GADING PRAMUDA
I. PENDAHULUAN
Suatu preseden yang dapat menghambat laju dan proses mencari keadilan
adalah subyektifitas orang-orang yang memandang bahwa setiap orang
yang diajukan ke persidangan perkara pidana adalah orang yang pasti
bersalah dan harus dihukum. Preseden tersebut harus disingkirkan karena
bertentangan dengan asas praduga tak bersalah sebagaimana tertuang
dalam Pasal 8 Undang-Undang Kekuasaan kehakiman yang menyatakan
bahwa:
“Setiap orang yang disangka, ditangkap, dan/atau dihadapkan di
persidangan, wajib dianggap TIDAK BERSALAH sebelum adanya putusan
pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan berkekuatan hukum tetap.”
Duplik ini merupakan kesempatan yang diberikan oleh KUHAP kepada kami
sebagai Penasihat Hukum untuk membela TERDAKWA GADING
PRAMUDA dalam mencari keadilan dan mempertahankan derajat,
martabat, dan kehormatannya. Persoalan ini penting karena apabila
TERDAKWA tidak terbukti bersalah, maka derajat, martabat, dan
kehormatannya harus dikembalikan seperti sebelum terjadinya Surat
Dakwaan yang mencemarkannama baiknya.
Dalam proses peradilan ini, tentu pandangan Jaksa Penuntut Umum dan
Penasihat Hukum berbeda. Akan tetapi, kami sebagai alat penegak hukum
harus mengingat kembali tujuan utama kita adalah untuk menegakkan
keadilan sehingga jangan sampai perbedaan pandangan dan pemikiran
subyektif yang ada membuat timbul kecacatan pada keadilan.
Selain itu, kami juga yakin dan percaya bahwa Majelis Hakim Yang
Terhormat dengan didukung oleh berbagai keterangan dan bukti yang ada
dapat memberikan putusan yang sesuai dengan rasa keadilan hukum dan
masyarakat dengan tetap berpegang teguh pada prinsip hukum DEMI
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA sehingga putusan
yang akan dijatuhkan nanti sesuai dengan Pasal 183 KUHAP yang
menyatakan bahwa:
“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang, kecuali apabila
dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh
keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa
Terdakwalah yang bersalah melakukannya.”
Setelah kami pelajari secara seksama uraian Nota Replik dari Jaksa Penuntut
Umum yang pada intinya menyampaikan permohonan kepada Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Malang yang memeriksa serta mengadili perkara ini
untukmemberikan putusan:
1. Menyatakan Terdakwa GADING PRAMUDA terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan pembunuhan berencana terhadap
Korban AGUNG PUTRA. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal 340 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP;
2. Menolak Pledoi (pembelaan) Penasihat Hukum terdakwa yang diajukan
pada tanggal 06 Juli 2021 No Reg. Perkara: PDM
13/M.5.34/Eku.2/10/2021;
3. Menetapkan agar TERDAKWA tetap ditahan;
4. Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah kami kemukakan di atas, kami memohon
agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Malang yang memeriksa dan
mengadili perkara atas nama TERDAKWA GADING PRAMUDA berkenan
untuk memutuskan:
1. Menerima duplik Penasihat Hukum untuk seluruhnya;
2. Menyatakan TERDAKWA GADING PRAMUDA tidak terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana
dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum;
3. Membebaskan TERDAKWA GADING PRAMUDA dari segala dakwaan
(vrijspraak) atau dilepaskan dari segala tuntutan hukum (onslag van
allerechtsvervolging) dikarenakan Surat Dakwaan Penuntut Umum tidak
cermat dan tidak jelas (obscuur libel);
4. Memulihkan nama baik TERDAKWA GADING PRAMUDA dalam segala
kemampuan, kedudukan, serta harkat dan martabatnya di masyarakat;
5. Membebankan biaya perkara kepada negara.
Atau:
V. PENUTUP
Demikian Tanggapan atau Duplik Penasihat Hukum terhadap Tanggapan
atau Replik Penuntu Umum kami bacakan dan diserahkan pada persidangan
hari ini. Selanjutnya, kami serahkan penilaian kepada Yang Mulia Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Malang yang memeriksan dan mengadili atas
TERDAKWA dengan harapan dapat memberikan putusan yang tepat dan
seadil-adilnya.
Malang, 13 Juli 2021