Anda di halaman 1dari 16

Kepada Yth,

Ketua Pengadilan Negeri Singkil


C.q. Majelis Hakim Yang Memeriksa Perkara a quo
di-
Tempat
Perihal : Gugatan Perbuatan Melawan Hukum

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Kamaruddin, S.H.
2. Fadjri, S.H.
3. Mardiati, S.H., S.Pd., M.H.
4. Ema Syitah, S.H.
Kesemuanya adalah Advokat/Asisten Advokat pada Kantor Pengacara/Penasihat Hukum the
ARK Law Firm yang berkedudukan di Jalan Prof. DR. MR. Moehammad Hasan Nomor 50,
Gampong Lampeuneuruet, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar.

I. IDENTITAS PARA PIHAK


Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 22 November 2015, dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama klien kami :
1. Nama : AbdiSuka
Umur : 66 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Kunyit No. 18 Medan, Desa Darat, Kec. Medan
Baru Kota Medan, Prov. Sumatera Utara

2. Nama : Abdawira Anhar


Umur : 62 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Setia Budi, Komplek TASBI, Blok TT, No. 69
Medan, Kec. Medan Selayang, Kel. Asam Kumbang

Untuk selanjutnya disebut sebagai---------------------------- PARA PENGGUGAT

Jln. Tgk. Prof. Dr. Mr. Mochammad Hasan, No.50, Lampenerut, Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar.
Dengan ini mengajukan Gugatan Perdata perihal Perbuatan Melawan Hukum :
-----------------------------------------------MELAWAN-------------------------------------
1. Nurtasnim, Tempat/Tgl lahir Singkil, 24 November 1955, Agama Islam, Pekerjaan
Swasta, Alamat Jln. Merdeka, No. 36 Singkil,
Untuk selanjutnya disebut sebagai-------------------------------------------TERGUGAT I
2. Presiden Republik Indonesia c.q Menteri Pendidikan Republik Indonesia c.q. Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh c.q Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh
Singkil, yang berkedudukan di Jalan Bahari, Desa Pulo Sarok, Aceh Singkil.
Untuk selanjutnya disebut sebagai------------------------------------------TERGUGAT II
3. Camat Singkil, berkedudukan di Jln Syeh Hamzah Fansyuri, Kec. Singkil, kabupaten
Aceh Singkil.
Untuk selanjutnya di sebut sebagai ------------------------------TURUT TERGUGAT I
4. Keuchiek Gampong Pasar Singkil, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil,
berkedudukan di Gampong Pasar Singkil, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh
Singkil.
Untuk selanjutnya disebut sebagai --------------------------------TURUT ERGUGAT II

II. DASAR-DASAR GUGATAN


A. Duduk Perkara
Terhadap Tergugat I
1. Bahwa Para Penggugat merupakan ahli waris dari Tuan H. Anhar Husein (Alm)
yang merupakan Orang Tua Kandung dari Para Penggugat dan merupakan
pemilik tanah yang terletak di Gampong Pasar Singkil, Kecamatan Singkil,
Kabupaten Aceh Singkil, dengan Luas 22 m x 60 m = 1.320 M2 (Seribu Tiga
Ratus Dua Puluh Meter Persegi) yang memiliki batas-batas yaitu sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Umum (Abdurrahman);
 Sebelah Timur berbatasan dengan tanah Sdr. H. M. Ali Har;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Umum;
 Sebelah Barat berbatasan dengan tanah Sdr. H. M. Yahya. BH;
2. Bahwa Keduduka Para Penggugat sebagai ahli waris dari Tuan H. Anhar Husein
(Alm) yang merupakan anak kandung dari perkawinan yang sah bersama Nyonya
Hj. Rohana yang memiliki sebelas orang anak, yang diantaranya Para Penggugat
dan Tergugat I dalam hal ini dapat dilihat dari surat pernyataan ahli waris
(dihadirkan dalam perkara ini sebagai Bukti P-1);
3. Bahwa Kedudukan tanah yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo
merupakan tanah garapan (dihadirkan dalam perkara ini sebagai alat Bukti saksi
M. Yahya. BH) yang merupakan perluasan dari tanah asal yang berdasarkan jual
beli antara Tuan Anhar Muhammad Husen bersama Tuan Ahmad Fahmi dan telah
disertifikasi dengan SHM No 129 atas nama Tuan Anhar Muhammad Husen
(dihadirkan dalam perkara ini sebagai Bukti P-2);
4. Bahwa oleh Tergugat I telah melakukan jual beli atau ganti rugi atas tanah objek
perkara kepada Tergugat II tanpa melalui musyawarah para ahli waris lainya, dan
ganti rugi tersebut dilakukan dengan cara-cara yang tidak patut dan melanggar

2
hukum dengan melakukan pemalsuan tandatangan dan surat-surat. Oleh karena itu
Para Penggugat sebagai ahli waris yang sah berkeberatan dalam jual beli atau
ganti rugi atas tanah objek perkara yang dilakukan Tergugat I dan Tergugat II.
5. Bahwa adapun perbuatan tersebut dilakukan oleh Tergugat I yaitu sekira pada
bulan September 2015, Para Penggugat mengetahui bahwa Tergugat I bersama
Tergugat II telah melakukan perjanjian ganti rugi atas tanah objek perkara dalam
perkara a quo dengan cara-cara yang tidak sah yaitu dengan melakukan
pemalsuan terhadap tandatangan Surat Kuasa dari ahli waris lainya yaitu Nyonya
Hj. Rohana yang merupakan Ibu Kandung Para Penggugat dan juga Ibu
Kandung Tergugat I dengan maksud yang seolah-olah telah memberikan kuasa
khusus kepada Tergugat I untuk melakukan perbuatan hukum berupa ganti rugi
atas tanah objek perkara tersebut dalam mewakilinya bersama Tergugat II
(dihadirkan dalam perkara ini sebagai Bukti P-3); sementara diketahui bahwa
bahwa kondisi Nyonya Hj. Rohana pada saat itu sudah dalam kondisi yang uzur
dengan usia 85 tahun, dan sudah tidak memiliki ingatan kuat yang berdasarkan
surat keterangan Dokter pada tanggal 22 Juni 2016 oleh Rumah Sakit Umum
Pusat H. Adam Malik telah mengeluarkan Surat Keterangan Medical Check-up
No. YM. 01.02.65.4308/VI/2016 yang menyatakan dalam kesimpulanya bahwa
Nyonya Hj. Rohana mengalami penurunan status cognitif + status fisik dengan
ketergantungan ringan (dihadirkan dalam perkara ini sebagai Bukti P-4);
6. Bahwa tindakan pemalsuan tandatangan milik Nyonya Hj. Rohana yang
dipalsukan oleh Tergugat I tidak berhenti pada tandatangan Surat Kuasa Khusus
saja. Sekira pada bulan May 2015 Tergugat I melakukan pengurususan surat tanah
berupa surat pernyataan yang diajukan atas nama Nyonya Hj. Rohana yang diduga
dipalsukan oleh Tergugat I kepada kepala kampung Pasar Singkil yaitu Yusrin.
AS (yang kemudian dikeluarkan mengetahui Kepala Kampong Pasar Singkil)
dalam perkara a quo sebagai Turut Tergugat I dengan saksi-saksi yang
menandatangani Yusafri dan M. Yahya B.H (dihadirkan dalam perkara ini
sebagai Bukti P-5); yang kemudian di perbaharui pada september 2015 dengan
merubah nama Surat Pernyataan (Surat sebelumnya) berubah menjadi Surat
Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (Sporadik) dan tetap di ajukan atas
nama Hj. Rohana yang diduga kembali dipalsukan tandatangan Hj. Rohana oleh
Tergugat I dan Saksi-saksi yang berubah nama menandatangani yaitu Nurrahmad
yang merupakan anak dari M. Yahya B.H. dan Yusafri yang Masih tetap
sama(dihadirkan dalam perkara ini sebagai Bukti P-6);
7. Bahwa pemalsuan tandatangan yang dilakukan Tergugat I terus dilakukan dalam
surat-surat persyaratan jual beli atau ganti rugi lainya yaitu sekira tanggal 2
september 2015 dengan atau melalui surat Berita Acara Rapat Musyawarah
Penetapan Harga Ganti Rugi Tanah Untuk Pembangunan Sekolah Dasar Negeri 3
Singkil di Kampong Pasar Singkil Kecamatan Singkil (dihadirkan dalam perkara
ini sebagai Bukti P-7) serta sekira tanggal 30 september 2015 pemalsuan juga
dilakukan dalam penandatangananBerita Acara Pembayaran Tanah Untuk
Pembangunan Sekolah Dasar Negeri 3 Singkil di Kampong Pasar Singkil
Kecamatan Singkil (dihadirkan dalam perkara ini sebagai Bukti P-8), dan Surat

3
Pernyataan Penyerahan/Pelepasan Hak Atas Tanah(dihadirkan dalam perkara ini
sebagai Bukti P-9) serta kwitansi pembayaran Tanda Terima dengan jumlah
penerimaan Rp. 43.032.000,- yang ditantatangani oleh Tergugat I atas nama Hj.
Rohana yang di duga ikut dipalsukan oleh Tergugat I (dihadirkan dalam perkara
ini sebagai Bukti P-10)
8. Bahwa Para Penggungat mengetahui tindakan Tergugat I melalui pembicaraan
masyarakat di pasar singkil yang bahwasanya Tergugat I telah melakukan
pembebasan dan ganti rugi atas tanah objek perkara dengan Dinas Pendidikan
Aceh Singkil (dalam hal ini Tergugat II) untuk Pembangaunan Sekolah Dasar
Negeri 3 Kabupaten Aceh Singkil.
9. Bahwa Setelah mengetahui adanya perbuatan hukum tersebut, Para Penggugat
mencoba menanyakan kebenaranya kepada Turut Tergugat II dan juga
menanyakan kepada Tergugat II diakuinya bahwa telah melakukan ganti rugi
bersama Tergugat II berdasarkan surat Kuasa yang diterima dari Nyonya Hj.
Rohana, oleh Para penggugat telah meminta kepada Tergugat I untuk
melakukan pembatalan perjanjian tersebut, dan melakukan musyawarah secara
kekeluargaan untuk mewakafkan tanah objek perkara kepada Tergugat II atas
nama Almarhum H. Anhar Muhammad Husen yang merupakan orang tua
kandung Para Penggugat dan Tergugat I, namun oleh Tergugat I menyatakan
bahwa perbuatan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I sah, dan tidak perlu lagi
melakukan musyawarah keluarga;
10. Bahwa oleh karena Para Penggugat masih memiliki keinginan baik, para
penggugat telah mengutus pihak keluarga yang lainya yaitu Abu Sulaiman BA
yang merupakan Paman Para Penggugat (Adik Kandung Nyonya Hj. Rohana)
dan juga Tokoh Agama Singkil untuk menemui Tergugat I guna
memusyawarahkan perbuatanya dalam hal ganti rugi tanah objek perkara, namun
oleh Tergugat I tidak di pedulikan, dan tetap pada pendirianya.
11. Bahwa oleh karena Tergugat I dan Tergugat II tidak memiliki keinginan baik
dalam penyelesaian perkara a quo maka Para Penggugat telah melaporkan
Tergugat I dalam tindak pidana dengan bukti lapor Nomor :
TBL/83/XI/2015/SPKT – Aceh/Res A. Singkil tertanggal 23 November
2015(dihadirkan dalam perkara ini sebagai Bukti P-11)
12. Bahwa sekira bulan Mai 2016, Berdasarkan keterangan Penyidik kepolisian
kepada Penggugat bahwa telah terjadi perubahan terhadap dokumen berupa surat-
surat yang sebelumnya dipalsukan tandatangan Nyonya Hj. Rohana oleh
Tergugat I dan digantikan dengan dokumen baru berupa surat kuasa dengan
tanda cap jempol Nyonya Hj. Rohana, dan surat-surat lainya atas nama Tergugat
I yang di benarkan oleh Turut Tergugat II dimana surat tersebut juga pernah di
mintai tandatangan Turut Tergugat II oleh Tergugat II melalui bawahanya di
Dinas Pendidikan Aceh Singkil.

Terhadap Tergugat II
1. Bahwa dalam menentukan lokasi pembangunan Tergugat II tidak menempuh
upaya musyawarah dengan pemilik maupun ahli waris sebagaimana mekanisme

4
penentuan lokasi pengembangan untuk kepentingan masyarakat oleh pemerintah
maupun dalam hal ini Dinas Pendidikan Aceh Singkil. Tergugat II hanya
menunjukan lokasi berdasarkan keinginan Tergugat II dan meminta Turut
Tergugat II untuk menanyakan dan/atau mengkomfirmasi ke pihak keluarga ahli
waris yang hanya dilakukan sepihak oleh Tergugat II dan Turut Tergugat II
2. Bahwa Tergugat II tidak melakukan proses ganti rugi sebagaimana ketentuan
sebagaimana disebut dalam Pasal 1869 KUHPerdata berbunyi “Suatu akta yang
tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik, baik karena tidak berwenang atau
tidak cakapnya pejabat umum yang bersangkutan maupun karena cacat dalam
bentuknya, mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah tangan bila
ditandatangani oleh para pihak”. Maka perjanjian ganti rugi a quo berdasarkan
ketentuan tersebut tidak dapat digolongkan sebagai akta otentik karena perjanjian
tersebut tidak dilakukan dihadapan pejabat yang berwenang, Oleh karena itu maka
perjanjian/persetujuan Tergugat I dan Tergugat II yang dilakukan di bawah
tangan dan tidak memiliki kekuatan secara Hukum
3. Bahwa Para penggugat juga telah melakukan pertemuan langsung dengan
Tergugat II yang difasilitasi oleh pihak ketiga yaitu saudara Nazri (Mantan
Kepala Dinas Perikanan) di kediaman Penggugat, dan para penggugat telah
menyampaiakan keinginanya secara terang dan jelas kepada Tergugat II untuk
membatalkan perjanjian jual beli tersebut dan para Penggugat akan mewakafkan
tanah objek perkara tersebut kepada Tergugat II atas nama Almarhum orang tua
Para Penggugat, namun Tergugat II juga tidak melakukan tindakan apapun
setelah pertemuan tersebut. (Alat bukti saksi Nazri Mantan Kepala Dinas
Perikanan)
4. Bahwa Tergugat II tidak memiliki Itikat baik dalam penyelesaian persengketaam
perkara a quo, meskipun Para Penggugat sudah berulang kali melakukan upaya
mediasi dengan menyampaikan maksud Para Penggugat secara jelas dan terang
yang bahwasanya Para Penggugat akan melakukan wakaf atas tanah objek
sengket tersebut kepada Tergugat II dengan melakukna pembatalan perjanjian
bersama Tergugat I yang secara jelas bertentangan dengan Hukum dan
merupakan perbuatan Pidana, namun justru Tergugat II bersekongkol dengan
turut serta untuk melakukan perubahan atas perjanjian-perjanjian sebelumnya
yang dipalsukan tanda tangan Nyonya Hj. Rohana oleh Tergugat I dengan
menggantikan Surat Kuasa Khusus yang membubuhkan tanda jempol Nyonya Hj.
Rohana sekira pada bulan Juni 2016 dan merubah semua dokumen ganti rugi
antara Tergugat I dan Tergugat II dengan menggantikan nama-nama dan tanda
tangan Nyonya Hj. Rohana menjadi atau dengan nama dan tanda tangan Tergugat
I, yang berdasarkan keterangan Turut Tergugat II kepada Para Penggugat dan
Kuasanya membenarkan pernah datang utusan Tergugat II kepada Turut
Tergugat II untuk menandatangani dokumen yang sama sebelumnya pernah
ditandatangani oleh Turut Tergugat II sebelumnya sekira bulan September 2015
(Mohon majelis Hakim memerintahkan Tergugat II untuk menghadirkan Bukti
Surat-surat tersebut di hadapan Majelis pemeriksa perkara a quo)

5
Terhadap Turut Tergugat I
1. Bahwa Turut Tergugat I yang ikut menandatangani surat-surat berupa Surat
Pernyataan Penyerahan/Pelepasan Hak Atas Tanah yang diduga di palsukanya
tanda tangan Nyonya Hj. Rohana oleh Terugat I tanpa melihat langsung
penandatangan pihak Nyonya Hj. Rohana yang menjadi pihak pelepas
dihadapanya sebagaiaman tercantum dalam tanda tangan Turut Tergugat I yang
berbunyi “dihadapan dan disasksikan oleh Camat Singkil” telah membuat surat
tersebut memiliki pengakuan pemerintah ;
2. Bahwa perbuatan Turut Tergugat I yang melakukan pengesahan tanpa melihat
langsung penandatanganan dilakukan oleh Pihak penyerah sementara dalam
pernyataan tandatanganya secara tegas menyebutkan “dihadapanya dan disaksikan
olehnya selaku Camat Singkil” sehingga telah membawa dampak kerugian bagi
para penggugat selaku ahli waris sah dari tanah objek perkara yang mana Para
Penggugat selaku Ahli Waris tidak dapat memperoleh haknya;

Terhadap Turut Tergugat II


1. Bahwa sekira bulan Maret atau dalam kurun tahun 2015 Turut Tergugat II
merupakan pihak pertama yang mendapat informasi dan perintah dari Tergugat II
dalam penentuan lokasi pembebesan tanah objek perkara guna Pembangunan
Gedung Sekolah Dasar Negeri 3 Pasar Singkil diminta untuk mengkomunikasikan
kepada pihak pemilik tanah objek perkara oleh Tergugat II
2. Bahwa Turut Tergugat II selaku kepala kampung Pasar Singil yang mengetahui
keberadaan dan kepemilikan atas tanah objek perkara memberitahukan Tergugat
I untuk tujuan dan maksud dari Tergugat II tanpa terlebih dahulu untuk
melakukan maupun mempertanyakan status dari tanah objek perkara setelah
meninggalnya Tuan H. Anhar Muhammad Husen kepada Pihak lainya dan juga
Para Penggugat;
3. Bahwa Turut Tergugat II selaku kepala kampung juga ikut menandatangani
beberapa surat yang diduga menggunakan tandatangan Nyonya Hj. Rohana yang
dipalsukan Tergugat I yaitu berupa Surat Pernyataan tertanggal 5 Mei 2015 yang
kemudian dirubah menjadi Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah
(Sporadik) pada sekira bulan September 2015;
4. Bahwa Turut Tergugat II juga ikut menandatangani yang mengetahui Turut
Tergugat II selaku Kepala Kampung Pasar Singkil berupa Surat Pernyataan
Penyerahan/Pelepasan Hak Atas Tanah tanpa mengetahui dan melihat langsung
penandatanganan surat yang dilakukan oleh Nyonya Hj. Rohana ;
5. Bahwa Turut Tergugat II dalam pengakuanya kepada Penggugat dan Kuasa
Hukum Para Penggugat bahwa Turut Tergugat II juga melihat langsung
pemalsuan tanda tangan Nyonya Hj. Rohana yang dilakukan Tergugat I dalam
penandatanganan kwitansi pembayaran ganti rugi bertempat pada kantor
Tergugat II dan dihadapan Bendahara Tergugat II;
6. Bahwa Turut Tergugat II dalam keteranganya kepada Penggugat dan Kuasa
Hukum Para Penggugat juga menyampaikan benar pernah ada perubahan atas
surat-surat ganti rugi tanah objek sengketra sekira bulan juni 2016 yang

6
dibawakan oleh saudara Alfian yang merupakan bawahan dari Tergugat II
kepada Turut tergugat II untuk ditandatangani kembali oleh Turut Tergugat II

B. Tentang Perbuatan Melawan Hukum Tergugat I


1. Bahwa pengurusan administrasi status tanah yang menjadi dasar ganti rugi dengan
melakuakan pemalsuan tanda tangan dan surat-surat milik Nyonya Hj. Rohana
oleh Tergugat I dalam bentuk tandatangan Surat Kuasa khusus untuk pengurusan
ganti rugi tanah dan surat-surat berupa :
a) Surat Pernyataan kepemilikan tanah yang kemudian di rubah menjadi Surat
Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (Sporadik);
b) Surat Peryataan Penyerahan/Pelepasan Hak Atas Tanah;
c) Berita Acara Rapat Musyawarah Penetapan Harga Ganti Rugi Tanah Untuk
Pembangunan Sekolah Dasar Negeri 3 Singkil di Kampong Pasar Singkil
Kecamatan singkil;
d) Berita Acara Pembayaran Tanah Untuk Pembangunan Sekolah Dasar Negeri 3
Singkil di Kampong Pasar Singkil Kecamatan Singkil;
e) Kwitansi Tanda Terima Pembayaran;
dapat disebut sebagai perbuatan melawan hukum yang berdampak pada
pembatalan perjanjian secara hukum.
2. Sesuai ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata yang berbunyi “Tiap perbuatan
melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan
orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut.”. Suatu perbuatan melawan hukum haruslah mengandung unsur-unsur
antara lain
a) Adanya suatu perbuatan,
b) Perbuatan tersebut melawan hukum
c) Adanya kesalahan
d) Adanya kerugian
e) Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian

2.1. Adanya Suatu Perbuata


Perbuatan tersebut baik berbuat sesuatu, baik aktif maupun tidak berbuat sesuatu
(pasifl),padahal dia mempunyai kewajiban untuk membuatnya, kewajiban
tersebut tentunya lahir oleh hukum yang berlaku bukan lahir oleh suatu
kesepakatan atau kontrak.
Tergugat I jelas telah memenuhi unsur “melakukanperbuatan”dengan telah
melakukan jual beli secara melawan hukum dengan objek tanah a quo.Sementara
jual beli itu dilakukan oleh Tergugat Iatas tanah yang masih memiliki hubungan
hukum berdasarkan ketentuan perundang-undangan denga Para Penggugat dalam
kedudukanya sebagai Ahli Waris atas tanah objek perkara dalam perkara a
quo.Fakta bahwa Tergugat I melakukan jual beli yang bukan merupakan haknya
serta dengan cara-cara memalsukan tandatangan menunjukan bahwa Tergugat I
melakukan ganti rugi dengan niat buruk, dan juga merupakan tindak pidana
sebagaimana telah dilaporkan Para Penggugat dengan ketentuang pelanggaran
atas pasal 263 KUH Pidana

7
2.2. Perbuatan tersebut melawan hukum
Perbuatan melawan hukum disini haruslah diartikan menurut pengertian dalam
arti yang seluas-luasnya yang meliputi :
a) Perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
b) Yang melanggar hak orang lain yang dijamin oleh hukum ;
c) Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum sipelaku ;
d) Perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan ;
e) Perbuatan yang bertentangan dengan sikap yang baik dalam bermasyarakat
untuk memperhatikan kepentingan orang lain.
Perbuatan Tergugat I dalam bentuk ganti rugi dan dalam bentuk pengambilalihan
tanah tersebut telah melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu
segala peraturan perundang-undangan Republik Indonesia yang berkenaan dengan
hak milik dan kepemilikan, dan khususnya segala peraturan perundang-undangan
yang terkait pemilikan tanah.
Setidak-tidaknya Dalam Pasal 1320 KUHPerdata berbunyi “suatu penjanjian
yang sah, haruslah memenuhi empat syarat;
1) Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3) Suatu pokok persoalan tertentu;
4) Suatu sebab yang tidak terlarang”,
Begitu juga dalam ketentuan Pasal 1321 berbunyi “tiada suatu persetujuanpun
mempunyai kekuatan jika diberikan karena kekhilafan atau diperoleh dengan
paksaan atau penipuan”, Serta Pasal 1328 mempertegas “bahwa penipuan
merupakan suatu alasan untuk membatalkan suatu persetujuan, bila penipuan
yang dipakai oleh salah satu pihak adalah sedemikian rupa, sehingga nyata
bahwa pihak yang lain tidak akan mengadakan perjanjian itu tanpa adanya tipu
muslihat. Penipuan tidak dapat hanya dikira-kira, melainkan harus dibuktikan”.
Perbuatan Tergugat I tersebut juga telah melanggar hak-hak Para Penggugat,
yaitu hak milik dan segala sesuatu hak yang terkait, berikutan, berdasarkan atas
dan bertetangga (neighbouring rights) dengan hak milik itu. Seluruh hak Para
Penggugat itu adalah hak-hak yang seharusnya dijamin dan dilindungi hukum
yang berlaku di Republik Indonesia. Kepentingan Para Penggugat adalah jelas
dan terang yaitu ahli waris yang sah atas sebidang tanah seluas 1.320 M2 (Seribu
Tiga Ratus Dua Puluh Meter Persegi) yang memiliki batas-batas yaitu sebagai
berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Umum (Abdurrahman);
 Sebelah Timur berbatasan dengan tanah Sdr. H. M. Ali Har;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Umum;
 Sebelah Barat berbatasan dengan tanah Sdr. H. M. Yahya. BH;
Perbuatan jual beli atau ganti rugi atau pembebasan dan penguasaan atas tanah
yang dilakukan oleh Tergugat I juga bertentangan dengan kesusilaan.Menurut
kepatutan di dalam masyarakat kita, sepatutnya jual beli dilakukan dengan pemilik
sah barang yang diperjualbelikan. Namun dalam hal iniTergugat II telah
membeli barang dari orang yang tidak memiliki barang yang dibelinya. Faktanya
tanah tersebut merupakan tanah peninggalan Pewaris Tuan H. Anhar Muhammad
Husein yang belum di bagikan, dan penguasaanya berada pada salah satu ahli
waris yaitu Nyonya Hj. Rohana yang berkedudukan sebagai Istri dan Ibu Kandung
Para Penggugat dan Tergugat I(dihadirkan dalam perkara ini sebagai Bukti P-

8
12), Perbuatan Tergugat I juga bertentangan dengan sikap yang baik dalam
bermasyarakat untuk memperhatikan kepentingan orang lain. Kepentingan Para
Penggugat dalam hal ini telah dilanggar dalam bentuk pengalihan hak milik tanpa
seizin dan dengan memalsukan tanda tangan Ahli Waris lainya yaitu Nyonya Hj.
Rohana yang jelas telah merugikan Para Penggugat secara materil dan
immaterial terhadap sebidang tanah seluas1.320 M2 (Seribu Tiga Ratus Dua
Puluh Meter Persegi) persegi terletak di Pasar Singkil, Kecamatan Singkil.

2.3. Adanya kesalahan


Suatu perbuatan dapat dianggap oleh hukum mengandung unsur kesalahan
sehingga dapat dikenakan tanggung jawab secara hukum apabila menemui
unsur-unsur :
 Ada unsur kesengajaan;
 Ada unsur kelalaian/kealpaan
 Tidak ada alasan pembenar atau pemaaf
Perbuatan oleh Tergugat I dilakukan secara sengaja yaitu melakukan pemalsuan
tandatangan ahli waris lainya dan tanpa memberitahukan Para Penggugat yang
juga merupakan ahli waris secara sah atas tanah dalam perkaraa quo. Namun
demikian juga ada kemungkinan adanya unsur kelalaian/kealpaan, yaitu
Tergugat I alpa memeriksa kedudukan hukum tanah yang dijadikan obyek ganti
rugi antara Tergugat Idengan Tergugat II. Tergugat I lalai memeriksa bahwa
tanah itu bukan hanya milik Nyonya Hj. Rohana semata melaikan peninggalan
Pewaris H. Anhar Muhammad Husen yang secara otomatis setelah meninggalnya
H. Anhar Husein tanah dalam perkara a quo, menjadi milik para ahli waris yang
ditinggalkan. Waktu yang cukup panjang ini juga menunjukkan tingkat kelalaian
Tergugat I. Waktu itu seharusnya cukup bagi Tergugat I untuk mengetahui
bahwa tanah tersebut merupakan milik bersama para ahli waris. Terhadap
perbuatan Tergugat I tersebut tidak ada alasan pemaaf ataupun alasan pembenar
apapun dalam hukum, baik secara pidana yang telah ditetapkan sebagai Tersangka
dalam perkara pemalsuan tandatangan dan telah pelimpahan oleh penyidik
kepolisian resort Aceh Singkil ke Kejaksaan Negeri Aceh Singkil (dihadirkan
dalam perkara ini sebagai Bukti P-13)

2.4. Adanya kerugian


Unsur kerugian merupakan syarat agar gugatan berdasarkan ketentuan Pasal
1365 KUHPerdata dapat dilakukan, kerugian tersebut meliputi kerugian materiil
maupun kerugian immateriil yang juga dapat dinilai dengan uang.
Para Penggugat mengalami kerugian yaitu kehilangan hak atas tanah serta
hilangnya hak atas manfaat tanah selama tanah tersebut dikuasai oleh Tergugat
II.Jika dinilai dengan uang maka kerugian materil yang diderita oleh Para
Penggugat adalah sebesar Rp 132.000.000,-(Seratus Tiga Puluh Dua Juta) yang
merupakan nilai jual tanah objek perkara dengan harga pasar saat ini yaitu sebesar
Rp 100.000,- per meter persegi.
Kerugian materil lain yang diderita oleh Para Penggugat karena perbuatan
melawan hukum Tergugat I adalah munculnya biaya yang harus dibayar oleh
Para Penggugat untuk beracara di pengadilan, antara lain biaya perkara,
honorarium pengacara dan biaya-biaya lainnya. Kerugian materil ini
diakumulasikan dalam jumlah sebesar Rp 50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah).

9
Demikian juga telah terjadi kerugian immaterial yang tidak dapat dinilai dengan
uang dalam bentuk kecemasan akan hilangnya hak, rusaknya nama baik,
bertambahnya kerepotan yang tidak perlu namun sangat membebani dalam rangka
mengurus masalah ini, hilangnya waktu, kerumitan dalam transportasi, kerumitan
dalam pengurusan di lembaga pemerintahan, kerumitan karena harus berurusan
dengan proses hukum dan kerugian yang harus ditambah karena harus
mengeluarkan uang untuk menyewa jasa professional hukum. Namun demikian
untuk keperluan gugatan ini Para Penggugat menetapkan segala kerugian
immaterial itu diakumilasikan dalam bentuk uang sebesar Rp. 300.000.000,- (Tiga
juta rupiah).
2.5. Adanya hubungan kausalitas antara perbuatan dengan kerugian
Untuk dapat dikabulkannya gugatan perbuatan melawan hukum maka antara
perbuatan yang dilakukan harus ada hubungan kausal (sebab akibat)dengan
kerugian yang timbul, baik hubungan sebab akibat yang faktual (Sine Qua Non)
maupun sebab akibat kira-kira (Proximate Cause);
Perbuatan Tergugat I dalam bentuk ganti rugi secara melawan hukum telah
menyebabkan kerugian bagi Para Penggugat yaitu tidak dapatnya lagi Para
Penggugat menguasai tanah obyek perkara dan tidak dapat lagi melaksanakan
hak kepemilikan dan segala sesuatu hak yang terkait, berikutan, berdasarkan atas
dan bertetangga (neighbouring rights) dengan hak milik itu.
Segera setelah melakukan ganti rugi tersebut, Tergugat II langsung menguasai dan
membangun Gedung sekolah Dasar Negeri 3 diatas tanah dalam perkara a quo dan
bahkan melarang Para Penggugat untuk mengakui tanah tersebut sebagai
miliknya kendatipun Para Penggugat telah berulang kali meminta dan
memberitahukan rencana Para Penggugat untuk mewakafkan tanah objek perkara
dalam perkara a quo kepada Tergugat I dan Tergugat II
Dengan demikian terlihat jelas bahwa Tergugat I telah melakukan perbuatan yang
berakibat langsung terhadap hilangnya hak-hak Para Penggugat dan munculnya
kerugian di pihak Para Penggugat.

C. Perbuata Melawan Hukum Tergugat II


1. Bahwa Seluruh dalil perbuatan melawan hukum Tergugat I adalah berlaku juga
sebagai dalil perbuatan melawan hukum Tergugat II, menjadi kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan dalil dalam bagian ini.
2. Bahwa Perbuatan jual beli yang dilakukan oleh Tergugat II juga bertentangan
dengan kewajiban hukumnya. Sebagai Satuan Kerja Pemerintah Tergugat II wajib
untuk menghormati hukum dan hak-hak warga Negara lain. Jikapun Tergugat II
hendak melakukan perbuatan hukum atau perikatan dengan warga Negara, dalam
bentuk jual beli dengan pihak ketiga, ia berkewajiban pula untuk memeriksa
keabsahan pihak yang menjadi mitra perikatannya dan keabsahan obyek perikatan
itu. Sudah jelas dalam perkara ini Tergugat I tidak melaksanakan kewajiban
hukumnya ini. Ia tidak memeriksa terlebih dahulu bahwa Tergugat I yang
bertindak atas nama Hj. Rohana bukanlah pihak yang sah sebagai mitra perikatan
untuk menjual beli tanah a quo karena kepemilikan tanah dalam perkara a quo
adalah Almarhum Tuan H. Anhar Husein yang belum di faraidkan. Namun
demikian Nyonya Hj. Rohana juga bukan satu-satunya ahli waris sebagai Isteri sah
Tuan H. Anhar Muhammad Husen atas tanah dalam perkara a quo, namun juga
melekat hak dari anak – anak hasil perkawinan Tuan H. Anhar Husein bersama

10
Nyonya Hj. Rohana sebanyak sebelas orang yang di antaranya Para Penggugat
dan Tergugat I. Maka demikian penguasaan tanah oleh Tergugat II sudah
sepatutnya dinyatakan tidak sah, dan sepatutnya diserahkan kembali kepada Para
Penggugat sebagai para ahli waris, serta sepatutnya Para Penggugat
mendapatkan ganti sejumlah kerugian baik Materil maupun Immateril.
3. Bahwa Selain unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana ditentukan oleh Pasal
1365 KUH Perdata di atas perlu pula dijelaskan sedikit tentang kedudukan
Tergugat II sebagai badan Negara dalam kaitannya dengan gugatan perbuatan
melawan hukum oleh penguasa. Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan
hukum oleh penguasa (onrechtmatige overheiddaad) karena telah melakukan ganti
rugi secara tidak sah secara hukum dan menguasai secara sepihak dengan terus
melakukan pembangunan di atas tanah dalam perkara a quo.
4. Bahwa Putusan Mahkamah Agung RI No. 66 Tahun 1952 yang menyebut sebagai
“Pemerintah”dan Putusan Mahkamah Agung RI No. 838 Tahun 1970 yang
menyebut sebagai “Penguasa”, dan ketentuan Pasal 1 angka 6 Jo. Pasal 1 angka 2
UU No. 5 tahun 1986 yang sudah diubah dengan UU No. 9 tahun 2004 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebut sebagai “badan atau pejabat yang
melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku” semuanya merujuk pada pengertian bahwa yang kesemua sebutan
itu tidak hanya meliputi instansi-instansi resmi yang berada dalam lingkungan
eksekutif di bawah Presiden akan tetapi termasuk juga Badan/pejabat lain yang
melaksanakan urusan pemerintahan. Dengan demikian maka Tergugat II sebagai
badan dan/atau pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang
Pendidikan termasuk dalam ketentuan ini.
5. Bahwa pemerintah baru dapat dikatakan melanggar hukum apabila dalam
tindakannya tidak cukup anasir-anasir kepentingan Negara atau apabila Pemerintah
telah berbuat sewenang-wenang. Hakim berwenang untuk mempertimbangkan
apakah dalam hal ini Pemerintah telah bertindak untuk kepentingan Negera dan
apakah dalam hal ini Pemerintah tidak melakukan perbuatan yang melanggar
hukum yang merugikan seorang penduduk.  (Putusan Mahkamah Agung 
tertanggal 16 Oktober 1952 Nomor 66 K/Sip/1952,  dalam perkara antara: Yap Po
Tjan lawan Pemerintah Republik Indonesia). Dan dengan menolak membatalkan
perjanjian ganti rugi maka Tergugat II telah melakukan tindakan sewenang-
wenang dan menimbulkan kerugian bagi Para Penggugat.
6. Bahwa Disisi lain dalam ketentuan Pasal 1869 KUHPerdata berbunyi “Suatu akta
yang tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik, baik karena tidak berwenang
atau tidak cakapnya pejabat umum yang bersangkutan maupun karena cacat
dalam bentuknya, mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah tangan bila
ditandatangani oleh para pihak”. Maka perjanjian ganti rugi a quo berdasarkan
ketentuan tersebut tidak dapat digolongkan sebagai akta otentik karena perjanjian
tersebut tidak dilakukan dihadapan pejabat yang berwenang, Oleh karena itu maka
perjanjian/persetujuan para pihak dalam Hal ini Nyonya Hj. Rohana sebagai Pihak
Pertama dan Tergugat II, S.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan yang dilakukan di
bawah tangan dan tidak memiliki kekuatan sebagai alat bukti kuat di pengadilan.

11
D. Perbuatan Melawan Hukum Turut Tergugat I
1. Bahwa Seluruh dalil perbuatan melawan hukum Tergugat I dan Tergugat II adalah
berlaku juga sebagai dalil perbuatan melawan hukum Turut Tergugat I ini,
menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dengan dalil dalam bagian ini.
2. Bahwa sebagaimana halnya dengan Tergugat II, maka dalam kedudukannya
sebagai Lembaga Negara Turut Tergugat I juga dapat dikategorikan melakukan
perbuatan melawan hukum oleh penguasa (onrechtmatige overheiddaad) karena
telah ikut menerbitkan pengesahan dengan menandatangani berupa Surat
Pernyataan Penyerahan/Pelepasan Hak Atas Tanah yang diduga di palsukanya
tanda tangan Nyonya Hj. Rohana oleh Tergugat I yang oleh Turut Tergugat I
dengan sadar tidak melihat langsung penandatangan pihak Nyonya Hj. Rohana
yang menjadi pihak pelepas dihadapanya meskipun didalam surat yang
ditandatangani Turut Tergugat I tercantum kalimat yang berbunyi “.....dihadapan
dan disasksikan oleh Camat Singkil” telah membuat surat tersebut memiliki
pengakuan pemerintah ;
3. Bahwa unsur perbuatan melawan hukum yang sangat jelas dalam perbuatan Turut
Tergugat I adalah “melanggar kepentingan orang lain” dan unsur “tidak
melaksanakan kewajiban hukumnya”. Jelas tindakan Turut Tergugat I mengikat
perikatan yang tidak sah itu ke dalam pengesahanya atas nama negara oleh Turut
Tergugat I telah mencederai hak Para Penggugat atas tanah miliknya. Turut
Tergugat I sebagai Camat dan jugan Pejabat Pembuat Akta atas Tanah Sementara
tidak melaksanakan kewajiban hukumnya untuk memeriksa kebenaran atas apa
yang disahkanya. Seandainya Turut Tergugat I melaksanakan kewajibannya
memeriksa dengan teliti kebenaran status tanah dan melihat langsung pemalsuan
itu terjadi dalam surat pelepasan hak atas tanah dalam perkara a quo maka niscaya
Turut Tergugat I akan menemukan ketidaksahan perikatan itu dan pasti tidak akan
ikut menandatangani dan mengesahkan surat pelepasan hak atas tanah tersebut.
4. Bahwa Turut Tergugat I juga telah memenuhi unsur kesalahan dalam bentuk
lalai/alpa memeriksa fakta bahwa tanah tersebut merupakan tanah milik Tuan H.
Anhar Muhammad Husen yang belum dilakukan faraid. Turut Tergugat I juga
lalai/alpa menanyakan atau menyelidiki benar atau tidak si penjual berwenang
untuk menjualnya, benar atau tidak si pembeli mengetahui apakah tanah tersebut
masih sah diperjualbelikan oleh penjualnya atau tidak.
5. Bahwa perbuatan Turut Tergugat I yang melakukan pengesahan tanpa melihat
langsung penandatanganan dilakukan oleh Pihak penyerah sementara dalam
pernyataan tandatanganya secara tegas menyebutkan “dihadapanya dan
disaksikan olehnya selaku Camat Singkil” sehingga telah membawa dampak
kerugian bagi para penggugat selaku ahli waris sah dari tanah objek perkara
yang mana Para Penggugat selaku Ahli Waris tidak dapat memperoleh haknya;

E. Perbuatan Melawan Hukum Turut Tergugat II


1. Bahwa Seluruh dalil perbuatan melawan hukum Tergugat I, Tergugat II dan
Turut Tergugat I adalah berlaku juga sebagai dalil perbuatan melawan hukum

12
Turut Tergugat II ini, menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dengan dalil
dalam bagian ini.
2. Bahwa Turut Tergugat II sebagai Keucik Gampong Pasar Singkil juga telah
melakukan perbuatan melawan hukum dalam bentuk pengesahan Surat surat
yang diduga bahwa tanda tangan Nyonya Hj. Rohana telah dipalsukan oleh
Tergugat I yaitu berupa surat :
 Surat Pernyataan tertanggal 5 Mei 2015 yang kemudian dirubah menjadi
Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (Sporadik) pada sekira
bulan September 2015;
 Surat Peryataan Penyerahan/Pelepasan Hak Atas Tanah ;
3. Keberadaan Keucik sebagai pemegang jabatan pemerintahan otonomi di Aceh
berdasarkan Qanun Aceh tentang Pemerintahan Gampong telah pula membuka
peluang munculnya akibat hukum administrasi Negara sehingga produk
keputusannya menjadi obyek sengketa tata usaha Negara. Namun dalam hal ini
sebagaimana telah diputuskan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 834
K/Pdt/2004 tertanggal 13 Juni 2008 yang isinya membenarkan putusan judex facti
dibawahnya yaitu Putusan Pengadilan Tinggi Yogyakarta No. 33/PDT/2003/PTY
dan Pengadilan Negeri Sleman No. 62/Pdt.G/2002/PN.Slmn sebagaimana tesebut
di atas dan dengan pertimbangan hukum sebagaimana tercantum dalam Putusan
Mahkamah Agung itu maka keputusan Keucik Gampong Cot Cut a quo dapat
diperiksa dan diputuskan oleh Pengadilan Negeri melalui gugatan ini.
4. Bahwa Turut Tergugat II juga telah memenuhi unsur kesalahan dalam bentuk
lalai/alpa selaku kepala kampung Pasar Singkil yang mengetahui keberadaan dan
kepemilikan atas tanah objek perkara harusnya melakukan pemeriksaan dengan
mempertanyakan status dari tanah objek perkara setelah meninggalnya Tuan H.
Anhar Muhammad Husen kepada Pihak lainya baik para petua gampong dan juga
kepada Para Penggugat sebagai anak kandung tertua dari Tuan H. Anhar
Muhammad Husen, atas kedudukan tanah objek perkara dalam perkara a quo
Sebelum ikut menandatangani dan mengesahkan surat surat sebagaimana
dimaksud yang dipalsukan tandatanganya oleh Tergugat I;
5. Bahwa perbuatan Turut Tergugat II yang melakukan pengesahan tanpa melihat
langsung penandatanganan dilakukan oleh Pihak penyerah juga telah membawa
dampak kerugian bagi para penggugat selaku ahli waris sah dari tanah objek
perkara yang mana Para Penggugat selaku Ahli Waris tidak dapat memperoleh
haknya;

F. Tentang Kerugian yang Diderita Para Penggugat Akibat Perbuatan Melawan


Hukum oleh Para Tergugat
1. Bahwa akibat perbuatan hukum yang dilakukan baik oleh Tergugat I, Tergugat II
dan TurutTergugat I dan Turut Tergugat II adalah satu kesatuan sebab akibat
dalam sebuah kejadian maka atas Perbuatan tersebut Para Penggugat mengalami
kerugian yang wajib dan harus diganti atas kerugianPara Penggugat ;
Adapun kerugian Materil dan ImmaterilPara Penggugat adalah sebagai berikut:

13
 Kerugian materil yang diderita oleh Para Penggugat adalah sebesar Rp
132.000.000,- (Seratus Tiga Puluh Dua Juta Rupiah) yang merupakan nilai
jual tanah objek perkara dengan harga pasar saat ini yaitu sebesar Rp
100.000,- per meter persegi, ditambah kerugian karena mengeluarkan biaya
untuk beracara di pengadilan sebesar Rp 50.000.000 (Lima Puluh Juta
Rupiah);
 Kerugian immateril : Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah) ;
 Kerugian Lainya yang bersifat immateril namun dapat dihitung atau
diwujudkan dalam bentuk materil yaitu berupa kerugian atas keinginan
Para Penggugat untuk mewakafkan tanah objek perkara dalam perkara a
quo untuk dan atas nama orang tua Para Penggugat yaitu Tuan H. Anhar
Muhammad Husen. Kerugian ini bersifat vertikal dalam keyakinan Para
Penggugat yang berdasarkan hukum wakaf dalam Qur’an Surat Al
Baqarah ayat 261 yang mengartikan “perumpamaan orang-orang yang
menafkahkan harta mereka di jalan Allah adalah serupa dengan butir
benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah
terus melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha
luas (Karunia Nya) lagi maha mengetahui”. Maka dengan demikian terlalu
banyak kerugian yang harusnya menjadi limpahan keberkahan dan amalan
bagi Almarhum ayah kandung Para Penggugat yaitu Tuan H. Anhar
Muhammad Husein, sebagaimana Hadist Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu
berkata ; Rasulullah SAW bersabda, “apabila manusia meninggal dunia,
maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara; sedekah jariyah atau ilmu
yang bermanfaat atau anak yang shalih yang mendo’akanya (HR. Muslim
3084) Syaikh Ali Bassam berkata, “yang dimaksud dengan sedekah jariyah
dalam hadist ini adalah Wakaf”

2. AgarPara Tergugat bersedia memenuhi isi putusan dalam perkara ini, maka
pantas Tergugat dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.
500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah)/hari, setiapPara Tergugat lalai memenuhi isi
putusan, terhitung sejak putusan ini diucapkan dan sehingga dilaksanakan
3. Bahwa perkara ini didukung oleh bukti-bukti yang kuat baik bukti surat maupun
saksi yang bersedia diangkat sumpahnya untuk menerangkan telah terjadinya
perbuatan melawan hukum oleh Tergugat. Oleh karena itu kepada Majelis Hakim
yang mulia yang memeriksa atau mengadili perkara ini agar dapat memerintahkan
putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta (Uit Voerbaar Bij Vorrad)
walaupun ada upaya hukum Verzet, Banding dan Kasasi bahkan Peninjauan
Kembali (PK) ;

III. Tuntutan
Bahwa atas dasar, dalil-dalil dan alasan-alasan serta uraian di atas maka kami
selaku Kuasa Hukum/Penasehat HukumPara Penggugat memohon agar Majelis Hakim
yang terhormat lagi mulia yang memeriksa perkara ini di Pengadilan Negeri Singkil agar
memberi putusan sebagai berikut :

14
Dalam Provisi
1. Menyatakan sah dan berharga sita lebih dulu yang diklaim dan telah diletakkan
terhadap aset Tergugat I dan Tergugat II yakni sebidang tanah seluas 1.320 M2
(Seribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter Persegi) persegi terletak di Pasar Singkil,
Kecamatan Singkil pada letak dan batas-batas yang telah dijelaskan dalam posita
gugatan ini;
2. Menyatakan putusan dalam provisi ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun
ada bantahan, maupun upaya hukum lainnya sampai diperolehnya putusan yang
berkekuatan hukum tetap mengenai pokok perkara.

Dalam Pokok Perkara


1. Mengabulkan Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan bahwa tanah objek perkara hasil perluasan dari Sertifikat Hak Milik No
129 dengan luas 1.320 M2 (Seribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter Persegi) persegi
terletak di Pasar Singkil, Kecamatan Singkil milik Tuan H. Anhar Muhammad Husen
3. Menyatakan sah akta keterangan ahli waris yang di buat dan ditanda tangani seluruh
ahli waris dan di sahkan oleh Kepala Lingkungan VI Kelurahan P.B. Selayang I
Medan, mengetahui Lurah Padang Bulan Selayang I Kecamatan Medan Selayang
dengan Nomor Surat 579/SK-AW/0105/VIII/2000 pada Tanggal 16 Agustus 2000,
serta Mengetahui Camat Medan Selayang dengan Surat Nomor
400/57/SK-AW/MS/VIII/2000 pada Tanggal 16 Agustus 2000, dan telah dilegalisir
4. Menyatakan bahwa Tergugat I melakukan perbuatan melawan hukum dengan
melakukan jual beli atas tanah objek perkara yang bukan merupakan milik Tergugat I
sepenuhnya tanpa seizin Para Penggugat dan ahli waris lainya dan serta melakukan
pemalsuan atas tandatangan salah satu ahli waris yaitu Nyonya Hj. Rohana dengan
maksud untuk mewakilinya melakukan perbuatan hukum secara sah atas jual beli dan
ganti rugi perkara a quo antara Tergugat I dengan Tergugat II, dari dan karena itu
menyatakan jual beli tersebut adalah tidak sah serta menyatakan dan tidak boleh
dipergunakan sebagai dasar pengajuan hak apapun atas tanah objek perkara.
5. Menyatakan bahwa pengambilan manfaat atas hasil jual beli tanah berupa uang Rp
43.032.000,- yang dilakukan oleh Tergugat I adalah perbuatan melawan hukum;
6. Menyatakan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum oleh penguasa
karena tidak memeriksa terlebih dahulu bahwa Tergugat I yang bertindak atas nama
Nyonya Hj. Rohana bukanlah pihak yang sah sebagai mitra perikatan untuk menjual
beli tanah perkara a quo selainkarena kepemilikan tanah dalam perkara a quo adalah
Almarhum Tuan H. Anhar Muhammad Husein yang belum di faraidkan juga
Tergugat I telah melakukan pemalsuan tanda tangan milik Nyonya Hj. Rohana;
7. Menyatakan tidak sah perjanjian jual beli atau ganti rugi atau pembebasan yang
dibuat dibawah tangan antara Tergugat II dengan Nyonya Hj. Rohana melalui surat-
surat berupa Surat Pernyataan tertanggal 5 Mei 2015 yang kemudian dirubah menjadi
Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (Sporadik) pada sekira bulan
September 2015; Berita Acara Rapat Musyawarah Penetapan Harga Ganti Rugi

15
Tanah Untuk Pembangunan Sekolah Dasar Negeri 3 Singkil di Kampong Pasar
Singkil Kecamatan Singkil; Berita Acara Pembayaran Tanah Untuk Pembangunan
Sekolah Dasar Negeri 3 Singkil di Kampong Pasar Singkil Kecamatan Singkil; Surat
Peryataan Penyerahan/Pelepasan Hak Atas Tanah ; serta kwitansi pembayaran Tanda
Terima dengan jumlah penerimaan Rp. 43.032.000,-; yang kesemuanya merupakan
tandatangan Hj. Rohana yang dipalsukan Tergugat I;
8. Memerintahkan Tergugat II untuk membatalkan perjanjian jual beli dalam perkara a
quo dan mengembalikan tanah tersebut kepada Para Penggugat yang kemudian oleh
para ahli waris yang diwakili Para Penggugat akan mewakafkan Tanah dalam perkara
a quo kepada Pemerintah Aceh singkil c/q Dinas Pendidikan Aceh Singkil dengan
ketentuan apabila ada ahli waris lainya yang berkeberatan terhadap wakaf tersebut
maka Para Penggugat akan menggantikan haknya sesuai dengan nilai pembagian
waris oleh Para Penggugat
9. Menyatakan Turut Tergugat I melakukan perbuatan melawan hukum oleh penguasa
karena karena telah ikut menerbitkan pengesahan dengan menandatangani berupa
Surat Pernyataan Penyerahan/Pelepasan Hak Atas Tanah yang diduga di palsukanya
tanda tangan Nyonya Hj. Rohana oleh Tergugat I yang oleh Turut Tergugat I
dengan sadar tidak melihat langsung penandatangan pihak Nyonya Hj. Rohana yang
menjadi pihak pelepas dihadapanya meskipun didalam surat yang ditandatangani
Turut Tergugat I tercantum kalimat yang berbunyi “.....dihadapan dan disasksikan
oleh Camat Singkil” telah membuat surat tersebut memiliki pengakuan pemerintah ;
10. Menyatakan Turut Tergugat II melakukan perbuatan melawan hukum dan atau
perbuatan melawan hukum oleh penguasa karena telah mengesahkan surat surat yang
diduga bahwa tanda tangan Nyonya Hj. Rohana telah dipalsukan oleh Tergugat I
yaitu berupa Surat Pernyataan tertanggal 5 Mei 2015 yang kemudian dirubah menjadi
Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (Sporadik) pada sekira bulan
September 2015 dan Surat Peryataan Penyerahan/Pelepasan Hak Atas Tanah adalah
tidak sah dan jual beli tanah a quo juga tidak sah;
11. Menghukum Tergugat I untuk membayar kerugian materil terhadap Para
Penggugat sebesar Rp. 132.000.000,- (Seratus Tiga Puluh Dua Juta Rupiah)
ditambah kerugian materil beracara sebesar Rp 50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah)
dan kerugian immateril sebesar Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah) ;
12. Menghukum Tergugat I dan atau Tergugat II secara tanggung-renteng untuk
membayar uang paksa (dwangsom) kepadaPara Penggugat sebesar Rp. 500.000,-
(Lima Ratus Ribu Rupiah) /perhari, jika Tergugat I dan Tergugat II lalai
menjalankan isi putusan ini, sejak diucapkan sampai dilaksanakan ;
13. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu, walaupun ada verzet,
banding atau kasasi dari Para Tergugat(Uit Voerbaar Bij Voorraad).
14. Menghukum Para Tergugat untuk membayar seluruh biaya dalam perkara ini ;
Atau apabila Majelis Hakim yang mulia berpendapat lain, maka kami mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Demikian Gugatan ini kami sampaikan semoga hukum dan keadilan dapat ditegakkan.

16

Anda mungkin juga menyukai