Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara A Quo
Dalam Perkara ini Terdakwa didakwa dengan dakwaan yang berbentuk Subsidair –
Kumulatif, dengan uraian sebagai berikut:
KESATU
Primair : Pasal 340 jo.Pasal 65 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP)
Subsidair : Pasal 338 jo.Pasal 65 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP)
DAN
KEDUA
Pasal 181 joPasal 65 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Setelah membaca dan mempelajari Surat Dakwaan dan juga Surat Tuntutan yang
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, maka kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa, sesuai
dengan ketentuan Pasal 182 Ayat (1) huruf b Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), akan mengajukan nota pembelaan dengan resume sebagai berikut.
Dakwaan Pertama
Primair
1. Unsur “Barangsiapa”
Dalam surat tuntutannya, Jaksa Penuntut Umum dalam membuktikan unsur
“barangsiapa” hanya dengan argumentasi bahwa Terdakwa Firman bin Utina dalam
persidangan dalam keadaan sehat dan tidak ada satupun alasan yang ditemukan dalam diri
terdakwa untuk meniadakan atau menghapuskan kesalahan Terdakwa. Tentunya argumentasi
seperti ini kurang pantas untuk disampaikan dalam pengadilan untuk membuktikan unsur
dalam suatu tindak pidana.Tentunya Jaksa Penuntut Umum sebagai seorang sarjana hukum,
dapat memikirkan argumentasi yang lebih cerdas untuk membuktikan unsur tersebut.
Berdasarkan Pasal 340 KUHP, unsur “barangsiapa” bukan merupakan delik
inti, tetapi hanya sebagai elemen delik yang menunjukan subjek hukum yang didakwa
melakukan tindak pidana yang pembuktiannya bergantung kepada pembuktian unsur delik
lainnya.
Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 951-K/Pid/1982
tertanggal 10Agustus 1983 dengan nama Terdakwa Yojiro Kitajima, yang antara lain
menerangkan bahwa unsur “barangsiapa”hanya merupakan kata ganti orang di mana unsur ini
harus mempunyai makna jika dikaitkan dengan unsur-unsur pidana lainnya. Oleh karena
itu, haruslah unsur “barangsiapa” dibuktikan dengan unsur-unsur delik lainnya dalam delik
yang didakwakan.
Dengan demikian, hadirnya terdakwa dalam persidangan tidaklah berarti unsur
“barangsiapa” langsung terbukti, tanpa dibuktikannya juga unsur-unsur delik lainnya.Setelah
terbukti unsur-unsur lainnya barulah Jaksa Penuntut Umum dapat menyatakan bahwa unsur
“barangsiapa” telah terbukti.
Dengan demikian unsur “barangsiapa” TIDAK TERBUKTI SECARA SAH DAN
MEYAKINKAN.
1. Unsur “Barangsiapa”
Unsur “Barangsiapa” telah diuraikan dalam analisis yuridis Dakwaan Primair diatas.
DAKWAAN KEDUA
PERMOHONAN
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan juga analisis yang telah
kami paparkan, maka kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa dengan segala kerendahan hati
kami, memohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara A Qou untuk menjatuhkan Putusan
dengan amar sebagai berikut:
PRIMAIR
1. Menyatakan bahwa Terdakwa Bian bin Andra, tidak bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum.
2. Membebaskan Terdakwa Bian bin Andra dari seluruh dakwaan dan tuntutan hukum.
3. Memulihkan hak terdakwa dalam hal kemampuan, kedudukan, harkat, dan
martabatnya.
4. Membebankan biaya perkara kepada negara.
SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim pemeriksa perkara a quo berpendapat lain, maka kami memohon
agar Majelis Hakim dapat menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).
Demikianlah Nota Pembelaan ini kami bacakan dan serahkan pada hari Senin, 28
Desember 2030 di Pengadilan Negeri Bandung.Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati
dan memberikan bimbingan kepada Majelis Hakim, agar dapat menjatuhkan putusan yang
seadil-adilnya dan membawa manfaat bagi semua pihak.
Hormat Kami,
Penasihat Hukum Terdakwa
Al Ayybi & Rekan
Muhammad Sholahudin Al Ayyubi, S.H. Fikri Ali Zulkifli, S.H.