Anda di halaman 1dari 13

Analisis Yuridis

Majelis Hakim Yth,

Berdasarkan Fakta fakta yang terungkap dalam persidangan sampailah kami kepada pembuktian

mengenai unsur unsur tindak pidana yang di dakwakan kepada terdakwa.

Oleh kerna dakwaan kami di susun dalam bentuk alternatif dan berdasarkan alat bukti yang terungkap

pada pemeriksaan di depan persidanagan keterangan berupa saksi0saksi di bawah sumpah yang

bersesuian satu dengan yang lainnya, keterangan terdakwa kesatu: Pasal 374 KUHP yang

unsur0unsurnya sebagai berkut:

1. Barang siapa;

2. Dengan sengaja dan melwan hukum mengaku sebagai milik sendiri barang sesuatu yang

seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain;

3. Tetapi yang ada dalam kekuasaanya bukan karna kejahatannya;

4. Yang di lakukan oleh yang penguaasaan-nya terhadap barang di sebapkan karna adanya

hubungan kerja atau karna pencahariannya atau karna mendapat upah untuk itu;

a.Unsur barang siapa;

Bahwa pengertian”barang siapa” di sini adalah siapa saja orang atau subjek hukum yang

melakukan perbuatan pidana dan dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Undan-Undang tidak mensyaratkan adanya sifat tertentu yang harus di miliki dari seorang

pelaku, dengan demikian pengertian”barang siapa” berlaku terhadap siapa pun dalam arti

unsur setiap orang meliputi subjek hukum, baik perorangan maupun badan hukum, yang
melakukan perbuatan di ancam dengan undang undang yang di lakukan oleh seseorang yang

dapat di pertanggung jawabkan (Toerekening Van Baartheid).

Istilah rumusan “barang siapa” Menginsyaratkan bahwa subjek hukum atau sasaran dari

hukum pidana adalah siapa saja, sehingga oleh karenanya setiap orang perorangan hak

mampu (Bevoegd) mengemban hak dan kewajiban atau orang yang mampu mengerti makna

dan akibat perbuatan yang di lakukannya (die omde fertelijke strkking der eigen handeling de

begryppen).

Mengenai kemampuan bertanggung jawab dri subjek hukum tersebut, memorie Van

Toelichting (MvT) menegaskan bahwa “unsur kemampuan bertanggung jawab tidak perlu di

buktikan “ unsur yang di anggap terdapat pada tiap orang yang melakukan perbuatan yang

melanggar undang-undang sebagai unsur yang lain; dalam setiap delik (stivzwijgen element

van eek delictie ). Unsur mana baru di buktikan jika ada keragu raguan tentang toelichting van

barheit dari seseorang yang melakukan delik.

Bahwa yang di ajukan ke persidangan dalam perkara ini adalah orang autau manusia yaitu

Terdakwa Ika hariati, sesuia dengan fakta fakta Yuridis yang terungkap di muka persidangan,

di peroleh lat bukti yang sah sebagi berikut yaitu subjek hukum terdakwa tersebut di atas, baik

dalam pemeriksaan pendahuluan di depan Penyidik, maupun di dalam persidangan ini,

dengan jelas, tegas dan berturut turut, dapat memberikan jawaban jawaban atas pertayaan

pertayaan penyidik, Majelis Hakim dan Penuntut Umum serta Penasihat Hukumnya. Terdakwa

adalah orang yang menurut Hukum mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang di

lakukan.
Dengan demikian unsur barang siapa telah terbukti sacara sah dan meyakinkan menurut

Hukum.

b. unsur Dengan sengaja dan melwan hukum mengaku sebagai milik sendiri barang sesuatu

yang seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain;

Berbicara mengenai pengertian “Dengan Sengaja” maka dapat di rumuskan

bahwa sengaja berarti menghendaki dan mengetahui apa yang dia perbuat dan di

lakukan.KUHP tidak menerangkan mengenai arti dan definisi tentang kesenggajaan atau

Dolus Intent opzet. Tetapi memorie van toelicthing (memori Penjelasan) mengartikan

kesengajaan sebagai menghendaki dan mengetahui. Kesenggajaan harus memiliki tiga

unsur dari tindak pidana, yaitu perbuatan yang di larang, akibat yang menjadi pokok

alasan di adakan larangan itu, dan bahwa perbuatan itu melanggar hukum, dalam

Crimineel Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) tahun 1809 di jelaskan

pengertian,”kesenggajaan adalah kemauan untuk melakukan itu justru dapat di katakana

bahwa ia menghendaki akibatnya, ataupun hak ikhwal yang menyertai.

Teori kehendak yang di ajarkan oleh Van Hippel (jerman) dengan karangannya

tentang “Die Grenze Von Vorzatz und Fahrlassigkeit” 1903 menerangkan bahwa sengaja

adalah kehendak untuk membuat suatu perbuatan dan kehendak untuk menimbulkan

akibat dari perbuatan itu, dengan kata lain apabila seseorang melakukan perbuatan yang

tertentu, tentu saja melakukannya itu kehendak menimbulkan akibat tertentu pula, krna ia

melakukan perbuatan itu justru dapat dikatakan bahwa ia menghendaki

akibatnya,ataupunhal ikhwal yang menyertai.


Teori pengetahuan /dapat membayangkan/ persangkaan yang di ajarkan oleh

Frank (Jerman) dengan karangannya tentang “Vortelung un Wile In der Modermer

Doluslehre” 1907, menerangkan bahwa tidaklah mungkin sesuatu akibat atau hal ikhwal

yang menyertai itu tidak dapat di katakana oleh perbuatannya tentu dapat di

kehendakinnya pula, karena manusia hanya dapat membayangkan/ menyangka terdapat

akibat atau hal ikhwal yang menyertai.

Menurut teori kehendak (willstheorie) adalah hal yang baik terhadap perbuatannya

maupun terhadap akibat atau hal ikhwal yang menyertai, dapat di kehendaki oleh si

pembuat, sehingga kesenggajaan si pembuat dapat di tujukan kepada perbuatan, akibat

dan hal ikhwal yang menyertai, sebaliknya menurut teori pengetahuan/ membayangkan/

persangkaan (Voorstellingstheorie ) bahwa akibat atau hal ikhwal yang menyertai itu tidak

dapat di kehendaki oleh si pembuat, sehingga kesenggajaan si pembuat hanya dapat di

tujukan kepada perbuatan saja.

Bahwa memiliki Dengan Melawan Hukum yang menurut memorie van toelichting

mengenai pembentukan dalam pasal 372 KUHP ini di tafsirkan sebagai cara melawan

Hukum menguasai sesuatupun seolah olah dia adalah pemilik dari benda tersebut,

padahal ia bukan pemiliknya. Selain itu Hoge raad menafsirkan perbuatan tersebut

sebagai “menguasai benda milik orang lain secara bertentangan dengan sifat dari pada

hak yang di miliki oleh si pelaku atas benda tersebut, sedangkan menurut

Prof.Mr.D.Simons di artikan sebagai membawa sesuatu benda di bawah kekuasaannya

yang nyata sebagimana yang dapat di lakukan oleh pemilikny atas benda tersebut,

sehingga berakibat bahwa kekuasaan atas benda itu menjadi di lepaskan dari pemiliknya.”
Selain itu Unsure ini juga menunjukan sifat melawan Hukum dari perbuatan yang

telah di lakukan oleh pelaku, dimana menurut Prof. Strijd Met Datgene berarti

bertentangan dengan kepatutan di dalam pergaulan masyrakat. Sedangkan Menurut

Prof.Van Bemmelen Van Hattum, yang di maksud dengan memiliki dengan melawan

hukum yaitu melakukan suatu perilaku yang mencerminkan putusan pelaku untuk secara

Mutlak melaksanakan kekuasaan yang nyata atas suatu benda.

Bahwa untuk menjelaskan unsur tersebut di atas maka terlebih dahulu akan di

jelaskan mengenai suatu pengertian barang yaitu bahwa perbuatanmenguasai bagi diri

sendiri secara melawan hukum itu harus di tujukan kepada benda-benda yang berwujud

dan bergerak. Sedangkan pengertian sebagian atau seluruhnya milik orang lain adalah

tidak setiap benda berwujud dan bergerak yang dapat di jadikan objek dari kejahatan

penggelapan, oleh kerena itu benda tersebut harus memenuhi syarat yakni di miliki oleh

orang lain dari sih pelaku itu sendiri.

Bahwa menurut S.R.Sianturi SH dalm buku Tindak Pidana KUHP mengemukan

bahw yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain (Saskol) berarti tidak saja

bahwa kepunyaan itu berdasarkan dari perundangan yang berlaku, tetapi juga

berdasaarkan Hukum (ADAT) yang berlaku.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan berupa keterangan saksi-

saksi bersesuaian antara satu dengan yang lainnya, barang bukti, di temukan fakta hukum bahwa

terdakwa merupakan Karyawn PT.Yong Xing Abadi Jaya, yang bekerja sebagai sales marketing

sejak tahun 2019 yang mempunyai tugas melakukan penjualan serta melakukan penagihan

terhadap Produk Ice Cream dari PT.Yong Xing Abadi Jaya. Bahwa berdasarkan Nota penjualan 25
mei 2019 terdakwa telah melakukan penagihan terhadap toko Tang cell yang telah melakukan

pembelian barang milik perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya dan oleh Pihak Toko Tang cell

telah melakukan pembayaran kepada terdakwa sebesar Rp.1.493.800,-(satu juta empat ratus

Sembilan puluh tiga ribu delapan ratus rupiah) namum setelah terdakwa menerima uang hasil

penagihan tersebut teryata oleh terdakwa tidak menyetorkan nya kepada pihak perusahaan

PT.YONG XING Abadi Jaya selanjutnya pada tanggal 03 Agustus 2019 terdakwa melakukan

penyetoran uang hasil penjualan barang kepada kasir perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya

sebesar Rp.6.035.200,- (enam juta tiga puluh lima ribu dua ratus rupiah). Padahal berdasarkan

nota jalan seharusnya terdakwa menyetorkan uang sebesar Rp.8.126.200,-(Delapan juta seratus

dua puluh enam ribu dua ratus rupiah). Sehingga terjadi selisih atas setoran tersebut kepada kasir

perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya. Selanjutnya pada tanggal 09 september 2019 terdakwa

melakukan penyetoran kepada kasir perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya terhadap DO kredit

barang yang terdakwa amabil berupa 5 (lima) Dos es krim chocolate yang totalnya seharga

Rp.16.070.000,-(enam juta tujuh puluh tiga ribu rupiah). Namum yang tedakwa setorkan hanya

sebesar Rp.15.641.000,-(lima belas juta enam ratus empat puluh satu ribu rupiah) sehingga terjadi

selisih atas setoran terdakwa tersebut sebesar Rp.432.000,- (empat ratus tiga puluh dua ribu

rupiah). Dan uang tersebut terdakwa ambil , sehingga jmlah total uang milik perusahaan PT.YONG

XING Abadi Jaya yang telah terdakwa ambil adalah sebesar Rp.3.925.800.- (Tiga juta Sembilan

ratus dua puluh lima ribu delapan ratus rupiah) dan uang tersebut telah habis terdakwa gunakan

untuk kepentingan pribadinya sendiri tanpa sepengetahuan atau Izin dari pihak perusahaan

PT.YONG XING Abadi Jaya selaku pemiliknya, sehingga akibat perbuatan terdakwa tersebut

mengakibatkan pihak perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya. Mengalami kerugian sebesar

Rp.3.925.800,-(tiga juta Sembilan ratus dua puluh lima ribu delapan ratus rupiah). Dan uang

tersebut telah habis terdakwa pergunakan untuk kepentingan Pribadinya sendiri tanpa
sepengetahuan atau seizing dari pihak perusahaan PT.Yong Xing Abadi Jaya, selaku pemiliknya

sehingga akibat perbuatan terdakwa mengakibatkan pihak perusahaan mengalami kerugian.

Dengan demikian Unsur “dengan sengaja dan melawan Hukum mengaku sebagai milik

sendiri barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain” telah terbukti

secara sah dan meyakinkan secara Hukum.

c. Unsur tatapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan :

Bahwa yang di maksud dengan ada dalam kekuasaannya bukan karna kejahatan yaitu

benda yang ada kepadanya adalah benda yang di kuasai oleh pelaku, tanpa menghiraukan

apakah ia secara pribadi menguasai benda tersebut ataukah menyuruh orang lain untuk

menguasainya. Termasuk kedalam pengertiannya adalah menyuruh pihak ketiga menyimpan

benda tersebut untuk kepentingannya.

Berada dalam kekuasaannya bukan karna kejahatan berarti juga sih pelaku melakukan

penguasaan yang nyata atas benda tersebut, yaitu bahwa benda tersebut berada dalam

kekuasaannya dan menguasai benda itu seolah olah I adalah pemiliknya.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan berupa keterangan saksi-

saksi, bersesuain antara satu dengan yang lainnya, barang bukti dan petunjuk di temukan fakta

hukum bahwa terdakwa yang bekerja sebagai sales Marketing mempunyai tugas dan tanggung

jawab untuk melakukan penjualan produk miik perusahaan, serta melakukan penagihan terhadap

faktur hasil penjulan barang yang telah di jual kemudian berdasarkan Nota penjualan tertanggal

25 mei 2019 terdakwa telah melakukan penagihan terhadap toko Tang cell yang telah melakukan
pembelian barang milik perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya dan oleh Pihak Toko Tang cell

telah melakukan pembayaran kepada terdakwa sebesar Rp.1.493.800,-(satu juta empat ratus

Sembilan puluh tiga ribu delapan ratus rupiah) namum setelah terdakwa menerima uang hasil

penagihan tersebut teryata oleh terdakwa tidak menyetorkan nya kepada pihak perusahaan

PT.YONG XING Abadi Jaya selanjutnya pada tanggal 03 Agustus 2019 terdakwa melakukan

penyetoran uang hasil penjualan barang kepada kasir perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya

sebesar Rp.6.035.200,- (enam juta tiga puluh lima ribu dua ratus rupiah). Padahal berdasarkan

nota jalan seharusnya terdakwa menyetorkan uang sebesar Rp.8.126.200,-(Delapan juta seratus

dua puluh enam ribu dua ratus rupiah). Sehingga terjadi selisih atas setoran tersebut kepada kasir

perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya. Selanjutnya pada tanggal 09 september 2019 terdakwa

melakukan penyetoran kepada kasir perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya terhadap DO kredit

barang yang terdakwa amabil berupa 5 (lima) Dos es krim chocolate yang totalnya seharga

Rp.16.070.000,-(enam juta tujuh puluh tiga ribu rupiah). Namum yang tedakwa setorkan hanya

sebesar Rp.15.641.000,-(lima belas juta enam ratus empat puluh satu ribu rupiah) sehingga terjadi

selisih atas setoran terdakwa tersebut sebesar Rp.432.000,- (empat ratus tiga puluh dua ribu

rupiah). Dan uang tersebut terdakwa ambil , sehingga jmlah total uang milik perusahaan PT.YONG

XING Abadi Jaya yang telah terdakwa ambil adalah sebesar Rp.3.925.800.- (Tiga juta Sembilan

ratus dua puluh lima ribu delapan ratus rupiah) dan uang tersebut telah habis terdakwa gunakan

untuk kepentingan pribadinya sendiri tanpa sepengetahuan atau Izin dari pihak perusahaan

PT.YONG XING Abadi Jaya selaku pemiliknya, sehingga akibat perbuatan terdakwa tersebut

mengakibatkan pihak perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya. Mengalami kerugian sebesar

Rp.3.925.800,-(tiga juta Sembilan ratus dua puluh lima ribu delapan ratus rupiah).
Dengan demikian Unsur ”Tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”

telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut Hukum.

d. Unsur yang di lakukan oleh yang penguasaannya terhadap barang di sebapkan karena adanya

hubungan kerja atau karna pencahariannya atau karena mendapat upah untuk itu;

Bahwa berhubungan dengan pekerjaannya di dalam pasal ini adalah terjemahan dari kata

mata pencarian, di mana barang yang di kuasai seseorang dalam hubungan kerjanya tersebut

misalnya uang belanja yang di kuasai oleh seorang pembantu rumah tangga yang di perinthkan

leh majikannnya untuk belanja ke pasar. Benda yang di kuasai seseorang “karena mata

Pencahariannya” itu adalah uang perusahaan yang di kuasai oleh seorang kasir yang bekerja pada

perusahaan tersebut.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan berupa keterangan saksi-

saksi yang bersesuaian antara satu dengan yang lainnya, barang bukti dan petunjuk di temukan

fakta hukum bahwa terdakwa bekerja sebagai sales marketing di perusaaan PT.Yong Xing Abadi

Jaya, sejak tahun 2019 di mana terdakwa mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu melakukan

penjualan produk-produk milik perusahaan PT.Yong Xing abadi Jaya, berdasarkan faktur yng di

keluarkan dari perusahaan, melakukan penagihan terhadap faktur hasil penjualan barang yang

telah di jual di wilayah, kec.manggala dan kec Makassar dan mendapatkan gaji sebesar

Rp.2.500.000,-(dua juta lima ratus ribu rupiah). Kemudian berdasarkan Nota penjualan Tertanggal

25 mei 2019 terdakwa telah melakukan penagihan terhadap toko Tang cell yang telah melakukan

pembelian barang milik perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya dan oleh Pihak Toko Tang cell

telah melakukan pembayaran kepada terdakwa sebesar Rp.1.493.800,-(satu juta empat ratus

Sembilan puluh tiga ribu delapan ratus rupiah) namum setelah terdakwa menerima uang hasil
penagihan tersebut teryata oleh terdakwa tidak menyetorkan nya kepada pihak perusahaan

PT.YONG XING Abadi Jaya selanjutnya pada tanggal 03 Agustus 2019 terdakwa melakukan

penyetoran uang hasil penjualan barang kepada kasir perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya

sebesar Rp.6.035.200,- (enam juta tiga puluh lima ribu dua ratus rupiah). Padahal berdasarkan

nota jalan seharusnya terdakwa menyetorkan uang sebesar Rp.8.126.200,-(Delapan juta seratus

dua puluh enam ribu dua ratus rupiah). Sehingga terjadi selisih atas setoran tersebut kepada kasir

perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya. Selanjutnya pada tanggal 09 september 2019 terdakwa

melakukan penyetoran kepada kasir perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya terhadap DO kredit

barang yang terdakwa amabil berupa 5 (lima) Dos es krim chocolate yang totalnya seharga

Rp.16.070.000,-(enam juta tujuh puluh tiga ribu rupiah). Namum yang tedakwa setorkan hanya

sebesar Rp.15.641.000,-(lima belas juta enam ratus empat puluh satu ribu rupiah) sehingga terjadi

selisih atas setoran terdakwa tersebut sebesar Rp.432.000,- (empat ratus tiga puluh dua ribu

rupiah). Dan uang tersebut terdakwa ambil , sehingga jmlah total uang milik perusahaan PT.YONG

XING Abadi Jaya yang telah terdakwa ambil adalah sebesar Rp.3.925.800.- (Tiga juta Sembilan

ratus dua puluh lima ribu delapan ratus rupiah) dan uang tersebut telah habis terdakwa gunakan

untuk kepentingan pribadinya sendiri tanpa sepengetahuan atau Izin dari pihak perusahaan

PT.YONG XING Abadi Jaya selaku pemiliknya, sehingga akibat perbuatan terdakwa tersebut

mengakibatkan pihak perusahaan PT.YONG XING Abadi Jaya. Mengalami kerugian sebesar

Rp.3.925.800,-(tiga juta Sembilan ratus dua puluh lima ribu delapan ratus rupiah).

Dengan demikian unsur yang di lakukan oleh yang penguasaannya terhadap barang di

sebapkan karena adanya hubungan kerja atau karena pencahariannya atau karena mendapat

upah untuk itu “telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut Hukum.
Berdasarkan uraian tersebut maka kami berpendapat bahwa Ika Hariati telah terbukti

secara sah dan meyakinkan melakukan “pidana penggelapan dalam jabatan “ sebagimana di atur

dan di ancam pidana dalam Pasal 374 KUHP yang unsur unsurnya telh terpenuhi dan oleh karena

nya terdakwa di jatuhkan pidana sesuia dengan kesalahannya tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan di persidangan terhadap diri terdakwa tidak di temukan

alasan pemaaf dan maupun alasan pembenar yang dapat menghapus kesalahannya dari

pertanggung jawaban pidana, sehingga sepatutnya terdakwa di jatuhi hukuman yang setimpal

menurut hukum pidana yang berlaku di Indonesia.

1. Hal-hal yang memberatkan

- Akibat perbuatan terdakwa megakibatkan PT.Yong Xing abadi Jaya mengalami

kerugian;

2. Hal-hal yang merigankan :

- Terdakwa berjanji tidak akan mengulagi perbutannya

- Terdakwa belum perna di hukum

- Terdakwa masih muda dan ingin bekerja

- Terdakwa sopan dalam persidangan

Berdasarkan dari uraian di maksud kami jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini memperhatikan

ketentuan Undang-Undang yang bersangkutan ;

MENUNTUT

Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar yang memeriksa dan mengadili

perkara ini memutuskan


1. Menyatakan terdakwa Ika Hariati telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana “penggelapan dala jabatan” sebagaimana di atur dan di

ancam pidana dalam pasal 374 KUHP yang di dakwakan kepada terdakwa dalam

dakwaan kesatu;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Ika Hariati oleh karena itu dengan pidana

penjara selama satu tahun dengan di kurangi dari masa penangkapan dan masa

penahanan yang telah di jalani oleh terdakwa denan perintah terdakwa tetap di tahan

di Rutan Kelas I Makassar;

3. Menyatakan barang bukti berupa ;

- Surat jalan warna merah tertanggal 25-05-2019 atas nama sales Ika Hariati yang tercantum

harga sebesar Rp.12.945.000,-(Dua belas juta Sembilan ratus empat puluh lima ribu rupiah);

- Nota Penjualan PT.Yong Xing Abadi Jaya atas nama Toko Tang Cell jalan Toa Daeng

tertanggal 25 mei 2019 atas nama sales Ika Hariati yang bertuliskan Rp.1.493.800,-(satu juta

empat ratus Sembilan puluh tiga ribu delapan ratus rupiah);

- 1 (satu) lembar rincian uang nama sales Ika Hariati penjual tertanggal 25 mei 2019;

- 1 (satu) buku bertuliskan Ika Hariati yang tertulis tanggal 25 mei 2019 toko tang Cell jumlah

Rp.1.493.800,-(satu juta empat ratus Sembilan puluh tiga ribu delapan ratus rupiah),

- 1 (satu) lembar surat jalan warna merah tertanggal 03 agustus 2019 yang tertuliskan Ika –

Enal jumlah Rp.8.126.200,-(Delapan juta seratus dua puluh enam ribu dua ratus rupiah);

- 1 (satu) lembar rincian uang atas nama Ika hariatitanggal 03 agustus 2019 yang bertuliskan

kredit Toko Ika Jumlah Rp.2.000.000,-(dua juta rupiah) yang di tanda tangani oleh Admin atas

nama Reski dan sales Tanpa Nama;


- 1 (satu) lembar catatan tekor warna putih atas nama sales Ika sebesar Rp.2.000.000,-(dua juta

rupiah) tertanggal 03 agustus 2019;

- 1 (satu) lembar surat putih atas nama sales Ika/sharil tertanggal 09/09/2019 yang bertuliskan

Rp.16.073.000,-(enam juta tujuh puluh tiga ribu rupiah);

- 1 (satu) lembar Nota PT.Yong Xing Abadi Jaya warna putih tertanggal 09/09/2019 atas nama

sales Ika hariati bertuliskan Rp.15.641.000,-(lima belas juta enam ratus empat puluh satu ribu

rupiah);

- 1 (satu) lembar kredit transfer atas nama sales Ika hariati tertanggal 09/09/2019 bertuliskan

DO ika lima dos cup dengan jumlah Rp.432.000,-(empat ratus tiga puluh dua ribu rupiah);

- 1 (satu) lembar hasil Audit internal PT.Yong Xing Jaya yang di tanda tangani oleh kasir dan

HRD tertanggal 01 November 2019 dengan jumlah Rp.3.925.800,-(tiga juta Sembilan ratus

dua puluh lima ribu delapan ratus rupiah); tetap terlampir dalam berkas perkara .

4.menetapkan agar terdakwa di bebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,-

(Dua Ribu Rupiah).

Demikian tuntutan pidana yang di bacakan dan di serahkan dalam siding hari ini.

Anda mungkin juga menyukai