Anda di halaman 1dari 19

RISALAH SIDANG II

PERKARA NOMOR 809/Pdt.P/2019/PN.Dps

PERIHAL
PERMOHONAN ADOPSI ANAK

ACARA
PENYERAHAN ALAT BUKTI DAN SAKSI
DENPASAR
RABU, 09 OKTOBER 2019
RISALAH SIDANG II
NOMOR REGISTER PERKARA 809/Pdt.P/2019/PN.Dps

PERIHAL
● Permohonan Adopsi Anak

PEMOHON
● I Wayan Suandi (Pemohon I)
● Ni Komang Asmariani (Pemohon II)

ACARA
Daftar Alat Bukti dan Saksi

Rabu, 09 Oktober 2019, Pukul 10:00 WITA


Ruang Sidang Pengadilan Negeri Denpasar
Jalan P.B Sudirman No. 1, Dauh Puri, Kec. Denpasar Barat,
Kota Denpasar, Bali, Indonesia 80113
SUSUNAN PERSIDANGAN

I Gusti Rayhan Sahizidan, S.H., M.H. Majelis Hakim


Ni Putu Rahma Septiani, S.H. Panitera Pengganti

PIHAK YANG HADIR:


A. Kuasa Hukum
1. Nahdliya Farhani, S.H., M.Kn (Kuasa Hukum Pemohon I)
2. Suyanti, S.H., M.H. (Kuasa Hukum Pemohon II)
B. Saksi
1. Prof. Dr. Dra. Ni Putu Aprylia Putri, S.H., M.Si. (Saksi Ahli)
2. Luh Made Astri Marwah (Saksi I)
3. Ni Made Nadia Salsabila (Saksi II)
4. I Wayan Dzaky Naufal (Saksi III)
SIDANG KE II

1. HAKIM : I Gusti Rayhan Sahizidan, S.H., M.H.


Selamat pagi. Persidangan Pengadilan Negeri Denpasar yang memeriksa perkara
perdata permohonan nomor: 809/Pdt.P/2019/PN.Dps dalam perkaranya I Wayan
Suandi sebagai Pemohon I, dan Ni Komang Asmariani sebagai Pemohon II, dibuka
dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. Shalom, om Swastyasu Namo Buddhaya
Salam Kebajikan, Rahayu. Sebelum saya membacakan agaenda sidang hari ini dan sidang
selanjutnya, apakah para pihak dalam Perkara Nomor 809/Pdt.P/2019/PN.Dps hadir
semua?

2. KUASA HUKUM PEMOHON I : NAHDLIYA FARHANI, S.H., M.KN


Mohon izin Yang Mulia, untuk sidang kali ini hingga selajutnya Para Pemohon
sepenuhnya akan melimpahkan kewenangan menghadiri sidang kepada kami Para
Kuasa Hukumnya, sehingga untuk selanjutnya Para Pemohon tidak akan lagi
menghadiri sidang secara langsung.

3. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik, tidak masalah. Berarti untuk selanjutnya para pihak Pemohon akan dianggap
hadir dengan diwakilkan oleh Kuasa Hukumnya. Pada sidang yang kedua ini apakah
saudara Kuasa Hukum Pemohon I dan II sudah siap untuk menunjukkan alat bukti?
4. KUASA HUKUM PEMOHON I : NAHDLIYA FARHANI, S.H., M.KN
Dari Kuasa Hukum Pemohon I sudah siap menunjukkan alat bukti Yang Mulia.

5. KUASA HUKUM PEMOHON II: SUYANTI, S.H., M.H.


Dari Kuasa Hukum Pemohon II juga Sudah siap Yang Mulia. Hari ini kami ingin
menghadirkan 3 (tiga) orang saksi dan 1 (satu) saksi ahli serta mengajukan 23 (dua
puluh tiga) alat bukti. (Menunjukkan ke depan).
6. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Untuk alat bukti sudah lengkap. Jadi, saya sahkan 23 (dua puluh tiga) alat bukti ini.
Baik, untuk memperkuat alat bukti, berdasarkan ketentuan Pasal 164 Herziene
Indonesich Reglement (HIR) dan Pasal 284 Rechtreglement voor de Buitengewesten
(RBg) serta Pasal 1886 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka perlu adanya
saksi-saksi yang dihadirkan. Saudara Pemohon, pada persidangan hari ini apakah
Pemohon sudah siap dengan alat bukti saksinya?

7. KUASA HUKUM PEMOHON I : NAHDLIYA FARHANI, S.H., M.KN


Dari Kuasa Hukum Pemohon I dan II Sudah siap Yang Mulia.

8. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik dalam persidangan pada ini berapa jumlah saksi yang akan diajukan?

9. KUASA HUKUM PEMOHON II: SUYANTI, S.H., M.H.


Kami akan mengajukan 3 (tiga) saksi dan 1 (satu) saksi ahli Yang Mulia. Yang pertama
kami akan menghadirkan saksi I yaitu Luh Made Astri Marwah sebagai saudara
kandung Pemohon I dan II. Kemudian kami akan menghadirkan saksi II yaitu Ni Made
Nadia Salsabila yang merupakan saudara kandung dari para Pemohon. Terakhir kami
akan menghadirkan I Wayan Dzaky Naufal sebagai saksi III yang merupakan
pemangku adat di Bali.

10. KUASA HUKUM PEMOHON I : NAHDLIYA FARHANI, S.H., M.KN


Untuk saksi Ahli dari Guru Besar Universitas Udayana Bali dengan nama Prof. Dr.
Dra. Ni Putu Aprylia Putri, S.H., M.Si.

11. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik, saya meminta tolong kepada saudara Petugas Persidangan untuk memanggil
Saksi pertama masuk ke dalam ruang sidang. (Saksi I memasuki ruang sidang)

....Pertanyaan Hakim Kepada Saksi I LUH MADE ASTRI MARWAH....


12. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Sebelum saksi dimintakan keterangan, saudari saksi akan dicek identitas terlebih
dahulu. Silahkan saudari sebagai saksi dalam perkara ini oleh Pemohon. Silakan
saudari saksi untuk menunjukan KTP saudara.
13. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH
Baik yang mulia.

14. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik apakah benar saudari bernama Luh Made Astri Marwah usia 38 tahun dan
sebagai Wiraswasta?

15. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH


Benar Yang Mulia. Nama saya Luh Made Astri Marwah, saya berusia 38 tahun,
beragama Hindu, saya adalah seorang Wiraswasta dan saya bertempat tinggal di Jalan
Cempaka Kuning No. 8 RT.001/RW.004 Dsn. Batuaji, Kec. Kerambitan, Kab. Tabanan,
Bali.

16. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang, maka sebelum memberikan keterangan,
saudari diwajibkan untuk mengucapkan sumpah atau janji sesuai Tata Cara Agama
saudari. Karena saudara beragama Hindu, maka saudara akan disumpah sesuai dengan
kepercayaan saudara, apakah saudara bersedia?

17. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH


Baik Yang Mulia. Saya bersedia untuk diambil sumpah.

18. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Juru sumpah, tolong dibantu. Silahkan saudara berdiri. Saudari yang bersumpah ikuti
lafal saya. (Hakim menuntun lafal sumpah saksi) “Om Atah Parama Wisesa. Saya
berjanji sebagai saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan
kesaksian saya”.
19. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH
“Om Atah Parama Wisesa. Saya berjanji sebagai saksi akan memberikan keterangan
yang sebenarnya, sesuai dengan kesaksian saya”. (Saksi duduk dan juru sumpah
kembali ke tempat).

20. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH


Terimakasih Yang Mulia.
21. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Baik, apakah saudari punya hubungan darah. anak, suami atau istri dari para pemohon?

22. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH


Baik Yang Mulia. Saya memiliki hubungan darah sebagai saudara kandung Pemohon I
dan II.

23. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik, apakah saudari dalam keadaan sehat dalam persidangan hari ini?

24. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH


Sehat Yang Mulia.

25. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Saudari mengerti mengapa dihadapkan di persidangan ini?

26. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH


Mengerti Yang Mulia yaitu untuk memberikan keterangan terkait Permohonan Adopsi
Anak.

27. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Apakah Saudari mengenai Pemohon I dan II?

28. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH


Sangat mengenal Yang Mulia.

29. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Apakah saudara mengetahui mengenai keinginan Para Pemohon untuk mengadopsi
anak atas nama?

30. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH


Saya mengetahui hal tersebut Yang Mulia.

31. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Apakah saudari mengetahui latar belakang dari Pemohon dan kegiatan kesehariannya?
32. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH
Mengetahui Yang Mulia. Pemohon I merupakan Wiraswasta di Kawasan Tanjung
Benoa. Pemohon setiap hari Senin sampai dengan Jum”at bekerja dari pukul 6 pagi
sampai 5 sore. Selain itu juga Pemohon ini memiliki usaha sampingan berupa toko
kelontong di depan rumahnya.

33. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Apakah saudari pernah mengetahui bahwa Pemohon memiliki tanggungan atau hutang
kepada saudara atau kerabat lainnya?

34. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH


Izin menjawab Yang Mulia, sepengetahuan saya Pemohon tidak pernah memiliki
hutang kepada saya maupun kerabat lainnya. Bahkan Yang Mulia Pemohon rutin
bersedekah tiap minggunya hingga sering membantu kerabat maupun keluarga yang
sedang mengalami kesulitan.

35. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Dalam perkara ini, Para Pemohon mengajukan permohonan adopsi anak, saudari
sebagai saudara kandung dari Pemohon I dan II, apakah tidak keberatan?

36. SAKSI I : LUH MADE ASTRI MARWAH


Tidak Yang Mulia, saya tidak keberatan sama sekali.

37. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Selanjutnya apakah Kuasa Hukum Pemohon I dan II akan mengajukan pertanyaan
kepada saudara saksi atau merasa keberatan dengan pernyataan yang telah disampaikan
oleh saksi?
38. KUASA HUKUM PEMOHON I : NAHDLIYA FARHANI, S.H., M.KN
Tidak Yang Mulia.

39. KUASA HUKUM PEMOHON II: SUYANTI, S.H., M.H.


Tidak Yang Mulia.

40. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Saya kira cukup, silahkan saudara saksi kembali ke tempatnya. Saya minta tolong kepada
Petugas Persidangan untuk dibantu.
....Pertanyaan Hakim Kepada Saksi II (Ni Made Nadia Salsabila)....
41. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Baik, saya meminta tolong kepada saudara Petugas Persidangan untuk memanggil
Saksi kedua masuk ke dalam ruang sidang. (Saksi II memasuki ruang sidang)

42. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Selanjutnya untuk saksi 2 apakah hadir?

43. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


Hadir Yang Mulia.

44. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


sebelum saksi dimintakan keterangan, saudari saksi akan dicek identitas terlebih
dahulu. Silahkan saudari sebagai saksi dalam perkara ini oleh Pemohon. Silakan
saudari saksi untuk menunjukan KTP saudara.

45. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


Baik yang mulia.

46. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik apakah nama saudara Ni Made Nadia Salsabila berusia 38 tahun beragama Islam,
seorang Wiraswasta dan tinggal di Jalan Cempaka Kuning No. 28 RT.001/RW.004
Dsn. Batuaji, Kec. Kerambitan, Kab. Tabanan, Bali.

47. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


Benar Yang Mulia. Nama saya Ni Made Nadia Salsabila, saya berusia 38 tahun,
beragama Islam, saya adalah seorang Wiraswasta dan saya bertempat tinggal di Jalan
Cempaka Kuning No. 28 RT.001/RW.004 Dsn. Batuaji, Kec. Kerambitan, Kab.
Tabanan, Bali.

48. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang, maka sebelum memberikan keterangan,
saudari diwajibkan untuk mengucapkan sumpah atau janji sesuai Tata Cara Agama
saudari. Karena saudari beragama Islam, maka saudara akan disumpah sesuai dengan
kepercayaan saudari, apakah saudari bersedia?
49. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA
Baik Yang Mulia. Saya bersedia untuk diambil sumpah.

50. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Juru sumpah, tolong dibantu. Silahkan saudari berdiri. Saudari yang bersumpah ikuti
lafal saya. “Demi Allah SWT, saya bersumpah bahwa saya sebagai saksi akan
menerangkan yang sebenarnya dan tiada lain dari yang sebenarnya”.

51. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


“Demi Allah SWT, saya bersumpah bahwa saya sebagai saksi akan menerangkan yang
sebenarnya dan tiada lain dari yang sebenarnya”.
(Saksi duduk dan juru sumpah kembali ke tempat).
52. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Baik, apakah saudari punya hubungan darah. anak, suami atau istri dari para Pemohon?

53. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


Baik Yang Mulia. Saya tidak memiliki hubungan darah, anak, istri ataupun suami dari
pemohon.

54. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Apakah saudara saksi bisa berbahasa Indonesia?

55. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


Bisa yang mulia.
56. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Baik, apakah saudara dalam keadaan sehat dalam persidangan hari ini?

57. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


Alhamdulillah, sehat Yang Mulia.

58. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Saudara mengerti mengapa dihadapkan dipersidangan ini?

59. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


Mengerti Yang Mulia, disini saya untuk memberikan kesaksian terhadap permohonan
adopsi anak oleh Para Pemohon Yang Mulia.
60. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Saudara saksi, apakah saudara memiliki hubungan kekeluargaan dengan saudara
Pemohon?

61. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


Baik Yang Mulia. Saya memiliki hubungan darah sebagai saudara kandung Pemohon I
dan II.

62. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik, apakah sepengetahuan saudari para Pemohon ini pernah melakukan tindakan
kekerasan kepada anak ?

63. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


Sepengatuhan saya para Pemohon tidak pernah melakukan kekerasan terhadap
anaknya. Bahkan beliau sangat perhatian dan selalu memberikan kasih sayang dalam
bentuk pemenuhan kebutuhan anaknya.

64. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Bagaimana sepengetahuan saudari mengenai hubungan keluarga para Pemohon?

65. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


Izin menjawab Yang Mulia, sepengetahuan saya hubungan keluarga para Pemohon
sangat harmonis. Bahkan saya belum pernah mendengar pertengkaran maupun
keributan rumah tangga mereka.
66. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Dalam perkara ini, Para Pemohon mengajukan permohonan Adopsi Anak, saudari
sebagai saudara kandung dari Pemohon I dan II, apakah tidak keberatan?

67. SAKSI II : NI MADE NADIA SALSABILA


Tidak Yang Mulia, menurut saya justru itu lebih baik. Agar tidak ada fitnah-fitnah
ataupun gosip yang beredar di masyarakat terkait dengan anak ini.

68. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Apakah Kuasa Hukum Pemohon I dan II akan mengajukan pertanyaan kepada saudara
saksi atau merasa keberatan dengan pernyataan yang telah disampaikan oleh saksi?
69. KUASA HUKUM PEMOHON I : NAHDLIYA FARHANI, S.H., M.KN
Tidak ada Yang Mulia.

70. KUASA HUKUM PEMOHON II: SUYANTI, S.H., M.H.


Tidak ada Yang Mulia.

71. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Saya kira cukup, silahkan saudara saksi kembali ke tempatnya. Saya minta tolong
kepada Petugas Persidangan untuk dibantu.

....Pertanyaan Hakim Kepada Saksi III I Wayan Dzaky Naufal....


72. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Baik, saya meminta tolong kepada saudara Petugas Persidangan untuk memanggil
Saksi ketiga masuk ke dalam ruang sidang. (Saksi III memasuki ruang sidang)

73. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Selanjutnya untuk saksi 3 apakah hadir?

74. SAKSI III : I WAYAN DZAKY NAUFAL


Hadir yang mulia.

75. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Apakah saudara saksi bisa berbahasa Indonesia?

76. SAKSI III : I WAYAN DZAKY NAUFAL


Bisa yang mulia

77. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H


Baik saudara I Wayan Dzaky Naufal, saudara dihadapkan sebagai saksi dalam perkara
ini oleh Pemohon. Silakan saudara saksi untuk menunjukan KTP saudara. Sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang, maka sebelum memberikan keterangan, saudara diwajibkan
untuk mengucapkan sumpah atau janji sesuai Tata Cara Agama saudara. Karena saudara
beragama Hindu, maka saudara akan disumpah sesuai dengan kepercayaan saudara,
apakah saudara bersedia?

78. SAKSI III : I WAYAN DZAKY NAUFAL


Saya bersedia yang mulia.
79. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Juru sumpah, tolong dibantu. Silahkan saudara berdiri. Saudara yang bersumpah ikuti
lafal saya. “Om Atah Parama Wisesa. Saya berjanji sebagai saksi akan memberikan
keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan kesaksian saya”. (Hakim menuntun lafal
sumpah saksi)

80. SAKSI III : I WAYAN DZAKY NAUFAL


“Om Atah Parama Wisesa. Saya berjanji sebagai Ahli akan memberikan keterangan
yang sebenarnya, sesuai dengan kesaksian saya”. (Saksi duduk dan juru sumpah
kembali ke tempat).

81. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Apakah saksi dalam keadaan sehat?

82. SAKSI III : I WAYAN DZAKY NAUFAL


Saya dalam keadaan sehat yang mulia.

83. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik silahkan perkenalkan diri saudara saksi.

84. SAKSI III : I WAYAN DZAKY NAUFAL


Baik yang mulia, nama saya I Wayan Dzaky Naufal, saya adalah Ketua Pemangku
Adat yang ada di Desa para Pemohon. Saya berusia 69 tahun beragama Hindu dan
pekerjaan saya saat ini adalah Pemangku Adat di Bali khususnya di Bali yang mulia.
saya bertempat tinggal di Jalan Kedawung No. 5, RT.002/RW.006 Dsn. Batuaji, Kec.
Kerambitan, Kab. Tabanan, Bali.

85. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Saudara mengerti mengapa dihadirkan sebagai saksi di persidangan ini?

86. SAKSI III : I WAYAN DZAKY NAUFAL


Sudah yang mulia, saya akan memberikan kesaksian untuk permohonan adopsi anak
atas nama Ni Putu Suyanti yang mulia.

87. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Apakah pandangan saudara saksi sebagai pemangku adat di Bali mengenai adopsi anak
ini?
88. SAKSI III : I WAYAN DZAKY NAUFAL
Izin menjawab Yang Mulia, sebagai pemangku adat di Bali saya berpandangan bahwa
adopsi anak bisa bervariasi tergantung pada budaya dan tradisi mereka. Namun secara
umum dalam masyarakat tradisional Bali adopsi anak mungkin dianggap sebagai cara
untuk memperluas keluarga atau untuk merawat anak yang tidak memiliki orang tua
biologis. Bagi pemangku adat di Bali, penting untuk memastikan bahwa anak yang
diadopsi tetap terhubung dengan akar budaya dan tradisi leluhurnya. Selain itu,
keamanan dan kesejahteraan anak juga menjadi perhatian utama, sehingga proses
adopsi mungkin melibatkan aspek-aspek seperti pemeriksaan latar belakang calon
orang tua adopsi dan aspek hukum yang sesuai dengan nilai-nilai tradisional mereka.

89. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Menurut pendapat saudara saksi sebagai pemangku adat Bali apakah para pemohon ini
telah menjalankan prosesi Adat Bali dalam mengadopsi anak?

120. SAKSI III : I WAYAN DZAKY NAUFAL


Izin menjawab Yang Mulia, saya sebagai pemangku Adat Bali telah dilibatkan oleh para
pemohon dalam proses adopsi anak sesuai Adat Istiadat. Para pemohon telah
melaksanakan semua prosedur adopsi anak sesuai dengan adat yang berlaku di Bali ini.

121. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik dari saya cukup. Kemudian apakah ada tambahan dari kuasa hukum?

122.KUASA HUKUM PEMOHON I : NAHDLIYA FARHANI, S.H., M.KN


Tidak ada yang mulia dari saya sudah cukup.

123. KUASA HUKUM PEMOHON II: SUYANTI, S.H., M.H.


Tidak ada yang mulia dari saya sudah cukup.

124. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik, kalau begitu saudara saksi bisa kembali ke tempat, silahkan petugas persidangan
membantu.
....Pertanyaan Hakim Kepada Saksi Ahli (Prof. Dr. Dra. Ni Putu Aprylia Putri, S.H.,
M.Si.)....
90. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Baik, saya meminta tolong kepada saudara Petugas Persidangan untuk memanggil
Saksi Ahli masuk ke dalam ruang sidang. (Saksi Ahli memasuki ruang sidang)

91. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik, untuk yang pertama yaitu Saksi Ahli, apakah hadir?

92. SAKSI AHLI: PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Hadir Yang Mulia.
93. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.
Apakah saudari Ahli bisa berbahasa Indonesia?

94. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Bisa yang mulia.

95. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik kepada Prof. Dr. Dra. Ni Putu Aprylia Putri, S.H., M.Si, saudari dihadapkan
sebagai ahli dalam perkara ini oleh Pemohon. Silakan saudari Ahli untuk menunjukan
KTP. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang, maka sebelum memberikan
keterangan, saudari diwajibkan untuk mengucapkan sumpah atau janji sesuai Tata Cara
Agama saudari. Karena saudara beragama Islam, maka saudari akan disumpah sesuai
dengan kepercayaan saudari, apakah saudari bersedia?

96. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Bersedia Yang Mulia.

97. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik kepada Juru sumpah, mohon dibantu. Silahkan saudara berdiri.

98. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Baik Yang Mulia.

99. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Langsung saja dengan saudari April, apakah saudari mendengar suara saya dengan
jelas?
100. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Jelas Yang Mulia.

101. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik, saudari agamanya Islam, ya?

102. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Benar, Yang Mulia.

103. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik, selanjutnya, Al-qurannya di atas kepala, tangan bisa lurus ke bawah, dan
silahkan saudara ikuti lafal yang akan saya tuntunkan. Bisa dipahami?

104. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Paham Yang Mulia.

105. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


“Bismillahirahmanirrahiim, Demi Allah saya bersumpah sebagai Ahli, akan
memberikan keterangan sebenar-benarnya, sesuai dengan keahlian saya”.

106. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
“Bismillahirahmanirrahiim, Demi Allah saya bersumpah sebagai Ahli, akan
memberikan keterangan sebenar-benarnya, sesuai dengan keahlian saya”.

107. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik, cukup, terima kasih. Silahkan saudara bisa duduk Kembali. (Ahli duduk dan
juru sumpah kembali ke tempat). Kemudian langsung saja saya persilahkan saudari
Ahli untuk memberikan keterangannya.
108. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Baik, Yang Mulia, Bissmillahirrahmanirahim. Assalamualaikum wr.wb. Yang
Terhormat Majelis Hakim, Pemohon atau kuasa hukum yang mewakili, serta hadirin
yang saya muliakan.
Disini saya merupakan dosen sekaligus Guru Besar Antropologi Budaya di
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Bali. Dan saya ucapkan terima kasih atas
kesempatan kali ini untuk dapat menyampaikan keterangan ahli dalam sidang Perkara
Permohonan Adopsi Anak Nomor 809/Pdt.P/2019/PN.Dps kali ini. Baik Yang Mulia
keturunan berkaitan erat dengan perkawinan. Seperti dinyatakan dalam Kitab Manawa
Dharmasastra, tujuan perkawinan ialah dharmasampatti (bersama-sama, suami-istri
mewujudkan pelaksanaan dharma), praja melahirkan keturunan), rati (menikmati
kehidupan seksual dan kepuasan indera lainnya). Dengan demikian tampak jelas
bahwa salah satu tujuan dari hidup rumah tangga ialah melahirkan keturunan. Ada
beberapa Motif utama pengangkatan anak dalam masyarakat hukum adat Bali yaitu, 1)
untuk mendapatkan anak sebagai pelanjut keturunan, 2) sebagai penuntun lahirnya
anak kandung, 3) penyelamatan status anak luar kawin, 4) untuk menggantikan
kewajiban kemasyarakatan (ayahan) di desa/banjar. Anak yang lahir di luar
perkawinan yang sah hanya memiliki hubungan hukum dengan ibu yang
melahirkannya. Untuk menyelamatkan anak dan ibu yang melahirkannya, maka pihak
keluarga cenderung mengambil tindakan dengan cara mengangkat anak tersebut yang
diakui sebagai anaknya sendiri. Pengangkatan ini biasanya dilakukan oleh saudara atau
oleh ayah dari ibu yang melahirkan anak tersebut. Oleh karena itu tujuan utama dari
pengangkatan anak luar kawin adalah untuk menyelamatkan status dari anak tersebut.

109. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik, terima kasih, saudari ahli atas keterangan yang disampaikan serta keterangan
tertulis yang sudah ada di meja Majelis. Untuk selanjutnya saya ingin bertanya terkait
dengan keterangan yang sudah saudari sampaikan yaitu bagaimana pewarisan terhadap
anak di luar kawin menurut hukum adat Bali?

110. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Baik Yang Mulia, izin untuk menjawab. Umat hindu di Bali dalam bidang
hukum kekeluargaan menganut sistem Kepurusa. Artinya, pertalian seorang dengan
keluarganya bertitik berat pada garis bapak, melanjut kakek (bapaknya dari bapak), dan
seterusnya serta tidak memperhitungkan dari garis ibu. Dalam sistem yang begini
kedudukan anak laki-laki jauh lebih penting dari saudara-saudaranya yang wanita.
Penting dalam arti memikul Dhana, menunaikan pitra puja ( pemujaan dan tanggung
jawab kepada leluhur), yang diiringi hak dapat menerima harta warisan atau yang
disebut juga dengan ahli waris.
Setiap Desa memiliki otonomi khusus, sehingga berhak membuat aturannya
sendiri termasuk aturan mengenai masalah pewarisan harta warisan masyarakatnya.
Akan tetapi, pada azasnya harta peninggalan seorang pewaris tetap tinggal di
lingkungan keluarganya, yaitu keluarga purusa. Azas ini berhubungan erat dengan sifat
hukum kekeluargaan umat atau masyarakat hindu di Bali yang patrilineal. Sering
terjadi dimana warisan tidak untuk dibagi-bagi melainkan diberikan utuh dimana
menjadi hak bersama sesama ahli waris. Pada umumnya menurut hukum adat anak
yang lahir dari perkawinan ayah dan ibunya yang tidak sah, maka tidak berhak sebagai
ahli waris dari orang tuanya. Anak yang tidak sah itu hanya mewaris dari ibu atau
kerabat ibunya. Di daerah Bali anak yang lahir di luar perkawinan, ini hanya dapat
mewaris dari ibunya atau keluarga ibunya. Walaupun demikian apabila kemudian
ibunya setelah anak itu lahir kawin dengan lelaki yang membenih anak tersebut dan
anak itu tinggal bersama ayah kandungnya itu, si anak tetap tidak dapat mewaris dari
bapaknya.
Seorang anak sah terlahir dari perkawinan yang sah karena perkawinan antara
seorang laki-laki dan seorang wanita, perkawinan yang sah di Desa Dukuh adalah
perkawinan yang telah di upacarakan menurut hukum agama. Anak yang terlahir
secara sah ini adalah merupakan ahli waris. Seorang anak yang lahir dari luar
perkawinan merupakan ahli waris dari ibunya saja, namun apabila ibunya kemudian
kawin sah maka putuslah hubungan hukum antara anak luar kawin tersebut dengan
ibunya, itu berarti anak tersebut tidak berhak lagi menjadi ahli waris dari ibunya.
Namun demikian anak luar kawin tersebut diberikan tanggungan dan biaya hidup
selama ia masih berada dalam lingkungan Banjar sampai ia berdiri sendiri. Biasanya
bila orang tuanya mampu baik dari pihak bapak maupun pihak ibu akan memberikan
bekal secara sukarela berupa pemberian secara lepas berupa warisan dari ayah maupun
ibunya.

111. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik saudari Ahli saya menanyakan satu pertanyaan lagi terkait dengan bagaimana
penjelasan tentang tahap pengangkatan anak menurut hukum Adat Bali?

112. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Baik Yang Mulia, Izin menjawab. Terkait dengan tahapan pengangkatan anak
menurut hukum adat Bali yaitu terdiri dari 3 tahapan. Pertama ada tahap persiapan
pengangkatan anak. Kedua ada tahap penyelesaian proses pengangkatan anak menurut
agama Hindu dan hukum adat Bali. Tahapan terakhir yaitu penyelesaian administrasi
keberadaan anak angkat, sesudah proses pengangkatan pengangkatan anak menurut
agama Hindu dan hukum adat Bali selesai dilaksanakan. Begitu menurut pendapat saya
pribadi Yang Mulia, kurang lebihnya mohon dimaafkan.

113. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik dari saya cukup. Selanjutnya dari Kuasa Hukum Pemohon I dan II apakah ada
pertanyaan yang ingin diajukan kepada saudari Ahli?
114. KUASA HUKUM PEMOHON I : NAHDLIYA FARHANI, S.H., M.KN
Izin Yang Mulia dari kami berdua sebagai Kuasa Hukum Pemohon I dan II ada
pertanyaan Yang Mulia.

115. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik saya persilahkan terlebih dahulu kepada Kuasa Hukum Pemohon I untuk
menyampaikan pertanyaanya.

116. KUASA HUKUM PEMOHON I : NAHDLIYA FARHANI, S.H., M.KN


Baik Yang Mulia, terima kasih atas kesempatannya. Begini saudara ahli, terkait dengan
tahap persiapan dalam pengangkatan anak menurut Hukum Bali itu terdiri dari apa
saja?
117. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Baik, untuk menjawab pertanyaan Kuasa Hukum Pemohon I saya ingin menjawab
berdasarkan fakta dilapangan. Pada dasarnya tahap persiapan ini dalam Hukum Adat
Bali dimulai dengan kegiatan Rembug keluarga kecil (suami istri). Setelah itu
dilanjutkan dengan kegiatan Rembug keluarga besar (tugelan atau saudara kandung
suami). Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan anak yang akan diangkat dan
memastikan agama serta tata cara pengangkatan anak. Kemudian tahapan persiapan
diakhiri dengan awig-awig jika dalam hal pasangan suami istri (calon orang tua
angkat) tidak menemukan calon anak angkat dari intern keluarga purusha atau
pradhana maka dimungkinkan untuk mengangkat anak dari luar garis kekerabatan
sepanjang anak tersebut beragama Hindu.

118. KUASA HUKUM PEMOHON I : NAHDLIYA FARHANI, S.H., M.KN


Baik Cukup Yang Mulia.

119. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Selanjutnya saya persilahkan kepada Kuasa Hukum Pemohon II untuk menyampaikan
pertanyaannya kepada saudari Ahli.

120. KUASA HUKUM PEMOHON II: SUYANTI, S.H., M.H.


Terimakasih Yang Mulia atas kesempatannya. Baik kepada saudari ahli saya ingin
bertanya terkait dengan bagaimana kegiatan tahap penyelesaian proses pengangkatan
anak menurut agama Hindu dan hukum adat Bali?
121. SAKSI AHLI : PROF. DR. DRA. NI PUTU APRYLIA PUTRI, S.H., M.SI.
Izin menjawab, terkait dengan tahapan penyelesaian proses pengangkatan anak
menurut agama Hindu serta hukum adat Bali itu terdiri dari 2 tahapan. Tahapan
pertama yaitu pasobyahan atau pengumuman dalam paruman atau rapat banjar adat
atau desa pakraman. Kemudian tahap terakhir ada pelaksanaan upacara widhi widana
atau upacara pemerasan sesuai dengan agama Hindu, disaksikan oleh keluarga serta
prajuru desa (fungsionaris adat). Pada tahap ini (sesudah pelaksanaan upacara
pemerasan) pengangkatan anak dikatakan sah menurut hukum adat Bali.

122. KUASA HUKUM PEMOHON II: SUYANTI, S.H., M.H.


Baik dari saya cukup Yang Mulia.

123. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik. karena sudah dirasa cukup, silahkan saudari Ahli kembali ke tempatnya. Saya
minta tolong kepada Petugas Persidangan untuk dibantu.

124. HAKIM : I GUSTI RAYHAN SAHIZIDAN, S.H., M.H.


Baik saya kira cukup, semua informasi dan keterangan yang dibutuhkan sudah cukup,
maka selanjutnya Pengadilan Negeri Denpasar akan menjatuhkan Penetapan dalam
perkara ini.Sidang dilanjutkan minggu depan pada hari Rabu, 23 Oktober 2019 dengan
agenda pembacaan penetapan. Sidang hari ini saya cukupkan dan dinyatakan ditutup

Denpasar, 09 Oktober 2019


Panitera Pengganti

Ni Putu Rahma Septiani, S.H.


NIP. 19901111991031107

Anda mungkin juga menyukai