Anda di halaman 1dari 4

KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEJAKSAAN TINGGI KALIMANTAN SELATAN


KEJAKSAAN NEGERI TABALONG
Jl. A Yani Km. 10 Kec. Murung Pudak Kab.Tabalong 71571

Jawaban Penuntut Umum atas Surat Pembelaan (Pleidoi)


Wahyu Ilahi Alias Wahyu Kunat Bin Muhammad Aini
No.Reg.Perk: PDM-22/TAB /01/2023
Nomor : 41/Pid.B/2023/ PN Tjg

I. Pendahuluan
Yang Mulia Majelis Hakim,
Anak yang berkonflik dengan Hukum dan Penasihat Hukum yang terhormat,
Pertama - tama kami selaku Jaksa Penuntut Umum memanjatkan puji dan syukur kehadiran
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik dan hidayah - Nya yang telah dilimpahkan kepada
kita sekalian sehingga kita masih bisa diberi kesempatan, kekuatan dan keselamatan untuk hadir
dalam persidangan ini, sehingga tanpa terasa kita telah memasuki tahap penyampaian jawaban /
tanggapan dari Jaksa Penuntut Umum (Replik) atas Pembelaan (Pleidoi) dari Penasihat Hukum
Terdakwa.
Pada Kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Majelis Hakim atas
kesempatan yang diberikan kepada kami selaku Penuntut Umum untuk menyampaikan Replik
atau jawaban terhadap pembelaan dari Penasihat Hukum terdakwa yang telah disampaikan pada
persidangan hari Selasa tanggal 13 Maret 2023 di Pengadilan Negeri Tanjung. Tidak lupa juga
kami sampaikan apresiasi kepada Penasihat Hukum terdakwa yang telah menyusun Nota
Pembelaan guna mengungkap kebenaran Materiil, meskipun pembelaan tersebut disusun atas
suatu asumsi bahwa terdakwa bukanlah pihak yang dapat dipertanggungjawabkan /
dipersalahkan mengingat subyektifitas terdakwa yang tidak dapat ditinggalkan. Selain itu karena
terdakwa tidak dibebani sumpah di dalam memberikan keterangan bagi dirinya sendiri maka
merupakan suatu hal yang wajar bilamana Penasihat Hukum terdakwa berusaha mencari celah-
celah untuk membebaskan diri atau setidak-tidaknya mengurangi beban tanggungjawab dalam
perkara ini, sehingga sering kali timbul perbedaan pendapat antara kami Jaksa Penuntut Umum
dengan Penasihat Hukum terdakwa, namun demikian perbedaan-perbedaan tersebut hendaknya
tidak mengurangi tujuan kita dalam mencari dan mengungkap kebenaran Materiil dalam perkara
ini sehingga hukum benar-benar dapat ditegakkan dan keadilan dapat dirasakan sebagaimana
yang menjadi dambaan kita bersama.
Kami selaku Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini selama persidangan telah berusaha
sedemikian rupa untuk memberikan dukungan demi kelancaran persidangan sesuai dengan tugas
dan tanggungjawab selaku Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini. Sebagaimana telah kami
sampaikan dalam tuntutan pidana, maka tanggapan atas pembelaan atau Pleidoi Penasihat Hukum
terdakwa ini akan tetap kami dasarkan pada Undang-Undang dan Peraturan serta ketentuan-
ketentuan hukum yang berlaku, dengan memperhatikan pula rasa keadilan dan tuntutan keadilan
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Setelah kami membaca dan mempelajari pembelaan dari Penasihat Hukum terdakwa, maka
kami Jaksa Penuntut Umum sesuai ketentuan pasal 182 ayat (1) KUHAP merasa perlu untuk
menyampaikan jawaban dengan maksud dan tujuan untuk meluruskan hal-hal yang telah secara
keliru ditanggapi oleh Penasihat Hukum terdakwa, oleh karena itu dalam menyampaikan jawaban
ini kami hanya akan menanggapi hal - hal yang pokok saja, yang menurut hemat kami adalah
keliru dan perlu diluruskan kembali, sehingga tidak seluruh pembelaan Penasihat Hukum
terdakwa kami tanggapi.
Bahwa uraian mengenai masalah fakta-fakta hukum dari keterangan saksi-saksi,surat,
petunjuk, dan keterangan Terdakwa maupun barang bukti, telah kami uraikan dengan sangat jelas
dan terstruktur dalam Surat Tuntutan pidana sehingga tidak perlu kami tanggapi. Dalam perkara
ini Jaksa Penuntut Umum sudah secara pasti mempunyai perbedaan pandangan perihal perbuatan
yang telah dilakukan oleh Terdakwa namun yang dapat menyatakan kesalahan hanyalah Majelis
Hakim, dan sekarang ini Terdakwa adalah dalam posisi belum bersalah selama belum ada
Keputusan Hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
II. Jawaban/Tanggapan Penuntut Uumum Terhadap Pokok – Pokok Keberatan Penasihat
Hukum Terdakwa
Terhadap Analisa Yuridis
Bahwa Dalam Surat Tuntutan kami telah diuraikan secara jelas berdasarkan adanya alat
bukti dipersidangan diantaranya keterangan saksi-saksi, Surat, keterangan terdakwa serta
Petunjuk dan dihubungkan dengan barang bukti dipersidangan, bahwa terdakwa telah terbukti
secara sah dan meyakinkan memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana yang kami
dakwakan yaitu Dakwaan Pertama melanggar Pasal 338 KUHP.
Dalam Nota Pembelaannya Penasihat Hukum terdakwa juga menguraikan analisa yuridis
menurut subyektifitas atau sudut pandang dari Penasihat Hukum sendiri dan bukan didasarkan
pada kebenaran yang hakiki sesuai dengan fakta-fakta dipersidangan tetapi menjadi hal yang
bersifat imajinatif dan spekulatif sehingga terkesan dipaksakan seolah-olah terdakwa tidak
bersalah. Dari uraian dalam Nota Pembelaan tersebut bahwa penasehat hukum terdakwa
berkesimpulan :
- Bahwa Unsur ke-2 yaitu dengan sengaja harus dikesampingkan sebelum unsur-unsur lainnya
menurut dakwaan terlebih dahulu dibuktikan kebenarannya dan Penasihat Hukum Terdakwa
berkeyakinan dan berkesimpulan bahwa terdakwa Wahyu Ilahi Alias Wahyu Kunat Bin
Muhammad Aini tidak terbukti melakukan tindak pidana Pembunuhan.
Bahwa terhadap pledoi Penasehat Hukum tersebut, kami Jaksa Penuntut Umum akan menanggapi
sebagai berikut :
- Bahwa fakta-fakta yang diungkapkan Penasihat Hukum terdakwa dalam Pembelaanya untuk
membuktikan unsur dengan sengaja hanya berdasarkan keterangan terdakwa semata tanpa
di dukung dengan alat bukti lainnya;
Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 189 ayat 3 KUHAP keterangan terdakwa hanya dapat
digunakan terhadap dirinya sendiri dan keterangan terdakwa tersebut, tidak bersesuaian
dengan alat bukti lain yaitu Keterangan Saksi dan Alat bukti Surat;
Bahwa pendapat dari Penasihat Hukum terdakwa yang menyatakan unsur dengan sengaja
tidak dapat dibuktikan hanya berdasar pada keterangan terdakwa saja tanpa
mempertimbangkan keterangan saksi-saksi dan alat bukti surat yang dihadirkan di
persidangan adalah tidak berdasar atau beralasan mengingat dari seluruh fakta yang
terungkap dipersidangan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan Tindak Pidana sebagaimana yang didakwakan oleh Penuntut Umum.
- Bahwa Penuntut Umun telah membuktikan seluruh unsur-unsur yang didakwakan yaitu
melanggar Pasal 338 KUHP sebagaimana yang telah tertuang di dalam surat Tuntutan Pidana,
dan yang dipermasalahkan Penasihat Hukum terdakwa tersebut unsur dengan sengaja
merampas nyawa orang lain.
Unsur “dengan sengaja”
Bahwa menurut doktrin ada 3 (tiga) bentuk kesengajaan (opzet) yaitu :
1. kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk) ;
2. kesengajaan sebagai kepastian (opzet bijzekerheidsbewuszijn) ;
3. kesangajaan sebagai kemungkinan (opzet bijmogelijkheids bewuszijn) ;
kemudian dari ketiga bentuk kesengajaan tersebut pelaku sama-sama menghendaki
melakukan tindakan yang terlarang, tetapi berbeda mengenai akibat yang timbul dari
tindakannya itu, yaitu :
- pada kesengajaan sebagai maksud, pelaku menghendaki akibat yang timbul atas
perbuatan yangdilakukannya;
- pada kesengajaan sebagai kepastian, pelaku menyadari sepenuhnya timbulnya
akibat lain dari pada
akibat yang dikehendakinya;
- pada kesengajaan sebagai kemungkinan, pelaku menyadari tentang kemungkinan
timbulnya suatuakibat lain dari pada akibat yang dikehendakinya;
(lihat : Drs., PAF. Lamintang : Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, halaman 295 s/d
301)
Bahwa fakta-fakta yang terungkap di persidangan, berdasarkan keterangan para saksi,
surat, petunjuk dan keterangan terdakwa, bahwa terdakwa menduduki tubuh Korban
Muhammad Alias Amat dan langsung menyayat leher Korban Muhammad Alias Amat
dengan menggunakan senjata tajam jenis pisau yang dipegang dengan menggunakan
tangan kirinya sebanyak 1 (satu) kali kemudian menusuk leher Korban Muhammad Alias
Amat sebanyak 1 (satu) kali sambil tangan kanan terdakwa memukul kearah kepala
Korban Muhammad Alias Amat dengan melihat rangkaian dari cara terdakwa melakukan
penusukan dan penyayatan pada leher korban serta alat yang dipergunakan terdakwa
untuk menusuk dan menyayat leher korban dan luka-luka yang diderita korban
dihubungan dengan pengertian kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk) diatas,
bahwa terdakwa menghendaki akibat yang lebih jauh dari sekedar melukai korban,
yaitu menghendaki kematian korban, mengingat leher korban yang menjadi sasaran
dari penusukan dan penyayatan terdakwa tersebut adalah bagian-bagian tubuh yang
vital dan terdakwa mengetahui apabila bagian-bagian tubuh tersebut ditusuk dan
disayat dengan menggunakan senjata tajam sebagaimana barang bukti yang diajukan ke
persidangan seperti yang telah dilakukan terdakwa dapat menjadikan korban luka,
berdarah serta meninggal dunia;
Bahwa berdasarkan uraian-uraian diatas, maka unsur “dengan sengaja“ telah
terbukti atau terpenuhi secara sah dan meyakinkan menurut hukum
Unsur “merampas nyawa orang lain”
Bahwa fakta-fakta yang terungkap di persidangan, berdasarkan keterangan para saksi,
surat, petunjuk dan keterangan terdakwa, Bahwa akibat tusukan dan sayatan senjata
tajam yang dilakukan terdakwa terhadap korban tersebut, korban Muhammad Alias Amat
menderita luka tusuk dan luka sayat pada leher dan korban meninggal dunia. Sesuai
Visum Et Repertum Nomor: 1593 / F100025/ 2022-SI, tanggal 29 November 2022 yang
ditanda tangani oleh Dokter Pemeriksa: dr.Thomas Adi Kamara Huda dan Surat
Keterangan Meninggal Dunia Nomor : 0599/RSUHBK/TU-UM/472.1/12/2022 tanggal 2
Desember 2022 yang di buat dan ditandatangani oleh Dokter Pemeriksa: dr. Zaka
Susetyawan Dh.,Sp.B, yang telah melakukan pemeriksaan terhadap korban bahwa korban
mengalami luka-luka dan akibat dari luka-luka tersebut korban meninggal dunia
Bahwa berdasarkan uraian-uraian diatas, maka unsur “merampas nyawa orang lain “
telah terbukti atau terpenuhi secara sah dan meyakinkan menurut hukum
III. Kesimpulan
Berdasarkan Uraian diatas, maka sampailah kami pada kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa pendapat dari Penasihat Hukum terdakwa yang menyatakan untuk membebaskan
terdakwa tersebut tanpa mempertimbangkan saksi-saksi dan bukti yang dihadirkan di
persidangan tersebut adalah tidak berdasar atau beralasan, mengingat dari seluruh fakta
yang terungkap dipersidangan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan Tindak Pidana Pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP
sebagaimana Dakwaan pertama Penuntut Umum, oleh karena itu maka Nota Pembelaan /
Pledoi yang disampaikan Penasihat Hukum terdakwa harus ditolak dan dikesampingkan.”
2. Bahwa dari seluruh elemen – elemen pembelaan yang diajukan oleh Penasihat Hukum
terdakwa tidak terlihat adanya bukti – bukti yang dapat dijadikan alasan pemaaf dan
pembenar selama dipersidangan, sehingga dengan demikian surat tuntutan pidana Jaksa
Penuntut Umum dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan oleh karena itu kami Jaksa
Penuntut Umum tetap pada Surat Tuntutan yang telah kami bacakan pada hari Selasa
tanggal 7 Maret 2023.

Bahwa berdasarkan uraian di atas kami Jaksa Penuntut Umum memohon kepada Majelis Hakim
Yang Terhormat, yang mengadili perkara ini memutuskan sebagai berikut :
Menolak Pembelaan (Pleidoi) dari Penasihat Hukum Terdakwa
Menerima tanggapan kami Penuntut Umum
Memutuskan :
1. Menyatakan Terdakwa Wahyu Ilahi Alias Wahyu Kunat Bin Muhammad Aini telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Pembunuhan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 338 KUHP sebagaimana Dakwaan Pertama Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Wahyu Ilahi Alias Wahyu Kunat Bin Muhammad Aini
oleh karena itu dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) Tahun dengan dikurangkan
sepenuhnya selama masa penangkapan dan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dengan
perintah agar Terdakwa tetap ditahan;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) lembar KTP NIK 6309060103770003 atas nama Wahyu Ilahi;
Dikembalikan kepada terdakwa;
- 1 (satu) bilah senjata penikam atau senjata penusuk jenis pisau, panjang ± 21,5 (dua satu
koma lima) centimeter dengan gagang terbuat dari kayu;
Dirampas untuk dimusnahkan.
4. Membebankan kepada Wahyu Ilahi Alias Wahyu Kunat Bin Muhammad Aini membayar biaya
perkara sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah).

Demikianlah tanggapan Jaksa Penuntut Umum atas Nota Pembelaan / Pledoi Penasihat Hukum
Wahyu Ilahi Alias Wahyu Kunat Bin Muhammad Aini yang kami bacakan pada hari ini Kamis tanggal
16 Maret 2023, kiranya Yang Mulia Hakim berkenan menerima dan mengabulkan Surat Tuntutan Jaksa
Penuntut Umum, selanjutnya kami serahkan penilaian sepenuhnya kepada Yang Mulia Hakim
Pengadilan Negeri Tanjung yang memeriksa dan mengadili perkara atas nama terdakwa Wahyu Ilahi
Alias Wahyu Kunat Bin Muhammad Aini dengan harapan dapat memberikan keputusan yang tepat
dan seadil-adilnya.

Penuntut Umum

Irfan Susilo,SH
Jaksa Muda NIP.198310012009121001

Anda mungkin juga menyukai