bahwa benar karena saat itu Saksi tidak mempunyai uang akhirnya Saksi WEDHA mengambil handphone
blacberry Q10 milik Saksi dan menurut Saksi WEDHA handphone itu akan dijual dan hasil penjualannya
akan digunakan untuk biaya operasional
- Bahwa setelah malam itu Saksi tidak pernah menghubungi Saksi WEDHA untuk menanyakan kelanjutan
rencana pembunuhan akan tetapi Saksi WEDHA yang selalu menghubungi Saksi
- Bahwa benar pada hari senin tanggal 7 April 2014 sekitar jam 13.00 wib Saksi WEDHA menelpon saksi
dan menjelaskan bahwa Saksi WEDHA yang pada saat itu sedang ada di Jakarta sudah mendapatkan
orang yang akan melakukan pembunuhan tersebut dan rencananya pada hari selasa tanggal 8 April 2014
akan datang ke Bandung untuk melakukan eksekusi.
- Bahwa benar Pada tanggal 8 April 2014 Saksi WEDHA dan Saksi TEUKU serta para eksekutor yang
dijanjikan ternyata tidak jadi datang dan katanya baru bisa datang pada tanggal 9 April 2014. Namun pada
tanggal 9 April 2014 saksi WEDHA memberi kabar dengan cara menelpon bahwa ada hambatan dan tidak
jadi datang pada tanggal 9 April 2014 karena bertepatan dengan pemilu. Saksi WEDHA mengatakan akan
datang pada hari kamis tanggal 10 April 2014 untuk melaksanakan eksekusi.
- Bahwa benar pada tanggal 10 April 2014 sekitar jam 08.00 wib, saksi ditelpon oleh Saksi WEDHA dan
menjelaskan bahwa para eksekutor sudah ada di Bandung dan saksi diminta oleh Saksi WEDHA untuk
datang ke Hotel Pondok Kurnia di Jl. Cijagra Kota Bandung dan ditunggu di kamar No 12.
- Bahwa benar Saksi datang ke Hotel Pondok Kurnia tersebut sekitar pukul 09.30 wib dengan mengendarai
mobil merk Toyota Avanza Veloz warna putih No.pol : D-1207-MNI milik ibu saksi dan ketika saksi
datang didalam kamar nomor 12 hotel pondok Kurnia tersebut sudah ada 4 orang yaitu Saksi WEDHA,
Saksi TEUKU dan 2 orang yang dikenalkan sebagai eksekutor yang pada saat dikenalkan tidak menyebut
namanya namun kemudian diketahui sebagai Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin
ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM
- Bahwa benar saat didalam kamar No. 12 tersebut saksi menjelaskan tentang korban yang akan di eksekusi
berikut situasi dirumah milik korban kepada Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin
ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM. Pada
saat itu saksi menjelaskan bahwa korban adalah sepasang suami istri yang tinggal di Jl Batu Indah raya No
46 A batu Nunggal Kota Bandung dan situasi dirumah tersebut hanya dihuni oleh pasangan suami istri
tersebut sedangkan untuk situasi disekitar rumah korban saksi jelaskan kadang rame kadang sepi
tergantung situasinya
- Bahwa benar saat itu Saksi juga mengarahkan agar Korban yang laki-laki dihabisi terlebih dahulu di lantai
2 rumah Korban sedangkan Korban yang perempuan dihabisi setelah Korban yang laki-laki tempatnya di
lantai bawah dan untuk saat melakukan pembunuhannya agar menunggu kode dari Saksi yakni saat Saksi
berpura-pura menerima telepon.
- Bahwa benar Saksi juga menyuruh agar Terdakwa DEDI MURDANI dan Terdakwa SAIMUDDIN
mengaku kepada Korban sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran rumah
- Bahwa benar setelah memberikan penjelasan kepada Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias
EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI
ITAM saksi kemudian menelpon korban DIDI untuk mengajak bertemu namun saat itu korban tidak ada
ditempat karena sedang terapi dan baru ada dirumah pada pukul 11.00 wib, atas pertimbangan tersebut
diputuskan untuk berangkat dari hotel menuju rumah korban pada pukul 11.00 wib.
- Bahwa benar Sekitar jam 11.00 wib saksi, Saksi WEDHA, Saksi TEUKU dan Terdakwa DEDI
MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN
BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM berangkat dari hotel mengendarai mobil yang saksi bawa yaitu
mobil Toyota Avanza veloz no.pol. : D-1207-MNI.
- Bahwa benar sekira jam 11.00 Wib Saksi kembali menelepon Korban H. Didi dan saat itu Korban H. Didi
mengajak Saksi untuk bertemu di food court kawasan komplek Batununggal. Mendengar hal tersebut,
Saksi bersama-sama dengan Saksi WEDHA, Saksi TEUKU dan Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI
alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD
ALI ITAM kemudian keluar penginapan dengan menggunakan mobil Toyota Avanza Veloz warna putih
milik Saksi yang dikemudikan oleh Saksi WEDHA menuju ke tempat Saksi janji bertemu dengan Korban
H. Didi. Saat itu hanya Saksi yang datang menemui Korban H. Didi.
- Bahwa benar kira-kira setengah jam kemudian, Saksi menelepon Saksi WEDHA untuk meminta dijemput
kembali di food court kawasan komplek Batununggal. Selanjutnya setelah dijemput, Saksi bersama-sama
dengan Saksi WEDHA, Saksi TEUKU dan Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin
ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM menuju
ke rumah Korban H. Didi dengan menggunakan Toyota Avanza Veloz warna putih milik Saksi.

33
- Bahwa benar setelah sampai di rumah Korban, saksi yang duluan turun menemui Korban H. Didi dan
setelah berbincang sebentar kemudian Saksi memberi kabar kepada Saksi WEDHA dan menyuruh agar
Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN
Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM turun dari mobil dan menyusul ke rumah Korban
- Bahwa benar Saksi WEDHA dan Saksi TEUKU tidak ikut turun melainkan menunggu di mobil yang tidak
jauh dari rumah Korban dengan tujuan untuk memantau situasi sekitar
- Bahwa benar Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa
SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM kemudian datang dan masuk kerumah
Korban dengan memperkenalkan diri sebagai karyawan Bank Mega yang hendak mengukur rumah
- Bahwa benar setelah berbincang-bincang sebentar dengan Korban H. Didi, Terdakwa DEDI MURDANI
alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin
MOHAMAD ALI ITAM mengatakan akan mengukur rumah dan mengajak korban H. Didi kelantai 2.
- Bahwa benar Ketika Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan
Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM sedang berpura-pura mengukur
rumah di lantai atas dengan disaksikan oleh Saksi dan Korban H. Didi setelah itu Saksi berpura-pura
menerima telepon. Saat itulah Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS
KASIM langsung memukul kepala Korban H. Didi hingga Korban H. Didi jatuh tersungkur selanjutnya
menyetrum korban dengan menggunakan alat setrum. Setelah itu Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN
BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM menusukkan pisau belati ke arah perut Korban H. Didi dan Korban
H. Didi mencoba untuk lari namun berhasil dikejar oleh Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin
MOHAMAD ALI ITAM yang langsung menusuk Korban H. Didi berkali-kali di bagian perut hingga
Korban H. Didi jatuh ke lantai sambil berteriak “Raga tolong saya” Setelah itu Terdakwa DEDI
MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM lalu mengambil pisau belati dari tangan
Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM dan menusukkannya kembali
ke arah leher Korban H. Didi hingga Korban H. Didi meninggal di samping meja bilyard.
- Bahwa benar saat kejadian tersebut posisi Saksi ada di belakang Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN
BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM tepatnya di samping meja bilyard sehingga Saksi melihat dengan
jelas kejadian tersebut.
- Bahwa benar Saksi kemudian turun ke lantai bawah dan menunggu di teras tidak lama setelah itu Saksi
mendengar suara istri Korban H. Didi yakni Hj. Anita berteriak “ada apa ini” selanjutnya terdengar suara
gaduh dan jeritan dari dalam rumah
- Bahwa benar setelah tidak terdengar lagi suara gaduh, Saksi yakin jika kedua Korban sudah meninggal
dunia selanjutnya Saksi keluar rumah dan memanggil Saksi WEDHA dan Saksi TEUKU yang masih
menunggu di mobil tidak jauh dari rumah Korban untuk masuk ke rumah Korban dan membereskan mayat
- Bahwa benar setelah Saksi WEDHA dan Saksi TEUKU masuk ke dalam rumah Korban, Terdakwa DEDI
MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN
BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM kemudian meminta diantar kembali ke hotel dan yang
mengantarkannya adalah Saksi WEDHA dengan menggunakan mobil Toyota Avanza Veloz milik Saksi.
- Bahwa benar pada saat Saksi WEDHA, Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin
ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM tersebut
pergi kehotel, Saksi kemudian langsung menuju kamar untuk mencari sertifikat dan pada saat pencarian
tersebut dilihat ada lembaran uang tunai pecahan Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dengan jumlah
total sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah), 2 (dua) untai kalung dari batu giok, handphone merk Nokia
E63 warna putih, handphone merk Nokia E6300 serta jam tangan
- Bahwa benar saksi mengambil sertifikat rumah milik Korban yang terletak di Jalan Batu Indah Raya No.
46A, Rt. 05, Rw. 03, Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung dari kamar yang
terletak di lantai bawah
- Bahwa benar Saksi bisa mengetahui tempat penyimpanan sertifikat tersebut karena Saksipernah melihat
ketika Korban H. Didi menaruh sertifikat tersebut di meja di kamar di lantai bawah
- Bahwa benar ketika Saksi membuka-buka lemari di kamar rumah Korban, Saksi TEUKU tidak ikut
membuka dan membongkar lemari hanya saja Saksi sempat meminta bantuan kepada Saksi TEUKU untuk
membantu Saksi membuka paksa sebuah lemari di kamar Korban
- Bahwa benar setelah Saksi WEDHA mengantar Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG
bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM ke
hotel, kemudian Sdr. WEDHA menyimpan mobil Avanza milik Saksi dihotel dan datang kembali kerumah
korban dengan menggunakan ojeg.
- Bahwa benar Saksi tidak pernah menyuruh Saksi WEDHA untuk menyimpan mobil Avanza milik Saksi
dihotel dan datang kembali kerumah korban dengan menggunakan ojeg dan hal tersebut juga tidak pernah
direncanakan di hotel sebelumnya
- Bahwa benar setelah Saksi WEDHA tiba kembali dirumah korban kemudian saksi, Saksi WEDHA dan
Saksi TEUKU membungkus korban dengan menggunakan sprei dan bed cover yang saksi ambil dari
kamar di rumah Korban kemudian korban dibungkus dan digotong kedalam bagasi mobil Grand Livina
milik Korban yang ada di garasi korban.
- Bahwa benar setelah korban dimasukan kedalam bagasi mobil livina kemudian Saksi membersihkan
bercak darah yang menetes dilantai dengan menggunakan lap pel yang ada di rumah Korban dan setelah

34
itu meninggalkan rumah Korban dengan mengendarai mobil grand livina warna silver milik korban
menuju kehotel.
- Bahwa benar sesampainya di kamar hotel Saksi mengeluarkan barang-barang yang Saksi ambil dari rumah
Korban yakni uang tunai pecahan Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dengan jumlah total sebesar Rp.
2.000.000,- (dua juta rupiah), 2 (dua) untai kalung dari batu giok, handphone merk Nokia E63 warna
putih, handphone merk Nokia E6300 serta jam tangan kemudian barang-barang tersebut Saksi berikan
kepada Saksi TEUKU untuk digunakan sebagai biaya operasional membuang mayat Korban sedangkan
sertifikat rumah milik Korban dikuasai dan dibawa oleh Saksi sendiri
- Bahwa benar setelah itu Saksi WEDHA, Saksi TEUKU, Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias
EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI
ITAM pergi menuju Banten untuk membuang mayat Korban dengan menggunakan mobil grand livina
warna silver milik Korban sedangkan Saksi pulang ke rumahnya dengan menggunakan mobil Toyota
Avanza Veloz warna putih
- Bahwa benar setelah berpisah dihotel, pada keesokan harinya Saksi WEDHA menelpon saksi dan meminta
bayaran sebesar Rp 125.000.000,- . Saat itu Saksi WEDHA Mengatakan jika tidak membayar para
eksekutor mengancam akan membunuh saksi dan keluarga Saksi namun karena tidak punya uang saksi
tidak dapat memberikan uang yang diminta.
- Bahwa benar pada malam hari tanggal 11 April 2014 Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias
EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI
ITAM mendatangi saksi dirumah saksi dan Sdr. DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS
KASIM meminta bayaran sebesar Rp 125.000.000.-, karena saksi saat itu tidak punya uang Terdakwa
DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM tersebut meminta sertifikat rumah yang
ada pada saksi dan kemudian sertifikat tersebut saksi serahkan dan setelah itu Terdakwa DEDI
MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN
BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM pulang
- Bahwa benar keesokan harinya tanggal 12 April 2014 saksi berangkat kekomplek perumahan Mekarwangi
menemui saksi NANA atas saran Sdr. WEDHA untuk meminta saksi NANA mempertemukan saksi
kepada orang yang dapat memberikan dana talangan
- Bahwa benar setelah bertemu Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM
dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM datang kemekarwangi
menemui saksi dan Sdr.NANA dengan membawa sertifikat untuk memperoleh dana talangan, namun
karena orang yang akan ditemui yakni Sdr. BUDI yang merupakan bosnya Sdr. NANA yang akan
memberikan dana talangan tersebut sedang tidak memiliki uang tunai sedangkan saat itu bank tutup maka
proses dana talangan tersebut batal. Karena kecewa tidak mendapat uang dana talangan tersebut
Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN
Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM meminta kembali sertifikat sekaligus mengambil mobil
Toyota Avanza veloz no.pol : D-1207-MNI dan mobil tersebut dibawa pergi oleh Terdakwa DEDI
MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN
BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM dengan alasan sebagai jaminan.
- Bahwa benar Saksi tidak pernah menjanjikan bayaran kepada Avanza veloz no.pol : D-1207-MNI dan
mobil tersebut dibawa pergi oleh Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS
KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM untuk melakukan
pembunuhan terhadap Korban karena yang selalu berkomunikasi dengan keduanya maupun dengan Saksi
TEUKU adalah Saksi WEDHA
- Bahwa benar Saksi tidak mengetahui berapa bayaran yang dijanjikan oleh Saksi WEDHA kepada
Terdakwa DEDI MURDANI alias DANI alias EPONG bin ABBAS KASIM dan Terdakwa SAIMUDDIN
Als UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM
- Bahwa benar Saksi sempat mendengar jika Saksi WEDHA menjanjikan akan memberikan imbalan kepada
Saksi TEUKU jika Saksi TEUKU bersedia untuk membuang mayat Korban dan Saksi mendengar hal
tersebut ketika di rumah Korban saat akan membereskan mayat
- Bahwa benar motif Saksi merencanakan untuk membunuh Korban karena Saksi menginginkan rumah
Korban dan juga ingin agar sertifikat rumah Korban dapat dicairkan dananya namun yang memberikan ide
awal untuk membunuh adalah Saksi WEDHA
- Bahwa benar Saksi pernah mentransfer uang sebesar Rp. 5.000.000,- kepada Saksi WEDHA pada tanggal
12 April 2014 karena saat itu Saksi TEUKU meminta kepada Saksi untuk memberikan sumbangan/uang
duka atas meninggalnya anak dari Terdakwa DEDI MURDANI
- Bahwa benar Saksi awalnya tidak mau melakukan pembunuhan untuk kedua kalinya terhadap Korban
namun Saksi WEDHA mengatakan kepada Saksi jika Saksi tidak melanjutkan rencana pembunuhan
tesrebut maka para eksekutor akan marah dan berbalik menganiaya Saksi
- Bahwa benar Saksi tidak pernah berkomunikasi langsung dengan Terdakwa DEDI MURDANI, Terdakwa
SAIMUDDIN juga dengan Saksi TEUKU karena semuanya selalu lewat perantaraan Saksi WEDHA
- Bahwa benar yang terakhir menguasai dan memegang sertifikat rumah milik Korban adalah Saksi
WEDHA
Atas keterangan Saksi, Terdakwa membenarkannya namun Terdakwa bertanya : sebenarnya apa yang selalu
Saksi bicarakan dengan Saksi WEDHA dengan menggunakan bahasa sunda yang Terdakwa tidak mengerti
artinya yang kemudian di jawab oleh Saksi jika Saksi WEDHA mengatakan kepada Saksi jika Terdakwa

35
TEUKU gampang dibohongi dan dimanfaatkan. Kemudian pada tanggal 13 April 2014 setelah kejadian
pembunuhan Saksi WEDHA menelepon Saksi dan mengatakan jika sertifikat rumah milik Korban harus
secepatnya dicairkan dan agar Saksi tidak lagi menanyakan mobil Toyota Avanza milik Saksi yang diambil
oleh Saksi DEDI MURDANI karena mobil tersebut akan digunakan untuk menjebak Saksi DEDI MURDANI
dan Saksi SAIMUDDIN sedangkan mobil grand livina milik Korban akan digunakan untuk menjebak
Terdakwa TEUKU.

SURAT

- Visum et Repertum Nomor : 008/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014 yang dikeluarkan oleh Instalasi
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Serang dan
ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis Forensik menyatakan bahwa pada
tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud
RSU Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam
jenazah An. Didi Harsuandi, Umur 59 Tahun, dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat laki-laki ini yang menurut keterangan berusia lima puluh sembilan
tahun, ditemukan luka terbuka pada kepala, pelipis, pipi, telinga, leher, dada, perut dan
tangan akibat kekerasan tajam. Ditemukan juga luka lecet pada batang hidung, pipi, leher,
dada, memar pada dada serta patah tulang pada tulang batang hidung akibat kekerasan
tumpul. Luka terbuka pada tangan kanan dan tangan kiri terdapat persesuaian dengan suatu
sifat dan pola luka tangkis. Pada pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah pada kulit
kepala bagian dalam, kulit leher bagian dalam, otot leher, otot dada dan otot perut.
Ditemukan juga terbelahnya tulang dada dengan tepi rata, lubang dengan tepi rata pada
permukaan kandung jantung, jantung dan usus besar. Selanjutnya ditemukan perdarahan
sebanyak enam ratus delapan puluh mililiter di dalam rongga dada kiri dan lima puluh
milimiter di dalam kandung jantung. Sebab mati orang ini akibat luka tusuk pada dada kiri
yang mengenai jantung dan mengakibatkan perdarahan. Perkiraan saat ini kematian kurang
dari dua puluh empat jam sebelum dilakukan pemeriksaan.

- Visum et Repertum Nomor : 009/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014 yang dikeluarkan oleh Instalasi
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Serang dan
ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis Forensik menyatakan bahwa pada
tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud
RSU Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam
jenazah An. Anita Angraeni, Umur 51 Tahun, dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat perempuan ini yang menurut keterangan berusia lima puluh
sembilan tahun, ditemukan luka terbuka leher, dada, perut, lengan dan jari tangan akibat
kekerasan tajam. Luka pada jari tangan kanan terdapat persesuaian dengan sifat dan pola
luka tangkis. Ditemukan juga luka lecet pelipis, pipi, kelopak mata bawah, dagu, leher dan
perut, memar pada dahi, pelipis, daun telinga, dagu, bahu, lengan, telapak tangan, punggung
tangan , tungkai bawah dan punggung belakang, bengkak pada kepala dan dagu serta patah
tulang pada tulang selangka dan tulang lengan atas kanan akibat kekerasan tumpul. Pada
pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah pada kulit bagian dalam leher sisi kiri, otot
leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, otot dada sisi kanan, sela iga ke lima sisi kanan, dinding
perut kanan dan kiri serta dinding perut belakang. Ditemukan juga lubang dengan tepi rata
pada paru bagian tengah, empat lubang dengan tepi rata pada hati dan lubang dengan tepi
rata pada ginjal kanan. Selanjutnya ditemukan perdarahan di dalam rongga dada sebanyak
dua ratus tiga puluh milimiter dan di dalam rongga perut sebanyak seratus milimiter. Sebab
mati orang ini akibat luka tusuk pada dada dan perut yang mengenai organ paru. Perkiraan
saat ini kematian kurang dari dua puluh empat jam sebelum dilakukan pemeriksaan

KETERANGAN TERDAKWA

Terdakwa SAIMUDDIN Als. UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM di depan persidangan pada pokoknya
memberikan keterangan sebagai berikut:
- Bahwa benar terdakwa berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar terdakwa kenal dengan saksi TEUKU namun Saksi tidak memiliki hubungan keluarga
dengan saksi TEUKU.
- Bahwa benar terdakwa melakukan terhadap Korban pasangan suami istri yang terdakwa tidak ketahui
namanya pada Hari Kamis tanggal 10 April 2014 sekitar jam 12.30 Wib namun untuk alamat lengkap
tempat membunuh tidak hafal yang jelas di Kota Bandung.
- Bahwa benar terdakwa melakukan pembunuhan tersebut bersama terdakwa DEDI MURDANI Als
DANIEL Als EPONG, saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, saksi RAGA MULYA Als
RAGA dan saksi WEDHA.

36
- Bahwa benar yang menjadi korban dalam pembunuhan yang terdakwa lakukan bersama terdakwa DEDI
MURDANI Als DANIEL Als EPONG, saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, saksi
RAGA MULYA Als RAGA dan Sdr. WEDHA tersebut adalah pasangan suami istri yang namanya
terdakwa tidak tahu.
- Bahwa benar terdakwa bersama terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, saksi TEUKU
SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, saksi RAGA MULYA Als RAGA dan saksi WEDHA dalam
melakukan pembunuhan terhadap korban pasangan suami istri yang tidak terdakwa kenal tersebut dengan
cara:
 Untuk terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG berperan sebagai eksekutor atau
yang membunuh korban bersama saksi dengan cara menyetrum, memukul dan menusuk korban
menggunakan pisau hingga kedua korban meninggal dunia dan kemudian juga membuang mayat
Korban di Banten
 saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, yang berperan mencari dan menyuruh
Saksi dan terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG untuk membunuh korban,
menyediakan alat yang digunakan untuk membunuh Korban yang kemudian diberikan kepada
Saksi dan Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, mengawasi rumah Korban saat
Saksi, terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG dan Saksi RAGA MULYA berada
di rumah Korban untuk melakukan pembunuhan, membereskan mayat Korban setelah eksekusi
dilakukan dan menutupinya dengan selimut dan bed cover, setelah itu terdakwa juga membuang
mayat Korban di Banten bersama Saksi TEUKU SAMSUL ABADI, Terdakwa DEDI MURDANI
Als DANIEL Als EPONG dan Saksi WEDHA
 Saksi RAGA MULYA Als RAGA yang berperan memberikan arahan kepada terdakwa mengenai
rencana pembunuhan dilakukan, memberikan keterangan mengenai kondisi dan situasi rumah
serta kondisi suami istri yang tinggal di rumah tersebut kemudian menghubungi Korban dan
memasukkan terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG ke rumah
Korban. Selain itu Saksi RAGA juga mengawasi saat terdakwa bersama terdakwa DEDI
MURDANI Als DANIEL Als EPONG melakukan pembunuhan dan juga mengambil barang
berharga milik korban berupa : Hand Phone Merk Nokia E63 warna putih, Hand Phone Merk
Nokia E6300, kalung yang terbuat dari batu giok, jam tangan (merk saya tidak tahu), mobil Grand
Livina, warna Silver No. Pol D-68-PD dan Sertifikat rumah milik korban, juga membersihkan
darah Korban yang berceceran di lantai dengan lap pel.
 Saksi WEDHA bertugas mengemudikan mobil yang digunakan untuk melakukan pembunuhan
dan membuang jasad korban, membeli meteran yang digunakan untuk berpura-pura melakukan
pengukuran, mengawasi rumah Korban bersama dengan terdakwa saat terdakwa, terdakwa DEDI
MURDANI Als DANIEL Als EPONG dan Saksi RAGA MULYA berada di rumah Korban untuk
melakukan pembunuhan, menyiapkan hotel untuk tempat bertemu dan berkumpulnya terdakwa,
terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, Saksi RAGA MULYA dan terdakwa guna
mempersiapkan rencana pembunuhan terhadap Korban, membeli alat kejut (alat setrum) bersama
dengan saksi TEUKU SAMSUL ABADI yang kemudian digunakan pada saat eksekusi, serta
yang menyuruh saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI untuk mencari orang
yang dapat melakukan pembunuhan terhadap korban
- Bahwa benar yang memiliki rencana untuk melakukan pembunuhan terhadap pasangan suami
istri yang tidak terdakwa kenal tersebut terdakwa tidak mengetahuinya.
- Bahwa benar yang menyuruh terdakwa untuk membunuh Korban pasangan suami istri adalah
Saksi WEDHA dengan mengatakan akan membayar terdakwa sebesar Rp. 50.000.000,- jika bersedia
melakukan pembunuhan tersebut
- Bahwa benar Saksi WEDHA baru mengatakan mengenai rencana untuk membunuh Korban
adalah pada saat terdakwa, Terdakwa DEDI MURDANI dan saksi TEUKU SAMSUL tiba di hotel di
Bandung pada hari Kamis tanggal 10 Agustus 2014 sekira jam 10.00 Wib
- Bahwa benar pada saat di hotel tersebut Saksi WEDHA mengatakan agar terdakwa dan Terdakwa
DEDI MURDANI membunuh Korban secara membabi buta sampai benar-benar mati, jika Korban masih
bergerak agar ditusuk sampai mati
- Bahwa benar alasan Korban dibunuh adalah karena Korban memiliki hutang kepada Saksi RAGA
dan tidak mau membayar bahkan susah untuk ditagih padahal Saksi RAGA juga mempunyai hutang
kepada Saksi WEDHA sehingga karena kesal Korban tidak mau membayar hutangnya jadi Korban akan
dibunuh.
- Bahwa benar yang mengatakan hal tersebut kepada terdakwa adalah Saksi WEDHA saat di hotel
sebelum pembunuhan dilakukan
- Bahwa benar ada Barang-barang milik korban yang telah diambil oleh saksi RAGA MULYA Als
RAGA tersebut untuk kalung yang terbuat dari batu giok, Hanphone Nokia E63 dan jam tangan oleh saksi
RAGA MULYA Als RAGA diberikan kepada terdakwa, namun telah terdakwa kasihkan kepelacur di
Tanah Abang Jakarta saat melayani hubungan Sek, Hand Phone Nokia E63 saya jual Rp. 300.000,- (tiga
ratus ribu rupiah) didaerah tajur-Bogor, Hand Phone terdakwa jual di Daerah Glodok Jakarta seharga Rp.
150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan untuk Sertifikat rumah milik korban oleh saksi
RAGA MULYA Als RAGA diberikan kepada saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan
oleh saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI diberikan kembali kepada saksi WEDHA

37
adapun mobil Gran Livina, warna Silver No. Pol D-68-PD saat ini masih berada di saksi TEUKU
SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI.
- Bahwa benar Saat saksi RAGA MULYA Als RAGA mengambil barang-barang berharga milik
korban tersebut terdakwa tidak melihatnya, namun sehingga terdakwa mengetahui karena sesaat setelah
terdakwa dan terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG membunuh korban, saksi RAGA
MULYA Als RAGA mengatakan telah mengambil barang-barang tersebut diatas sambil memperlihatkan
barang-barang tersebut kepada terdakwa.
- Bahwa benar awal proses pembunuhan terhadap Korban yang dilakukan oleh terdakwa bersama-
sama dengan terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, saksi TEUKU SAMSUL ABADI
Als HUSAIN ABADI, saksi RAGA MULYA Als RAGA dan saksi WEDHA adalah sebagai berikut :
 Awalnya pada hari dan tanggal yang Saksi tidak ingat lagi yang jelas sebelum hari pemilu di
bulan April ketika terdakwa sedang bekerja sebagai tukang parkir kendaraan di halaman parkir
Monas-Jakarta Pusat, terdakwa didatangi oleh saksi TEUKU SAMSUL ABADI datang bersama
bosnya yang dikenalkan sebagai Saksi WEDHA, dimana saat itu saksi TEUKU SAMSUL ABADI
Als HUSAIN ABADI mengatakan kepada terdakwa bahwa ada pekerjaan yang akan diberikan
oleh Saksi WEDHA kepada Saksi dengan bayaran yang cukup besar namun terdakwa harus
berangkat ke Bandung karena pekerjaan tersebut harus dilakukan di Bandung
 Bahwa saat itu Saksi WEDHA dan saksi TEUKU mengatakan jika terdakwa juga harus mencari 1
(satu) orang lagi teman untuk mengerjakan pekerjaan tersebut
 Karena sedang membutuhkan uang terdakwa lalu menyanggupi tawaran saksi TEUKU SAMSUL
ABADI Als HUSAIN ABADI dan Saksi WEDHA
 Selanjutnya terdakwa mendatangi Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG untuk
menawarkan apa yang dikatakan oleh saksi dan Saksi WEDHA yang akhirnya juga disanggupi
oleh Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG
 Setelah terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG menyanggupi
tawaran saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI untuk melakukan pembunuhan,
selanjutnya pada tanggal 09 April 2014 saksi TEUKU kembali mendatangi terdakwa dan saksi
TEUKU memberikan uang kepada terdakwa sebesar Rp. 100.000,- untuk ongkos sambil berkata
“Besok kamu dengan Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG temui saya di
Tanah Abang.”
 Keesokan harinya yaitu pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 sekitar 04.00 Wib terdakwa
bersama Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG menemui saksi TEUKU
SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI di sebuah halte di Tanah Abang Jakarta selanjutnya
terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG dibonceng oleh saksi
TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dengan menggunakan sepeda motor Yamaha
Mio warna merah putih milik saksi TEUKU dan dibawa ke rumah saksi TEUKU
 Sesampainya di rumah saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI selanjutnya
terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG menumpang mandi. Setelah
selesai mandi terdakwa, Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG dan saksi
TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI langsung pergi ke Bandung dengan
menggunakan travel.
 Sesampainya di Bandung terdakwa, Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG dan
saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI langsung naik taxi menuju Hotel Pondok
Kurnia dan sampai di hotel sekitar jam 10.00 Wib.
 Sesampainya di hotel ternyata di dalam kamar hotel sudah ada Saksi WEDHA dan saat itu Saksi
WEDHA mengatakan kepada terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI bahwa pekerjaan yang
ditawarkan adalah membunuh sepasang suami istri dan terdakwa dijanjikan bayaranb sebesar Rp.
50.000.000,- per orang
 Saat itu Saksi WEDHA mengatakan jika Korban akan dibunuh dengan alasan karena Korban
memiliki hutang kepada Saksi RAGA dan tidak mau membayar bahkan susah untuk ditagih
padahal Saksi RAGA juga mempunyai hutang kepada terdakwa sehingga karena kesal Korban
tidak mau membayar hutangnya jadi Korban akan dibunuh
 Bahwa saat itu Saksi WEDHA juga mengatakan jika Korban harus dibunuh secara membabi buta
sampai benar-benar mati
 Tidak lama kemudian datang seorang laki-laki yang oleh saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als
HUSAIN ABADI dikatakan bahwa “ini bos saya namanya RAGA.”
 Bahwa saat di hotel Saksi RAGA mengarahkan agar terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI
mengaku kepada Korban sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran
rumah. Saksi RAGA juga menjelaskan situasi dan kondisi rumah yang ditinggali oleh Korban
yakni sepasang suami istri dan mengatakan agar Korban yang laki-laki dibunuh di lantai atas
sedangkan Korban yang perempuan dibunuh di lantai bawah dan ketika akan membunuh Korban
agar menunggu kode dari Saksi RAGA yakni saat Saksi RAGA berpura-pura menerima telepon.
 Selanjutnya saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI mengeluarkan alat yang
akan digunakan untuk membunuh dari dalam tasnya yaitu berupa pisau belati dengan panjang
kurang lebih 30 cm dan 1 buah alat setrum.

38
 Pisau belati kemudian diberikan kepada terdakwa sedangkan alat setrum diberikan kepada
Terdakwa DEDI MURDANI
 Selain itu terdakwa juga diberikan 1 (satu) buah balpoint untuk melakukan pengukuran sedangkan
kertas untuk mencatat dibeli di tempat fotocopy ketika sedang dalam perjalanan menuju rumah
Korban
 Bahwa Terdakwa DEDI MURDANI diberikan alat meteran yang akan digunakan untuk berpura-
pura melakukan pengukuran rumah Korban
 Bahwa yang membeli alat meteran tersebut adalah Saksi WEDHA atas suruhan Saksi RAGA
 Setelah semua siap, Saksi RAGA MULYA Als RAGA kemudian menelepon Korban dan berbicara
dengan menggunakan bahasa sunda yang Saksi tidak tahu artinya.
 Setelah Saksi RAGA MULYA Als RAGA menelepon Korban, selanjutnya saksi TEUKU
SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI mengatakan “Hayo semuanya naik ke dalam mobil.”
Selanjutnya terdakwa, Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, saksi TEUKU
SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, Saksi RAGA MULYA Als RAGA dan Saksi WEDHA
langsung naik ke dalam mobil Toyota Avanza, warna putih Nopol D-1207-MNI milik Saksi
RAGA MULYA Als RAGA yang dikemudikan oleh Saksi WEDHA dan langsung ke rumah
Korban. Sesampainya di rumah Korban RAGA MULYA Als RAGA langsung turun dari mobil
dan masuk ke dalam rumah sedangkan terdakwa, Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als
EPONG, saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan Saksi WEDHA mutar-mutar
keliling-keliling dengan menggunakan mobil yang dikemudikan oleh Saksi WEDHA.
 Sekitar 15 menit kemudian Saksi WEDHA mengatakan agar semuanya ke rumah Korban
selanjutnya Saksi WEDHA membawa terdakwa, Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als
EPONG dan saksi TEUKU SAMSUL ABADI ke rumah Korban
 Sesampainya di depan rumah Korban, terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL
Als EPONG turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah Korban. Saat itu di dalam
rumah Korban sudah ada Saksi RAGA MULYA Als RAGA dan seorang laki-laki pemilik rumah
sedangkan saksi TEUKU SAMSUL ABADI dan Saksi WEDHA menunggu di dalam mobil.
 Saat itu pisau belati yang akan digunakan untuk membunuh terdakwa selipkan di balik baju
sebelah depan yang terdakwa pergunakan sehingga tidak akan terlihat oleh Korban
 Sesampainya di dalam rumah Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG
mengatakan bahwa terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG adalah
petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran rumah. Selanjutnya pemilik rumah
menyuruh untuk masuk ke dalam rumah dan sesampainya di dalam rumah tidak lama kemudian
pemilik rumah mengajak terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG
untuk ke lantai 2 rumah tersebut.
 Setelah sampai di lantai 2, terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG
berpura-pura melakukan pengukuran sambil berpura-pura hasil ukuran terdakwa tulis di selembar
kertas putih dengan dilihat oleh pemilik rumah (laki-laki) dan Saksi RAGA. Tidak lama kemudian
Saksi RAGA memberikan kode dengan berpura-pura menerima telepon sambil turun ke lantai
bawah dan saat itulah terdakwa langsung menusuk Korban dengan menggunakan pisau ke arah
perut Korban (laki-laki). Selanjutnya Korban mencoba untuk lari namun terdakwa kejar setelah
itu terdakwa tusuk perutnya menggunakan pisau sampai Korban jatuh ke lantai dan saat itu
Korban mengatakan “Raga tolong saya” namun Raga diam saja. Setelah itu Terdakwa DEDI
MURDANI Als DANIEL Als EPONG menyetrum leher Korban dengan menggunakan pistol
setrum setelah itu meletakan pistol setrum dan langsung meminta pisau yang terdakwa bawa dan
ditusukkan ke leher dan perut Korban berkali-kali hingga Korban meninggal dunia
 Bahwa saat terjadinya penusukan terhadap Korban H. Didi, Saksi RAGA melihat dengan jelas
kejadian tersebut karena posisinya berada di lantai atas tepatnya di belakang terdakwa dan di
samping meja bilyard.
 Setelah Korban (laki-laki) meninggal dunia istri Korban datang sambil mengatakan “kenapa pak,
kenapa pak.” Selanjutnya Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG memukul muka
perempuan tersebut dan terdakwa langsung membungkam mulut Korban (perempuan) namun
perempuan tersebut menggigit kuku jempol tangan kiri terdakwa hingga patah. Setelah itu
Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG menusuk perut Korban (perempuan)
sebanyak 2 (dua) kali. Selanjutnya Saksi RAGA meninggalkan rumah Korban untuk memanggil
saksi TEUKU dan Saksi WEDHA untuk mengecek dan memastikan bahwa Korban telah
meninggal dunia.
- Bahwa benar setelah terdakwa, bersama terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG,
saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, saksi RAGA MULYA Als RAGA dan saksi
WEDHA memastikan korban sudah meninggal dunia, selanjutnya terdakwa meminta kepada saksi
TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI untuk diantar ke Hotel selanjutnya saksi TEUKU
SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI menyuruh saksi WEDHA untuk mengantar ke Hotel kemudain
terdakwa dan terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG oleh saksi WEDHA diantar ke Hotel
dengan menggunakan mobil toyota Avanza milik saksi RAGA MULYA Als RAGA, sedangkan saksi
TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan saksi RAGA MULYA Als RAGA masih tetap
dirumah korban dan setelah terdakwa dan terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG sampai

39
dihotel Pondok Kurnia, saksi WEDHA kembali lagi kerumah korban namun terdakwa tidak mengetahui
dengan menggunakan kendaraan apa dia pergi kerumah korban.
- Bahwa benar Setelah terdakwa, bersama terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG,
saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI berada didalam Hotel Pondok Kurnia, sekitar 30
menit kemudian saksi RAGA MULYA Als RAGA, saksi WEDHA dan saksi TEUKU SAMSUL ABADI
Als HUSAIN ABADI datang kedalam kamar hotel dan setelah sampai didalam kamar hotel saksi TEUKU
SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI mengatakan ”ayok kita buang mayatnya” selanjutnya semua
yang ada didalam kamar hotel langsung keluar dan langsung naik mobil untuk saksi RAGA MULYA Als
RAGA, naik mobil Toyota Avanza miliknya, sedangkan saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN
ABADI, terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG dan saksi WEDHA naik kedalam mobil
Grand Livina, warna Silver No. Pol D-68-PD milik korban dengan posisi pengemudi saksi WEDHA,
samping sopir terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, terdakwa dijok tengah belakang
sopir dan jok tengah sebelah kiri saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dengan tujuan
untuk membuang jasad korban.
- Bahwa benar saat kedua korban akan dibuang, korban sudah dibungkus dengan menggunakan
sprei warna pings dan Bet Cover warna biru bermotif binga-bunga yang disimpan didalam mobil bagasi
mobil Grand Livina milik korban dan sehingga terdakwa mengetahui karena saat terdakwa naik kedalam
mobil tersebut terdakwa sempat melihat langsung korban yang sudah terbungkus dan tersimpan didalam
bagasi mobil, namun terdakwa tidak mengetahui siapa yang membungkus korban.
- Bahwa benar Setelah terdakwa bersama terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG,
saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan saksi WEDHA membawa korban selanjutnya
korban dibuang disebuah Hutan di Daerah Pandeglang-Banten dengan cara mayat korban yang laki-laki
diangkat oleh terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG bersama-sama dengan saksi TEUKU
sedangkan mayat Korban yang perempuan diangkat sendirian oleh Saksi.
- Bahwa benar Setelah membuang mayat, terdakwa bersama terdakwa DEDI MURDANI Als
DANIEL Als EPONG, saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan saksi WEDHA
langsung kerumah saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI.
- Bahwa benar jenis pisau yang digunakan untuk membunuh kedua korban tersebut adalah pisau
stanlis warna putih bergagangkan stenlis warna putih panjang sekitar 30 Cm sedangkan untuk pistol
setrom berbentok seperti pistol FN, warna hitam panjang sekitar 20 CM. adapun pisau dan pistol setrom
tersbeut telah dibuang oleh terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG di semak-semak dalam
perjalanan dari Daerah Pandeglang-Banten menuju ke Jakarta
- Bahwa benar uang hasil penjualan handphone milik Korban sudah habis terdakwa pergunakan
untuk membeli bensin
- Bahwa benar terdakwa maupun terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG belum
menerima bayaran atas pembunuhan yang telah terdakwa lakukan sebagaimana dijanjikan oleh Saksi
WEDHA sebelumnya
- Bahwa benar yang menyuruh terdakwa untuk membunuh Korban adalah Saksi WEDHA
- Bahwa benar saat Saksi WEDHA dan saksi TEUKU datang menemui terdakwa di parkiran monas
dan menawarkan pekerjaan di Bandung saat itu baik Saksi WEDHA maupun saksi TEUKU tidak
mengatakan jika pekerjaan tersebut adalah untuk membunuh orang
- Bahwa benar terdakwa baru mengetahui jika pekerjaan yang ditawarkan adalah untuk membunuh
adalah saat terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI bersama saksi TEUKU sudah sampai di Bandung
tepatnya saat di hotel
- Bahwa benar yang menjanjikan bayaran untuk terdakwa atas pembunuhan yang dilakukan adalah
Saksi WEDHA
- Bahwa benar 2 (dua) hari setelah pembunuhan dilakukan, terdakwa bersama-sama dengan
terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN
ABADI dan saksi WEDHA pergi ke Bandung untuk menemui Saksi RAGA dengan tujuan meminta
bayaran atas pembunuhan yang dilakukan sebagaimana dijanjikan sebelumnya namun Saksi RAGA tetap
tidak membayar dengan alasan tidak memiliki uang dan belum berhasil menjaminkan rumah milik
Korban. Karena hal tersebut maka sebagai jaminannya terdakwa bersama-sama dengan terdakwa DEDI
MURDANI Als DANIEL Als EPONG, saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan saksi
WEDHA mengambil dan membawa sertifikat rumah Korban dan mobil New Avanza Veloz milik Saksi
RAGA
- Bahwa benar terdakwa baru mengetahui jika sertifikat yang diambil dari Saksi RAGA adalah
milik Korban ketika Terdakwa DEDI MURDANI membaca sertifikat yang diambil dari Saksi RAGA dan
setelah itu Terdakwa DEDI MURDANI mengatakan kepada Saksi jika sertifikat tersebut ternyata adalah
milik Korban
- Bahwa benar terdakwa pernah menerima uang sebesar Rp. 1.000.000,- yang dibagikan oleh saksi
TEUKU dan uang tersebut diberikan oleh Saksi RAGA namun bukan sebagai bayaran/upah atas
pembunuhan terhadap Korban yang telah terdakwa lakukan melainkan uang duka cita atas meninggalnya
anak Terdakwa DEDI MURDANI dimana Saksi RAGA mentrasfer uang sebesar Rp. 5.000.000,- dan uang
tersebut kemudian dibagi-bagi antara terdakwa, Terdakwa DEDI MURDANI, Saksi WEDHA dan saksi
TEUKU

40
- Bahwa benar potongan kuku yang ditemukan di lantai atas rumah Korban sebagaimana
ditunjukan di persidangan adalah potongan kuku milik terdakwa yang patah karena digigit oleh Korban
yang perempuan saat terdakwa membungkan mulutnya ketika pembunuhan dilakukan
- Bahwa benar tulisan yang terdapat di kertas HVS berupa ukur-ukuran adalah tulisan terdakwa
yang diajarkan oleh Terdakwa DEDI MURDANI
- Bahwa benar setelah membuang mayat Korban ke Pandeglang, Saksi WEDHA menyuruh
terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI untuk membunuh kakaknya yang bernama ASEP dan saat itu
terdakwa marah selanjutnya memaki-maki Saksi WEDHA dengan kasar karena Saksi WEDHA seperti
tidak memiliki perasaan
- Bahwa terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI tertangkap di Lampung ketika akan melarikan
diri ke Aceh dengan menggunakan mobil milik Saksi RAGA
- Bahwa benar seingat terdakwa dirinya hanya menusuk Korban yang laki-laki sebanyak 2 (dua)
kali sedangkan untuk Korban yang perempuan terdakwa tidak menusuknya hanya membungkam mulutnya
saja

Terdakwa DEDI MURDANI Als. DANI Als. EPONG ABBAS KASIM, di depan persidangan pada pokoknya
memberikan keterangan sebagai berikut:
- Bahwa benar terdakwa berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan
keterangan yang sebenarnya.
- Bahwa benar terdakwa melakukan perbuatan pembunuhan tersebut yaitu pada hari Kamis tanggal 10 April
2014 sekitar jam.12.30 Wib, di Jl. Batu Indah Raya No.46-A Rt 05/03 Kel.Batununggal Kec.Bandung
Kidul Kota Bandung
- Bahwa benar terdakwa melakukan perbuatan tersebut bersama-sama dengan teman-teman terdakwa yaitu :
terdakwa SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK, saksi RAGA MULYA alias RAGA, saksi TEUKU dan saksi
WEDA.
- Bahwa benar orang yang telah terdakwa bunuh bersama bersama dengan teman-teman terdakwa tersebut
yaitu pasangan suami istri yang bernama H DIDI HARSOADI dan sdri ANITA ANGGRAINY, namun
dengan terdakwa tidak ada hubungan keluarga.
- Bahwa benar pembunuhan tersebut sebelumnya telah direncanakan terlebih dahulu.
- Bahwa benar yang memiliki rencana untuk melakukan pembunuhan terhadap pasangan suami istri yang
tidak terdakwa kenal tersebut terdakwa tidak mengetahuinya.
- Bahwa benar yang menyuruh terdakwa untuk membunuh Korban pasangan suami istri adalah Saksi
WEDHA dengan mengatakan akan membayar Saksi sebesar Rp. 50.000.000,- jika bersedia melakukan
pembunuhan tersebut
- Bahwa benar Saksi WEDHA baru mengatakan mengenai rencana untuk membunuh Korban adalah pada
saat terdakwa, Terdakwa SAIMUDDIN dan saksi TEUKU SAMSUL tiba di hotel di Bandung pada hari
Kamis tanggal 10 Agustus 2014 sekira jam 10.00 Wib
- Bahwa benar pada saat di hotel tersebut Saksi WEDHA mengatakan agar terdakwa dan Terdakwa
SAIMUDDIN membunuh Korban secara membabi buta sampai benar-benar mati, jika Korban masih
bergerak agar ditusuk sampai mati
- Bahwa benar alasan Korban dibunuh adalah karena Korban memiliki hutang kepada Saksi RAGA dan
tidak mau membayar bahkan susah untuk ditagih padahal Saksi RAGA juga mempunyai hutang kepada
Saksi WEDHA sehingga karena kesal Korban tidak mau membayar hutangnya jadi Korban akan dibunuh.
- Bahwa benar yang mengatakan hal tersebut kepaad terdakwa adalah Saksi WEDHA saat di hotel sebelum
pembunuhan dilakukan
- Bahwa benar sewaktu melakukan pembunuhan tersebut yaitu dengan cara terdakwa bersama dengan
terdakwa SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK berpura-pura sebagai karyawan bank Mega yang mau
mengukur rumah selanjutnya ketika dilantai atas rumah terdakwa memukul muka korban H DIDI
HARSOADI dengan mengunakan tangan kanan hingga korban jatuh kemudian terdakwa menempelkan
Stun Gun (alat kejut listrik) terhadap leher korban disusul dengan terdakwa SAIMUDDIN alias UDIN
BOTAK menusukan pisau belati kearah perut korban beberapa kali, pisau belati yang dipegang oleh
terdakwa SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK oleh terdakwa diambil dan ditusukan kembali beberapa kali
kearah perut sehingga korban tewas, selanjutnya korban sdri ANITA ANGGRAINY naik tangga dan
dipertengahan tangga oleh terdakwa pukul menggunakan tangan kanan sebanyak satu kali hingga korban
tersungkur kemudian oleh terdakwa ditusuk pada bagian perutnya beberapa kali dibantu oleh terdakwa
SAIMUDDIN alias UDIN BOTAK dengan menyumpal mulut korban.
- Bahwa benar terdakwa melakukan pembunahn tersebut karena dijanjikan upah sebesar Rp.50 juta rupiah
oleh saksi WEDHA.
- Bahwa benar saat kejadian tersebut ada barang-barang milik korban yang diambil yaitu 3 (tiga) buah jam
tangan, uang tunai sebesar Rp.2.000.000,-(dua juta rupiah), perhiasan kalung dan sertipikat rumah milik
korban.
- Bahwa benar awal mula kejadian pembunuhan tersebut adalah :
 Pada hari Rabu malam Kamis tanggal 09 April 2014 sekira jam 22.oo Wib di Taman Monas
Jakarta terdakwa didatangi oleh Terdakwa SAIMUDDIN yang mengatakan bahwa ada pekerjaan
dengan imbalan sebesar Rp. 50 juta namun pekerjaan tersebut harus dilakukan di Bandung.

41
Karena terdakwa butuh uang kemudian Saksi menyanggupinya meskipun saat itu terdakwa tidak
mengetahui pekerjaan apa yang ditawarkan.
 Setelah terdakwa berbincang dengan Terdakwa SAIMUDDIN, saksi TEUKU datang
menghampiri terdakwa dan Terdakwa SAIMUDDIN yang memang sebelumnya antara saksi
TEUKU dan Terdakwa SAIMUDDIN sudah berbincang. Terdakwa SAIMUDDIN kemudian
menyampaikan hal yang sama kepada terdakwa.
 Pada saat itu terdakwa dan Terdakwa SAIMUDDIN diberi uang oleh saksi TEUKU sebesar Rp.
100.000,- untuk dibagi dua. Namun pada saat itu uang tersebut digunakan oleh terdakwa dan
Terdakwa SAIMUDDIN untuk makan dan minum kopi.
 Setelah berbincang bertiga saat itu saksi TEUKU menyuruh terdakwa dan Terdakwa
SAIMUDDIN untuk menunggu di depan hotel Parmi di sebuah halte di daerah Tanah Abang
sekira jam 04.00 Wib hari Kamis tanggal 10 April 2014. Di halte tersebut terdakwa dan Terdakwa
SAIMUDDIN dijemput oleh saksi TEUKU dengan menggunakan sepeda motor kemudian
berboncengan bertiga menuju ke rumah saksi TEUKU di daerah Slipi Jakarta Barat
 Dari rumah saksi TEUKU pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 sekira jam 07.00 Wib Saksi
bersama Terdakwa SAIMUDDIN dan saksi TEUKU berangkat ke Bandung dengan menggunakan
travel
 Sampai di Bandung sekira jam 10.00 Wib kemudian terdakwa bersama Terdakwa SAIMUDDIN
dan saksi TEUKU menuju ke hotel Pondok Kurnia Bandung dengan menggunakan taxi
 Di kamar hotel sudah ada seorang laki-laki yang mengaku bernama WEDHA yang diperkenalkan
oleh saksi TEUKU sebagai bosnya dimana sebelumnya terdakwa juga pernah melihat Saksi
WEDHA datang ke Monas bersama saksi TEUKU dan saat itu mendatangi Terdakwa
SAIMUDDIN
 Di kamar hotel tersebut Saksi WEDHA dan saksi TEUKU Baru menjelaskan jika pekerjaan yang
ditawarkan dengan upah sebanyak Rp. 50.000.000,- adalah untuk membunuh pasangan suami istri
 Saat itu juga Saksi WEDHA mengatakan kepada terdakwa dan Terdakwa SAIMUDDIN agar
membunuh Korban secara membabi buta sampai Korban benar-benar mati
 Tidak lama kemudian datang seorang laki-laki yang diperkenalkan oleh Saksi TEUKU juga
sebagai bosnya yang bernama RAGA menggunakan Avanza warna putih
 Di dalam kamar hotel tersebut berkumpul 5 (lima) orang yakni terdakwa, Terdakwa
SAIMUDDIN, saksi TEUKU, Saksi RAGA dan Saksi WEDHA.
 Bahwa saat di hotel Saksi RAGA mengarahkan agar terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI
mengaku kepada Korban sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran
rumah. Saksi RAGA juga menjelaskan situasi dan kondisi rumah yang ditinggali oleh Korban
yakni sepasang suami istri dan mengatakan agar Korban yang laki-laki dibunuh di lantai atas
sedangkan Korban yang perempuan dibunuh di lantai bawah
 Saksi RAGA juga mengatakan nanti pembunuhan tersebut dimulai ketika Korban lengah dan oleh
Saksi RAGA akan dibuat lengah yakni ketika Saksi RAGA berpura-pura menelepon. Saat itulah
baru Korban dibantai.
 Selanjutnya saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI mengeluarkan alat yang akan
digunakan untuk membunuh dari dalam tasnya yaitu berupa pisau belati dengan panjang kurang
lebih 30 cm dan 1 buah alat setrum.
 Pisau belati kemudian diberikan kepada terdakwa SAIMUDDIN sedangkan alat setrum diberikan
kepada Terdakwa
 Selain itu terdakwa juga diberikan 1 (satu) buah balpoint untuk melakukan pengukuran sedangkan
kertas untuk mencatat dibeli di tempat fotocopy ketika sedang dalam perjalanan menuju rumah
Korban
 Bahwa Terdakwa DEDI MURDANI diberikan alat meteran yang akan digunakan untuk berpura-
pura melakukan pengukuran rumah Korban
 Bahwa yang membeli alat meteran tersebut adalah Saksi WEDHA atas suruhan Saksi RAGA
 Kemudian Saksi RAGA menelepon Korban untuk membuat janji bertemu. Setelah menelepon
Saksi RAGA menjelaskan kepada kami semua bahwa Korban sedang terapi dan baru bisa bertemu
sekitar jam 11.00 Wib.
 Selanjutnya Saksi, Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, saksi TEUKU
SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI, Saksi RAGA MULYA Als RAGA dan Saksi WEDHA
langsung naik ke dalam mobil Toyota Avanza, warna putih Nopol D-1207-MNI milik Saksi
RAGA MULYA Als RAGA yang dikemudikan oleh Saksi WEDHA dan langsung ke rumah
Korban. Sesampainya di rumah Korban RAGA MULYA Als RAGA langsung turun dari mobil
dan masuk ke dalam rumah sedangkan Saksi, Terdakwa DEDI MURDANI Als DANIEL Als
EPONG, saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan Saksi WEDHA mutar-mutar
keliling-keliling dengan menggunakan mobil yang dikemudikan oleh Saksi WEDHA.
 Tak lama kemudian Saksi RAGA menelepon kepada Saksi WEDHA supaya terdakwa bersama
dengan Terdakwa SAIMUDDIN, saksi TEUKU dan Saksi WEDHA untuk segera menuju ke
rumah korban di Jalan Batu Indah Raya No. 46A Rt. 05/03, Kelurahan Batununggal, Kecamatan
Bandung Kidul, Kota Bandung karena Saksi RAGA sudah berada di rumah tersebut.

42
 Setelah itu semua siap terdakwa berangkat bersama Terdakwa SAIMUDDIN, saksi TEUKU dan
Saksi WEDHA ke rumah Korban dengan menggunakan mobil Toyota Avanza warna putih Nopol
D 1207 MNI dengan posisi Saksi WEDHA sebagai sopir, duduk disamping sopir saksi TEUKU,
duduk di belakang sopir Terdakwa SAIMUDDIN sedangkan terdakwa duduk di belakang saksi
TEUKU.
 Setelah sampai di rumah Korban mobil berhenti sekitar 20 meter dari rumah tersebut kemudian
terdakwa dan Terdakwa SAIMUDDIN turun dari mobil. Saat itu terdakwa sudah memegang alat
kejut listrik yang terdakwa selipkan di balik baju sebelah depan sedangkan Terdakwa
SAIMUDDIN sudah memegang pisau belati. Saksi TEUKU dan Saksi WEDHA tetap menunggu
di dalam mobil.
 Begitu masuk ke dalam rumah Korban, di dalam sudah ada Saksi RAGA dan Korban H. Didi.
terdakwa dan Terdakwa SAIMUDDIN kemudian memperkenalkan diri kepada Korban sebagai
karyawan Bank Mega yang mau mengukur tanah dan rumah milik Korban
 Pada waktu itu terdakwa, Terdakwa SAIMUDDIN, Saksi RAGA dan Korban H. Didi menuju ke
lantai atas rumah untuk mengukur bangunan rumah lantai atas dengan meteran yang sudah
dipersiapkan.
 Kertika terdakwa sedang melakukan pengukuran dan Terdakwa SAIMUDDIN mencatat hasil
pengukuran di selembar kertas, saat itulah Saksi RAGA memberikan kode untuk melakukan
pembunuhan dengan berpura-pura menerima telepon sambil berjalan turun ke lantai bawah
 Pada saat itulah terdakwa langsung memukul kepala Korban dengan menggunakan kepalan
tangan kanan hingga tersungkur. Ketika Korban tersungkur terdakwa langsung menyetrum
Korban dengan menggunakan alat kejut listrik pada bagian leher sebelah kiri Korban dengan
menggunakan tangan kanan. Kemudian disusul oleh Terdakwa SAIMUDDIN menusukkan pisau
belati ke arah perut Korban berkali-kali. terdakwa juga sempat mengambil pisau dari tangan
Terdakwa SAIMUDDIN lalu menusukkan pisau tersebut ke arah perut Korban berulang kali dan
ke arah leher Korban hingga akhirnya Korban H. Didi meninggal di samping meja bilyard.
 Bahwa saat terjadinya penusukan terhadap Korban H. Didi Saksi RAGA melihat dengan jelas
kejadian tersebut karena posisinya berada di lantai atas tepatnya di belakang Terdakwa
SAIMUDDIN dan di samping meja bilyard namun tidak lama kemudian Saksi RAGA turun lagi
ke lantai bawah.
 Tak lama kemudian ada perempuan yang berteriak dari bawah “ada apa” dan terdakwa menjawab
“tidak ada apa-apa bu hanya menggeser meja.”
 Tidak lama kemudian istri Korban H. Didi yakni Korban H. Anita naik tangga menuju ke lantai 2
dan ketika di pertengahan tangga Korban Hj. Anita terdakwa pukul di bagian mukanya dengan
menggunakan tangan kanan sebanyak 1 (satu) kali sehingga menyebabkan Korban Hj. Anita
tersungkur. Setelah itu terdakwa menusukkan pisau belati ke arah perut dan dada Korban
berberapa kali hingga Korban Hj. Anita meninggal dunia di tangga.
 Setelah itu terdakwa bersama dengan Terdakwa SAIMUDDIN turun ke lantai bawah bergabung
dengan Saksi RAGA yang berada di lantai bawah
 Saksi RAGA kemudian memanggil saksi TEUKU dan Saksi WEDHA yang berada di dalam
mobil supaya masuk ke dalam rumah Korban. Ketika itu terdakwa mengatakan agar terdakwa dan
Terdakwa SAIMUDDIN untuk diantarkan ke hotel.
 Kemudian Saksi WEDHA dengan menggunakan mobil Avanza mengantarkan Saksi dan
Terdakwa SAIMUDDIN ke hotel. Di hotel terdakwa dan Terdakwa SAIMUDDIN membersihkan
kotoran darah yang menempel di badan dan baju sedangkan Saksi WEDHA kembali ke tempat
kejadian
 Sekira jam 13.30 Wib Saksi RAGA, saksi TEUKU, dan Saksi WEDHA tiba hotel dengan
menggunakan mobil Grand Livina warna silver milik Korban. Pada saat itu terdakwa melihat di
dalam mobil Grand Livina di jok belakang ada 2 (dua) sosok mayat yang di bungkus dengan
menggunakan kain seprai.
 Di dalam kamar hotel Saksi RAGA, Saksi WEDHA dan saksi TEUKU memperlihatkan barang-
barang yang di ambil dari rumah Korban berupa 3 (tiga) buah jam tangan, kalung dna uang tunai
sebesar Rp. 2.000.000,-
 Seira jam 16.00 Wib terdakwa bersama teman-teman yang lain sepakat untuk membuang mayat
dan meninggalkan hotel
 Saat itu Saksi RAGA dengan menggunakan mobil Toyota Avanza kembali ke rumah Korban
dengan maksud untuk membersihkan darah. Sedangkan terdakwa, Terdakwa SAIMUDDIN, saksi
TEUKU dan Saksi WEDHA maik ke mobil Grand Livina milik Korban untuk membuang mayat
dengan posisi Saksi WEDHA sebagai sopir, terdakwa duduk di samping sopir, saksi TEUKU
duduk di belakang terdakwa sedangkan Terdakwa SAIMUDDIN duduk di belakang sopir. Saat itu
mobil menuju ke Pandeglang dan Labuan
 Sekira jam 23.00 Wib mobil yang kami tumpangi sampai di kecamatan Menes Pandeglang
Banten. Mobil kemudian diberhentikan oleh Saksi WEDHA dekat semak-semak untuk membuang
mayat Korban. Yang pertama kali dibuang adalah mayat Korban laki-laki dengan cara diturunkan
digotong oleh terdakwa dan saksi TEUKU dan diletakkan di semak-semak. Setelah itu mayar

43
Korban perempuan di turunkan dengan digendong oleh Terdakwa SAIMUDDIN kemudian
diletakkan di semak-semak dekat mayat Korban laki-laki.
 Setelah selesai membuang mayat, terdakwa, Terdakwa SAIMUDDIN, saksi TEUKU dan Saksi
WEDHA kembali ke mobil dan menuju ke arah Jakarta untuk pulang.
 Di perjalanan saksi TEUKU menyuruh Saksi untuk membuang barang bukti berupa pisau belati
dan alat kejut listrik. Barang-barang tersebut kemudian terdakwa buang dengan cara dilempar ke
semak-semak di pinggir jalan.
- Bahwa benar yang menyediakan alat-alat untuk melakukan pembunuhan yakni pisau belati dan alat kejut
listrik adalah saksi TEUKU
- Bahwa benar terdakwa tidak mengetahui siapa yang mengambil barang-barang berharga milik korban
tersebut tapi barang-barang tersebut diperlihatkan oleh terdakwa, saksi WEDA dan saksi SAIPUDDIN
alias UDIN BOTAK.
- Bahwa benar 2 (dua) buah jam tangan dan perhiasan oleh saksi SAIPUDDIN alias UDIN BOTAK, 1
(satu) buah jam tangan oleh terdakwa dikasihkan kepada pelacur sedangkan uang habis untuk isi bahan
bakar ketika membuang mayat dan dipakai makan saksi.
- Bahwa benar setahu terdakwa ada barang lain milik korban yang diambil yaitu berupa 3 (tiga) buah hand
phone yang satu dibuang oleh terdakwa dan yang dua lagi dipegang oleh saksi SAIPUDDIN alias UDIN
BOTAK, selain itu ada satu buah sertipikat rumah milik korban namun terdakwa tidak tahu ada dimana
sekarang barangnya dan juga satu unit mobil Grand Livina No.Pol D 68 PD milik korban juga diambil.
- Bahwa benar terdakwa melakukan pembunuhan tersebut karena dijanjikan akan diberikan imbalan uang
sebesar Rp. 50 juta
- Bahwa benar terdakwa maupun terdakwa SAIMUDDIN belum menerima bayaran atas pembunuhan yang
telah terdakwa lakukan sebagaimana dijanjikan oleh Saksi WEDHA sebelumnya
- Bahwa benar yang menyuruh terdakwa untuk membunuh Korban adalah Saksi WEDHA
- Bahwa benar saat Terdakwa SAIMUDDIN dan saksi TEUKU datang menemui terdakwa di parkiran
monas dan menawarkan pekerjaan di Bandung saat itu baik Terdakwa SAIMUDDIN maupun saksi
TEUKU tidak mengatakan jika pekerjaan tersebut adalah untuk membunuh orang
- Bahwa benar terdakwa baru mengetahui jika pekerjaan yang ditawarkan adalah untuk membunuh adalah
saat terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI bersama saksi TEUKU sudah sampai di Bandung tepatnya
saat di hotel
- Bahwa benar yang menjanjikan bayaran untuk terdakwa atas pembunuhan yang dilakukan adalah Saksi
WEDHA
- Bahwa benar Saksi WEDHA juga mengatakan kepada terdakwa agar rencana pembunuhan terhadap
Korban jangan sampai gagal karena sudah direncanakan selama 4 (empat) bulan
- Bahwa benar 2 (dua) hari setelah pembunuhan dilakukan, Saksi bersama-sama dengan saksi
SAIMUUDIN, saksi TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI dan saksi WEDHA pergi ke
Bandung untuk menemui Saksi RAGA dengan tujuan meminta bayaran atas pembunuhan yang dilakukan
sebagaimana dijanjikan sebelumnya namun Saksi RAGA tetap tidak membayar dengan alasan tidak
memiliki uang dan belum berhasil menjaminkan rumah milik Korban.
- Bahwa benar mendengar hal tersebut Saksi WEDHA menyuruh terdakwa untuk mengambil sertifikat dari
Saksi RAGA sebagai jaminan sehingga akhirnya terdakwa menyuruh Saksi RAGA untuk menyerahkan
sertifikat namun terdakwa tidak mengetahui bahwa sertifikat yang dimaksud oleh Saksi WEDHA untuk
diambil dari Saksi RAGA adalah sertifikat rumah milik Korban pembunuhan yang terdakwa lakukan.
- Bahwa benar terdakwa baru mengetahui jika sertifikat yang diambil dari Saksi RAGA adalah milik
Korban yakni ketika di hotel terdakwa melihat dan membaca sertifikat tersebut yang diambil dari Saksi
RAGA dan saat itu terdakwa baru mengetahui jika sertyifikat tersebut adalah milik Korban karena ada
nama Korban yang perempuan tertera di sertifikat tersebut dan alamat yang tercantum dalam sertifikat
sama dengan alamat ketika terdakwa melakukan pembunuhan
- Bahwa benar sertifikat rumah milik Korban tersebut selanjutnya diambil oleh Saksi WEDHA dari tangan
terdakwa dan yang terakhir memegang sertifikat tersebut adalah Saksi WEDHA
- Bahwa benar terdakwa pernah menerima uang sebesar Rp. 1.000.000,- yang dibagikan oleh saksi dan
uang tersebut diberikan oleh Saksi RAGA namun bukan sebagai bayaran/upah atas pembunuhan terhadap
Korban yang telah terdakwa lakukan melainkan uang duka cita atas meninggalnya anak terdakwa dimana
Saksi RAGA mentrasfer uang sebesar Rp. 5.000.000,- dan uang tersebut kemudian dibagi-bagi antara
terdakwa, Terdakwa DEDI MURDANI, Saksi WEDHA dan saksi TEUKU yang mana saksi RAGA
MULYA alias RAGA transfer kepada saksi WEDA sebesar Rp.5.000.000,- dan uang tersebut dibagi-bagi,
masing-masing saksi satu juta rupiah, saksi SAIPUDDIN alias UDIN BOTAK satu juta rupiah, saksi
WEDA satu juta rupiah dan sisanya terdakwa sebesar Rp.2.000.000,-.
- Bahwa benar karena Saksi RAGA tidak juga memberikan upah atas pembunuhan yang terdakwa lakukan
sampai dengan tanggal 13 April 2014, maka Saksi WEDHA menyuruh terdakwa untuk mengambil mobil
Toyota Avanza Veloz milik Saksi RAGA sebagai jaminan
- Bahwa benar tulisan yang terdapat di kertas HVS yang ditemukan di lantai atas rumah Korban setelah
pembunuhan dilakukan yakni berupa tulisan ukur-ukuran adalah tulisan Terdakwa SAIMUDDIN yang
diajarkan oleh terdakwa
- Bahwa benar alat meteran yang diketemukan di rumah Korban adalah alat meteran yang terdakwa bawa
dari hotel yang digunakan untuk berpura-pura melakukan pengukuran di rumah Korban

44
- Bahwa benar setelah membuang mayat Korban ke Pandeglang, Saksi WEDHA menyuruh terdakwa dan
Terdakwa SAIMUDDIN untuk membunuh kakaknya yang bernama ASEP
- Bahwa terdakwa dan Terdakwa DEDI MURDANI tertangkap di Lampung ketika akan melarikan diri ke
Aceh dengan menggunakan mobil milik Saksi RAGA
- Bahwa benar saat itu terdakwa meminta bantuan kepada Sdr. SAHMI untuk menjadi supir dan
mengantarkan terdakwa serta Terdakwa SAIMUDDIN ke Aceh kerena baik terdakwa maupun Terdakwa
SAIMUDDIN tidak ada yang bisa menyetir mobil
- Bahwa benar ketika di rumah saksi TEUKU, terdakwa sempat mendengar jika Saksi WEDHA
mengatakan kepada istrinya saksi TEUKU bahwa mobil grand livina milik Korban adalah sebagai
jaminan pembayaran hutang Saksi WEDHA kepada kepada bosnya Saksi TEUKU
- Bahwa benar terdakwa mau melakukan pembunuhan tersebut adalah karena terdakwa tergiur dengan
imbalan yang ditawarkan yakni Rp. 50.000.000,- dimana saat itu terdakwa sangat membutuhkan uang
untuk membayar biaya pengobatan anak Saksi yang lahir prematur

PETUNJUK
Berdasarkan keterangan para saksi dihubungkan dengan keterangan terdakwa didukung oleh barang bukti yang
dihadirkan dalam persidangan terdapat persesuaian satu dengan yang lainnya sehingga memperjelas akan
perbuatan yang dilakukan terdakwa. Dalam hal ini merupakan suatu petunjuk bahwa perbuatan yang dilakukan
oleh terdakwa SAIMUDDIN Als. UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM dan terdakwa DEDI MURDANI
Als. DANI Als. EPONG ABBAS KASIM adalah merupakan tindak pidana sebagaimana di dakwakan kepadanya,
maka berdasarkan ketentuan Pasal 181 jo. Pasal 184 ayat (1) huruf d jo. Pasal 188 ayat (1) dan (2) KUHAP telah
diperoleh adanya alat bukti yang sah berupa petunjuk.

BARANG BUKTI
Barang bukti yang diajukan dalam persidangan ini berupa :
- 1 (satu) buah Hand phone merk Samsung Duos warna Hitam Silver.
- 1 (satu) buah Sertifikat Hak Milik asli No. 2957 Kel. Batununggal, atas nama Nyonya Raden ANITA
ANGGRAINY.
- 2 (dua) lembar SPPT Pajak Bumi dan Bangunan,tahun Pajak 2013 dan 2014.
- 1 (satu) lembar surat tanda terima setoran (STTS) Bank BJB, tanggal 28/03/2014.
- 1 (satu) lembar surat Nomor : 503.648.1/SI-0519-Db/2000 tentang Izin Mendirikan Bangunan, tanggal
05 April 2000.
- 1 (satu) buah Hand phone Merk Nokia Putih Abu.
- 1 (satu) Unit R-4 merk Nissan Grand Livina warna abu - abu metalik No. Pol : D-68-PD tahun 2010,
Noka MHGB 1CG1AAJ048777, Nosin : HR15965853A berikut kunci dan STNK nya.
- 1 (satu) buah Hand Phone Merk Cross warna Biru.
- 1 (satu) potong kemeja Jeans warna biru.
- 1 (satu) potong celama panjang warna hitam.
- 1 (satu) pasang plat nomor mobil No. Pol : D-68-PD.
- 1 (satu) Plat Nomor mobil No. Pol : B-1833-EFK.
- 1 (satu) Unit R-4 merk Toyota Avanza Veloz warna Putih No. Pol. D-1207-MNI tahun 2013, Noka
MKHMI1CA4JDK031353 Nosin : DDH1786 berikut kunci kontak dan STNK nya.
- 1 (satu) buah Hand Phone Merk Nokia E63 warna putih.
- 1 (satu) buah Hand phone Balackberry merk Curve warna Hitam.
- 1 (satu) buah dus Hand phone merk Nokia C3 imei : 351984045249836.
- 1 (satu) buah dus Hand phone merk Nokia 6300 imei : 354864026690801.
- 1 (satu) buah dus Hand phone merk Nokia E 63 imei : 355376046102948.
- 1 (satu) buah gayung plastik warna merah muda.
- 1 (satu) potongan kuku Terdakwa SAIMUDDIN als UDIN BOTAK bin MOHAMMAD ALI ITAM.
- 1 (satu) meteran plastik.
- 1 (satu) buah Balpoin standar.
- 5 (lima) lembar kertas bertuliskan ukuran ruangan dan kamar rumah.
- 1 (satu) buah sapu bergagang besi.
- 1 (satu) lap pel bergagang besi.
- 1 (satu) lembar foto copy buku mutasi tamu Hotel Pondok Kurnia.
- 1 (satu) buah gelang terbuat dari batu berbentuk bulat persegi berwarna dasar coklat.
- 1 (satu) buah kaos lengan panjang tanpa kerah dalam keadaaan berluymuran darah berwarna dasar
putih bercampur hijau pada bagian depan terdapt lingkaran didalamnya bertuliskan University 58
Champions 23 Th anual Copetition Nortest Boxing Fighting academy.
- 1 (satu) buah celana panjang ber merk Mario Valentino terbuat dari bahan katun berwarna dasar hitam
pada bagian depan sisi kanan dan kiri terdapat satu kantong penutup.
- 1 (satu) buah sapu tangan berlumuran darah, berwarna dasar putih pada sisinya terdapat garis berwarna
hijau serta bergambar kelinci bertuliskan Play Boy.
- 1 (satu) buah celana dalam berlumuran darah berwarna dasar hijau bertuliskan Rider berukuran XL.

45
- 1 (satu) buah BUAH Bed cover berlumuran darah terbuat dari katun berlumuran darah berwarna putih
dan biru dongker dengan motif kotak, bulat kecil dan abstrak tanpa merk, tanpa ukuran.
- 1 (satu) buah kain sprei berlumuran darah terbuat dari katun serta terdapat ranting dan dedaunan
berwarna hijau berwarna dasar biru dan bercampur warna hijau dan biru donker dengan motif daun,
kotak dan abstrak pada sisinya terdapat karet tanpa merk tanpa ukuran.
- 2 (dua) pasang giwang terbuat dari logam berwarna perak pada bagian tengahnya terdapat batu bening
dengan motif hati.
- 1 (satu) buah kaos dalam berwarna dasar hitam, pada bagian bawah tangan terdapat enam robeka n
yang rata bermerk Old Navi berukuran M.
- 1 (satu) buah bed cover warna merah muda dengan berlumuran darah motif bunga warna merah muda
- 1 (satu) buah selimut warna merah dengan bercak darah

Barang bukti yang diajukan dalam persidangan perkara ini telah disita secara sah menurut hukum dan karenanya
dapat dipergunakan untuk memperkuat pembuktian, Hakim Ketua sidang telah memperlihatkan barang bukti
tersebut kepada terdakwa dan para saksi dan oleh yang bersangkutan telah membenarkannya.
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan maka sampailah kami pada pembuktian
mengenai unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan yaitu: pasal 340 KUHPidana juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHPidana, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
1. Unsur Barangsiapa.
2. Unsur Dengan Sengaja;
3. Unsur Dengan Rencana Terlebih Dahulu;
4. Unsur Merampas Nyawa Orang Lain;
5. Unsur Yang Dilakukan Bersama-sama baik sebagai yang Melakukan, Menyuruh Melakukan, maupun
Turut Serta Melakukan

Ad.1. Unsur Barangsiapa

Bahwa dalam hukum pidana yang dimaksud dengan barang siapa adalah yang ditujukan kepada subyek
hukum manusia atau orang sebagai pembawa hak dan kewajiban, serta dapat dipertanggung jawabkan atas
perbuatan yang telah dilakukan, di persidangan telah dihadirkan terdakwa yaitu terdakwa SAIMUDDIN Als.
UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM dan terdakwa DEDI MURDANI Als. DANI Als. EPONG
ABBAS KASIM yang setelah diperiksa di persidangan ternyata identitas terdakwa telah sesuai dengan
identitas terdakwa yang tercantum dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum serta berkas perkara dan terdakwa
selama pemeriksaan di persidangan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta lancar menjawab seluruh
pertanyaan Majelis Hakim, Penuntut Umum serta dalam pemeriksaan di persidangan tidak diketemukan
adanya alasan-alasan yang dapat menghapuskan pidana terhadap diri terdakwa yaitu alasan pembenar dan
pemaaf, oleh karenanya berdasarkan uraian tersebut diatas unsur ini telah terbukti secara sah menurut
hukum.
Dengan demikian, unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.2. Unsur Dengan Sengaja

S.R. Sianturi, SH dalam bukunya Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya hal 163-178
menyebutkan bahwa :
Kesengajaan (dolus) merupakan bagian dari kesalahan (schuld). Kesengajaan pelaku mempunyai
hubungan kejiwaan yang lebih erat terhadap suatu tindakan karena kesengajaan didorong oleh suatu
kehendak yang merupakan perwujudan dari pemenuhan nafsu si pelaku. Nafsu tersebut adalah
merupakan perangsang atau motif yang akan menggerakan pelaku untuk melaksanakan suatu tindakan
untuk mencapai tujuan yang dikehendakinya (oogmerk). Dengan kata lain dalam rangka mewujudkan
kehendaknya itu, ada tingkatan/stadium yang harus dilalui oleh pelaku yakni :
1. Adanya perangsang
2. Adanya kehendak
3. Adanya tindakan

Menurut Memori van Toelichting (memori penjelasan) yang dimaksudkan dengan sengaja adalah :
kehendak yang disadari yang ditujukan untuk melakukan kejahatan tertentu atau sama dengan
“menghendaki dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya (willens en wetens
veroorzaken van een gelolg). Artinya seseorang yang melakukan tindakan dengan sengaja, harus
menghendaki serta menginsyafi tindakan tesrebut dan/atau akibatnya.

Dalam praktek peradilan dan menurut doktrin dikenal dan diperbedakan beberapa gradasi kesengajaan,
yakni :
1. Kesengajaan sebagai maksud (oogmerk) berarti terjadinya suatu tindakan atau akibat
tertentu adalah betul-betul sebagai perwujudan dari maksud atau tujuan dari pengetahuan si

46
pelaku. Dalam delik materiil misalnya pasal 338 KUHP, matinya seseorang merupakan
perwujudan dari maksud dan tujuan si pelaku
2. Kesengajaan dengan kesadaran kepastian atau keharusan maka yang menjadi sandaran
adalah seberapa jauh pengetahuan atau kesadaran pelaku tentang tindakan dan akibat yang
terlarang yang pasti/harus terjadi. Misalnya jika seseorang menusukkan sebilah pisau ke arah
dada orang lain maka meskipun dirinya tidak menghendaki matinya orang tersebut namun
seharusnya dia menyadari dengan pasti bahwa perbuatannya menusukkan pisau ke dada akan
mengakibatnya matinya orang lain karena di dada terdapat organ vital manusia yakni jantung
dan paru-paru.
3. Kesengajaan dengan kesadaran kemungkinan (dolus eventualis) merupakan kesengajaan
gradasi yang terendah. Yang menjadi sandaran jenis kesengajaan ini ialah sejauh mana
pengetahuan atau kesadaran pelaku tentang tindakan dan akibat yang terlarang yang
mungkin akan terjadi. Misalnya seorang pengemudi mobil mengendarai mobilnya melalui
jalan yang banyak anak-anak tanpa memperlambat laju/kecepatannya dan tidak pula
mengambil suatu tindakan pengamanan/berhati-hati.

Hoge Raad telah memutuskan bahwa unsur kesengajaan ada dalam hal pelaku telah mempunyai
pengharapan tertentu bahwa matinya seseorang itu adalah seharusnya sebagai akibat dari perbuatannya
(HP. 19 Juni 1911 W. 9203). Demikian pula kesengajaan telah dinyatakan ada dalam hal pelaku
seharusnya dapat mengetahui bahwa suatu tusukan membahayakan jiwa seseorang dan sangat mungkin
mengakibatkan matinya. Untuk hal ini dinyatakan bahwa matinya korban sebagai akibat kemungkinan dari
tusukan itu merupakan hal yang dikehendaki pelaku (Arrest HR 23 Juli 1937, 1938 Nomor 869).

Andi Hamzah dalam bukunya Delik-delik Tertentu (speciale delichten) dalam KUHP hal 68 menyebutkan :
Kesengajaan dalam delik pembunuhan ditujukan kepada hilangnya nyawa orang lain. Inilah yang
membedakan dengan penganiayaan mengakibatkan kematian, karena dalam hal penganiayaan tidak
ada maksud atau kesengajaan untuk menghilangkan nyawa orang. Dalam delik pembunuhan, hilangnya
nyawa sebagai tujuan kesengajaan harus terjadi. Disini terjadi kausalitas (sebab akibat) antara
perbuatan kesengajaan dan kematian.

S.R. Sianturi, SH dalam bukunya Tindak Pidana di KUHP berikut uraiannya halaman 485 menyebutkan :
Unsur sengaja meliputi tindakan dan objeknya. Artinya ia mengetahui dan menghendaki matinya
seseorang dengan tindakan yang dilakukannya itu. Dan justru pada unsur inilah terutama perbedaan
antara pembunuhan dan penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang. Dalam hal penganiayaan
si petindak benar-benar tidak menghendaki matinya yang dianiaya itu, melainkan hanya supaya ia
mendapat sakit, cedera atau rusak kesehatannya.

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan diketahui :


- Bahwa awal mula niat untuk membunuh Korban itu timbul karena Saksi RAGA ingin menguasai
dan memiliki rumah Korban yang terletak di Jalan Batu Indah Raya No. 46A, Rt. 05, Rw. 03,
Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung. Semula Saksi RAGA hendak
membeli rumah tersebut dengan jalan mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR) ke Bank
namun dengan menjaminkan sertifikat rumah milik Korban
- Bahwa KPR yang diajukan Saksi RAGA untuk pembelian rumah milik Korban ternyata tidak
disetujui oleh bank. Karena terlanjur berhasrat untuk memiliki rumah milik Korban, Saksi RAGA
kemudian mencari cara lain untuk membeli rumah Korban dengan mencari orang yang akan
memberikan pinjaman kepada Saksi RAGA. Selanjutnya Saksi RAGA lalu menawarkan rumah
tersebut kepada teman-teman Saksi RAGA namun usaha tersebut juga menemui jalan buntu
karena tidak ada orang yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepada Saksi RAGA.
- Bahwa perencanaan pembunuhan tersebut terjadi bermula ketika saksi RAGA menelpon Saksi
WEDHA dan menanyakan perihal pembayaran hutang Saksi WEDHA kepada saksi RAGA,
kemudian saksi RAGA dan Saksi WEDHA janjian untuk bertemu dan membicarakan masalah
tersebut di Indomaret Jl. Buahbatu Kota Bandung, saat pertemuan tersebut membahas masalah
pembayaran pinjaman uang yang dipinjam Saksi WEDHA pada tahun 2012 sebesar Rp.
130.000.000.- dan pada saat itu Saksi WEDHA mengatakan tidak mempunyai uang bahkan
menjelaskan kepada saksi jika Saksi WEDHA juga sedang dikejar oleh debt collector yakni
Terdakwa TEUKU untuk menagih hutang atas pinjaman Saksi WEDHA kepada pihak lain.
- Bahwa karena tidak bisa membayar, saat itu Saksi WEDHA menanyakan bagaimana proses
peminjaman uang ke Bank yang sedang saksi RAGA ajukan dengan menjaminkan sertifikat milik
korban dan saksi RAGA menjawab bahwa proses peminjaman tersebut belum cair atau masih
dalam proses, dari penjelasan tersebut kemudian Saksi WEDHA memberikan ide untuk
mendapatkan uang dengan cepat yaitu dengan cara mengambil sertifikat rumah milik korban dan
menggadaikannya kepada orang lain dengan syarat rumah tersebut harus sudah kosong terlebih
dahulu.

47
- Bahwa Saksi RAGA dan Saksi Wedha selanjutnya berencana untuk membunuh Korban agar dapat
mengambil sertifikat rumahnya sekaligus mengosongkan rumah tersebut dan menurut Saksi
Wedha, Terdakwa dapat melakukan pembunuhan tersebut.
- Bahwa Saksi WEDHA selanjutnya mempertemukan Saksi RAGA dengan Terdakwa hingga
akhirnya terjadi kesepakatan mengenai rencana pembunuhan terhadap Korban yakni imbalan
sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) yang akan dibayarkan 1 (satu) hari setelah
pelaksanaan eksekusi dan hutang Saksi WEDHA kepada bos Terdakwa sebesar 226.200.000,-
(dua ratus dua puluh enam juta dua ratus ribu rupiah) akan dibayar lunas.
- Bahwa selanjutnya tanggal 02 April, Saksi RAGA, Saksi WEDHA dan Terdakwa berangkat ke
rumah Korban di Jalan Batu Indah Raya No. 46A Bandung dimana Saksi RAGA mengenalkan
Terdakwa sebagai petugas dari Bank Mega yang akan mensurvey rumah. Saat itu Terdakwa sudah
mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk membunuh Korban yakni berupa alat setrum
(alat kejut) yang Terdakwa beli bersama Saksi WEDHA di Kosambi sehari sebelumnya. Namun
setelah melihat Korban, Terdakwa merasa tidak sanggup untuk membunuh Korban hingga
akhirnya merendam alat setrum yang dibawanya di kamar mandi dengan maksud agar alatnya
rusak dan rencana pembunuhan tidak jadi terlaksana
- Bahwa Terdakwa selanjutnya mengajak Saksi Raga dan Saksi WEDHA untuk keluar dari rumah
Korban dan mengatakan jika dirinya tidak mau membunuh Korban karena tidak mampu. Namun
Saksi RAGA yang terlanjur berhasrat untuk memiliki rumah Korban bersikeras untuk tetap
melanjutkan rencana pembunuhan dan menyuruh Terdakwa untuk mencari senjata api dan
eksekutor yang akan melakukan pembunuhan terhadap Korban.
- Bahwa pada tanggal 03 April 2014 Saksi WEDHA menyerahkan uang sebesar Rp. 3.000.000.-
(tiga juta rupiah) kepada Terdakwa yang katanya merupakan uang hasil penjualan hand phone
milik Saksi RAGA untuk keperluan membeli senpi dan transportasi penjemputan eksekutornya.
- Bahwa pada tanggal 04 April 2014 Terdakwa bersama Saksi WEDHA lalu berangkat keJakarta
dengan tujuan untuk mencari eksekutor sekaligus hendak menggadaikan mobil Peugeot milik
Saksi WEDHA untuk digunakan membayar hutang kepada bos Terdakwa
- Bahwa pada tanggal 05 April 2014 sekira jam 17.00 wib Terdakwa mengajak Saksi WEDHA ke
parkiran monas.
- Di parkiran monas Terdakwa memanggil Saksi SAIMUDDIN yang memang bekerja sebagai juru
parkir selanjutnya Terdakwa memperkenalkan Saksi SAIMUDDIN dengan Saksi WEDHA
- Bahwa saat itu Terdakwa mengatakan kepada Saksi SAIMUDDIN bahwa Saksi WEDHA adalah
bosnya yang sedang mencari orang untuk melakukan pekerjaan di Bandung selanjutnya Terdakwa
dan Saksi WEDHA menawarkan pekerjaan tersebut kepada Saksi SAIMUDDIN dengan syarat
Saksi SAIMUDDIN harus mencari 1 (satu) orang lagi teman dan harus datang ke Bandung karena
pekerjaannya harus dilakukan di Bandung
- Bahwa Saksi SAIMUDDIN kemudian menyanggupi syarat yang diajukan Saksi WEDHA tersebut
dan selanjutnya mengajak dan menawarkan pekerjaan tersebut kepada Saksi DEDI MURDANI
- Bahwa selanjutnya pada tanggal 10 April 2014 sekira jam 07.00 Wib, Terdakwa, Saksi
SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI berangkat ke Bandung dengan menggunakan travel
baraya selanjutnya sesampainya di Bandung dilanjutkan dengan menggunakan taxi menuju hotel
Pondok Kurnia di Jalan Cijagra.
- Bahwa sesampainya di Hotel Pondok Kurnia sudah ada Saksi WEDHA menunggu di kamar
Nomor 12
- Bahwa di dalam kamar Saksi WEDHA dan Terdakwa baru menjelaskan kepada Saksi
SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI jika pekerjaan yang ditawarkan adalah untuk
membunuh Korban sepasang suami istri
- Bahwa saat itu Saksi WEDHA juga mengatakan kepada Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI
MURDANI agar Korban dihabisi secara membabi buta sampai benar-benar mati karena
pembunuhan tersebut sudah direncanakan sejak 4 (empat) bulan sebelumnya sehingga tidak boleh
gagal
- Bahwa karena sedang membutuhkan uang Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI
bersedia untuk melakukan pembunuhan tersebut.
- Bahwa tidak lama kemudian datang Saksi RAGA menggunakan mobil Toyota Avanza Velos
warna putih Nomor D 1207 MNI
- Bahwa selanjutnya di dalam kamar hotel tersebut Saksi RAGA memberikan arahan kepada Saksi
SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI mengenai situasi dan kondisi rumah Korban dan
memerintahkan agar menghabisi Korban yang laki-laki di lantai atas rumah Korban sedangkan
Korban yang perempuan agar dihabisi di lantai bawah dan untuk waktu pelaksanaan
pembunuhannya setelah menunggu kode dari Saksi RAGA yakni saat Saksi RAGA berpura-pura
menerima telepon
- Bahwa Saksi RAGA juga menyuruh Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI untuk
mengaku kepada Korban sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran
rumah
- Bahwa Saksi RAGA memerintahkan Saksi WEDHA untuk membeli meteran yang akan
digunakan untuk berpura-pura mengukur rumah Korban

48
- Bahwa Terdakwa mengeluarkan sebilah pisau belati dari dalam tasnya yang kemudian diberikan
kepada Saksi SAIMUDDIN dan alat kejut diberikan kepada Saksi DEDI MURDANI
- Bahwa Terdakwa juga memberikan kertas HVS dan balpoint kepada Saksi SAIMUDDIN untuk
berpura-pura mencatat hasil pengukuran sedangkan alat ukur diberikan kepada Saksi DEDI
MURDANI
- Bahwa Saksi RAGA kemudian menelepon Korban guna memastikan Korban berada di rumah
- Bahwa Terdakwa bersama-sama dengan Saksi WEDHA, Saksi RAGA, Saksi SAIMUDDIN dan
Saksi DEDI MURDANI selanjutnya berangkat ke rumah Korban dengan menggunakan mobil
Toyota Avanza Veloz milik Saksi RAGA
- Bahwa sesampainya di rumah Korban Saksi RAGA turun dari mobil terlebih dahulu dan masuk
ke rumah Korban baru sekitar setengah jam kemudian Saksi RAGA menghubungi Saksi WEDHA
dan menyuruh agar Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI agar menyusul masuk ke
rumah Korban sedangkan Saksi WEDHA dan Terdakwa tetap menunggu di dalam mobil tidak
jauh dari rumah Korban
- Bahwa selanjutnya Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI masuk ke rumah Korban
dan memperkenalkan diri sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran
rumah
- Bahwa Korban kemudian mengajak Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI serta Saksi
RAGA ke lantai atas rumah Korban untuk melakukan pengukuran
- Bahwa sesampainya di lantai atas Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI berpura-pura
melakukan pengukuran sambil menunggu kode dari Saksi RAGA dan ketika Saksi RAGA
berpura-pura menerima telepon maka selanjutnya Saksi DEDI MURDANI langsung memukul
kepala Korban H. Didi dengan menggunakan kepalan tangan kanan hingga Korban H. Didi jatuh
tersungkur selanjutnya menyetrum korban dengan menggunakan alat setrum pada bagian leher
sebelah kiri juga dengan menggunakan tangan kanan. Setelah itu Saksi SAIMUDDIN
menusukkan pisau belati ke arah perut Korban H. Didi dan Korban H. Didi mencoba untuk lari
namun berhasil dikejar oleh Saksi SAIMUDDIN yang langsung menusuk Korban H. Didi berkali-
kali di bagian perut hingga Korban H. Didi jatuh ke lantai sambil berteriak “Raga tolong saya”
namun Saksi RAGA yang saat itu berada di belakang Saksi SAIMUDDIN tepatnya di samping
meja bilyard diam saja menyaksikan kekejaman tersebut. Saksi DEDI MURDANI lalu
mengambil pisau belati dari tangan Saksi SAIMUDDIN dan menusukkannya kembali ke arah
leher Korban H. Didi hingga Korban H. Didi meninggal di samping meja bilyard.
- Bahwa karena mendengar ribut-ribut di lantai atas, Korban Hj. Anita berteriak dari lantai
bawah“ada apa pak” sambil bergegas naik ke lantai atas. Namun sebelum sampai di lantai atas,
Saksi DEDI MURDANI langsung menghampiri Korban Hj. Anita di pertengahan tangga dan
langsung memukul muka Korban Hj. Anita dengan menggunakan tangan kanan sebanyak 1 (satu)
kali hingga Korban Hj. Anita tersungkur sedangkan Saksi SAIMUDDIN membungkan mulut
Korban Hj. Anita namun Hj. Anita melawan dengan menggigit kuku jempol kiri Saksi
SAIMUDDIN hingga patah. Selanjutnya Saksi DEDI MURDANI menusukkan pisau belati ke
arah perut dan dada Korban Hj. Anita berulang kali hingga Korban Hj. Anita meninggal dunia di
tangga
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 008/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014
yang dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum
(RSU) Kabupaten Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis
Forensik menyatakan bahwa pada tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan
luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An. Didi Harsuandi, Umur 59 Tahun,
dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat laki-laki ini yang menurut keterangan berusia lima puluh sembilan
tahun, ditemukan luka terbuka pada kepala, pelipis, pipi, telinga, leher, dada, perut dan tangan
akibat kekerasan tajam. Ditemukan juga luka lecet pada batang hidung, pipi, leher, dada, memar
pada dada serta patah tulang pada tulang batang hidung akibat kekerasan tumpul. Luka terbuka
pada tangan kanan dan tangan kiri terdapat persesuaian dengan suatu sifat dan pola luka tangkis.
Pada pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah pada kulit kepala bagian dalam, kulit leher
bagian dalam, otot leher, otot dada dan otot perut. Ditemukan juga terbelahnya tulang dada
dengan tepi rata, lubang dengan tepi rata pada permukaan kandung jantung, jantung dan usus
besar. Selanjutnya ditemukan perdarahan sebanyak enam ratus delapan puluh mililiter di dalam
rongga dada kiri dan lima puluh milimiter di dalam kandung jantung. Sebab mati orang ini akibat
luka tusuk pada dada kiri yang mengenai jantung dan mengakibatkan perdarahan. Perkiraan saat
kematian kurang dari dua puluh empat jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 009/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014
yang dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum
(RSU) Kabupaten Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis
Forensik menyatakan bahwa pada tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan

49
luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An. Anita Angraeni, Umur 51 Tahun,
dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat perempuan ini yang menurut keterangan berusia lima puluh sembilan
tahun, ditemukan luka terbuka leher, dada, perut, lengan dan jari tangan akibat kekerasan tajam.
Luka pada jari tangan kanan terdapat persesuaian dengan sifat dan pola luka tangkis. Ditemukan
juga luka lecet pelipis, pipi, kelopak mata bawah, dagu, leher dan perut, memar pada dahi, pelipis,
daun telinga, dagu, bahu, lengan, telapak tangan, punggung tangan , tungkai bawah dan punggung
belakang, bengkak pada kepala dan dagu serta patah tulang pada tulang selangka dan tulang
lengan atas kanan akibat kekerasan tumpul. Pada pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah
pada kulit bagian dalam leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, otot dada sisi kanan,
sela iga ke lima sisi kanan, dinding perut kanan dan kiri serta dinding perut belakang. Ditemukan
juga lubang dengan tepi rata pada paru bagian tengah, empat lubang dengan tepi rata pada hati
dan lubang dengan tepi rata pada ginjal kanan. Selanjutnya ditemukan perdarahan di dalam
rongga dada sebanyak dua ratus tiga puluh milimiter dan di dalam rongga perut sebanyak seratus
milimiter. Sebab mati orang ini akibat luka tusuk pada dada dan perut yang mengenai organ paru.
Perkiraan saat ini kematian kurang dari dua puluh empat jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
Dengan demikian, unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.3. Unsur Dengan Rencana Terlebih Dahulu

S.R. Sianturi, SH dalam bukunya Tindak Pidana di KUHP Berikut uraiannya halaman 489-490
menyebutkan :
“Dengan rencana terlebih dahulu dipandang ada jika si petindak dalam suatu waktu yang cukup telah
memikirkan serta menimbang-nimbang dan kemudian menentukan waktu, tempat, cara atau alat yang
akan digunakan untuk melakukan pembunuhan tersebut. Dalam hal ini dapat juga terfikirkan olehnya
akibat dari pembunuhan itu ataupun cara-cara lain sehingga orang lain tidak dengan mudah
mengetahui bahwa dialah pembunuhnya. Apakah ia secara tenang atau emosional pada waktu yang
cukup itu untuk memikirkannya, tidaklah terlalu penting. Yang penting ialah bahwa waktu yang cukup
itu tidak dapat dipandang lagi sebagai suatu reaksi yang segera yang menyebabkan ia spontan
berkehendak melakukan pembunuhan tersebut.”

Andi Hamzah dalam bukunya Delik-delik Tertentu (speciale delichten) di dalam KUHP halaman 75-76
menyebutkan :
Pasal 340 KUHP rumusannya sama dengan Pasal 338 KUHP hanya saja ditambah dengan satu bagian
inti delik (bestanddeel) lagi, yaitu : dipikirkan lebih dulu (met voor bedachten rade). Jadi bukan
berencana, artinya tidak perlu ada rencana, cukup dipikirkan lebih dulu apakah akan membunuh atau
tidak. Untuk menentukan adanya unsur dengan rencana terlebih dahulu, ialah adanya keadaan hati
untuk melakukan pembunuhan, walaupun keputusan hati untuk membunuh itu sangat dekat dengan
pelaksanaannya asalkan cukup membuat si pelaku sempat berfikir membunuh atau tidak membunuh.
Hoge Raad dalam putusannya No. 293 tanggal 02 Desember 1940 mengatakan : dengan berfikir tenang
dan menimbang dengan tenang merupakan penentu diterapkannya pasal 340 KUHP sebagai lawan dari
kemarahan yang timbul secara tiba-tiba untuk menerapkan pasal 338 KUHP.

Memori van Toelichting (penjelasan undang-undang) mengatakan penerapan pasal 340 KUHP tidak perlu
ada rencana, asal dengan tenang berfikir dan melakukannya, sudah termasuk moord (pembunuhan
berencana).”

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan diketahui :


- Bahwa awal mula niat untuk membunuh Korban itu timbul karena Saksi RAGA ingin menguasai
dan memiliki rumah Korban yang terletak di Jalan Batu Indah Raya No. 46A, Rt. 05, Rw. 03,
Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung. Semula Saksi RAGA hendak
membeli rumah tersebut dengan jalan mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR) ke Bank
namun dengan menjaminkan sertifikat rumah milik Korban
- Bahwa KPR yang diajukan Saksi RAGA untuk pembelian rumah milik Korban ternyata tidak
disetujui oleh bank. Karena terlanjur berhasrat untuk memiliki rumah milik Korban, Saksi RAGA
kemudian mencari cara lain untuk membeli rumah Korban dengan mencari orang yang akan
memberikan pinjaman kepada Saksi RAGA. Selanjutnya Saksi RAGA lalu menawarkan rumah
tersebut kepada teman-teman Saksi RAGA namun usaha tersebut juga menemui jalan buntu
karena tidak ada orang yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepada Saksi RAGA.
- Bahwa perencanaan pembunuhan tersebut terjadi bermula ketika saksi RAGA menelpon Saksi
WEDHA dan menanyakan perihal pembayaran hutang Saksi WEDHA kepada saksi RAGA,
kemudian saksi RAGA dan Saksi WEDHA janjian untuk bertemu dan membicarakan masalah

50
tersebut di Indomaret Jl. Buahbatu Kota Bandung pada tanggal 27 Maret 2014 sekira jam 12.30
Wib, saat pertemuan tersebut dibahas masalah pembayaran pinjaman uang yang dipinjam Saksi
WEDHA pada tahun 2012 sebesar Rp. 130.000.000.- dan pada saat itu Saksi WEDHA
mengatakan tidak mempunyai uang bahkan menjelaskan kepada saksi jika Saksi WEDHA juga
sedang dikejar oleh debt collector yakni Terdakwa TEUKU untuk menagih hutang atas pinjaman
Saksi WEDHA kepada pihak lain.
- Bahwa karena tidak bisa membayar, saat itu Saksi WEDHA menanyakan bagaimana proses
peminjaman uang ke Bank yang sedang saksi RAGA ajukan dengan menjaminkan sertifikat milik
korban dan saksi RAGA menjawab bahwa proses peminjaman tersebut belum cair atau masih
dalam proses, dari penjelasan tersebut kemudian Saksi WEDHA memberikan ide untuk
mendapatkan uang dengan cepat yaitu dengan cara mengambil sertifikat rumah milik korban dan
menggadaikannya kepada orang lain dengan syarat rumah tersebut harus sudah kosong terlebih
dahulu.
- Bahwa Saksi RAGA dan Saksi Wedha selanjutnya berencana untuk membunuh Korban agar dapat
mengambil sertifikat rumahnya sekaligus mengosongkan rumah tersebut dan menurut Saksi
Wedha, Terdakwa dapat melakukan pembunuhan tersebut.
- Bahwa Keesokan harinya, Saksi WEDHA datang ke rumah Saksi RAGA bersama Terdakwa. Pada
pertemuan tersebut Saksi RAGA meminta kepada Terdakwa untuk membunuh Korban dengan
menjanjikan imbalan sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) yang akan dibayarkan 1
(satu) hari setelah pelaksanaan eksekusi dan hutang Saksi WEDHA kepada bos Terdakwa sebesar
226.200.000,- (dua ratus dua puluh enam juta dua ratus ribu rupiah) akan dibayar lunas
- Bahwa sebelum tanggal 10 April 2014 yakni hari pemmbunuhan dilakukan, Terdakwa memang
pernah datang dan pernah menginap di Hotel Pondok Kurnia di Jalan Cijagra, Kota Bandung
yaitu pada tanggal 01 April 2014
- Bahwa pada saat itu Terdakwa datang ke Hotel Pondok Kurnia bersama Saksi WEDHA dan
menginap di kamar No. 12
- Bahwa Terdakwa diajak oleh Saksi WEDHA menginap di hotel Pondok Kurnia karena Terdakwa
akan ditunjukkan atau diperlihatkan rumah yang rencananya akan didana talangkan untuk Saksi
WEDHA membayar hutang kepada bos Terdakwa
- Bahwa saat Terdakwa bersama Saksi WEDHA menginap di hotel Pondok Kurnia saat itu Saksi
RAGA juga datang ke kamar hotel tempat Terdakwa dan Saksi WEDHA menginap dan yang
mengarahkan Saksi WEDHA dan Terdakwa untuk menginap di Hotel Pondok Kurnia juga adalah
Saksi RAGA
- Bahwa Terdakwa datang bersama Saksi WEDHA diatas jam 12.00 Wib pada tanggal 01 April
2014 sedangkan Saksi RAGA datang ke hotel Pondok Kurnia kurang lebih jam 17.00 Wib
- Bahwa ketika Saksi RAGA belum datang ke Pondok Kurnia, Saksi WEDHA melanjutkan
pembicaraan mengenai rencana pembunuhan yang pernah disampaikan oleh Saksi WEDHA
beberapa hari sebelumnya yakni ketika Terdakwa berada di rumah Saksi WEDHA di Jalan Kebon
Pisang Kota Bandung
- Bahwa pada saat itu Terdakwa menyatakan siap untuk membunuh kalau ada uang sebesar Rp. 500
dengan DP 50% dibayar di depan dengan harapan agar Saksi WEDHA tidak bisa memenuhi
permintaan Terdakwa dan tidak jadi merencanakan untuk membunuh, namun pada saat itu setelah
berkomunikasi dengan Saksi RAGA melalui telepon Saksi WEDHA tetap berencana untuk
melanjutkan rencana pembunuhan dan meminta bantuan Terdakwa untuk mencarikan atau
membelikan senpi
- Bahwa pada saat itu Terdakwa menanggapi dengan kata-kata “ok mana uang 5 juta akan saya
carikan.”
- Bahwa Saksi RAGA lalu mentransfer uang sebesar Rp. 2.400.000,- ke rekening Saksi WEDHA
- Bahwa setelah itu Saksi WEDHA dan Terdakwa sama-sama keluar dari kamar hotel untuk
membeli senjata kejut di sebuah toko yang terletak di Kosambi Bandung. Saat itu Terdakwa
menunggu di mobil sedangkan Saksi WEDHA turun untuk membeli alat tersebut namun ketika
Saksi WEDHA sudah berada di toko Saksi WEDHA memanggil Terdakwa untuk meminta
pertimbangan mengenai senjata yang akan dibelinya. Setelah berhasil membeli senjata kejut
Terdakwa dan Saksi WEDHA kembali ke hotel Pondok Kurnia.Tidak lama kemudian Saksi
RAGA datang dengan mengendarai sepeda motor dan membawa sebuah ransel
- Bahwa pada sore hari menjelang maghrib Terdakwa dibonceng oleh Saksi WEDHA dengan
menggunakan sepeda motor milik Saksi RAGA untuk melakukan survey ke rumah Korban yang
terletak di Jalan Batu Indah. Setelah ditunjukkan rumah Korban kemudian Terdakwa bersama
Saksi WEDHA kembali ke hotel Pondok Kurnia.
- Bahwa sesaat sebelum tidur Saksi WEDHA menyampaikan jika besok Terdakwa bersama Saksi
RAGA akan ke rumah Korban dan Terdakwa disuruh mengaku sebagai team survey dari Bank
Mega untuk menanyakan apakah benar rumah Korban akan di KPR kan.
- Bahwa keesokan harinya yakni hari Rabu tanggal 02 April 2014 kurang lebih jam 09.00 Wib
Saksi RAGA datang kembali ke kamar hotel tempat Terdakwa dan Saksi WEDHA menginap.
Sebelum berangkat ke rumah Korban, Terdakwa mendapatkan arahan atau perintah dari Saksi
RAGA dengan mengatakan “Om, nanti harus ingat om itu mengaku team survey dari Bank Mega.

51
Pada saat di ruang tamu Korban jangan diapa-apakan dulu tapi hanya berpura-pura photo-photo
saja dengan menggunakan kamera handphone dan pada saat Korban berada di lantai 2 dan sedang
lengah diajak berbicara oleh saya baru Korban disetrum dari belakang di bagian lehernya dengan
menggunakan senjata kejut.” Saksi RAGA lalu berkata kembali “sudah jelas om?” yang dijawab
oleh Terdakwa “sudah.” Selanjutnya Saksi RAGA lalu menelepon Korban untuk memastikan
Korban berada di rumah dan ternyata Korban baru akan berada di rumahnya setelah jam 11.00
Wib dan setelah jam 11.00 Wib Saksi RAGA menelepon kembali Korban dan pada saat itu
Korban sudah berada di rumah.
- Bahwa setelah mendapat kepastian jika Korban sudah berada di rumahnya, saat itu juga Terdakwa
menyelipkan alat yang akan digunakan untuk membunuh Korban yakni berupa alat setrum (alat
kejut) yang Terdakwa beli bersama Saksi WEDHA di Kosambi sehari sebelumnya kemudian
berangkat menuju ke rumah Korban bersama-sama dengan Saksi RAGA dan Saksi WEDHA
dengan menggunakan mobil sedan Peageot warna hitam yang dibawa oleh Saksi WEDHA. Begitu
sampai di rumah Korban ternyata pada saat itu Korban H. Didi sudah menunggu di ruang tamu
dan pada saat itu Saksi RAGA memperkenalkan Terdakwa sebagai pegawai Bank Mega yang
akan mensurvey rumah milik Korban dan pada saat itu Terdakwa mengiyakannya. Terdakwa lalu
diperintahkan oleh Saksi RAGA untuk memphoto-photo rumah Korban dengan menggunakan
kamera handphone milik Terdakwa.
- Bahwa setelah melihat Korban, Terdakwa merasa tidak sanggup untuk membunuh Korban hingga
akhirnya merendam alat setrum yang dibawanya di kamar mandi dengan maksud agar alatnya
rusak dan rencana pembunuhan tidak jadi terlaksana
- Bahwa Setelah keluar dari kamar mandi, ternyata Korban H. Didi sudah berada di tangga menuju
lantai atas bersama Saksi RAGA Dan Saksi WEDHA yang langsung diikuti oleh Terdakwa sambil
berbisik “nanti kalau tembakan saya gagal kalian saja yang memukulinya” yang langsung
disambut dengan anggukan kepala oleh Saksi RAGA Dan Saksi WEDHA. Sesampainya di lantai
atas tepatnya ketika berada di dalam kamar depan, Terdakwa lalu menembak Korban H. Didi
dengan menggunakan alat setrum yang sudah dipersiapkan.
- Bahwa karena sebelumnya alat setrum tersebut sudah direndam di dalam air oleh Terdakwa di
kamar mandi maka alatnya menjadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga hanya
mengeluarkan suara ledakan dan serpihan pengantar listriknya mengenai Korban H. Didi. Pada
saat itu Korban bertanya “ada apa ini?” yang langsung ditimpali oleh Saksi RAGA “om ini ada
apa?”. Terdakwa lalu menghampiri Korban H. Didi sambil meminta maaf dengan alasan salah
sasaran karena maksudnya mau menembak Saksi RAGA.
- Bahwa Terdakwa selanjutnya mengajak Saksi Raga dan Saksi WEDHA untuk keluar dari rumah
Korban dan mengatakan jika dirinya tidak mau membunuh Korban karena tidak mampu. Namun
Saksi RAGA yang terlanjur berhasrat untuk memiliki rumah Korban bersikeras untuk tetap
melanjutkan rencana pembunuhan dan menyuruh Terdakwa untuk mencari senjata api dan
eksekutor yang akan melakukan pembunuhan terhadap Korban.
- Bahwa setelah usaha pembunuhan pertama gagal karena Terdakwa tidak mampu, Saksi RAGA
terus menghubungi Saksi WEDHA dan mengingatkan agar Terdakwa segera mencari eksekutor
untuk membunuh Korban.
- Bahwa pada suatu malam di awal bulan April 2014 sekira jam 24.00 Wib, Saksi WEDHA dan
Terdakwa menemui Saksi RAGA di rumahnya dan menyanggupi untuk mencari eksekutor dengan
syarat ada uang operasional.
- Bahwa karena saat itu Saksi RAGA sedang tidak mempunyai uang maka Saksi RAGA
menyerahkan 1 (satu) buah handphone blackberry Q10 miliknya kepada Saksi WEDHA untuk
dijual.
- Bahwa Keesokan harinya Saksi WEDHA menyerahkan uang kepada Terdakwa sebesar Rp.
3.000.000,- (tiga juta rupiah) sebagai uang hasil penjualan handphone milik Saksi RAGA untuk
digunakan sebagai biaya penjemputan eksekutor yang akan melakukan pembunuhan terhadap
Korban.
- Bahwa pada tanggal 04 April 2014 Terdakwa bersama Saksi WEDHA lalu berangkat ke Jakarta
dengan tujuan untuk mencari eksekutor sekaligus hendak menggadaikan mobil Peugeot milik
Saksi WEDHA untuk digunakan membayar hutang kepada bos Terdakwa
- Bahwa pada tanggal 05 April 2014 sekira jam 17.00 wib Terdakwa mengajak Saksi WEDHA ke
parkiran monas.
- Di parkiran monas Terdakwa memanggil Saksi SAIMUDDIN yang memang bekerja sebagai juru
parkir selanjutnya Terdakwa memperkenalkan Saksi SAIMUDDIN dengan Saksi WEDHA
- Bahwa saat itu Terdakwa mengatakan kepada Saksi SAIMUDDIN bahwa Saksi WEDHA adalah
bosnya yang sedang mencari orang untuk melakukan pekerjaan di Bandung selanjutnya Terdakwa
dan Saksi WEDHA menawarkan pekerjaan tersebut kepada Saksi SAIMUDDIN dengan syarat
Saksi SAIMUDDIN harus mencari 1 (satu) orang lagi teman dan harus datang ke Bandung karena
pekerjaannya harus dilakukan di Bandung
- Bahwa Saksi SAIMUDDIN kemudian menyanggupi syarat yang diajukan Saksi WEDHA tersebut
dan selanjutnya mengajak dan menawarkan pekerjaan tersebut kepada Saksi DEDI MURDANI

52
- Bahwa selanjutnya pada tanggal 10 April 2014 sekira jam 07.00 Wib, Terdakwa, Saksi
SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI berangkat ke Bandung dengan menggunakan travel
baraya selanjutnya sesampainya di Bandung dilanjutkan dengan menggunakan taxi menuju hotel
Pondok Kurnia di Jalan Cijagra.
- Bahwa sesampainya di Hotel Pondok Kurnia sudah ada Saksi WEDHA menunggu di kamar
Nomor 12
- Bahwa di dalam kamar Saksi WEDHA dan Terdakwa baru menjelaskan kepada Saksi
SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI jika pekerjaan yang ditawarkan adalah untuk
membunuh Korban sepasang suami istri
- Bahwa saat itu Saksi WEDHA juga mengatakan kepada Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI
MURDANI agar Korban dihabisi secara membabi buta sampai benar-benar mati karena
pembunuhan tersebut sudah direncanakan sejak 4 (empat) bulan sebelumnya sehingga tidak boleh
gagal
- Bahwa karena sedang membutuhkan uang Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI
bersedia untuk melakukan pembunuhan tersebut.
- Bahwa tidak lama kemudian datang Saksi RAGA menggunakan mobil Toyota Avanza Velos
warna putih Nomor D 1207 MNI
- Bahwa selanjutnya di dalam kamar hotel Saksi RAGA memberikan arahan kepada Saksi
SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI mengenai situasi dan kondisi rumah Korban dan agar
menghabisi Korban setelah menunggu kode dari Saksi RAGA
- Bahwa Saksi RAGA juga menyuruh Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI untuk
mengaku sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran rumah
- Bahwa Saksi RAGA memerintahkan Saksi WEDHA untuk membeli meteran di toko besi yang
akan digunakan untuk berpura-pura mengukur rumah Korban
- Bahwa Terdakwa mengeluarkan sebilah pisau belati dari dalam tasnya yang kemudian diberikan
kepada Saksi SAIMUDDIN dan alat kejut diberikan kepada Saksi DEDI MURDANI
- Bahwa Terdakwa juga juga memberikan 1(satu) buah balpoint dan 5 (lima) lembar kertas HVS
kepada Sdr. Saimuddin
- Bahwa alat meteran yang sebelumnya dibeli oleh Saksi WEDHA selanjutnya diberikan kepada
Saksi DEDI MURDANI
- Bahwa setelah senjata tajam dan alat kejut serta perlengkapan untuk berpura-pura melakukan
pengukuran berada dalam penguasaan Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI, Saksi
RAGA lalu mengatakan kepada Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI “tugas kalian
adalah menghabisi mereka berdua.” Untuk korban yang laki-laki Saksi RAGA memerintahkan
agar dihabisi di lantai 2 setelah mendapat kode dari Saksi RAGA yakni saat Saksi RAGA berpura-
pura menerima telepon sambil turun ke lantai bawah.
- Bahwa setelah selesai memberikan arahan Saksi RAGA kemudian menelepon Korban guna
memastikan Korban berada di rumah
- Bahwa Terdakwa bersama-sama dengan Saksi WEDHA, Saksi RAGA, Saksi SAIMUDDIN dan
Saksi DEDI MURDANI selanjutnya berangkat ke rumah Korban dengan menggunakan mobil
Toyota Avanza Veloz milik Saksi RAGA
- Bahwa Di dalam mobil Saksi RAGA kembali menegaskan agar Saksi SAIMUDDIN dan Saksi
DEDI MURDANI berpura-pura sebagai karyawan Bank Mega yang hendak mengukur rumah dan
untuk menghabisi Korban agar menunggu kode dari Saksi RAGA.
- Sesampainya di depan rumah Korban, Saksi RAGA turun seorang diri terlebih dahulu dari mobil
dan masuk ke dalam rumah Korban sedangkan Saksi WEDHA, Terdakwa, Saksi SAIMUDDIN
dan Saksi DEDI MURDANI berputar-putar keliling komplek dengan menggunakan mobil.
- Bahwa 15 (lima belas menit) kemudian Saksi RAGA memberi kabar kepada Saksi WEDHA agar
Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI diantarkan ke rumah Korban. Kira-kira 20 (dua
puluh) meter sebelum rumah Korban, mobil dihentikan selanjutnya Saksi SAIMUDDIN dan Saksi
DEDI MURDANI turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumah Korban dengan mengaku sebagai
petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran sedangkan Terdakwa dan Saksi
WEDHA tetap menunggu di dalam mobil yang diparkirkan di depan masjid yang berjarak sekitar
50 (lima puluh) meter dari rumah Korban dengan tujuan untuk memantau situasi sekitar sehingga
apabila ada orang lain yang hendak masuk ke dalam rumah Korban Saksi WEDHA dapat
secepatnya memberitahu Saksi RAGA.
- Bahwa selanjutnya Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI masuk ke rumah Korban
dan memperkenalkan diri sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran
rumah
- Bahwa Korban kemudian mengajak Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI serta Saksi
RAGA ke lantai atas rumah Korban untuk melakukan pengukuran
- Bahwa sesampainya di lantai atas Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI berpura-pura
melakukan pengukuran sambil menunggu kode dari Saksi RAGA dan ketika Saksi RAGA
berpura-pura menerima telepon maka selanjutnya Saksi DEDI MURDANI langsung memukul
kepala Korban H. Didi dengan menggunakan kepalan tangan kanan hingga Korban H. Didi jatuh
tersungkur selanjutnya menyetrum korban dengan menggunakan alat setrum pada bagian leher

53
sebelah kiri juga dengan menggunakan tangan kanan. Setelah itu Saksi SAIMUDDIN
menusukkan pisau belati ke arah perut Korban H. Didi dan Korban H. Didi mencoba untuk lari
namun berhasil dikejar oleh Saksi SAIMUDDIN yang langsung menusuk Korban H. Didi berkali-
kali di bagian perut hingga Korban H. Didi jatuh ke lantai sambil berteriak “Raga tolong saya”
namun Saksi RAGA yang saat itu berada di belakang Saksi SAIMUDDIN tepatnya di samping
meja bilyard diam saja menyaksikan kekejaman tersebut. Saksi DEDI MURDANI lalu
mengambil pisau belati dari tangan Saksi SAIMUDDIN dan menusukkannya kembali ke arah
leher Korban H. Didi hingga Korban H. Didi meninggal di samping meja bilyard.
- Bahwa karena mendengar ribut-ribut di lantai atas, Korban Hj. Anita berteriak dari lantai
bawah“ada apa pak” sambil bergegas naik ke lantai atas. Namun sebelum sampai di lantai atas,
Saksi DEDI MURDANI langsung menghampiri Korban Hj. Anita di pertengahan tangga dan
langsung memukul muka Korban Hj. Anita dengan menggunakan tangan kanan sebanyak 1 (satu)
kali hingga Korban Hj. Anita tersungkur sedangkan Saksi SAIMUDDIN membungkan mulut
Korban Hj. Anita namun Hj. Anita melawan dengan menggigit kuku jempol kiri Saksi
SAIMUDDIN hingga patah. Selanjutnya Saksi DEDI MURDANI menusukkan pisau belati ke
arah perut dan dada Korban Hj. Anita berulang kali hingga Korban Hj. Anita meninggal dunia di
tangga
- Bahwa selanjutnya Saksi RAGA, Saksi WEDHA dan Terdakwa membereskan mayat Korban
dengan cara mengangkat mayat Korban untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil Nissan Grand
Livina warna abu-abu metalik nopol D-68-PD milik Korban setelah sebelumnya mobil
dimasukkan ke dalam garasi oleh Saksi WEDHA dan jok bagian belakang mobil dilipat kemudian
dialasi dengan seprai berwarna biru hijau oleh Saksi RAGA.
- Bahwa Mayat Korban yang berlumuran darah kemudian ditutupi dengan menggunakan bed cover
warna putih dan biru dongker, bed cover warna merah muda serta selimut warna merah yang
diambil dari kamar Korban oleh Terdakwa.
- Bahwa setelah mayat Korban berada di dalam mobil, Saksi RAGA lalu membersihkan bercak
darah yang menetes di lantai dengan menggunakan lap pel. Mayat Korban tersebut lalu diangkut
dan dibawa dengan menggunakan mobil Nissan Grand Livina warna abu-abu metalik dan
selanjutnya dibuang di semak-semak di daerah Cikendal, Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten.
- Bahwa Setelah selesai membuang mayat korban, Sdr. Dedi Murdani membuang barang bukti
yang digunakan untuk membunuh Korban yakni pisau belati dan alat setrum dengan cara
dilempar ke semak-semak di pinggir jalan arah Pandenglang menuju ke Jakarta.
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 008/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014
yang dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum
(RSU) Kabupaten Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis
Forensik menyatakan bahwa pada tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan
luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An. Didi Harsuandi, Umur 59 Tahun,
dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat laki-laki ini yang menurut keterangan berusia lima puluh sembilan
tahun, ditemukan luka terbuka pada kepala, pelipis, pipi, telinga, leher, dada, perut dan
tangan akibat kekerasan tajam. Ditemukan juga luka lecet pada batang hidung, pipi, leher,
dada, memar pada dada serta patah tulang pada tulang batang hidung akibat kekerasan
tumpul. Luka terbuka pada tangan kanan dan tangan kiri terdapat persesuaian dengan suatu
sifat dan pola luka tangkis. Pada pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah pada kulit
kepala bagian dalam, kulit leher bagian dalam, otot leher, otot dada dan otot perut.
Ditemukan juga terbelahnya tulang dada dengan tepi rata, lubang dengan tepi rata pada
permukaan kandung jantung, jantung dan usus besar. Selanjutnya ditemukan perdarahan
sebanyak enam ratus delapan puluh mililiter di dalam rongga dada kiri dan lima puluh
milimiter di dalam kandung jantung. Sebab mati orang ini akibat luka tusuk pada dada kiri
yang mengenai jantung dan mengakibatkan perdarahan. Perkiraan saat kematian kurang dari
dua puluh empat jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 009/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014
yang dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum
(RSU) Kabupaten Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis
Forensik menyatakan bahwa pada tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan
luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An. Anita Angraeni, Umur 51 Tahun,
dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat perempuan ini yang menurut keterangan berusia lima puluh
sembilan tahun, ditemukan luka terbuka leher, dada, perut, lengan dan jari tangan akibat
kekerasan tajam. Luka pada jari tangan kanan terdapat persesuaian dengan sifat dan pola
luka tangkis. Ditemukan juga luka lecet pelipis, pipi, kelopak mata bawah, dagu, leher dan
perut, memar pada dahi, pelipis, daun telinga, dagu, bahu, lengan, telapak tangan, punggung
tangan , tungkai bawah dan punggung belakang, bengkak pada kepala dan dagu serta patah

54
tulang pada tulang selangka dan tulang lengan atas kanan akibat kekerasan tumpul. Pada
pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah pada kulit bagian dalam leher sisi kiri, otot
leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, otot dada sisi kanan, sela iga ke lima sisi kanan, dinding
perut kanan dan kiri serta dinding perut belakang. Ditemukan juga lubang dengan tepi rata
pada paru bagian tengah, empat lubang dengan tepi rata pada hati dan lubang dengan tepi
rata pada ginjal kanan. Selanjutnya ditemukan perdarahan di dalam rongga dada sebanyak
dua ratus tiga puluh milimiter dan di dalam rongga perut sebanyak seratus milimiter. Sebab
mati orang ini akibat luka tusuk pada dada dan perut yang mengenai organ paru. Perkiraan
saat ini kematian kurang dari dua puluh empat jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
Dengan demikian, unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.4. Unsur Merampas Nyawa Orang Lain

S.R. Sianturi, SH dalam bukunya Tindak Pidana di KUHP berikut uraiannya hal. 486-487 menyebutkan :
“Merampas nyawa orang lain sebagaimana dimaksud dalam delik pembunuhan (ex. Pasal 338-340
KUHP) bisa mencakup berbagai macam cara, misalnya memukul, menendang kemaluan, menusuk,
menyembelih, menembak, menyetrum dengan aliran listrik, menggantung, mencekik, meracun,
menenggelamkan, menjatuhkan dari suatu ketinggian, diikat/dikurung dengan tidak diberi makan
sampai mati, dan lain sebagainya. Tindakan merampas nyawa orang lain dalam Pasal 340 KUHP harus
merupakan sesuatu yang terjadi setelah dipikir-pikir, ditimbang-timbang untung ruginya dan cara-cara
pelaksanaannya dengan waktu yang cukup. Karena Pasal 340 KUHP ini termasuk dalam kategori delik
materiil maka matinya orang itu haruslah benar-benar terjadi.”

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan diketahui :


- Bahwa pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 jam 10.00 Wib, Saksi RAGA bertemu dengan
Saksi WEDHA, Terdakwa, Saksi DEDI MURDANI dan Saksi SAIMUDDIN di penginapan
Pondok Kurnia Jalan Cijagra Kota Bandung. Di penginapan, Saksi RAGAlalu menelepon Korban
H. Didi dan menanyakan apakah Korban ada di rumah yang dijawab oleh Korban H. Didi bahwa
dirinya sedang terapi diluar rumah dan baru akan pulang sekira jam 11.00 Wib
- Bahwa selanjutnya Terdakwa bersama-sama dengan Saksi WEDHA, Saksi RAGA, Saksi
SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI selanjutnya berangkat ke rumah Korban dengan
menggunakan mobil Toyota Avanza Veloz warna putih Nopol D 1207 MNI milik Saksi RAGA
- Bahwa Di dalam mobil Saksi RAGA kembali menegaskan agar Saksi SAIMUDDIN dan Saksi
DEDI MURDANI berpura-pura sebagai karyawan Bank Mega yang hendak mengukur rumah dan
untuk menghabisi Korban agar menunggu kode dari Saksi RAGA.
- Sesampainya di depan rumah Korban, Saksi RAGA turun seorang diri terlebih dahulu dari mobil
dan masuk ke dalam rumah Korban sedangkan Saksi WEDHA, Terdakwa, Saksi SAIMUDDIN
dan Saksi DEDI MURDANI berputar-putar keliling komplek dengan menggunakan mobil.
- Bahwa 15 (lima belas menit) kemudian Saksi RAGA memberi kabar kepada Saksi WEDHA agar
Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI diantarkan ke rumah Korban. Kira-kira 20 (dua
puluh) meter sebelum rumah Korban, mobil dihentikan selanjutnya Saksi SAIMUDDIN dan Saksi
DEDI MURDANI turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumah Korban dengan mengaku sebagai
petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran sedangkan Terdakwa dan Saksi
WEDHA tetap menunggu di dalam mobil yang diparkirkan di depan masjid yang berjarak sekitar
50 (lima puluh) meter dari rumah Korban dengan tujuan untuk memantau situasi sekitar sehingga
apabila ada orang lain yang hendak masuk ke dalam rumah Korban Saksi WEDHA dapat
secepatnya memberitahu Saksi RAGA.
- Bahwa selanjutnya Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI masuk ke rumah Korban
dan memperkenalkan diri sebagai petugas dari Bank Mega yang akan melakukan pengukuran
rumah
- Bahwa Korban kemudian mengajak Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI serta Saksi
RAGA ke lantai atas rumah Korban untuk melakukan pengukuran
- Bahwa sesampainya di lantai atas Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI berpura-pura
melakukan pengukuran sambil menunggu kode dari Saksi RAGA dan ketika Saksi RAGA
berpura-pura menerima telepon maka selanjutnya Saksi DEDI MURDANI langsung memukul
kepala Korban H. Didi dengan menggunakan kepalan tangan kanan hingga Korban H. Didi jatuh
tersungkur selanjutnya menyetrum korban dengan menggunakan alat setrum pada bagian leher
sebelah kiri juga dengan menggunakan tangan kanan. Setelah itu Saksi SAIMUDDIN
menusukkan pisau belati ke arah perut Korban H. Didi dan Korban H. Didi mencoba untuk lari
namun berhasil dikejar oleh Saksi SAIMUDDIN yang langsung menusuk Korban H. Didi berkali-
kali di bagian perut hingga Korban H. Didi jatuh ke lantai sambil berteriak “Raga tolong saya”
namun Saksi RAGA yang saat itu berada di belakang Saksi SAIMUDDIN tepatnya di samping
meja bilyard diam saja menyaksikan kekejaman tersebut. Saksi DEDI MURDANI lalu
mengambil pisau belati dari tangan Saksi SAIMUDDIN dan menusukkannya kembali ke arah
leher Korban H. Didi hingga Korban H. Didi meninggal di samping meja bilyard.
55
- Bahwa karena mendengar ribut-ribut di lantai atas, Korban Hj. Anita berteriak dari lantai
bawah“ada apa pak” sambil bergegas naik ke lantai atas. Namun sebelum sampai di lantai atas,
Saksi DEDI MURDANI langsung menghampiri Korban Hj. Anita di pertengahan tangga dan
langsung memukul muka Korban Hj. Anita dengan menggunakan tangan kanan sebanyak 1 (satu)
kali hingga Korban Hj. Anita tersungkur sedangkan Saksi SAIMUDDIN membungkan mulut
Korban Hj. Anita namun Hj. Anita melawan dengan menggigit kuku jempol kiri Saksi
SAIMUDDIN hingga patah. Selanjutnya Saksi DEDI MURDANI menusukkan pisau belati ke
arah perut dan dada Korban Hj. Anita berulang kali hingga Korban Hj. Anita meninggal dunia di
tangga
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 008/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014
yang dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum
(RSU) Kabupaten Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis
Forensik menyatakan bahwa pada tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan
luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An. Didi Harsuandi, Umur 59 Tahun,
dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat laki-laki ini yang menurut keterangan berusia lima puluh sembilan
tahun, ditemukan luka terbuka pada kepala, pelipis, pipi, telinga, leher, dada, perut dan
tangan akibat kekerasan tajam. Ditemukan juga luka lecet pada batang hidung, pipi, leher,
dada, memar pada dada serta patah tulang pada tulang batang hidung akibat kekerasan
tumpul. Luka terbuka pada tangan kanan dan tangan kiri terdapat persesuaian dengan suatu
sifat dan pola luka tangkis. Pada pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah pada kulit
kepala bagian dalam, kulit leher bagian dalam, otot leher, otot dada dan otot perut.
Ditemukan juga terbelahnya tulang dada dengan tepi rata, lubang dengan tepi rata pada
permukaan kandung jantung, jantung dan usus besar. Selanjutnya ditemukan perdarahan
sebanyak enam ratus delapan puluh mililiter di dalam rongga dada kiri dan lima puluh
milimiter di dalam kandung jantung. Sebab mati orang ini akibat luka tusuk pada dada kiri
yang mengenai jantung dan mengakibatkan perdarahan. Perkiraan saat kematian kurang dari
dua puluh empat jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor : 009/KEDFOR/IV/2014 tanggal 28 April 2014
yang dikeluarkan oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud Rumah Sakit Umum
(RSU) Kabupaten Serang dan ditandatangani oleh dr. Budi Suhendar Sp.F, DFM Dokter Spesialis
Forensik menyatakan bahwa pada tanggal 11 April 2014 jam 11.20 Wib bertempat di Instalasi
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Blud RSU Kabupaten Serang telah dilakukan pemeriksaan
luar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam jenazah An. Anita Angraeni, Umur 51 Tahun,
dengan kesimpulan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
Pada pemeriksaan mayat perempuan ini yang menurut keterangan berusia lima puluh
sembilan tahun, ditemukan luka terbuka leher, dada, perut, lengan dan jari tangan akibat
kekerasan tajam. Luka pada jari tangan kanan terdapat persesuaian dengan sifat dan pola
luka tangkis. Ditemukan juga luka lecet pelipis, pipi, kelopak mata bawah, dagu, leher dan
perut, memar pada dahi, pelipis, daun telinga, dagu, bahu, lengan, telapak tangan, punggung
tangan , tungkai bawah dan punggung belakang, bengkak pada kepala dan dagu serta patah
tulang pada tulang selangka dan tulang lengan atas kanan akibat kekerasan tumpul. Pada
pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah pada kulit bagian dalam leher sisi kiri, otot
leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, otot dada sisi kanan, sela iga ke lima sisi kanan, dinding
perut kanan dan kiri serta dinding perut belakang. Ditemukan juga lubang dengan tepi rata
pada paru bagian tengah, empat lubang dengan tepi rata pada hati dan lubang dengan tepi
rata pada ginjal kanan. Selanjutnya ditemukan perdarahan di dalam rongga dada sebanyak
dua ratus tiga puluh milimiter dan di dalam rongga perut sebanyak seratus milimiter. Sebab
mati orang ini akibat luka tusuk pada dada dan perut yang mengenai organ paru. Perkiraan
saat ini kematian kurang dari dua puluh empat jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
Dengan demikian, unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.5. Unsur Yang Dilakukan Bersama-sama baik sebagai Yang Melakukan, Menyuruh Melakukan maupun
Turut Serta Melakukan

Bahwa Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP menyatakan ”…..dihukum sebagai orang yang melakukan peristiwa
pidana yaitu orang yang melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan perbuatan itu”
Bahwa yang disebut orang yang melakukan (pleger) adalah seorang yang sendirian telah berbuat
mewujudkan segala anasir atau elemen dari tindak pidana.
Bahwa yang disebut orang yang melakukan (doen plegen) sedikitnya harus ada dua orang yaitu yang
melakukan atau disuruh melakukan (pleger) dan yang menyuruh melakukan (doen plegen). Jadi bukan
orang itu sendiri yang melakukan tindak pidana akan tetap ia juga menyuruh orang lain, meskipun
demikian ia juga dipandang dan dihukum sebagai orang yang melakukan sendiri tindak pidana.

56
Bahwa yang disebut dengan orang yang turut serta melakukan (medepleger) adalah bahwa sedikitnya
harus ada dua orang yang melakukan yaitu yang melakukan atau disuruh melakukan (pleger) dan yang
menyuruh melakukan (doen plegen) dimana keduanya semuanya melakukan perbuatan pelaksanaan,
jadi melakukan anasir atau elemen dari tindak pidana itu.
Bahwa baik orang yang melakukan (pleger) maupun orang yang menyuruh lakukan (doen plegen) serta
orang yang turut melakukan (medepleger) sebagaimana telah diuraikan merupakan subyek hukum dari
peristiwa pidana.
Bahwa menurut doktrin maupun Yurisprudensi Hukum Pidana, inti pokok dalam Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP
adalah :
“adanya kerja sama yang erat antara mereka, karena itu untuk dapat menentukan apakah ada turut
serta melakukan atau tidak, tidak melihat perbuatan masing-masing peserta satu-persatu dan berdiri
sendiri, terlepas dari hubungannya dengan perbuatan-perbuatan peserta lainnya, melainkan melihat
perbuatan masing-masing peserta itu dalam hubungan dan sebagai satu kesatuan dengan perbuatan
peserta-peserta lainnya” (Prof. Mr. ROESLAN SALEH, “KUHP dengan penjelasannya”, Aksara Baru
Jakarta 1987, Hal. 98, Arrest Hoge Raad, 29 Juni 1936, HR 9 Juni 1941, HR 9 Pebruari 1914).

Menurut Prof. SATOCHID KARTANEGARA, SH., dalam bukunya “Hukum Pidana Kumpulan Kuliah
Bagian Dua” menyebutkan :
Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP sebagai ajaran “deelneming” yang terdapat pada suatu strafbaarfeit atau
delict, apabila dalam suatu delict tersangkut beberapa orang atau lebih dari seorang, dalam hal ini
harus dipahami bagaimanakah “hubungan” tiap peserta itu terhadap delict. Karena hubungan ini
adalah bermacam-macam, hubungan ini berbentuk :
a. beberapa orang bersama-sama melakukan suatu delict;
b. mungkin hanya seorang saja yang mempunyai kehendak dan merencanakan delict, akan
tetapi delict tersebut tidak dilakukan sendiri, tetapi ia menggunakan orang lain untuk
melakukan delict tersebut;
c. dapat juga terjadi bahwa seseorang saja yang melakukan delict, sedang orang lain
membantu orang itu dalam melaksanakan delict.
Sementara deelneming menurut sifatnya dapat dibagi 2 (dua), yaitu:
a. Bentuk deelneming yang berdiri sendiri yang artinya pertanggungjawaban dari tiap-tiap
peserta dihargai sendiri-sendiri;
b. Bentuk deelneming yang tidak berdiri sendiri atau accessoire deelneming, yaitu
pertanggungjawaban dari peserta yang satu digantungkan pada perbuatan peserta yang
lain maksudnya apabila oleh peserta yang lain melakukan sesuatu perbuatan yang dapat
dihukum, maka peserta yang satu juga dapat dihukum.

Bahwa perbuatan terdakwa yang kami dakwakan dilakukan adalah termasuk dalam butir a, yaitu beberapa
orang bersama-sama melakukan suatu delict. Menurut hukum pidana yang dimaksud dengan “bersama-sama”
adalah adanya kerja sama yang disadari dari masing-masing pelaku delict (bewijste samen lerking). Suatu
kerja sama secara sadar berarti bahwa setiap pelaku peserta menyadari tindakan dari para pelaku peserta
lainnya dan tidak disyaratkan apakah sudah ada kesepakatan jauh sebelumnya, tidak perlu adanya suatu
“perundingan” untuk merencanakan tindak pidana sebelumnya. Walaupun kesepakatan itu baru terjadi dekat
sebelum atau bahkan pada saat tindak pidana itu dilakukan, sudah termasuk sebagai kerjasama secara sadar.

Menurut Prof. Dr. LOEBBY LOQMAN, SH., dalam bukunya “Percobaan, Penyertaan dan Gabungan Tindak
Pidana” Halaman 69 menjelaskan :
“bahwa berdasarkan pendapat Hoge Raad dan Putusan Mahkamah Agung tanggal 26 Juni 1971
Nomor 15/k/Kr/1970 menganut bahwa “tidak perlu semua peserta dalam penyertaan yang berbentuk
ikut serta harus memenuhi semua unsur tindak pidana yang dilakukan”.

S.R Sianturi dalam bukunya Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya hal. 332-341
menyebutkan bahwa :
Menurut ketentuan pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, yang dapat dipidana sebagai petindak ditentukan ada
3 golongan, yaitu :
1. Mereka yang melakukan suatu tindakan;
2. Mereka yang menyuruh melakukan suatu tindakan; dan
3. Mereka yang turut serta melakukan suatu tindakan
Menurut pandangan Hoge Raad, turut serta melakukan (pelaku peserta / made plegen) dapat terjadi
dalam berbagai bentuk :
1. Setiap orang yang bersama-sama mengerjakan secara sempurna suatu tindak pidana
2. Jika A mengerjakan secara sempurna suatu tindak pidana sebagaimana dirumuskan dalam
UU, sedangkan peserta lainnya hanya mengerjakan sebagian saja.
3. Tindakan pelaksanaan dari seseorang peserta walaupun tidak memenuhi semua unsur-unsur
dari tindak pidana
Untuk bentuk turut serta melakukan ini disyaratkan adanya :

57
1. Kerjasama secara sadar, berarti bahwa setiap pelaku peserta saling mengetahui dan
menyadari tindakan dari para pelaku peserta lainnya. Tidak dipersyaratkan apakah telah
ada kesepakatan jauh sebelumnya. Walaupun kesepakatan intu baru terjadi dekat sebelum
atau bahkan pada saat tindak pidana itu dilakukan, namun sudah termasuk sebagai
kerjasama secara sadar.
2. Kerjasama secara langsung, berarti bahwa perwujudan dari tindak pidana itu adalah
secara langsung sebagai akibat dari tindakan para pelaku peserta itu,tidak menjadi soal
siapakah di antara mereka yang menyempurnakan perwujudan tindak pidana itu. Pokoknya
tindak pidana telah terjadi dan masing-masing pelaku peserta secara langsung turut ambil
bagian (Arrest HR 28 Agustus 1933)

Kesimpulan-kesimpulan di atas tercermin dari keputusan Hoge Raad yang menyatakan:


“walaupun pada seseorang (yang sudah turut melakukan tindakan pelaksanaan) tiada memenuhi
unsur keadaan pribadi dari pelaku tetapi di dalam bekerjasama ia mengetahui adanya keadaan
pribadi tersebut dengan pelaku lain dengan siapa ia bekerjasama, maka orang itu adalah pelaku
peserta (Arrest HR 21 Juni 1926). Hal tersebut kemudian dikuatkan kembali dengan Arrset Hoge
Raad Tanggal 09 Juni 1941 yang intinya menyatakan bahwa pada para pelaku peserta itu secara
sendiri-sendiri tidak disyaratkan harus selalu memenuhi semua unsur-unsur tindak pidana dalam
tindakan pelaksanaannya, asal saja mereka masing-masing menyadari bahwa tindakan mereka itu
adalah dalam rangka kerjasama. Tindakan salah seorang dari pelaku peserta adalah tanggung
jawab dari seluruh peserta, walaupun salah seorang dari para peserta itu tidak turut
melakukannya.”

Prof. Dr. Jur. Andi Hamzah, S.H. dalam bukunya Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan
perkembangannya hal. 494 menyebutkan :
Ketentuan tentang penyertaan dalam KUHP merupakan dasar perluasan pemidanaan orang-orang
yang terlibat dalam perwujudan delik. Dengan adanya penyertaan, maka keberlakuan ketentuan-
ketentuan pidana diperluas sebab orang-orang yang tidak memenuhi seluruh isi delik juga dapat
dipidana.
Selanjutnya hal. 500 menyebutkan :
Menurut Clark and Marshall, jika beberapa orang betul-betul melakukan beberapa perbuatan yang
mengandung suatu bagian kejahatan itu dengan satu tujuan yang sama, maka semuanya bersalah
sebagai principal (peserta utama), walaupun ia tidak hadir ketika yang lain melaksanakan bagiannya.
Selanjutnya hal 570 menyebutkan:
Bahwa definisi batasan para pelaku peserta (medeplegers) ialah dua atau lebih orang bekerja sama
secara sadar dan bersama-sama melakukan perbuatan-perbuatan yang secara keseluruhan
mewujudkan delik ataupun sesuai dengan kesepakatan pembagian peran, seorang melakukan perbuatan
pelaksanaan sedangkan kawan berbuatnya melakukan perbuatan yang sangat penting bagi terwujudnya
delik.

Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 22 Desember 1995
No.1/1995/M.Pid menguraikan tentang pengertian turut serta tersebut pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa terdakwa adalah medepleger (kawan peserta) dari kejahatan yang didakwakan, dapat
disimpulkan dari peristiwa yang menggambarkan bahwa terdakwa dengan saksi bekerja bersama-
sama dengan sadar dan erat untuk melaksanakan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;
- Bahwa selaku medepleger (kawan peserta lain) dalam tindak pidana yang didakwakan kepada
terdakwa tidak perlu bahwa terdakwa melakukan sendiri perbuatan pelaksanaan tindak pidana;
- Bahwa seorang kawan peserta yang turut melakukan tindak pidana tidak usah memenuhi segala
unsur yang oleh Undang-Undang dirumuskan untuk tindak pidana itu (Majalah Hukum No. 5
sampai 6 tahun 1956 halaman 45 sampai 78)

Arrest Hoge Raad, 17 Mei 1943, turut serta melakukan adalah :


“Apabila para peserta secara langsung telah bekerjasama untuk melaksanakan rencananya dan
kerjasama itu adalah demikian lengkap dan sempurnanya, tidak terjadi persoalan, siapa diantara
mereka yang kemudian telah menyelesaikan kejahatannya itu”.

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan diketahui :


- Bahwa pembunuhan terhadap Korban sudah direncanakan terlebih dahulu oleh Saksi RAGA dan
Saksi WEDA saat keduanya bertemu di Indomaret buah batu pada tanggal 27 Maret 2014 dengan
maksud hendak menguasai rumah milik Korban dan mengosongkannya serta mengambil sertifikat
hak milik atas rumah tersebut agar dapat dijadikan sebagai jaminan pinjaman kepada orang lain
- Bahwa sebagai kelanjutan dari pertemuan tersebut, Saksi WEDHA kemudian mengenalkan
Terdakwa kepada Saksi RAGA yang disebut Saksi WEDHA sebagai orang yang dapat melakukan
pembunuhan terhadap Korban
- Bahwa Terdakwa selanjutnya mendatangi Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI MURDANI dan
menawarkan mereka berdua untuk untuk melakukan pembunuhan terhadap Korban dengan upah
masing-masing sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
58
- Bahwa dalam melakukan pembunuhan terhadap Korban, Terdakwa bersama-sama dengan Saksi
SAIMUDDIN, Saksi DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, saksi RAGA MULYA Als
RAGA dan saksi WEDHA masing-masing memiliki tugas dan peranan sebagai berikut :
 Saksi DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG berperan sebagai eksekutor atau yang
membunuh korban bersama dengan Saksi SAIMUDDIN dengan cara menyetrum,
memukul dan menusuk korban menggunakan pisau hingga kedua korban meninggal
dunia dan kemudian juga membuang mayat Korban di Banten
 Saksi SAIMUDDIN berperan sebagai eksekutor atau yang membunuh korban bersama
dengan Saksi DEDI MURDANI dengan cara menusuk kedua korban menggunakan pisau
hingga meninggal dunia serta membungkan mulut Hj. Anita ketika Saksi DEDI
MURDANI memukul dan menusuk Korban Hj. Anita dan kemudian juga membuang
mayat Korban di Banten
 Terdakwa TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI berperan mencari dan
menyuruh Saksi SAIMUDDIN dan saksi DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG
untuk membunuh korban, menyediakan alat yang digunakan untuk membunuh Korban
yakni alat setrum dan pisau belati yang kemudian diberikan kepada Saksi SAIMUDDIN
dan Saksi DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, menyiapkan balpoint dan kertas
HVS yang digunakan oleh Saksi SAIMUDDIN dan saksi DEDI MURDANI Als
DANIEL Als EPONG untuk berpura-pura melakukan pengukuran rumah, mengawasi
rumah Korban saat Saksi SAIMUDDIN, saksi DEDI MURDANI Als DANIEL Als
EPONG dan Saksi RAGA MULYA berada di rumah Korban untuk melakukan
pembunuhan, membereskan mayat Korban setelah eksekusi dilakukan dan menutupinya
dengan selimut dan bed cover, setelah itu Terdakwa juga membuang mayat Korban di
Banten bersama Saksi SAIMUDDIN, Saksi DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG
dan Saksi WEDHA
 Saksi RAGA MULYA Als RAGA berperan sebagai otak dan perencana (aktor inteletual)
dalam pembunuhan terhadap Korban, memberikan dana untuk membeli alat yang
digunakan untuk membunuh Korban, memberikan arahan kepada Saksi SAIMUDDIN
dan Saksi DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG mengenai rencana pembunuhan
dilakukan, dimana tempat pembunuhan dilakukan yakni untuk Korban yang laki-laki agar
dihabisi di lantai 2 rumah Korban sedangkan Korban yang perempuan dihabisi di lantai
bawah dengan waktu pelaksanaan menunggu kode dari Saksi, memberikan keterangan
mengenai kondisi dan situasi rumah serta kondisi Korban pasangan suami istri yang
tinggal di rumah tersebut, menghubungi Korban H. Didi guna memastikan Korban berada
di rumah yang menjadi tempat eksekusi dilakukan, memasukkan Saksi SAIMUDDIN dan
dan Saksi DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG ke rumah Korban. Selain itu
Saksi RAGA juga mengkondisikan saat yang tepat untuk melakukan pembunuhan
terhadap Korban dengan memberikan kode kepada Saksi SAIMUDDIN dan Saksi DEDI
MURDANI Als DANIEL Als EPONG, mengawasi saat saksi SAIMUDDIN bersama
saksi DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG melakukan pembunuhan dan juga
mengambil barang berharga milik korban berupa : Hand Phone Merk Nokia E63 warna
putih, Hand Phone Merk Nokia E6300, kalung yang terbuat dari batu giok, jam tangan
(merk saya tidak tahu), mobil Grand Livina, warna Silver No. Pol D-68-PD dan Sertifikat
rumah milik korban, juga membersihkan darah Korban yang berceceran di lantai dengan
lap pel.
 Saksi WEDHA berperan sebagai otak dan perencana (aktor inteletual) dalam
pembunuhan terhadap Korban bersama dengan Saksi RAGA, bersama-sama dengan
Terdakwa TEUKU membeli pisau belati dan alat setrum yang kemudian digunakan
sebagai alat untuk membunuh Korban, bertugas mengemudikan mobil yang digunakan
untuk melakukan pembunuhan dan membuang jasad korban, membeli meteran yang
digunakan untuk berpura-pura melakukan pengukuran, mengawasi rumah Korban
bersama dengan Terdakwa TEUKU saat Saksi SAIMUDDIN, saksi DEDI MURDANI
Als DANIEL Als EPONG dan Saksi RAGA MULYA berada di rumah Korban untuk
melakukan pembunuhan, menyiapkan hotel untuk tempat bertemu dan berkumpulnya
Saksi SAIMUDDIN, saksi DEDI MURDANI Als DANIEL Als EPONG, Saksi RAGA
MULYA dan Terdakwa guna mempersiapkan rencana pembunuhan terhadap Korban,
serta yang menyuruh Terdakwa TEUKU SAMSUL ABADI Als HUSAIN ABADI untuk
mencari orang yang dapat melakukan pembunuhan terhadap korban.
Dengan demikian, unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kami selaku Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini
berkesimpulan bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
“Pembunuhan Berencana yang Dilakukan bersama-sama” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
340 KUHPidana juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

59
Sebelum kami sampai kepada Tuntutan Pidana atas diri terdakwa, maka perkenankanlah kami
mengemukakan hal-hal yang kami jadikan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengajukan Tuntutan Pidana ini,
yaitu sebagai berikut:

Hal yang Memberatkan :


- Perbuatan para terdakwa mengakibatkan kehilangan dan kesedihan yang mendalam bagi keluarga besar
Korban
- Perbuatan para terdakwa mengakibatkan anak Korban satu-satunya menjadi yatim piatu

Hal-hal yang meringankan :


- Para terdakwa berterus terang mengakui perbuatannya dan menyesalinya
- Para terdakwa tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan

Berdasarkan uraian dimaksud, kami Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini dengan memperhatikan ketentuan
Perundang-undangan yang bersangkutan:

----------------------------------------------------- M E N U N T U T ------------------------------------------------------

Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan:

1. Menyatakan terdakwa I. SAIMUDDIN Als. UDIN BOTAK Bin MOHAMAD ALI ITAM dan terdakwa II.
DEDI MURDANI Als. DANI Als. EPONG ABBAS KASIM terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “Pembunuhan Berencana yang Dilakukan bersama-sama” sebagaimana diatur
dan diancam pidana dalam Pasal 340 KUHPidana juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana;

2. Menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa dengan pidana penjara selama .......................................................
dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan, dengan perintah agar tetap ditahan.
3. Menetapkan barang bukti berupa:
- 1 (satu) buah Sertifikat Hak Milik asli No. 2957 Kel. Batununggal, atas nama Nyonya Raden ANITA
ANGGRAINY.
- 2 (dua) lembar SPPT Pajak Bumi dan Bangunan,tahun Pajak 2013 dan 2014.
- 1 (satu) lembar surat tanda terima setoran (STTS) Bank BJB, tanggal 28/03/2014.
- 1 (satu) lembar surat Nomor : 503.648.1/SI-0519-Db/2000 tentang Izin Mendirikan Bangunan,
tanggal 05 April 2000.
- 1 (satu) Unit R-4 merk Nissan Grand Livina warna abu - abu metalik No. Pol : D-68-PD tahun 2010,
Noka MHGB 1CG1AAJ048777, Nosin : HR15965853A berikut kunci dan STNK nya.
- 1 (satu) pasang plat nomor mobil No. Pol : D-68-PD.
- 1 (satu) buah Hand Phone Merk Nokia E63 warna putih.
- 1 (satu) buah dus Hand phone merk Nokia C3 imei : 351984045249836.
- 1 (satu) buah dus Hand phone merk Nokia 6300 imei : 354864026690801.
- 1 (satu) buah dus Hand phone merk Nokia E 63 imei : 355376046102948.
- 1 (satu) buah gelang terbuat dari batu berbentuk bulat persegi berwarna dasar coklat.
- 2 (dua) pasang giwang terbuat dari logam berwarna perak pada bagian tengahnya terdapat batu
bening dengan motif hati.
- 1 (satu) potong kemeja Jeans warna biru.
- 1 (satu) potong celama panjang warna hitam.
- 1 (satu) Plat Nomor mobil No. Pol : B-1833-EFK.
- 1 (satu) buah Hand phone Balackberry merk Curve warna Hitam.
- 1 (satu) buah gayung plastik warna merah muda.
- 1 (satu) potongan kuku Terdakwa SAIMUDDIN als UDIN BOTAK bin MOHAMMAD ALI ITAM.
- 1 (satu) meteran plastik.
- 1 (satu) buah Balpoin standar.
- 1 (satu) buah Hand phone Merk Nokia Putih Abu.
- 5 (lima) lembar kertas bertuliskan ukuran ruangan dan kamar rumah.
- 1 (satu) buah Hand phone merk Samsung Duos warna Hitam Silver.
- 1 (satu) buah Hand Phone Merk Cross warna Biru.
- 1 (satu) buah sapu bergagang besi.
- 1 (satu) lap pel bergagang besi.
- 1 (satu) lembar foto copy buku mutasi tamu Hotel Pondok Kurnia.
- 1 (satu) buah kaos lengan panjang tanpa kerah dalam keadaaan berluymuran darah berwarna dasar
putih bercampur hijau pada bagian depan terdapt lingkaran didalamnya bertuliskan University 58
Champions 23 Th anual Copetition Nortest Boxing Fighting academy.
- 1 (satu) buah celana panjang ber merk Mario Valentino terbuat dari bahan katun berwarna dasar
hitam pada bagian depan sisi kanan dan kiri terdapat satu kantong penutup.
- 1 (satu) buah sapu tangan berlumuran darah, berwarna dasar putih pada sisinya terdapat garis
berwarna hijau serta bergambar kelinci bertuliskan Play Boy.
60
- 1 (satu) buah celana dalam berlumuran darah berwarna dasar hijau bertuliskan Rider berukuran XL.
- 1 (satu) buah BUAH Bed cover berlumuran darah terbuat dari katun berlumuran darah berwarna
putih dan biru dongker dengan motif kotak, bulat kecil dan abstrak tanpa merk, tanpa ukuran.
- 1 (satu) buah kain sprei berlumuran darah terbuat dari katun serta terdapat ranting dan dedaunan
berwarna hijau berwarna dasar biru dan bercampur warna hijau dan biru donker dengan motif daun,
kotak dan abstrak pada sisinya terdapat karet tanpa merk tanpa ukuran.
- 1 (satu) buah kaos dalam berwarna dasar hitam, pada bagian bawah tangan terdapat enam robeka n
yang rata bermerk Old Navi berukuran M.
- 1 (satu) buah bed cover warna merah muda dengan berlumuran darah motif bunga warna merah
muda
- 1 (satu) buah selimut warna merah dengan bercak darah
- 1 (satu) Unit R-4 merk Toyota Avanza Veloz warna Putih No. Pol. D-1207-MNI tahun 2013, Noka
MKHMI1CA4JDK031353 Nosin : DDH1786 berikut kunci kontak dan STNK nya.
Digunakan dalam perkara atas nama Terdakwa WEDHA SANDRAJAYA Bin UJANG SODIKIN
JUMARA

4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah).

Demikian Tuntutan Pidana ini kami bacakan dan diserahkan dalam sidang hari ini Senin tanggal 10
November 2014.

JAKSA PENUNTUT UMUM

NIP. ...............................

61

Anda mungkin juga menyukai