Anda di halaman 1dari 7

Mataram, 4 Januari 2016

Nomor : 0001/LBH PADI /2016


Hal : Gugatan Sengketa Tata Usaha Negara dibidang Pertanahan

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram
Di-
Mataram

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini,
INAQ SERIAYU, Pekerjaan Tani, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Dasan
Padamara, Desa Pringgabaya, Kecamatan Prigabaya, Kabupaten Lombok
Timur, Nusa Tenggara Barat, Republik Indonesia.
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 025/SK/LBH PADI /2015, tanggal 17 Desember
2015 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram
tanggal 23 Desember 2015, menyerahkan kuasa kepada :
1. FAUZI YOYOK, SH
2. HENDRO PURBA, SH
3. AMRULLAH, SH
4. LALE SURYANA LENDRA LESTARI, SH, Semuanya Warga Negara Indonesia,
pekerjaan Advokat berkantor di Jl. Angklung Raya No. 2 Karang Bedil, Kelurahan
Mataram Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram, Warga Negara Republik
Indonesia, yang selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT
Melawan :
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lombok Timur, berkedudukan di jalan MT.
Haryano Nomor 3 Selong Telp. (0376) 21509-21809 Lombok Timur, yang selanjutnya
disebut sebagai :
--------------------------------------------TERGUGAT---------------------------------------------------

Obyek Sengketa :
SHM No. 59, tertanggal 31 Januari 1979, Gambar Situasi No. 1366/1980, November 1980,
luas 4537 M2, atas Nama Haji Muhammad Nur Mahmud, terletak di Desa Pancor,
Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tengara Barat.

Dengan ini Penggugat mengajukan gugatan dengan dasar-dasar dan alasan-alasan sebagai
berikut :

1. Bahwa Tergugat adalah Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lombok Timur yang
merupakan Pejabat Tata Usaha Negara yang berwenang menerbitkan surat Keputusan
Tata Usaha Negara yaitu Sertifikat Hak Milik atas tanah, berdasarkan wewenang yang
ada padanya;
2. Bahwa obyek sengketa dalam perkara ini, yang merupakan produk hukum yang
berbentuk konkrit dari Tergugat yang telah menimbulkan akibat hukum secara
langsung tanpa memerlukan persetujuan dari pihak manapun (final), yang merupakan
keputusan yang ditujukan kepada individu tertentu yaitu seseorang atau badan hukum
sehingga dapat dikatakan bahwa keputusan tersebut adalah bersifat individual;
3. Bahwa keputusan Pejabat Tata Usaha Negara yang berbentuk konkrit serta bersifat
individual dan final adalah merupakan keputusan pejabat TUN yang dapat menjadi
obyek sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara oleh karenannya tidaklah salah
Penggugat mengajukan perkara ini ke Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram, hal
ini sesuai Pasal 54 UU Nomor 5 tahun 1986 jo UU Nomor 9 tahun 2004 UU No. 51
tahun 2009;

4. Bahwa tanah sawah yang terletak di Subak Sekar Anyar, dengan pipil nomor 328,
persil nomor 25, kelas II dengan luas 0,505 Ha. Yang terletak di Desa Pancor,
Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang diatasnya
terbit obyek sengketa asalnya dari tanah milik Amaq Sriasih (almarhum) yang
dikuasai sejak tahun 1941 sampai dengan 1975;
5. Bahwa Setelah Amaq Sriasih Meninggal pada tahun 1973 selanjutnya tanah tersebut
dikuasai oleh Amaq Ramsih alias Amaq Sriayu ayah kandung dari Penggugat;

6. Bahwa pada tahun 1976, Ramsih alias Amaq Seriayu mengadai tanah dalam perkara
aquo kepada Mahmud alias H. Muhinan alias H. Muhamad Nur Mahmud;

7. Bahwa setelah mengadai tanah dalam perkara aquo, Ramsih alias Amaq Seriayu pergi
merantau ke Sumbawa dan menetap di Sumbawa kurang lebih selama 30 tahun,
menjadi buruh tani guna menggumpulkan uang untuk menebus tanah dalam perkara
aquo;

8. Bahwa setelah 30 tahun bekerja dan mengumpulkan uang, Ramsih alias Amaq
Seriayu, kembali ke Lombok Timur Guna menebus tanah miliknya kepada Mahmud
alias H. Muhinan alias H. Muhamad Nur Mahmud, namun tidak diberikan dengan
alasan sudah menjadi miliknya (Mahmud alias H. Muhinan alias H. Muhamad Nur
Mahmud) karena sudah terlalu lama dan sudah di sertifikatkan oleh Mahmud alias H.
Muhinan alias H. Muhamad Nur Mahmud, namun sertifikat tidak mau ditunjukan
oleh Mahmud alias H. Muhinan alias H. Muhamad Nur Mahmud;

9. Bahwa sampai dengan Mahmud alias H. Muhinan alias H. Muhamad Nur Mahmud
meninggal dunia pada tahun 2010 tanah tersebut seterusnya dikuasai oleh ahli
warisnya yaitu Taam alias H. Samsul hadi, Jupri alias Bapak Lingga dan Baharuddin
alias Amaq Lukman dan diatas tanah tersebut dibangun open tembakau oleh Mahmud
alias H. Muhinan alias H. Muhamad Nur Mahmud;
10. Berbagai upaya termasuk mediasi dikantor Lurah Sekarteja telah diupayakan oleh
Ramsih alias Amaq Seriayu namun tidak berhasil;
11. Bahwa selama masih hidup Ramsih alias Amaq Seriayu (ayah kandung Penggugat)
tidak Pernah memohonkan Tanah tersebut untuk disertifikatkan berdasarkan pipil
nomor 328, persil nomor 25, klas II dengan luas 0,505 Ha;
12. Bahwa pada awal bulan Nopember 2015 Penggugat berinisiatif meminta Foto copy
dari foto copy obyek sengketa pada Pengadilan Agama Selong karena pada tahun
2013 Penggugat Pernah berperkara waris terhadap tanah dalam perkara aquo. Bahwa
dalam foto copy obyek sengketa dalam Perkara aquo dimana tertera dalam obyek
sengketa seolah-olah dulunya Amaq Seriayu (ayah Penggugat) Pernah memohonkan
Penerbitan Sertifikat (obyek sengketa Perkara aquo) selanjutnya seolah - olah
berdasarkan Jual beli beralih menjadi Haji Muhammad Nur Mahmud, padahal semua
itu tidak pernah terjadi. Bahwa atas dasar foto copy obyek sengketa dalam perkara
tersebut, penggugat mulai curiga, karena semasa Hidup ayah Penggugat tidak Pernah
memohonkan tanah dimaksud dalam perkara aquo diterbitkan sertifikat sesuai obyek
sengketa, karena memang ayah Penggugat tidak sedang berada di Lombok Timur
ketika sertifikat dimohonkan dan diterbitkan;
13. Bahwa untuk menindak lanjuti kecurigaan penggugat secara pasti terhadap obyek
sengketa, maka Penggugat berinisiatif meminta kepada Kantor Pertanahan Kabupaten
Lombok Timur untuk meneliti serta melakukan pencarian terhadap warkah-warkah
SHM No. 59, diterbitkan 31 Januari 1979, Gambar Situasi No. 1366/1980, November
1980, luas 4537 M2, atas Nama Haji Muhammad Nur Mahmud, terletak di Desa
Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur, NTB;
14. Bahwa informasi yang diperoleh Penggugat dari Kantor Pertanahan Kabupaten
Lombok Timur pada tanggal 19 Nopember 2015, sesuai Berita acara Penelitian
warkah No : 34/WR/XI/2015, dimana warkah yang dimaksud tidak ditemukan. Hal
inilah yang menguatkan kecurigaan Penggugat bahwa Penerbitan obyek sengketa
tidak melalui prosedur yang benar;
15. Bahwa berdasarkan berdasarkan fakta, obyek sengketa baru diketahui oleh Penggugat
pada tanggal tanggal 19 Nopember 2015, sesuai Berita acara Penelitian warkah No :
34/WR/XI/2015, maka gugatan ini diajukan masih dalam tenggang waktu yang
diperbolehkan oleh undang-undang, hal mana sesuai dengan ketentuan pasal 55 UU
No. 5 tahun 1986 jo UU No. 9 tahun 2004, yang berbunyi “ Gugatan dapat diajukan
hanya dalam waktu Sembilan puluh hari sejak saat diterimanya atau diumumkannya
keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara” dan atau Yurisprudensi
Mahkamah Agung RI Nomor 5.K/TUN/1992, tanggal 21 Januari 1993 jo.
Yurisprudensi Nomor 41.K/TUN/1994, tanggal 10 Nopember 1994, jo. Yurisprudensi
Nomor 270.K/TUN/2001, tanggal 4 Mei 2002, yang pada pokoknya berbunyi “…
Tenggang waktu pengajuan gugatan bagi mereka yang tidak dituju oleh suatu
Keputusan Tata Usaha Negara dihitung secara kasuistis sejak saat ia merasa
kepentingannya dirugikan oleh Keputusan Tata Usaha Negara dan mengetahui
adanya keputusan itu”.;
16. Bahwa dengan diterbitkannya Obyek sengketa padahal Pemilik yang sah (Ayah
penggugat) tidak Pernah memohonkan Penerbitan Sertifikat sesuai tertera pada obyek
sengketa, dan kemudian seolah-olah berpindah tangan atas dasar jual beli kepada
Mahmud alias H. Muhinan alias H. Muhamad Nur Mahmud, jelas melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku (vide pasal 53 ayat 2 huruf a yang
berbunyi “Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku” dan huruf b yang berbunyi
“Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas
umum pemerintahan yang baik” UU No. 9 tahun 2004 tentang perubahan UU No. 5
tahun 1986 tentang PTUN) dan melanggar Azas-azas Umum Pemerintahan Yang Baik
(AAUPB) khususnya Azas Bertindak Cermat dan Prinsip Kehati-Hatian, hal mana
sangat merugikan kepentingan hukum Penggugat, sehingga Penggugat memiliki unsur
kepentingan yang dirugikan (Pasal 53 ayat 1 UU No.9 Tahun 2004 yang berbunyi “
Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu
Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
Pengadilan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak
sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”). Bahwa
berdasarkan fakta baik ayah kandung penggugat ketika masi hidup maupun Penggugat
dan saudara-saudara penggugat tidak dapat mengarap tanah sawa miliknya dengan
semestinya.
Bahwa alasan yuridis Penggugat menyatakan bahwa Tergugat telah melanggar Asaz
Bertindak Cermat dan Prinsip Kehati-hatian adalah bahwa Tergugat tidak pernah
melakukan pengecekan terhadap data-data disampaikan kepada Tergugat, hal mana
sesuai dengan tidak bersesuaiannya apa yang tertulis dalam obyek sengketa antara
yang dianggap Pemohon pertama (Amaq Seriayu) dengan alas hak tentang asal tanah
yang dijadikan dasar oleh Haji Muhammad Nur Mahmud (akan dibuktikan pada
Pembuktian). Dan terbukti juga dengan tidak dilakukannya pengecekan di lapangan
secara langsung terkait dengan data yuridis yang sebenar-benarnya. sebagaimana
ditentukan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran
Tanah.;
17. Bahwa dari uraian diatas, terbukti bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang telah
dikeluarkan oleh Tergugat telah mengandung cacat yuridis sebab dikeluarkan
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu dengan
mengabaikan ketentuan pasal 1 “Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh jawatan
Pendaftaran Tanah menurut ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini
dan mulai pada tanggal yang ditetapkan oleh Menteri Agraria untuk masing-masing
daerah” jo. Pasal 3 ayat 2 huruf a dan b (bunyi Pasal 3 ayat 2 huruf a dan
b”Sebelum sebidang tanah diukur, terlebih dulu diadakan (a) Penyelidikan riwat
bidang tanah itu dan (b) penetapan batas-batasanya.) jo. Pasal 7 huruf a,b,c,dan d
(bunyi Pasal 7 huruf a,b,c,dan d “Untuk Menyelenggarakan tata usaha pendaftaran
tanah oleh Kantor Pendaftaran Tanah diadakan : (a) daftar tanah, (b) daftar nama,
(c) daftar buku tanah, (d) daftar surat ukur.”) jo. Pasal 8 (bunyi Pasal 8 “Bentuk
daftar nama serta cara mengisinya ditetapkan oleh Menteri Agaria”) jo. Pasal 37
(bunyi Pasal 37 “Kepala Kantor Pendaftaran Tanah wajib menjalankan petunjuk-
petunjuk yang diberikan oleh Kepala Jawatan Pendaftaran Tanah atau pejabat yang
ditunjuk olehnya”.) Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran
Tanah dan oleh karenannya harus dinyatakan Batal demi hukum.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas Mohon Kepada Bapak Ketua Pengadilan Tata Usaha
Negara Mataram c.q Majelis Hakim Yang Memeriksa dan mengadili Perkara ini memberikan
putusan sebagai berikut :

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Batal atau tidak sah Keputusan Tata Usaha Negara berupa:

SHM No. 59, tertanggal 31 Januari 1979, Gambar Situasi No. 1366/1980, November
1980, luas 4537 M2, atas Nama Haji Muhammad Nur Mahmud, terletak di Desa
Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur, NTB.;

3. Mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut Keputusan Tata Usaha Negara berupa :

SHM No. 59, tertanggal 31 Januari 1979, Gambar Situasi No. 1366/1980, November
1980, luas 4537 M2, atas Nama Haji Muhammad Nur Mahmud, terletak di Desa
Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur, NTB.;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini.


Demikian gugatan ini kami ajukan dan atas perkenaannya diucapkan terima kasih.

Hormat Kami

Kuasa Hukum Penggugat,

FAUZI YOYOK, SH

HENDRO PURBA, SH

AMRULLAH, SH

LALE SURYANA LENDRA LESTARI, SH

Anda mungkin juga menyukai