Anda di halaman 1dari 14

PEMBELAAN

PERKARA PIDANA No.

Atas nama Terdakwa

Nama : ABDUL JALIL alias BINTANG

Tempat lahir : Surakarta

Umur / tgl lahir : 27 TAHUN / 18 April 1979

Jenis kelamin : Laki – laki

Kebangsaan : Indonesia / Jawa

Tempat Tinggal : Jl. Malabar Dalam I No. 14 Rt. 01 / Rw. 17

Perumnas Mojosongo, Kel. Mojosongo, Jebres,

Kota Surakarta

Agama : Islam

Pekerjaan : Tenaga Honorer pada DPU Surakarta

Pendidikan : SMP

Berdasar Surat Dakwaan dan Tuntutan Jaksa Penuntut Umum

No. Reg. Perkara : PDM-104/SRKTA/EP.1/09/2006

I. Pendahuluan :

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Majelis Hakim yang kami muliakan


Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati serta

Pengunjung sidang yang kami hormati pula

Pertama – tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Alloh yang telah

melimpahkan rachmad dan hidayahnya, sehingga kita dapat bertemu dalam

persidangan yang terhormat ini.

Selanjutnya kami Tim Penasehat Hukum mengucapkan terima kasih

kepada Majelis Hakim yang telah menyidangkan perkara ini, yang telah

berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkapkan fakta-fakta yang

terungkap dipersidangan ini, guna dan untuk menemukan kebenaran materiil

dari hukum pidana ke arah tercapainya prinsip dan tujuan hukum serta tegaknya

keadilan.

Demikian pula Saudara Jaksa Penuntut Umum yang telah berupaya

mengajukan perkara ini sampai proses dipersidangan yang terhormat ini. Begitu

pula dengan Saudara Panitera Pengganti yang mengikuti persidangan ini yang

mencatat semua fakta – fakta yang terungkap selama persidangan

berlangsung.

Majelis Hakim yang kami muliakan,

Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,


Kesadaran akan keterbatasan manusia untuk meraih kebenaran sejati

yang mengisyaratkan untuk tahu diri sebagai yang tidak lepas dari kesalahan,

kekeliruan, kekhilafan dan ketidakmampuan. Karenanya amatlah tepat jika

dalam proses pencapaian kebenaran di forum pengadilan kita sama-sama

mencari kebenaran yang sejati yang menurut kebenaran manusia, karena

kebenaran yang hakiki adalah kebenaran yang bersumber pada ILLAHI.

Majelis Hakim yang Terhormat,

Setelah kami, tim Penasehat hukum diberi kesempatan oleh Majelis

Hakim untuk membaca, mempelajari, menyimak serta menelaah Surat Dakwaan

dan atau Tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum serta fakta – fakta yang terungkap

dalam persidangan ini, maka kami akan memulai pembelaan ini dengan

sistematika sebagai berikut :

I. Pendahuluan

II. Fakta – Fakta Yang Terungkap Dalam Persidangan

III. Permohonan

I. Pendahuluan :

Sebagaimana yang telah kami bacakan tersebut diatas.


II. Fakta – fakta yang terungkap dalam persidangan :

Bahwa sebagaimana surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum untuk

dakwaan kesatu pasal 81 UU Pengadilan Anak No. 23 tahun 2002 proses

hukumnya tidak tepat, hal ini terutama dalam Laporan tentang terjadinya dugaan

tindak pidana yang dilakukan Terdakwa, karena jelas Undang-undang tentang

peradilan anak yang masih dalam pengampuan / dibawah umur / belum cakap

bertindak secara hukum maka anak tersebut masih dalam pengampuan orang

tuanya, terhadap hal ini jelas laporan tersebut dilakukan oleh seorang pendeta

WAHYU, hal ini jelas sesuai fakta dipersidangan orang tua korban sama sekali

tidak pernah melaporkan dugaan tindak pidana yang diperbuat oleh Terdakwa,

justru saksi orang tua korban mengetahui perkara tersebut dari keterangan saksi

MEIRINA. Dengan demikian laporan yang dibuat oleh Pendeta Wahyu terhadap

diri Terdakwa tidak ada kapasitasnya / tidak mewakili korban.

Bahwa berdasarkan proses persidangan jelas terungkap fakta hukum,

yang mana sebagaimana tuntutan saudara Jaksa Penuntut Umum menyebutkan

Terdakwa menakuti-nakuti korban dengan kata-kata “KUWI ONO TUKANG

RESEH SERING GANGGU, KOWE YEN ORA MLEBU KAMAR MESTI

DIGANGGU “ dan Terdakwa juga mengancam tidak akan mengantar pulang.

Terhadap peristiwa tersebut terungkap fakta bahwa saat Terdakwa mengatakan

kata-kata tersebut dilakukan ditempat umum yang banyak komunitas orang,

sehingga kesempatan Korban untuk berteriak meminta tolong adalah sangat

besar dan dimungkinkan kejadian tersebut tidak akan terjadi. hal ini
sebagaimana teori hukum “Condisio Sine Quonan” yaitu tidak akan ada akibat

apabila sebab itu bisa dihindari. Hal ini jelas secara fakta tidak pernah upaya

tersebut dilakukan oleh Korban, justru korban (17 tahun) saat itu bercerita

kepada Terdakwa tentang masa lalu yang buruk dengan seorang laki-laki lain,

hal inilah yang menjadi penyebab timbulnya peristiwa tersebut, Dengan demikian

jelas unsure dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekeraasan

tidak terbukti.

Bahwa selain hal tersebut keterangan saksi korban dan Terdakwa jelas

yang melepaskan celana panjang jeans dan celana dalam Korban adalah korban

sendiri, yang mana pada waktu melepaskan celana tersebut antara saksi

Korban dan Terdakwa adalah dalam waktu yang bersamaan, sehingga unsure

memaksa seorang anak tidaklah dapat terpenuhi pula.

FAKTA NON YURIDIS

Bahwa pendekatan hukum tidaklah harus melalui pendekatan secara

yuridis formal, akan tetapi harus pula dipertimbangkan sosial justice

sebagaimana tulisan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia BAGIR

MANAN dalam Varia Peradilan, sehingga dengan demikian tidaklah mutlak

yuridis formal diterapkan dalam menutut diri Terdakwa.

Bahwa sebagaimana kita ketahui, Terdakwa adalah sebagai tulang

punggung ekonomi keluarga yang menggantungkan hidup dari hasil

pekerjaannya selaku Tenaga Honorer DPU Pemkot Surakarta (sebagai Penjaga


Pintu Air) yang telah mengabdikan diri untuk pekerjaannya demi kepentingan

masyarakat banyak, hal ini dilakukan Terdakwa dengan penuh tanggung jawab

walaupun hanya sebagai tenaga honorer (kontrak).

Selain hal tersebut di atas terdakwa sebagai tulang punggung ekonomi

keluarga dan saat ini istri terdakwa hamil tua yang mana juga memerlukan

perhatian dan kasih sayang dari diri terdakwa. Bahwa selain kondisi sosial

sebagaimana tersebut di atas terungkap dalam persidangan terdakwa masih

muda, terdakwa menyesali perbuatannya dan saat memberikan keterangan tidak

berbelit-belit. hal tersebut selaras dengan tujuan pemasyarakatan

sebagaimana Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 sistem

pemasyarakatan dalam rangka membentuk warga binaan pemasyarakatan

agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahannya, memperbaiki

diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat berperan aktif

dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang

baik dan bertanggung jawab.

Berdasarkan alasan-alasan yuridis dan alasan sosial justice tersebut

diatas, kami selaku penasehat hukum Terdakwa mohon kepada majelis hakim

pemeriksa perkara ini berkenan untuk memutuskan :

MEMBEBASKAN TERDAKWA DARI TUNTUTAN

atau
MOHON PUTUSAN YANG SERINGAN RINGANNYA

Demikian pembelaan ini kami sampaikan dan terimakasih

Surakarta, 14 Desember 2006

Hormat kami,

RIKAWATI, SH Drs. SUWANTA, SH ZAINAL ABIDIN, SH

DYAH LIESTRININGSIH, SH BAMBANG TRI HARYANTO, SH


PEMBELAAN

PERKARA PIDANA No.

Atas nama Terdakwa

Nama : ABDUL JALIL alias BINTANG

Tempat lahir : Surakarta

Umur / tgl lahir : 27 TAHUN / 18 April 1979

Jenis kelamin : Laki – laki

Kebangsaan : Indonesia / Jawa

Tempat Tinggal : Jl. Malabar Dalam I No. 14 Rt. 01 / Rw. 17

Perumnas Mojosongo, Kel. Mojosongo, Jebres,

Kota Surakarta

Agama : Islam

Pekerjaan : Tenaga Honorer pada DPU Surakarta

Pendidikan : SMP

Berdasar Surat Dakwaan dan Tuntutan Jaksa Penuntut Umum

No. Reg. Perkara : PDM-104/SRKTA/EP.1/09/2006


III. Pendahuluan :

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Majelis Hakim yang kami muliakan

Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati serta

Pengunjung sidang yang kami hormati pula

Pertama – tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Alloh yang telah

melimpahkan rachmad dan hidayahnya, sehingga kita dapat bertemu dalam

persidangan yang terhormat ini.

Selanjutnya kami Tim Penasehat Hukum mengucapkan terima kasih

kepada Majelis Hakim yang telah menyidangkan perkara ini, yang telah

berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkapkan fakta-fakta yang

terungkap dipersidangan ini, guna dan untuk menemukan kebenaran materiil

dari hukum pidana ke arah tercapainya prinsip dan tujuan hukum serta tegaknya

keadilan.

Demikian pula Saudara Jaksa Penuntut Umum yang telah berupaya

mengajukan perkara ini sampai proses dipersidangan yang terhormat ini. Begitu

pula dengan Saudara Panitera Pengganti yang mengikuti persidangan ini yang

mencatat semua fakta – fakta yang terungkap selama persidangan

berlangsung.
Majelis Hakim yang kami muliakan,

Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Kesadaran akan keterbatasan manusia untuk meraih kebenaran sejati

yang mengisyaratkan untuk tahu diri sebagai yang tidak lepas dari kesalahan,

kekeliruan, kekhilafan dan ketidakmampuan. Karenanya amatlah tepat jika

dalam proses pencapaian kebenaran di forum pengadilan kita sama-sama

mencari kebenaran yang sejati yang menurut kebenaran manusia, karena

kebenaran yang hakiki adalah kebenaran yang bersumber pada ILLAHI.

Majelis Hakim yang Terhormat,

Setelah kami, tim Penasehat hukum diberi kesempatan oleh Majelis

Hakim untuk membaca, mempelajari, menyimak serta menelaah Surat Dakwaan

dan atau Tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum serta fakta – fakta yang terungkap

dalam persidangan ini, maka kami akan memulai pembelaan ini dengan

sistematika sebagai berikut :

IV. Pendahuluan

V. Fakta – Fakta Yang Terungkap Dalam Persidangan

VI. Permohonan
I. Pendahuluan :

Sebagaimana yang telah kami bacakan tersebut diatas.

IV. Fakta – fakta yang terungkap dalam persidangan :

Bahwa sebagaimana surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum untuk

dakwaan kesatu pasal 81 UU Pengadilan Anak No. 23 tahun 2002 proses

hukumnya tidak tepat, hal ini terutama dalam Laporan tentang terjadinya dugaan

tindak pidana yang dilakukan Terdakwa, karena jelas Undang-undang tentang

peradilan anak yang masih dalam pengampuan / dibawah umur / belum cakap

bertindak secara hukum maka anak tersebut masih dalam pengampuan orang

tuanya, terhadap hal ini jelas laporan tersebut dilakukan oleh seorang pendeta

WAHYU, hal ini jelas sesuai fakta dipersidangan orang tua korban sama sekali

tidak pernah melaporkan dugaan tindak pidana yang diperbuat oleh Terdakwa,

justru saksi orang tua korban mengetahui perkara tersebut dari keterangan saksi

MEIRINA. Dengan demikian laporan yang dibuat oleh Pendeta Wahyu terhadap

diri Terdakwa tidak ada kapasitasnya / tidak mewakili korban.

Bahwa berdasarkan proses persidangan jelas terungkap fakta hukum,

yang mana sebagaimana tuntutan saudara Jaksa Penuntut Umum menyebutkan

Terdakwa menakuti-nakuti korban dengan kata-kata “KUWI ONO TUKANG

RESEH SERING GANGGU, KOWE YEN ORA MLEBU KAMAR MESTI

DIGANGGU “ dan Terdakwa juga mengancam tidak akan mengantar pulang.

Terhadap peristiwa tersebut terungkap fakta bahwa saat Terdakwa mengatakan


kata-kata tersebut dilakukan ditempat umum yang banyak komunitas orang,

sehingga kesempatan Korban untuk berteriak meminta tolong adalah sangat

besar dan dimungkinkan kejadian tersebut tidak akan terjadi. hal ini

sebagaimana teori hukum “Condisio Sine Quonan” yaitu tidak akan ada akibat

apabila sebab itu bisa dihindari. Hal ini jelas secara fakta tidak pernah upaya

tersebut dilakukan oleh Korban, justru korban (17 tahun) saat itu bercerita

kepada Terdakwa tentang masa lalu yang buruk dengan seorang laki-laki lain,

hal inilah yang menjadi penyebab timbulnya peristiwa tersebut, Dengan demikian

jelas unsure dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekeraasan

tidak terbukti.

Bahwa selain hal tersebut keterangan saksi korban dan Terdakwa jelas

yang melepaskan celana panjang jeans dan celana dalam Korban adalah korban

sendiri, yang mana pada waktu melepaskan celana tersebut antara saksi

Korban dan Terdakwa adalah dalam waktu yang bersamaan, sehingga unsure

memaksa seorang anak tidaklah dapat terpenuhi pula.

FAKTA NON YURIDIS

Bahwa pendekatan hukum tidaklah harus melalui pendekatan secara

yuridis formal, akan tetapi harus pula dipertimbangkan sosial justice

sebagaimana tulisan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia BAKIR

MANAN dalam Varia Peradilan, sehingga dengan demikian tidaklah mutlak

yuridis formal diterapkan dalam menutut diri Terdakwa.


Bahwa sebagaimana kita ketahui, Terdakwa adalah sebagai tulang

punggung ekonomi keluarga yang menggantungkan hidup dari hasil

pekerjaannya selaku Tenaga Honorer DPU Pemkot Surakarta (sebagai Penjaga

Pintu Air) yang telah mengabdikan diri untuk pekerjaannya demi kepentingan

masyarakat banyak, hal ini dilakukan Terdakwa dengan penuh tanggung jawab

walaupun hanya sebagai tenaga honorer (kontrak).

Selain hal tersebut di atas terdakwa sebagai tulang punggung ekonomi

keluarga dan saat ini istri terdakwa hamil tua yang mana juga memerlukan

perhatian dan kasih sayang dari diri terdakwa. Bahwa selain kondisi sosial

sebagaimana tersebut di atas terungkap dalam persidangan terdakwa masih

muda, terdakwa menyesali perbuatannya dan saat memberikan keterangan tidak

berbelit-belit. hal tersebut selaras dengan tujuan pemasyarakatan sebagaimana

Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 sistem pemasyarakatan dalam rangka

membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya,

menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana

sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan dan dapat hidup secara

wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.

Berdasarkan alasan-alasan yuridis dan alasan sosial justice tersebut

diatas, kami selaku penasehat hukum Terdakwa mohon kepada majelis hakim

pemeriksa perkara ini berkenan untuk memutuskan :


MEMBEBASKAN TERDAKWA DARI TUNTUTAN

atau

MOHON PUTUSAN YANG SERINGAN RINGANNYA

Demikian pembelaan ini kami sampaikan dan terimakasih

Surakarta, 14 Desember 2006

Hormat kami,

RIKAWATI, SH Drs. SUWANTA, SH ZAINAL ABIDIN, SH

DYAH LIESTRININGSIH, SH BAMBANG TRI HARYANTO, SH

Anda mungkin juga menyukai